Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1: Hasil Penelitian

No Author Tujuan Desain Besar


Penelitian Sampel
1. (Asri Mengetahui gambaran pengetahuan Deskriptif (n=38)
Halawiah, pasien diabetes melitus tentang
cecep perawatan luka gangren secara
Triwibowo, mandiri di Ruang rawat Inap RSUD
2020) DR. Pringadi Medan.
2. (Renny Mengetahui hubungan lama menderita Deskriptif (n=82)
Wulan DM dengan perilaku perawatan kaki
Aprilyasari,
secara mandiri untuk mencegah ulkus
2015) diabetikum
3. (Maissatu Mengetahui gambaran perilaku Deskriptif (n=41)
Mufidah, perawatan kaki pada penderita Kuantitatif
2019) diabetes mellitus
4. (Muhamm Mengetahui hubungan antara derajat Kuantitatif (n=32)
ad Zarkasi,ulkus diabetikum dengan kemampuan Non
2016) activities of daily living (ADL) pada Eksperimenta
pasien diabetes mellitus l
5. (Soep, Mengetahui faktor-faktor yang Deskriptif (n=20)
Cecep mempengaruhi penyembuhan luka
Triwibowo, gangren pada penderita diabetes
2015) mellitus
6. (Satya Mengetahui faktor-faktor yang Case-Control (n=70
Kirana berhubungan dengan timbulnya 35 kasus
Dela Rosa, gangren pada pasien diabetes mellitus 35
Ari kontrol)
Udiyono,
Nisa
Kusariana,
Lintang
Dian
Saraswati,

53
2019)
7 (Suci Setia Mengetahui dukungan keluarga Descriptive (n=40)
Putri, dengan perilaku self care pada pasien Correlative
Teuku ulkus diabetikum di Poliklinik Endokrin
Samsul Rumah SakitUmum Daerah dr. Zainoel
Bahri, Abidin
2016)

Hasil penelusuran literatur menunjukkan bahwa self care behavior pada penderita

diabetes melitus dengan kesembuhan luka gangren memiliki perbedaan.

Analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan pasien diabetes melitus yang

dialami responden di indonesia yang dijelaskan oleh Halawiah (2020), menunjukkan

adanya pengetahuan kurang, berpendidikan SD, pekerja ibu rumah tangga, usia,

pasien diabetes melitus mendapat informasi dari orang atau person saja. Penelitian

di indonesia memiliki beberapa faktor yang berhubungan dengan self care behavior.

Faktor-faktor ini misalnya, pengetahuan, gaya hidup, status sosial, ekonomi,

informasi dan dukungan keluarga dan lingkungan.

Penelitian menurut Soep (2015) dan Rosa (2019), menyatakan bahwa hubungan

penyembuhan luka terhadap timbulnya luka gangren pada penderita diabetes melitus

yang disebabkan karena faktor-faktor yang akan menyebabkan proses

penyembuhan luka pada penderta diabetes melitus. Menurut Aprilyasari (2015),

menyatakan rata-rata lama menderita diabetes karena kurangnya perawatan diri

secara mandiri pada penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya ulkus.

Penelitian Mufidah (2019), dari hasil tersebut responden hanya melakukan

perawatan kaki secara umum saja, dan belum mengetahui perawatan kaki yang baik.

Penelitian Zarkasi (2016), bahwa kemampuan ADL sesorang yang sudah tua dan

54
tidak bekerja disebakan karena perubahan-perubahan yang terjadi pada individu

karena derajat ulkus diabetikum yang makin meningkat. Menurut Putri (2016),

dukungan keluarga pada perilaku self care sangat penting pada pendertita diabetes

melitus untuk melakukan perawatan pada luka ulkus sehingga dapat tidak

meyebabkan komplikasi yang lebih lanjut.

B. PEMBAHASAN

Menurut penelitian Halawiyah dkk (2020), tentang gambaran pengetahuan pasien

diabetes melitus tentang perawatan kaki luka gangren secara mandiri di ruang rawat

inap RSUD dr. Pringadi Medan, bahwa pengetahuan pasien diabetes melitus tentang

perawatan luka gangren secara mandiri, mayoritas responden berpengetahuan

kurang sebesar 47,4%, terdiri atas berpendidikan SD sebesar 47,4%, ibu rumah

tangga sebesar 36,8%, yang berusia lebih dari 35 tahun sebesar 73,7%, dan

mendapatkan informasi dari orang atau person sebesar 57,9%. Diabetes melitus

merupakan penyakit metabolik kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh

untuk memproduksi hormon insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh karena

penggunaan yang tidak efektif dari insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar

gula dalam darah atau hiperglikemia Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

responden di ruang rawat inap RSUD dr. Pirngadi Medan umumnya kurang. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anam dkk (2019), tentang

gambaran pengetahuan pasien diabetes melitus tentang perawatan luka ulkus

diabetik di Klinik Ikhza, bahwa pengetahuan responden tentang cara perawatan luka

ulkus diabetik termasuk dalam kategori cukup sebesar 19,4%, kategori baik sebesar

29,0%, dan kategori kurang sebesar 51,6%. Hal ini terdiri atas usia 40-49 sebesar

55
45%, jenis kelamin sebesar 68%, berpendidikan SMA sebesar 67%, pekerja swasta

sebesar 68%. Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan hetorogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah. Dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan pasien melitus tentang perawatan luka ulkus diabetikum di Klinik

Ikhzan Medika paling banyak yaitu: kategori kurang sebesar 51,6%, kategori baik

sebesar 29,0%, kategori cukup sebesar 19,4%.

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden

masih kurang sehingga, pola pikir responden dalam menerima informasi tentang cara

perawatan luka gangren masih kurang. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa

diabetes melitus merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani secara

seksama.

Menurut penelitian Mufidhah (2019), tentang gambaran perilaku perawatan kaki

pada penderita diabetes melitus di Puskemas Ungaran, bahwa perilaku responden

tentang cara perawatan kaki termasuk dalam kategori buruk (95%) dan perilaku

responden tentang cara perawatan kaki termasuk dalam kategori baik (5%). Dari

hasil tersebut responden hanya melakukan perawatan kaki secara umum saja, dan

belum mengetahui cara melakukan perawatan kaki dengan baik dan benar dengan

menggunakan 3 aspek perawatan kaki. Diabetes merupakan salah satu penyakit

kronis yang terjadi di seluruh Negara di dunia dan terus menerus meningkat jumlah

yang signifikan dari tahun ke tahun. Dengan hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan self care behavior dengan kesembuhan luka

gangren pada penderita diabetes melitus. Hal ini di dukung oleh penelitian menurut

Dharwamati, (2019), tentang gambaran perilaku perawatan kaki pada pasien

56
diabetes melitus tipe 2 di RS Tingkat III Baladhika Husada, bahwa sebagian besar

responden memiliki perilaku perawatan kaki kurang sebesar (67,8%) disebabkan

oleh usia sebanyak 58,05%. Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme

kronis multifaktorial yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah

(hiperglikemia) yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti resintesi insulin dan

gangguan sekresi insulin atau bahkan keduanya. Dapat disimpulkan, bahwa perilaku

responden dalam perawatan kaki yang kurang dapat terjadi karena kurangnya

informasi terkait penanganan kaki diabetik.

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan, bahwa kurangnya self care dan

informasi pada responden untuk melakukan perawatan diri dalam kategori buruk

sehingga memperlambat terjadinya proses penyembuhan luka gangren. Dari teori

diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus merupakan sindrom metabolik

yang memiliki yang memiliki ciri khas adanya kondisi hiperglikemia.

Menurut penelitian Soep dkk (2015), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penyembuhan luka gangren pada penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap

RSUD dr Pringadi Medan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan

luka, yaitu: usia, nutrisi yang dikomsumsi dengan diet tinggi, dan cara perawatan

luka. Bila cara perawatan luka yang dilakukan dengan benar ditambah dengan nutrisi

yang dikomsunsi pasien diabetes melitus dengan diet tinggi (protein, vitamin a, c,

b12, zat besi, dan kalsium) dapat mengalami penyembuhan luka yang baik. Diabetes

melitus atau kencing manis merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan

meningkatnya kadar glukosa darah dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,

dan protein yang disebakan oleh kekurangan hormon insulin. Dapat disimpulkan

57
bahwa nutrisi terpenuhi, tanpa melihat faktor dari usia golongan tua dan muda

responden tetap dapat mengalami penyembuhan luka yang kategori baik. Adapun

penelitian menurut Efendi dkk (2020), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

lama penyembuhan gangren pasien diabetes melitus di Klinik Alfacare, bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi lama penyembuhan gangren pasien diabetes melitus,

yaitu umur sebesar 65,9%, stadium luka sebesar 57,6%, dan nilai pemeriksaan GDS

sebesar 61,4%. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau kedua-duanya. Dapat disimpulkan, bahwa faktor berat dan ringannya

luka berpengaruh terhadap terhadap lama penyembuhan. Semakin berat luka yang

dialami pada responden dengan diabetes melitus, maka akan semakin lama proses

penyembuhan luka.

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penyembuhan luka dapat

dipengaruhi oleh faktor yaitu: usia, nutrisi, pendidikan, status sosial dan ekonomi,

informasi dan lingkungan. Dari Teori diatas dapat disimpulkan Diabetes melitus

merupakan penyakit metabolik gangguan insulin yang ditandai dengan tingginya

kadar gula dalam darah.

Menurut penelitian Rosa dkk (2019), tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan timbulnya gangren pada pasien diabetes melitus di RSUD K.R.M.T

Wongsonegoro Semarang, bahwa adalah usia ≥55 tahun sebesar 57,1%, responden

berjenis kelamin perempuan sebesar sebesar 54,3%, responden dengan lama

menderita DM ≥5 tahun sebesar 74,3%, responden dengan riwayat gangren sebesar

54,3%, reponden dengan kebiasaan memotong kuku kaki yang buruk sebesar

58
68,6%, responden dengan kebiasaan menggunakan alas kaki tidak tepat sebesar

68,6%, serta responden dengan kebiasaan melakukan perawatan kaki yang baik

sebesar 57,1%. Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan karena

gangguan metabolik sebagai akibat dari pankreas yang tidak mampu memproduksi

cukup insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang bisa menimbulkan gangren, yaitu: responden dengan komplikasi gangren yang

memiliki kebiasaan memotong kuku yang buruk terdiri atas memotong kuku terlalu

pendek, tidak memotong kuku kaki sejajar dengan ujung jari dan lurus, tidak segera

memotong kuku kaki yang tajam, memotong kulit tipis di sekitar kuku kaki yang dapat

timbulnya luka. Penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Dasong dkk (2020),

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya ulkus diabetik pada

penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, bahwa

faktornya adalah usia 61 tahun sebesar 63,7%, responden berjenis kelamin

perempuan sebesar sebesar 73,3%, responden dengan lama menderita DM ≥10

tahun sebesar 32,5%, responden dengan kepatuhan minum obat sebesar 46,7%,

perawatan kaki yang kurang 55,6%. Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi

ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat

secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Dapat disimpulkan bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya luka kaki diabetik, yaitu: riwayat DM

≥10 tahun, laki-laki perokok aktif, gangguan penglihatan yang dapat berpengaruh

pada kemampuan melakukan perawatan kaki, perawatan kaki yang tidak teratur,

penggunaan alas kaki yang tidak tepat, hal-hal tersebut dapat menjadi faktor pemicu

timbulnya luka gangren sebesar 99,9%.

59
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor kebiasaan

responden seperti dijadikan pemicu terjadinya luka gangren dengan cara, yaitu:

memotong kuku, kemampuan melakukan perawatan kaki, infeksi pada permukaan

luka. Dari teori diatas dapat disimpulkan diabetes melitus merupakan suatu penyakit

yang terjadi saat tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat

menggunakan insulin yang dihasilkan.

Menurut penelitian Putri dkk (2016), tentang dukungan keluarga dengan perilaku

self care pada pasien ulkus diabetikum di RSUD dr. Zainoel Abidin, bahwa dukungan

keluarga sangat penting untuk pasien ulkus diabetik yang memiliki ketergantungan

pada keluarga terkait dengan luka ulkus yang dialami oleh pasien. Dapat

disimpulkan, bahwa kurangnya dukungan keluarga terhadap responden dengan

ulkus diabetik akan mempengaruhi tingkat self care, atau kemampuan responden

dalam melakukan perawatan diri. Dukungan keluarga dukungan yang mempengaruhi

kehidupan pasien dalam menjalani masa pengobatan dan perawatan.Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Istiyani (2018), tentang hubungan dukungan keluarga dengan

self care behavior pendertia diabetes melitus tipe 2, bahwa tingkat self care pasien

rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya sudah cukup

baik, yaitu: pada aktivitas self care mengenai pola makan (diet), olahraga dan terapi.

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

pasien diabetes melitus.Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya. Adapun hasil penelitian menurut Munir (2021),

tentang hubungan dukungan keluarga dengan self care pada pasien diabetes

melitus, bahwa dukungan keluarga baik sebesar 92,7% dan self care baik sebesar

60
83%. Self care diabetes merupakan tindakan membantu mengendalikan gula darah

yang dapat menghasilkan kondisi kesehatan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan dukungan keluarga dengan pelaksanaan self care pada pasien

diabetes melitus di Puskesmas Tamamaung Kota Makassar (p=0,003). Berdasarkan

penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin baik dukungan keluarga yang

diberikan kepada pasien maka semakin baik pula perilaku self care pada pasien

diabetes melitus yang mengalami ulkus diabetik. Dari teori diatas dapat disimpulkan.

Dukungan keluarga adalah tolak ukur dalam menentukan baik buruknya status

kesehatan anggota keluarganya sehingga memberikan peningkatan dalam

melakukan self care pada penderita Dm.

Menurut penelitian Aprilyasari (2015), tentang hubungan lama menderita DM

dengan perilaku perawatan kaki secara mandiri untuk mencegah ulkus diabetikum,

bahwa lama menderita DM sebesar 95%, perilaku responden tentang cara

perawatan kaki mandiri kategori buruk sebesar 36,3%, perawatan kaki secara

mandiri kategori baik sebesar 63,4%. Diabetes melitus atau kencing manis

merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik gula darah melebihi

nilai normal. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama menderita DM

dengan perilaku perawatan kaki secara mandiri untuk mencegah ulkus diabetikum

pada pasien diabetes melitus di Poli penyakit dalam RSUD RAA Soewondo Pati.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Mudhar dkk, (2018) tentang

hubungan lama menderita dan perawatan kaki diabetes dengan resiko ulkus kaki

diabetik di Klinik Husada Sari, bahwa lama menderita DM sebesar (72,8%) dengan

resiko ulkus tinggi (54,2%) sedangkan resiko ulkus rendah (45,8%), perawatan kaki

61
rutin sebesar (53,1%) dengan resiko tinggi sebesar (81,6%) sedangkan resiko

rendah sebesar (16,3%), perawatan kaki tidak rutin sebesar (46,9%) dengan resiko

tinggi (81,6%) sedangkan resiko rendah (18,4%). Diabetes melitus merupakan

penyakit kronis yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah yang,

disertai dengan kelainan metabolik. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya perawatan

kaki mandiri yang baik dapat memperhatikan kaki setiap hari, mencuci kaki,

mengeringkan sela-sela kaki dengan handuk, menggunakan pelembap, memotong

kuku secara teratur sesuai bentuk kuku dan memeriksakan kaki ketika terdapat

gangguan sehingga mengurangi resiko terjadinya ulkus diabetik.

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku perawatan kaki

secara mandiri berfungai untuk mencegah terjadinya suatu masalah baru sehingga

mengurangi resiko terjadinya ulkus diabetik untuk mencegah komplikasi yang lebih

lanjut pada kaki penderita DM. Dari teori diatas dapat disimpulkan diabetes melitus

adalah keadaan hiperglikemia kronik disetai berbagai kelainan metabolik akibat

gangguan hormonal, yang menimbulknan berbagai komplikasi kronik pada pembulu

darah.

Menurut penelitian Zarkasi (2016), tentang hubungan derajat ulkus diabetikum

dengan kemampuan activities of daily living (ADL) pada pasien diabetes mellitus

tipe 2 di RSUD panembahan senopati bantul, bahwa dari 32 responden sebesar 13

mengalami ulkus diabetikum derajat 0 (37,5%), dan sebanyak 3 responden yang

mengalami ulkus diabetikum derajat 3 (9,4%). Diabetes melitus adalah penyakit

kronis yang disesbakan karena organ pankreas tidak bisa mencukupi kebutuhan

insulin atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi

62
kondisi hiperglikemia. Dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan yang antara

derajat ulkus diabetikum dengan kemampuan ADL yaitu: semakin tinggi derajat ulkus

diabetikum maka semakin tinggi ketergantungan ADL pada penderita DM tipe 2.

Penelitian ini sejalan dengan menurut Martha (2017), tentang aktivitas hidup sehari-

hari pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Pringadi Medan, bahwa responden

mengalami gangguan aktivitas hidup sehari-hari ringan sebesar 76,3% dan

responden yang mengalami gangguan aktivitas hidup sehari-hari sedang sebesar

23,7%. AHS dasar sebesar 71%, responden gangguan aktivitas hidup sehari-hari

kategori ringan sebesar 27%, kategori sedang sebesar 1%, kategori berat sebesar

1%. AHS instrumental sebesar 80% responden mengalami gangguan aktivitas hidup

sehari-hari kategori ringan sebesar 19%, kategori sedang sebesar 1%, kategori berat

tidak terdapat responden yang tidak mengalami gangguan AHS instrumental.

Diabetes melitus merupakan salah satu gangguan metabolisme yang ditandai

dengan kenaikan kadar gula dalam darah atau hiperglikemia. Dapat disimpulkan

bahwa aktivitas hidup sehari-hari responden diabetes melitus mayoritas berada

dalam kategori ringan dan sedang.

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara derajat ulkus diabetikum dengan kemampuan ADL pada responden yang

mengalami ulkus diabetikum berada dalam rentang ringan dan sedang. Dari teori

diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronik

terbanyak di dunia, jumlah penderita terus menurus meningkat secara signifikan

sebagai akibat dari perubahan gaya hidup.

63
Berdasarkan dari 7 jurnal penelitian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa dari segi metode ada 5 jurnal yang meggunakan desain penelitian Deskriptif.

Dimana Deskriptif merupakan metode penelitian kuantitatif yang di gunakan untuk

mengetahui variabel independent terhadap variabel dependent. Peneliti

menggunakan Deskriptif karena dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel dari

luar yang tidak dapat di kontrol oleh peneliti, yaitu: jenis kelamin, usia, pendidikan,

status ekonomi, lingkungan. Dan 2 jurnal lainnya Zarkasi dan Rosa menggunakan

desain penelitian kuantitatif non eksperiment dan case control. Hal ini tersebut

dikarenakan pada rancangan ini belum di lakukan pengampilan sampel secara acak

atau random, serta tidak dapat di lakukan kontrol yang cukup terhadap variabel

penganggu yang dapat mempengaruhi variabel terkait.

Berdasarkan jurnal penelitian penelitian diatas maka analisis data yang digunakan

adalah Uji Paired T-Test, dimana Uji Paired T-test bertujuan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang saling berpasangan atau

berhubungan sementara itu, jika penelitian yang kita lakuakan bertujuan untuk

mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak berpasangan, maka

pengujian hipotesis mengunakan uji independent sampel t-test. Jadi, di lihat dari segi

hasil menurut jurnal penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil yang

didapatkan dari penelitian rata-rata nilai hasil uji statistik kurang dari 0,005, berarti

terdapat perbedaan atau ada hubungan antara variabel independent terhadap

variabel dependent. Hal ini terjadi karena pola persebaran data yang tidak sama

antara variabel yang di uji, maka skor total dari setiap variabel apakah telah

terbentuk pola yang sma atau tidak. Dengan demikian dari 7 jurnal diatas, semua

64
jurnal menampilkan tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin,

usia, pendidikan dan lain-lain.

65
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan studi literatur mengenai Hubungan Self Care Behavior Dengan

Kesembuhan Luka Gangren Pada Penderita Diabetes Melitus, maka dapat

disimpulkan, bahwa Ada Hubungan Self Care Behavior Dengan Kesembuhan Luka

Gangren Pada Penderita Diabetes Melitus

B. Saran

1. Bagi Penderita

Diharapakan pada penderita ulkus diabetik agar selalu meningkatkan upaya

untuk mencegah terjadinya luka gangren melalui self care behavior.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan penelitian dilakukan diharapkan mampu memberikan informasi

terkait hubungan self care behavior dengan kesembuhan luka gangren pada

penderita diabetes melitus, sehingga layanan kesehatan dapat memberikan

edukasi dan konsultasi serta memantau perawatan kaki penderita diabetes melitus

sebagai langkah pencegahan peningkatan komplikasi terjadinya gangren.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian literature

review ini sebagai data atau referensi untuk perbaikan penelitian di masa yang

akan datang. Agar hasil penelitian memuaskan dalam mendapatkan informasi

66
mengenai self cae behavior dengan kesembuhan luka gangren pada penderita

DM.

4. Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan institusi kesehatan mampu berperan serta dalam membimbing

penderita DM untuk melakukan perawatan luka dalam memperthatika faktor resiko

salah satunya faktor yang dapat menyebabkan timbulnya luka gangren karena

sangat berpengaruh terhadap kesembuhan luka gangren pada penderita DM.

67
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. (2001). Kapita Selekta Kedokteran 1, Buku Kedokteran.

Apriliyasari, R. W. (2015). Hubungan lama menderita DM dengan perilaku perawatan


kaki secara mandiri untuk mencegah ulkus diabetikum. Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 4(1).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+lama+menderita+DM+dengan+perilaku+pe
rawatan+kaki+secara+mandiri+untuk+mencegah+ulkus+diabetikum.+&btnG=

Armstrong, D. G., Boulton, A. J., & Bus, S. A. (2017). Diabetic foot ulcers and their
recurrence. New England Journal of Medicine, 376(24), 2367-2375.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28614678/

Anam, A. K., & Kurniawan, B. P. D. (2019). Gambaran Pengetahuan Pasien Diabetes


Melitus Tentang Perawatan Luka Ulkus Diabetik Di Klinik Ikhza Medika. Bali
Medika Jurnal, 6(2), 136-146.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Gambaran+Pengetahuan+Pasien+Diabetes+Melitus+T
entang+Perawatan+Luka+Ulkus+Diabetik+Di+Klinik+Ikhza+Medika.
+Bali+Medika+Jurnal%2C+6%282%29%2C+136-146.&btnG=

Dharmawati, A. P. (2019). Gambaran Perilaku Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes


Melitus Tipe 2 DI RS Tingkat III Baladhika Husada Jember.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Gambaran+Perilaku+Perawatan+Kaki+Pada+Pasien+
Diabetes+Melitus+Tipe+2+DI+RS+Tingkat+III+Baladhika+Husada+Jember.&btn
G=

Dasong, S., Suhartatik, S., & Afrianti, A. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Terjadinya Ulkus Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di
RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Media Keperawatan: Politeknik
Kesehatan Makassar, 11(1), 75-81.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor-
Faktor+Yang+Berhubungan+Dengan+Terjadinya+Ulkus+Diabetik+Pada+Penderi
ta+Diabetes+Melitus+Tipe+2+Di+RSUD+Syekh+Yusuf+Kabupaten+Gowa.
+Media+Keperawatan%3A+Politeknik+Kesehatan+Makassar
%2C+11%281%29%2C+75-81.&btnG=

68
Efendi, P., Heryati, K., & Buston, E. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lama
Penyembuhan Gangren Pasien Diabetes Melitus Di Klinik Alfacare. MNJ
(Mahakam Nursing Journal), 2(7), 286-297.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor-
Faktor+Yang+Mempengaruhi+Lama+Penyembuhan+Gangren+Pasien+Diabetes
+Melitus+Di+Klinik+Alfacare.+MNJ+%28Mahakam+Nursing+Journal
%29%2C+2%287%29%2C+286-297.&btnG=

Febrianti, A. (2017). Peran Perawat Dalam Perawatan Luka Diabetikum (Gangren) Di


Ruang Dahlia Rumah Sakit TK II DR Ak Gani Palembang Tahun 2014. Masker
Medika, 5(1), 42-78.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Peran+Perawat+Dalam+Perawatan+Luka+Diabetikum
+%28Gangren
%29+Di+Ruang+Dahlia+Rumah+Sakit+TK+II+DR+Ak+Gani+Palembang+Tahun
+2014.+Masker+Medika%2C+5%281%29%2C+42-78.&btnG=

Halawiyah, A. (2020). Gambaran Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang


Perawatan Luka Gangren Secara Mandiri Di Ruang Rawat Inap RSUD DR.
Pirngadi Medan Tahun 2019.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Gambaran+Pengetahuan+Pasien+Diabetes+Melitus+T
entang+Perawatan+Luka+Gangren+Secara+Mandiri+Di+Ruang+Rawat+Inap+R
SUD+DR.+Pirngadi++Medan+Tahun+2019.&btnG=

Heriyanti, H., Mulyono, S., & Herlina, L. (2020). Dukungan Keluarga Terhadap Self Care
Pada Lansia Dengan Diabetes Melitus Tipe 2. Journal of Islamic Nursing, 5(1),
32-37.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dukungan+Keluarga+Terhadap+Self+Care+Pada+Lan
sia+Dengan+Diabetes+Melitus+Tipe+2.+Journal+of+Islamic+Nursing
%2C+5%281%29%2C+32-37.&btnG=

Istiyani, I. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Self Care Behavior Penderita


Dibetes Millitus Tipe 2 (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang). https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ubungan+Dukungan+Keluarga+Dengan+Self+Care+B
ehavior+Penderita+Dibetes+Millitus+Tipe+2+%28Doctoral+dissertation
%2C+STIKes+Insan+Cendekia+Medika+Jombang%29&btnG=

Jupiter, D. C., Thorud, J. C., Buckley, C. J., & Shibuya, N. (2016). The impact of foot
ulceration and amputation on mortality in diabetic patients. I: from ulceration to
death, a systematic review. International wound journal, 13(5), 892-903.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25601358/

69
Kartika, R. W. (2017). Pengelolaan gangren kaki Diabetik. Cermin Dunia
Kedokteran, 44(1), 18-22.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pengelolaan+gangren+kaki+Diabetik.
+Cermin+Dunia+Kedokteran%2C+44%281%29%2C+18-22.&btnG=

Nisa, K. (2018). Hubungan Efekasi Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Klinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Soedarso
Pontianak. Jurnal ProNers, 4(1).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Efekasi+Diri+Dan+Dukungan+Keluarga+D
engan+Kualitas+Hidup+Penderita+Diabetes+Melitus+Tipe+2+Di+Klinik+Penyakit
+Dalam+RSUD+Dr.+Soedarso+Pontianak.+Jurnal+ProNers
%2C+4%281%29&btnG=

Mufidhah, M. (2019). Gambaran Perilaku Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes


Melitus Di Puskesmas Ungaran (Doctoral dissertation, Universitas Ngudi
Waluyo).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Gambaran+Perilaku+Perawatan+Kaki+Pada+Penderit
a+Diabetes++Melitus+Di+Puskesmas+Ungaran+%28Doctoral+dissertation
%2C+Universitas+Ngudi+Waluyo%29.&btnG=

Munir, N. W. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Self Care Pada Pasien
Diabetes Melitus. Borneo Nursing Journal (BNJ), 3(1), 7-13.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Dukungan+Keluarga+Dengan+Self+Care+
Pada+Pasien+Diabetes+Melitus.+Borneo+Nursing+Journal+%28BNJ
%29%2C+3%281%29%2C+7-13.&btnG=

Martha, M. T. (2017). Aktivitas Hidup Sehari-Hari Pasien Diabetes Melitus Di Rumah


Sakit Pirngadi Medan.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Aktivitas+Hidup+Sehari-
Hari+Pasien+Diabetes+Melitus+Di+Rumah+Sakit+Pirngadi+Medan.&btnG=

Muhdar, R., Siwu, J., & Katuuk, M. E. (2018). Hubungan Lama Menderita Dan
Perawatan Kaki Diabetes Dengan Resiko Ulkus Kaki Diabetik Di Klinik Husada
Sario Manado. Jurnal Keperawatan, 6(2).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Lama+Menderita+Dan+Perawatan+Kaki+Di
abetes+Dengan+Resiko+Ulkus+Kaki+Diabetik+Di+Klinik+Husada+Sario+Manad
o.+Jurnal+Keperawatan%2C+6%282%29.&btnG=

70
Pratiwi, S. A. (2019). Hubungan Keyakinan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Kaki
Diabetes Mellitus Berbasis Self Efficacy Di Puskesmas Wonokromo Dan
Kebonsari Kota Surabaya (Doctoral dissertation, stikes hang tuah surabaya).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Keyakinan+Keluarga+Dengan+Perilaku+Pe
rawatan+Kaki+Diabetes+Mellitus+Berbasis+Self+Efficacy+Di+Puskesmas+Wono
kromo+Dan+Kebonsari+Kota+Surabaya+%28Doctoral+dissertation
%2C+stikes+hang+tuah+surabaya%29.&btnG=

Putri, L. R., & Hastuti, Y. D. (2017). Gambaran Self Care Penderita Diabetes Melitus
(DM) di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Semarang (Doctoral dissertation,
Diponegoro University).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Keyakinan+Keluarga+Dengan+Perilaku+Pe
rawatan+Kaki+Diabetes+Mellitus+Berbasis+Self+Efficacy+Di+Puskesmas+Wono
kromo+Dan+Kebonsari+Kota+Surabaya+%28Doctoral+dissertation
%2C+stikes+hang+tuah+surabaya%29.&btnG=

Putri, S. S., & Bachri, T. S. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Self-care Pada
Pasien Ulkus Diabetik di RSUD dr. Zainoel Abidin. Jurnal Ilmu Keperawatan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dukungan+Keluarga+Dengan+Perilaku+Self-
care+Pada+Pasien+Ulkus+Diabetik+di+RSUD+dr.+Zainoel+Abidin.
+Jurnal+Ilmu+Keperawatan+Universitas+Syiah+Kuala+Banda+Aceh.&btnG=

PERKENI. (2015). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta; Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.

Rosa, S. K. D., Udiyono, A., Kusariana, N., & Saraswati, L. D. (2019). Faktor-faktor
yang berhubungan dengan timbulnya gangren pada pasien diabetes mellitus di
RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 7(1), 192-202.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor-
faktor+yang+berhubungan+dengan+timbulnya+gangren+pada+pasien+diabetes
+mellitus+di+RSUD+KRMT+Wongsonegoro+Semarang.
+Jurnal+Kesehatan+Masyarakat+%28Undip%29%2C+7%281%29%2C+192-
202.&btnG=

Rahman, H. F., Santoso, A. W., & Siswanto, H. (2020). influence of foot care education
with a Media Flip Chart against the change in the client behaviour of Diabetes
mellitus. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 2(3), 151-168.

71
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=influence+of+foot+care+education+with+a+Media+Flip
+Chart+against+the+change+in+the+client+behaviour+of+Diabetes+mellitus.
+Jurnal+Nasional+Ilmu+Kesehatan%2C+2%283%29%2C+151-168.&btnG=

Sukmawati, D. A. (2019). Asuhan keperawatan pasien diabetes melitus gangren pada


NY. R dan TN. S dengan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan di
ruang melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2019 (Doctoral dissertation,
Fakultas Keperawatan Universitas Jember).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Asuhan+keperawatan+pasien+diabetes+melitus+gangr
en+pada+NY.+R+dan+TN.
+S+dengan+masalah+keperawatan+kerusakan+integritas+jaringan+di+ruang+m
elati+RSUD+Dr.+Haryoto+Lumajang+Tahun+2019+%28Doctoral+dissertation
%2C+Fakultas+Keperawatan+Universitas+Jember%29.&btnG=

Sudarman, S., & Solissa, M. D. (2020). Dukungan Keluarga Mempengaruhi Self Care
pada Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Keperawatan, 12(2), 319-326.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dukungan+Keluarga+Mempengaruhi+Self+Care+pada
+Pasien+Diabetes+Mellitus.+Jurnal+Keperawatan%2C+12%282%29%2C+319-
326.&btnG=

Salam, AY, & Hamim, N. (2019). Foot Self Efficacy dan Foot Self Care Behavior pada
Lansia dengan Diabetes Melitus. JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) , 3 (1), 12-18.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Foot+Self+Efficacy+dan+Foot+Self+Care+Behavior+pa
da+Lansia+dengan+Diabetes+Melitus.+JI-KES+%28Jurnal+Ilmu+Kesehatan
%29+%2C+3+%281%29%2C+12-18.&btnG=

Soep, S., & Triwibowo, C. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan


Luka Gangrene Pada Penderita Diabetes Melitus Di Ruangan Rawat Inap RSUD
DR. Pirngadi Medan. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse,
Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 10(2), 241-245.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor-
Faktor+Yang+Mempengaruhi+Penyembuhan+Luka+Gangrene+Pada+Penderita
+Diabetes+Melitus+Di+Ruangan+Rawat+Inap+RSUD+DR.+Pirngadi+Medan.
+Jurnal+Ilmiah+PANNMED+%28Pharmacist%2C+Analyst%2C+Nurse
%2C+Nutrition%2C+Midwivery%2C+Environment%2C+Dentist
%29%2C+10%282%29%2C+241-245.&btnG=

Tarwoto, dkk. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.


Jakarta; TIM.

72
van Netten, J. J., Sacco, I. C., Lavery, L. A., Monteiro‐Soares, M., Rasmussen, A.,
Raspovic, A., & Bus, S. A. (2020). Treatment of modifiable risk factors for foot
ulceration in persons with diabetes: a systematic review. Diabetes/metabolism
research and reviews, 36, e3271.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31957306/

Van Netten, J. J., Price, P. E., Lavery, L. A., Monteiro‐Soares, M., Rasmussen, A.,
Jubiz, Y., ... & International Working Group on the Diabetic Foot (IWGDF).
(2016). Prevention of foot ulcers in the at‐risk patient with diabetes: a systematic
review. Diabetes/Metabolism Research and Reviews, 32, 84-98.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26340966/

Waworuntu, P. J., Porotuo, J., & Homenta, H. (2017). Pola Bakteri Aerob Pada Pasien
Ulkus Diabetikum Di RSUP Prof. dr. RD Kandou Manado. JKK (Jurnal
Kedokteran Klinik), 1(2), 053-057.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pola+Bakteri+Aerob+Pada+Pasien+Ulkus+Diabetikum
+Di+RSUP+Prof.+dr.+RD+Kandou++Manado.+JKK+
%28Jurnal+Kedokteran+Klinik%29%2C+1%282%29%2C+053-057.&btnG=

Zarkasi, M. (2016). Hubungan Antara Derajat Ulkus Diabetikum Dengan Kemampuan


Activities Of Daily Living (ADL) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD
Panembahan Senopati Bantul  (Doctoral dissertation, STIKES Jenderal A. Yani
Yogyakarta).
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+
+Antara+Derajat+Ulkus+Diabetikum+Dengan+Kemampuan+Activities+Of+
+Daily+Living++%28ADL
%29+Pada+Pasien+Diabetes+Melitus+Tipe+2+Di+RSUD+Panembahan+Senop
ati+Bantul++%28Doctoral+dissertation%2C+STIKES+Jenderal+A.
+Yani+Yogyakarta%29.&btnG=

73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Desa Awota, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo pada


tanggal 26 Juni 1999. Penulis merupakan Putri pertama dari Bapak alm. Ambo Tang
dan Ibu Rahmatia.
Pada tahun 2005 penulis lulus dari Taman Kanak-Kanak, pada tahun 2011 penulis
lulus dari SDN 188 Solo lompenggeng, pada tahun 2014 penulis lulus dari SMPN 2
Lilirilau, pada tahun 2017 penulis lulus dari SMAN 1 Liliralau. Penulis masuk STIKES
Amanah Makassar pada tahun 2017, penulis memilih program studi S1 Keperawatan
dari tiga program studi yang ada di STIKES Amanah Makassar.
Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Makassar, 01 Juli 2021

Rezki Wahyuni

74

Anda mungkin juga menyukai