Disusun oleh:
ERIN NUR SA’BAN
20190320089
ABSTRAK
Latar Belakang: Populasi DM di dunia tahun 2021 adalah 537 juta jiwa yang
menunjukan peningkatan sebesar 20% dibandingkan dengan populasi DM pada tahun
2019. Peningkatan persentase terbesar diperkirakan terjadi pada tahun 2030 hingga 2045
sebanyak 643 juta menjadi 783 juta jiwa yang menunjukkan peningkatan sebesar 21,77%.
Prosentase hospitalisasi penyandang DM lebih tinggi dibandingkan bukan penyandang
DM yaitu sebesar 14,4%-22,7% jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bukan penyandang
DM yaitu sebesar 8,5%-13,5%. Rehospitalisasi pada penyandang DM terjadi karena
kurang adekuatnya instruksi atau edukasi discharge planning.
Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan antara kualitas discharge planning dengan
tingkat kepuasan pasien diabetes melitus di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Metode Penelitian: Kuantitatif non experimental. Total sampel pada penelitian ini
sebanyak 115 orang dengan total populasi 162 orang pasien diabetes melitus yang akan
pulang dalam waktu 24 jam kedepan. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability
sampling dengan teknik insidental sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan
kuisioner demogrfi, kuisioner Quality of Dischage Teaching Scale (QDTS) dan kuisioner
kepuasan berdasarkan lima karakteristik (RATER). Pengolahan data dilakukan
menggunakan Spearman rank corellation.
Hasil: uji Spearman Rho, dapat diketahui bahwa sebanyak 43 responden (37,4%) memiliki
kualitas edukasi discharge planning yang tinggi dan kepuasan yang tinggi. Diketahui juga
nilai p value sebesar 0,000 dimana nilai p value lebih rendah dari 0,05 (p< 0,05) sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas edukasi discharge
planning dengan kepuasan pasien. Hasil uji menunjukan nilai r value yaitu 0,568 yang
memiliki arah positif yang berarti semakin tinggi kualitas edukasi discharge planning yang
diberikan maka akan meningkatkan kepuasan pasien dengan tingkat korelasi yang sedang.
Kesimpulan: Mayoritas responden menilai kualitas edukasi discharge planning di RS PKU
Muhammadiyah Gamping dalam kategori tinggi dan memiliki tingkat kepuasan terhadap
pelaksanaan edukasi discharge planning di RS PKU Muhammadiyah Gamping dalam
kategori tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas edukasi discharge
planning dengan tingkat kepuasan pasien diabetes melitus di RS PKU Muhammadiyah
Gamping dengan arah hubungan yang positif dan memiliki tingkat korelasi sedang.
Kata kunci: discharge planning, kepuasan, diabetes melitus
ABSTRACK
Background: The DM population in the world in 2021 is 537 million people which
represents an increase of 20% compared to the DM population in 2019. The largest
increase in proportion is expected to occur in 2030 to 2045 as many as 643 million to 783
million people. people who showed an increase of 21.77%. The percentage of
hospitalization for DM sufferers was higher than those without DM, namely 14.4% -
22.7%, much higher than those without DM, namely 8.5% -13.5%. Rehospitalization in
patients with DM occurs due to inadequate discharge planning instructions or education.
Research Objectives: To analyze the relationship between the quality of discharge
planning and the satisfaction level of diabetes mellitus patients at PKU Muhammadiyah
Gamping Hospital.
Research Method: Quantitative non-experimental. The number of samples in this study
were 115 people with a total population of 162 diabetes mellitus patients who will go
home within the next 24 hours. The research was conducted at PKU Muhammadiyah
Gamping Hospital. The sampling method uses non-probability sampling with incidental
sampling techniques. The instruments in this study used a demographic questionnaire, a
Quality of Dischage Teaching Scale (QDTS) questionnaire and a satisfaction
questionnaire based on five characteristics (RATER). Data processing is done using
Spearman's rank correlation.
Results: Spearman Rho test, it was found that 43 respondents (37.4%) had discharge
planning education of high quality and high satisfaction. The marker is also a p-value of
0.000 where the p-value is lower than 0.05 (p <0.05) so that it can be said that there is a
significant relationship between the quality of discharge planning education and patient
satisfaction. The test results show an r value of 0.568 which has a positive direction,
meaning that the higher the quality of discharge planning education provided, the patient
satisfaction will increase with a moderate level of correlation.
Conclusion: Most of the respondents rated the quality of the implementation of discharge
planning education at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital in the high category and
had a level of satisfaction with the implementation of discharge planning education at
PKU Muhammadiyah Gamping Hospital in the high category. There is a significant
relationship between the quality of discharge planning education and the level of
satisfaction of diabetes mellitus patients at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital with
a positive direction and a moderate correlation level.
Keywords: discharge planning, satisfaction, diabetes mellitus
PENDAHULUAN prevalensi DM di Indonesia
Diabetes melitus (DM) atau sering berdasarkan diagnosis dokter pada
disebut dengan kencing manis merupakan
penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar
suatu penyakit kronik yang terjadi ketika
tubuh tidak dapat memproduksi cukup 2% (Kemenkes, 2020). Hampir semua
insulin atau tidak dapat menggunakan provinsi di Indonesia menunjukan
insulin (resistensi insulin) dan didiagnosa peningkatan prevalensi DM pada
melalui pengamatan kadar glukosa di tahun 2018 dan DI Yogyakarta termasuk
dalam darah (World Health Organization, dalam empat provinsi dengan prevalensi
2021). DM tertinggi di Indonesia mencapai 3,1%
Menurut International (Kemenkes, 2020). Berdasarkan jenis
Diabetes Federation (2021) populasi kelamin, prevalensi DM pada tahun
DM di dunia tahun 2021 adalah 537 2018 sebanyak 1,2% laki-laki dan
juta jiwa yang menunjukan 1,8% perempuan (Kemenkes, 2020).
peningkatan sebesar 20% Jumlah penyandang DM
dibandingkan dengan populasi DM berkontribusi pada tingginya angka
pada tahun 2019. Peningkatan hospitalisasi atau rawat inap (Yulia et
persentase terbesar diperkirakan al., 2020). Menurut penelitian yang
terjadi pada tahun 2030 hingga 2045 dilakukan oleh Comino et al. (2015)
sebanyak 643 juta menjadi 783 juta pada total 263.482 responden,
jiwa yang menunjukkan peningkatan ditemukan prevalensi DM sebanyak
sebesar 21,77% (International 9% (n = 23.779). Hospitalisasi terjadi
Diabetes Federation, 2021). pada 631,3 per 1.000 orang per
Peningkatan populasi penderita DM tahun pada penyandang DM dengan
salah satunya diakibakan oleh lama rawat inap (length of stay/LOS)
peningkatan populasi usia lanjut 8.2 hari. Pada pasien bukan
(International Diabetes Federation, penyandang DM, hospitalisasi terjadi
2021). Peningkatan populasi DM di pada 454.8 per 1.000 orang per
negara-negara berpenghasilan tahun dengan LOS 7.1 hari (Comino
rendah dan menengah diperkirakan et al., 2015). Terdapat berbagai
akan mencapai 94% pada tahun faktor risiko yang mempengaruhi
2045, akibat pertumbuhan penduduk angka hospitalisasi pada pasien DM
yang lebih besar (International yaitu usia, jenis kelamin, status
Diabetes Federation, 2021). Indonesia asuransi, dan tahun ketika
menempati peringkat ke lima sebagai melakukan pemeriksaan dan
negara dengan jumlah prevalensi DM didiagnosa (Jessica, Robbins, & David,
tertinggi di dunia pada kategori usia 2006). Pasien DM dengan jenis
20-79 tahun dengan jumlah kelamin laki-laki, berpenghasilan
penyandang DM sebesar 19,5 juta rendah, dan perokok atau yang
jiwa (International Diabetes memiliki kecemasan serta depresi
Federation, 2021). memiliki resiko yang lebih tinggi
Hasil Riset Kesehatan Dasar mengalami hospitalisasi (Junaidi,
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukan 2017). Selain beresiko mengalami
hospitalisasi, penyandang DM juga langsung dengan pasien selama 24
beresiko mengalami hospitalisasi jam (Nursalam & Effendi, 2009).
berulang atau re-hospitalisasi. Perawat memiliki peran penting dalam
Penelitian melaporkan bahwa discharge planning, diantaranya
prosentase re-hospitalisasi mencapai sebagai pemberi asuhan
22,5% - 40,5% pada penyandang DM keperawatan, pendidik, kolaborator,
(Ostling et al., 2017). Faktor lain yang motivator, dan komunikator
dikaitkan dengan hospitalisasi (Owyoung, 2010; Khoiriyati et al,
berulang (re-hospitalisasi) pada 2021).
penyandang DM adalah kurang Bedasarkan penelitian yang
adekuatnya instruksi atau edukasi dilakukan oleh Hardivianty (2017) di
discharge planning (Rubin, 2015). dapatkan hasil bahwa pelaksanaan
Penelitian tersebut menunjukkan discharge planning di salah satu
bahwa instuksi dan edukasi discharge rumah sakit swasta di Yogyakarta
planning yang tidak adekuat belum berjalan dengan maksimal.
cenderung meningkatkan resiko Hasil tersebut kemungkinan
rehospitalisasi pada pasien. Dengan dipengaruhi oleh faktor sumber daya
instruksi dan edukasi discharge manusia (SDM) yang masih kurang
planning yang lebih baik, lebih paham terkait discharge planning dan
melibatkan pasien dalam rekonsiliasi belum tersedianya standar
dan penjadwalan pengobatan, operasional prosedur (SOP) terkait
penjadwalan kontrol atau follow-up, discharge planning. Selain itu,
dan penilaian kemungkinan faktor ditemukan beberapa hambatan yang
yang menghambat untuk mengikuti menyebabkan belum maksimalnya
discharge planning dapat mengurangi pelaksanaan discharge planning
risiko terjadinya rehospitalisasi seperti keterbatasan waktu dan
(Rubin, 2015). Discharge kurangnya pengetahuan yang dimiliki
planning merupakan salah satu bagian oleh perawat (Hardivianty, 2017).
penting dan memiliki pengaruh dalam Kepuasan pasien merupakan salah
sebuah pelayanan keperawatan. satu indikator kualitas dalam pelayanan
Pelaksanaan discharge planning yang kesehatan. Kepuasan pasien terhadap
belum sesuai dan belum optimal akan pelaksanaan discharge planning secara
mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti umum masih memerlukan peningkatan.
memperlambat penyembuhan, Kepuasan pasien terhadap pelaksanaan
meningkatnya angka kembalinya pasien ke discharge planning ini dipengaruhi oleh
rumah sakit (re-hospitalisasi) akibat beberapa faktor yaitu seperti prilaku
penyakit yang sama, meningkatnya LOS, perawat, pelayanan administrasi masuk dan
dan meningkatnya angka kematian administrasi selama dirawat, serta
(Junaidi, 2017). Perawat merupakan perawatan yang diberikan oleh perawat
(Budiyati, 2019).
salah satu tenaga kesehatan yang Penelitian terkait discharge
memegang peranan penting dalam planning pernah dilakukan di Rumah Sakit
pemberian layanan kesehatan di PKU Muhammadiyah Gamping oleh
rumah sakit, termasuk discharge Hardivianty (2017) tetapi tidak spesifik
planning, karena perawat berinteraksi pada pasien DM. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah pasien rawat scale (QDTS), dan kuisioner kepuasan
inap tahun 2015 di Rumah Sakit PKU (RATER).
Muhammadiyah Gamping dengan berbagai Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25
diagnosis sebanyak 10.450 pasien dan Maret - 25 Mei 2023 di bangsal Arroyan,
jumlah pasien rawat inap dari tanggal 1 Naim, Wardah, Alkautsar, Azzahra, dan At-
Januari 2016 sampai dengan 30 September Tin Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
2016 sebanyak 10.103 pasien (Hardivianty, Gamping.
2017). Dari data di atas, di dapatkan angka
kejadian pasien rawat ulang (readmission) HASIL
dalam waktu enam bulan (Mei-Oktober 1. Karakteristik Responden
2016) sebanyak 188 pasien (1.9%).
Selanjutnya dilakukan penelusuran Tabel 1 Karakteristik Responden (N=115)
dokumen lembar discharge planning pasien
N Karakte Freku Prese
rawat ulang pada bulan Oktober 2016 dan
o ristik ensi ntase
didapatkan hasil bahwa dari total 19 rekam
respond (f) (%)
medis, 18 (95%) diantaranya tidak
en
memiliki lembar discharge planning dan 12
1. Kategor
(63%) rekam medis tidak memuat
i usia 2 1.7
dokumentasi skrining discharge planning
17-25 2 1.7
pada lembar pengkajian awal keperawatan.
tahun 15 13.0
Berdasar hasil wawancara dengan
(Remaja 44 38.3
salah satu petugas rekam medik, didapatkan
Awal) 41 35.7
informasi bahwa pengisian lembar
26-35 11 9.6
discharge planning tidak begitu ditekankan
tahun
sejak tahun 2014, sehingga kebanyakan
(Dewasa
lembar discharge planning pasien tidak
Awal)
terisi (Hardivianty, 2017). Penelitian
36-35
tersebut telah dilakukan lima tahun yang
tahun
lalu dan dengan semakin meningkatnya
(Dewasa
kualitas pelayanan rumah sakit, penelitian
Akhir)
terkait discharge planning di Rumah Sakit
46-55
PKU Muhammadiyah Gamping perlu untuk
tahun
dilakukan kembali, terutama pada pasien
(Lansia
DM.
Awal)
METODE
56-65
Penelitian ini menggunakan metode
tahun
kuantitatif non experimental dengan
(Lansia
pendekatan corelation study. Jumlah
Akhir)
populasi pada penelitian in sebanyak 162
>65
orang dengan total sampel pada penelitian
tahun
ini sebanyak 115 orang pasien DM yang
(Manula
memnuhi kriteria inklusi. Teknik sampling
)
menggunakan metode non probability
sampling dengan teknik pengambilan 2. Jenis
sampel insidental sampling. Analisa data kelamin 65 56.5
bivariat menggunakan Spearman Rho. Laki- 50 43.5
Instrument pada penelitian ini laki
menggunakan kuisioner data demografi, Perempu
kuisioner Quality of discharge teaching an
3. Pendidi
kan 23 20.0
SD 25 21.7
SMP 43 37.4
SMA 6 5.2
D3 16 13.9
Sarjana 2 1.7
Tidak
sekolah
4. Status
pernika 6 5.2
han 89 77.4
Belum 20 17.4
menikah
Menikah
Janda/du
da
5. Agama
Islam 107 93.0
Katolik 2 1.7
Kristen 4 3.5
Hindu 1 .9
Budha 1 .9
6. Pekerja
an 68 59.1
Bekerja 47 40.9
Tidak
bekerja
7. Tinggal
bersam 80 69.6
a 20 17.4
Suami/is 6 5.2
tri 9 7.8
Anak
Sendiri
Anggota
keluarga
lain
8. Penyulu
han 75 65.2
Pernah 38 33.0
Belum 2 1.7
Lupa/tid
ak tahu