Anda di halaman 1dari 10

IJPHN 1 (3) (2021) 590-599

Indonesian Journal of Public Health and Nutrition


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/IJPHN

Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular Berbasis Posbindu di Wilayah Kerja


Puskesmas Bawen

Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono


Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Article Info Abstrak


Article History: Latar Belakang: Puskesmas Bawen merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten Semarang
Submitted 30 Oktober 2021 dengan capaian distribusi Posbindu sebesar 100% di tahun 2019. Namun capaian standar pe-
Accepted 15 Desember 2021 layanan minimal bidang kesehatan Puskesmas Bawen belum mencapai target yaitu hipertensi
Published 15 Desember 2021 dengan data pelayanan sebesar 31%, diabetes melitus 32%, dan pelayanan kesehatan usia
produktif sebesar 22%. Penelitia ini bertujuan untuk mengevaluasi Pelaksanaan Posbindu
Keywords: PTM Siwiraharja Kelurahan Bawen.
Evaluation, Policy,
Metode : Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan dipilih
Posbindu PTM
menggunakan teknik purposive sampling. Informan utama berjumlah 5 orang dan informan
DOI:
triangulasi berjumlah 5 orang. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara
https://doi.org/10.15294/ mendalam, observasi partisipasi dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan model Miles
ijphn.v1i3.51428 dan Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDM belum mencukupi belum dilakukan
pelatihan kader, keterbatasan dana, sarana prasarana belum memadahi, belum adanya buku
pedoman yang menjangkau ke semua kader, sasaran belum sesuai dengan yang ditentukan,
tidak ada perencanan kegiatan secara tertulis, koordinasi sudah baik, pelaksanaan belum
sesuai dengan yang ditentukan, pemantauan dilakukan dengan melihat data riwayat peserta,
dan cakupan kegiatan belum memenuhi.
Kesimpulan : Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan program Posbindu PTM
Puskesmas Bawen seperti kurangnya sumber daya manusia, sarana prasarana yang belum
mencukupi, belum tepat sasaran, pelaksanaan belum menerapkan sistem 5 meja, juga belum
adanya penetapan target program yang dpaat mengukur keberhasilan program.

Abstract
Background: The Bawen Health Center is one of the health centers in Semarang Regency with
a Posbindu distribution achievement of 100% in 2019. However, the achievement of minimum
service standards in the health sector of the Bawen Health Center has not yet reached the target,
namely hypertension with service data of 31%, diabetes mellitus 32%, and age health services.
productive by 22%.
Methode : This type of research was qualitative with a case study design. Informants were se-
lected by puposive sampling technique. The main informants were 5 people and the triangulation
informants were 5 people. The data collection techniques used were in-depth interview, par-
ticipatory observation and documentation. Data were analyzed using the Miles and Huberman
model, that was data reduction, data presentation and conclusion. Result : The results showed
that there were insufficient human resources for cadre training, limited funds, inadequate in-
frastructure, no guidelines that reached all cadres, targets were not in accordance with what
was determined, there was no activity plan, coordination was good, implementation was not as
determined, monitoring is done by looking at participant history data, and the scope of activities
that have not been achieved.
Conclution : There are several obstacles in the implementation of the Posbindu PTM Puskesmas
Bawen program such as lack of human resources, inadequate infrastructure, not yet on target,
implementation has not implemented the 5 table system, nor has the target program been set that
can measure the success of the program.
© 2021 Universitas Negeri Semarang


Correspondence Address: pISSN 2798-4265
Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
Email : fiolitayunia@gmail.com
590 eISSN 2776-9968
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

Pendahuluan Posbindu PTM sebesar 40.999 desa atau


Di Indonesia dalam beberapa dasawarsa 50,6% dari 80.983 desa/kelurahan di Indonesia
terakhir menghadapi masalah kesehatan yang sudah melakukan kegiatan Posbindu PTM
sering disebut triple burden diseases atau tiga (Rahadjeng & Nurhotimah, 2020). Di Jawa
beban penyakit yaitu penyakit menular (PM), Tengah persentase desa/kelurahan yang
penyakit menular baru, dan penyakit tidak melaksanakan kegiatan Posbindu PTM tahun
menular (PTM) (Kemenkes, 2018). Data WHO 2018 sebesar 57,3% atau 4.904 desa/kelurahan
menunjukkan bahwa pada tahun 2016 sekitar (Dinkes Jateng, 2018). Di Kabupaten Semarang
71% penyebab kematian di dunia adalah sendiri terdapat 213 Posbindu yang tersebar
penyakit tidak menular yang membunuh 36 juta di seluruh kecamatan (Dinkes Kabupaten
jiwa per tahun (p2ptm, 2019). Diproyeksikan, Semarang, 2018).
penyakit tidak menular seperti kanker, Puskesmas Bawen merupakan salah satu
jantung, DM, serta penyakit kronik lainnya puskesmas di Kabupaten Semarang dengan
akan mengalami peningkatan yang signifikan capaian distribusi Posbindu sebesar 100% di
pada tahun 2030. Data riset kesehatan dasar tahun 2019. Namun capaian standar pelayanan
yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan minimal bidang kesehatan Puskesmas Bawen
menunjukkan prevalensi penyakit tidak belum mencapai target seperti yang telah
menular di Indonesia seperti hipertensi pada ditetapkan pemerintah melalui Permenkes
usia ˃18 tahun berdasarkan diagnosis dokter Nomor 43 Tahun 2016 yaitu 100%, hal ini
tahun 2018 yaitu sebesar (34,1%), asma dilihat dari pelayanan kesehatan yang menjadi
sebesar (4,5%), diabetes melitus berdasarkan sasaran dalam program Posbindu PTM yaitu
diagnosa dokter sebesar (2,0%), PJK umur 15 hipertensi dengan data pelayanan sebesar 31%,
tahun sebesar (1,5%), stroke sebesar (10,9%) diabetes melitus 32%, dan pelayanan kesehatan
dan kanker sebesar (1,8%), (Kemenkes, 2019). usia produktif sebesar 22%, (Kemenkes, 2016).
Di Provinsi Jawa Tengah sendiri prevalensi Hasil wawancara kepada penanggung jawab
PTM tertinggi yaitu hipertensi sebesar 57,10 program Posbindu mengemukakan bahwa
%,dan diabetes militus sebesar 20,57% (Dinas target program Posbindu di Puskesmas Bawen
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2020). adalah semua usia produktif memeriksakan
Sedangkan di Kabupaten Semarang jumlah kesehatannya di Posbindu PTM. Namun
kasus penyakit tidak menular tahun 2018 yaitu berdasarkan data kunjungan posbindu
penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar Puskesmas Bawen tahun 2019 diperoleh sebesar
62.415 kasus, Diabetes Melitus sebesar 21.541 7.937 peserta yang hadir dari 37.962 peserta,
kasus dan asma bronkial sebesar 3.633 kasus. atau sekitar 20,9% dari total usia produktif. Hal
(Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2019). ini berarti capaian kunjungan posbindu tidak
Upaya pengendalian penyakit tidak sesuai dengan target yang ditetapkan dalam
menular dilakukan melalui program Posbindu juknis Kementerian Kesehatan yakni diatas
PTM yang diselenggarakan berdasarkan 50%.
permasalahan PTM yang ada di masyarakat Berdasarkan hasil penelitian dari
dan mencakup berbagai upaya promotif dan Yulia Primiyani, dkk, menjelaskan bahwa
preventif serta pola rujukannya, (Ambarwati pelaksanaan posbindu PTM belum tercapai
& Ferianto, 2019). Posbindu PTM merupakan sesuai target kementerian kesehatan karena
suatu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat dinilai cakupan kunjungan masyarakat yang
(UKBM) dimana peran serta masyarakat rendah disebabkan masih adanya keterbatasan
sangatlah diperlukan, dengan target sasaran dalam sarana dan prasarana, kurangnya
dari program ini adalah usia 15-59 tahun. sosialisasi baik itu lintas program maupun
Tujuannya adalah untuk meningkatkan peran lintas sektor sehingga disarankan untuk
serta masyarakat dalam pencegahan dan meningkatkan cakupan kunjungan melalui
penemuan dini faktor risiko PTM (Febrianti, dinas kesehatan agar pemerintah daerah
2017). Menurut Profil Kesehatan Indonesia mempunyai inovasi dalam memberikan
tahun 2019, dalam skala nasional Desa/ pelayanan ke masyarakat (Primiyani et al.,
Kelurahan yang menyelenggarakan kegiatan 2019). Menurut data Puskesmas Bawen,

591
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

Posbindu di Kelurahan Bawen memiliki registrasi, wawancara sederhana, pengukuran,


cakupan kunjangan yang lebih rendah pemeriksaan, dan konseling oleh petugas
dibandingkan dengan Posbindu di Kelurahan kesehatan. Namun pengukuran analisis lemak
Harjosari, yaitu sebesar 23,8 %, dan Kelurahan dan beberapa pemeriksaan belum dijalankan
Harjosari sebanyak 28%. Hal ini berarti capaian seperti pemeriksaan fungsi paru, pemeriksaan
kunjungan posbindu belum memenuhi target kadar alkohol pernafasan, tes amfemin urin
yang ditetapkan dalam Juknis Kementerian dan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat
Kesehatan yakni diatas 50%. Selain itu Posbindu (IVA). Sesuai dengan penelitian (Yovi, 2018)
Siwi Raharja Kelurahan Bawen merupakan pelaksanaan posbindu PTM di Wilayah Kerja
Posbindu yang telah memiliki posbindu kit Puskesmas Kota Matsum telah dilakukan
mandiri seperti sfigmomanometer dan tes lab dengan sistem 5 tahap, namun belum semua
hampir disetiap posnya namun pemanfaatan pengukuran dan pemeriksaan dapat dilakukan.
program posbindu terbilang rendah dilihat Berdasarkan masalah di atas maka perlu
dari angka kunjungannya. Keterbatasan sarana dilakukan penelitian atau kajian yang secara
dan prasarana juga menjadi kendala dalam spesifik bertujuan untuk mengetahui Evaluasi
pelaksanaan program posbindu di Kelurahan Pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit
Bawen. Tidak Menular Berbasis Posbindu Di Wilayah
Hasil studi pendahuluan dengan Kerja Puskesmas Bawen.
Penanggung jawab program posbindu PTM
yang berada di bagian (P2PTM) Puskesmas Metode
Bawen menjelaskan bahwa belum semua Jenis penelitian ini adalah penelitian
Posbindu PTM aktif melaksanakan kegiatan kualitatif dengan pendekatan deskriptif
termasuk di Posbindu Kelurahan Bawen, dan analitik, melalui metode wawancara mendalam
juga adanya keterbatasan alat yang digunakan (in depth interview). Penelitian dilakukan
dalam Posbindu menjadi halangan saat pada bulan Juni 2021 di wilayah kerja
pelaksanaan program. Selanjutnya, berdasarkan Puskesmas Bawen. Variabel yang dianalisis
hasil wawancara terhadap kader posbindu PTM dalam penelitian ini adalah Input yang
diperoleh informasi bahwa belum adanya alat meliputi sumber daya manusia, dana, sarana
pantau individu berupa Kartu Menuju Sehat dan prasarana, peraturan, sasaran. Process
(KMS) FR-PTM, dalam pelaksanaan kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
posbindu juga tidak selalu dihadiri oleh pelaksanaan, pemantauan. Serta Output
petugas kesehatan dari puskesmas, dan masih melipti cakupan kegiatan. Informan penelitian
didapatkan bahwa data kunjungan posbindu dipilih dengan menggunakan teknik purposive
PTM tidak dilaporkan kepada Puskesmas. sampling. Informan utama yaitu Kader
Dalam kunjungan Posbindu, rata- Posbindu. Sedangkan informan triangulasi
rata peserta di wilayah kerja Puskesmas yaitu Pemegang program Posbindu Dinkes
Bawen didominasi oleh lansia. Hal ini sejalan Kabupaten Semarang, Pemegang program
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lutfy Posbindu Puskesmas Bawen, Sekretaris Lurah,
Laksita Pranandari, Septo Pawelas Arso, dan Peserta Posbindu. Pengolahan data dimulai
2017) bahwa pelaksanaan Posbindu PTM dari proses pengumpulan data, reduksi,
Puskesmas Banguntapan belum mencakup penyajian data, penarikan kesimpulan dan yang
semua kelompok usia sasaran Posbindu PTM terakhir dilakukan uji validitas menggunakan
yaitu 15 tahun ke atas. Disamping itu diketahui triangulasi sumber dan reliabilitas dengan
bahwa peserta Posbindu PTM Siwi Raharja melakukan auditing yaitu pengecekan kembali
didominasi oleh perempuan, hal ini sejalan hasil penelitian.
dengan penelitian (Kusumah & Purnaningsih,
2020) yang mengatakan bahwa Program Hasil dan Pembahasan
Posbindu Melati masih didominasi oleh lansia Gambaran Umum Karakteristik Informan
perempuan dibandingkan dengan lansia laki – Penelitian
laki. Kegiatan dalam Posbindu PTM Puskesmas Penelitian dilakukan dengan wawancara
Bawen telah mencakup 5 tahap layanan berupa mendalam kepada 10 informan terdiri dari 5

592
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

informan utama dan 5 informan triangulasi pengetahuan dan informasi terkait pelaksanaan
yang dipilih berdasarkan kesesuaian program Posbindu PTM.
Tabel 1. Karakteristik Informan Utama
Umur
Kode Pendidikan Jabatan Masa Kerja
(tahun)
IU 1 40 SMK Kader 5 tahun
IU 2 36 SMK Kader 3 tahun
IU 3 42 SMP Kader 4 tahun
IU 4 40 SMA Kader 5 tahun
IU 5 36 SMA Kader 2 tahun
Tabel 1. menunjukkan bahwa 5 informan bekerja di sebagai kader posbindu selama lebih
utama yaitu IU 1, IU 2, IU 3, IU 4, da IU 5 dari 2 tahun.
memiliki jenjang usia 36-42 tahun dan telah
Tabel 2. Karakteristik Informan Triangulasi
Umur
Kode Pendidikan Jabatan Masa Kerja
(tahun)
IT 1 54 D3 Staf Seksi PTM Dinkes Kabupaten 9 tahun
Semarang
IT 2 44 D4 Penanggung jawab Posbindu Puskesmas 22 tahun
Bawen
IT 3 39 S2 Sekretaris Lurah 3 tahun
IT 4 36 SMK Ibu rumah tangga(Peserta)
IT 5 53 SD Buruh Harian (Peserta)
Tabel 2. Menunjukkan bahwa informan triangulasi terdiri dari 5 orang dengan jenjang usia antara 36-54
tahun.

Deskripsi dan Analisis Variabel dalam Pelak- kerja Puskesmas Muara Bungo I dilaksanakan
sanaan Program Posbindu PTM oleh lima orang kader di tiap posbindu, melalui
Input koordinasi yang baik dengan petugas kesehatan
Sumber Daya Manusia wilayah setempat serta dukungan tokoh
Ketersediaan sumber daya manusia masyarakat setempat.
dalam pelaksanaan program posbindu ptm Untuk rata-rata tingkat pendidikan
di wilayah kerja Puskesmas Bawen belum kader posbindu ptm di wilayah kerja
memadahi. Berdasarkan Buku Panduan Puskesmas Bawen sendiri yaitu tamatan SMP
Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu dari dan SMK. Hal ini sesuai dengan penelitian
Kemenkes RI, pada saat penyelenggaraan yang dilakukan oleh (Lismayanti & Rosidawati,
posyandu minimal jumlah kader adalah 5 2018). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
(lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah bahwa kader posbindu ptm mengalami
langkah yang dilaksanakan oleh posbindu, kesulitan dalam proses perekrutan kader,
yakni yang mengacu pada sistim 5 tahap. Hasil dimana minat masyarakat untuk menjadi kader
penelitian menyatakan bahwa jumlah kader sangat rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian
di masing-masing posbindu ptm di wilayah yang dilakukan oleh (Budi, 2011) di mana
kerja Puskesmas Bawen hanya 2 orang saja, hal hambatan yang terkait dengan keaktifan kader
ini tentu belum memenuhi persyaratan yang posyandu yaitu pengetahuan kader, pelatihan
tertera dalam buku petunjuk teknis posbindu dan pembinaan kader, proses pemilihan kader
yaitu minimal 5 orang dalam setiap posbindu. dan keikutsertaan kader dengan organisasi
Ada pula beberapa posbindu yang kadernya yang lain.
merangkap tugas di posyandu balita maupun Upaya yang dilakukan Puskesmas
posyandu lansia. Hal ini berbeda dengan hasil Bawen untuk meningkatkan pengetahuan
penelitian (Sicilia et al., 2018) yang menyatakan dan keterampilan kader adalah dengan
bahwa posbindu PTM yang ada di wilayah mengadakan pelatihan atau sosialisasi untuk

593
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

kader yang dilaksanakan setiap satu tahun ada beberapa posbindu masih belum memiliki
sekali. Selain itu, tenaga kesehatan puskesmas posbindu kit, dan masih dipinjami oleh pihak
juga memberikan bimbingan kepada kader puskesmas dalam pelaksanaannya. Selama ini,
ketika hari pelaksanaan posbindu ptm. Hal ini sarana dan prasarana yang digunakan dalam
sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Asri, kegiatan Posbindu PTM adalah timbangan,
Mulyono & Khasanah, 2020) bahwa terdapat alat ukur tinggi badan, alat ukur lingkar perut,
pengaruh pelatihan kader posbindu terhadap tensimeter, alat pemeriksaan kolesterol, alat
perilaku deteksi dini hipertensi. pemeriksaan asam urat, alat pemeriksaan gula
Pembiayaan. darah serta buku pencatatan Kader untuk
Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan pencatatan dan pelaporan, yang
program posbindu di wilayah Puskesmas mana semua alat tersebut masih dalam kondisi
Bawen berasal dari swadaya masyarakat baik. Namun, ditemukan kendala bahwa di
setempat. Selain itu juga didapat dari iuran beberapa posbindu alat yang digunakan untuk
per dawis atau PKK setempat yang kemudian pelaksanaan kegiatan masih gabung dengan
dana tersebut masuk ke dalam kas dan dikelola posyandu, seperti timbangan, dan meteran,
untuk pelaksanaan posbindu. Masing-masing hal ini tentu akan menghambat keberjalanan
posbindu juga memberlakukan tarif untuk program Posbindu PTM.
pemeriksaan laboraturium yang disediakan Sedangkan sarana dan prasarana yang
di masing-masing pos, yang mana penetapan belum tersedia antara lain peakflowmeter,
besaran tarif ini berdasarkan hasil musyawarah analisa lemak tubuh, alat ukur kadar alkohol
bersama. Besaran tarif yang ditetapkan di pernafasan, tes amfetamin urin kit dan IVA
masing-masing posbindu berkisar antara kit maupun kamar khusus untuk pemeriksaan
20.000-30.000 per cek labnya, hal ini tergantung IVA serta dalam kegiatan konsultasi/edukasi
pada jenis cek lab yang digunakan. Selanjutnya belum ada alat bantu media KIE (Komunikasi,
uang hasil dari pengecekan lab tersebut masuk Informasi dan Edukasi) melainkan hanya berupa
ke dalam kas posbindu, yang kemudian akan arahan atau penjelasan langsung. Penelitian ini
dikelola untuk membeli stik lagi. sejalan dengan (Mahdur & Sulistiadi, 2020)
Sumber dana yang sedikit menjadi bahwa efek dari input posbindu PTM seperti
penghambat dalam pelaksanaan program. sumber daya manusia, pendanaan, dan sarana
Kurangnya sumber dana sangat berpengaruh prasarana yang kurang memadai menyebabkan
seperti kinerja kader menjadi kurang optimal saat implementasi tetap dilakukan sesuai
dan kurangnya motivasi masyarakat untuk SOP meskipun terdapat beberapa hambatan
mengikuti Posbindu PTM dikarenakan harus dan seadanya. Selain kendala mengenai alat
membayar untuk pemeriksaan (Mahdur & terdapat juga kendala mengenai tempat.
Sulistiadi, 2020). Dari Puskesmas sendiri Tempat pelaksanaan posbindu di Kelurahan
untuk pelaksanaan kegiatan posbindu Sumber Bawen masih menumpang di rumah salah
dana dalam pelaksanaan program Posbindu satu kadernya, karena belum memiliki
PTM berasal dari BOK (Biaya Operasional tempat khusus pelaksanaan posbindu, kurang
Kesehatan). Dana ini hanya dialokasikan untuk tersedianya halaman yang luas mengakibatkan
kegiatan pembinaan dan pelayanan Posbindu kurang maksimalnya pelaksanaan kegiatan.
PTM selama satu kali pertemuan dalam Peraturan
setahun. Peraturan digunakan sebagai pedoman
Sarana Prasaana dalam pelaksanaan program posbindu ptm.
Hampir semua posbindu di wilayah Peraturan pelaksanaan posbindu PTM ini
kerja Puskesmas Bawen telah memiliki terdapat dalam buku pedoman umum pos
posbindu kit seperti alat tensi, alat cek lab, pembinaan terpadu penyakit tidak menular
timbangan, dan sebagainya. Hal ini karena dan buku petunjuk pelaksanaan Posbindu
di awal tahun 2019 Kelurahan Bawen PTM bagi kader. Berdasarkan hasil penelitian
memberikan bantuan alat kesehatan yaitu di posbindu wilayah kerja Puskesmas Bawen
tensi dan cek laboraturium kepada seluruh didapatkan bahwa sudah terdapat buku
posyandu di wilayah kelurahan Bawen. Namun Panduan Posbindu PTM di Puskesmas Bawen.

594
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

Namun, buku Panduan ini belum menjangkau kader yaitu mengingatkan jadwal dan mengajak
ke semua kader, buku tersebut hanya dimiliki masyarakat memeriksakan diri ke Posbindu,
oleh Puskesmas. Belum diberikannya buku menyiapkan perlengkapan Posbindu termasuk
panduan pelaksanaan kegiatan posbindu bagi form pendaftaran, peralatan, media penyuluhan
kader menyebabkan pelaksanaan program dan perlengkapan pendukung seperti meja dan
Posbindu PTM Puskesmas Bawen menjadi alat-alat tulis. Selama ini, tanggal, waktu, dan
kurang optimal. Hal ini sejalan dengan tempat pelaksanaaan posbindu gabung atau
penelitian (Lutfy Laksita Pranandari, Septo bersamaan dengan kegiatan posyandu balita.
Pawelas Arso, 2017) yang mengatakan bahwa Setelah itu dilakukan pengecekan alat yang
tidak semua Kader Posbindu PTM Puskesmas digunakan dalam pelaksanaan kegiatan seperti
Banguntapan menerima Buku Pedoman mengecek tensimeter, cek laboraturium, dan
Posbindu PTM. timbangan, juga memastikan bahwa alat yang
Sasaran akan digunakan itu lengkap dan berfungsi
Sasaran dalam pelaksanaan posbindu dengan baik. Selain dilakukan pengecekan alat,
ptm yaitu semua masyarakat lali-laki maupun kader juga mempersiapkan berkas seperti buku
perempuan dengan usia 15 sampai 59 tahun. pencatatan posbindu ptm.
Dari hasil penelitian, pelaksanaan posbindu Tujuan dari penyelenggaraan Posbindu
ptm di wilayah kerja puskesmas Bawen belum PTM adalah untuk meningkatkan peran serta
sesuai dengan sasaran yang di tetapkan, karena masyarakat dalam melakukan pencegahan dan
masyarakat yang berkunjung di kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM. Namun, dalam
posbindu masih banyak dominasi oleh pelaksanaan Posbindu PTM Puskesmas Bawen
masyarakat yang berusia 30 tahun ke atas dan selama ini belum menetapkan target yang
juga lansia. Hal ini sesuai dengan penelitian dapat mengukur keberhasilan program. Jika
(Ayu, 2018) bahwa kenyataannya pasien yang dari Puskesmas sendiri mengharapkan target
datang ke posbindu hanyalah masyarakat yang kunjungan adalah 100%. Untuk meningkatkan
berusia 30 tahun keatas dengan jumlah peserta kunjungan terdapat beberapa strategi
yang masih sedikit dikarenakan kurangnya yang akan dilakukan oleh kader maupun
antusias masyarakat. Selain itu peserta posbindu petugas Puskesmas yaitu untuk kedepannya
ptm kelurahan Bawen juga didominasi oleh pelaksanaan Posbindu PTM akan dilakukan
perempuan. dengan jemput bola dimana jika ada peserta
Untuk meningkatkan angka yang tidak dapat hadir kader akan melakukan
kunjungan ke posbindu ptm, kader melakukan kunjungan rumah. Strategi tersebut sesuai
berbagai upaya seperti menginformasikan dengan penelitian (Primiyani et al., 2019) bahwa
pelaksanaan program melalui speaker masjid, strategi dalam pelaksanaan Posbindu PTM di
membagikan pesan melalui grup WhatsApp, Kota Solok dengan mengingatkan jadwal dan
dan mengadakan kegiatan senam bersama. mengajak masyarakat memeriksakan diri ke
Process Posbindu, menyiapkan perlengkapan posbindu
Perencanaan termasuk form pendaftaran, peralatan dan
Berdasarkan hasil penelitian proses perlengkapan pendukung seperti meja dan alat
perencanaan sebelum melaksanakan kegiatan alat tulis. Bahkan kader juga menyempatkan
posbindu dilakukan dengan koordinasi diri untuk mengunjungi rumah masyarakat
antara kader dan puskesmas. Perencanaan sekitar yang tidak sempat hadir datang periksa
yang dilakukan dengan puskesmas meliputi ke Posbindu PTM.
penetapan tanggal dan tempat pelaksanaan Pengorganisasian
kegiatan. Setelah memastikan tanggal, waktu, Penanggung jawab program posbindu
dan tempat pelaksanaan, kemudian kader akan adalah pemegang program P2PTM Puskesmas
membagikan informasi pelaksanaan kegiatan Bawen. Sedangkan dalam pelaksanaan
posbindu sehari sebelum pelaksanaan melalui dilapangan, ketua juga sebagai penanggung
WhatsApp grup warga, dan juga speaker jawab terhadap program posbindu. Kader
masjid. Hal ini sesuai dengan penelitian dan Petugas Puskesmas bertugas dalam
(Wahyu Pudji Nugraheni, 2018) bahwa tugas memberikan pelayanan sesuai dengan tahapan

595
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

layanan Posbindu PTM. Kader memberikan peserta, wawancara yang dilakukan merupakan
layanan sesuai dengan kemampuan, tugas kader wawancara mengenai identitas peserta, untuk
lebih ke bagian pencatatan dan pengukuran dan tahap wawancara faktor risiko sendiri belum
Petugas Puskesmas memberikan layanan selain dilakukan. Tahap wawancara ini dilakukan
yang diberikan kader. Tahapan layanan yang oleh kader yang ada di meja pertama, jadi
dimaksud adalah pendaftaran dan pencatatan, bersamaan dengan pencataan peserta, hal ini
wawancara, pengukuran, pemeriksaan dan dikarenakan wawancara yang ditanyakan hanya
konsultasi/edukasi/penyuluhan. seputar identitas diri peserta posbindu ptm.
Pembagian tugas kader telah ditetapkan Kegiatan pengukuran yang dilakukan yaitu
sebelumnya, tugas kader dibagi berdasarkan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan
kemampuan dan kesanggupannya. Meskipun lingkar perut. Sedangkan untuk, pengukuran
demikian, dalam kenyataannya pelaksanaan Indeks Massa Tubuh (IMT), pengukuran
Posbindu PTM tidak selalu sesuai dengan analisa lemak tubuh belum dilakukan, karena
tahapan layanan yang ada. Belum ada struktur keterbatasan alat untuk melakukan analisa
organisasi tertulis untuk pelaku pelaksanaan lemak tubuh. Untuk kegiatan pemeriksaan
Posbindu PTM. Penentuan ketua, sekretaris, laboraturium dilakukan secara sederhana,
dan lain-lain serta pembagian tugas hanya hanya pemeriksaan tekanan darah, kolesterol,
melalui penunjukan saja. Dalam hal koordinasi asam urat dan gula darah. Sedangkan untuk
antara kader dan petugas Puskesmas berjalan pemeriksaan fungsi paru sederhana, kadar
dengan baik, dengan menggunakan grup alkohol pernafasan, tes amfemin urin dan
WhatsApp sebagai alat komunikasi dan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) belum
koordinasi. Terkait hal yang dikoordinasikan dilakukan. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas
yaitu seperti waktu pelaksanaan posbindu Puskesmas, namun ada beberapa posbindu
dan informasi terbaru. Hal ini sejalan dengan yang melakukan pemeriksaan laboraturium
(Ratnasari, 2019) bahwa koordinasi yang secara mandiri. Kegiatan konsultasi/edukasi
dilakukan antar kader dan petugas Puskesmas dilakukan oleh Petugas Puskesmas, kegiatan
sudah baik. Bentuk koordinasi yang dilakukan ini dilakukan bersamaan saat pemeriksaan
antar kader yaitu menggunakan media grup laboraturium, sehingga edukasi yang diberikan
whatsapp. Koordinasi yang dilakukan antara kurang maksimal. Selanjutnya kegiatan tindak
kader dengan pihak puskesmas dilakukan lanjut yang diberikan saat Posbindu PTM
secara personal. adalah pemberian obat sesuai penyakitnya
Pelaksanaan serta rekomendasi pendaftaran peserta Prolanis
Selama ini Posbindu PTM Kelurahan bagi masyarakat yang memilki riwayat penyakit
Bawen belum sepenuhnya menerapkan 5 hipertensi dan diabetes melitus.
tahapan layanan, pada pelaksanaannya di Untuk pemberian rujukan pada peserta
lapangan pun belum menggunakan 5 meja. Posbindu PTM hanya berupa anjuran dari
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di petugas puskesmas tanpa adanya surat rujukan.
Posbindu Kelurahan Bawen, dalam pelaksanaan Hal ini kurang sesuai dengan Petunjuk Teknis
kegiatan posbindu pada tahap pertama yaitu Posbindu PTM, dimana bagi peserta masuk
pendafaran dan pencatatan sudah dilaksanakan pada kriteria buruk pada hasil pengukuran
dengan baik, bagi peserta baru akan didata dan pemeriksaan harus dilakukan tindakan
mengenai identitas, dan jika peserta lama akan rujukan ke Puskesmas dengan membawa surat
langsung menuju tahap selanjutnya. Pada tahap rujukan sesuai dengan kriteria rujukannya
ini, kader menuliskan identitas peserta di lembar agar peserta mendapat penanganan yang baik
biodata milik masing-masing peserta, namun sesuai kebutuhannya. Kegiatan pemeriksaan ini
di beberapa posbindu tidak menggunakan dilakukan di meja yang berbeda jika petugas
lembar biodata tetapi menuliskannya di buku puskesmas yang hadir dalam pelaksanaan
pencatatan posbindu ptm. Tahap wawancara posbindu ada 2 orang atau lebih. Namun, jika
belum dilakukan dan belum ada daftar petugas puskesmas yang datang hanya 1 orang
pertanyaan khusus yang disiapkan untuk maka kegiatan pemeriksaan, pengecekan
penggalian informasi terkait faktor risiko PTM laboraturium, dan konsultasi/edukasi menjadi

596
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

satu. Dalam pelaksanaannya di beberapa sesuai dengan Petunjuk Teknis Posbindu PTM
Posbindu di Kelurahan Bawen, tidak selalu dimana kegiatan pembinaan harus dilakukan
konsisten mendampingi kegiatan posbindu secara periodik oleh Puskesmas atau Dinas
ptm, dikarenakan jadwal pelaksanaan yang Kesehatan.
bersamaan dengan desa lainnya, juga jumlah Output
petugas yang sedikit. Cakupan Kegiatan
Pemantauan Berdasarkan hasil penelitian, belum
Selama ini pencatatan sudah dilakukan ada penetapan target kunjungan per bulannya.
dalam setiap pelaksanaan Posbindu PTM Dari puskesmas sendiri mentargetkan cakupan
Puskesmas Bawen dengan menggunakan kegiatan sebesar 100%, target tersebut
lembar biodata milik peserta dan buku digunakan untuk mengukur keberhasilan
pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM. program Posbindu PTM Puskesmas Bawen.
Untuk kegiatan pelaporan juga sudah dilakukan Sementara ini data hasil kegiatan Posbindu
secara berjenjang dari kader ke petugas PTM hanya terkait jumlah kunjungan peserta
Puskesmas dan selanjutnya dari Puskesmas tiap bulan dimasing-masing Posbindu PTM.
ke Dinas Kesehatan. Hal ini sesuai dengan Belum ada akumulasi data terkait presentase
Petunjuk Pelaksanaan Posbindu PTM. Kegiatan cakupan kegiatan. Pelaksanaan program masih
monitoring program Posbindu PTM Puskesmas berfokus pada keberjalanan kegiatan tiap bulan
Bawen sudah dilakukan setiap 1 bulan sekali saja. Sebagian besar Posbindu PTM telah rutin
dengan kunjungan lapangan namun masih dilaksanakan setiap 1 bulan sekali. Namun,
bersamaan dengan pelaksanaan Posbindu belum semua masyarakat yang menjadi
PTM, namun terdapat beberapa posbindu yang sasaran mengikuti Posbindu PTM. Mayoritas
belum rutin dilakukan kunjungan lapangan. masyarakat yang mengikuti Posbindu PTM
Sedangkan evaluasi terhadap Posbindu PTM hanya pada kalangan usia lansia. Penelitian
diberikan sesuai kebutuhan saja, dan biasanya ini sejalan dengan penelitian (Oktarianita et
dilakukan setelah selesai kegiatan. Selama ini, al., 2020) mengatakan bahwa Berdasarkan
monitoring dilakukan dengan menganalisis informasi dari kader posbindu PTM diketahui
hasil pencapaian kunjungan, dan kendala juga bahwa pelaksanaan belum mencapai
yang dihadapi. Tidak ada dukomen tertulis sasaran masih didominasi kelompok lansia.
terkait hasil monitoring dan evaluasi. Sehingga Walaupun keberadaan Posbindu PTM
hasil dari monitoring dan evaluasi belum telah ada di masing-masing kelurahan, tetapi
dapat disosialisasikan kepada masyarakat, belum semua sasaran kelompok umur 15-
lintas program atau lintas sektor terkait untuk 59 tahun melakukan pemeriksaan kesehatan
mengambil langkah upaya tindak lanjut. Hal melalui Posbindu PTM. Penelitian ini juga
ini sesuai dengan penelitian Sesuai dengan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
penelitian (Nugraheni & Hartono, 2018) yang (Mahardika & Utami, 2019) bahwa peserta
menyatakan jika keberhasilan suatu program kegiatan Posbindu dan penyuluhan penyakit
posbindu sangat dipengaruhi oleh monitoring tidak menular didominasi lansia usia 55-80
dan evaluasi, jadi monitoring evaluasi harus tahun. Sedangkan untuk usia produktif 48-54
benar-benar dijalankan ditingkat puskesmas tahun masih sedikit yang berpartisipasi dalam
ataupun tingkat dinas kesehatan terkait kegiatan Posbindu dan penyuluhan PTM. Selain
pelaksanaan posbindu tersebut. itu diperoleh data bahwa pendataan Posbindu
Kegiatan pembinaan Posbindu PTM per bulan belum mencapai target, yaitu
PTM merupakan salah satu upaya untuk minimal 60% dari peserta rutin melakukan
meningkatkan perkembangan Posbindu pencatatan bulanan. Dengan berkunjungnya
PTM. Pembinaan Posbindu PTM diberikan masyarakat yang menjadi sasaran Posbindu
oleh Puskesmas dengan memperhatikan hasil PTM secara rutin menunjukkan peran aktif
monitoring dan evaluasi. Namun, selama ini masyarakat dalam menjaga kesehatan dan
belum ada pembinaan Posbindu PTM yang memperoleh manfaat dari program Posbindu
diberikan oleh Puskesmas Bawen. Hal ini belum PTM.

597
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

Kesimpulan layanan dan juga belum menerapkan sistem


Dari hasil penelitian yang telah dilakukan 5 meja, tahap wawancara dilakukan dengan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : sederhana. Kegiatan pengukuran belum semua
Sumber daya manusia dilakukan. Untuk pengecekan laboraturium,
Sumber daya manusia dalam punyuluhan, konsultasi, pemeriksaan
pelaksanaan posbindu PTM belum memadahi, dilakukan oleh petugas puskesmas.
dengan jumlah yang sedikit dan kader masih Pemantauan
merangkap tugas. Pembagian tugas kader Pencatatan dan pelaporan sudah
berdasarkan kemampuan. Belum ada sertifikat berjalan baik, pelaporan dilakukan secara
khusus pelatihan posbindu bagi kader. berjenjang. Monitoring dan evaluasi belum
Sumber dana dilakukan secara rutin dan dilakukan setelah
Sumber dana untuk pelaksanaan selesai pelaksanaan kegiatan saja. Belum ada
kegiatan posbindu berasal dari swadaya pembinaan khusus untuk Posbindu PTM.
masyarakat yaitu dari hasil pemeriksaan Cakupan Kegiatan
laboraturium peserta, iuran PKK, dan donatur. Belum ada penetapan target program
Untuk kegiatan maupun pengadaan sarana dan yang dapat mengukur keberhasilan program
prasarana belum mencukupi. Posbindu PTM.
Sarana Prasarana
Terdapat keterbatasan sarana prasarana Daftar Pustaka
dalam pelaksanaan kegiatan. Beberapa alat Ambarwati, & Ferianto. (2019). Evaluasi Pelaksanaan
masih dipinjami oleh Puskesmas maupun Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
oleh Posyandu. Terdapat posbindu yang lokasi Menular (POSBINDU PTM). Jurnal Profesi
pelaksanaan kegiatan jauh dan kurang dapat Keperawatan, 6(1), 30–44. http://jurnal.
akperkridahusada.ac.id/index.php/jpk/
dijangkau oleh masyarakat.
article/view/61
Peraturan Asri, Mulyono, S., & Khasanah, U. (2020). Pengaruh
Sudah terdapat Buku Panduan Pelatihan Kader Posbindu Terhadap Perilaku
Pelaksanaan Posbindu PTM, namun hanya di Deteksi Dini Hipertensi Pada Usia Dewasa.
Puskesmas saja, belum menjangkau ke semua Jurnal Kesehatan Panrita Husada, 5(1), 43–
kader. Kader belum memahami isi dari buku 52.
tersebut. Ayu, Y. (2018). PELAKSANAAN PROGRAM
Sasaran POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT
Dalam pelaksanaan kegiatan belum tepat TIDAK MENULAR DI WILAYAH KERJA
sasaran pengunjung posbindu yang datang PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN
2018. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kebanyakan berusia 30 tahun ke atas, dan
MEDAN.
pengunjung didominasi oleh perempuan. Budi, I. S. (2011). MANAJEMEN
Perencanaan PARTISIPATIF; SEBUAH PENDEKATAN
Perencanaan dilakukan sebelum DALAMMENINGKATKAN PERAN
pelaksanaan Posbindu. Proses perencanaan SERTA KADER POSYANDU
berjalan dengan baik, sesama kader maupun DALAMPEMBANGUNAN KESEHATAN
kader dengan petugas kesehatan berkomunikasi DI DESAPARTICIPATIF MANAGEMENT;
melalui WhatsApp grup. AN APPROACH TO INCREASE
Pengorganisasian PARTICIPATION OFKADER POSYANDU
Koordinasi antara kader dengan kader IN HEALTH DEVELOPMENT IN
VILLAGE. JURNAL ILMU KESEHATAN
maupun kader dengan petugas puskesmas
MASYARAKAT, 2(3), 153–159.
dilakukan melalui WhatsApp grup. Belum Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. (2019).
semua posbindu mempunyai struktur PROFIL KESEHATAN KABUPATEN
organisasi tertulis. Pertemuan rutin dilakukan SEMARANG TAHUN 2018.
ketika pelaksanaan kegiatan di luar itu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2020).
dilakukan satu tahun sekali sebelum pandemi.. PROFIL KESEHATAN JAWA TENGAH
Pelaksanaan TAHUN 2019. http://dinkesjatengprov.go.id/
Pelaksanaan belum sesuai dengan tahap v2018/dokumen/profil2019/mobile/index.

598
Gladis Fiolita Yunia, Bambang Wahyono / Program Pengendalian Penyakit / IJPHN (1) (3) (2021)

html#p=1 Fakultas Kesehatan Masyarakat , Universitas


Dinkes Jateng. (2018). PROFIL KESEHATAN Indonesia. Jurnal Ilmiah Kesehatan
PROVINSI JAWA TENGAH. http://library1. Masyarakat, 12(1), 43–49.
nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf Nugraheni, W. P., & Hartono, R. K. (2018). Strategi
Dinkes Kabupaten Semarang. (2018). Profil Penguatan Program Posbindu Penyakit
Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2018. Tidak Menular Di Kota Bogor. Jurnal Ilmu
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Kesehatan Masyarakat, 9(3), 198–206.
Febrianti, R. (2017). Implementasi Pelaksanaan Pos https://doi.org/10.26553/jikm.v9i3.312
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular Oktarianita, Wati, N., & Febriawati, H. (2020).
(Posbindu Ptm) Di Puskesmas Pucang Sewu PERSEPSI PESERTA POSBINDU PTM
Kota Surabaya. Publika, 5(5). TERTANG PELAKSANAAN KEGIATAN
Kemenkes. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM)
TENTANG STANDAR PELAYANAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MINIMAL BIDANG KESEHATAN. BERINGIN RAYA KOTA BENGKULU.
Kemenkes. (2018). HKN ke-54, Masyarakat Diminta Jurnal Ilmiah, 15(2), 138–146.
Waspadai Segala Jenis Penyakit. Kementerian p2ptm. (2019). Buku Pedoman Manajemen Penyakit
Kesehatan Republik Indonesia. https://www. Tidak Menular. p2ptm kemkes.
kemkes.go.id/article/view/18111200003/ Primiyani, Y., Masrul, M., & Hardisman, H.
hkn-ke-54-masyarakat-diminta-waspadai- (2019). Analisis Pelaksanaan Program Pos
segala-jenis-penyakit.html Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
Kemenkes. (2019). Hasil Utama Riskesdas 2018. di Kota Solok. Jurnal Kesehatan Andalas,
Badan Penelitian dan Pengembangan 8(2), 399. https://doi.org/10.25077/jka.v8.i2.
Kesehatan. p399-406.2019
Kusumah, D. L., & Purnaningsih, N. (2020). Peran Rahadjeng, E., & Nurhotimah, E. (2020). Evaluasi
Posbindu dalam Upaya Memberdayakan Pelaksanaan Posbindu Penyakit Tidak
Kesehatan Diri Lansia (Studi Kasus di RW Menular (Posbindu Ptm) Di Lingkungan
01 Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Tempat Tinggal. Jurnal Ekologi Kesehatan,
Barat , Kota Bogor). Jurnal Pusat Inovasi 19(2), 134–147. https://doi.org/10.22435/jek.
Masyarakat, 2(5), 840–849. v19i2.3653
Lismayanti, L., & Rosidawati, I. (2018). Pelatihan Ratnasari, I. A. (2019). Implementasi Program Pos
Bagi Kader Posyandu Penyakit Tidak Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular.
Menular ( PTM ). Jurnal Abdimas UMTAS, Higeia Journal of Public Health Research and
1(2), 63–71. Development, 1(3), 625–634.
Lutfy Laksita Pranandari, Septo Pawelas Arso, E. Y. Sicilia, G., Fatwa, D., & Retna, P. (2018). Evaluasi
F. (2017). Analisis Implementasi Program kualitatif program penyakit tidak menular
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak berbasis Posbindu di wilayah kerja Puskesmas
Menular (Posbindu Ptm) Di Kecamatan Muara Bungo I. Jurnal Kebijakan Kesehatan
Banguntapan Kabupaten Bantul. Jurnal Indonesia : JKKI, 7(2), 88–92. https://jurnal.
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(4), 76– ugm.ac.id/jkki/article/view/36117
84. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ Wahyu Pudji Nugraheni, R. K. H. (2018). STRATEGI
jkm%0Aakibat PENGUATAN PROGRAM POSBINDU
Mahardika, K., & Utami, S. (2019). Implementasi PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KOTA
Program Pencegahan Penyakit Tidak BOGOR. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Menular Di Puskesmas Cangkringan 9(3), 198–206. http://www.jikm.unsri.ac.id/
Kabupaten Sleman. Wacana Publik, 13(01). index.php/jikm
https://doi.org/10.37295/wp.v13i01.11 Yovi, A. &. (2018). Pelaksanaan Program Pos
Mahdur, R. R., & Sulistiadi, W. (2020). Evaluasi Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Menular di Wilayah Kerja Puskesmas
Tidak Menular ( Posbindu PTM ) Program Kota Matsum Tahun 2018 [Universitas
Studi S1 Ekstensi Fakultas Kesehatan Sumatera Utara]. http://repositori.usu.ac.id/
Masyarakat , Universitas Indonesia Dosen handle/123456789/5783

599

Anda mungkin juga menyukai