1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: feronikawhilia2@gmail.com
864
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
865
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
866
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
867
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
motivasi untuk bertindak memanfaatkan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pelayanan kesehatan. Hubungan antara usia usia dengan pemanfaatan prolanis di Puskesmas
dan penggunaan layanan medis bagaimanapun Getasan (p=0,644). Hasil penelitan ini sejalan
tidak linier dan tidak sama di setiap jenis dengan Rahmi dan Hidayat (2015), bahwa tidak
pelayanan kesehatan, karena semakin terdapat hubungan antara usia dengan
bertambah usia akan semakin membutuhkan pemanfaatan prolanis di BPJS Kesehatan
pelayanan kesehatan (Priyoto, 2014). Menurut Kantor Cabang Jakarta Timur (p=0,617).
Tawakal (2015) kelompok usia pra lansia lebih Hasil tabulasi silang menunjukkan
banyak dalam pemanfaatan pelayanan responden dengan pemanfaatan prolanis tinggi
dibandingkan kelompok lansia. Hal ini usia > 60 tahun sebanyak 9 responden (14,3%)
dikarenakan kondisi fisik pra lansia yang lebih dan usia ≤ 60 tahun sebanyak 14 orang (22,2%),
baik jika dibandingkan dengan lansia, sehingga sedangkan responden dengan pemanfaatan
untuk datang ke pelayanan kesehatan dapat prolanis rendah usia > 60 tahun sebanyak 12
dilakukan sendiri. Berdasarkan analisis bivariat orang (19,1%) dan usia ≤ 60 tahun sebanyak 28
868
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
869
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
rendah sebanyak 4 orang (6,3%). Pengetahuan formal (guru, PNS) lebih memiliki keterikatan
peserta dalam prolanis mayoritas sudah baik. waktu dengan pekerjaannya sehingga hanya
Namun ada beberapa peserta dengan sebagian responden yang dapat meluangkan
pengetahuan masih kurang tentang prolanis, hal waktu untuk hadir dalam kegiatan prolanis.
ini dikarenakan mereka tidak rutin dalam Hasil tabulasi silang menunjukkan
mengikuti kegiatan prolanis. Pengetahuan responden dengan pemanfaatan prolanis tinggi
kurang peserta tentang prolanis menyebabkan dan bekerja sebanyak 15 responden (12,7%) dan
pemanfaatan rendah dalam kegiatan prolanis. yang tidak bekerja sebanyak 8 responden
Berdasarkan teori Anderson (1974) yang (23,8%), sedangkan responden dengan
dikutip dari Notoatmodjo (2012) pekerjaan pemanfaatan prolanis rendah dan bekerja
merupakan faktor predisposisi yang masuk sebanyak 36 responden (57,2%) dan yang tidak
dalam kategori struktur sosial, ini digunakan bekerja sebanyak 4 responden (6,3%).
untuk menggambarkan fakta-fakta bahwa setiap Berdasarkan hasil meskipun responden memiliki
individu mmpunyai kecenderungan aktifitas secara finansial namun mereka masih
menggunakan pelayanan kesehatan. Pekerjaan tetap berusaha untuk datang ke pelayanan
dapat mempengaruhi waktu seseorang dalam kesehatan dalam rangka memeriksakan
mendapatkan informasi. Pekerjaan dapat kesehatan mereka, selain itu pekerjaan yang
memberikan dorongan kepada seseorang dalam mereka jalani adalah pekerjaan yang tidak
pengambilan tindakan untuk kesehatannya. mengikat sehingga mereka dapat datang
Kecenderungan seseorang yang bekerja langsung ke puskemas. Asumsi lainnya adalah
akan lebih akif mencari pelayanan kesehatan responden menyadari bahwa pekerjaan yang
dibandingkan dengan tidak bekerja, karena berat dan menguras tenaga dapat menimbulkan
disamping pengetahuannya yang lebih tinggi berbagai macam penyakit yang dapat
juga karena mereka lebih mandiri secara membahayakan bagi kesehatan pribadi mereka
ekonomi sehingga mereka mencari pelayanan sehingga mereka menganggap perlu untuk
kesehatan yang lebih lengkap (Wahyuni, 2013). datang ke pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian pada Sikap merupakan hasil pertimbangan dari
variabel status pekerjaan hasil analisis bivariat suatu perilaku, sikap mempengaruhi tindakan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara melalui proses pengambilan keputusan dengan
status pekerjaan responden dengan pemanfaatan mempertimbangkannya terlebih dulu
prolanis di Puskeasmas Getasan. Hal ini (Wulandari, 2016). Variabel sikap yang
dibuktikan dengan uji Chi Square yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
menghasilkan nilai p value 0,038 (p<0,05) yang pendapat responden berdasarkan keyakinan
berarti ada hubungan antara status pekerjaan untuk memanfaatkan prolanis di Puskesmas
peserta dengan pemanfaatan Prolanis di Getasan.
Puskesmas Getasan. Berdasarkan hasil penelitian pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan variabel sikap responden hasil analisis bivariat
penelitian yang dilakukan Ginting (2018) bahwa menunjukkan terdapat hubungan antara sikap
terdapat hubungan antara pekerjaan dengan responden dengan pemanfaatan prolanis di
keaktifan mengikuti prolanis pada pasien Puskeasmas Getasan. Hal ini dibuktikan dengan
Hipertensi di Puskesmas Berastagi Kabupaten uji Chi Square yang menghasilkan nilai p value
Karo (p= 0,022). Hasil yang didapatkan 0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan
menunjukkan bahwa responden dengan antara sikap responden dengan pemanfaatan
pekerjaan informal (petani, pedagang, dan ibu Prolanis di Puskesmas Getasan. Hasil penelitian
rumah tangga) tidak memiliki waktu yang ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
terikat dengan pekerjaan mereka, sehingga Satrianegara (2016) bahwa terrdapat hubungan
waktu yang digunakan untuk kegiatan prolanis antara sikap dengan pemanfaatan ulang
dapat diluangkan. Responden dengan pekerja pelayanan rawat jalan di RSUD Labuang Baji
870
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
Makassar (p=0,013). Sikap responden yang baik berarti ada hubungan antara kemudahan
tentang pengobatan secara teratur, dan informasi dengan pemanfaatan Prolanis di
keinginan berobat sampai dinyatakan sembuh Puskesmas Getasan. Hasil penelitian ini sejalan
mempunyai hubungan dengan pemanfaatan dengan penlitian yang dilakukan Pratiwi (2017)
ulang pelayanan rawat jalan. bahwa terdapat hubungan antara kemudahan
Hasil tabulasi silang menunjukkan informasi dengan pemanfaatan pusat layanan
responden dengan pemanfaatan prolanis tinggi kesehatan (puslakes) Unnes, mayoritas
dengan sikap baik sebanyak 21 responden mahasiswa mendapatkan informasi melalui
(33,4%) dan sikap kurang sebanyak 2 responden teman, dosen, maupun pihak puslakes.
(3,1%), sedangkan responden dengan Hasil tabulasi silang menunjukkan
pemanfaatan prolanis rendah dengan sikap baik responden dengan pemanfaatan prolanis tinggi
sebanyak 5 responden (7,9%) dan sikap kurang dengan kemudahan informasi dalam kategori
sebanyak 35 orang (55,6%). Berdasarkan hasil mudah sebanyak 23 responden (36,5%),
yang didapatkan diketahui bahwa responden sedangkan responden dengan pemanfaatan
setuju jika harus memanfaatkan prolanis untuk prolanis rendah dengan kemudahan informasi
menjaga kesehatannya agar tetap terkontrol, dalam kategori mudah sebanyak 29 responden
dan juga responden telah merasakan manfaat (46,1%) dan kemudahan informasi dalam
yang diterimanya dari kegiatan prolanis. kategori mudah sebanyak 11 responden (17,4%).
Namun ada beberapa responden yang Hasil penelitian dilapangan, mengenai informasi
tidak dapat memanfaatka karena ada kegiatan tentang prolanis yang ada di Puskesmas
lain seperti bekerja dan kegiatan sosial lainnya. Getasan masuk dalam kategori yang baik, tetapi
Responden dengan sikap baik namun tidak masih terdapat keluhan yang dialami oleh
memanfaatakn prolanis dikarenakan karena responden yaitu informasi perubahan jadwal
tidak ada yang mengantar dan kondisi fisik yang dari puskesmas tidak tersampaikan kepada
kurang mendukung. Sikap responden untuk responden, karena ada beberapa responden yang
memanfaatkan prolanis didukung juga dengan tidak bisa menggunakan alat komunikasi.
biaya yang dibebankan tidak menjadi kendala Menurut Anderson yang dikutip dari
karena kegiatan prolanis bersifat gratis. Notoatmodjo (2012) aksebilitas merupakan
Kemudahan infromasi merupakan salah faktor kemampuan. Aksebilitas adalah layanan
satu faktor yang mempengaruhi seseorang kesehatan yang harus dapat dicapai oleh
dalam menuntukan utilisasi pelayanan masyarakat dan tidak terhalang oleh keadaan
kesehatan. Hal ini karena sebaik apapun geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan
kualitas suatu pelayanan kesehatan yang budaya. Akses dapat mempengaruhi frekuensi
tersedia, jika konsumen belum pernah kunjungan ditempat pelayanan kesehatan,
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk semakin dekat jarak tempat tinggal dengan
pelayanan kesehatan akan berguna bagi mereka, pusat pelayanan kesehatan semakin besar
maka mereka tidak akan membelinya. jumlah kunjungan di pusat pelayanan tersebut.
Kemudahan memperoleh informasi informasi Berdasarkan hasil penelitian pada
yang jelas akan mempengaruhi pengetahuan variabel akses pelayanan kesehatan hasil analisis
dan sikap dalam menentukan pemanfaatan bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat
fasilitas kesehatan (Pratiwi,2017). hubungan antara akses pelayana kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian pada dengan pemanfaatan prolanis di Puskeasmas
variabel kemudahan infromasi hasil analisis Getasan. Hal ini dibuktikan dengan uji Chi
bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara Square yang menghasilkan nilai p value 0,273
kemudahan informasi dengan pemanfaatan (p>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan
prolanis di Puskesmas Getasan. Hal ini antara akses pelayanan kesehatan dengan
dibuktikan dengan uji Chi Square yang pemanfaatan Prolanis di Puskesmas Getasan.
menghasilkan nilai p value 0,005 (p<0,05) yang Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan
871
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
oleh (Wahyuni, 2013) bahwa tidak terdapat yang bersifat mendukung selalu siap
hubungan antara akses pelayanan kesehatan memberikan pertolongan (Pramudianti, 2018).
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Berdasarkan hasil penelitian pada
Puskesmas Sumber Rejo Kota Balikpapan variabel dukungan keluarga hasil analisis
dengan nilai p value 0,702. Hal ini dikarenakan bivariat menunjukkan bahwa terdapat
meskipun angkutan umum jarang ada yang hubungan antara dukung dengan keluarga
melewati Puskesmas Sumberejo bukanlah suatu dengan pemanfaatan prolanis di Puskeasmas
masalah karena sebagian besar masyarakat Getasan. Hal ini dibuktikan dengan uji Chi
menggunkan kendaraan pribadi mereka untuk Square yang menghasilkan nilai p value 0,000
mencapai puskesmas, selain itu banyak (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara
transportasi ojek yang dapat digunakan untuk dukungan keluarga dengan pemanfaatan
pengganti angkutan umum. Prolanis di Puskesmas Getasan.
Hasil tabulasi silang menunjukkan Hasil penelitian ini diperkuat dengan
responden dengan pemanfaatan prolanis tinggi yang dilakukan oleh Harniati (2018), bahwa
dengan akses pelayanan dalam kategori mudah terdapat hubungan antara dukungan keluarga
sebanyak 15 responden (23,8%) dan responden dengan kepatuhan peserta BPJS mengikuti
dengan akses pelayanan dalam kategori sulit kegiatan Prolanis di Puskesmas Rangas
sebanyak 8 responden (12,7%), sedangkan Kabupaten Mamuju (p=0,000). Peserta prolanis
responden dengan pemanfaatan prolanis rendah yang tidak mendapat dukungan keluarga akan
dengan akses pelayanan dalam kategori mudah sulit termotivasi mengikuti kegiatan prolanis.
sebanyak 19 responden (30,2%) dan responden Hasil tabulasi silang menunjukkan
dengan akses pelayanan dalam kategori sulit responden dengan pemanfaatan prolanis tinggi
sebanyak 21 responden (33,3%). Hasil analisis dengan dukungan keluarga dalam kategori
menunjukkan tidak ada hubungan antara akses mendukung sebanyak 20 responden (31,7%) dan
pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan responden dengan dukungan keluarga dalam
prolanis di Puskesmas Getasan, dalam hal ini kategori tidak mendukung sebanyak 3
dikarenakan jalanan di wilayah kerja Puskesmas responden (4,8%), sedangkan responden dengan
Getasan sudah baik. Namun ada beberapa pemanfaatan prolanis rendah dengan dukungan
responden yang menyatakn akses menuju keluarga dalam kategori mendukung sebanyak 8
pelayanan sulit dikarenakan tempat tinggal responden (12,7%) dan responden dengan
mereka tidak dilalui angkutan umum sehingga dukungan keluarga dalam kategori tidak
mereka merasa sulit mencapai puskesmas. mendukung sebanyak 32 responden (50,8%).
Menurut Bomar (2004) dukungan Distribusi responden terbanyak ada pada
keluarga merupakan sikap, tindakan dan responden yang tidak mendapatkan dukungan
penerimaan keluarga pada anggota keluarganya. keluarga dengan pemanfaatan prolanis rendah.
Dukungan keluarga dalam kesehatan Sebelumnya disebutkan bahwa responden
merupakan usaha yang dicurahkan oleh anggota dengan pemanfaatan prolanis rendah karena
keluarga dalam merawat dan membantu dari keluarganya tidak ada yang mengantar.
meningkatkan status kesehatan. Dukungan yang Ada pula yang lupa karena keluarga tidak
diberikan kepada anggota keluarga yang sedang mengingatkan jadwal prolanis, selain itu juga
sakit dapat berupa dukungan emosi, responden ada yang tidak bisa menggunakan
penghargaan, informasi maupun instrumental. alat komunikasi sehingga tidak mendapatkan
Dukungan juga dalam bentuk sosial yang Reminder SMS Gateway. Oleh karena itu,
mengacu pada semua yang dapat diakses atau dibutuhkan peranan keluarga dalam hal
diadakan keluarga dapat membantu dalam mengingatkan dan atau mengantar responden
mengambil keputusan terhadap tindakan untuk mengikuti kegiatan prolanis.
tertentu. Dukungan dapat digunakan maupun Tenaga kesehatan adalah seseorang yang
tidak tetapi anggota keluarga memandang orang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
872
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
873
Feronika, W. A. / Pemanfaatan Program Pengelolaan / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
kebutuhan dengan pemanfaatan prolanis. Sumba Timur Tahun 2016. Jurnal Manajemen
Sedangkan tidak ada hubungan antara usia, Kesehatan Indonesia, 4(3).
tingkat pengetahuan, akses pelayanan kesehatan Pramudianti, R. R., & Suryawati, C. (2018). Faktor
Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan
dan dukungan petugas kesehatan terhadap
Prolanis Di Puskesmas Karanganyar. Jurnal
pemanfaatan prolanis. Saran untuk peneliti
Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 6(5), 157–
selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan 169. Retrieved from
variabel lainnya yang belum ada dalam Pratiwi, Asih dan Raharjo, B. B. (2017). Pemanfaatan
penelitian ini dan menggunakan metode yang Pusat Layanan Kesehatan (Puslakes)
berbeda untuk menggali lebih dalam sehingga Universitas Negeri Semarang. Higeia Journal of
dapat diketahui faktor-faktor lain yang juga Public Health, 1(3), 84–94.
mempengaruhi perilaku pemanfaatan prolanis Priyoto. (2014). Teori Sikap dan Perilaku dalam
kesehatan. Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahmi, A. N., & Hidayat, B. (2015). Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
DAFTAR PUSTAKA
Program Pengelolaan Penyakit Kronis di
BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jakarta
Bomar P. (2004). Promoting Health in Families : Timur Tahun 2015. Administrasi Dan Kebijakan
Applying Family Research anda Theory to Nursing Kesehatan FKM USU, 20.
Pratice. Philadelphia: W.B Saunders Satrianegara, M. F., Surahmawati, & Asriani. (2016).
Company. Faktor - Faktor Yang Behubungan Dengan
BPJS Kesehatan. (2014). Panduan praktis Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan
PROLANIS (Program pengelolaan penyakit Pada Pasien Tb Paru di RSUD Labuang Baji
kronis). BPJS Kesehatan, 3–6. Makassar Tahun 2016. Al-Sihah : Public Helath
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. (2018). Profil Science Journal, 8, 49–59.
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. St. Rachmawati, D. (2014). Faktor yang Berhubungan
Dinkes Prrovinsi Jawa Tengah. (2018). Profil dengan emanfaatan Pelayanan Kesehatan di
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017. Dinkes Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar. 1–9.
Jateng, 3511351(24), 1–62. Syarifain, A., Rumayar, A. A., Mandagi, C. K. F.,
Fatimah, S., & Indrawati, F. (2019). Faktor Kesehatan, F., Universitas, M., & Ratulangi,
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di S. (2017). Hubungan Antara Pendidikan dan
Puskesmas. Higeia Journal of Public Health Pendapatan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Research and Development, 1(3), 84–94. Kesehatan Oleh Pasien BPJS di Wilayah
Retrieved from Kerja Puskesmas Sario Kota Manado. FKM
Ginting, J. F. (2018). Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Universitas Sam Ratulangi.
Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Terhadap Tawakal, I., & Nadjib, M. (2015). Pemanfaatan
Keaktifan Dalam Kegiatan Prolanis Di Puskesmas Program Pengelolaan Penyakit Kronis (
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017. Prolanis ) Di Bpjs Kesehatan Kantor Cabang
Harniati, A., Suriah, & Amqqam, H. (2018). Tangerang. Administrasi Dan Kebijakan
Ketidakpatuhan Peserta BPJS Kesehatan Kesehatan FKM USU.
Mengikuti Kegiatan Prolanis di Puskesmas Utomo, R. N. (2019). Input Program Pengelolaan
Rangas Kabupaten Mamuju. JKMM, 1(1), 1– Penyakit Kronis di Puskesmas. Higea Journal
6. of Public Health Research and Development, 3(1),
Kemenkes RI. (2018). RISKESDAS 2018: Executive 63–73.
Summary. Wahyuni, N. S. (2013). Faktor-Faktor yang
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo Kota
Pekabanda, K., Jati, S. P., & Mawarni, A. (2016). Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur 2012.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan K4 Oleh Ibu Hamil
DiWilayah Kerja Puskesmas Kabupaten
874