OLEH:
REZKI WAHYUNI, S.Kep
02104009
CI Lahan CI Institusi
(.......................................) (.............................................)
1. Definisi Nyeri
2. Etiologi Nyeri
a. Faktor Resiko
a) Nyeri Akut
2) Menunjukkan kerusakan
3) Posisi untuk mengurangi nyeri
5) Gangguan tidur
b) Nyeri Kronik
4) Kelelahan
6) Takut cidera
b. Faktor Predisposisi
a) Trauma
b) Peradangan
c) Trauma psikologis
c. Faktor Predisposisi
a) Lingkungan
b) Suhu ekstrim
c) Kegiatan
d) Emosi
3. Patofisiologi Nyeri
a. Nyeri Akut
1) Mayor:
2) Minor:
1) Tekanan darah meningkat
2) Nadi meningkat
3) Pernafasan meningkat
4) Diaphoresis
5) Pupildilatasi
6) Posisi berhati-hati
8) Menangis, merintih
b. Nyeri Kronis
1) Mayor:
2) Minor:
2) Peka rangsangan
4) Depresi
6) Ansietas
7) Tampak lunglai
11) Agitasi
12) Keletihan
14) Gelisah
5. Penatalaksanaan Medik
a. Farmakologis
1) Terapi dengan pemberian analgesik (Nyeri)
Pemberian obat analgesik sangat membantu dalam manajemen
nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen)
yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan
tingkatan inflamasi, dan analgesik opioid (morfin, kodein) yang
mampu meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun
terdapat nyeri.
b. Non Farmakologis
1) Relaksasi, merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan
dan stress. Teknik relaksasi memberikan pasien mengontrol diri
ketika rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik yang muncul.
Dalam imajinasi, pasien dibimbing untuk menciptakan kesan dalam
pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara
bertahap pasien dapat mengurangi rasa tidak nyaman atau rasa
nyeri.
2) Teknik Distraksi, merupakan pengalihan dari fokus perhatian
terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Jenis distraksi yaitu distraksi
visual (melihat televisi), distraksi pendengaran (mendengarkan
musik, suara air), distraksi pernafasan (bernafas ritmik), distraksi
intelektual (bermain kartu atau permainan lain).
3) Teknik Imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis. Hipnosis
diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh
sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi
persepsi nyeri merupakan cara sederhana untuk meningkatkan
rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Q (quality) atau kualitas dari nyeri, apakah tajam, tumpul, atau tersayat
R (region) atau daerah, yaitu daerah perjalanan nyeri,
a. Riwayat Nyeri
1) Lokasi
2) Intensitas nyeri
1 – 3 : nyeri ringan
4 – 6 : nyeri sedang
7 – 9 : sangat nyeri, tapi masih bisa dikontrol
4) Kualitas nyeri
5) Pola nyeri
6) Faktor presipitasi
a. Nyeri
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Mandiri
1) Dalam mengkaji nyeri, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan klien.
1) Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri
dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui
televisi, radio, tape, dan interaksi pengunjung.
Kolaborasi
1) Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi berat.
Rasional: Mengurangi intensitas nyeri klien
DAFTAR PUSTAKA
Irman Ode, N. Y. (2020).Buku Ajar Keperawatan Pada Pasien Sinrom Koroner
Akut.Jawa Timur: CV.Penerbit Qiara Media.
Kurniati, A., Trisani, Y., & Theresia, M. (2017).Keperawatan Gawat Darurat dan
Bencana Sheehy.Jakarta: Elseiver Singapore.
PPNI, P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia; Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Siokal, B. (2019). New TIPS & Trik.Jakarta: Rumah Uji Kompetensi Indonesia (RUKI).
Kasiati, 2016. Kebutuhan Dasar Manusia I. Pusdik SDM Kesehatan.
Jakarta : Kementrian Kesehatan