Wiranda Fitri, Anggra Trisna Ajani, Debby Silvia Dewi, Reska Handayani,
Milya Novera
Departemen Keperawatan, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Negeri Padang
*Corresponding author : wirandafitri796@gmail.com
ABSTRAK
Sumatera Barat memiliki prevalensi total hipertensi komplikasi diabetes mellitus sebanyak
1,6% pada tahun 2018, dimana Sumatera Barat berada di urutan ke 21 dari 34 provinsi di
Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mengaplikasikan Asuhan Keperawatan pada
Ny.M dengan Hipertensi Komplikasi Diabetes Mellitus di Ruang Interne Rumah Sakit Umum
Daerah Pariaman Tahun 2023. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan
melakukan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan
evaluasi. Penelitian dilaksanakan di Ruang Interne pada Ny.M dari tanggal 10 Februari-14
Februari 2023. Dengan hasil pengkajian ditemukan diagnosa yaitu Perfusi perifer tidak
efektif, Ketidakstabilan kadar glukosa darah, Intoleransi aktivitas. Implementasi yang dilakukan
selama 5 hari maka didapatkan evaluasi ada perubahan kondisi pasien terhadap status kesehatan
pasien. Perfusi perifer meningkat sehingga tekanan darah membaik, ketidakstabilan kadar glukosa
darah sehingga kestabilan glukosa darah menurun sehinnga gula darah membaik, intoleransi
aktivitas meningkat sehingga kekuatan tubuh meningkat.
ABSTRACT
55
© Jurnal Keperawatan Medika (JKEM)-ISSN :2963-5691. All rights reserved
Jurnal Keperawatan Medika
Vol. 2 No. 1, Bulan Mei, Tahun 2023, Hal. 55-66
Jurnal Homepage:https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem
mellitus di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang alkohol, obesitas, aktivitas fisik, stres dan
artinya ada lebih dari 10,8 juta orang per tahun penggunaan estrogen (Alberta, 2019).
2020. Ketua Umum Perkumpulan Sebagian besar faktor risiko tekanan darah
Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof Dr dr tinggi dikaitkan dengan faktor diet atau
Ketut Suastika SpPD-KEMD mengatakan perilaku makan yang buruk. Oleh karena
bahwa angka ini diperkirakan meningkat itu, seiring dengan penggunaan obat anti
menjadi 16,7 juta pasien per tahun 2045. hipertensi, terapi diet dan perubahan gaya
Dengan data tahun 2020, 1 dari 25 penduduk hidup sangat diperlukan. Diet yang
Indonesia atau 10 persen dari penduduk disarankan adalah diet rendah natrium,
Indonesia mengalami hipertensi komplikasi yang bertujuan untuk mengembalikan
diabetes mellitus. Berdasarkan Riset Kesehatan tekanan darah menjadi normal (Agustina
Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, angka Pungki Astutil & Didit Damayantil, 2021).
prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 10,9 Mekanisme terjadinya hipertensi
persen yang diprediksi juga akan terus dipengaruhi oleh beberapa faktor gaya
meningkat. Jumlah penderita Diabetes Melitus hidup. Faktor tersebut antara lain
di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun kelebihan berat badan atau obesitas dan
2018 oleh Departemen Kesehatan menunjukkan kurangnya pengetahuan yang meningkat
terjadi peningkatan sebesar 1,6 % dari tahun dari 25,8% pada tahun 2018 menjadi
2013 ke 2018 dengan jumlah penderita kurang 34,11% (Yan et al., 2018).
lebih 4 juta (Brier & lia dwi jayanti, 2020). Penelitian sebelumnya pada tahun
Jumlah kasus penyakit hipertensi di 2020 yang dilakukan oleh Godeliva
Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 sebanyak Priska Bano di Puskesmas Napan
130.991 kasus, dan 62,5% diantaranya tidak Kecamatan Bikomi Utara didapatkan hasil
minum obat karena alasan merasa sudah dari pengkajian yang ditemukan pada
sembuh, kasus hipertensi di Sumatera Barat pasien yang mengeluhkan pusing dan
dari tahun ketahun mengalami peningkatan tengkuk tegang saat beraktivitas.
diketahui pada tahun 2019 menjadi 152.182 Diagnosa keperawatan utama yang
kasus, sedangkan pada masa pandemic covid didapatkan pada pasien yaitu nyeri akut
19 tahun 2020 kasus terdeteksi penderita berhubungan dengan peningkatan tekanan
hipertensi sebanyak 184.873 kasus (Efendi et vaskuler serebral. Intervensi keperawatan
al., 2022). Sumatera Barat memiliki yang ditetapkan yaitu mengajarkan
prevalensi total hipertensi komplikasi manajemen nyeri. Pada implementasi
diabetes mellitus sebanyak 1,6% pada tahun keperawatan mengajarkan manajemen
2018, dimana Sumatera Barat berada di urutan nyeri dengan hasil yang didapatkan adalah
ke 21 dari 34 provinsi di Indonesia nyeri yang dirasakan berkurang dari lima
(Kementrian Kesehatan, 2018). Menurut data menjadi dua. Evaluasi dari tindakan yang
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dilakukan menggunakan metode Subjektif,
tahun 2018, jumlah kasus hipertensi Objektif, Asessment dan Planning
komplikasi Diabetes Mellitus berjumlah (SOAP), dan masalah nyeri akut pada
44.280 kasus, dengan jumlah kasus pasien sudah teratasi (Godeliva Priska
tertinggi berada di wilayah Kota Padang Bano, 2020).
berjumlah 12.231 kasus (Sheila, 2022). Penelitian sebelumnya pada tahun
Hipertensi dapat disebabkan oleh usia, 2021 yang dilakukan oleh Yuldensia
jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik Avelina et al., Hasil penelitian
(variabel/faktor risiko tidak terkontrol), menunjukkan bahwa tekanan darah pasien
kebiasaan merokok, asupan garam, asupan 180/80 mmHg, nadi 80x/menit, skala
lemak jenuh, asupan minyak nabati, asupan nyeri 6 dan pasien mengeluh tidak
57
© Jurnal Keperawatan Medika (JKEM)-ISSN :2963-5691. All rights reserved
Jurnal Keperawatan Medika
Vol. 2 No. 1, Bulan Mei, Tahun 2023, Hal. 55-66
Jurnal Homepage:https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem
di tahun 2019 yaitu 203 kasus, mengalami mengatakan aktivitas dibantu oleh
penurunan di tahun 2020 sebanyak 50 suami, pasien juga mengatakan hanya
kasus ditemui hal ini berdampak karena menghabiskan ¼ porsi makanan rumah
Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman pada sakit, pasien tampak lemah dan lesu,
tahun 2020 merupakan rumah sakit rujukan
gula darah dan tensi pasien tinggi, dari
covid 19 sehingga pasien hipertensi
hasil observasi didapatkan pasien
komplikasi diabetes mellitus lebih jarang
dijumpai pada tahun 2020, mengalami terpasang Nacl 0,9% 8j/kolf, pada saat
kenaikan lagi pada tahun 2021 sebanyak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
159 kasus kemungkinan pasien sudah tidak didapatkan TD: 165/80 mmHg, N:
bisa lagi di rawat di rumah dan harus di 78x/menit, S: 36,5°C, RR: 20x/menit,
rawat di rumah sakit walau masih keadaan GDS= 300 mg/dl.
pandemic, dan mengalami penurunan pada Pasien mengatakan memiliki
tahun 2022 yaitu 95 kasus di jumpai di riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang
Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman. lalu, pasien juga sebelumnya memiliki
Hasil wawancara dengan salah satu riwayat diabetes mellitus 7 tahun yang
petugas pada tanggal 26 januari 2023 lalu. Pasien mengatakan pernah di
ditemukan bahwa umumnya pasien yang di
rawat di Rumah Sakit Umum Daerah
rawat dengan diagnosa hipertensi memiliki
pola makan tidak bagus, banyak konsumsi Pariaman 2 tahun yang lalu dengan
garam dan daging, sertakeluhan yang sering penyakit yang sama dan dirawat selama
ditemukan pada pasien adalah sakit kepala, 7 hari, penyebab pasien bisa masuk lagi
pusing, lemas, dan kelelahan. dikarenakan pola hidup pasien yang
Berdasarkan latar belakang di atas tidak terkontrol, seperti banyak
peneliti tertarik untuk melakukan asuhan mengkonsumsi makanan asin dan
keperawatan dengan judul “Asuhan manis, pasien juga mengatakan jarang
Keperawatan Pada Ny.M Dengan control tekanan darah dan gula darah
Hipertensi Komplikasi Diabetes Mellitus di kepuskesmas.
Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman
tahun 2023”. PEMBAHASAN
KASUS Pembahasan kasus ini penelitian akan
membandingkan antara kasus dan teori,
Berdasarkan pengkajian yang dengan aplikasi atau asuhan keperawatan
dilakukan terhadap Ny.M pada tanggal pada pasien dengan kasus hipertensi yang
10 Februari 2023 jam 08.00 WIB di telah dilakukan sejak tanggal 10 Februari –
ruangan interne RSUD Pariaman, 14 Februari 2023 di Ruang Interne Rumah
didapatkan klien berjenis kelamin Sakit Umum Daerah Pariaman. Kegiatan
perempuan, klien berumur 68 tahun. yang dilakukan meliputi pengkajian,
Berdasarkan pengkajian yang diagnosis keperawatan, intervensi
didapatkan dari Ny.M kepala pusing, keperawatan, implementasi keperawatan,
badan terasa lemah, letih, tengkuk dan evaluasi keperawatan sebagai berikut:
Dalam tahap pengkajian ini, peneliti
terasa berat, pasien mengatakan sering
melaksanakan pengkajian dengan cara
merasa haus, pasien tampak lemah/ wawancara dan observasi secara langsung
lesu, pasien mengatakan nafsu makan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
menurun dan cepat kenyang, pasien
59
© Jurnal Keperawatan Medika (JKEM)-ISSN :2963-5691. All rights reserved
Jurnal Keperawatan Medika
Vol. 2 No. 1, Bulan Mei, Tahun 2023, Hal. 55-66
Jurnal Homepage:https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan terasa pusing skala nyeri 5, badan terasa
terhadap Ny.M pada tanggal 10 Februari lemas, mudah lelah ,rasa berat pada
2023 di Ruang Interne Rumah Sakit tengkuk, mual muntah.
Umum Daerah Pariaman, didapatkan data Menurut teori (Unger et al.,2020)
bahwa pasien mengatakan kepala pusing, seseorang dikatakan hipertensi ketika hasil
badan terasa lemah, letih, tengkuk terasa tekanan darah sistolik menunjukan lebih
berat, pasien mengatakan sering merasa atau sama dengan 140mmhg dan atau
haus, pasien mengatakan nafsu makan tekanan diastolic 90mmhg. Pada hipertensi
menurun, dan cepat kenyang, pasien terdapat tanda dan gejala seperti sakit
mengatakan aktivitas dibantu oleh suami, kepala, pusing, kelelahan, mual dan
pasien juga mengatakan hanya muntah, sesak napas dan gelisah.
menghabiskan ¼ porsi makanan rumah Jadi menurut asumsi peneliti
sakit, pasien tampak lemah dan lesu, gula berdasarkan teori dan hasil penelitian orang
darah dan tensi pasien tinggi, dari hasil lain umumnya terdapat kesamaan tentang
observasi didapatkan pasien terpasangNacl gejala yang dialami yaitu kepala pusing,
0,9% 8j/kolf, pada saat dilakukan tengkuk terasa berat, mudah lelah.
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan Sedangkan perbedaan ditemukan pada
TD: 165/80 mmHg, N: 78x/menit, S: penelitian yang dilakukan oleh Yuldensia
36,5°C, RR: 20x/menit, GDS= 300 mg/dl. Avelina et al., dan Muhammad Sultan
Hasil penelitian (Yuldensia Avelina et Thoha terdapat keluhan nyeri sedangkan
al., 2021) dari hasil pengkajian didapatkan pada kasus Ny.M dan pada teori tidak
keadaan pasien dengan keluhan pasien terdapat nyeri, pada penelitian Muhammad
mengatakan tengkuk terasa berat, rasa sakit Sultan Thoha dan teori terdapat mual muntah
yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, rasa sedangkan pada penelitian Yuldensia
sakit menyebar dari leher sampai ke Avelina et al., dan pada kasus Ny.M tidak
punggung dengan lamanya nyeri kurang terdapat mual muntah, pada penelitian
dari 2 menit dan nyeri yang di rasakan Muhammad Sultan Thoha dan pada kasus
hilang muncul, pasien tampak meringis Ny.M terdapat nafsu makan menurun
kesakitan, mengerutkan dahi, skala nyeri 6 sedangkan pada penelitian Yuldensia
(sedang), pasien juga mengeluh pusing, Avelina et al., dan teori tidak terdapat nafsu
sakit kepala. Pasien mengatakan sudah makan menurun. Perbedaan tersebut
menderita TD tinggi sejak kurang dari 4 kemungkinan terjadi karena perbedaan
tahun lalu. pasien, perbedaan keluhan dan data yang
Menurut penelitian (Muhammad didapatkan, serta perbedaan system imun
Sultan Thoha 2022) pada pasien hipertensi dan usia pasien, serta didukung dengan teori
didapatkan pasien masuk ke rumah sakit yang menyatakan keluhan yang timbul
dengan diagnosis Hypertension, alasan dapat berbeda pada tiap individu penderita.
masuk karena pasien mengeluh pusing Diagnosa keperawatan merupakan
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, suatu penilaian klinis mengenai respons
rasa berat pada tengkuk, mual muntah, klien terhadap masalah kesehatan atau
gelisah, didapatkan data riwayat kesehatan proses kehidupan yang dialaminya baik
pasien dengan keluhan utama pasien adalah yang berlangsung aktual atau potensial
pasien mengatakan kepala terasa pusing, (SDKI,2017). Dari masalah keperawatan
rasa berat pada tengkuk, mudah lelah, mual kasus di atas maka disusunlah diagnosa
muntah, badan terasa lemas, riwayat keperawatan berdasarkan tingkat prioritas
kesehatan sekarang pasien adalah pasien untuk pelaksanaan intervensi dan sesuai
mengatakan nafsu makan menurun, kepala dengan diagnosa yang di angkat oleh
60
© Jurnal Keperawatan Medika (JKEM)-ISSN :2963-5691. All rights reserved
Jurnal Keperawatan Medika
Vol. 2 No. 1, Bulan Mei, Tahun 2023, Hal. 55-66
Jurnal Homepage:https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem
peneliti yaitu: perfusi perifer tidak efektif dikembangkan berdasarkan yang dapat
b.d penurunan konsentrasi hemoglobin, diterima secara logis dan sesuai kondisi
Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d pasien. Perencanaan yang dilakukan pada
penggunaan insulin dan Intoleransi Ny.M bertujuan agar keluhan berkurang
aktivitas b.d kelemahan. dan kembali beraktivitas seperti biasa.
Pada kasus Ny.M dengan diagnosa
Penelitian yang dilakukan Yuldensia perfusi perifer tidak efektif berhubungan
Avelina et al,. (2021) didapatkan diagnosa dengan penurunan hemoglobin, intervensi
keperawatan yaitu nyeri kronis yang ditetapkan penulis yaitu transfusi
berhubungan dengan penekanan saraf, darah dengan tujuan tingkat perdarahan
defisit pengetahuan berhubungan dengan menurun dan kriteria hasil kelembapan
kurangnya terpapar informasi. Penelitian membran mukosa meningkat, kelembapan
yang dilakukan Muhammad Sultan Thoha kulit meningkat, hemoglobin membaik,
(2022), diagnosa yang muncul yaitu nyeri hematokrit membaik, tekanan darah
akut berhubungan dengan agen pencedera membaik, denyut nadi membaik, suhu
fisiologis. tubuh membaik. Ketidakstabilan kadar
Berdasarkan teori diagnosa yang glukosa darah berhubungan dengan
ditemukan pada penyakit Hipertensi resistensi insulin, intervensi yang
komplikasi Diabetes Mellitus yaitu: perfusi ditetapkan yaitu manajemen hiperglikemia
perifer tidak efektif, penurunan curah dengan tujuan kadar glukosa darah
jantung, nyeri akut, intoleransi aktivitas, menurun dengan kriteria hasil kesadaran
hipervolemia, defisit pengetahuan, meningkat, pusing menurun, lelah/lesu
ketiidakstabilan kadar glukosa darah, dan menurun, rasa haus menurun, kadar
keletihan. glukosa darah membaik. Intoleransi
Dapat diasumsikan bahwa ditemukan aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
persamaan dan perbedaan diagnosa yang intervensi yang ditetapkan yaitu
diangkat peneliti dan teori serta penelitian manajemen energi dengan tujuan toleransi
menurut Yuldensia Avelina et al,. (2021) aktivitas meningkat dengan kriteria hasil
yaitu ditemukan persamaan diagnosa frekuensi nadi meningkat, kecepatan
perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan berjalan meningkat, kemudahan dalam
konsentrasi hemoglobin, defisit melakukan aktivitas sehari-hari meningkat,
pengetahuan. Sedangkan perbedaannya keluhan lelah menurun, perasaan lemah
yaitu Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, menurun.
nyeri kronis, penurunan curah jantung, Pada penelitian yang dilakukan
Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Yuldensia Avelina et al(2021) intervensi
penggunaan insulin, nyeri akut, yang ditetapkan untuk intervensi
hipervolemia. Perbedaan ini bisa saja keperawatan peneliti menggunakan
terjadi karena adanya perbedaan dalam pedoman dari Standar Luaran Keperawatan
pengkajian. Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi
Intervensi keperawatan adalah segala Keperawatan Indonesia (SIKI). Tujuan dan
treatment yang dikerjakan oleh perawat kriteria hasil untuk diagnosa pertama nyeri
yang didasarkan pada pengetahuan dan kronis berhubungan dengan penekanan
penilaian klinis untuk mencapai luaran saraf yakni setelah dilakukan tindakan
yang diharapkan (PPNI, 2018). Dalam keperawatan selama tiga hari diharapkan
penyusunan rencana keperawatan, penulis tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil
merujuk pada SDKI, SLKI dan SIKI. keluhan nyeri menurun, meringis menurun
Dalam hal ini setiap rencana keperawatan dan tekanan darah membaik. Sedangkan
61
© Jurnal Keperawatan Medika (JKEM)-ISSN :2963-5691. All rights reserved
Jurnal Keperawatan Medika
Vol. 2 No. 1, Bulan Mei, Tahun 2023, Hal. 55-66
Jurnal Homepage:https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem
tujuan dan kriteria hasil untuk diagnosa tekanan darah membaik. Sedangkan tujuan
kedua defisit pengetahuan berhubungan dan kriteria hasil untuk diagnosa kedua
dengan kurangnya terpapar informasi yakni defisit pengetahuan berhubungan dengan
setelah dilakukan tindakan keperawatan kurangnya terpapar informasi yakni setelah
selama tiga hari diharapkan tingkat dilakukan tindakan keperawatan selama
pengetahuan pasien meningkat dengan tiga hari diharapkan tingkat pengetahuan
kriteria hasil pertanyaan tentang masalah pasien meningkat dengan kriteria hasil
yang dihadapi menurun, persepsi yang pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
keliru terhadap masalah menurun, perilaku menurun, persepsi yang keliru terhadap
sesuai pengetahuan meningkat. masalah menurun, perilaku sesuai
Dapat diasumsikan bahwa tidak pengetahuan meningkat. Ini dapat berbeda
terdapat persaaman antara intervensi yang dikarenakan adanya perbedaan diagnosa
dilakukan peneliti dengan penelitian yang ditemukan dari masalah atau kondisi
menurut Yuldensia Avelina et al(2021) yang dialami pasien saat pengkajian,
yaitu, sedangkan perbedannya adalah pada sehingga memerlukanintervensi yang sesuai
peneliti ditemukan intervensi diagnosa dengan diagnosa dan kondisi pasien.
perfusi perifer tidak efektif berhubungan Implementasi keperawatan dilakukan
dengan penurunan hemoglobin, intervensi selama hari berturut-turut dari tanggal 10
yang ditetapkan peneliti yaitu transfusi Februari sampai 14 Februari 2023. Dalam
darah dengan tujuan tingkat perdarahan penanganan masalah perfusi perifer tidak
menurun dan kriteria hasil kelembapan efektif, peneliti melakukan implementasi
membran mukosa meningkat, kelembapan seperti mengidentifikasi rencana transfusi,
kulit meningkat, hemoglobin membaik, memonitor tanda-tanda vital sebelum dan
hematokrit membaik, tekanan darah setelah transfusi (tekanan darah, suhu, nadi,
membaik, denyut nadi membaik, suhu tubuh dan frekuensi napas), memonitor tanda
membaik. kelebihan cairan (mis, dispnea, tekanan
Kestabilan kadar glukosa darah darah meningkat, sakit kepala, takikardia,
meningkat dengan kriteria hasil koordinasi sianosis), memonitor reaksi transfusi.
meningkat, kesadaran meningkat, pusing Masalah ketidakstabilan kadar glukosa
menurun, lelah/lesu menurun, mulut kering darah, peneliti melakukan implementasi
menurun, rasa haus menurun, kadar glukosa seperti memonitor kadar glukosa darah,
dalam darah membaik. Intoleransi aktivitas memonitor tanda dan gejala hiperglikemia,
berhubungan dengan kelemahan, intervensi menganjurkan klien memonitor kadar
yang ditetapkan yaitu manajemen energi glukosa darah lebih dari 250 mg/dl,
dengan tujuan toleransi aktivitas meningkat menganjurkan klien memonitor kadar
dan kriteria hasil frekuensi nadi meningkat, glukosa darah secara mandiri,
kecepatan berjalan meningkat, kemudahan mengkolaborasi pemberian insulin.
dalam melakukan aktivitas sehari-hari Masalah intoleransi aktivitas, peneliti
meningkat, keluhan lelah menurun, melakukan implementasi seperti memonitor
perasaan lemah menurun. kelelahan fisik dan emosional, memonitor
Menurut Yuldensia Avelina et ketidaknyamanan selama melakukan
al(2021) didapatkan intervensi nyeri kronis aktivitas, melakukan latihan tentang gerak
berhubungan dengan penekanan saraf yakni pasif dan atau aktif, memfasilitasi duduk di
setelah dilakukan tindakan keperawatan tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
selama tiga hari diharapkan tingkat nyeri atau berjalan, dan menganjurkan
menurun dengan kriteria hasil keluhan melakukan aktivitas secara bertahap.
nyeri menurun, meringis menurun dan Menurut penelitian (Yuldensia
62
© Jurnal Keperawatan Medika (JKEM)-ISSN :2963-5691. All rights reserved
Jurnal Keperawatan Medika
Vol. 2 No. 1, Bulan Mei, Tahun 2023, Hal. 55-66
Jurnal Homepage:https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem
Avelina et al., 2021) Untuk diagnosa nyeri mengatakan badan sudah membaik,
kronis, peneliti melakukan tindakan aktivitas sudah dilakukan secara mandiri,
keperawatan manajemen nyeri berupa pasien tampak sudah mampu duduk secara
mengidentifikasi nyeri (lokasi, mandiri, masalah teratasi dan intervensi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan dihentikan pasien pulang.
intensitas nyeri), memberikan teknik non Berdasarkan hasil penelitian
farmakologis untuk mengurangi nyeri (Yuldensia Avelina et al., 2021) didapatkan
seperti mengajarkan latihan napas dalam hasil evaluasi nyeri pada tengkuk sudah
dan memberikan kompres air hangat dan tidak dirasakan, sakit kepala tidak
memberikan obat captopril 1 tablet 25 mg. dirasakan dan pusing tidak dirasakan. Skala
Menurut teori implementasi nyeri dari 2 berkurang menjadi 1, tekanan
keperawatan adalah serangkaian kegiatan darah 170/80 mmHg turun menjadi 150/80
yang dilakukan oleh perawat untuk mmHg, suhu 36,5°C, nadi 70 x/menit,
membantu pasien dari masalah status pasien tampak tidak mengerutkan dahi,
kesehatan yang baik menggambarkan masalah teratasi, intervensi dihentikan.
kriteria hasil yang diharapkan. Proses Menurut (SLKI 2018) implementasi
pelaksanaan implementasi harus berpusat dilakukan bertujuan agar didapatkan
kepada kebutuhan pasien, factor- faktor lain evaluasi keletihan pasien dapat hilang bisa
yang mempengaruhi kebutuhan beraktivitas seperti biasanya, perfusi perifer
keperawatan, strategi implementasi meningkat sehingga tekanan darah
keperawatan, dan kegiatan komunikasi membaik, intoleransi aktivitas meningkat
(Dinarti & Maryanti, 2019). sehingga kekuatan tubuh meningkat, dan
Menurut asumsi peneliti, berdasarkan defisit nutrisi dapat membaik sehingga
kasus Ny. M dan penelitian sebelumnya pasien tidak merasa lemas.
terdapat kesamaan dan perbedaan tindakan Jadi menurut asumsi peneliti dari hasil
yang dilakukan karena adanya perbedaan evaluasi peneliti dengan penelitian
diagnosis yang ditemukan dan perbedaan sebelumnya, bahwa memiliki kesamaan
intervensi yang direncanakan. Namun antara hasil evaluasi peneliti dengan teori
tindakan yang dilakukan peneliti maupun yaitu keletihan pasien dapat hilang
peneliti sebelumnya dapat mempengaruhi sehingga bisa beraktivitas seperti biasanya,
berkurangnya keluhan yang dirasakan perfusi perifer meningkat sehingga tekanan
pasien, hal tersebut sesuai dengan teori, darah membaik, intoleransi aktivitas
dimana secara teori implementasi bertujuan meningkat sehingga kekuatan tubuh
untuk membantu pasien mencapai tujuan meningkat, dan defisit nutrisi dapat
yang diharapkan. membaik sehingga pasien tidak merasa
Evaluasi ialah perbandingan suatu lemas. Menurut hasil penelitian (Yuldensia
hasil/perbuatan dengan standar yang telah Avelina et al., 2021) didapatkan kesamaan
ada tujuan untuk pengambilan keputusan dengan teori yaitu tekanan darah membaik.
yang tepat serta sejauh mana tujuan Serta perbedaan pada penelitian (Yuldensia
tersebut akan tercapai. Evaluasi dari Avelina et al., 2021) ditemukan intoleransi
implementasi keperawatan yang telah aktivitas meningkat sehingga kekuatan
dilakukan selama 5 hari dari tanggal 10 tubuh meningkat, dan defisit nutrisi dapat
februari – 14 februari 2023 pada Ny.M membaik sehingga pasien tidak merasa
didapatkan bahwa pasien mengatakan lemas
kepala sudah tidak pusing, pasien
mengatakan sudah tidak haus lagi, gula darah
dan tensi pasien mulai normal, pasien KESIMPULAN
63
© Jurnal Keperawatan Medika (JKEM)-ISSN :2963-5691. All rights reserved
Jurnal Keperawatan Medika
Vol. 2 No. 1, Bulan Mei, Tahun 2023, Hal. 55-66
Jurnal Homepage:https://jkem.ppj.unp.ac.id/index.php/jkem
66
© Jurnal Keperawatan Medika (JKEM)-ISSN :2963-5691. All rights reserved