Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PERAN CAREGIVER DENGAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR PADA LANSIA YANG DEMENSIA DI UPTD


PUSAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA (PPSLU)
MAPPAKASUNGGU PAREPARE

RIZKY AMELIA ANWAR


STIKES Panakkukang Makassar
Jl. Adhyaksa No. 5
dianekawati1717@gmail.com

ABSTRAK

Dengan bertambahnya usia seseorang, secara otomatis mempengaruhi kinerja beberapa fungsi tubuh, yang misalnya,
penurunan fungsi otak yang mempengaruhi aspek kognitif, hal yang paling umum memicu Demensia, seseorang
dengan demensia. Tahun demi tahun, itu akan kehilangan kemampuan untuk merawat diri sehingga mereka akan
semakin bergantung pada pengasuh (caregiver) mereka untuk melakukan segalanya dalam kehidupan sehari-hari
mereka, termasuk menjaga kebersihan pribadi
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran caregiver dengan pemenuhan kebutuhan dasar
pada lansia yang demensia
Metode Penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan pendekatan Cross-Sectional Study. Dilaksanakan
di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoudang Makassar
Dari hasil penelitian ini didaptkan dari 42 sampel, Responden yang mempunyai strategi koping adaptif
dengankecemasan ringan sebanyak 24 (57,1%) responden, dengan kecemasansedang 10 (23,4%)responden.
Sedangkan responden yang mempunyai strategi koping maladaptif dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 1
(2,4%)responden dan kecemasan sedang sebanyak 7(16,7%)responden.Dengannilai ρ = 0.004 yang berarti ρ<α =
0.05.
Kesimpulan dan Saran: Ada hubungan strategi koping dengan tingkat kecemasan penderita diabetes melitus.
Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti variabel lain yang belum diteliti dengan sampel yang lebih
banyak.
Kata Kunci: Strategi Koping, Kecemasan, Diabetes Melitus

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a chronic diease that has egative impact on both phyisic and pyshological aspect of the patients,
the manifestation of the psychological effect suchas anxiety. The anxiety is a reaction on a specific diseaseas the
threat. Copying strategy is change response of an individual related to the attitude, thought and feeling on the facing
stressors.
The aim of this research is to find out the relationship of copying stragegy and the axiety level of the
patients with diabetes mellitus.
This is an analytical survey that employs the cross-sectional study. The research was conducted at the internal
disease department of RS bhayangkara mappaouddang Makassar.
The result shows that of 42 samples, as many as 24 (57.1%) respondents who have adaptivecopyingtrategy with
mild anxiety and 10 (23.4%) are categorized as having moderate anxiety. Meanwhile, respondents who develod
maladaptive copying strategy with mild anxiety level are seen in 1(2,4%) respondent and moderate anxiety in 7
(16,7%) respondents. The value op ρ = 0,004 means that ρ < α = 0,05.
Conclusion and suggestion: there is relationship of copying strategy and the anxiety level of the patients with
diabetes melitus. It is suggested to study another variabel that are not incorporated yet in this research along with
samples.
Keyword: Copying Strategy, Anxiety, And Diabetes Mellitus.
PENDAHULUAN Menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun
Diabetes Melitus adalah penyakit kronis 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari atas
serius yang terjadi karena prankreas tidak maksimun mengakibatkan tambahan 2,2 juta
menghasilkan cukup insulin (hormone yang kamatian, dengan meningkatnya resiko
mengatur darah atau glukosa), atau ketika penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat
tubuh tidak dapat secara efektif puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta
menggunakan insulin yang dihasilkannya. kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun.
Diabetes Melitus adalah masalah kesehatan Presentase kematian yang disebabkan oleh
masyarakat yang penting, menjadi salah satu diabetes yang sebelum usia 70 tahun lebih
dari empat penyakit tidak menular prioritas tinggi di negara- negara berpenghasilan
yang menjadi target tindak lanjut oleh para rendah dan menengah dari pada penghasilan
pemimpin dunia. Jumlah kasus dan tinggi (Khairani,2019)
prevalensi diabetes terus meningkat selama Berdasarkan data yang diperoleh dari
beberapa dekade terakhir (WHO Global profil Dinas Kesehatan Kota Makassar
Report, 2016) dalamKhairani (2019). bahwa penderita penyakit Diabetes melitus
Diabetes melitus biasa disebut dengan di Puskesmas yang melakukan rawat jalan
the silent killer karena penyakit ini dapat pada tahun2015 jumlah pengunjung
mengenai semua organ tubuh dan penderita penyakit Diabetes Melitus rawat
menimbulkan berbagai macam keluhan. DM jalan di Puskesmas yaitu sebanyak 4462
dapat menimbulkan komplikasi antara lain kasus (kunjungan pertama dan belum
gangguan penglihatan, katarak, penyakit tercatat di Rumah Sakit/ tempat pelayanan
jantung, ginjal, inpotensi seksual, infeksi kesehatan lainnya), 12.472 kasus (kunjungan
paru-paru, gangguan pembuluh darah, stoke ke-2 atau lebih), dan 134 kasus kematian.
dan sebagainya. Salah satu komplikasi lain Diabetes Melitus tidak dapat
DM adalah luka sulit sembuh atau ulkus disembuhkan namun dapat dikendalikan.
diabetikum yang rentang infeksi dan Selain komsumsi obat – obatan, pasien
menyebabkan luka menjadi busuk atau Diabetes melitus juga harus melakukan
gangreng. terapi nutrisi, pembatasan makanan tinggi
Lembaga kesehatan dunia (WHO karbohidrat dan lemak serta rutin
Global Report ) 2016, Diabetes berolarahraga atau latiha fisik. Selain terapi,
DM juga dituntut untuk melakukan control yang disebut dengan coping, untuk
rutin untuk mengetahui kadar glukosa dalam mengatasi perubahan yang dihadapi atau
darah sehingga memungkinkan pasien beban yang diterima. Individu dapat
mengalami kecemasan. karena berbagai mengatasi stress dengan memanfaatkan
macam sebab antara lain karena kondisi sumber coping di lingkungan. Ada lima
kesehatan penderita yang tidak menentu. sumber coping yakni asset ekonomi,
Penderita Diabetes Melitus yang kemampuan dan keterampilan individu,
memiliki gangguan psikologi terutama tekhnik-tekhnik pertahanan, dukungan social
kecemasan dan depresi meningkatkan serta dorongan motivasi. (Oktadoni Saputra,
kurangnya manjemen dan hasil terapi dkk , 2017).
dibandingkan dengan yang tidak ada Berdasarkan hasil penelitian Samuel
gangguan psikologis (Collins & Corcoran, Hodge, PhD dkk dalam Kamariyah &Dini
2009).penelitian yang dilakukan oleh Rudini (2018)menggambarkan bahwa
(Putra I, G, 2012) tentang tingkat kecemasan mekanisme koping merupakan faktor
pasien DM di RSUD Sanjiwini Gianjar, penting bagi penderita diabetes. Temuan ini
Menunjukkan bahwa responden yang juga memberikan manfaat potensial dalam
mengalami tingkat kecemasan berat menekankan strategi kognitif dan perilaku
sebanyak 81,82%. untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi
Kecemasan merupakan reaksi terhadap kehidupan seseorang dengan diabetes. Hasil
penyakit karena dirasakan sebagai ancaman, dari survey yang dilakukan peneliti pada 5
ketidak nyamanan akibat nyeri dan orang pasien diabetes mellitus empat
keletihan, perubahan diet, berkurangnya diantaranya mengatakan stress dengan
kepuasan seksual, timbulnya krisis finansial, pengobatan yang harus rutin dilakukan,
frustasi dalam mencapai tujuan, cemas pada saat dilakukan pengecekan gula
kebingungan dan ketidakpastian masa kini darah sebelum dilakukan pemeriksaan oleh
dan masa depan (Brunner & Suddarth, dokter, cemas dengan luka yang dialami
2002). Diagnosis, implikasi, menejemen yang nantinya akan berdampak pada
serta perubahan pola hidup merupakan amputasi dan cemas dengan penyakit yang
stressor bagi individu dengan diabetes dialami selama puluhan tahun ini tidak akan
melitus. Kondisi tersebut menimbulkan sembuh. Dan salah satu dari penderita
upaya individu untuk mengatasi stressor diabetes selama 28 tahun mengatakan
selama menderita diabetes keadaan adalah Pasien yang menderita Diabetes
keuangan menjadi berkurang. Melitus (DM) dan Pasien mampu
Ketika terdiagnosa DM, pasien idealnya berkomunikasi dengan baik, sedangkan
mlakukan strategi koping adaptif sesegera kriteria eksklusi adalah Pasien yang
mungkin agar dapat melakukan manajemen mengalami penurunan kesadaran dan paien
terapi dengan baik. Realitanya, tidak semua yang memiliki keterbatasan fisik seperti tuna
pasien yang terdiagnosa Diabetes Melitus netra, tuna rungu dan tuna wicara.
memiliki strategi koping yang adaptif. Sebelum pengumpulan data dimulai
Melalui penelitian ini, penulis ingin peneliti meminta calon responden mengisi
mengetahui bagaiman strategi koping pada lembar persetujuan responden. Alat
pasien Diabetes Melitus yang mengalami pengumpulan data dalam penelitian ini
kecemasan. menggunakan lenbar kuesioner yang terdiri
Berdasarkan uraian tersebut, maka dari dua kuesioner yaitu 20 pernyataan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menilai strategi koping pasien dan 14
tentang hubunganStrategi Koping dengan pernyataan untuk menilai tingkat kecemasan
Tingkat Kecemasan Penderita diabetes pasien. Data yang dikumpulkan diolah dan
mellitus Di Poli Penyakit Dalam Rumah dianalisa menggunakan software komputer.
Sakit Makassar. Analisa yang digunakan berupa
METODE PENELITIAN analisa analisa univariat dan bivariate.
Penelitian ini dilakukan di uptd pusat Analisa univariat digunakan untuk melihat
pelayanan sosial lanjut usia (ppslu) distribusi frekuensi setiap variabel dan
mappakasunggu parepare. Populasi dalam analisa bivariat untuk melihat hubungan
penelitian ini adalah seluruh pasien kasus antara variabel. Penelitian ini megguakan uji
Diabetes Melitus di Poli Penyakit Dalam chi-square dengan derajat kemakaan (0,05).
Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoudang HASIL PENELITIAN
Makassar yaitu 48 pasien dengan Hasil penelitian yang dilakukan
menggunakan pendekatan cross sectional terhadap 42 responden didapatkan hasil
study, untuk mencari hubungan antara analisa univariat dan analisa berbagai
variabel independen dengan variabel berikut:
dependen dengan melakukan pengukuran
sesaat (Nursalam, 2017).Kriteria inklusi
perempuan memiliki distribusi sebanyak 28
(66,7%) responden.
1. Analisa Univariat Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berdasarkan Pedidikan Responden Di
Umur Responden Di Poli Penyakit Dalam Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit
Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoudang Bhayangkara Mappaoudang Makassar
Makassar
Pedidikan n %
Umur n % SD 7 16,7
36 – 45 8 19,0 SMP 13 31,0
17 40,5 SMA 15 35,7
46 – 55
S1 7 16,7
56 – 65 10 23,8
Total 42 100
>65 7 16,7
Total 42 100
Berdasarkan tabel 5.3 diatas
Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh diperoleh data dari responden yang tingkat
data dari responden yang mulai berumur 36 pendidikannya mulai SD sebanyak 7
- 45 tahun memiliki distribusi sebanyak 8 (16,7%) responden, SMP sebanyak 13
(19%) respoden, umur 46 – 55 tahun (31,0%) responden, SMA sebanyak 15
memiliki distribusi sebanyak 17 (40,5%) (35,7%) responden, sedangkan S1 sebanyak
responden, umur 56 – 65 tahun memiliki 7 (16,7%) respoden.
distribusi sebanyak 10 (23,8%) responden, Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Strategi Koping
sedangkan umur >65 tahun memiliki
RespondenDi Poli Penyakit Dalam
distribusi sebanyak 7 (16,7%) responden. Rumah Sakit Bhayangkara Mappaodang
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Makassar
Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Strategi Koping n %
Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Adaptif 34 81,0
Bhayangkara Mappaoudang Makassar Maladaptif 8 19,0
Total 42 100
Jenis Kelamin n %
Laki-Laki 14 33,3 Berdasarkan hasil distribusi
Perempuan 28 66,7
Total 42 100 frekuensi strategi koping responden yang
menderita Diabetes Melitus di Poli Penyakit
Berdasarkan tabel 5.2 diatas Dalam Rumah Sakit Bhayangkara
diperoleh data dari responden yang berjenis Mappaoudang Makassar didapatkan data
kelamin laki-laki memiliki distribusi dari 42 responden yang memiliki koping
sebanyak 14 (33,3%) responden dan adaptif sebanyak 30 (71,4%) responden
sedangkan responden yang memiliki koping Tabel 5.6 Hubungan Strategi Koping
maladaptif sebanyak 12 (28,4%) responden. Dengan Tingkat Kecemasan Penderita
Diabetes Melitus Di Poli Penyakit Dalam
Tabel 5.5Distribusi Frekuensi
Rumah Sakit Bhayangkara Mappaodang
Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Makassar
Responden Di Di Poli Penyakit Dalam Tingkat Kecemasan Total
Rumah Sakit Bhayangkara Mappaodang Strategi
Makassar Koping Ringan Sedang n %
n % n %
Adaptif 24 57, 10 23, 34 81
Tingkat n % 1 8
Kecemasan Maladaptif 1 2,4 7 16, 8 19
Ringan 29 69,0 7
13 31,0 25 59, 17 40, 42 100
Sedang Total
5 5
Total 42 100 P = 0.004
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
Berdasarkan hasil distribusi bahwa 42 responden yang memiliki koping
frekuensi tingkat kecemasan responden yang adaptif sebanyak 34 (81,0%) responden,
mennderita Diabetes Melitus di Poli sebagian besar memiliki kecemasan ringan
Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhayangkara sebanyak 24 (57,1%) responden dan
Mappaoudang Makassar didapatkan data kecemasan sedang sebanyak 10 (23,8%)
dari 40 responden. Responden yang responden. Sedangkan responden yang
mengalami kecemasan ringan sebanyak 29 memiliki koping maladaptif sebanyak 8
(69,0%) responden sedangkan yang (19%) responden, sebagian responden
mengalami kecemasan sedang sebanyak 13 memiliki kecemasan ringan sebanyak 1
(31,0%) (2,4%) responden dan kecemasan sedang
2. Analisa Bivariat sebanyak 7 (16,7%) responden.
Analisa bivariat dilakukan untuk
Berdasarkan hasil analisis uji statistik
mengetahui hubungan antara variabel
dengan menggunakan uji Fishers Exact Test
independent (Strategi Koping) dan variabel
dengan nilai ρ value = 0.004 jika
dependent (Tingkat Kecemasan) dengan uji
dibandingkan dengan α = 0,05 maka ρ
statistik menggunakan uji Chi-Square
value< α 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
bahwa Ha diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
terdapat hubungan antara strategi koping
dengan kecemasan penderia diabetes melitus tertekan. Sedangkan koping
di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit maladaptif dicirikan seperti
Bhayangkara Mappaoudang Makassar. penolakan atau menolak kenyataan
yang sedang terjadi, menggunakan
PEMBAHASAN
obat- obatan terlarang untuk
1. Analisa Univariat
mengurangi situasi yang
a. Strategi Koping
membuatnya tertekan dengan cara
Berdasarkan hasil penelitian
menyerah atau menyalahkan diri
strategi koping menggunakan
sendiri terhadap situasi yang
kuesioner menunjukka dari 42
membuat tertekan (Stuard dan
responden didapatkan 34 (81%)
Sunden; 1997 dalam kutipan
responden memiliki koping adaptif
Maryam; 2017).
dan 8 (19%) responden memiliki
Menurut asumsi peneliti,
koping maladaptif. Penelitian ini
koping adaptif sangat dibutuhkan
sejalan dengan penelitian yang
oleh responden yang telah menderita
dilakukan oleh Kamariyah (2018),
diabetes melitus contohnya
dimana dari 34 responden, 27
melakukan pembatasan makanan
(79,4%) responden memiliki koping
yang harus dihindari oleh penderita
adaptif dan 7 (20,8%) responden
DM, melakukan kontrol rutin, terapi
memiliki koping maladaptif.
farmkologi dan melakukan aktifitas
Koping adaptif dicirikan
fisik, dibandingkan dengan koping
koping aktif dengan adanya
maladaptif contohnya tidak
pemecahan masalah, penggunaan
menerima kenyataan tentang
pertolongan misalnya meminta
penyakitnya . Dengan koping adaptif
bantuan pada keluarga atau orang
responden dapat mengurangi atau
lain dalam mengatasi masalah atau
menerima keadaan yang membuat
situasi yang membuat responden
dirinya tertekan agar menjadi lebih
tertekan. Mengalihkan, menerima
baik.
atau melibatkan agama dengan
b. Tingkat Kecemasan
melakukan hal- hal positif, atau
Berdasarkan hasil penelitian yang
mengatur strategi untuk mengatasi
telah dilakukan pada responden yang
masalah atau situasi yang membuat
menderita diabetes melitus yang buruk. Responden yang
menunjukkan bahwa dari 42 menderita DM memiliki banyak hal
responden didapatkan 25 (59,5%) yang harus dicemaskan misalnya
responden mengalami cemas ringan kesehatannya pada saat melakukan
sedangkan 17 (40,5%) responden pemeriksaan lab darah cemas atau
mengalami cemas sedang. Penelitian penderita yang kurang mendapat
ini sejalan dengan penelitian yang dukungan dari keluarganya.
dilakukan oleh Jauhari (2016), dimana 2. Analisa Bivariat
dari 30 responden, 5 (16,7%) Hubungan Strategi Koping dengan
responden tidak mengalami cemas, 4 Tingkat Kecemasan Penderita
Diabetes Melitus.
(13,3) responden mengalami cemas
Berdasarkan hasil penelitian dipoli
ringan, 17 (56,7) responden
penyakit dalam Rumah Sakit
mengalami cemas sedang, sedangkan
Bhayangkara Mappaoudang Makassar ,
4 (13,3%) responden mengalami
maka pembahasan ini untuk mengetahui
cemas berat.
hubungan strategi koping dengan
Kecemasan yang menimpa
tingkat kecemasan penderita DM. Hasil
seseorang tidak sama antara satu orang
uji ditemukan ada 2 cells (50,0%) yang
dengan orang yang lain, walaupun
mempunyai Expected Count<5 sehingga
faktor peyebabnya boleh sama.
menggunakan uji alternatif Fishers
Seseorang bisa mengalami keemasan
Exact Testdi dapatkan nilai Significancy
ringan, sedang atau berat. Kecemasan
nilai ρ = 0.004 < α (0.05). sehingga
biasanya timbul secara lamban, tidak
dapat disimpulkan bahwa ada
jelas kapan mulainya dan sering kita
Hubungan Strategi Koping Dengan
tidak menyadarinya.
Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes
Menurut asumsi peneliti,
Melitus Di Poli Penyakit Dalam Rumah
kecemasan yang dirasakan dapat
Sakit Bhayangkara Mappaoudang
berupa adanya ketegangan, ketakutan,
Makassar.
gelisah dan gejala-gejala lainnya.
Dari hasil penelitian yang didaptkan
Kecemasan merupakan suatu keadaan
di Poli Penyakit Dalam RS
khawatir yang dirasakan oleh
Bhayangkara Mappaoudang Makassar
responden karena telah terjadi sesuatu
bahwa dari 42 sampel, Responden yang
mempunyai strategi koping adaptif maladaptif, 1 (2,4%) responden
sebanyak 34 (81%) responden, 24 mengalami kecemasan ringan dan 7
(57.1%) responden yang mengalami (16,7%) responden mengalami cemas
kecemasan ringan, hal ini dikarenakan sedang, ini dikarenakan kurang
reponden dapat mengatasi situasi yang memiliki pemahaman tentang peyakit
membuat mereka merasa tertekan dan yang mereka alami dan meghindari
mereka dapat membuat perubahan pada masalah tersebut, sehigga individu yang
diri mereka sendiri melalui sikap atau mengalami kecemasan membutuhkan
pikiran sehingga perasaan cemas dapat strategi koping yang adaptif seperti
berkurang. Dan 10 (23,8%) responden melakukan usaha – usaha tertentu yang
yang mengalami kecemasan sedang bertujun mengubah keadaan dalam
memiliki respon yang berbeda terhadap menyelesaikan masalah (planful
koping yang dipegaruhi oleh faktor lain problem solving), mengubah keadaan
seperti ligkungan, diri sendiri, dan yang dapat menggambarkan tingkat
fikiran. resiko yang harus diambil (confrontatif
a.Lingkungan, yang termasuk dalam coping) atau dengan mencari dukungan
kecemasanor yaitu sikap lingkungan, dari pihak luar, baik berupa informasi,
tuntutan dan sikap keluarga, dan iptek bantuan maupun dukungan emosional
(perkembangan ilmu pengetahuan dan (seeking social support) yang terbaik
teknoligi). untuk dirinya sendiri agar cemas dapat
b.Diri Sendiri seperti kebutuhan diatasi dengan baik.
psikologis terhadap tuntutan dan Penelitian ini sejalan dengan
keinginan yang dicapai penderita. penelitian yang dilakukan oleh Yanes,
c. Fikiran, berkaitan dengan penilaian dkk (2014), tentang hubungan tingkat
individu terhadap lingkungan dan kecemasan dengan strategi koping pada
pengaruh pada diri sendiri terhadap penderita DM tipe II di poliklinik
penyakit (Kozier et.al dikutip dari penyakit dalam RSUD Tabelo, Hasil
Keliat B.A). penelitian ini didapatkan Ha diterima
Dari penelitian diatas juga sehingga dapat disimpulkan ada
didapatkan 8 (19,0%) reponden hubungan antara tingkat kecemasan
memiliki strategi koping yang dengan strategi koping pada penderita
DM tipe II di poliklinik penyakit dalam Penelitian yang dilakukan oleh
RSUD Tabelo. Khuwaja di Karachi Pakistan,
Penelitian ini juga sejalan menyimpulkan bahwa sebagian besar
dengan penelitian yang dilakukan oleh penderita DM mengalami kecemasan
Nandita (2019), tentang hubungan maka penanganan terhadap kecemasan
tingkat kecemasan dengan strategi merupakan salah satu komponen dalam
koping pada penderita diabetes melitus perawatan bagi penderita DM. Salah
tipe II di wilayah kerja Puskesmas. satu diagnose keperawatan yang ada
Hasil penelitian ini didapatkan Ha pada penderita DM kronis yakni
diterima, Sehingga dapat di simpulkan kecemasan yang meningkat
bahwa ada hubungan tingkat kecemasan berhubungan dengan ketidakmampuan
dengan strategi koping pada penderita mengekspresikan perasaan
diabetes melitus tipe II di wilayah kerja (Purwaningsih & Karlina, 2012).
Puskesmas Dungaliyo. Perawat sebagai tenaga
Berdasarkan hasil penelitian kesehatan yang ada di rumah sakit
yang dilakukan oleh Sahara (2010) memiliki peranan penting dalam
tentang koping terhadap penyakit kronis memberikan asuhan keperawatan dalam
hipertensi dan DM, disimpulkan bahwa mengatasi kecemasan. Menurut
sebagian besar menggunakan koping Doenges, intervensi keperawatan yang
adaptif yakni optimis dengan masa dapat dilakukan adalah membantu
depan, adanya harapan akan pasien mengenali kecemasannya
kesembuhan, berbicara dengan orang sendiri, bantu meningkatkan
lain, mendapatkan dukungan social, pengetahuan tentang kecemasan dan
menggunakan sumber spiritual dan faktor yang berkaitan, beri kesempatan
menerima kenyataan hidup, hal ini untuk belajar koping adaptif, libatkan
sesuai dengan banyaknya penelitian pasien dan keluarga dalam aktifitas,
bahwa masih banyak responden yang pendidikan kesehatan dan dukungan.
menggunakan koping adaptif dalam Menurut asumsi peneliti ada
menghadapi kecemasannya yaitu hubungan strategi koping dengan
sebanyak 20 dari 32 subjek penelitian tingkat kecemasan pada penderita
dengan presentase 62,5%. diabetes melitus. DM mempunyai
dampak negatif terhadap fisik maupun Sakit Bhayangkara Mappaoudang
psikologis penderita, dampak psikologis Makassar menunjukkan bahwa sebagian
seperti kecemasan. Kecemasan yang di besar responden memiliki koping yang
alami oleh penderita DM merupakan positif.
reaksi terhadap penyakit karena 2. Tingkat kecemasan pada penderita
dirasakan sebagai suatu ancaman, Diabetes Melitusdi Poli Penyakit Dalam
ketidak nyamanan akibat nyeri dan Rumah Sakit Bhayangkara
keletihan, sehingga seseorang dapat Mappaoudang Makassar menunjukkan
mengatasi kecemasannya dengan bahwa sebagian besar responden
melakukan suatu metode untuk memiliki kecemasan ringan.
pemecahan masalah. Hal tersebut dapat 3. Terdapat hubungan antara strategi
dilihat dari hasil penelitian yang koping dengan tingkat kecemasan pada
dilakukan oleh peneliti dengan penderita Diabetes Melitusdi Poli
membagikan kuesioner kepada Penyakit Dalam Rumah Sakit
penderita DM sehingga didapatkan hasil Bhayangkara Mappaoudang Makassar.
sebagian besar responden memiliki SARAN
koping positif dengan tingkat 1. Bagi Rumah Sakit
kecemasan yang ringan. Hal tersebut Diharapkan untuk melakukan penyuluhan
karena pasien telah mengerti bagaimana tentang strategi koping terhadap
cara mengatasi masalah yang mereka kecemasan pada pasien atau keluarga.
hadapi. Sehingga hasil penelitian ini hendaknya
KESIMPULAN dapat digunakan sebagai bahan masukan
Berdasarkan hasil penelitian yang ataupun eveluasi kepada tenaga
dilakukan tentang hubungan strategi koping kesehatan agar selalu memberikan arahan
dengan tingkat kecemasan penderita tentang sikap positif pada penderita
Diabetes Melitus dipoli penyakit dalam penyakit kronik seperti DM guna
Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoudang memperkecil kecemasan penderita.
Makassar, maka dapat ditarik kesimpulan 2. Bagi Institusi Pendidikan
sebagai berikut : Diharapkan dapat menambah buku-buku,
1. Strategi koping pada penderita Diabetes referensi dan jurnal tentang strategi
Melitus di Poli Penyakit Dalam Rumah koping dan tingkat kecemasan. Hasil
penelitian ini hendaknya dijadikan Patrang Kabupaten Jember.
Universitas Jember: Fakultas
sebagai bahan acuan ataupun
Keperawatan.
pertimbangan didalam memberikan Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks
(2014). Keperawatan medical bedah:
pengetahuan dan wawasan dalam
Manajemen klinis untuk hasil yang
merawat anggota keluarga yang diharapkan. Singapore: Elsevier.
Kamariyah &Dini Rudini . (2018).
mengalami kecemasan akibat penyakit
Hubungan koping terhadap tingkat
tertentu dalam program pegabdian stress dengan pasien diabetes melitus
di poli penyakit dalam rsud raden
masyarakat yang dilakukan kepada
mattaher jambi tahun 2018.
masyarakat. Kartono Kartini & Gulo Dali (2000). Kamus
Psikologi. Hal 488. Bandung : Pionir
3. Bagi Pasien dan KeluargaPasien Diabetes
Jaya.
Melitus dan keluarga diharapkan dapat Laura A.King (2010). Psikologi Umum:
Sebuah Pandangan Apresiatif.
lebih aktif dalam mencari informasi
Jakarta : Salemba Humanika.
mengenai penyakitnya sehingga lebih Magrufi ali (2016). Buku pintar perawatan
luka diabetes mellitus, Jakarta:
mudah menghapi hal- hal yang harus
Salemba Medika.
dilakukan jika terjadi kecemasan. Maryam Siti. (2017).Strategi Coping: Teori
dan Sumberdayanya. JURKAM:
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal konseling andi matappa. Vol 1.
Aina Nur & Aridiana Ledy M (2016). No 2. Agustus 2017.
Asuhan Keperawatan Pada Sistem Nurarif amin huda& Hardi Kusuma (2015).
Endokrin Dengan Pendekatan Aplikasi Asuhan Keperawatan
NANDA NIC NOC. Jakarta : Salemba Berdasarkan Diagnose Medis Dan
Medika Nanda Nic – Noc. Jogjakarta :
Azizah Lilik, Zainuri Imam & Akbar Amar Mediaction
(2016). Buku Ajar Keperawatan Nursalam (2017). Metodeologi Penelitian
Jiwa.Yogyakarta : Indonesia Pusraka. Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Brunner & Suddarth (2018). Keperawatan Medika
Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : Nursalam, et.al (2018). Asuhan
EGC. Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi
Dalami ermawati, et.al (2014). HIV/AIDS edisi 2. Jakarta : Salemba
Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Medika.
Psikososial. Jakarta: Trans Info Rusminingsih, Erni & Ganang Satria.
Media. (2017). Hubungan antara dukungan
Hidayat. A. A. A (2018). Metodeologi keluarga dengan tingkat stress
Keperawatan Dan Kesehatan I. psikologis pada pasien ulkus diabetes
Jakarta : Salemba Medika. mellitus di RSUP Dr. Soeradji
Hardini Putwi Devi (2018). Hubungan Tirtonegoro Klaten. Stikes
Perepi Penyakit Dengan Strategi Muhammadiyah Klaten : Prodi S1
Koping Pada Pasien Diabetes Melitus Keperawatan
Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Saputra, Oktadoni. et.al (2017)Strategi No 1. Februari 2014. Program Studi
Koping Pada Pasien Diabetes Melitus keperawatan Fakultas Kedokteran :
Tipe 2: Studi Kualitatif. J Unufersitas Sam Ratulangi Manado
AgromedUnila. Vol 4. No 1. Juni Wahyuni Rengil. et.al (2012). Factor Yang
2017. Berhubungan Dengan Tingkat
Taluta P. Yanes. et.al (2014). Hubungan Kecemasan Pada Penderita Diabetes
Tingkat Kecemasan Dengan Melitus Tipe 2 Di RS Bhayangkara
Mekanisme Koping Pada Penderita Andi Mappa Oudang Makassar.
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Bagian Efidemiologi Fakultas
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kesehatan Masyarakat Universitas
Daerah Tabelo Kabupaten Halmaera Makassar.
Utara. Ejournal keperawatan Vol 2.

Anda mungkin juga menyukai