Anda di halaman 1dari 5

TELAAH JURNAL EBN

OLEH:

NAMA : ANJELA NOVEREN, S.Kep


NIM :21131115
KELOMPOK : I2
SIKLUS : ANAK

PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. FITRI WAHYUNI, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2021
TELAAH JURNAL EBN

A. PERTANYAAN KLINIS
Apakah adanya peningkatan penurunan kecemasan akibat penyakit rawat
inap setelah diberikan terapi bermain dengan media puzzle ?

TABEL ANALISIS PICO

UNSUR PICO ANALISIS KATA KUNCI

P (PROBLEM) Penurunan kecemasan cemas

Terapi bermian
I (INTERVENTION) Terapi bermain puzzle
puzzle

C (COMPARISON) - -

Penuruna
O (OUTCOME) Penurunan kecemasan pada anak
kecemasan

B. TEMUAN PENELUSURAN EBN


1. JUDUL ARTIKEL: Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Tingkat
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Toddler
2. Referensi : Caring, Volume 4 No. 1, juni 2020

Analisis Singkat Artikel :


Peneliti Gede Sukadana, N.M.A Sukmandari, K. Yogi
Triana
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah preeksperimen dan
dengan rancangan penelitian one group pretest dan
posttest design yaitu penelitian yang
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan suatu kelompok subjek.Kelompok
subjek diobservasi terlebih dahulu sebelum dan
setelah dilakukan intervensi, kemudian diobservasi
lagi setelah intervensi (Nursalam, 2013
Intervensi Intervensi pada penelitian berupa tindakan
mengajak anak usia toddler bermain puzzel. Anak
dengan usia satu tahun menggunakan puzzel 2-4
keping, anak dengan usia dua tahun menggunakan
puzzel 5-6 keping, serta anak usia tiga tahun
menggunakan puzzel 7-8 keping. Terapi
dilaksanakan setiap pukul 16.00 WITA.
Hasil Sebelum diberikan terapi bermain puzzle responden
sebagian besar mengalami kecemasan berat
sebanyak 14 anak (51,9%). Setelah diberikan terapi
bermain puzzle terjadi perubahan tingkat kecemasan
responden yang sebagian besar mengalami
kecemasan ringan sebanyak 22 anak (81,5%). Hasil
uji statistik wilcoxon sign rank diperoleh nilai
p=0,001 (α<0,05). Berdasarkan hasil uji Wilcoxon
maka terdapat pengaruh pemberian terapi bermain
terhadap tingkat kecemasan anak usia toddler. Nilai
Zhitung dari tingkat kecemasan anak usia toddler
sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain
puzzle lebih besar (Zhitung Gede Sukadana, dkk:
Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Tingkat
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia
Toddler CARING, Volume 4 Nomor 1, Juni 2020 43
=4,548) dibandingkan dengan nilai Ztabel
(Ztabel=1,96).
Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan :
 Jurnal sudah sesuai dengan kaidah jurnal
seperti : abstrak, pendahuluan, pembahasan,
metode, hasil dan kesimpulan.
 Daftar pustaka sudah sesuai dengan abjad
 Sudah mencantumkan penelitian sebelumnya
Kelemahan :
C. Prosedur Pelaksanaan EBN

Intervensi Terapi bermain menggunakan media puzzle


Pengertian Menurut Wong et al. (2008), menyatakan bahwa salah satu
terapi non farmakologi yang dapat diberikan pada anak usia
toddler yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi yaitu
mengalihkan dengan terapi bermain. Salah satu terapi
bermain yang mudah diberikan pada anak yaitu diberikan
aktivitas permainan dalam bentuk bermain puzzle (Alfiyanti,
2010). Selain mudah di dapat permainan puzzle bisa
dilakukan pada ruang perawatan tanpa tempat khusus, serta
tersedia beraneka ragam bentuk puzzle dan warna, sehingga
anak tidak mudah bosan dalam bermain puzzle (Alfiyanti,
2010). Manfaat dari bermain puzzle yaitu dapat melatih
memori anak untuk mengingat kembali potongan gambar,
anak juga dapat melatih keterampilan motorik halus, dan
melatih koordinasi mata maupun tangan saat
bermain (Alfiyanti, 2010). Berdasarkan latar
belakang dan studi pendahuluan di atas,
maka permasalahan ini penting untuk diteliti
tentang pengaruh terapi bermain puzzle
terhadap tingkat kecemasan akibat
hospitalisasi pada anak usia toddler.keterampilan yang berkaitan

dengan aktivitas bermain bola, memanjat atau melempar

(Syaodih, 2005:31). Salah satu kegiatan bermain yang di

asumsikan dapat meningkatkan keterampilan motorik halus

anak adalah perminan dengan menggunakan dough(adonan)

atau sering di kenal dengan sebutan Playdough. Kegiatan

yang menggunak mediaplaydoughdapat memberikan


kesenangan pada anak terutama ketika anak membentuk

kombinasi yang baru dengan alat permainannya. Kegiatan

yang menggunakan media juga tidak membuat anak menjadi

malas, karena anak akan terus menerus menggunakan daya

imajinasinya untuk membuat bentuk-bentuk baru dan unik,

selain itu kegiatan bermain menggunakan media playdough

ini memerlukan kelenturan dan keterkaitan motorik halus

anak dalam pelaksanaannya. Kegiatan bermain menggunakan

media playdoughini sangat sederhana dan tidak mahal,

karena media ini dapat di buat sendiri dari bahan sederhana,

ekonomis, dan mudah di dapat.


Prosedur Pemberian terapi bermain playdough ini dengan

tindakan menggunakan dough (adonan). Dengan menggunakan daya

imajinasinya untuk membuat bentuk-bentuk baru yang

sederhana dan unik.

Anda mungkin juga menyukai