Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan e-ISSN : 2622-948X

Vol. 12, No. 3 September 2022 p-ISSN : 1693-6868

Komunikasi Terapeutik Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien


Diabetes Melitus di Puskesmas Sirnajaya Tahun 2021
Lisna Agustina, Rotua Suriany Simamora, Rahmat Hidayat
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medistra Indonesia
lisna.agustina01@gmail.com, rotuasuriany12@gmail.com, amatoex61@gmail.com

Abstrak
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kondisi dimana kadar gula darah
berada di atas normal atau biasanya tinggi. Ini karena gula tidak bisa masuk ke sel
somatik karena kurangnya resistensi insulin. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi
penyakit seperti DM. Selain DM penyakit lain juga dapat terjadi seperti termasuk stroke,
penyakit ginjal, dan penyakit mata. Keterampilan komunikasi terapeutik sangat penting
bagi para profesional medis yang berurusan dengan pasien. Keterampilan komunikasi
yang efektif adalah salah satu alat terpenting yang dapat digunakan oleh profesional
kesehatan untuk menerapkan pengetahuan, menemukan solusi untuk tantangan
kesehatan mereka, dan membangun kepercayaan dalam perawatan pasien. Mengetahui
hubungan komunikasi terapeutik dengan kepatuhan diet pasien DM di Puskesmas
Sirnajaya 2021. Metode penelitian ini adalah desain kuantitatif menggunakan desain
penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian yaitu penderita DM yang dirawat di
Puskesmas Sirnajaya, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, dengan teknik
purposive sampling. Kepatuhan diet sebagian besar patuh sebanyak 55 responden
(65,5%) dan komunikasi baik sebanyak 47 responden (56%) dengan nilai p 0,000.
Ditemukan adanya hubungan komunikasi terapeutik dengan kepatuhan diet pasien DM
di Puskesmas Sirnajaya 2021.

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Kepatuhan diet

Abstract
Diabetes (DM) is a condition where blood sugar levels are above normal or
usually high. This is because sugar cannot enter somatic cells due to lack of insulin
resistance. This disease can cause complications of other diseases, including: Diet is one
of the pillars of diabetes management, including stroke, kidney disease, and eye disease.
Therapeutic communication skills are essential for medical professionals dealing with
patients. Effective communication skills are one of the most important tools healthcare
professionals can use to apply knowledge, find solutions to their health challenges, and
build trust in patient care. To determine the relationship between therapeutic
communication and dietary compliance of Diabetes Mellitus patients at the Sirnajaya
Health Center 2021. This research method is a quantitative design using a cross sectional
research design. The population of this study were diabetics who were treated at the
Sirnajaya Public Health Center, Serang Baru District, Bekasi Regency, using purposive
sampling technique. Dietary compliance is mostly compliant as many as 55 respondents
(65.5%) and good communication as many as 47 respondents (56%) with a p value of
0.000. There is a correlation between therapeutic communication and dietary
compliance of Diabetes Mellitus patients at Sirnajaya Health Center 2021.

Keywords: Therapeutic Communication, Dietary compliance.

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Article History :
Submitted 12 Mei 2022, Accepted 28 September 2022, Published 30 September 2022 198
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

PENDAHULUAN penyebab perubahan kebiasaan makan,


seperti asupan makanan yang dikonsumsi
Diabetes Melitus (DM) merupakan oleh penderita DM, dimana dapat
suatu keadaan bahwa kadar gula darah menimbulkan permasalahan dalam
seorang penderita DM lebih tinggi dari penerapan kepatuhan dalam diet. [4].
kadar normal atau hiperglikemik normal Pasien yang tidak mengikuti diet
karena kadar gula darah seseorang tidak menjadi factor penyebab kadar glukosa
dapat masuk ke sel-sel tubuh akibat darah tidak terkontrol. Peran seorang
kurangnya resistensi insulin. Penyakit ini perawat dan profesional kesehatan
dapat diperumit oleh penyakit lain seperti lainnya dalam komunikasi sangat
stroke, penyakit ginjal, dan penyakit mata. diperlukan. Oleh karena itu, keterampilan
Diet adalah salah satu pilar manajemen komunikasi terapeutik yang terampil dan
diabetes. [1]
baik membedakan antara perawatan rata-
Menurut Info DATIN P2PTM 2020, rata dan perawatan yang baik. Hubungan
negara-negara Arab, Afrika Utara, dan terapeutik yang terjadi diantara pasien
Pasifik Barat yang memiliki prevalensi dan perawat mencapai efek terapeutik
diabetes tertinggi pada penduduk berusia yang sukses dalam keperawatan dan
20-79 tahun, menempati urutan pertama pengobatan (Nur Kumala, Wijya and
dan kedua di antara tujuh wilayah di Yosdimyati, 2013)
dunia. 12.2-11.4 %. Asia Tenggara tempat Keterampilan komunikasi terapeutik
Indonesia berada. IDF menempati urutan
sangat penting bagi para profesional
ketiga dengan prevalensi 11,3% dan
medis yang menangani pasien.
memprediksi jumlah pasien diabetes usia Keterampilan komunikasi yang efektif
20-79 di beberapa negara di dunia. Ini adalah salah satu alat terpenting yang
mengidentifikasi 10 negara dengan jumlah dapat digunakan oleh profesional
kasus tertinggi. China, India, dan Amerika kesehatan untuk menerapkan
Serikat berada di tiga besar, dengan pengetahuan, menemukan solusi untuk
masing-masing 116,4juta, 77juta, dan tantangan kesehatan mereka, dan
31juta. Indonesia berada pada urutan ke-7 membangun kepercayaan dalam
dari 10 negara berdasarkan banyak kasus perawatan pasien. Komunikasi yang tidak
terbanyak atau 10,7juta. Indonesia
efektif, di sisi lain, meningkatkan
merupakan satu-satunya negara di Asia
malpraktik medis, menyebabkan stres,
Tenggara dalam daftar, kita dapat mempersulit pekerjaan keperawatan,
memperkirakan kontribusi Indonesia mengganggu manajemen nyeri, mencegah
terhadap prevalensi penderita DM di Asia penilaian yang tepat dari kondisi pasien
Tenggara [2] dan memenuhi kebutuhan mereka, dan
Hasil Riset Kesehatan Dasar [3] kualitas perawatan pasien menurun.[7]
Prevalensi DM berdasarkan diagnosis oleh Fenomena yang umum terjadi di
dokter pada kelompok penduduk semua beberapa puskesmas, khususnya dalam
umur berdasarkan kabupaten/kota di konteks pelayanan keperawatan, adalah
Jawa Barat adalah 1,28%. Prevalensi DM ketidaksesuaian kualitas terhadap
tertinggi di Jawa Barat terdapat di kota pelayanan keperawatan dengan tingginya
Cirebon dengan persentase kasus sebesar tuntutan dan harapan pasien dengan
2,7% sedangkan prevalensi terendah pelayanan. Pekerjaan seorang perawat
terdapat di Sukabumi dengan prevalensi sangatlah penting sehingga terlihat seperti
0,53%. Sementara prevalensi DM di Bekasi diagnosa, perawatan, pengobatan,
sebesar 1,35% [3]. pencegahan akibat penyakit, serta
Diet yang dilakukan dengan tepat akan pemulihan penyakit, maka diupayakan
membantu mencegah gula darah terlalu peningkatan kualitas perawat harus tetap
tinggi. Regulasi makanan seringkali faktor dilakukan untuk lebih meningkatkan

199
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

pelayanan terhadap pasien, terutama HASIL DAN PEMBAHASAN


dalam pelayanan komunikasi yang
Tabel 1 Gambaran Karakteristik
terapeutik [8].
Responden Di Puskesmas Sirnajaya 2021
No Persentasi
Variabel Kategori Jumlah
METODE PENELITIAN (%)
Jenis Laki-laki 33 39,3
Jenis penelitian adalah model atau1
metode yang digunakan peneliti untuk Kelamin Perempuan 52 60,7
melakukan suatu penelitian yang Total 84 100,0
memberikan arah terhadap jalannya 16-25 9 10,7
penelitian [10]. Metode penelitian yang2 26-35 15 17,9
Umur
akan dilakukan peneliti bersifat 36-45 29 34,5
kuantitatif. Desain dalam penelitian ini >45 31 36,9
menggunakan Obsevasional Analitik Total 84 100,0
dengan rancangan penelitian Cross SD 36,9
Sectional. Sederajat 31
Populasi dalam penelitian ini adalah Tingkat SMP 23 27,4
3
penderita Diabetes melitus yang dirawat Pendidikan SMA 23 27,4
di Puskesmas Sirnajaya, Kecamatan Serang Perguruan 8,3
Baru, Kabupaten Bekasi. Jumlah penderita Tinggi 7
Diabetes di Puskesmas Sirnajaya, Total 84 100,0
Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi Buruh 15 17,9
sebanyak 107 orang. Sampel dalam4 Pekerjaan Swasta 7 8,2
penelitian ini adalah pasien yang Wiraswasta 21 25,0
menderita Diabetes Melitus sebanyak 84 PNS 5 6,0
orang IRT 36 42,9
Teknik pengambilan sampel yang Total 84 100,0
digunakan dalam penelitian ini adalah Non
Probability Sampling jenis Purposive Berdasarkan tabel 1 diatas
sampling. Alat pengumpulan data dalam menunjukan bahwa distribusi frekuensi
penelitian ini menggunakan kuesioner karakteristik responden berdasarkan jenis
yang terdiri dari Kuesioner komunikasi kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan
terapeutik dan kepatuhan diet. pekerjaan dapat diketahui bahwa dari 84
Analisis yang digunakan dalam responden (100%) menunjukan jenis
penelitian ini adalah univariat untuk kelamin terbanyak adalah perempuan
mengetahui distribusi frekuensi sebanyak 52 responden (60,7%),
karakteristik berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan umur menunjukan bahwa
umur, pendidikan,pekerjaan, komunikasi responden terbanyak adalah berumur >45
terapeutik dan kepatuhan diet pasien. tahun sebanyak 31 responden (36,9%),
Sedangkan analisis bivariat dalam tingkat pendidikan terbanyak yaitu SD
penelitian ini digunakan untuk sederajat dengan jumlah 31 responden
mengetahui hubungan komunikasi (36,9%). Sedangkan berdasarkan
terapeutik terhadap kepatuhan dalam diet pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta
pasien diabetes melitus di Puskesmas sebanyak 21 responden (25,0%).
Sirnajaya 2021.

200
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Tabel 2 kepatuhan diet DM dalam kategori patuh


Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet dikarenakan hampir seluruh responden
Pasien DM Di Puskesmas Sirnajaya 2021 telah menjalankan kepatuhan diet yang
Variabel Kategori Jumlah (%) disarankan oleh perawat, seperti jadwal
Patuh 55 65,5 makan yang dianjurkan oleh dokter
Kepatuhan maupun perawat dijalankan sesuai
Tidak
Diet anjuran, mengkonsumsi makanan yang
Patuh 29 34,5
Total 84 100,0 tinggi vitamin, mineral dan protein (telur,
daging, dan lain-lain) serta mengontrol
Tabel 2 diatas dapat menunjukkan kadar gula darah untuk menyesuaikan diet
dari 84 responden (100%) sebanyak 55 yang dijalankan oleh responden. Akan
responden (65,5%) kepatuhan diet dalam tetapi masih ditemukan responden yang
kategori “Patuh” dan sebanyak 29 tidak patuh dalam kepatuhan diet seperti
responden (34,5%) dalam kategori “Tidak kebiasaan mengkonsumsi makanan dan
patuh”. Kepatuhan diet yang baik dapat minuman manis yang mana dapat
membantu mengendalikan gula darah sebenanrnya dapat digantikan dengan
agar tidak meningkat [4]. Dalam hal ini jenis makanan lain pengganti gula seperti
kepatuhan diet bagi penderita diabetes gula jagung. Selain itu ditemukan juga
melitus sangatlah penting agar gula darah responden dengan kebiasaan
penderita diabetes melitus tetap mengkonsumsi makanan kecil atau
terkontrol dengan baik. Hal ini bertujuan ngemil.
untuk meningkan kualitas hidup pasien
DM dan mengurangi komplikasi jangka Tabel 1
pendek maupun jangka panjang. Distribusi Frekuensi Komunikasi
Berdasarkan penelitian oleh peneliti Terapeutik Di Puskesmas Sirnajaya
didapatkan kepatuhan diet pasien DM di Tahun 2021
Puskesmas Sirnajaya mayoritas dalam Variabel Kategori Jumlah (%)
kategori patuh, dari 84 responden (100%)
Baik 47 56,0
sebanyak 29 responden (34,5%) dalam Komunikasi
Cukup 22 26,2
kategori patuh menjalankan diet DM. Terapeutik
Kurang 15 17,9
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Total 84 100,0
penelitian lain [6] yang mengungkapkan
bahwa kepatuhan dalam diet pada pasien
DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang Tabel 3 diatas dapat menunjukkan
mayoritas patuh. Hasil penelitian ini juga dari 84 responden (100%) di Puskesmas
diperkuat oleh hasil penelitian [14] yang Sirnajaya sebagian besar menyatakan
mengatakan kepatuhan diet dapat bahwa komunikasi terapeutik perawat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara “baik” dengan jumlah 47 responden
lain usia yang merupakan salah satu faktor (56,0%), sebanyak 22 responden (26,2%)
internal yang mempengaruhi kepatuhan menyatakan komunikasi terapeutik
dalam melakukan diet. Seiring perawat “cukup”, dan sebanyak 15
bertambahnya usia, mereka memengaruhi responden (17,9%) menyatakan
kemampuan intelektual mereka untuk komunikasi terapeutik perawat “kurang”.
menangkap informasi, tetapi setelah usia Penelitian yang dilakukan peneliti
tertentu, kemampuan mereka untuk
di Puskesmas Sirnajaya didapatkan hasil
menerima dan mengingat sesuatu
komunikasi terapeutik perawat dalam
menurun. [14].
Menurut analisa peneliti yang kategori baik, hal ini dibuktikan dengan
dilakukan di Puskesmas Sirnajaya bahwa pernyataan yang dihasilkan dari 84
responden (100%). Sebagian besar

201
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

menyatakan komunikasi terapeutik alami memuaskan klien atau pasien yang


perawat baik dengan jumlah 69 dirawat.
responden (82,1%).
Tabel 2
Komunikasi terapeutik menjadi salah Komunikasi Terapeutik Dengan
satu jenis komunikasi yang dilaksanakan Kepatuhan Diet Pasien DM Di Puskesmas
secara sadar, memiliki tujuan, dan Sirnajaya Tahun 2021
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan
klien, dalam artian meningkatkan kualitas
klien [15]. Komunikasi terapeutik yang Kepatuhan Diet
baik dapat mendukung proses Komuni P
Tidak
penyembuhan pasien dan memungkinkan kas Valu
Patuh Patuh Total
perawat untuk berkomunikasi secara Terapeu e
terapeutik. Hal ini memudahkan tik N % N % N %
terjalinnya hubungan baik dengan pasien, Baik 0 0,0 56, 4 56,
membangun kepercayaan antara perawat 47 0 7 0
dan pasien, mencegah adanya masalah, Cukup 14 16, 26, 2 26,
0,00
memberikan kepuasan terhadap layanan 7 8 2 2 2
0
keperawatan, mengoptimalkan citra Kurang 15 17, 0,0 1 17,
perawat dan pelayanan untuk 9 0 5 9
meningkatkan kepuasan pasien [7]. Total 34, 65, 8 10
Komunikasi terapeutik menjadi salah satu 29 5 55 5 4 0
indikator keberhasilan perawat dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan Berdasarkan tabel 4 diatas dapat
professional. diketahui sebanyak 84 responden (100%)
Komunikasi terapeutik memiliki empat pasien diabetes melitus di Puskesmas
fase yang harus dikuasai perawat dalam Sirnajaya menunjukkan komunikasi
melakukan komunikasi terapeutik: fase terapeutik perawat baik semuanya patuh
pra-interaksi, fase-interaksi, fase -kerja, melakukan diet yaitu 47 responden
dan fase-terminasi. [16]. Fase prainteraksi (56,0%). Responden dengan komunikasi
merupakan faktor terpenting dalam terapeutik “cukup” seluruhnya
kesuksesan menjalankan komunikasi menjalankan diet yaitu 8 responden
terapeutik karena fase prainteraksi (26,2%) dan sebanyak 14 responden
merupakan fase awal persiapan oleh (16,7%) menjalankan diet tidak patuh,
perawat dimana sebelum bertemu dan sedangkan responden dengan komunikasi
melakukan komunikasi dengan pasien. terapeutik perawat “kurang” semuanya
Perawat perlu melakukan evaluasi diri menjalankan diet tidak patuh sebanyak 15
terkait kemampuan yang dimiliki [16]. responden (17,9%).
Hasil penelitian lain [9] menunjukkan Pada analisis bivariat diperoleh nilai p
bahwa responden dengan diabetes 0,000 ≤ dari nilai alpha <0,05 yang
intrinsik di Klinik Penyakit Dalam RS menunjukkan H0 ditolak artinya terdapat
Jombang menunjukkan bahwa masa Hubungan antara Distribusi Frekuensi
orientasi merupakan indikator terbesar Komunikasi Terapeutik Dengan Kepatuhan
dari komunikasi terapeutik perawat setiap Diet Pasien DM.
kali diberikan pelayanan keperawatan di Berdasarkan penelitian menunjukkan
Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang. dari 84 responden (100%) pasien DM di
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Puskesmas Sirnajaya yang menyebutkan
temuan [17], yang menemukan bahwa komunikasi terapeutik perawat “baik”
membentuk komunikasi yang baik secara mayoritas patuh mengikuti diet yaitu 47
responden (56,0%), responden dengan

202
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

komunikasi terapeutik perawat “cukup” salam kepada pasien, menyapa dengan


mayoritas tidak patuh mengikuti diet yaitu menyebut nama pasien, dan perawat
14 responden (16,7%), sedangkan mengenalkan dirinya kepada pasien.
responden dengan komunikasi terapeutik Dalam fase interaksi meliputi perawat
perawat “kurang” semuanya tidak patuh menanyakan keluhan kepada pasien,
mengikuti diet sebanyak 15 responden perawat menjelaskan tujuan datang
(17,9%). kepada pasien, dan perawat menjelaskan
Berdasarkan hasil penelitian yang tindakan maupun prosedur yang
dilakukan oleh peneliti di Puskesmas kemudian akan dilakukan.
Sirnajaya, didapatkan hubungan Dalam fase kerja, perawat meminta
komunikasi terapeutik perawat terhadap persetujuan tindakan yang akan dilakukan,
kepatuhan dalam diet pasien DM yang selanjutnya perawat menjelaskan
dibuktikan berdasarkan pengolahan data tindakan yang akan dilakukan dimana
statistik dengan nilai p sebesar 0,000. perawat menjadi indikator dalam
Dapat diketahui bahwa p value (0,000) < pengukuran penerapan komunikasi
nilai α (0,05) hal ini menunjukan bahwa terapeutik pada waktu pelaknaan asuhan
H0 ditolak. Dengan demikian dapat keperawatan. Selain itu perawat juga akan
disimpulkan bahwa “Ada Hubungan menjelaskan lamanya tindakan dan
Komunikasi Terapeutik Dengan selama prosedur pelaksanaan perawat
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Di tetap mempertahankan komunikasi
Puskesmas Sirnajaya Tahun 2021”. terapeutik dengan pasien.
Pada fase terminasi, perawat akan
Penelitian ini sejalan dengan menjelaskan apa yang seharusnya
penelitian lain [9] bahwa Komunikasi dilakukan dan apa saja yang tidak boleh
terapeutik berkaitan dengan kepatuhan dilakukan pasien. Setelah melakukan
pasien setelah menjalani diet DM, terbukti tindakan atau prosedur perawat
dari hasil yang dilaporkan dari total 65 merencanakan tindakan maupun prosedur
responden di Klinik Penyakit Dalam RS yang akan dilakukan dalam pertemuan
John Bang. Mayoritas disebabkan oleh berikutnya kepada pasien. Pada hal ini
karena faktor pola makan yakni sebanyak juga akan menggambarkan bagimana
28 responden (77%). Komunikasi perawat dan pasien melaukuan
terapeutik sendiri berperan penting kesepakatan untuk tindakan dan evaluasi
membantu pasien dalam memecahkan yang akan dilakukan berikutnya.
masalah yang dihadapinya untuk solusi
pengobatannya. Perawat diharapkan SIMPULAN
dapat menolong klien dalam
Berdasarkan analisis hasil dan
meningkatkan integritas maupun identitas pembahasan yang telah dijelaskan maka
diri yang baik melalui komunikasi disimpulkan :
terapeutik. Melalui pengasuh berupaya1. Gambaran karakteristik responden
untuk mengeksplorasi setiap aspek dalam berdasarkan Jenis kelamin mayoritas
kehidupan klien saat ini dan di masa yang “Perempuan”, berdasarkan umur
lalu. Kedua, perawat dapat membantu mayoritas umur >45 Tahun, berdasarkan
dalam meningkatkan integritas diri klien tingkat pendidikan mayoritas “SD
berdasarkan komunikasi dengan klien. Sederajat”, dan berdasarkan Pekerjaan
mayoritas “IRT”.
Komunikasi terapeutik perawat yang2. Gambaran komunikasi terapeutik di
dinilai adalah fase-prainteraksi, fase- Puskesmas Sirnajaya tahun 2021
interaksi, fase-kerja, dan fase-terminasi. mayoritas dengan kategori “Baik”.
Fase prainteraksi meliputi memberikan

203
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Perawat telah menguasai dan vol. 6, no. 2, pp. 16–21, 2017.


menjalankan 4 (empat) tahapan [5] Dewi et al, “Kepatuhan Diet Pasien
komunikasi terapeutik yaitu tahap Dm Berdasarkan Tingkat
prainteraksi, tahap interaksi, tahap kerja Pengetahuan Dan Dukungan
serta tahap terminasi. Keluarga,” vol. 25, pp. 55–63, 2018.
3. Distribusi frekuensi kepatuhan dalam diet [6] R. Nur Kumala, A. Wijaya, and L.
pasien DM di Puskesmas Sirnajaya Yosdimyati, “Hubungan Komunikasi
mayoritas berada dengan kategori Terapeutik Perawat Dengan
“Patuh”. Dari 84 responden sebanyak 55 Kepatuhan Diet Pada Pasien
responden (65,5%) menjalankan diet DM Diabetes Melitus Di Poli Penyakit
dengan kategori “Patuh”. Responden telah Dalam Rsud Jombang,” J. Chem.
menjalankan kepatuhan diet yang Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp.
disarankan oleh perawat, seperti jadwal 1689–1699, 2013.
makan yang dianjurkan oleh dokter [7] A. Suares, “Pengaruh Pelatihan
maupun perawat dijalankan sesuai Komunikasi Terapeutik terhadap
anjuran, mengkonsumsi makanan yang Kepuasan Pasien :,” vol. 11, no.
kaya akan vitamin, protein dan mineral April, pp. 125–128, 2020.
dan aktif mengontrol kadar gula darah [8] P. Lukman Hadi, T. Prabowo, and B.
untuk menyesuaikan diet yang dijalankan Indah Yulitasari, “Komunikasi
oleh responden dan pembatasan Terapeutik Perawat Berhubungan
konsumsi makanan dan minuman yang dengan Tingkat Kepuasan Pasien di
mengandung gula. Puskesmas Dukun Magelang,” J.
4. Terdapat hubungan Komunikasi Ners dan Kebidanan Indones., vol.
Terapeutik Dengan Kepatuhan Diet Pasien 1, no. 1, p. 6, 2013, doi:
DM dengan nilai p sebesar 0,000 yang 10.21927/jnki.2013.1(1).6-11.
menunjukkan semakin baik komunikasi [9] R. N. Kumala, “Hubungan Terapi
terapeutik yang dijalankan oleh perawat Terapeutik dengan Kepatuhan Diet
maka semakin patuh pasien DM pada Pasien Diabetes Melitus,”
menjalankan diet. Komun. Kepatuhan Diit, 2018.
[10] K. K. Dharma, Metodologi
Penelitian Keperawatan (Pedoman
DAFTAR PUSTAKA Melaksanakan Dan Menerapkan
Hasil Penelitian). Jakarta Timur: CV.
[1] Bidjuni,H, Kaawoan A, dan M. E.
Trans Info Media, 2017.
Boyoh, “Hubungan Pengetahuan
[11] S. Wahyuni, “Faktor-Faktor yang
Dengan Kepatuhan Minum Obat
Berhubungan dengan Penyakit
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
Diabetes Melitus (DM) Daerah
2 Di Poliklinik Endokrin Rumah
Perkotaan di Indonesia Tahun 2007
Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou
(Analisis Data Sekunder Riskesdas
Manado,” J. Keperawatan UNSRAT,
2007),” Skripsi, vol. 2007, no. Dm,
vol. 3, no. 3, 2015.
pp. 1–131, 2010.
[2] KEMENKES, RI. “Tetap Produktif,
[12] E. Masruroh, Hubungan Umur Dan
cegah, dan atasi Diabetes Melitus,”
Status Gizi Dengan Kadar Gula
2020.
Darah Penderita Diabetes Melitus
[3] Riskesdas, Laporan Provinsi Jawa
Tipe II. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6
Barat. 2019.
No. 2, Mei 2018.
[4] H. Purwandari and S. N. Susant,
[13] N. Herawati, M. Sa’pang, and H.
“Hubungan Kepatuhan Diet
Harna, “Kepatuhan Diet Dan
Dengan Kualitas Hidup" Jurnal
Aktivitas Fisik Pasien Diabetes
Ilmiah Kesehatan,” J. Ilm. Kesehat.,
Melitus Tipe 2 Yang Sudah

204
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Mengikuti Prolanis,” Nutr. Diaita, [17] M. S. Dora, D. Q. Ayuni, and Y.


vol. 12, no. 01, pp. 16–22, 2020, Asmalinda, “Hubungan Komunikasi
doi: 10.47007/nut.v12i01.3154. Terapeutik Perawat Dengan
[14] R. Daud and Afrida, “Hubungan Kepuasan Pasien,” J. Kesehat., vol.
Pengetahuan Pasien DM dengan 10, no. 2, p. 101, 2019, doi:
Kepatuhan dalam Menjalani Diet 10.35730/jk.v10i2.402.
Khusus di RS Stella Makasar,” J. Ilm. [18] M. F. Patty, D. K. Sari, and Y.
Kesehat. Diagnosis, vol. 5, no. 4, Pradikatama, “Hubungan
pp. 403–408, 2014. Komunikasi Terapeutik Perawat
[15] A. A. Sudana, Terampilan Terhadap Tingkat Stres Pasien Di
Melakukan Komunikasi Terapeutik Ruang Neurologi Rumah Sakit
Dalam Setiap Tindakan Perawatan. Umum Daerah Dr M.Haulussy
Multi Kreasi Satudelapan, 2021. Ambon,” J. Komun., vol. 9, no. 2,
[16] M. Riadi, “Komunikasi Terapeutik pp. 171–185, 2015, doi:
(Pengertian, Fungsi, Karakteristik, 10.20885/komunikasi.vol9.iss2.art4
Prinsip dan teknik,” 2020. .

205
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan

Anda mungkin juga menyukai