Andi Makkulawu1,2, Adji Prayitno Setiadi3,4,*, Tri Budi Wahyuni Rahardjo5, Eko Setiawan3,4
1
Program Magister Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya, Indonesia
2
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. M.M. Dunda, Limboto, Gorontalo, Indonesia
3
Departemen Farmasi Klinis dan Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya, Indonesia
4
Pusat Informasi Obat dan Layanan Kefarmasian (PIOLK), Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya,
Indonesia
5
Center for Aging Studies, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
*E-mail: adji_ps@hotmail.com
Abstrak
Kepatuhan penggunaan obat merupakan salah satu faktor penting dalam pengendalian kadar gula darah pasien
diabetes mellitus (DM) yang pada akhirnya juga memengaruhi risiko terjadinya komplikasi. Profil dan faktor
yang memengaruhi perilaku kepatuhan dalam menggunakan obat pasien DM lanjut usia (lansia) di Surabaya
Timur belum diketahui secara pasti. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi profil dan faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku kepatuhan penggunaan obat pada pasien DM lansia. Penelitian ini dilakukan secara
potong lintang pada 32 Karang Werda atau pos lansia di Surabaya Timur. Identifikasi tingkat kepatuhan
responden dilakukan dengan kuesioner Adherence to Refill and Medication Scale (ARMS) sedangkan proses
identifikasi faktor dilakukan dengan menggunakan sebuah kuesioner yang telah terpublikasi. Kedua kuesioner
tersebut telah divalidasi pada lansia di kota Surabaya. Hasil analisis profil kepatuhan dinyatakan dalam bentuk
persentase, sedangkan analisis faktor yang memengaruhi kepatuhan dilakukan dengan mencari mean tertinggi
dari antara 14 sub-domain faktor yang terdapat di kuesioner. Total terdapat 281 lansia DM yang terlibat dalam
penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 67,26% responden penelitian diklasifikasikan sebagai
responden yang tidak patuh. Faktor dominan yang memengaruhi perilaku patuh dalam penggunaan obat pasien
DM lansia adalah dukungan sosial, faktor produk obat, tenaga kesehatan, dan faktor emosional. Intervensi yang
tepat untuk mengoptimalkan penggunaan obat pasien lansia DM perlu dirancang dan diimplementasikan dengan
memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Kata kunci: Faktor kepatuhan; Diabetes mellitus; Usia lanjut; Geriatri
Abstract
Adherence with medication is one of the important factors in controlling blood glucose levels in patients with
diabetes mellitus (DM), which in turn also determines the risk of diabetic complications. The profile and factors
that influence adherence behaviour in the use of medication in elderly diabetic patients in Indonesia, especially
in East Surabaya, are not yet known. The purpose of this study was to identify profiles and factors that influence
the behavior of drug use adherence in elderly DM patients. A cross-sectional study was conducted in 32 Karang
Werda or support groups for elderly in East Surabaya. Identification of the respondent’s level of adherence was
carried out using the Adherence to Refill and Medication Scale (ARMS) questionnaire while the contributing
factors towards adherence behaviour were identified using a published questionnaire. Both questionnaires have
been validated in elderly people living in Surabaya. Result of adherence profile analysis was expressed in terms
of percentage while determinant factors analysis was identified by using the highest mean among 14 sub-
domains included in the questionnaire. In total, 281 elderly diabetic patients were recruited in this study. It was
identified that 67.26% of the respondents were classified as non-adherence patients. The dominant factors that
contribute to the behavior of medication adherence in elderly diabetic patients were social support, product-
related factors, health workers, and emotional factors. Appropriate interventions to optimize the use of
medications in elderly diabetic patients need to be identified and implemented according to the identified
contributing factors.
Keywords: Adherence factors; Diabetes mellitus; Elderly; Geriatrics
114
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2019;9(2):114-125
115
Analisis Profil dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku...(Andi Makkalawu, dkk)
116
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2019;9(2):114-125
dan reliabel.19 Total terdapat 35 pernyataan hasi penelitian yang dilakukan di negara
dalam kuesioner yang digunakan dalam Asia lain, yaitu: Jepang, yang
penelitian ini dan pernyataan tersebut menunjukkan sebanyak 80% lansia
memetakan faktor eksternal dan faktor tinggal dengan keluarganya.21 Gambaran
internal yang memengaruhi perilaku tempat tinggal tersebut dapat
kepatuhan dalam menggunakan obat. Baik mengindikasikan tingginya budaya
faktor internal maupun eksternal terdiri dari komunal di Asia. Pada negara dengan
beberapa kategori dan sub-kategori faktor. budaya independence yang tinggi,
Analisis data hasil kuesioner faktor-faktor seperti di beberapa negara Eropa,
yang memengaruhi perilaku kepatuhan didapatkan lebih sedikit lansia yang
dalam menggunakan obat diolah secara tinggal bersama dengan keluarga.21
deskriptif dengan mencari mean hingga Keberadaan anggota keluarga
mendapatkan domain yang paling diharapkan dapat membantu pasien
memengaruhi perilaku pasien lansia DM. lansia dalam menggunakan obat,
Semakin tinggi mean yang didapat maka khususnya obat untuk indikasi penyakit
semakin besar suatu faktor memengaruhi kronis yang perlu digunakan dalam
perilaku kepatuhan pasien. Proses analisis jangka waktu lama.
secara statistik dilakukan dengan Persentase pasien yang patuh
menggunakan Pearson Chi-Square (SPSS terhadap pengobatan berbeda secara
versi 20.0). signifikan antara kelompok pasien yang
Pengisian kuesioner sebagian besar mendapatkan satu, dua, tiga, dan lebih
responden dalam penelitian ini dibantu oleh dari tiga jenis obat (P = 0,002). Hasil
peneliti (AM). Oleh karena itu, kemungkinan tersebut selaras dengan hasil kajian
implementasi metode pengisian kuesioner sistematis yang menyatakan bahwa
yang digunakan dalam penelitian ini secara semakin banyak jumlah obat
mandiri oleh pasien lansia belum dapat (polifarmasi) akan meningkatkan risiko
dipastikan. ketidakpatuhan, termasuk pada lansia.22
Oleh karena itu, kompleksitas regimen
HASIL DAN PEMBAHASAN pengobatan diabetes mellitus perlu
diupayakan seminimal mungkin sebagai
Total terdapat 281 responden yang
upaya untuk meningkatkan kepatuhan
bersedia dan memberikan informed consent
penggunaan obat.
dalam penelitian ini. Hasil analisis kepatuhan
Sebanyak 70,11% pasien lansia
dengan menggunakan kuesioner ARMS
dalam penelitian ini masih dapat
menunjukkan terdapat 92 (32,74%)
mengingat nama obat diabetes yang
responden diklasifikasikan sebagai
diminum (Tabel 2). Obat diabetes yang
responden patuh dan 189 (67,26%) sebagai
paling sering diresepkan adalah
responden tidak patuh. Detail karakteristik
kombinasi glibenklamid dan metformin
responden yang terlibat dalam penelitian ini
(36,55%), menyusul monoterapi
dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan jenis
glibenklamid dan monoterapi metformin
kelamin, responden dalam penelitian ini
masing-masing 26,40% dan 18,78%.
lebih banyak perempuan dibanding laki-laki.
Terapi DM yang paling banyak
Hasil temuan dalam penelitian ini selaras
digunakan dalam penelitian ini tidak
dengan data yang terdapat pada Hasil Riset
bertentangan dengan rekomendasi yang
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, bahwa
diberikan oleh American Diabetes
prevalensi penderita DM perempuan di
Association23 dan Perkumpulan
Indonesia lebih besar dibandingkan laki- 24
Endokrinologi Indonesia. Selain itu,
laki.20 Pasien lansia DM dalam penelitian ini
terapi tersebut juga termasuk dalam
lebih banyak tinggal bersama keluarga/orang
daftar obat yang terdapat dalam
lain (93,59%) dibandingkan tinggal sendiri
Formularium Nasional Indonesia
(6,41%). Hasil penelitian ini selaras dengan
117
Analisis Profil dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku...(Andi Makkalawu, dkk)
sehingga obat-obat ini didapatkan secara terdapat tiga (3) faktor yang paling
gratis bagi peserta BPJS.25 Berdasarkan hasil memengaruhi dan seluruhnya berasal
uji statistik deskriptif terkait faktor yang dari domain eksternal yaitu: dukungan
memengaruhi perilaku patuh dan tidak patuh sosial (mean 2,700), faktor produk obat
penggunaan obat untuk keseluruhan (mean 2,583), dan tenaga kesehatan
responden (Tabel 3), ditemukan bahwa (mean 2,577).
118
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2019;9(2):114-125
Dukungan sosial yang dimaksud dalam produk obat dan faktor tenaga kesehatan
kuesioner yang digunakan dalam penelitian merupakan faktor yang memengaruhi
ini adalah keterlibatan orang lain, baik penggunaan obat baik pada kelompok
keluarga maupun non-keluarga, untuk “pasien patuh” maupun “pasien tidak
mengingatkan pasien menggunakan obat.19 patuh”, maka diperlukan upaya untuk
Faktor produk obat pada penelitian ini memastikan proses penyerahan obat,
termasuk informasi obat yang terdapat pada termasuk pemberian informasi obat,
label.19 Terdapat sebuah domain dari faktor dilakukan sesuai dengan standar yang
internal yang cukup dominan memengaruhi berlaku oleh petugas yang kompeten dan
perilaku kepatuhan, yaitu faktor emosional memiliki kewenangan menyerahkan
(mean 2,460), dan domain tersebut obat.
menduduki peringkat ke-4 penyebab faktor Dari hasil perhitungan total mean
kepatuhan. Analisis untuk pasien yang diketahui bahwa dukungan sosial
diklasifikasikan sebagai “pasien patuh” merupakan faktor tertinggi yang paling
menunjukkan faktor paling dominan memengaruhi perilaku patuh dan tidak
memengaruhi perilaku penggunaan obat patuh penggunaan obat untuk responden
adalah faktor produk obat (mean 2,270) secara keseluruhan maupun responden
diikuti dengan faktor tenaga kesehatan (mean yang secara khusus diklasifikasikan
2,250) dan fisik (mean 2,190). Satu dari tiga sebagai responden yang tidak patuh.
faktor utama tersebut merupakan faktor Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah
internal, yakni faktor fisik. Sedangkan hasil penelitian acak terkontrol, dukungan
analisis untuk pasien yang diklasifikasikan sosial, yang dalam hal ini adalah
“tidak patuh” menunjukkan faktor terbesar keluarga, sangat memengaruhi
26
adalah dukungan sosial (mean 2,920) diikuti kepatuhan pasien DM. Ironisnya,
oleh faktor produk obat (mean 2,740) dan dalam penelitian yang dilakukan di
tenaga kesehatan dengan mean 2,730, yang Surabaya ini (Tabel 1), persentase pasien
ketiganya merupakan faktor eksternal. DM lansia patuh yang tinggal sendiri dan
Dengan mempertimbangkan bahwa faktor tinggal dengan keluarga/orang lain tidak
119
Analisis Profil dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku...(Andi Makkalawu, dkk)
Tabel 3. Hasil analisis mean faktor yang memengaruhi perilaku patuh dan tidak patuh
penggunaan obat pasien lansia diabetes mellitus
Faktor External
Keterangan
a
Dalam hal ini adalah keberadaan seseorang yang mengingatkan untuk patuh menggunakan obat
120
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2019;9(2):114-125
Faktor produk obat termasuk dalam tiga memengaruhi perilaku patuh dan tidak
faktor tertinggi yang memengaruhi perilaku patuh penggunaan obat baik pada
patuh dan tidak patuh menggunakan obat responden secara keseluruhan maupun
DM baik dianalisis pada seluruh responden secara khusus pada responden yang
penelitian, atau secara lebih spesifik pada patuh dan tidak patuh. Kemampuan
responden yang diklasifikasikan sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan
responden patuh dan tidak patuh. Selain pelayanan kesehatan secara lengkap serta
terkait kemudahan untuk mengikuti regimen sikap tenaga kesehatan terhadap pasien
dosis obat, pertanyaan terkait produk obat ketika memberikan informasi merupakan
yang terdapat dalam kuesioner dalam beberapa hal yang termasuk dalam faktor
penelitian ini ditujukan untuk meng- tenaga kesehatan dalam kuesioner yang
identifikasi kemudahan dan ketersediaan digunakan dalam penelitian ini.19 Sebuah
informasi terkait obat bagi pasien lansia.19 penelitian kualitatif yang dilakukan pada
Informasi terkait penggunaan obat lansia membuktikan bahwa, pada
merupakan salah satu faktor terkait produk dasarnya, lansia lebih memilih untuk
obat yang yang telah terbukti mendukung mendapatkan informasi terkait obat
kepatuhan penggunaan obat pasien.27 Secara secara verbal dibandingkan tertulis.31
lebih spesifik, informasi terkait nama obat, Modig et al. (2012) menyatakan bahwa
waktu penggunaan, dosis, dan indikasi obat pasien lansia akan cenderung merasa
dapat meningkatkan pengetahuan pasien “tidak aman” selama proses pengobatan
yang berdampak secara signifikan terhadap ketika mereka tidak memperoleh
kepatuhan penggunaan obat.28 Sayangnya, informasi, baik terkait kondisi mereka
beberapa bukti penelitian dengan setting maupun obat yang diterima, dari tenaga
non-Indonesia menyatakan informasi yang kesehatan yang memberikan pelayanan
tersedia pada leaflet obat tidak memenuhi kesehatan kepada mereka.32 Hasil
kebutuhan pasien, khususnya pasien penelitian-penelitian tersebut semakin
lansia.29,30 Ketidaksesuaian antara informasi menegaskan pentingnya pemberian
yang disediakan dengan kebutuhan pasien informasi yang dikomunikasikan secara
dan kesulitan untuk membaca informasi verbal oleh tenaga kesehatan kepada
merupakan beberapa keluhan yang pasien lansia. Selain kebutuhan akan
diutarakan terkait leaflet obat yang komunikasi secara verbal, Robben et al.
tersedia.29,30 Selain itu, pada umumnya, (2012) mengungkapkan bahwa relasi
pasien tidak selalu mendapatkan leaflet obat yang baik antara pasien lansia dan tenaga
karena keterbatasan jumlah leaflet yang kesehatan merupakan faktor lain yang
tersedia per-kotak obat. Penelitian yang sangat dibutuhkan pasien.31 Bukti
ditujukan untuk identifikasi kebutuhan akan penelitian tersebut semakin menguatkan
informasi obat pada pasien lansia di temuan hasil penelitian yang dilakukan
Indonesia perlu dilakukan sebagai upaya di wilayah Surabaya Timur ini terkait
untuk menghasilkan alat bantu sumber pentingnya kualitas dalam memberikan
informasi baik berupa brosur atau leaflet layanan dan sikap tenaga kesehatan yang
tambahan atau buku informasi kesehatan perhatian, termasuk ketika memberikan
yang sesuai dengan harapan pasien lansia. informasi obat, kepada pasien lansia.
Penelitian dengan setting Indonesia semakin Ironisnya, pasien pada umumnya,
menarik untuk dilakukan dengan memper- termasuk pasien lansia, merasa bahwa
timbangkan keberagaman suku, bahasa, dan tenaga kesehatan tidak terlalu
budaya yang dapat memengaruhi keber- memberikan perhatian ketika melayani
bedaan kebutuhan akan informasi obat antar pasien.33 Beban kerja yang tinggi dapat
wilayah di Indonesia. berpotensi meningkatkan tekanan kerja
Faktor tenaga kesehatan juga merupakan tenaga kesehatan dan berdampak
salah satu dari tiga faktor tertinggi yang terhadap penurunan kualitas layanan dan
121
Analisis Profil dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku...(Andi Makkalawu, dkk)
122
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2019;9(2):114-125
2. Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk 11. Farmer AJ, Rodgers LR, Lonergan M,
Lanjut Usia 2017. Cited [2018 Agustus 10]. Shields B, Weedon MN, Donnelly L, et
Available from: https://www.bps.go.id/ al. Adherence to oral glucose-lowering
publication/2018/04/13/7a130a22aa29cc821 therapies and associations with 1-year
9c5d153/statistik-penduduk-lanjut-usia- HbA1c: a retrospective cohort analysis
2017.html in a large primary care database.
3. Corriere M, Rooparinesingh N, Kalyani RR. Diabetes Care. 2016;39(2):258-263.
Epidemiology of diabetes and diabetes 12. Gautério-Abreu DP, Santos SSC, da
complications in the elderly: an emerging Silva BT, Gomes GC, Cruz VD, Tier
public health burden. Current Diabetes CG. Prevalence of medication therapy
Reports. 2013 Dec;13(6):805-813. DOI: adherence in the elderly and related
10.1007/s11892-013-0425-5 factors. Revista Brasileira de
4. Suastika K, Dwipayana P, Saraswati IMR, Enfermagem. 2016;69(2):313-320.
Kuswardhani T, Astika N, Putrawan IB, et 13. Jin H, Kim Y, Rhie SJ. Factors
al. Relationship between age and metabolic affecting medication adherence in
disorders in the population of Bali. Journal elderly people. Patient Preference and
of Clinical Gerontology & Geriatrics. Adherence. 2016;10:2117–2125.
2011;2:47-52. 14. IMS Institute for Healthcare
5. Solli O, Stavem K, Kristiansen IS. Health- Informatics. Avoidable cost in U.S.
related quality of life in diabetes: the healthcare: the $200 billion opportunity
associations of complications with EQ-5D from using medicines more
scores. Health and Quality of Life responsibility. 2013 [cited 2018 Maret
Outcomes. 2010;8:18. DOI: 10.1186/1477- 3]. Available from: http://offers.
7525-8-18 premierinc.com/rs/381-NBB-525/
6. Hayes A, Arima H, Woodward M, Chalmers images/Avoidable_Costs_in%20_US_H
J, Poulter N, Hamet P, et al. Changes in ealthcare-IHII_AvoidableCosts_2013
quality of life associated with complications %5B1%5D.pdf
of diabetes: results from the ADVANCE 15. Nieuwlaat R, Wilczynski N, Navarro T,
Study. Value Health. 2016;19(1):36-41. Hobson N, Jeffery R, Keepanasseril A,
7. Young BA, Lin E, Von Korff M, Simon G, et al. Interventions for enhancing
Ciechanowski P, Ludman EJ, et al. Diabetes medication adherence. The Cochrane
complications severity index and risk of Database of Systematic Review. 2014
mortality, hospitalization, and healthcare Nov 20;(11):CD000011. DOI:
utilization. The American Journal of 10.1002/14651858.CD000011.pub4.
Managed Care. 2008;14(1):15–23. 16. Gubernur Jawa Timur. Peraturan
8. Wu CX, Tan WS, Toh MP, Heng BH. Gubernur Jawa Timur Nomor 31 tahun
Stratifying healthcare costs using the 2017 tentang Karang Werda. 2017
Diabetes Complication Severity Index. [cited 2018 Mei 20]. Available from:
Journal of Diabetes and its Complications. http://arsipjdih.jatimprov.go.id/upload/2
2012;26(2):107-12. 179/PerGub_No._31_Thn_2017_ttg_K
9. Hazel-Fernandez L, Li Y, Nero D, Moretz arang_Werda.pdf.
C, Slabaugh L, Meah Y, et al. Relationship 17. Walikota Surabaya. Peraturan Daerah
of diabetes complications severity to Kota Surabaya Nomor 3 tahun 2014
healthcare utilization and costs among tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Medicare Advantage beneficiaries. The 2014 [cited 2017 Mei 19]. Available
American Journal of Managed Care. from:
2015;21(1):e62-70. https://jdih.surabaya.go.id/pdfdoc/perda
10. Nichols GA, Rosales AG, Kimes TM, _720.pdf.
Tunceli K, Kurtyka K, Mavros P. The 18. Cahyadi H, Prayitno A, Setiawan E.
change in HbA1c associated with initial Reliability and Validity of Adherence
adherence and subsequent change in to Refill and Medication Scale (ARMS)
adherence among diabetes patients newly in Indonesia Geriatric Population with
initiating metformin therapy. Journal of Diabetes. Paper presented at “Asia-
Diabetes Research. 2016;article ID Oceania 2015 International Association
9687815. DOI: 10.1155/2016/9687815. of Gerontology and Geriatrics”;
123
Analisis Profil dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku...(Andi Makkalawu, dkk)
124
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2019;9(2):114-125
adherence in older adults and the rest of us. American Journal of Alzheimer's
Diabetes Spectrum. 2009;22(2):80-84. Disease & Other Dementias.
37. Roy NT, Sajith M, Bansode MP. 2012;27(4):238-242.
Assessment of factors associated with low 39. Spoelstra SL, Schueller M, Hilton M,
adherence to pharmacotherapy in elderly Ridenour K. Interventions combining
patients. Journal of Young Pharmacist, motivational interviewing and cognitive
2017;9(2):272-276. behaviour to promote medication
38. Kamimura T, Ishiwata R, Inoue T. adherence: a literature review. Journal
Medication reminder device for the elderly of Clinical Nursing. 2015;24(9-
patients with mild cognitive impairment. 10):1163-73.
125