Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Penerimaan Diri Dengan Self Management

Diabetes Melitus Pada Peserta Prolanis Di Puskesmas


Sukaraja
Kabupaten Sukabumi
Paruk C. W¹, Tohri T.², Somantri B.³
¹ Mahasiswa Fakultas Keperawatan/Institut Kesehatan Rajawali
² Dosen Fakultas Keperawatan/Institut Kesehatan Rajawali
³ Dosen Fakultas Keperawatan/Institut Kesehatan Rajawali

Corresponding Author: Cep Wisnu Paruk (cepwisnuparuk@gmail.com)

ABSTRAK
Latar Belakang : Upaya pencegahan serta penanganan diabetes mellitus yaitu
dengan menjaga kadar gula darah mendekati normal dan mencegah terjadinya
komplikasi. Penerimaan diri pada pasien diabetes melitus dapat dilakukan dengan
meningkatkan Self Management. Tujuan : untuk menganalisis hubungan penerimaan
diri dengan Self Management pada pasien diabetes melitus. Metode : Menggunakan
metode desain deskriptif-korelatif, dengan pendekatan cross sectional. Responden
dalam penelitian ini berjumlah 72 orang dan diperoleh dengan teknik total sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Unconditional Self Acceptance
Scale (USAQ) dan Diabetes Self Management Quetioner (DSMQ). Data dianalisis
dengan uji korelasi Chi Square dengan taraf signifikansi 0,05.
Hasil : Penelitian didapatkan responden penerimaan diri sebagian besar
memiliki self management baik yaitu sebanyak 16 orang (64.0%) dan sebagian kecil
self management kurang yaitu sebanyak 9 orang (36.0%). Kemudian responden
penerimaan diri sebagian besar kurang yaitu sebanyak 30 orang (63.9%) dan sebagian
kecil self management kurang yaitu sebanyak 17 orang (36.2%). Kesimpulan : Pada
penelitian ini terdapat Hubungan Penerimaan Diri dengan Self Management Diabetes
Melitus Pada Peserta Prolanis di Puskesmas Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Saran
pentingnya penerimaan diri untuk meningkatkan Self Management pada pasien
dengan diabetes melitus.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Penerimaan Diri, Self Management, PROLANIS


Kepustakaan: 36 (8 Textbook, 28 Artikel Publikasi)
.

PENDAHULUAN dari 10 penyebab kematian tertinggi di


Diabetes melitus (DM) dunia ( WHO, 2017). Menurut
merupakan penyakit dengan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi bahwa prevalensi penyakit tidak
karena kelainan sekresi insulin, kerja menular berdasarkan pemeriksaan gula
insulin, atau kedua-duanya dan darah, diabetes melitus di Indonesia
merupakan suatu kelompok penyakit naik dari 6,9% menjadi 8,5%.
metabolik (Linda Riana, 2017). Dampak diabetes melitus
Diabetes Melitus merupakan salah satu menyebabkan komplikasi yang
mengancam kesehatan seperti dapat tahapan penerimaan memiliki tingkat
merusak pembuluh darah, mata, ginjal perawatan diri yang rendah. Semakin
juga meningkatkan risiko penyakit penderita diabetes tidak menerima
jantung dan stroke. Upaya pencegahan dirinya, semakin rendah perawatan
serta penanggulangan diabetes mellitus dirinya. Akan tetapi, penerimaan diri
yaitu dengan menjaga kadar gula darah juga memiliki hubungan yang
mendekati normal. . signifikan dengan kepatuhan dalam
Diabetes melitus dapat menjalani pengobatan.
mengubah persepsi dan kehidupan Pemerintah Indonesia melalui
pada penderita. Penerimaan diri (Self BPJS meluncurkan program untuk
Acceptence) merupakan sikap pengendalian penyakit Diabetes
seseorang menerima segala kelebihan melitus yang diberi nama Program
dan kekurangan yang dimiliki (Vanesa, Pengendalian Penyakit Kronis
2018). Penerimaan diri mengharuskan (Prolanis). Hal ini atas dasar bahwa
penderitanya untuk memahami sifat diabetes melitus dapat menyebabkan
dari penyakit dan mematuhi berbagai komplikasi ke berbagai organ
rekomendasi dan disiplin diri dalam termasuk jantung dan ginjal. Program
perawatan diabetes melitus (Self ini merupakan program kesehatan yang
Management). terintegrasi antara komunitas pasien,
Self Management merupakan tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan,
perawatan yang dilakukan secara dan BPJS. Tujuan dari program ini
mandiri dimana penderita mampu adalah mengendalikan parameter klinis
mengobservasi kebutuhan diri tanpa pasien, mencegah komplikasi, dan
tergantung dengan lingkungan sekitar. meningkatkan kualitas hidup pasien.
Perilaku self management pasien Salah satu faktor penting pada
diabetes melitus diantaranya, mengatur diabetes melitus adalah penerimaan
pola makan sehat, latihan fisik, diri pasien. Penerimaan diri yang buruk
pemantauan kadar gula darah secara dapat berkontribusi besar terhadap
berkala, menggunakan obat/insulin dan risiko pengembangan komplikasi
penggunaan pelayanan kesehatan diabetes melitus jangka panjang. Sama
(Schmitt et al, 2013). Pasien pentingnya, self management perlu
mengontrol makanan dan olahraga diperhatikan yaitu mencakup
yang tepat bertujuan untuk kepatuhan minum obat, pemantauan
mengendalikan glukosa darah yang glukosa darah, aktivitas fisik, dan
optimal (Sugiyama, Steers, Wenger, kontak dengan layanan kesehatan
Duru & Mangione, 2015). profesional yang merupakan kegiatan
Dalam fase manajemen penyakit yang berkaitan dengan kontrol
kronis penerimaan diri termasuk ke glikemik. Self management pada
dalam fase akhir, yaitu fase integrasi. pasien diabetes melitus jarang
Dikatakan penerimaan diri memiliki diperhatikan karena membutuhkan
hubungan dengan aktivitas dasar penilaian psikometri yang valid dari
seperti makan, minum, dan istirahat. self management. Menurut Oluwatoyin
Individu yang memiliki penerimaan Abisoye Ohenhen (2021) selama tiga
diri yang baik, tidak memiliki tahun terakhir beberapa dekade
hambatan dalam hal ini. Beberapa berbagai penelitian mengenai self
penelitian menyatakan bahwa management diabetes telah
responden yang belum memasuki
dikembangkan salah satunya Laki – laki 41 56.9
mengunakan DSMQ. Perempuan 31 43.1
Hasil Studi Pendahuluan pada Jumlah 72 100
tanggal 13 Juli 2022 di Puskesmas Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat
Sukaraja jumlah kasus diabetes bahwa sebagian besar responden yang
melitus tahun 2021 sebanyak 128 berada di Puskesmas Sukaraja
orang menempati posisi ke 2 dari 5 Kabupaten Sukabumi berjenis kelamin
besar penyakit di Puskesmas Sukaraja Laki – laki yaitu sebanyak 41 orang
Kabupaten Sukabumi. Jumlah (56.9%) dan sebagian kecil berjenis
kunjungan pasien diabetes melitus kelamin Perempuan yaitu sebanyak 31
yang mengikuti prolanis sebanyak 72 orang (43.1%).
orang terhitung mulai dari bulan Analisis deskriptif usia responden
Januari sebanyak 15 orang, bulan selengkapnya bisa dilihat pada Tabel
Februari sebanyak 10 orang, bulan 4.2 berikut ini :
Maret sebanyak 8 orang, bulan April
sebanyak 17 orang, bulan Mei Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
sebanyak 13 orang dan bulan Juni Berdasarkan Usia Responden di
sebanyak 9 orang. Maka rata rata Puskesmas Sukaraja Kabupaten
pasien diabetes melitus di Puskesmas Sukabumi
Sukaraja sebanyak 12 orang setiap Jumla Presentase
bulannya. Usia
h (%)
60 – 69
METODE PENELITIAN 46 63.9
tahun
Menggunakan metode desain 70 – 79
deskriptif-korelatif, dengan pendekatan 18 25.0
tahun
cross sectional. Responden dalam 80 – 89
penelitian ini berjumlah 72 orang dan 8 11.1
tahun
diperoleh dengan teknik total Jumlah 72 100
sampling. Pengumpulan data dilakukan Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat
dengan menggunakan Unconditional bahwa sebagian besar responden yang
Self Acceptance Scale (USAQ) dan berada di Puskesmas Sukaraja
Diabetes Self Management Quetioner Kabupaten Sukabumi berusia 60 – 69
(DSMQ). Data dianalisis dengan uji tahun yaitu sebanyak 46 orang (63.9%)
korelasi Chi Square dengan taraf dan sebagian kecil berusia 80 – 89
signifikansi 0,05. tahun yaitu sebanyak 8 orang (11.1%).
Analisis deskriptif pendidikan
HASIL PENELITIAN responden selengkapnya bisa dilihat
Analisis deskriptif jenis kelamin pada Tabel 4.3 berikut ini :
responden selengkapnya bisa dilihat
pada Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pendidikan Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi di Puskesmas Sukaraja Kabupaten
Berdasarkan Jenis Kelamin Sukabumi
Responden di Puskesmas Sukaraja Presentase
Kabupaten Sukabumi Usia Jumlah
(%)
Jenis Presentase SD 3 4.2
Jumlah
Kelamin (%)
SMP 11 15.3
SMA 46 63.9 Bekerja
Strata-1 12 16.7 Jumlah 72 100
Jumlah 72 100 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang
bahwa sebagian besar responden yang berada di Puskesmas Sukaraja
berada di Puskesmas Sukaraja Kabupaten Sukabumi bekerja sebagai
Kabupaten Sukabumi berpendidikan wiraswasta yaitu sebanyak 28 orang
terkahir SMA yaitu sebanyak 46 orang (38.9%) dan sebagian kecil sebagai
(63.9%) dan sebagian kecil pensiunan yaitu sebanyak 12 orang
berpndidikan SD yaitu sebanyak 3 (16.7%).
orang (4.2%).
Analisis deskriptif Status Perkawinan Analisis Penerimaan Diri Pada
responden selengkapnya bisa dilihat Peserta Prolanis
pada Tabel 4.4 berikut ini : Analisis deskriptif variabel penerimaan
diri responden selengkapnya bisa
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
Berdasarkan Status Perkawinan Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
Responden di Puskesmas Sukaraja Responden Berdasarkan
Kabupaten Sukabumi Penerimaan Diri Responden di
Presentase Puskesmas Sukaraja Kabupaten
Usia Jumlah Sukabumi
(%)
Duda/Janda 17 23.6 Penerimaa Presenta
Jumlah
n Diri se (%)
Menikah 55 76.4
Menerima 25 34.7
Jumlah 72 100
Tidak 47 65.3
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat
Menerima
bahwa sebagian besar responden yang
Jumlah 72 100
berada di Puskesmas Sukaraja
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat
Kabupaten Sukabumi status
bahwa sebagian besar responden yang
perkawinannya Menikah yaitu
berada di Puskesmas Sukaraja
sebanyak 55 orang (76.4%) dan status
Kabupaten Sukabumi status
perkawinannya Duda/Janda yaitu
penerimaan dirinya tidak mendukung
sebanyak 17 orang (23.6%).
yaitu sebanyak 47 orang (65.3%) dan
Analisis deskriptif Pekerjaan
sebagian mendukung yaitu sebanyak
responden selengkapnya bisa dilihat
25 orang (34.7%).
pada Tabel 4.5 berikut ini :
Analisis Self Management Diabetes
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Melitus Pada Peserta Prolanis
Berdasarkan Pekerjaan Responden
Analisis deskriptif variabel self
di Puskesmas Sukaraja Kabupaten
management responden selengkapnya
Sukabumi
bisa dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
Presentase
Usia Jumlah Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi
(%)
Responden Berdasarkan Self
Wiraswast
28 38.9 Management Responden di
a
Puskesmas Sukaraja Kabupaten
Pensiunan 12 16.7
Sukabumi
IRT 16 22.2 Self Jumlah Presentas
Tidak 16 22.2
Managemen e (%)
Baik 33 45.8
Kurang 39 54.2
Jumlah 72 100
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat PEMBAHASAN
bahwa sebagian besar responden yang Karakteristik Responden
berada di Puskesmas Sukaraja Usia merupakan salah satu faktor
Kabupaten Sukabumi sebagian besar penting dalam perawatan diri pasien
status self managementnya kurang Diabetes melitus. Hasil penelitian Nur
yaitu sebanyak 39 orang (54.2%) dan Afifatur Rohma (2019) menunjukan
sebagian kecil status self bahwa usia yang semakin bertambah,
managementnya kurang yaitu sebanyak maka kedewasaan seseorang akan
33 orang (45.8%). semakin matang, sehingga mampu
Tabulasi silang disini menjelaskan melakukan perawatan dirinya secara
tentang gambaran Penerimaan Diri mandiri dengan optimal. Pada
disilangkan dengan Self Management penelitian yang dilakukan oleh
Diabetes Melitus Pada Peserta Prolanis Palimbunga (2017) menyebutkan
Di Puskesmas Sukaraja Kabupaten bahwa jenis kelamin akan
Sukabumi, selengkapnya bisa dilihat mempengaruhi perawatan diri pasien
pada Tabel 4.8 berikut ini: DM, dimana hasil penelitian
menunjukkan pasien berjenis kelamin
Tabel 4.8 Tabulasi Silang perempuan lebih baik dalam
Penerimaan Diri disilangkan dengan melakukan aktivitas perawatan dirinya
Self Management Diabetes Melitus dibandingkan dengan pasien berjenis
Pada Peserta Prolanis di Puskesmas kelamin laki – laki.
Sukaraja Kabupaten Sukabumi Sejalan dengan penelitian sebelumnya
salah satu karakteristik responden yaitu
Self Management status perkawinan memiliki dampak
Penerima Juml
Bai Kura yang positif. Orang yang menikah
an Diri % % ah
k ng memiliki perawatan diri yang lebih
64. 36. baik daripada para lajang, pasangan
Menerima 16 9 25
0 0 sebagai pendukung, memiliki peran
Tidak 36. 63. yang efektif dalam mengambil perilaku
17 30 47
Menerima 2 8 perawatan diri DM. Selain itu menurut
45. 54. Raraswati, (2018) Pekerjaan pasien
Jumlah 33 39 72
8 2 DM dapat meningkatkan risiko
komplikasi karena kurangnya dalam
a.

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat


aktifitas fisik dan kemandirian untuk
bahwa responden penerimaan diri
mengakses sistem perawatan kesehatan
sebagian besar memiliki self
untuk menerima perawatan yang tepat.
management baik yaitu sebanyak 16
Berdasarkan uraian diatas peneliti
orang (64.0%) dan sebagian kecil self
berasumsi bahwa karakteristik
management kurang yaitu sebanyak 9
responden penderita Diabetes Melitus
orang (36.0%). Kemudian responden
yaitu diperngaruhi oleh beberapa faktor
penerimaan diri sebagian besar kurang
yaitu usia, jenis kelamin, status
yaitu sebanyak 30 orang (63.9%) dan
perkawinan, pendidikan dan pekerjaan
sebagian kecil self management kurang
pasien.
yaitu sebanyak 17 orang (36.2%).
aktivitas fisik, melakukan pemantauan
kadar glukosa darah secara rutin,
kepatuhan minum obat secara rutin dan
Penerimaan Diri Pada Peserta teratur, serta melakukan perawatan
Prolanis kaki Diabetes Melitus. Artinya
Menurut Fennell (dalam Inonu, Wulan, semakin tinggi penerimaan diri maka
& Rodiani, 2018), penderita penyakit akan semakin baik Self Management
kronis seperti Diabetes Mellitus yang Diabetes Melitus penderita tersebut
dapat menerima dan mengintegrasikan
penyakitnya ke dalam kehidupannya Self Management Diabetes Melitus
yang penuh makna, maka telah Pada Peserta Prolanis
memiliki penerimaan diri yang baik. Pada penelitian mengenai Self
Hal ini berarti individu tersebut telah Management Diabetes Melitus Pada
memasuki fase integrasi atau fase akhir Pesrta Prolanis di Puskesmas Sukaraja
dari manajemen penyakit kronis.. Kabupaten Sukabumi responden
Penerimaan diri sangat berkaitan memiliki jawaban tidak sesuai paling
dengan aktivitas sehari-hari seperti banyak pada pernyataan mengenai
makan dan minum sehingga seseorang ketidakmampuan melakukan hal yang
yang memiliki penerimaan diri yang disukai dan kesulitan melakukan
baik tidak akan mengalami hambatan penyesuaian terhadap keterbatasan
dalam melakukan kehidupan sehari- yang dimiliki. Responden menanggapi
hari. Pada fase ini, individu telah hal tersebut berkaitan dengan
memahami bahwa mengalami ketidakmampuan dalam mengonsumi
pemulihan, kondisi yang stabil dan makanan yang mengandung banyak
kekambuhan yang terjadi sebagai suatu gula, serta responden kesulitan
siklus dari penyakit kronis yang akan membatasi konsumsi makanan
terus terjadi. tersebut.
Responden yang memiliki penerimaan Hal ini sejalan dengan teori Green et al
diri rendah juga merasa menjadi beban (2017) yang menyatakan bahwa
bagi keluarga dan teman-teman, serta manajemen diri atau Self-management
menjadi lebih bergantung kepada orang diabetes dapat dipengaruhi oleh faktor
lain. Akan tetapi, untuk jawaban sesuai ketidakpatuhan seperti mengonsumi
yang paling banyak terdapat pada makanan banyak mengandung gula,
pernyataan mengenai responden yang hal ini selaras dengan ketidaksesuaian
tidak merasa orang yang tinggal jawaban manajemen glukosa, masih
bersamanya merasa malu akan dirinya. terdapat juga responden yang lupa
Selain itu, responden juga tetap merasa suntik/minum obat atau melewatkan
sebagai orang yang benar-benar pengobatannya.
berharga walaupun menderita diabetes. Berdasarkan uraian diatas peneliti
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa penderita Diabetes
berasumsi bahwa penderita Diabetes Melitus yang menunjukkan Self-
Melitus yang menerima penyakitnya management diabetes responden
dan memiliki tingkat penerimaan diri berada pada tingkat tertinggi, yaitu
yang tinggi maka akan memiliki Self memiliki self management diabetes
Management yang baik dan dapat yang baik. Pada alat ukur self-
memicu semangat untuk patuh dalam management diabetes mellitus,
melakukan diet sehat, meningkatkan jawaban yang paling banyak tidak
sesuai, yaitu pernyataan mengenai pada status DM bersama-sama
kontrol diet dan manajemen glukosa. berperan secara signifikan terhadap
Responden menanggapi item Self Management sebagaimana
pernyataan physical activity sangat ditunjukkan oleh hasil uji regresi pada
baik dengan jawaban minimal 2 koefisien R sebesar 0,535 dan nilai
(kadang-kadang dilakukan) pada signifikansi uji F adalah 0,000.
pernyataan mengenai aktivitas fisik. Berdasarkan uraian diatas peneliti
berasumsi bahwa penerimaan diri yang
Hubungan Antara Penerimaan Diri rendah memiliki hubungan yang
Dengan Self Management Diabetes signifikan dengan Self Management
Melitus Pada Peserta Prolanis pada penderita Diabetes Melitus
Uji hipotesis menggunakan analisis chi
squere, hasil analisis uji chi squere
selengkapnya bisa dilihat pada Tabel KESIMPULAN
4.9 berikut ini : Setelah dilakukan penelitian pada 72
Tabel 4.9 Hasil Uji Analisis responden di Puskesmas Sukaraja
Hubungan Penerimaan Diri Dengan Kabupaten Sukabumi didapatkan hasil
Self Management Diabetes Melitus uji statistik P value 0,024 < (0,05)
Pada Peserta Prolanis di Puskesmas sehingga dapat dinyatakan bahwa H0
Sukaraja Kabupaten Sukabumi ditolak dan Ha diterima yang
Menggunakan Chi-Square mengatakan terdapat Hubungan
Variabel Variabel Tidak P- Penerimaan Diri dengan Self
Bebas Bebas Value Management Diabetes Melitus Pada
Penerimaan Self Peserta Prolanis di Puskesmas
0,024
Diri Management Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan hasil uji statistik diatas
dengan menggunakan uji Chi Square SARAN
diperoleh P value 0,024 < α (0,05) Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sehingga dapat dinyatakan bahwa H0 menjadi :
ditolak dan Ha diterima yang artinya 1. Bahan masukan informasi dan
terdapat hubungan bermakna antara evaluasi untuk memperhatikan
penerimaan diri dengan Self- tingkat penerimaan diri dan self
Management pada penderita Diabetes management Diabetes Melitus
Melitus. terhadap status kesehatan peserta
Menurut Tristiana (2016 dalam Inonu, Prolanis di Puskesmas Sukaraja
Wulan, & Rodiani, 2018) menyatakan Kabupaten Sukabumi.
bahwa penderita diabetes yang belum 2. Sebagai data dasar dalam
memasuki tahap penerimaan akan membuat kebijakan pengelolaan
memiliki Self Management yang Program Pengelolaan Penyakit
rendah. Hal ini menunjukkan semakin Kronis penyakit Diabetes Melitus
penderita diabetes tidak menerima
dirinya, semakin rendah perawatan DAFTAR PUSTAKA
dirinya atau Self Management. Self-Management Questionnaire
Hasil penelitian tersebut mendukung (DSMQ) Can Help Analyse
penelitian Ayu & Lestari (2017) dari Behavioural Problems Related to
penelitian tersebut disimpulkan Reduced Glycaemic Control.
dukungan sosial dan penerimaan diri
DOI: 10.1371/journal.pone.0150 Kedokteran Universitas
774 Lampung, 4, 93–101.
https://doi.org/10.2337/dc12-
Atika, S., Mudatsir, & Mutiawati, E. 0698
(2016). Self Management
Dengan Prilaku Diet Penderita Febtian, dkk. (2021). Diabetes Self
Diabetes Mellitus Di Puskesmas. Management Education.
Jurnal Ilmu Keperawatan. Bandung : Media Sains
Retrieved from Indonesia.
www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/art
icle/download/5290/5336 International Diabetes Federation.
(2015). International Diabetes
Ayu, N. P. M., & Damayanti, S. Federation – What is diabetes.
(2015). Pengaruh Pendidikan Retrieved from
Kesehatan terhadap Tingkat https://www.idf.org/about-
Pengetahuan Pasien Diabetes diabetes/what-is- diabetes.html
Melitus Tipe 2 dalam
Pencegahan Ulkus Kaki Diabetik Imam AbdulRahman. (2014). Using
di Poliklinik RSUD Panembahan Diabetes Self-Management
Senopati Bantul. Jurnal Questionnaire (DSMQ) to
Keperawatan Respati Assess Diabetes Self-Care
Yogyakarta, 2. Retrieved from Activities for Diabetes Patients
http://nursingjurnal.respati.ac.id/i in King Fahad University
ndex.php/JKRY/article/view/173 Hospital – Saudi Arabia.
https://doi.org/10.1016/j.jval.20
Badan Penelitian dan Pengembangan 17.08.475
Kesehatan. (2018). Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan RI. (2018).
2018. Laporan Nasional 2018, 1– Diabetes Melitus Penyebab
384. https://doi.org/1Desember Kematian Nomor 6 di Dunia:
2018 Kemenkes Tawarkan Solusi
CERDIK Melalui Posbindu.
BPJS Kesehatan. (2020). Buku Retrieved from
Pemantauan Status Kesehatan http://www.depkes.go.id/article/v
Bagi Peserta Program iew/2383/diabetes-melitus-
Pengelolaan Penyakit Kronis penyebab-kematian-nomor-6-di-
Diabetes Melitus dan dunia-kemenkes-tawarkan-
Hipertensi. Jakarta solusi-cerdik- melalui-
posbindu.html
Diana Sherifali, dkk. (2015). Diabetes Kurniawaty, E., & Yanita, B. (2016).
self-management programmes Faktor-Faktor yang
in older adults: A systematic Berhubungan dengan Kejadian
review and meta-analysis. Diabetes Melitus Tipe II.
DOI:10.1111/dme.12780 Medical Journal of Lampung
University,
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes 5.http://juke.kedokteran.unila.ac.
Melitus Tipe 2. Fakultas
id/index.php/majority/article/vie Medical Journal.
w/1073/912 2021;40(178).
10.11604/pamj.2021.40.178.28
Larasati, dkk (2020). Manajemen Diri 584
Pada Paien Diabetes Melitus
Tipe II Pada Anggota Prolanis Palimbunga, T. M., Ratag, B. T., &
Bandar Lampung. Vol 18 No 1. Kaunang, W. P. J. (2017).
Faktor-Faktor yang
Maharani, D. S., H, V. D., & Berhubungan dengan Kejadian
Anggraeni, T. (2014). Efektifitas Diabetes Melitus Tipe 2 di RSU
Pendidikan Kesehatan terhadap GMIM Pancaran Kasih Manado.
Peningkatan Pengetahuan Media Kesehatan, 9. Retrieved
Mendeteksi Tanda dan Gejala from
Hiperglikemia dan Hipoglikemia https://ejournalhealth.com/index.
pada Pasien Diabetes Mellitus di php/medkes/article/view/303
RS TNI AU Lanud Adi
Soemarmo Colomadu PERKENI. (2015). Konsensus
Karanganyar.Portal Garuda, 7. Pengendalian dan Pencegahan
http://download.portalgaruda.org Diabetes Melitus Tipe 2 di
/article.php? Indonesia 2015. Perkeni.
article=332830&val=5789&titl https://doi.org/10.1017/CBO978
1107415324.004
Notoatmodjo, S. (2016). Kesehatan
Masyarakat Ilmu & Seni Priyoto. (2015). Perubahan dalam
(Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Purwaningtyas, S.
Nursalam. (2017). Metodologi D., Kusnanto, & Indarwati, R.
Penelitian Ilmu Keperawatan Pendidikan Kesehatan
(4th ed.). Jakarta: Salemba
Medika. Pusat data dan informasi Kemenkes RI.
(2014). Situasi dan Analisis
Nur Afifatur Rohma. (2019). Diabetes.
Hubungan Penerimaan Diri https://doi.org/24427659
Dengan Perilaku Perawatan
Diri Pada Pasien Diabetes Raraswati, A,dkk (2018). Peran
Melitus Tipe 2 Di Poli Penyakit Program Prolanis dalam
Dalam Rumah Sakit Tingkat Iii Penurunan Kadar Gula Darah
Baladhika Husada Jember. Puasa pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Oluwatoyin Abisoye Ohenhen. (2021). Kecamatan Jatinangor.
Assessment of diabetes self-
management amongst Rendy, M. C., & TH, M. (2012).
Nigerians using the diabetes Asuhan Keperawatan Medikal
self-management Bedah dan Penyakit Dalam.
questionnaire: a cross- Yogyakarta: Nuha Medika.
sectional study. Department of
Internal Medicine, Pan African
Setareh A. Williams, Lizheng Shi, Mellitus Tipe 2 di Puskesmas 1
Susan K. Brenneman, Jonathan Kembaran.
C. Johnson, Jessica C. Wegner,
V. F. (2012). The burden of Windani, Citra, dkk (2019). Gambaran
hypoglycemia on healthcare Self-ManagementI pada Pasien
utilization, costs, and quality of Diabetes Melitus Tipe II di
life among type 2 diabetes Puskesmas Tarogong kabupaten
mellitus patients. Journal of Garut. Jurnal Kesehatan
Diabetes and Its Complications, Komunitas. Vol 15 No 1.
26(5), 399–406.
http://www.jdcjournal.com/articl Windasari, N. N., Wibowo, S., &
e/S1056-8727(12)00118-3/pdf Afandi, M. (2015). Pendidikan
Kesehatan dalam Meningkatkan
Kepatuhan Merawat Kaki pada
Sony Faisal, dkk. (2017). Metodologi Pasien Diabetes Mellitus Tipe
Penelitian dan Statistik. Jakarta II,http://journal.umy.ac.id/index.
: P2PM KEMENKES RI php/ijnp/article/view/670/824

Susilaningsih, T. (2017). Pengaruh Worang, dkk (2013). Hubungan


Pendidikan Kesehatan dengan Pengendalian Diabetes Melitus
Media Video terhadap Tingkat Dengan Kadar Glukosa Darah
Kepatuhan Diet pada Penderita Pada Pasien Diabetes Melitus di
Diabetes Mellitus di Puskesmas RSUD Manembo Nembo Bitung.
Gamping 1 Sleman Yogyakarta. Jurnal Keperawatan.Vol 1 No. 1
http://digilib.unisayogya.ac.id/26
16/1/NASKAH PUBLIKAS.pdf World Health Organization. (2016).
Global Report on Diabetes. Isbn,
Suyono, dkk. (2011). Penatalaksanaan 978, 88. https://doi.org/ISBN 978
Diabetes Melitus Terpadu. 92 4 156525 7
Jakarta: FKUI.
World Health Organization. (2017).
Weidi Qin, dkk. (2020). Self-Efficacy WHO | The top 10 causes of
and Diabetes Self-Management death.
in Middle-Aged and Older Adults https://doi.org//entity/mediacentr
in the United States: A e/factsheets/fs310/en/index.html
Systematic Review. School of
Applied Social Sciences, Case
Western Reserve University,
Cleveland, OH; 2 Department of
Endocrinology and Metabolism,
Cleveland Clinic.

Widianingtyas, A.,dkk. (2020).


Hubungan Keikutsertaan
Prolanis (Program Pengelolaan
Penyakit Kronis) dengan Tingkat
Efikasi Diri Pasien Diabetes

Anda mungkin juga menyukai