A. HASIL PENELITIAN
53
2019)
7 (Suci Setia Mengetahui dukungan keluarga Descriptive (n=40)
Putri, dengan perilaku self care pada pasien Correlative
Teuku ulkus diabetikum di Poliklinik Endokrin
Samsul Rumah SakitUmum Daerah dr. Zainoel
Bahri, Abidin
2016)
Hasil penelusuran literatur menunjukkan bahwa self care behavior pada penderita
adanya pengetahuan kurang, berpendidikan SD, pekerja ibu rumah tangga, usia,
pasien diabetes melitus mendapat informasi dari orang atau person saja. Penelitian
di indonesia memiliki beberapa faktor yang berhubungan dengan self care behavior.
Penelitian menurut Soep (2015) dan Rosa (2019), menyatakan bahwa hubungan
penyembuhan luka terhadap timbulnya luka gangren pada penderita diabetes melitus
secara mandiri pada penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya ulkus.
perawatan kaki secara umum saja, dan belum mengetahui perawatan kaki yang baik.
Penelitian Zarkasi (2016), bahwa kemampuan ADL sesorang yang sudah tua dan
54
tidak bekerja disebakan karena perubahan-perubahan yang terjadi pada individu
karena derajat ulkus diabetikum yang makin meningkat. Menurut Putri (2016),
dukungan keluarga pada perilaku self care sangat penting pada pendertita diabetes
melitus untuk melakukan perawatan pada luka ulkus sehingga dapat tidak
B. PEMBAHASAN
diabetes melitus tentang perawatan kaki luka gangren secara mandiri di ruang rawat
inap RSUD dr. Pringadi Medan, bahwa pengetahuan pasien diabetes melitus tentang
kurang sebesar 47,4%, terdiri atas berpendidikan SD sebesar 47,4%, ibu rumah
tangga sebesar 36,8%, yang berusia lebih dari 35 tahun sebesar 73,7%, dan
mendapatkan informasi dari orang atau person sebesar 57,9%. Diabetes melitus
penggunaan yang tidak efektif dari insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar
responden di ruang rawat inap RSUD dr. Pirngadi Medan umumnya kurang. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anam dkk (2019), tentang
diabetik di Klinik Ikhza, bahwa pengetahuan responden tentang cara perawatan luka
ulkus diabetik termasuk dalam kategori cukup sebesar 19,4%, kategori baik sebesar
29,0%, dan kategori kurang sebesar 51,6%. Hal ini terdiri atas usia 40-49 sebesar
55
45%, jenis kelamin sebesar 68%, berpendidikan SMA sebesar 67%, pekerja swasta
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah. Dapat disimpulkan bahwa
Ikhzan Medika paling banyak yaitu: kategori kurang sebesar 51,6%, kategori baik
masih kurang sehingga, pola pikir responden dalam menerima informasi tentang cara
perawatan luka gangren masih kurang. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa
seksama.
tentang cara perawatan kaki termasuk dalam kategori buruk (95%) dan perilaku
responden tentang cara perawatan kaki termasuk dalam kategori baik (5%). Dari
hasil tersebut responden hanya melakukan perawatan kaki secara umum saja, dan
belum mengetahui cara melakukan perawatan kaki dengan baik dan benar dengan
kronis yang terjadi di seluruh Negara di dunia dan terus menerus meningkat jumlah
yang signifikan dari tahun ke tahun. Dengan hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan self care behavior dengan kesembuhan luka
gangren pada penderita diabetes melitus. Hal ini di dukung oleh penelitian menurut
56
diabetes melitus tipe 2 di RS Tingkat III Baladhika Husada, bahwa sebagian besar
kronis multifaktorial yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemia) yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti resintesi insulin dan
gangguan sekresi insulin atau bahkan keduanya. Dapat disimpulkan, bahwa perilaku
responden dalam perawatan kaki yang kurang dapat terjadi karena kurangnya
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan, bahwa kurangnya self care dan
informasi pada responden untuk melakukan perawatan diri dalam kategori buruk
penyembuhan luka gangren pada penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap
luka, yaitu: usia, nutrisi yang dikomsumsi dengan diet tinggi, dan cara perawatan
luka. Bila cara perawatan luka yang dilakukan dengan benar ditambah dengan nutrisi
yang dikomsunsi pasien diabetes melitus dengan diet tinggi (protein, vitamin a, c,
b12, zat besi, dan kalsium) dapat mengalami penyembuhan luka yang baik. Diabetes
melitus atau kencing manis merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan
dan protein yang disebakan oleh kekurangan hormon insulin. Dapat disimpulkan
57
bahwa nutrisi terpenuhi, tanpa melihat faktor dari usia golongan tua dan muda
responden tetap dapat mengalami penyembuhan luka yang kategori baik. Adapun
lama penyembuhan gangren pasien diabetes melitus di Klinik Alfacare, bahwa faktor-
yaitu umur sebesar 65,9%, stadium luka sebesar 57,6%, dan nilai pemeriksaan GDS
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Dapat disimpulkan, bahwa faktor berat dan ringannya
luka berpengaruh terhadap terhadap lama penyembuhan. Semakin berat luka yang
dialami pada responden dengan diabetes melitus, maka akan semakin lama proses
penyembuhan luka.
dipengaruhi oleh faktor yaitu: usia, nutrisi, pendidikan, status sosial dan ekonomi,
informasi dan lingkungan. Dari Teori diatas dapat disimpulkan Diabetes melitus
Wongsonegoro Semarang, bahwa adalah usia ≥55 tahun sebesar 57,1%, responden
54,3%, reponden dengan kebiasaan memotong kuku kaki yang buruk sebesar
58
68,6%, responden dengan kebiasaan menggunakan alas kaki tidak tepat sebesar
68,6%, serta responden dengan kebiasaan melakukan perawatan kaki yang baik
gangguan metabolik sebagai akibat dari pankreas yang tidak mampu memproduksi
cukup insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang bisa menimbulkan gangren, yaitu: responden dengan komplikasi gangren yang
memiliki kebiasaan memotong kuku yang buruk terdiri atas memotong kuku terlalu
pendek, tidak memotong kuku kaki sejajar dengan ujung jari dan lurus, tidak segera
memotong kuku kaki yang tajam, memotong kulit tipis di sekitar kuku kaki yang dapat
timbulnya luka. Penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Dasong dkk (2020),
penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, bahwa
tahun sebesar 32,5%, responden dengan kepatuhan minum obat sebesar 46,7%,
perawatan kaki yang kurang 55,6%. Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi
ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat
banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya luka kaki diabetik, yaitu: riwayat DM
≥10 tahun, laki-laki perokok aktif, gangguan penglihatan yang dapat berpengaruh
pada kemampuan melakukan perawatan kaki, perawatan kaki yang tidak teratur,
penggunaan alas kaki yang tidak tepat, hal-hal tersebut dapat menjadi faktor pemicu
59
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor kebiasaan
responden seperti dijadikan pemicu terjadinya luka gangren dengan cara, yaitu:
luka. Dari teori diatas dapat disimpulkan diabetes melitus merupakan suatu penyakit
yang terjadi saat tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat
Menurut penelitian Putri dkk (2016), tentang dukungan keluarga dengan perilaku
self care pada pasien ulkus diabetikum di RSUD dr. Zainoel Abidin, bahwa dukungan
keluarga sangat penting untuk pasien ulkus diabetik yang memiliki ketergantungan
pada keluarga terkait dengan luka ulkus yang dialami oleh pasien. Dapat
ulkus diabetik akan mempengaruhi tingkat self care, atau kemampuan responden
kehidupan pasien dalam menjalani masa pengobatan dan perawatan.Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Istiyani (2018), tentang hubungan dukungan keluarga dengan
self care behavior pendertia diabetes melitus tipe 2, bahwa tingkat self care pasien
rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya sudah cukup
baik, yaitu: pada aktivitas self care mengenai pola makan (diet), olahraga dan terapi.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
tentang hubungan dukungan keluarga dengan self care pada pasien diabetes
melitus, bahwa dukungan keluarga baik sebesar 92,7% dan self care baik sebesar
60
83%. Self care diabetes merupakan tindakan membantu mengendalikan gula darah
yang dapat menghasilkan kondisi kesehatan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan dukungan keluarga dengan pelaksanaan self care pada pasien
penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin baik dukungan keluarga yang
diberikan kepada pasien maka semakin baik pula perilaku self care pada pasien
diabetes melitus yang mengalami ulkus diabetik. Dari teori diatas dapat disimpulkan.
Dukungan keluarga adalah tolak ukur dalam menentukan baik buruknya status
dengan perilaku perawatan kaki secara mandiri untuk mencegah ulkus diabetikum,
perawatan kaki mandiri kategori buruk sebesar 36,3%, perawatan kaki secara
mandiri kategori baik sebesar 63,4%. Diabetes melitus atau kencing manis
nilai normal. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama menderita DM
dengan perilaku perawatan kaki secara mandiri untuk mencegah ulkus diabetikum
pada pasien diabetes melitus di Poli penyakit dalam RSUD RAA Soewondo Pati.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Mudhar dkk, (2018) tentang
hubungan lama menderita dan perawatan kaki diabetes dengan resiko ulkus kaki
diabetik di Klinik Husada Sari, bahwa lama menderita DM sebesar (72,8%) dengan
resiko ulkus tinggi (54,2%) sedangkan resiko ulkus rendah (45,8%), perawatan kaki
61
rutin sebesar (53,1%) dengan resiko tinggi sebesar (81,6%) sedangkan resiko
rendah sebesar (16,3%), perawatan kaki tidak rutin sebesar (46,9%) dengan resiko
penyakit kronis yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah yang,
kaki mandiri yang baik dapat memperhatikan kaki setiap hari, mencuci kaki,
kuku secara teratur sesuai bentuk kuku dan memeriksakan kaki ketika terdapat
secara mandiri berfungai untuk mencegah terjadinya suatu masalah baru sehingga
mengurangi resiko terjadinya ulkus diabetik untuk mencegah komplikasi yang lebih
lanjut pada kaki penderita DM. Dari teori diatas dapat disimpulkan diabetes melitus
darah.
dengan kemampuan activities of daily living (ADL) pada pasien diabetes mellitus
kronis yang disesbakan karena organ pankreas tidak bisa mencukupi kebutuhan
insulin atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi
62
kondisi hiperglikemia. Dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan yang antara
derajat ulkus diabetikum dengan kemampuan ADL yaitu: semakin tinggi derajat ulkus
Penelitian ini sejalan dengan menurut Martha (2017), tentang aktivitas hidup sehari-
hari pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Pringadi Medan, bahwa responden
23,7%. AHS dasar sebesar 71%, responden gangguan aktivitas hidup sehari-hari
kategori ringan sebesar 27%, kategori sedang sebesar 1%, kategori berat sebesar
1%. AHS instrumental sebesar 80% responden mengalami gangguan aktivitas hidup
sehari-hari kategori ringan sebesar 19%, kategori sedang sebesar 1%, kategori berat
dengan kenaikan kadar gula dalam darah atau hiperglikemia. Dapat disimpulkan
antara derajat ulkus diabetikum dengan kemampuan ADL pada responden yang
mengalami ulkus diabetikum berada dalam rentang ringan dan sedang. Dari teori
diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronik
63
Berdasarkan dari 7 jurnal penelitian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa dari segi metode ada 5 jurnal yang meggunakan desain penelitian Deskriptif.
luar yang tidak dapat di kontrol oleh peneliti, yaitu: jenis kelamin, usia, pendidikan,
status ekonomi, lingkungan. Dan 2 jurnal lainnya Zarkasi dan Rosa menggunakan
desain penelitian kuantitatif non eksperiment dan case control. Hal ini tersebut
dikarenakan pada rancangan ini belum di lakukan pengampilan sampel secara acak
atau random, serta tidak dapat di lakukan kontrol yang cukup terhadap variabel
Berdasarkan jurnal penelitian penelitian diatas maka analisis data yang digunakan
adalah Uji Paired T-Test, dimana Uji Paired T-test bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang saling berpasangan atau
berhubungan sementara itu, jika penelitian yang kita lakuakan bertujuan untuk
pengujian hipotesis mengunakan uji independent sampel t-test. Jadi, di lihat dari segi
hasil menurut jurnal penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil yang
didapatkan dari penelitian rata-rata nilai hasil uji statistik kurang dari 0,005, berarti
variabel dependent. Hal ini terjadi karena pola persebaran data yang tidak sama
antara variabel yang di uji, maka skor total dari setiap variabel apakah telah
terbentuk pola yang sma atau tidak. Dengan demikian dari 7 jurnal diatas, semua
64
jurnal menampilkan tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin,
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan, bahwa Ada Hubungan Self Care Behavior Dengan Kesembuhan Luka
B. Saran
1. Bagi Penderita
terkait hubungan self care behavior dengan kesembuhan luka gangren pada
edukasi dan konsultasi serta memantau perawatan kaki penderita diabetes melitus
review ini sebagai data atau referensi untuk perbaikan penelitian di masa yang
66
mengenai self cae behavior dengan kesembuhan luka gangren pada penderita
DM.
salah satunya faktor yang dapat menyebabkan timbulnya luka gangren karena
67
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, D. G., Boulton, A. J., & Bus, S. A. (2017). Diabetic foot ulcers and their
recurrence. New England Journal of Medicine, 376(24), 2367-2375.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28614678/
Dasong, S., Suhartatik, S., & Afrianti, A. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Terjadinya Ulkus Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di
RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Media Keperawatan: Politeknik
Kesehatan Makassar, 11(1), 75-81.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor-
Faktor+Yang+Berhubungan+Dengan+Terjadinya+Ulkus+Diabetik+Pada+Penderi
ta+Diabetes+Melitus+Tipe+2+Di+RSUD+Syekh+Yusuf+Kabupaten+Gowa.
+Media+Keperawatan%3A+Politeknik+Kesehatan+Makassar
%2C+11%281%29%2C+75-81.&btnG=
68
Efendi, P., Heryati, K., & Buston, E. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lama
Penyembuhan Gangren Pasien Diabetes Melitus Di Klinik Alfacare. MNJ
(Mahakam Nursing Journal), 2(7), 286-297.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor-
Faktor+Yang+Mempengaruhi+Lama+Penyembuhan+Gangren+Pasien+Diabetes
+Melitus+Di+Klinik+Alfacare.+MNJ+%28Mahakam+Nursing+Journal
%29%2C+2%287%29%2C+286-297.&btnG=
Heriyanti, H., Mulyono, S., & Herlina, L. (2020). Dukungan Keluarga Terhadap Self Care
Pada Lansia Dengan Diabetes Melitus Tipe 2. Journal of Islamic Nursing, 5(1),
32-37.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dukungan+Keluarga+Terhadap+Self+Care+Pada+Lan
sia+Dengan+Diabetes+Melitus+Tipe+2.+Journal+of+Islamic+Nursing
%2C+5%281%29%2C+32-37.&btnG=
Jupiter, D. C., Thorud, J. C., Buckley, C. J., & Shibuya, N. (2016). The impact of foot
ulceration and amputation on mortality in diabetic patients. I: from ulceration to
death, a systematic review. International wound journal, 13(5), 892-903.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25601358/
69
Kartika, R. W. (2017). Pengelolaan gangren kaki Diabetik. Cermin Dunia
Kedokteran, 44(1), 18-22.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pengelolaan+gangren+kaki+Diabetik.
+Cermin+Dunia+Kedokteran%2C+44%281%29%2C+18-22.&btnG=
Nisa, K. (2018). Hubungan Efekasi Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Klinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Soedarso
Pontianak. Jurnal ProNers, 4(1).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Efekasi+Diri+Dan+Dukungan+Keluarga+D
engan+Kualitas+Hidup+Penderita+Diabetes+Melitus+Tipe+2+Di+Klinik+Penyakit
+Dalam+RSUD+Dr.+Soedarso+Pontianak.+Jurnal+ProNers
%2C+4%281%29&btnG=
Munir, N. W. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Self Care Pada Pasien
Diabetes Melitus. Borneo Nursing Journal (BNJ), 3(1), 7-13.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Dukungan+Keluarga+Dengan+Self+Care+
Pada+Pasien+Diabetes+Melitus.+Borneo+Nursing+Journal+%28BNJ
%29%2C+3%281%29%2C+7-13.&btnG=
Muhdar, R., Siwu, J., & Katuuk, M. E. (2018). Hubungan Lama Menderita Dan
Perawatan Kaki Diabetes Dengan Resiko Ulkus Kaki Diabetik Di Klinik Husada
Sario Manado. Jurnal Keperawatan, 6(2).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Lama+Menderita+Dan+Perawatan+Kaki+Di
abetes+Dengan+Resiko+Ulkus+Kaki+Diabetik+Di+Klinik+Husada+Sario+Manad
o.+Jurnal+Keperawatan%2C+6%282%29.&btnG=
70
Pratiwi, S. A. (2019). Hubungan Keyakinan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Kaki
Diabetes Mellitus Berbasis Self Efficacy Di Puskesmas Wonokromo Dan
Kebonsari Kota Surabaya (Doctoral dissertation, stikes hang tuah surabaya).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Keyakinan+Keluarga+Dengan+Perilaku+Pe
rawatan+Kaki+Diabetes+Mellitus+Berbasis+Self+Efficacy+Di+Puskesmas+Wono
kromo+Dan+Kebonsari+Kota+Surabaya+%28Doctoral+dissertation
%2C+stikes+hang+tuah+surabaya%29.&btnG=
Putri, L. R., & Hastuti, Y. D. (2017). Gambaran Self Care Penderita Diabetes Melitus
(DM) di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Semarang (Doctoral dissertation,
Diponegoro University).
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Keyakinan+Keluarga+Dengan+Perilaku+Pe
rawatan+Kaki+Diabetes+Mellitus+Berbasis+Self+Efficacy+Di+Puskesmas+Wono
kromo+Dan+Kebonsari+Kota+Surabaya+%28Doctoral+dissertation
%2C+stikes+hang+tuah+surabaya%29.&btnG=
Putri, S. S., & Bachri, T. S. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Self-care Pada
Pasien Ulkus Diabetik di RSUD dr. Zainoel Abidin. Jurnal Ilmu Keperawatan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dukungan+Keluarga+Dengan+Perilaku+Self-
care+Pada+Pasien+Ulkus+Diabetik+di+RSUD+dr.+Zainoel+Abidin.
+Jurnal+Ilmu+Keperawatan+Universitas+Syiah+Kuala+Banda+Aceh.&btnG=
Rosa, S. K. D., Udiyono, A., Kusariana, N., & Saraswati, L. D. (2019). Faktor-faktor
yang berhubungan dengan timbulnya gangren pada pasien diabetes mellitus di
RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 7(1), 192-202.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor-
faktor+yang+berhubungan+dengan+timbulnya+gangren+pada+pasien+diabetes
+mellitus+di+RSUD+KRMT+Wongsonegoro+Semarang.
+Jurnal+Kesehatan+Masyarakat+%28Undip%29%2C+7%281%29%2C+192-
202.&btnG=
Rahman, H. F., Santoso, A. W., & Siswanto, H. (2020). influence of foot care education
with a Media Flip Chart against the change in the client behaviour of Diabetes
mellitus. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 2(3), 151-168.
71
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=influence+of+foot+care+education+with+a+Media+Flip
+Chart+against+the+change+in+the+client+behaviour+of+Diabetes+mellitus.
+Jurnal+Nasional+Ilmu+Kesehatan%2C+2%283%29%2C+151-168.&btnG=
Sudarman, S., & Solissa, M. D. (2020). Dukungan Keluarga Mempengaruhi Self Care
pada Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Keperawatan, 12(2), 319-326.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dukungan+Keluarga+Mempengaruhi+Self+Care+pada
+Pasien+Diabetes+Mellitus.+Jurnal+Keperawatan%2C+12%282%29%2C+319-
326.&btnG=
Salam, AY, & Hamim, N. (2019). Foot Self Efficacy dan Foot Self Care Behavior pada
Lansia dengan Diabetes Melitus. JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) , 3 (1), 12-18.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Foot+Self+Efficacy+dan+Foot+Self+Care+Behavior+pa
da+Lansia+dengan+Diabetes+Melitus.+JI-KES+%28Jurnal+Ilmu+Kesehatan
%29+%2C+3+%281%29%2C+12-18.&btnG=
72
van Netten, J. J., Sacco, I. C., Lavery, L. A., Monteiro‐Soares, M., Rasmussen, A.,
Raspovic, A., & Bus, S. A. (2020). Treatment of modifiable risk factors for foot
ulceration in persons with diabetes: a systematic review. Diabetes/metabolism
research and reviews, 36, e3271.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31957306/
Van Netten, J. J., Price, P. E., Lavery, L. A., Monteiro‐Soares, M., Rasmussen, A.,
Jubiz, Y., ... & International Working Group on the Diabetic Foot (IWGDF).
(2016). Prevention of foot ulcers in the at‐risk patient with diabetes: a systematic
review. Diabetes/Metabolism Research and Reviews, 32, 84-98.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26340966/
Waworuntu, P. J., Porotuo, J., & Homenta, H. (2017). Pola Bakteri Aerob Pada Pasien
Ulkus Diabetikum Di RSUP Prof. dr. RD Kandou Manado. JKK (Jurnal
Kedokteran Klinik), 1(2), 053-057.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pola+Bakteri+Aerob+Pada+Pasien+Ulkus+Diabetikum
+Di+RSUP+Prof.+dr.+RD+Kandou++Manado.+JKK+
%28Jurnal+Kedokteran+Klinik%29%2C+1%282%29%2C+053-057.&btnG=
73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Rezki Wahyuni
74