Anda di halaman 1dari 10

Vol.1 Edisi.

1 Juni 2016

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK


DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

Sri Ayu Lestari 1, Warjiman2, Antia Barewe3


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin
sriayulestari182@yahoo.co.id, warjiman99@gmail.com,

ABSTRAK

Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan perasaan
subjektif individu dan kombinasi yang kompleks dari pemikiran yang disadari / tidak disadari,
sikap, dan persepsi yang secara langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang tentang
dirinya sendiri. Luka gangren diabetik merupakan komplikasi kronis dari diabetes melitus yang
dapat menimbulkan berbagai masalah baik fisik maupun psikologis, menyebabkan penderita merasa
putus asa dan tidak dapat menerima keadaannya sehingga akan mempengaruhi konsep diri
penderita. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui gambaran konsep diri pada pasien luka
gangren diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.
Penelitian ini merupakan penelitiaan kuantitatif dengan rancangan deskriptif. Metode pengambilan
sampel menggunakan tehnik accidental sampling yang berjumlah 70 responden. Alat ukur berupa
kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Penelitian
diperoleh citra tubuh dengan kategori positif (51,4%), performa peran dengan kategori
ketidakpuasan peran (57,1%), harga diri dengan kategori harga diri tinggi (58,6%), dan konsep diri
dengan kategori konsep diri positif (55,7%). Diharapkan dipetugas kesehatan dapat memberikan
pelayanan (care giving) yaitu edukasi dan intervensi yang sesuai seperti memberikan konseling
untuk mempertahankan citra tubuh yang positif, kepuasan terhadap peran dan harga diri pada
penderita luka gangren diabetik dan memotivasi pasien luka gangren diabetik untuk meningkatkan
konsep dirinya.

Kata Kunci : Konsep Diri, Luka Gangren Diabetik


Jumlah Kata : 203 kata

13
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

PENDAHULUAN (3,3%). Prevalensi diabetes melitus di


Diabetes melitus merupakan gangguan Kalimantan Selatan yang terdiagnosis
metabolik yang ditandai oleh dokter adalah 1,4% dan terdiagnosis
hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa dokter atau dengan gejala adalah 2,0%
serum) akibat kurangnya hormon insulin, (Depkes RI, 2013).
menurunnya efek insulin atau keduanya
(Kowalak, 2011). Penderita diabetes Penyakit kronis sering mengganggu peran,
melitus (DM) di Indonesia diprediksi akan yang dapat mengganggu harga diri
mengalami peningkatan yang cukup besar seseorang, seperti diabetik dan
pada tahun-tahun mendatang. Kaki pembedahan dapat menurunkan perasaan
diabetik merupakan salah satu komplikasi nilai diri. Makin kronis suatu penyakit
kronis dari diabetes melitus. Komplikasi yang mengganggu kemampuan untuk
tersebut dapat menimbulkan berbagai terlibat dalam aktivitas yang menunjang
masalah baik fisik maupun psikologis, perasaan berharga atau berhasil, makin
sehingga menyebabkan penderita merasa besar pengaruhnya pada harga diri.
putus asa dan tidak dapat menerima Penderita seringkali mengalami kesulitan
keadaannya sehingga akan mempengaruhi untuk menyesuaikan diri dari keadaan
konsep diri penderita. Konsep diri adalah sehat menjadi sakit sehingga seseorang
konseptualisasi individu terhadap dirinya tersebut berada pada tahap krisis yang
sendiri yang merupakan perasaan subjektif ditandai dengan ketidakseimbangan fisik,
individu dan kombinasi yang kompleks sosial, dan psikologis. Tekanan tersebut
dari pemikiran yang disadari / tidak dapat menganggu kemampuan adaptasi
disadari, sikap, dan persepsi yang secara seseorang sehingga kegagalan dalam
langsung mempengaruhi harga diri dan beradaptasi sering menyebabkan konsep
perasaan seseorang tentang dirinya diri yang negatif.
sendiri.
Konsep diri yang negatif akan membuat
World Health Organization (WHO) pasien merasa stress secara fisik maupun
memprediksi Indonesia akan mengalami psikologis dengan keadaannya. Beberapa
kenaikan jumlah penyandang DM dari 8,4 dampak negatif yang muncul yaitu secara
juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 fisik sistem imun pasien menurun yang
juta pada tahun 2030 (Ernawati, 2013). akan memperlambat proses penyembuhan
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 luka. Secara psikologis pasien akan
untuk diabetes melitus terjadi peningkatan merasa putus asa dengan keadaannya,
dari 1,1% pada tahun 2007 dan menjadi pasien tidak kooperatif dengan terapi
2,1 % pada tahun 2013. Prevalensi pengobatan yang diberikan sehingga akan
diabetes di Indonesia yang terdiagnosis memperpanjang masa pengobatan. Secara
dokter sebesar 1,5 % dan diabetes melitus sosial pasien tidak merasakan kualitas
terdiagnosis dokter atau dengan gejala pelayanan perawatan yang didapatkannya.
sebesar 2,1%. Prevalensi diabetes yang Dalam hal ini konsep diri pada pasien luka
terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI gangren diabetik penting untuk
Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), diperhatikan.
Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan
Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang Peneliti melakukan studi pendahuluan
terdiagnosis dokter atau dengan gejala, pada tanggal 21 Desember 2013 di
tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah poliklinik kaki diabetik Rumah Sakit
(3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Umum Daerah Ulin Banjarmasin terhadap
Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 10 pasien dengan metode wawancara

14
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

didapatkan hasil yaitu 10 orang pasien


mengatakan sangat terganggu dalam Sampel penelitian dan Sampling
melakukan aktivitas sehari-hari dengan Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
adanya luka gangren ini, ada 7 pasien rawat jalan yang mengalami luka gangren
mengatakan merasa malu dengan adanya diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik
luka gangren karena adanya bau yang Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
khas, merasa rendah diri saat berinteraksi Banjarmasin dan pengambilan sampel
sosial dengan orang lain dan 3 orang yang menggunakan waktu dari tanggal 21 Juni -
lainnya mengatakan tidak juga dan tampak 16 Juli 2014 dan didapatkan hasil
menyembunyikan luka yang ada di sebanyak 70 responden dengan
anggota tubuhnya. menggunakan teknik sampling accidental
sampling yaitu pengambilan sampling
Berdasarkan hasil wawancara tersebut yang dilakukan dengan mengambil sampel
diatas, maka penulis tertarik untuk yang dilakukan dengan mengambil kasus,
melakukan penelitian lebih lanjut atau responden yang secara kebetulan ada
mengenai gambaran konsep diri pada atau tersedia di suatu tempat sesuai
pasien luka gangren diabetik di Poliklinik dengan konteks penelitian.
Kaki Diabetik Rumah Sakit Umum
Daerah Ulin Banjarmasin tahun 2014. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Kaki
METODOLOGI PENELITIAN Dabetik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Jenis Penelitian Banjarmasin pada tanggal 21 Juni - 16 Juli
Penelitian ini merupakan jenis penelitian 2014.
kuantitatif dengan menggunakan
rancangan penelitian deskriptif. Deskriptif Instrument Penelitian
adalah penelitian yang dilakukan Kuesioner dalam penelitian ini dibuat
bertujuan untuk melihat gambaran sendiri oleh peneliti yang dibuat dan
fenomena yang terjadi didalam suatu disusun berdasarkan teori Kozier, et al
populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). (2010). Responden diminta untuk
Pada penelitian ini peneliti ingin memberikan tanda check list (√) pada
mengetahui dan melihat gambaran konsep option yang dipilih dengan alternatif
diri pada pasien luka gangren diabetik di jawaban dengan menggunakan skala
Poliklinik kaki Diabetik Rumah Sakit guttman yaitu “ya atau tidak” yang
Umum Daerah Ulin Banjarmasin Tahun digunakan untuk mengukur citra tubuh,
2014. performa peran, dan harga diri dengan
interprestasi ya diberi skor (1) dan tidak
Variabel Penelitian diberi skor (0). Skala Guttman merupakan
Variabel Tunggal yaitu konsep diri pada skala yang bersifat tegas dan konsisten
pasien luka gangren diabetik di Poliklinik dengan memberikan jawaban yang tegas
Kaki Diabetik Rumah Sakit Umum yang berbentuk benar/salah atau ya/tidak
Daerah Ulin Banjarmasin. (Hidayat, 2009).
Populasi Penelitian Uji Validitas
Populasi pada penelitian ini adalah pasien Hasil uji validitas dari 30 pernyataan
rawat jalan yang mengalami luka gangren menunjukkan bahwa seluruh item
diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik pernyataan adalah valid karena memiliki
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel
Banjarmasin pada bulan Januari-Maret 0,361.
yaitu sebanyak 255 orang.
15
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

yaitu sebanyak 36 responden (51,4%). dan


Uji Reliabilitas citra tubuh negatif sebanyak 34 responden
Uji reabilitas lembar kuesioner (48,6%).
menggunakan pengujian reabilitas internal
consistency, yang dilakukan dengan Citra tubuh positif adalah mampu
mencobakan instrumen sekali saja, menerima perubahan dalam penampilan,
kemudian dianalisa dengan teknik struktur atau fungsi tubuh, tidak
membelah data menjadi dua. Kedua mengekspresikan perasaan tidak berdaya,
belahan data tersebut dikorelasikan tidak putus asa, mampu mengendalikan
dengan menggunakan rumus product situasi, dan tidak mengalami kerapuhan.
moment yang kemudian akan dimasukkan Pasien dengan citra tubuh yang positif dari
kedalam rumus Spearman Brown. Pada hasil yang didapatkan peneliti karena
penelitian ini nilai konstanta (rb) 0,361 mereka tidak merasa malu dan tidak
dengan n = 30. Dari uji statistik terasing dengan kondisi yang dialaminya
didapatkan nilai ri yaitu 0,930 lebih besar sehingga hal ini membuat mereka masih
dibandingkan dengan nilai r tabel 0,361 merasa percaya diri. Hal ini dikarenakan
maka seluruh pernyataan tersebut reliabel. penderita masih mampu menerima
perubahan yang terjadi ditubuhnya karena
Teknik Analisa Data luka gangren diabetik dan tidak merasa
Analisis univariate malu dengan kondis tubuhnya. Dalam
Dalam analisis ini untuk mengetahui kehidupan sehari-hari penderita, baik di
gambaran dari variabel yang diteliti yaitu dalam lingkungan kelurga maupun
konsep diri pada pasien luka gangren lingkungan sosial mereka merasa diterima
diabetik di Poliklinik Kaki diabetik dan tidak terasing sehingga hal ini
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin membuat mereka tidak merasa malu
Banjarmasin. Penyajian data yang diolah ataupun terasing dengan luka gangren
berupa tabel distribusi frekuensi persentasi diabetik yang dialaminya. Hal ini
disetiap subvariabel dengan menggunakan membuat penderita masih memiliki rasa
salah satu program komputer. Hasil percaya diri dan perasaan yang positif
distribusi frekuensi dan persentase dari tehadap dirinya yang akan membuat
tiap subvariabel yang selanjutnya penderita masih memiliki citra tubuh yang
diinterpretasikan sesuai kategori rentang positif. Dengan demikian, citra tubuh yang
nilai sesuai dengan yang tercantum pada positif akan menimbulkan konsep diri
tabel definisi operasional. yang positif.

HASIL Pernyataan diatas didukung oleh teori


Gambaran Citra Tubuh Pada Pasien Kozier, et al (2010) yaitu citra tubuh
Luka Gangren Diabetik di Poliklinik individu berkembang sebagian dari sikap
Kaki Diabetik RSUD Ulin Banjarmasin dan respon orang lain terhadap tubuh
individu tersebut sebagian lagi dari
No Citra Tubuh Frekuensi % eksplorasi individu terhadap tubuhnya
1. Positif 36 51,4 sendiri. Dimana salah satu faktor yang
2. Negatif 34 48,6 mempengaruhi konsep diri adalah sumber
Jumlah 70 100 daya internal yaitu rasa percaya diri dan
nilai diri. Semakin besar sumber daya
yang dimiliki individu, pengaruhnya pada
Berdasarkan pada tabel 1.5 diatas konsep diri semakin positif. Pasien luka
didapatkan Citra tubuh pasien luka gangren diabetik dengan citra tubuh
gangren diabetik sebagian besar positif negatif adalah sebanyak 34 responden
16
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

(48,6%). Citra tubuh negatif adalah tidak tidak merasakan kualitas pelayaan
mampu menerima perubahan dalam perawatan yang didapatkannya.
penampilan, struktur atau fungsi tubuh,
menyembunyikan atau tidak melihat atau Pernyataan diatas di dukung dengan teori
tidak menyentuh bagian yang struktunya Kozier, et al (2010) yaitu pemahaman
telah berubah akiat penyakit, bahwa bagian tubuh yang berbeda
mengekspresikan perasaan tidak berdaya, memiliki nilai yang berbeda bagi orang
putus asa, tidak mampu mengendalikan yang berbeda. Individu yang memiliki
situasi, dan kerapuhan. citra tubuh yang negatif cenderung terlalu
mengkhawatirkan penyakit dan
Pasien dengan citra tubuh negatif dari mengabaikan aktivitas, seperti tidur dan
hasil penelitian yang didapatkan peneliti diet sehat yang penting untuk kesehatan.
karena penderita merasa malu, terasing, Individu yang mengalami gangguan citra
kurang puas dengan kondisi tubuhnya tubuh akan menyembunyikan atau tidak
dengan adanya luka gangren diabetik yang melihat atau menyentuh bagian yang
mereka alami sehingga hal ini membuat strukturnya telah berubah akibat penyakit.
penderita merasa kurang percaya diri dan Beberapa individu akan mengekspresikan
adanya rasa putus asa. Hal ini dikarenakan perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
penderita kurang mampu menerima mampu mengendalikan situasi, dan
perubahan yang terjadi ditubuhnya karena kerapuhan.
luka gangren diabetik sehingga
menimbulkan perasaan kurang puas dan Gambaran Performa Peran Pada
rasa malu dengan kondisi tubuhnya. Pasien Luka Gangren Diabetik di
Dalam kehidupan sehari-hari penderita, Poliklinik Kaki Diabetik RSUD Ulin
seperti di lingkungan sosial saat mereka Banjarmasin
berinteraksi dengan orang lain mereka
merasa terasing yang menimbulkan No Performa peran Frekuensi %
perasaan malu, kurang percaya diri dan 1. Kepuasan Peran 30 42,9
rasa putus asa. Dalam kondisi dan situasi 2. Ketidakpuasan 40
Peran 57,1
yang dialami penderita luka gangren
Jumlah 70 100
diabetik ini yang pada akhirnya membuat
mereka memiliki citra tubuh yang negatif.
luka gangren diabetik menyebabkan Berdasarkan pada tabel 1.6 diatas
perubahan dalam penampilan, struktur, didapatkan Performa peran pasien luka
dan fungsi tubuh penderita. Sehingga gangren diabetik sebagian besar
tekanan seperti ini menimbulkan perasaan mengalami ketidakpuasan peran sebanyak
yang negatif yang sangat mempengaruhi 40 responden (57,1%). dan yang
citra tubuh seseorang. Penderita akan mengalami kepuasan peran sebanyak 30
merasa stress secara fisik maupun responden (42,9%).
psikologis. Beberapa dampak negatif yang
muncul yaitu secara fisik sistem imun Performa peran pasien luka gangren
pasien menurun yang akan memperlambat diabetik sebagian besar mengalami
proses penyembuhan luka, secara ketidakpuasan peran sebanyak 40
psikologis pasien akan merasa putus asa responden (57,1%). Ketidakpuasan peran
dengan keadaannya, pasien tidak adalah akibat dari ketidakmampuan
kooperatif dengan terapi pengobatan yang menyeimbangkan tekanan selama
diberikan sehingga akan memperpanjang perubahan mulai dari sehat menjadi sakit
masa pengobatan, secara sosial pasien yang akan menimbulkan konflik peran,
ambigu peran, ketegangan peran, dan
17
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

kelebihan peran. Pasien dengan mampu membantu kebutuhan ekonomi


ketidakpuasan peran dari hasil yang kelurga, masih merasa berguna, masih
didapatkan peneliti yaitu mereka merasa bisa bekerjasama dengan orang lain.
terganggu dalam beraktivitas, tidak bisa Sehingga hal ini membuat mereka masih
bekerja dengan baik karena adanya luka memiliki kepuasan peran dengan kondisi
gagren diabetik, merasa adanya penurunan yang dialaminya. Hal ini dikarenakan
produktivitas kerja, merasa terbebani penderita dalam menjalani kehidupan
dengan pekerjaan-pekerjaan yang biasa sehari-hari dengan adanya penyakit luka
mereka lakukan, kurang mampu gangren diabetik yang dialaminya mereka
membantu kebutuhan ekonomi kelurga masih mampu memenuhi kebutuhan
dan merasa kurang berguna. Sehingga ekonomi kelurga sehingga hal ini
dengan terganggunya performa peran mambuat mereka masih merasa berguna
yang dialami oleh penderita luka gangren dan masih terlibat dalam lingkungan
diabetik akan menimbulkan rasa sosial. Dengan adanya perasaan masih
ketidakpuasan peran. Hal ini dikarenakan berperan yang dialami penderita mereka
dalam kehidupan sehari-hari, penderita masih memiliki kepuasan terhadap peran
merasa bahwa penyakit kronis luka yang akan membuat penderita mampu
gangren diabetik ini mengganggu memiliki konsep diriyang positif.
aktivitasnya sehari-hari. Tidak mampu
bekerja dengan baik sama seperti sebelum Pernyataan diatas didukung dengan teori
mereka sakit dan merasa terbebani dengan Kozier, et al (2010) yaitu sumber daya
pekerjaan-pekerjaannya dan membuat merupakan salah satu faktor yang
mereka merasa kurang mampu memenuhi mempengaruhi konsep diri yaitu sumber
kebutuhan ekonomi kelurga dan kurang daya eksternal meliputi jaringan dukungan
mampu memenuhi harapan kelurga dan dan pendanaan yang memadai. Semakin
lingkungan sosialnya. besar jumlah sumber daya yang dimiliki
dan digunakan individu, pengaruhnya
Pernyataan diatas didukung oleh teori pada konsep diri semakin positif
teori Potter dan Perry (2010) yaitu
penyakit kronis mengganggu penampilan Gambaran Harga Diri Pada Pasien
peran. Tekanan selama perubahan mulai Luka Gangren Diabetik di Poliklinik
dari sakit sampai sehat kembali sama Kaki Diabetik RSUD Ulin Banjarmasin
dengan selama perubahan dari sehat
menjadi sakit akan menyebabkan konflik No Harga diri Frekuensi %
peran, ambigu peran, ketegangan peran, 1. Harga diri tinggi 41 58,6
kelebihan peran yang akan memunculkan 2. Harga diri rendah 29 41,4
Jumlah 70 100
ketidakpuasan peran. Pasien luka gangren
diabetik dengan kepuasan peran adalah
sebanyak 30 responden (42,9%). Berdasarkan pada tabel 1.7 diatas
Kepuasan peran adalah hasil dari didapatkan hasil Harga diri penderita luka
kemampuan menyeimbangkan tekanan gangren diabetik sebagian besar harga diri
selama perubahan mulai dari sehat tinggi yaitu sebanyak 41 responden
menjadi sakit, konflik peran yang teratasi, (58,6%). dan harga diri rendah sebanyak
tidak mengalami kebingungan peran, tidak 29 resonden (41,4%).
mengalami ketegangan peran ataupun Harga diri penderita luka gangren diabetik
kelebihan peran. Pasien dengan kepuasan sebagian besar harga diri tinggi yaitu
peran dari hasil penelitian yang sebanyak 41 responden (58,6%). Harga
didapatkan peneliti yaitu mereka masih diri tinggi adalah hasil dari kemampuan
18
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

bertahan dan beradaptasi dengan Harga diri rendah yang dialami oleh
kebutuhan dan tekanan secara lebih baik penderita luka gangren diabetik sebanyak
sehingga tidak menyebabkan perasaan 29 orang (41,4%). Harga diri rendah
kosong dan terpisah dari orang lain, tidak adalah hasil dari ketidakmampuan
mengalami depresi, rasa gelisah atau rasa bertahan dan beradaptasi dengan
cemas yang berkepanjangan. Dari hasil kebutuhan dan tekanan secara lebih baik
yang didapatkan peneliti karena mereka sehingga menyebabkan perasaan kosong
masih merasa berhaga, mampu menerima dan terpisah dari orang lain, dan terkadang
keadaan diri apa adanya, merasa diterima, menyebabkan depresi, rasa gelisah atau
masih merasa berarti bagi orang lain, dan rasa cemas yang berkepanjangan. Dari
masih ada yang dibanggakan dalam hasil yang didapatkan peneliti karena
dirinya. Hal ini dikarenakan penderita penderita merasa sebagai orang yang
masih merasa ada yang dibanggakan gagal, mengkritik diri sendiri, dan merasa
dalam dirinya sehingga mereka masih rendah diri dengan adanya penyakit luka
merasa berarti bagi orang lain dan merasa gangen diabetik yang dialaminya. Hal ini
berharga dengan penyakit yang mereka dikarenakan penderita merasa penyakit
alami. Dalam lingkungan sosial mereka luka gangren diabetik ini menurunkan
merasa masih diterima. Keterbatasan nilai dirinya karena mereka merasa kurang
kondisi tubuh karena penyakit yang mampu dalam mencapai hal-hal yang
dialami penderita merupakan tantangan mereka inginkan sehingga ini membuat
dalam hidupnya sehingga mereka mereka merasa menjadi orang yang gagal,
berusaha menerima keadaan diri apa sering mengkritik diri sendiri, dan merasa
adanya, sehingga dengan adanya perasaan rendah diri. Dengan adanya perasaan
positif terhadap dirinya membuat negatif terhadap dirinya, hal ini akan
penderita masih memiliki harga diri yang menurunkan nilai diri seseorang dan
tinggi. Harga diri yang tinggi sangat menyebabkan harga diri rendah pada
penting bagi penderita luka gangren penderita.
diabetik karena hal ini akan meningkatkan
perasaan berharga seseorang yang pada Pernyataan ini sejalan dengan teori Potter
akhirnya akan meningkatkan konsep diri. dan Perry (2010) yaitu penyakit kronis
Individu dengan harga diri yang tinggi yang mengganggu kemampuan
lebih dapat bertahan dan beradaptasi beraktifitas yang mempengaruhi
dengan kebutuhan dan tekanan secara keberhasilan, maka akan semakin
lebih baik dibandingkan dengan individu mempengaruhi harga diri seseorang.
yang memiliki harga diri rendah. Harga diri yang rendah menyebabkan
perasaan kosong dan terpisah dari orang
Pernyataan diatas didukung oleh teori lain, dan terkadang menyebabkan depresi,
Potter dan Perry (2010) yaitu perasaan rasa gelisah, atau rasa cemas yang
dasar tentang diri cenderung bersifat berkepanjangan yang akan membuat
konstan meskipun terkadang situasi krisis pasien merasa stress secara fisik maupun
mempengaruhi harga diri. Kemampuan psikologis. Beberapa dampak negatif yang
untuk menyeimbangkan tekanan yang ada muncul yaitu secara fisik sistem imun
berkaitan dengan beberapa faktor yaitu pasien menurun yang akan memperlambat
jumlah tekanan, lamanya tekanan, dan proses penyembuhan luka, secara
status kesehatan. Dapat beradaptasi psikologis pasien akan merasa putus asa
terhadap tekanan akan menimbulkan rasa dengan keadaannya, pasien tidak
diri yang positif. koopeatif dengan terapi pengobatan yang
diberikan sehingga akan memperpanjang

19
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

masa pengobatan, secara sosial pasien malu atau terasing dengan kondisi yang
tidak merasakan kualitas pelayaan dialaminya, masih mampu membantu
perawatan yang didapatkannya. kebutuhan ekonomi kelurga, masih merasa
berguna, masih bisa bekerjasama dengan
Berdasarkan pernyataan tersebut, bahwa orang lain, mereka masih merasa berhaga,
dalam meningkatkan harga diri yang mampu menerima keadaan diri apa
tinggi pasien luka gangren diabetik adanya, merasa diterima, masih merasa
membutuhkan bantuan dan informasi dari berarti bagi orang lain, dan masih ada
tenaga kesehatan. Oleh sebab itu yang dibanggakan dalam dirinya. Hal ini
komunikasi interpersonal tergantung dikarenakan penderita penderita luka
kepada kharisma dan kemampuan verbal gangren diabetik dalam kehidupan sehari-
memberi informasi atau kemahiran hari baik dalam lingkungan kelurga
petugas kesehatan dalam berkomunikasi maupun dalam lingkungan sosial mereka
dengan penderita luka gangren diabetik. merasa diterima sehingga tidak ada
perasaan malu ataupun terasing dengan
Gambaran Konsep Diri Pada Pasien kondisi yang dialaminya yang pada
Luka Gangren Diabetik di Poliklinik akhirnya akan meningkatkan rasa percaya
Kaki Diabetik RSUD Ulin Banjarmasin diri mereka.
No Konsep Diri Frekuensi %
Perasaan masih berguna membuat mereka
1. Konsep Diri Positif 39 55,7
2. Konsep Diri Negatif 31 44,3
masih bisa bekerjasama dengan orang lain
Jumlah 70 100 dan memenuhi kebutuhan ekonomi
kelurga. Sehingga hal ini membuat
Berdasarkan pada tabel 1.8 diatas penderita masih merasa berharga, masih
didapatkan Konsep diri pasien luka ada perasaan berarti bagi orang lain, masih
gangren diabetik sebagian besar ada yang dibanggakan dalam dirinya yang
menunjukkan konsep diri positif yaitu pada akhirnya mambuat mereka bisa
sebanyak 39 responden (55,7%) dan menerima keadaan diri apa adanya.
konsep diri negatif sebanyak 31 responden Dengan adanya perasaan positif terhadap
(44,3%). diri yang masih dimiliki oleh penderita
luka gangren diabetik, hal ini akan
Konsep diri pasien luka gangren diabetik membuat mereka masih bisa
sebagian besar menunjukkan konsep diri mempertahankan konsep diri yang positif.
positif yaitu sebanyak 39 responden Konsep diri yang positif sangat penting
(55,7%). Konsep diri positif adalah hasil untuk dipertahankan agar penderita tidak
dari kemampuan menerima atau mengalami stress secara fisik dan
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi psikologis yang bisa berdampak negatif
sepanjang hidupnya mengungkapkan pada dirinya seperti penurunan sistem
perasaan tidak berharga, menyukai dan imun yang akan memperlambat proses
tidak membenci diri sendiri yang penyembuhan luka, penderita bisa
diproyeksikan kepada orang lain, tidak kooperatif pada terapi pengobatan yang
merasa sedih atau putus asa, dan diberikan, dan bisa merasakan kualitas
menyatakan masih memiliki energi untuk pelayanan perawatan yang didaptkannya.
melakukan tugas atau beraktifitas. Dari
hasi penelitian yang didapatkan peneliti Pernyataan diatas didukung oleh teori
yaitu sebagian dari responden masih Potter dan Perry (2010) yaitu perubahan
masih memiliki rasa percaya diri sehingga yang terjadi pada kesehatan fisik, spiritual,
hal ini tidak membuat penderita merasa emosional, dan sosial budaya akan

20
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

mempengaruhi konsep diri. Dapat penderita luka gangren diabetik dalam


beradaptasi terhadap tekanan akan kehidupannya sehari-hari saat berinteraksi
menimbulkan konsep diri yang positif dan sosial dengan orang lain dengan kondisi
dituliskan dalam Kozier, et al (2010) yaitu tubuhnya yang berbeda membuat mereka
sumber daya merupakan salah satu faktor merasa malu, terasing, dan adanya
yang mempengaruhi konsep dri. Indvidu perasaan kurang puas dengan kondis
memiliki sumber daya internal dan fisiknya.
ekternal. Sumber daya internal adalah rasa
percaya diri dan nilai diri, sedangkan Adanya perasaan seperti ini menyebabkan
sumber daya eksternal meliputi jaringan penderita merasa kurang percaya diri dan
dukungan, pendanaan yang memadai, dan putus asa. Dengan kondisi fisik yang
organisasi. Semakin besar jumlah sumber mereka alami membuat mereka tidak
daya yang dimiliki individu dan mampu bekerja dengan baik sehingga
digunakan individu, pengaruh pada adanya perasaan terbebani dengan
konsep diri semakin positif. pekerjaan-pekerjaan mereka dan kurang
mampu memenuhi kebutuhan ekonomi
Responden dengan konsep diri negatif kelurga. Ketidakberhasilan pendenrita
sebanyak 31 responden (44,3%). Konsep dalam mencapai hal-hal yang mereka
diri negatif adalah hasil dari inginkan memebuat mereka merasa
ketidakmampuan menerima atau sebagai orang yang gagal, sering
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi mengkritik diri sendiri dan membuat
sepanjang hidupnya, mengungkapkan mereka merasa rendah diri. Dengan
perasaan tidak berdaya, tidak menyukai adanya perasaan negatif terhadap diri yang
diri sendiri atau bahkan membenci diri dimiliki oleh penderita luka gangren
sendiri yang dapat diproyeksikan kepada diabetik, hal ini akan membuat mereka
orang lain, merasa sedih atau putus asa, memiliki konsep diri yang negatif. Konsep
dapat menyatakan tidak memiliki energi, diri yang negatif akan membuat penderita
bahkan untuk melakukan tugas yang merasa stress secara fisik maupun
paling sederhana sekalipun. Dari hasi psikologis dengan keadaannya. Beberapa
penelitian yang didapatkan peneliti yaitu dampak negatif yang muncul yaitu secara
sebagian dari penderita merasa malu, fisik sistem imun pasien menurun yang
terasing, kurang puas dengan kondisi akan memperlambat proses penyembuhan
tubuhnya dengan adanya luka gangren luka. Secara psikologis pasien akan
diabetik yang mereka alami sehingga hal merasa putus asa dengan keadaannya,
ini membuat penderita merasa kurang pasien tidak kooperatif dengan terapi
percaya diri dan adanya rasa putus asa, pengobatan yang diberikan sehingga akan
penderita merasa terganggu dalam memperpanjang masa pengobatan. Secara
beraktivitas, tidak bisa bekerja dengan sosial pasien tidak merasakan kualitas
baik karena adanya luka gagren diabetik, pelayanan perawatan yang didapatkannya.
merasa adanya penurunan produktivitas
kerja, merasa terbebani dengan pekerjaan- Pernyataan ini didukung oleh teori Kozier,
pekerjaan yang biasa mereka lakukan, dan et al (2010) yaitu individu yang memiliki
kurang mampu membantu kebutuhan konsep diri yang negatif dapat
ekonomi kelurga, penderita merasa mengungkapkan peasaan tidak berharga,
sebagai orang yang gagal, mengkritik diri tidak menyukai diri sendiri, atau bahkan
sendiri, dan merasa rendah diri dengan dapat membenci diri sendiri, yang dapat
adanya penyakit luka gangren diabetik diproyeksikan kepada orang lain, dapat
yang dialaminya. Hal ini dikarenakan merasa sedih atau putus asa, dapat

21
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

menyatakan tidak memiliki energi, bahkan Kowalak, P. J., Welsh, W., & Mayer, B.
untuk melakukan tugas yang paling (2011). Buku Ajar Patofisiologi.
sederhana sekalipun. Selama masa krisis Jakarta : 2011
konsep diri, sumber daya yang
mendukung dan mendidik diperlukan Kozier, et al. (2010). Buku Ajar :
guna membantu seseorang mempelajari Fundamental Keperawatan : Konsep,
cara beradaptasi dan berespon terhadap Proses & Praktik Volume 2 (Edisi 7).
kejadian atau situasi yang penuh tantangan Jakarta : EGC.
untuk mempertahankan dan meningkatkan
konsep diri. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
KESIMPULAN DAN SARAN Rineka Cipta.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian Potter, A. P dan Perry, A. G. (2010).
“Gambaran konsep diri pada pasien luka Fundamental Keperawatan Buku 2
gangren diabetik di Poliklinik Kaki Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Diabetik Rumah Sakit Umum Daerah Uin
Banjarmasin Tahun 2014”, peneliti
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Responden pasien luka gangren
diabetik memiliki citra tubuh dengan
kategori positif sebanyak 36
responden (51,4%).
2. Responden pasien luka gangren
diabetik memiliki performa peran
dengan kategori ketidakpuasan peran
sebanyak 40 orang (57,1%).
3. Responden penderita luka gangren
diabetik memiliki harga diri dengan
kategori harga diri tinggi sebanyak 41
orang (58,6%).
4. Responden penderita luka gangren
diabetik memiliki konsep diri positif
yaitu sebanyak 39 responden (55,7%).

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013.
http://depkes.go.id/downloads/riskesd
as2013/Hasil%20Riskesdas%202013.
pdf (Diakses 10 januari 2014)

Hidayat, A. A. A. (2009). Metode


Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta : Salemba
Medika.

22

Anda mungkin juga menyukai