2. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan intervensi Latihan Batuk Efektif (I.01006)
tidak efektif b.d keperawatan selama 3 x 24 Observasi
hipersekresi jalan jam, maka bersihan jalan
napas nafas meningkat, dengan Identifikasi kemampuan
kriteria hasil: batuk
Batuk efektif : Monitor adanya retensi
meningkat sputum
Produksi sputum : Monitor tanda dan gejala
menurun infeksi saluran napas
Mengi : menurun
Monitor input dan output
Wheezing :
menurun cairan (misal: jumlah dan
karakteristik)
Terapeutik
Atur posisi semi-fowler
dan fowler
Pasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasien
Buang sekret pada tempat
sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
Anjurkan Tarik napas
dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8
detik
Anjurkan mengulangi
Tarik napas dalam hingga
3 kali
Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
Tarik napas dalam yang
ke-3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
Implementasi Prematur
1. Pola napas tidak efektif b.d imaturitas neurologis
Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi
Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Memonitor bunyi napas tambahan (misalnya: gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
Menyediakan materi dan media Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw thrust jika curiga trauma fraktur servikal)
Memposisikan semi-fowler atau fowler
Memberikan minum hangat
Melakukan fisioterapi dada, jika perlu
Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Melakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Mengeluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Memberikan oksigen, jika perlu
Edukasi
MEnganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada kontraindikasi
Mengajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi
2. Berkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
Edukasi
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu.
Memilih metode stimulasi yang nyaman dan mudah didapatkan (mis: botol air panas,
bantal panas listrik, lilin paraffin, lampu)
Memilih lokasi stimulus yang sesuai
Membungkus alat terapi dengan menggunakan kain
Menggunakan kain lembab di sekitar area terapi
Menentukan durasi terapi sesuai dengan respon pasien
Menghindari melakukan terapi pada daerah yang mendapatkan terapi radiasi
Edukasi
Mengajarkan cara mencegah kerusakan jaringan
Mengajarkan cara menyesuaikan suhu secara mandiri
Terapeutik
Memberikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
Menyediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (mis. makanan dengan tekstur
halus, makanan yang diblender, makanan cair yang diberikan melalui NGT atau
gastrostomi, total perenteral nutrition sesuai indikasi)
Menghidangkan makanan secara menarik
Memberikan suplemen, jika perlu
Memberikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
Menjelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau
Menjelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan