Disusun Oleh :
Kelompok B
Agnes Yudith Yobelta (2104043)
Anastasia Mampesi (2104046)
Briantoko Lilih Waluyo Utomo (2104049)
Cindi Stevani Anggelia (2104052)
Faniea Maawati (2104063)
Junivka Jelita (2104078)
Maria Leonita Maturbongs (2104085)
Preceptor Akademik
JURNAL PEMBANDING
Pengaruh Terapi Bermain Lilin Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia
Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi Di Rsud Dr. Soedarso Pontianak
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of storytelling play therapy with a
decrease in anxiety levels in pre-school age children due to hospitalization in
Dr. Sobirin Lubuklinggau. The study design used a pre-experimental one group
pre-post test design. The results obtained mean a decrease in anxiety 10.50,
with the results of the Wilcoxon Test Asym 0,000 <0.005. The conclusion of this
study is the effect of storytelling play therapy on pre-school age anxiety scores
of children treated at RSUD Dr. Sobirin Lubuklinggau.
Abstrak:
Latar belakang : Hospitalisasi pada anak mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit. Hospitalisasi dapat menyebabkan terjadinya kecemasan pada anak.
Kecemasan pada anak tidak dapat dibiarkan, karena hal ini dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan cara terapi bermain lilin.
Objektif : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
terapi bermain lilin terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia
prasekolah.
Metode : Jenis penelitian ini pre-eksperimen dengan one group pre-post test
design. jumlah sampel 20 anak yang dilakukan dengan purposive sampling.
Analisa penelitian menggunakan uji statistik T berpasangan.
Hasil : Dari analisa perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dengan
menggunakan uji T berpasangan didapatkan hasil nilai p = 0,000 dimana nilai p
< 0,05.
Kesimpulan : Pada penelitian ini ada pengaruh terapi bermain lilin terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah di Ruang Anak RSUD
dr. Soedarso Pontianak.
Abstract
Background : Hospitalization for children requires them to stay in the hospital.
Hospitalization causes anxiety for children. Anxiety cannot be allowed on
children as this may interfere their growth and development. One way to solve
the children anxiety is candle therapy.
Objective : This study was conducted to determine whether play candle therapy
influences to decrease the level of anxiety of preschool children or not.
Methods : The type of this research is pre - experimental with one group pre-
post test design . Total sample was 20 children who performed with purposive
sampling . Analysis of this research using paired T statistical test.
Results : From the analysis of changing in the levels of anxiety before and after
using the paired T test results obtained where the value of p = 0.000 , p < 0.05.
Conclusion : In this study, there is an effect of playing candles therapy to
decrease the level of anxiety on children of preschool age in children room of
general regional hospitals doctor soedarso Pontianak .
1 P YA JURNAL 1
Bermain adalah cara yang efektif untuk mengatasi
dampak selama proses rawat inap. Melalui bermain
anak dapat mengekspresikan semua yang mereka
harapkan, mengembangkan keterampilan dan
kemampuan motorik mereka, dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, kepercayaan diri meningkat dan
mengembangkan potensi mereka (Martin, 2008).
Mendongeng memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan terapi lain, karena mendongeng
bisa memberikan kesenangan untuk anak-anak, karena
naluri anak-anak usia pra-sekolah mempunyai
kesenangan ketika mendengar cerita. Selain itu terapi
bercerita yang sangat efektif diberikan kepada anak-
anak yang memiliki energi terbatas untuk bermain
(Wong, 2009). Usia prasekolah keterampilan motorik
anak sudah mengalami perkembangan secara
signifikan sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan anak. (Supartini, 2012). Stress adalah
istilah umum untuk perubahan hormon yang terjadi
sebagai respons terhadap peristiwa atau kondisi yang
menakutkan atau mengancam. Ketika parah,
perubahan-perubahan ini disebut stres "beracun" dan
No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking
JURNAL 2
Anak usia prasekolah merupakan anak yang
mempunyai rentang usia 2 hingga 6 tahun (Potter and
Perry, 2005; Behrman, Kliegman, Jenson 2006).
Hospitalisasi pada anak merupakan proses yang
dikarenakan suatu alasan yang berencana ataupun
darurat, sehingga mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali kerumah (Nursalam dkk, 2008).
Stress pada anak ini dapat diperlihatkan dengan
kecemasan yang muncul pada sikap anak. Kecemasan
yang terjadi pada anak tidak dapat dibiarkan, karena
hal ini dapat berdampak buruk pada proses pemulihan
kesehatan anak. Terapi bermain merupakan terapi pada
anak yang menjalani hospitalisasi. Permainan anak
akan membuat anak terlepas dari ketegangan dan stres
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan,
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan (Supartini, 2012). Terapi
bermain dengan menggunakan lilin sangat tepat karena
lilin tidak membutuhkan energi yang besar untuk
No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking
Critical Thinking :
Kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak
menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-perasaan
subjektif atau perasaan yang tidak diketahui jelas
penyebabnya, seperti ketegangan, ketakutan, dan
kekhawatiran. Anak usia prasekolah biasanya
mengalami separation anxiety atau kecemasan
perpisahan karena anak harus berpisah dengan
lingkungan yang dirasakan aman, nyaman, penuh kasih
sayang, dan menyenangkan seperti lingkungan rumah,
permainan, dan teman-teman sepermainan. (Hamari,
2011).
Hospitalisasi ialah salah satu penyebab stres baik pada
anak maupun keluarganya, terutama disebabkan oleh
cemas akibat perpisahan dengan keluarga, perlukaan
tubuh dan rasa sakit (nyeri), serta kehilangan kendali
(Nursalam dkk, 2008)
2 I YA Jurnal 1:
Penelitian menggunakan pra eksperimen dengan one-
group pre-post test design. Dilakukan pada 20
responden anak pra sekolah. Pertama diukur skor
No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking
Jurnal 2:
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan
menggunakan desain penelitian pre-eksperimental
dengan one-group pre-test post-test design tanpa
adanya kelompok kontrol.
Desain penelitian ini menggunakan satu kelompok
subjek, dimana diberikan pretest (pengamatan awal)
terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi (terapi
bermain lilin), setelah diberikan intervensi, kemudian
dilakukan kembali posttest atau pengamatan akhir.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa
lembar observer tingkat cemas akibat hospitalisasi
yang diambil dari preschool anxiety scale.
Critical Thingking:
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), pertama kali
dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956,
untuk mengukur semua tanda kecemasan baik psikis
maupun somatik. HARS terdiri dari 14 item pertanyaan
untuk mengukur tanda adanya kecemasan pada anak
dan orang dewasa (Chrisnawati, G., & Aldino, 2019)
Preschool Anxiety Scale Revised (PASR) adalah skala
pengukuran yang berisi 22 skor kecemasan yang
meminta orang tua untuk memberikan informasi yang
No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking
3 C YA JURNAL 1 ·
Penelitian ini di lakukan di RSUD Dr.Sobirin
Lubuklinggau dengan jenis Penelitian menggunakan
rancangan pre eksperimen one grup pre-post test
design. Kriteria populasi dalam penelitian ini adalah
semua yang dirawat di ruang melati. Sampel dalam
penelitian ini adalah anak usia pra sekolah yang
berjumlah 20 orang dengan menggunkan tehknik
accidental sampling. Analisis data menggunakan uji
statistic Paire Sample T-Test jika data berdistribusi
normal, sedangkan jika tidak berdristibusi normal
maka akan menggunakan Wilcoxon Test dengan
tingkat kebermaknaan 0,05.
JURNAL 2
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.SOEDARSO
PONTIANAK dengan jenis penelitian adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunkan desain pra-
eksperimental dengan one grup pre-post test design.
tanpa adanya kelompok kontrolis. Poulsi pada
penelitian ini adalah seluruh anak yang mengalami
hospitalisasi di RSUD dr.Soedarso Pontianak yang
memenuhi kriteria sampel.Pengaruh terapi bermain
lilin terhadap kecemasan anak usia pra sekolah yang
No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking
Critical Thinking
Menurut Arikunto (2010:124) one group pretest-
posttest design adalah kegiatan penelitian yang
memberikan tes awal (pretest) sebelum diberikan
perlakuan, setelah diberikan perlakuan barulah
memberikan tes akhir (posttest)
Kedua Jurnal sama-sama membahas tentang terapi
yang berpengaruh pada kecemasan
4 O YA JURNAL 1
Berdasarkan hasil yang didapat dari 20 sampel
menunjukan negative ranks atau selisih skor
kecemasan anak usia pra skolah 20, yang artinya 20
anak mengalami penurunan skor kecemasan setelah
diberikan terapi bermain mendongeng. Sedangkan
mean rank atau rata-rata penurunan skor kecemasan
adalah sebesar 10,50. Uji Wilcoxon test diketahui p<
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
antara skor kecemasan pre post dan post test, sehingga
dapat disimpukan bahwa ada pengaruh terapi bermain
mendongeng terhadap skor kecemasan anak usia pra
sekolah yang dirawat di RSUD Dr. Sobirin
Lubuklinggau.
JURNAL 2
No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking
Critical Thinking
Berdasarkan hasil yang didapatkan, jurnal utama lebih
efektif dibandingkan jurnal pembanding karena terjadi
penurunan kecemasan yang signifikan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hospitalisasi adalah suatu proses dimana seseorang harus dirawat di rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan agar keadaanya menjadi membaik. Setiap orang
memiliki reaksi yang berbeda-beda saat harus dirawat di rumah sakit termasuk
anak-anak. Anak sangat rentang terhadapa krisis hspitalisasi dan penyakit karena
stress akibat perubahan dari sehat dengan memiliki banyak rutinitas kemudian
harus diam dan terbaring di rumah sakit. Stress utama dari hospitalisasi adalah
perpisahan, kehilngan kendali. Faktor yang mempengaruhi rekasi anak prasekolah
terdapat sakit dan hospitalisasi adalah perkembangan usia. Pengalaman dirawat di
rumah sakit sebelumnya, support system yang tersedia, (Oktiawati, 2017).
Kecemasan merupakan suatu perasaan yang berlebihan terhadap kondisi
ketakutan, kegelisahaan, bencana yang akan datang, kekhawatiran atau ketakutan
terhadap ancaman nyata atau yang dirasakan kondisi di alami secara subjektif dan
di komunikasian dalam hubungan interpersonal (Saputro & Intan, 2017). Anak
prasekolah merupakan anak yang berusia 3-6 tahun yang memiliki kemampuan
berinterkasi dengan sosial dan lingkungannya pada masa ini anak memiliki
kemampuan mengontrol diri, berinteraksi dengan orang lain sebagai dasar menuju
tahap perkembangan selanjutnya, yaitu tahap sekolah (Astriani, 2017) .
B. SARAN
Memberikan dongeng yang berbeda-beda saat melakukan intervensi agar dongeng
yang didengarkan anak lebih bervariasi dan membuat anak tidak mudah bosan
dalam melakukan kegiatan bermain mendongeng.
Daftar Pustaka
JURNAL UTAMA
Jurnal Keperawatan Silampari Volume 3, Nomor 1, Desember
2019 e-ISSN :2581-1975 p-ISSN :2597-7482
DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.788
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of storytelling play therapy with a decrease
in anxiety levels in pre-school age children due to hospitalization in Dr. Sobirin
Lubuklinggau. The study design used a pre-experimental one group pre-post test
design.
The results obtained mean a decrease in anxiety 10.50, with the results of the
Wilcoxon Test Asym 0,000 <0.005. The conclusion of this study is the effect of
storytelling play therapy on pre-school age anxiety scores of children treated at
RSUD Dr. Sobirin Lubuklinggau.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra experiment
dengan one-group pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua anak yang dirawat di ruang perawatan anak Melati RSUD Dr. Sobirin
Lubuklinggau pada bulan Juli-Agustus 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah
anak usia prasekolah yang dirawat di ruang perawatan anak RSUD Dr. Sobirin
Lubuklinggau yang berjumlah 20 orang anak dengan tehnik accidental sampling.
Dengan kriteria inklusi meliputi anak usia 3-6 tahun yang mendapat perawatan di
Rumah Sakit, anak yang dirawat 1-2 hari, anak dapat diajak berkomunikasi
sedangkan kriteria inklusi meliputi anak mengalami gangguan kesadaran, pasien
pasca operasi 24 jam, pasien yang dirawat dikelas utama. Instrumen penelitian
menggunakan lembar observasi dari HARS.
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen dengan
dependen dalam bentuk tabulasi silang antara kedua variable tersebut. Analisis
data Menggunakan uji statistic Paired Sample T-Test jika data berdistribusi
normal, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka akan menggunakan
Wilcoxon Test dengan tingkat kebermaknaan 0,05.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Analisi univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi
dari karakteristik subjek penelitian yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Adapun hasil analisis univariat tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian
Gambaran karakteristik subjek pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Anak Usia Pra Sekolah
Tabel. 2
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Respon Kecemasan
Pre Test dan Post Test
Tabel. 3
Terapi Bermain Mendongen terhadap Respon
Kecemasan pada Anak Usia Pra Sekolah
Tabel 3 menemukan bahwa nilai wilcoxon signed rangks test nilai yang
didapatkan menunjukan negative ranks atau selisih skor kecemasan anak usia pra
sekolah yang dirawat di RSUD Dr. Sobirin adalah 20, yang artinya ke 20 anak
mengalami penurunan skor kecemasan setelah dilakukan terapi bermain
mendongeng. Sedangkan mean rank atau rata-rata penurunan skor kecemasan
adalah sebesar 10,50. sedangkan uji wilcoxon test diketahui Asymp. Sig (2-tailed)
bernilai 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara skor
kecemasan pre test sebelum dilakukan terapi bermain mendongeng dan skor
kecemasan post test setelah terapi bermain, sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh terapi bermain mendongeng terhadap skor kecemasan anak usia pra
sekolah yang dirawat di RSUD Dr. Sobirin Lubuklinggau.
PEMBAHASAN
Gambaran Distribusi Frekuensi Responden di RSUD Dr. Sobirin
Lubuklinggau
Responden di dalam penelitian ini berjumlah 20 orang anak prasekolah yang
menjadi responden dalam penelitian ini adalah 3-6 tahun dan mayoritas adalah
perempuan.
Rata-rata usia anak pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan rata-rata usia
anak pada penelitian lain, karena pada penelitian ini usia anak yang dijadikan
responden pada rentang yang tidak jauh berbeda. Terkait dengan hal ini pula
penelitian Syamsul Bahri dkk (2017) mendapatkan ada perbedaan antara tingkat
kecemasan pasien berdasarkan usia dan tingkat pendidikan sedangkan untuk jenis
kelamin tidak terdapat perbedaan.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa akan
mempengaruhi respon anak terhadap hospitalisasi. Pengalaman dirawat
sebelumnya dapat memberikan gambaran kepada anak terhadap apa yang akan
dialaminya sehingga akan mempengaruhi respon anak, seperti pengalaman yang
menyakitkan (prosedur invasive) dan pengalaman kemampuan menghadapi
kondisi stress tersebut, namun peneliti juga berasumsi bahwa variabel pengalaman
dirawat sebelumnya juga akan dipengaruhi oleh variabel lain seperti kemampuan
koping anak.
SIMPULAN
Dari 20 orang sampel sebagian besar responden adalah anak perempuan yaitu 13
orang (65%) dangan rentang usia lebih dari setengan 5-6 tahun yaitu 11 orang
(55,5%) dan sebagian besar anak tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya
yaitu sebanyat 15 orang (75 %).
Dari 20 orang sampel diketahui sebagian besar sampel memiliki kecemasan berat
yaitu 85% sebelum dilakukan terapi mendongeng. Sedangkan setelah dilakukan
terapi bermain skor kecemasan anak sebgain besar turun menjadi cemas sedang
sebanyak 60% anak.
Hasil uji Wilcoxon Sign Ranks Test, Mean Rank atau rata-rata penurunan skor
kecemasan adalah sebesar 10,50. Hasil uji Wilcoxon Test diketahui Asymp. Sig
(2tailed) bernilai 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa “Hipotesis
diterima” artinya ada perbedaan antara skor kecemasan pre testsebelum dilakukan
terapi bermain mendongeng dan skor kecemasan post test setelah terapi bermain
Ada pengaruh terapi bermain mendongeng terhadap skor kecemasan anak usia pra
sekolah yang dirawat di RSUD Dr. Sobirin Lubuklinggau.
SARAN
Disarankan kepada pihak-pihak terkait, antara lain :
Bagi pihak rumah sakit khususnya perawat anak dapat menjalankan perannya
sebagai perawat pemberi asuhan keperawatan dengan tetap memperhatikan
tumbuh kembang anak dengan tetap memberikan kebutuhan bermain bagi anak
saat dirawat untuk menurunkan tingkat kecemasan pada anak.
Bagi Peneliti penelitian selanjutnya juga hendaknya menggunakan metode dan
jumlah sampel yang berbeda yaitu dengan menggunakan metode eksperimen
dengan kelompok kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
A’dillah, N & Somantri, I. (2016). Efektifitas Terapi Mendongeng terhadap
Kecemasan Anak Usia Toddler dan Prasekolah saat Tindakan Keperawatan.
Jurnal Keperawatan, 4(3), 248-254
Alifiyanti, D., Hartiti, T., Samiasih, A. (2006). Pengaruh Terapi Bermain terhadap
Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Tindakan Keperawatan
di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jurnal Keperawatan,
3, 41-42. .http://jurnal unimas.ac.id
Bahri, S. (2017). Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia,
Kelamin,
Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Pencabutan Gigi di RSGM FKG
Universitas Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(1), 138-144. Januari
2017.
Download.garuda.ristekdikti.go.id
Deslidel, H. (2011). Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC
Hidayat, A. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Hole, J.W. (1981). Human Anatomy and Physiology , 2th. Ed. Dubuque-Lowa:
WCB
Kanchan, L. (2013). A Randomized Clinical Trial to Evaluate the Effectiveness of
Storytelling by Researcher on the Hospitalization Anxiety of Children
Admitted in Pediatric Ward of Selected Hospitals of District Patiala, Punjab.
International Journal of Science and Research (IJSR), 4(10), 706-709.
Oktober 2015.www.ijsr.net
Leila, M & Rothstein, R. (2019). Toxic Stress and Children’s Outcomes.
Economic Policy Institute. https://www.epi.org/Publication/Toxic-Stress-
and-Childrens-
Outcomes-African-American-Children-Growing-Up-Poor-are-at-Greater-Risk-
of-
Disrupted-Physiological-Functioning-and-Depressed-Academic-
Achievement/ Martin, G. (2008). Terapi untuk Anak ADHD. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Padila, P., Agusramon, A., & Yera, Y. (2019). Terapi Story Telling dan Menonton
Animasi Kartun terhadap Ansietas. Journal of Telenursing (JOTING), 1(1),
5166. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/joting.v1i1.514
Priyoto., (2014). Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Soetjiningsih. (2015). Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC
Stuart & Sundeen. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 4. Jakarta: EGC
Supartini, Y. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:EGC
Susanti, A. Hendika S. (2017). Pengaruh Story Telling terhadap Tingkat
Kecemasan Anak Prasekolah yang Menjalani Hospitalisasi di RSUP Dr. M.
Djamil Padang
Tahun 2017. Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK), 1(1), 44-50.
https://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/jurnalkes/article/view/26
JURNAL PEMBANDING
PENGARUH TERAPI BERMAIN LILIN TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG
MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK
Oleh:
Ikbal fradianto*
Parjo**
Ariyani Pradana Dewi**
Abstrak:
Latar belakang : Hospitalisasi pada anak mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit. Hospitalisasi
dapat menyebabkan terjadinya kecemasan pada anak. Kecemasan pada anak tidak dapat dibiarkan, karena
hal ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan cara terapi bermain lilin.
Objektif : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terapi bermain lilin terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah.
Metode : Jenis penelitian ini pre-eksperimen dengan one group pre-post test design. jumlah sampel 20 anak
yang dilakukan dengan purposive sampling. Analisa penelitian menggunakan uji statistik T berpasangan.
Hasil : Dari analisa perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dengan menggunakan uji T
berpasangan didapatkan hasil nilai p = 0,000 dimana nilai p < 0,05.
Kesimpulan : Pada penelitian ini ada pengaruh terapi bermain lilin terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada anak usia prasekolah di Ruang Anak RSUD dr. Soedarso Pontianak.
The Effect Of Playing Candles Therapy Towards The Decreases Of Anxiety Level On
Pre-School Children Who Being Hospitalize In The Regional General Hospital Doctor
Soedarso Pontianak
Abstract
Background : Hospitalization for children requires them to stay in the hospital. Hospitalization causes
anxiety for children. Anxiety cannot be allowed on children as this may interfere their growth and
development. One way to solve the children anxiety is candle therapy.
Objective : This study was conducted to determine whether play candle therapy influences to decrease the
level of anxiety of preschool children or not.
Methods : The type of this research is pre - experimental with one group pre-post test design . Total sample
was 20 children who performed with purposive sampling . Analysis of this research using paired T statistical
test.
Results : From the analysis of changing in the levels of anxiety before and after using the paired T test results
obtained where the value of p = 0.000 , p < 0.05.
Conclusion : In this study, there is an effect of playing candles therapy to decrease the level of anxiety on
children of preschool age in children room of general regional hospitals doctor soedarso Pontianak .
METODE PENELITIAN
Diare 4 20%
Susp.Thypoid 1 5%
Fever
LLA 1 5%
ITP 1 5%
Febris 5 25%
Gizi buruk 1 5%
Talasemia 1 5%
Retino Blastoma 1 5%
TB 1 5%
TB + ODHA 1 5% GEA 1 5%
Total 20 100%
Jumlah penyakit terbanyak dengan persentase sebanyak 25% (5 anak)
mengalami
Febris.
Tabel 4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Agama N Persentase (%)
Islam 15 75%
Katolik 3 15%
Protestan 2 10%
Total 20 100%
M ayoritas responden pada penelitian ini beragama islam dengan
persentase sebesar 75% (15 anak) dan agama Protestan merupakan responden
terkecil denga persentase sebesar 10% (2 anak).
Berdasarkan keseluruhan data yang didapat dari penelitian ini menyatakan
bahwa 100% responden memiliki orangtua dengan pekerjaan sebagai karyawan
swasta.
Tabel 5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Masuk Rumah Sakit.
Masuk RS n Persentase
(%)
Belum pernah 12 60%
1 kali 1 5%
2 kali 2 10%
Lebih dari 2 kali 5 25%
Total 20 100%
Responden dengan jumlah terbanyak yaitu belum pernah mengalami
hospitalisasi sebelumnya yang berjumlah 12 anak (60%) dan responden dengan
jumlah terkecil yaitu sudah pernah mengalami hospitalisasi 1 kali sebelumnya
dengan jumlah 1 anak (5%).
Tabel 6 : Tingkat Kecemasan Sebelum Terapi
Bermain
Tingkat Kecemasan n Persentase
(%)
Tidak ada kecemasan
Kecemasan ringan
Kecemasan sedang
Kecemasan berat 2 10%
Kecemasan sangat 18 90%
berat
Total 20 100%
Tingkat kecemasan terbesar ditunjukkan pada responden dengan
karakteristik tingkat kecemasan yang sangat berat, dibuktikan dengan data
sejumlah 90% (18 anak).
Tabel 7 : Tingkat Kecemasan Sesudah Terapi Bermain
Tingkat Kecemasan n Persentase
(%)
Tidak ada 5 25%
kecemasan
Kecemasan ringan 5 25%
Kecemasan sedang 7 35%
Kecemasan berat 2 10%
Kecemasan sangat 1 5%
berat
Total 20 100%
Tingkat kecemasan terbesar terdapat pada responden dengan kecemasan
sedang yaitu dengan persentase 35% (7 anak).
Setelah didapatkan data kecemasan sebelum dan sesudah maka dilakukan
analisa untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan anak usia prasekolah yang
mengalami hospitalisasi di RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan uji statistik
menggunakan uji T berpasangan, namun uji T berpasangan ini dapat digunakan
jika distribusi datanya normal, dalam penelitian ini setelah dilakukan uji
normalitas data dan didapatkan data hasil dari penelitian ini berdistribusi normal
dengan diketahui nilai signifikan dari Shapiro-Wilk > 0,05 untuk total sebelum
terapi bermain dan total sesudah terapi bermain.
Tabel 8 : Uji Normalitas Data Kecemasan
Sebelum dan Sesudah Terapi Bermain
Kolmogrov-Smirnov Shapiro-Wilk
Berdasarkan hasil penelitian ini maka terlihat bahwa ada pengaruh terapi
bermain menggunakan lilin terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak
usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi, dengan rata-rata tingkat kecemasan
pada pngukuran sebelum diberikan terapi adalah 14,20 dengan standar deviasi
1,399. Pada p engukuran setelah dilakukan terapi bermain didapatkan rata-rata
6,45 dengan standar deviasi 3,000. Hasil uji T berpasangan didapatkan nilai p
0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
tingkat kecemasan sebelum dan tingkat kecemasan sesudah dilakukan terapi
bermain lilin seperti yang dijelaskan pada tabel 4.9 diatas. Maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh terapi bermain
lilin terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah yang
mengalami hospitalisasi di RSUD dr. Soedarso Pontianak tahun 2014.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dari Nursalam dkk (2008) dimana
bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan bermain
anak dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan akan sesuatu atas situasi
sosial serta rasa takutnya yang tidak dapat diekspresikan di dunia nyata.
Sedangkan teori dari Tedjasaputra (2001) bermain dapat
dikatakan sebagai terapi dikarenakan selama proses bermain perilaku seorang
anak akan tampil lebih bebas yaitu anak mengeluarkan segala bentuk ekspresi
yang ada pada dirinya dan melupakan masalah yang terjadi pada dirinya. Bermain
juga merupakan sesuatu yang secara alamiah sudah ada pada seseorang anak.
Penelitian ini didukung juga dengan tori dari Carmichael (2006); Reddy,
File-Hall & Schaefer (2005) dalam Association For Play Theraphy dimana
Bermain sebagai terapi dapat diterapkan sebagai pengobatan pilihan dalam
kesehatan mental, sekolah, lembaga, perkembangan, rumah sakit, perumahan, dan
pengaturan rekreasi, dengan klien dari segala usia. Terapi bermain membantu
anak-anak menjadi lebih bertanggung jawab atas perilaku yang dilakukannya,
mengembangkan solusi baru dan kreatif untuk masalah yang anak hadapi,
mengembangkan rasa hormat dan mengerti terhadap orang lain, belajar untuk
mengekspresikan emosi, menumbuhkan empati dan rasa hormat terhadap pikiran
dan perasaan orang lain, belajar melakukan keterampilan sosial baru dan
keterampilan hubungan dengan keluarga, mengembangkan keyakinan yang lebih
baik tentang kemampuan yang anak miliki.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian sebelumnya tentang
pengaruh bermain terhadap penurunan tingkat kecemasan diantaranya penelitian
dari Suryanti dkk (2012), didapatkan hasil nilai skor kecemasan rata-rata sebelum
dilakukan terapi bermain mewarnai dan origami adalah 21,13 sedangkan setelah
dilakukan terapi bermain nilai skor menjadi 14,00 yang artinya terdapat
penurunan tingkat kecemasan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Pravitasari dan Edi (2012), hasil
penelitian ini menerangkan bahwa terdapat perubahan tingkat kecemasan yang
dipengaruhi oleh terapi bermain mewarnai. Pada saat sebelum dilakukan terapi
bermain, anak yang mengalami kecemasan berat sebanyak 11 responden,
sebanyak 8 responden mengalami kecemasan sedang dan sebanyak 1 responden
mengalami panik. Setelah di lakukan terapi bermain didapatkan anak dengan
kecemasan ringan sebanyak 12 responden dan 8 responden mengalami kecemasan
sedang.
Solikhah (2011), mendapatkan hasil penelitian berupa rata-rata skor
kecemasan kelompok intervensi pada pengukuran pertama 15,03 (kecemasan
sedang) dan kedua 3,97 (kecemasan ringan) setelah dilakukan intervensi terapi
bermain. Jadi pada penelitian ini terdapat perbedaan yang sangat signifikan
terhadap skor kecemasan anak sebelum dan sesudah intervensi dari sedang ke
ringan.
KESIMPULAN
1. Behrman, R. E., Kliegman, R. M., & Jenson, H. B. (2006). Nelson Text Book
Of
Pediatrics . New Delhi, India: Elsevier.Budiman. (2011). Penelitia
Kesehatan. Bandung: Refika Aditama.
2. Carmichael (2006) & Reddy, Files-Hall & Schaefer (2005). Play Therapy
Makes a Difference! Dipetik Februari 11, 2014, dari Association for Play
Therapy.
3. Hidayat, A. A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
4. Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
5. Nursalam, Susilaningrum, R., & Utami, S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika.
6. Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).
Fundamental Keperawatan Volume 1.
Jakarta: EGC.
7. Pravitasari, A., & Edi W, B. (2012). Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien
Anak Usia Prasekolah Sebelum dan Sesudah Program Mewarnai. Jurnal
Nursing studies, Volume 1, Nomor 1 , 16-21.
8. Ramaiah, S. (2003). Kecemasan; Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.
Jakarta: Pustaka Populer Obor.
9. Sari, F. S., & Sulisno, M. (2012). Hubungan Kecemasan Ibu Dengan
Kecemasan Anak Saat Hospitalisasi Anak. Jurnal Nursing Studies , 51-59.
10. Solikhah, U. (2011). Pengaruh Therapeutik Peer Play Terhadap Kecemasan
dan Kemandirian Anak Usia Prasekolah Selama Hospitalisasi Di Rumah
Sakit Wilayah Banyumas . Tesis .
11. Supartini, Y. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
12. Suryanti, Sodikin, & Yulistiani, M. (2012). Pengaruh Terapi Bermain
Mewarnai dan Origami Terhadap Tingkat kecemasan Sebagai Efek
Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di RSUD dr.R. Goetheng
Tarunadibrata Purbalingga. Jurnal Kesehatan Samudra Ilmu , Volume 3
nomor
2.
13. Tedjasaputra, M. S. (2005). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta:
Grasindo.
LAPORAN PELAKSANAAN PRESENTASI JURNAL 2021
A. Pengorganisasian :
Moderator : Faniea Maawati
Presenter : Junivka Jelita
Notulis : Agnes Yudith Yobelta dan Anastasia Mampesi
Dokumentator : Briantoko Lilih Waluyo Utomo
Operator LCD : Maria Leonita Maturbongs
B. Pelaksanaan :
1. Moderator :
a. Membuka presentasi
b. Mengenalkan diri dan kelompok
c. Mengatur waktu untuk presentasi
d. Mempersilahkan pembimbing klinik dan akademik memberikan
pertanyaan dan masukan.
e. Menutup presentasi jurnal
2. Presenter :
Menyampaikan materi presentasi jurnal
3. Notulis :
a. Mendokumentasikan secara tertulis lamanya waktu presentasi kasus
kelompok
b. Mendokumentasikan secara tertulis pertanyaan yang diajukan oleh
pembimbing klinik dan akademik
c. Mendokumentasikan secara masukan dari pembimbing klinik dan
akademik
4. Dokumentasi :
Mendokumentasikan kegiatan presentasi jurnal kelompok
5. Operator LCD :
Mengoperasikan komputer dan LCD
C. Kesimpulan :
1. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS. Lamanya presentasi 45 menit.
2. Semua pertanyaan yang diberikan oleh pembimbing akademik dan teman-
teman dari kelompok lain sudah dijawab.
D. Notulen :
Presentasi jurnal dilaksanakan pada hari Kamis, 18 November 2021 pukul: 10.00-
10.45 WIB. Preceptor dalam seminar kasus adalah ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns.,
MNS.
Pertanyaan dan saran yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Pada jurnal-1 observasi HARS dilakukan berapa kali ? (Ada Gloria)
Jawab :
Obervasi HARS dilakukan 2x yaitu saat pretest dan post test.
2. Pada jurnal ke-2 bagaimana cara intervensi dilakukan, berapa kali dan
berapa lama? (Veronica Amellita)
Jawab :
didalam jurnal tidak menyebutkan waktu tepatnya intervensinya tetapi
disebutkan 8 org anak yg masuk RS dihari pertama tidak ada penurunan
ketika diberikan intervensi kemudian efektif bila dilakukan 2-3 hari sesuai
dengan rata rata rawat inap. Intervensi dari bermain lilin : cara bermain
lilin itu, anak bisa bermain dimana saja, diatas tempat tidur juga boleh,
karna itu hanya membentuk bentuk lilinnya sesuai dengan keinginan anak
tersebut. Untuk berapa kali, dan berapa lama tidak dijelaskan secara rinci
didalam jurnal.
3. Pada jurnal ke-1 bagaimana cara intervensi dilakukan, berapa kali dan
berapa lama? (Nur Wahyu)
Jawab :
didalam jurnal tidak menyebutkan waktu tepatnya intervensinya. tetapi ada
tertulis ketika dilakukan hari pertama anak dirawat tidak ada penurunan,
jadi tarik kesimpulan intervensi dilakukan 2-3 hari sesuai dengan
keefektifan rawat inap dirumah sakit. Untuk cara intervensi, berapa kali,
dan berapa lama tidak dijelaskan secara rinci didalam jurnal.
4. Kesimpulan yang dituliskan dalam makalah sangat sedikit, tetapi saat
penyampaian dapat menjelaskan secara lengkap, silahkan ditambahkan di
makalah. (Ibu Ethic)
Jawab:
Kelompok akan menambahkan kesimpulan agar lengkap sesuai dengan
yang disampaikan dalam presentasi
DOKUMENTASI KEGIATAN