Anda di halaman 1dari 11

Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021

Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia


Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

Evaluasi Pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular Berbasis


Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas Bawen (Studi Kasus di Posbindu Siwi Raharja
Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang)

Bambang Wahyono1 , Gladis Fiolita Yunia2


1)
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang, email:
bambangbw@mail.unnes.ac.id
2)
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang, email:
gladisfiolita@students.unnes.ac.id

Abstrak. Latar belakang: Puskesmas Bawen merupakan salah satu


puskesmas di Kabupaten Semarang dengan capaian distribusi
Posbindu sebesar 100% di tahun 2019. Namun capaian standar
pelayanan minimal bidang kesehatan Puskesmas Bawen belum
mencapai target yaitu hipertensi dengan data pelayanan sebesar 31%,
diabetes melitus 32%, dan pelayanan kesehatan usia produktif sebesar
22%. Penelitia ini bertujuan untuk mengevaluasi Pelaksanaan
Posbindu PTM Siwiraharja Kelurahan Bawen. Metode: Jenis
penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus.
Informan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Informan
utama berjumlah 5 orang dan informan triangulasi berjumlah 5 orang.
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara
mendalam, observasi partisipasi dan dokumentasi. Data dianalisis
menggunakan model Miles dan Huberman dengan tahapan reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa SDM belum mencukupi belum dilakukan
pelatihan kader, keterbatasan dana, sarana prasarana belum
memadahi, belum adanya buku pedoman yang menjangkau ke semua
kader, sasaran belum sesuai dengan yang ditentukan, tidak ada
perencanan kegiatan secara tertulis, koordinasi sudah baik,
pelaksanaan belum sesuai dengan yang ditentukan, pemantauan
dilakukan dengan melihat data riwayat peserta, dan cakupan kegiatan
belum memenuhi. Kesimpulan: Terdapat beberapa kendala dalam
pelaksanaan program Posbindu PTM Puskesmas Bawen seperti
kurangnya sumber daya manusia, sarana prasarana yang belum
mencukupi, belum tepat sasaran, pelaksanaan belum menerapkan
sistem 5 meja, juga belum adanya penetapan target program yang
dpaat mengukur keberhasilan program.

Kata Kunci: Evaluasi, Kebijakan, Posbindu PTM.

PENDAHULUAN diseases atau tiga beban penyakit yaitu


Di Indonesia dalam beberapa penyakit menular, penyakit menular baru,
dasawarsa terakhir menghadapi masalah dan penyakit tidak menular. Data WHO
kesehatan yang sering disebut triple burden menunjukkan bahwa pada tahun 2016

100
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

sekitar 71% penyebab kematian di dunia desa/kelurahan (Dinkes Jateng, 2018). Di


adalah penyakit tidak menular yang Kabupaten Semarang sendiri terdapat 213
membunuh 36 juta jiwa per tahun (p2ptm, Posbindu yang tersebar di seluruh
2019). Data riset kesehatan dasar yang kecamatan (Dinkes Kabupaten Semarang,
dilakukan oleh Kementrian Kesehatan 2018).
menunjukkan prevalensi penyakit tidak Puskesmas Bawen merupakan salah
menular di Indonesia seperti hipertensi satu puskesmas di Kabupaten Semarang
pada usia ˃18 tahun berdasarkan diagnosis dengan capaian distribusi Posbindu sebesar
dokter tahun 2018 yaitu sebesar (34,1%), 100% di tahun 2019. Namun capaian
asma sebesar (4,5%), diabetes melitus standar pelayanan minimal bidang
berdasarkan diagnosa dokter sebesar kesehatan Puskesmas Bawen belum
(2,0%), PJK umur 15 tahun sebesar (1,5%), mencapai target seperti yang telah
stroke sebesar (10,9%) dan kanker sebesar ditetapkan pemerintah melalui Permenkes
(1,8%), (Kemenkes, 2019). Di Provinsi Nomor 43 Tahun 2016 yaitu 100%, hal ini
Jawa Tengah sendiri prevalensi PTM dilihat dari pelayanan kesehatan yang
tertinggi yaitu hipertensi sebesar 57,10 menjadi sasaran dalam program Posbindu
%,dan diabetes militus sebesar 20,57% PTM yaitu hipertensi dengan data
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, pelayanan sebesar 31%, diabetes melitus
2020). Sedangkan di Kabupaten Semarang 32%, dan pelayanan kesehatan usia
jumlah kasus penyakit tidak menular tahun produktif sebesar 22%. Hasil wawancara
2018 yaitu penyakit jantung dan pembuluh kepada penanggung jawab program
darah sebesar 62.415 kasus, Diabetes Posbindu mengemukakan bahwa target
Melitus sebesar 21.541 kasus dan asma program Posbindu di Puskesmas Bawen
bronkial sebesar 3.633 kasus. (Dinas adalah semua usia produktif memeriksakan
Kesehatan Kabupaten Semarang, 2019). kesehatannya di Posbindu PTM. Namun
Upaya pengendalian penyakit tidak berdasarkan data kunjungan posbindu
menular dilakukan melalui program Puskesmas Bawen tahun 2019 diperoleh
Posbindu PTM yang diselenggarakan sebesar 7.937 peserta yang hadir dari
berdasarkan permasalahan PTM yang ada 37.962 peserta, atau sekitar 20,9% dari total
di masyarakat dan mencakup berbagai usia produktif. Hal ini berarti capaian
upaya promotif. Posbindu PTM merupakan kunjungan posbindu tidak sesuai dengan
suatu Upaya Kesehatan Berbasis target yang ditetapkan dalam juknis
Masyarakat (UKBM) dimana peran serta Kementerian Kesehatan yakni diatas 50%.
masyarakat sangatlah diperlukan, dengan Berdasarkan hasil penelitian dari Yulia
target sasaran dari program ini adalah usia Primiyani, dkk, menjelaskan bahwa
15 tahun ke atas.Tujuannya adalah untuk pelaksanaan posbindu PTM belum tercapai
meningkatkan peran serta masyarakat sesuai target kementerian kesehatan karena
dalam pencegahan dan penemuan dini dinilai cakupan kunjungan masyarakat
faktor risiko PTM (Febrianti, 2017). yang rendah disebabkan masih adanya
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun keterbatasan dalam sarana dan prasarana,
2019, dalam skala nasional Desa/Kelurahan kurangnya sosialisasi baik itu lintas
yang menyelenggarakan kegiatan Posbindu program maupun lintas sektor sehingga
PTM sebesar 40.999 desa atau 50,6% dari disarankan untuk meningkatkan cakupan
80.983 desa/kelurahan di Indonesia sudah kunjungan melalui dinas kesehatan agar
melakukan kegiatan Posbindu PTM pemerintah daerah mempunyai inovasi
(Rahadjeng & Nurhotimah, 2020). Di Jawa dalam memberikan pelayanan ke
Tengah persentase desa/kelurahan yang masyarakat (Primiyani et al., 2019).
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM Menurut data Puskesmas Bawen, Posbindu
tahun 2018 sebesar 57,3% atau 4.904 di Kelurahan Bawen memiliki cakupan

101
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

kunjangan yang lebih rendah dibandingkan pengukuran analisis lemak dan beberapa
dengan Posbindu di Kelurahan Harjosari, pemeriksaan belum dijalankan seperti
yaitu sebesar 23,8%, dan Kelurahan pemeriksaan fungsi paru, pemeriksaan
Harjosari sebanyak 28%. Hal ini berarti kadar alkohol pernafasan, tes amfemin urin
capaian kunjungan posbindu belum dan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
memenuhi target yang ditetapkan dalam Asetat (IVA). Sesuai dengan penelitian
Juknis Kementerian Kesehatan yakni diatas (Yovi, 2018) pelaksanaan posbindu PTM di
50%. Selain itu Posbindu Siwi Raharja Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Kelurahan Bawen merupakan Posbindu telah dilakukan dengan sistem 5 tahap,
yang telah memiliki posbindu kit mandiri namun belum semua pengukuran dan
seperti sfigmomanometer dan tes lab pemeriksaan dapat dilakukan. Berdasarkan
hampir disetiap posnya namun masalah di atas maka perlu dilakukan
pemanfaatan program posbindu terbilang penelitian atau kajian yang secara spesifik
rendah dilihat dari angka kunjungannya. bertujuan untuk mengetahui Evaluasi
Keterbatasan sarana dan prasarana juga Pelaksanaan Program Pengendalian
menjadi kendala dalam pelaksanaan Penyakit Tidak Menular Berbasis Posbindu
program posbindu di Kelurahan Bawen. Di Wilayah Kerja Puskesmas Bawen.
Hasil studi pendahuluan dengan
Penanggung jawab program posbindu PTM METODE
yang berada di bagian (P2PTM) Puskesmas Jenis penelitian ini adalah penelitian
Bawen menjelaskan bahwa belum semua kualitatif pendekatan deskriptif analitik
Posbindu PTM aktif melaksanakan dengan rancangan studi kasus, melalui
kegiatan termasuk di Posbindu Kelurahan metode wawancara mendalam (in depth
Bawen, dan juga adanya keterbatasan alat interview). Penelitian dilakukan pada bulan
yang digunakan dalam Posbindu menjadi Juni 2021 di wilayah kerja Puskesmas
halangan saat pelaksanaan program. Bawen. Variabel yang dianalisis dalam
Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara penelitian ini adalah Input yang meliputi
terhadap kader posbindu PTM diperoleh sumber daya manusia, dana, sarana dan
informasi bahwa belum adanya alat pantau prasarana, peraturan, sasaran. Process
individu berupa Kartu Menuju Sehat meliputi perencanaan, pengorganisasian,
(KMS) FR-PTM, dalam pelaksanaan pelaksanaan, pemantauan. Serta Output
kegiatan posbindu juga tidak selalu dihadiri melipti cakupan kegiatan. Informan
oleh petugas kesehatan dari puskesmas. penelitian dipilih dengan menggunakan
Dalam kunjungan Posbindu, rata-rata teknik purposive sampling. Informan utama
peserta di wilayah kerja Puskesmas Bawen yaitu Kader Posbindu. Sedangkan informan
didominasi oleh lansia. Hal ini sejalan triangulasi yaitu Pemegang program
dengan penelitian yang dilakukan oleh Posbindu Dinkes Kabupaten Semarang,
(Lutfy Laksita Pranandari, Septo Pawelas Pemegang program Posbindu Puskesmas
Arso, 2017) bahwa pelaksanaan Posbindu Bawen, Sekretaris Lurah, dan Peserta
PTM Puskesmas Banguntapan belum Posbindu. Pengolahan data dimulai dari
mencakup semua kelompok usia sasaran proses pengumpulan data, reduksi,
Posbindu PTM yaitu 15 tahun ke atas. penyajian data, penarikan kesimpulan dan
Disamping itu diketahui bahwa peserta yang terakhir dilakukan uji validitas
Posbindu PTM Siwi Raharja didominasi menggunakan triangulasi sumber dan
oleh perempuan. Kegiatan Posbindu PTM reliabilitas dengan melakukan auditing
Puskesmas Bawen telah mencakup 5 tahap yaitu pengecekan kembali hasil penelitian.
layanan berupa registrasi, wawancara
sederhana, pengukuran, pemeriksaan, dan
konseling oleh petugas kesehatan. Namun HASIL DAN PEMBAHASAN

102
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

Gambaran Umum Karakteristik IT 53 SD Buruh


Informan Penelitian 5 Harian
Penelitian dilakukan dengan (Peserta)
wawancara mendalam kepada 10 informan Tabel 2. Menunjukkan bahwa informan
terdiri dari 5 informan utama dan 5 triangulasi terdiri dari 5 orang dengan
informan triangulasi yang dipilih jenjang usia antara 36-54 tahun.
berdasarkan kesesuaian pengetahuan dan Deskripsi dan Analisis Variabel dalam
informasi terkait pelaksanaan program Pelaksanaan Program Posbindu PTM
Posbindu PTM. Input
Sumber Daya Manusia
Tabel 1. Karakteristik Informan Utama Ketersediaan sumber daya manusia
Kod Pendidika Jabata Masa dalam pelaksanaan program posbindu ptm
Usia
e n n Kerja di wilayah kerja Puskesmas Bawen belum
IU 1 40 SMK Kader 5 th memadahi. Berdasarkan Buku Panduan
IU 2 36 SMK Kader 3 th Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu
IU 3 42 SMP Kader 4 th dari Kemenkes RI, pada saat
IU 4 40 SMA Kader 5 th penyelenggaraan posyandu minimal jumlah
IU 5 36 SMA Kader 2 th kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini
Tabel 1. menunjukkan bahwa 5 informan sesuai dengan jumlah langkah yang
utama yaitu IU 1, IU 2, IU 3, IU 4, da IU 5 dilaksanakan oleh posbindu, yakni yang
memiliki jenjang usia 36-42 tahun dan telah mengacu pada sistim 5 tahap. Hasil
bekerja di sebagai kader posbindu selama penelitian menyatakan bahwa jumlah kader
lebih dari 2 tahun. di masing-masing posbindu ptm di wilayah
kerja Puskesmas Bawen hanya 2 orang
Tabel 2. Karakteristik Informan saja, hal ini tentu belum memenuhi
Triangulasi persyaratan yang tertera dalam buku
Mas petunjuk teknis posbindu yaitu minimal 5
orang dalam setiap posbindu. Ada pula
Ko Usi Pendid a
Jabatan beberapa posbindu yang kadernya
de a ikan Kerj
merangkap tugas di posyandu balita
a maupun posyandu lansia.
IT 54 D3 Staf Seksi 9 th Berdasarkan hasil penelitian
1 PTM didapatkan bahwa kader posbindu ptm
Dinkes mengalami kesulitan dalam proses
Kabupaten perekrutan kader, dimana minat masyarakat
Semarang untuk menjadi kader sangat rendah. Hal ini
IT 44 D4 Penanggung 22 th sesuai dengan penelitian yang dilakukan
2 jawab oleh (Budi, 2011) di mana hambatan yang
Posbindu terkait dengan keaktifan kader posyandu
Puskesmas yaitu pengetahuan kader, pelatihan dan
Bawen pembinaan kader, proses pemilihan kader
IT 39 S2 Sekretaris 3 th dan keikutsertaan kader dengan organisasi
3 Lurah yang lain.
Upaya yang dilakukan Puskesmas Bawen
IT 36 SMK Ibu rumah
untuk meningkatkan pengetahuan dan
4 tangga(Pese
keterampilan kader adalah dengan
rta) mengadakan pelatihan atau sosialisasi
untuk kader yang dilaksanakan setiap satu
tahun sekali. Hal ini sesuai dengan

103
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

penelitian yang dilakukan (Asri, Mulyono Posbindu PTM adalah timbangan, alat ukur
& Khasanah, 2020) bahwa terdapat tinggi badan, alat ukur lingkar perut,
pengaruh pelatihan kader posbindu tensimeter, alat pemeriksaan kolesterol, alat
terhadap perilaku deteksi dini hipertensi. pemeriksaan asam urat, alat pemeriksaan
Namun, pelatihan yang dilakukan hanya gula darah serta buku pencatatan Kader
sebatas sosialisasi dan kader belum untuk kegiatan pencatatan dan pelaporan,
mendapakan sertifikat pelatihan khusus. yang mana semua alat tersebut masih dalam
Pembiayaan kondisi baik. Namun, ditemukan kendala
Sumber dana untuk pelaksanaan bahwa di beberapa posbindu alat yang
program posbindu di wilayah Puskesmas digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
Bawen berasal dari swadaya masyarakat masih gabung dengan posyandu, seperti
setempat. Masing-masing posbindu juga timbangan, dan meteran, hal ini tentu akan
memberlakukan tarif untuk pemeriksaan menghambat pelaksanaan program
laboraturium yang disediakan di masing- Posbindu PTM.
masing pos, yang mana penetapan besaran Sedangkan sarana dan prasarana yang
tarif ini berdasarkan hasil musyawarah belum tersedia antara lain peakflowmeter,
bersama. Besaran tarif yang ditetapkan di analisa lemak tubuh, alat ukur kadar
masing-masing posbindu berkisar antara alkohol pernafasan, tes amfetamin urin kit
20.000-30.000 per cek labnya. dan IVA kit maupun kamar khusus untuk
Sumber dana yang sedikit menjadi pemeriksaan IVA serta dalam kegiatan
penghambat dalam pelaksanaan program. konsultasi/edukasi belum ada alat bantu
Kurangnya sumber dana sangat media KIE (Komunikasi, Informasi dan
berpengaruh seperti kinerja kader menjadi Edukasi) melainkan hanya berupa arahan
kurang optimal dan kurangnya motivasi atau penjelasan langsung. Penelitian ini
masyarakat untuk mengikuti Posbindu sejalan dengan (Mahdur & Sulistiadi, 2020)
PTM dikarenakan harus membayar untuk bahwa efek dari input posbindu PTM
pemeriksaan (Mahdur & Sulistiadi, 2020). seperti sumber daya manusia, pendanaan,
Dari Puskesmas sendiri untuk pelaksanaan dan sarana prasarana yang kurang memadai
kegiatan posbindu Sumber dana dalam menyebabkan saat implementasi tetap
pelaksanaan program Posbindu PTM dilakukan sesuai SOP meskipun terdapat
berasal dari BOK (Biaya Operasional beberapa hambatan dan seadanya. Selain
Kesehatan). Dana ini hanya dialokasikan kendala mengenai alat terdapat juga
untuk kegiatan pembinaan dan pelayanan kendala mengenai tempat. Tempat
Posbindu PTM selama satu kali pertemuan pelaksanaan posbindu di Kelurahan Bawen
dalam setahun. masih menumpang di rumah salah satu
Sarana Prasaana kadernya, karena belum memiliki tempat
Hampir semua posbindu di wilayah khusus pelaksanaan posbindu, kurang
kerja Puskesmas Bawen telah memiliki tersedianya halaman yang luas
posbindu kit seperti alat tensi, alat cek lab, mengakibatkan kurang maksimalnya
timbangan, dan sebagainya. Hal ini karena pelaksanaan kegiatan.
di awal tahun 2019 Kelurahan Bawen Peraturan
memberikan bantuan alat kesehatan berupa Peraturan digunakan sebagai pedoman
tensi dan cek laboraturium kepada seluruh dalam pelaksanaan program posbindu ptm.
posyandu di wilayah kelurahan Bawen. Peraturan pelaksanaan posbindu PTM ini
Namun ada beberapa posbindu masih terdapat dalam buku pedoman umum pos
belum memiliki posbindu kit, dan masih pembinaan terpadu penyakit tidak menular
dipinjami oleh pihak puskesmas dalam dan buku petunjuk pelaksanaan Posbindu
pelaksanaannya. Selama ini, sarana dan PTM bagi kader. Berdasarkan hasil
prasarana yang digunakan dalam kegiatan penelitian di posbindu wilayah kerja

104
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

Puskesmas Bawen didapatkan bahwa sudah tempat pelaksanaan kegiatan. Setelah


terdapat buku Panduan Posbindu PTM di memastikan tanggal, waktu, dan tempat
Puskesmas Bawen. Namun, buku Panduan pelaksanaan, kemudian kader akan
ini belum menjangkau ke semua kader, membagikan informasi pelaksanaan
buku tersebut hanya dimiliki oleh kegiatan posbindu sehari sebelum
Puskesmas. Belum diberikannya buku pelaksanaan melalui WhatsApp grup
panduan pelaksanaan kegiatan posbindu warga, dan juga speaker masjid. Hal ini
bagi kader menyebabkan pelaksanaan sesuai dengan penelitian (Wahyu Pudji
program Posbindu PTM Puskesmas Bawen Nugraheni, 2018) bahwa tugas kader yaitu
menjadi kurang optimal. Hal ini sejalan mengingatkan jadwal dan mengajak
dengan penelitian (Lutfy Laksita masyarakat memeriksakan diri ke
Pranandari, Septo Pawelas Arso, 2017) Posbindu, menyiapkan perlengkapan
yang mengatakan bahwa tidak semua Kader Posbindu termasuk form pendaftaran,
Posbindu PTM Puskesmas Banguntapan peralatan, media penyuluhan dan
menerima Buku Pedoman Posbindu PTM. perlengkapan pendukung seperti meja dan
Sasaran alat-alat tulis. Selama ini, tanggal, waktu,
Sasaran dalam pelaksanaan posbindu dan tempat pelaksanaaan posbindu gabung
ptm yaitu semua masyarakat lali-laki atau bersamaan dengan kegiatan posyandu
maupun perempuan dengan usia 15 tahun balita. Setelah itu dilakukan pengecekan
ke atas. Dari hasil penelitian, pelaksanaan alat yang digunakan dalam pelaksanaan
posbindu ptm di wilayah kerja puskesmas kegiatan seperti mengecek tensimeter, cek
Bawen belum sesuai dengan sasaran yang laboraturium, dan timbangan, juga
di tetapkan, karena masyarakat yang memastikan bahwa alat yang akan
berkunjung di kegiatan posbindu masih digunakan itu lengkap dan berfungsi
banyak dominasi oleh masyarakat yang dengan baik. Selain dilakukan pengecekan
berusia 30 tahun ke atas dan juga lansia. Hal alat, kader juga mempersiapkan berkas
ini sesuai dengan penelitian (Ayu, 2018) seperti buku pencatatan posbindu ptm.
bahwa kenyataannya pasien yang datang ke Tujuan dari penyelenggaraan Posbindu
posbindu hanyalah masyarakat yang PTM adalah untuk meningkatkan peran
berusia 30 tahun keatas dengan jumlah serta masyarakat dalam melakukan
peserta yang masih sedikit dikarenakan pencegahan dan deteksi dini faktor risiko
kurangnya antusias masyarakat. Selain itu PTM. Namun, dalam pelaksanaan Posbindu
peserta posbindu ptm kelurahan Bawen PTM Puskesmas Bawen selama ini belum
juga didominasi oleh perempuan. menetapkan target yang dapat mengukur
Untuk meningkatkan angka kunjungan keberhasilan program. Jika dari Puskesmas
ke posbindu ptm, kader melakukan sendiri mengharapkan target kunjungan
berbagai upaya seperti menginformasikan adalah 100%. Untuk meningkatkan
pelaksanaan program melalui speaker kunjungan terdapat beberapa strategi yang
masjid, membagikan pesan melalui grup akan dilakukan oleh kader maupun petugas
WhatsApp, dan mengadakan kegiatan Puskesmas yaitu untuk kedepannya
senam bersama. pelaksanaan Posbindu PTM akan dilakukan
Process dengan jemput bola dimana jika ada peserta
Perencanaan yang tidak dapat hadir kader akan
Berdasarkan hasil penelitian proses melakukan kunjungan rumah. Strategi
perencanaan sebelum melaksanakan tersebut sesuai dengan penelitian
kegiatan posbindu dilakukan dengan (Primiyani et al., 2019) bahwa strategi
koordinasi antara kader dan puskesmas. dalam pelaksanaan Posbindu PTM di Kota
Perencanaan yang dilakukan dengan Solok dengan mengingatkan jadwal dan
puskesmas meliputi penetapan tanggal dan mengajak masyarakat memeriksakan diri

105
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

ke Posbindu, menyiapkan perlengkapan Koordinasi yang dilakukan antara kader


posbindu termasuk form pendaftaran, dengan pihak puskesmas dilakukan secara
peralatan dan perlengkapan pendukung personal.
seperti meja dan alat alat tulis. Bahkan Pelaksanaan
kader juga menyempatkan diri untuk Selama ini Posbindu PTM Kelurahan
mengunjungi rumah masyarakat sekitar Bawen belum sepenuhnya menerapkan 5
yang tidak sempat hadir datang periksa ke tahapan layanan, pada pelaksanaannya di
Posbindu PTM. lapangan pun belum menggunakan 5 meja.
Pengorganisasian Berdasarkan hasil penelitian yang
Penanggung jawab program posbindu dilakukan di Posbindu Kelurahan Bawen,
adalah pemegang program P2PTM dalam pelaksanaan kegiatan posbindu pada
Puskesmas Bawen. Sedangkan dalam tahap pertama yaitu pendafaran dan
pelaksanaan dilapangan, ketua juga sebagai pencatatan sudah dilaksanakan dengan
penanggung jawab terhadap program baik, bagi peserta baru akan didata
posbindu. Kader dan Petugas Puskesmas mengenai identitas, dan jika peserta lama
bertugas dalam memberikan pelayanan akan langsung menuju tahap selanjutnya.
sesuai dengan tahapan layanan Posbindu Pada tahap ini, kader menuliskan identitas
PTM. Kader memberikan layanan sesuai peserta di lembar biodata milik masing-
dengan kemampuan, tugas kader lebih ke masing peserta, namun di beberapa
bagian pencatatan dan pengukuran dan posbindu tidak menggunakan lembar
Petugas Puskesmas memberikan layanan biodata tetapi menuliskannya di buku
selain yang diberikan kader. Tahapan pencatatan posbindu ptm. Tahap
layanan yang dimaksud adalah pendaftaran wawancara belum dilakukan dan belum ada
dan pencatatan, wawancara, pengukuran, daftar pertanyaan khusus yang disiapkan
pemeriksaan dan untuk penggalian informasi terkait faktor
konsultasi/edukasi/penyuluhan. risiko PTM peserta, wawancara yang
Pembagian tugas kader telah ditetapkan dilakukan merupakan wawancara mengenai
sebelumnya, tugas kader dibagi identitas peserta, untuk tahap wawancara
berdasarkan kemampuan dan faktor risiko sendiri belum dilakukan.
kesanggupannya. Meskipun demikian, Tahap wawancara ini dilakukan oleh kader
dalam kenyataannya pelaksanaan Posbindu yang ada di meja pertama, jadi bersamaan
PTM tidak selalu sesuai dengan tahapan dengan pencataan peserta, hal ini
layanan yang ada. Belum ada struktur dikarenakan wawancara yang ditanyakan
organisasi tertulis untuk pelaku hanya seputar identitas diri peserta
pelaksanaan Posbindu PTM. Penentuan posbindu ptm. Kegiatan pengukuran yang
ketua, sekretaris, dan lain-lain serta dilakukan yaitu pengukuran berat badan,
pembagian tugas hanya melalui penunjukan tinggi badan, dan lingkar perut. Sedangkan
saja. Dalam hal koordinasi antara kader dan untuk, pengukuran Indeks Massa Tubuh
petugas Puskesmas berjalan dengan baik, (IMT), pengukuran analisa lemak tubuh
dengan menggunakan grup WhatsApp belum dilakukan, karena keterbatasan alat
sebagai alat komunikasi dan koordinasi. untuk melakukan analisa lemak tubuh.
Terkait hal yang dikoordinasikan yaitu Untuk kegiatan pemeriksaan laboraturium
seperti waktu pelaksanaan posbindu dan dilakukan secara sederhana, hanya
informasi terbaru. Hal ini sejalan dengan pemeriksaan tekanan darah, kolesterol,
(Ratnasari, 2019) bahwa koordinasi yang asam urat dan gula darah. Sedangkan untuk
dilakukan antar kader dan petugas pemeriksaan fungsi paru sederhana, kadar
Puskesmas sudah baik. Bentuk koordinasi alkohol pernafasan, tes amfemin urin dan
yang dilakukan antar kader yaitu Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) belum
menggunakan media grup whatsapp. dilakukan. Pemeriksaan dilakukan oleh

106
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

petugas Puskesmas, namun ada beberapa sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan


posbindu yang melakukan pemeriksaan Posbindu PTM. Kegiatan monitoring
laboraturium secara mandiri. Kegiatan program Posbindu PTM Puskesmas Bawen
konsultasi/edukasi dilakukan oleh Petugas sudah dilakukan setiap 1 bulan sekali
Puskesmas, kegiatan ini dilakukan dengan kunjungan lapangan namun masih
bersamaan saat pemeriksaan laboraturium, bersamaan dengan pelaksanaan Posbindu
sehingga edukasi yang diberikan kurang PTM, namun terdapat beberapa posbindu
maksimal. Selanjutnya kegiatan tindak yang belum rutin dilakukan kunjungan
lanjut yang diberikan saat Posbindu PTM lapangan. Sedangkan evaluasi terhadap
adalah pemberian obat sesuai penyakitnya Posbindu PTM diberikan sesuai kebutuhan
serta rekomendasi pendaftaran peserta saja, dan biasanya dilakukan setelah selesai
Prolanis bagi masyarakat yang memilki kegiatan. Selama ini, monitoring dilakukan
riwayat penyakit hipertensi dan diabetes dengan menganalisis hasil pencapaian
melitus. kunjungan, dan kendala yang dihadapi.
Untuk pemberian rujukan pada peserta Tidak ada dukomen tertulis terkait hasil
Posbindu PTM hanya berupa anjuran dari monitoring dan evaluasi. Sehingga hasil
petugas puskesmas tanpa adanya surat dari monitoring dan evaluasi belum dapat
rujukan. Hal ini kurang sesuai dengan disosialisasikan kepada masyarakat, lintas
Petunjuk Teknis Posbindu PTM, dimana program atau lintas sektor terkait untuk
bagi peserta masuk pada kriteria buruk pada mengambil langkah upaya tindak lanjut.
hasil pengukuran dan pemeriksaan harus Hal ini sesuai dengan penelitian Sesuai
dilakukan tindakan rujukan ke Puskesmas dengan penelitian (Nugraheni & Hartono,
dengan membawa surat rujukan sesuai 2018) yang menyatakan jika keberhasilan
dengan kriteria rujukannya agar peserta suatu program posbindu sangat dipengaruhi
mendapat penanganan yang baik sesuai oleh monitoring dan evaluasi, jadi
kebutuhannya. Kegiatan pemeriksaan ini monitoring evaluasi harus benar-benar
dilakukan di meja yang berbeda jika dijalankan ditingkat puskesmas ataupun
petugas puskesmas yang hadir dalam tingkat dinas kesehatan terkait pelaksanaan
pelaksanaan posbindu ada 2 orang atau posbindu tersebut.
lebih. Namun, jika petugas puskesmas yang Kegiatan pembinaan Posbindu PTM
datang hanya 1 orang maka kegiatan merupakan salah satu upaya untuk
pemeriksaan, pengecekan laboraturium, meningkatkan perkembangan Posbindu
dan konsultasi/edukasi menjadi satu. Dalam PTM. Pembinaan Posbindu PTM diberikan
pelaksanaannya di beberapa Posbindu di oleh Puskesmas dengan memperhatikan
Kelurahan Bawen, tidak selalu konsisten hasil monitoring dan evaluasi. Namun,
mendampingi kegiatan posbindu ptm, selama ini belum ada pembinaan Posbindu
dikarenakan jadwal pelaksanaan yang PTM yang diberikan oleh Puskesmas
bersamaan dengan desa lainnya, juga Bawen. Hal ini belum sesuai dengan
jumlah petugas yang sedikit. Petunjuk Teknis Posbindu PTM dimana
Pemantauan kegiatan pembinaan harus dilakukan secara
Selama ini pencatatan sudah dilakukan periodik oleh Puskesmas atau Dinas
dalam setiap pelaksanaan Posbindu PTM Kesehatan.
Puskesmas Bawen dengan menggunakan Output
lembar biodata milik peserta dan buku Cakupan Kegiatan
pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM. Berdasarkan hasil penelitian, belum
Untuk kegiatan pelaporan juga sudah ada penetapan target kunjungan per
dilakukan secara berjenjang dari kader ke bulannya. Dari puskesmas sendiri
petugas Puskesmas dan selanjutnya dari mentargetkan cakupan kegiatan sebesar
Puskesmas ke Dinas Kesehatan. Hal ini 100%, target tersebut digunakan untuk

107
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

mengukur keberhasilan program Posbindu masyarakat yaitu dari hasil pemeriksaan


PTM Puskesmas Bawen. Sementara ini laboraturium peserta, iuran PKK, dan
data hasil kegiatan Posbindu PTM hanya donatur. Terdapat keterbatasan sarana
terkait jumlah kunjungan peserta tiap bulan prasarana, beberapa alat masih dipinjami
dimasing-masing Posbindu PTM. Belum oleh Puskesmas maupun oleh Posyandu
ada akumulasi data terkait presentase selain itu lokasi kegiatan yang jauh
cakupan kegiatan. Pelaksanaan program menyebabkan kurang dapat dijangkau oleh
masih berfokus pada keberjalanan kegiatan masyarakat. Pembagian buku Panduan
tiap bulan saja. Sebagian besar Posbindu Pelaksanaan Posbindu PTM belum
PTM telah rutin dilaksanakan setiap 1 bulan menjangkau ke semua kader. Kebanyakan
sekali. Namun, belum semua masyarakat peserta Posbindu berusia 30 tahun ke atas,
yang menjadi sasaran mengikuti Posbindu dan didominasi oleh perempuan. Proses
PTM. Mayoritas masyarakat yang perencanaan berjalan dengan baik, sesama
mengikuti Posbindu PTM hanya pada kader maupun kader dengan petugas
kalangan usia lansia. Penelitian ini sejalan kesehatan berkomunikasi dan
dengan penelitian (Oktarianita et al., 2020) berkoordinasi melalui WhatsApp group.
mengatakan bahwa Berdasarkan informasi Belum semua posbindu mempunyai
dari kader posbindu PTM diketahui juga struktur organisasi tertulis. Pelaksanaan
bahwa pelaksanaan belum mencapai belum sesuai dengan tahap layanan dan
sasaran masih didominasi kelompok lansia. juga belum menerapkan sistem 5 meja.
Walaupun keberadaan Posbindu PTM Wawancara dilakukan dengan sederhana,
telah ada di masing-masing dusun, tetapi dan kegiatan pengukuran belum semua
belum semua sasaran kelompok umur 15 dilakukan. Untuk pengecekan
tahun ke atas melakukan pemeriksaan laboraturium, punyuluhan, konsultasi,
kesehatan melalui Posbindu PTM. pemeriksaan dilakukan oleh petugas
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian puskesmas. Pencatatan dan pelaporan
yang dilakukan oleh (Mahardika & Utami, sudah berjalan baik, pelaporan dilakukan
2019) bahwa peserta kegiatan Posbindu dan secara berjenjang. Monitoring dan evaluasi
penyuluhan penyakit tidak menular belum dilakukan secara rutin. Belum ada
didominasi lansia usia 55-80 tahun. pembinaan khusus untuk Posbindu PTM,
Sedangkan untuk usia produktif 48-54 juga belum adanya penetapan target
tahun masih sedikit yang berpartisipasi program yang dapat mengukur
dalam kegiatan Posbindu dan penyuluhan keberhasilan kegiatan Posbindu PTM.
PTM. Dengan berkunjungnya masyarakat
yang menjadi sasaran Posbindu PTM secara DAFTAR PUSTAKA
rutin menunjukkan peran aktif masyarakat Asri, Mulyono, S., & Khasanah, U. (2020).
dalam menjaga kesehatan dan memperoleh Pengaruh Pelatihan Kader Posbindu
manfaat dari program Posbindu PTM. Terhadap Perilaku Deteksi Dini
Hipertensi Pada Usia Dewasa.
KESIMPULAN Jurnal Kesehatan Panrita Husada,
Dari hasil penelitian yang telah 5(1), 43–52.
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai Ayu, Y. (2018). Pelaksanaan Program Pos
berikut: Pembinaan erpadu Penyakit Tidak
Sumber daya manusia dalam pelaksanaan Menular di Wilayah Kerja
posbindu PTM belum memadahi dan kader Puskesmas Kota Matsum tahun
masih merangkap tugas juga belum adanya 2018. Universitas Sumatera Utara
sertifikat khusus pelatihan posbindu bagi Medan.
kader. Sumber dana untuk pelaksanaan Budi, I. S. (2011). Manajemen Partisipatif;
kegiatan posbindu berasal dari swadaya Sebuah pndekatan dalam

108
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

meningkatkan peran serta kader Mahdur, R. R., & Sulistiadi, W. (2020).


posyandu dalam pembangunan Evaluasi Program Pos Pembinaan
kesehatan di Desa. JURNAL ILMU Terpadu Penyakit Tidak Menular (
KESEHATAN MASYARAKAT, 2(3), Posbindu PTM ) Program Studi S1
153–159. Ekstensi Fakultas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Masyarakat , Universitas Indonesia
(2019). Profil Kesehatan Dosen Fakultas Kesehatan
Kabupaten Semarang tahun 2018. Masyarakat , Universitas Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah Kesehatan
(2020). Profil Kesehatan Provinsi Masyarakat, 12(1), 43–49.
Jawa Tengah Nugraheni, W. P., & Hartono, R. K. (2018).
tahun2019.http://dinkesjatengprov. Strategi Penguatan Program
go.id/v2018/dokumen/profil2019/m Posbindu Penyakit Tidak Menular
obile/index.html#p=1 Di Kota Bogor. Jurnal Ilmu
Dinkes Jateng. (2018). Profil Kesehatan Kesehatan Masyarakat, 9(3), 198–
Provinsi Jawa Tengah. 206.
http://library1.nida.ac.th/termpaper https://doi.org/10.26553/jikm.v9i3.
6/sd/2554/19755.pdf 312.
Dinkes Kabupaten Semarang. (2018). Oktarianita, Wati, N., & Febriawati, H.
Profil Kesehatan Kabupaten (2020). Persepsi Peserta Posbindu
Semarang Tahun 2018. Dinas PTM tentang Pelaksanaan Kegiatan
Kesehatan Kabupaten Semarang. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Febrianti, R. (2017). Implementasi Tidak Menular (POSBINDU PTM)
Pelaksanaan Pos Pembinaan di wilayah kerja Puskesmas
Terpadu Penyakit Tidak Menular Beringin Raya Kota Bengkulu.
(Posbindu Ptm) Di Puskesmas Jurnal Ilmiah, 15(2), 138–146.
Pucang Sewu Kota Surabaya. p2ptm. (2019). Buku Pedoman Manajemen
Publika, 5(5). Penyakit Tidak Menular. p2ptm
Kemenkes. (2019). Hasil Utama Riskesdas kemkes.
2018. Badan Penelitian dan Primiyani, Y., Masrul, M., & Hardisman,
Pengembangan Kesehatan. H. (2019). Analisis Pelaksanaan
Lutfy Laksita Pranandari, Septo Pawelas Program Pos Pembinaan Terpadu
Arso, E. Y. F. (2017). Analisis Penyakit Tidak Menular di Kota
Implementasi Program Pos Solok. Jurnal Kesehatan Andalas,
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak 8(2), 399.
Menular (Posbindu Ptm) Di https://doi.org/10.25077/jka.v8.i2.p
Kecamatan Banguntapan 399-406.2019
Kabupaten Bantul. Jurnal Rahadjeng, E., & Nurhotimah, E. (2020).
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), Evaluasi Pelaksanaan Posbindu
5(4), 76–84. Penyakit Tidak Menular (Posbindu
http://ejournal3.undip.ac.id/index.p Ptm) Di Lingkungan Tempat
hp/jkm%0Aakibat. Tinggal. Jurnal Ekologi Kesehatan,
Mahardika, K., & Utami, S. (2019). 19(2), 134–147.
Implementasi Program Pencegahan https://doi.org/10.22435/jek.v19i2.
Penyakit Tidak Menular Di 3653
Puskesmas Cangkringan Kabupaten Ratnasari, I. A. (2019). Implementasi
Sleman. Wacana Publik, 13(01). Program Pos Pembinaan Terpadu
https://doi.org/10.37295/wp.v13i01 Penyakit Tidak Menular. Higeia
.11. Journal of Public Health Research

109
Seminar Nasional LPTK CUP XX Tahun 2021
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Mewujudkan Insan Olahraga yang Inovatif, Unggul, dan Berkarakter Menuju Persaingan Global

and Development, 1(3), 625–634.


Wahyu Pudji Nugraheni, R. K. H. (2018).
Strategi Penguatan Program
Posbindu Penyakit Tidak Menular
di Kota Bogor. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 9(3), 198–
206.
http://www.jikm.unsri.ac.id/index.p
hp/jikm.
Yovi, A. &. (2018). Pelaksanaan Program
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular di Wilayah Kerja Puskesmas
Kota Matsum Tahun 2018 [Universitas
Sumatera Utara].
http://repositori.usu.ac.id/handle/12345678
9/5783

110

Anda mungkin juga menyukai