A. Pengertian
Nutrisi merupakan proses total yang terlibat dalam komsumsi dan
penggunaan zat makanan yang meliputi cara pemekaian gizi oleh proses-
proses dalam tubuh, seperti pertumbuhan, penggantian jaringan dan
pemeliharaan kegiatan dalam tubuh secara keseluruhan. (Rohayati, 2019)
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
dalam tubuh. Nutrisi adalah jumlah dari semua interaksi antara organisme
dan makanan yang dikomsumsi, dengan kata lain nutrisi adalah apa yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya.
B. Komponen nutrisi
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi
dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4
kilokalori (kkal). Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot
berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah
sintesis dari glukosa. Pemecahan energi selama masa istirahat/puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin
A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal
dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam
lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-
lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak
jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan
lainnya.
3. Protein.
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang
cukup, penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta
sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24
asam amino, diantaranya 9 asam amino esensial (yang tidak dapat
dibuat didalam tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar) dan
selebihnya asam amino non-esensial.
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah
air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean
body mass). Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh,
antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator
berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-sendi tubuh, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan.
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme. Vitamin
yang dibutuhkan antara lain vitamin A, B, B2, B12, C, D, E, dan K.
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok
mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga,
flourin, iodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun,
sulfur, dan seng. Semuanya harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
(Patrisia, Kartika, & Biantoro, 2020)
C. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan
organ aksesori terdiri atas hati, kantung empedu, dan pankreas. Ketiga organ
ini membantu terlaksananya sistem pencernaan makan secara kimiawi.
D. Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa tubuh
(body mass index-BMI) dan berat badan tubuh ideal (ideal body weight—
IBW).
1. Body Massa Index (BMI) Merupakan ukuran dari gambaran berat
badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total
lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan (over weight) dan obesitas. Indeks masa tubuh :
BB (Kg)
TB (CM)2
2. Ideal Body Weight (IBW) Merupakan perhitungan berat badan
optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Rumus IBW diperhitungkan:
laki-laki : (TB-100) x 10% , perempuan : (TB-100) x 15 %. (Febriani ,
2017)
E. Gangguan Nutrisi
1. Malnutrisi
Malnutrisi berkembang ketika tubuh tidak mendapatkan vitamin,
mineral, dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk tetap sehat. Malnutrisi
atau kekurangan gizi banyak ditemuka pada orang yang hidup dibawah
garis kemiskinan, serta anak-anak, remaja, dan lansia
2. Overnutrisi
Overnutrisi merupan komsumsi nutrisi secara berlebihan, hal ini
menyebabkan masalah kesehatan berupa berat badan berlebih
(overweight) obesitas dan resiko penyakit tertentu. Kelebihan berat badan
dikategorikan dengan nilai BMI 25-29 sedangkan Obesitas dikategorikan
dengan nilai BMI >30, keduanya dapat disebabkan oleh interaksi faktor
genetik, sosial, prilaku ( asupan kalori yang berlebihan atau aktivitas
yang tidak memadai), budaya, fisiologis, dan metabolic.
3. Sindrom malabsorsi
Sindrom malabsorsi terjadi ketika usus kecil mengalami kesulitan
menyerap vitamin dan nutrisi dari makanan karena disebabkan oleh
penyakit, obat obatan tertentu dan intoleransi laktosa. Gejala sindrom
malabsorsi termasuk kelelahan, penurunan berat badan, diare, sakit perut,
dan serta pucat. (Patrisia, Kartika, & Biantoro, 2020)
F. Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1. Pengetahuan.
Pengetahuan yang kurang rentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan nutrisi.
2. Prasangka.
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi
tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa
daerah yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak di
jadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan
derajat mereka.
3. Kebiasaan.
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi.
4. Kesukaan.
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat - zat yang dibutuhkan secara cukup.
5. Ekonomi.
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit. (Febriani , 2017)
3) Edukasi.
● Anjurkan posisi duduk, jika mampu
● Ajarkan diet yang diprogramkan
4) Kolaborasi.
● Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan ( mis. Pereda
nyeri, antiemetik)
● Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dinituhkan, jika perlu.
2. DX II : Hipovolemia
a. Outcome : Status cairan membaik
b. Intervensi :
1) Observasi
● Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekana darah menurun, tekanan
nadi menyempit, membran mukosa kering, volume urine
menurun, haus dan lemah).
● Monitor intake dan output cairan.
2) Terapeutik.
● Hitung kebutuhan cairan.
● Berikan posisi modified trendelenburg
● Berikan asupan cairan oral.
3) Edukasi
● Anjurkan perbanyak asupan cairan oral.
● Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak.
4) Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. Cairan NaCl,
RL)
● Kolaborasi pemberian cairan IV hipostonis (mis. Glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%) dan Kolaborasi pemberian produk darah. ( Tim
pokja , 2018)
D. Implementasi
Setelah melakukan intervensi maka tahap selanjutnya adalah
mengimplementasikan apa yang menjadi perencanaan tindakan
keperawatannya dengan mengkoordinasikan aktivitas pasien, keluarga,
dan anggota tim kesehatan lainnya untuk mengawasi dan mencatat respon
pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
E. Evaluasi
Setelah tahap implementasi maka tahap selanjutnya adalah evaluasi,
dimana ditahap evaluasi ini melakukan tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil
dicapai. Perawat memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap
pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
PATWEY
DAFTAR PUSTAKA
Febriani , A. (2017, Februari 1). Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas
Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Kota
Medan. Karya Tulis Ilmiah (KTI) , pp. 4-7.
Patrisia, I., Kartika, L., & Biantoro, d. (2020). Asuhan Keperawatan Pada
Kebutuhan Dasar Manusia. Medan: Yayasan Kita Menulis.