Abstract
Background: 2The recovery supplementary feeding program is a follow-up to the treatment
of malnourished children under five. However, there are still obstacles in its implementa-
tion. Sukolilo Village with its intermediate posyandu succeeded in reducing cases of malnu-
trition, while the increase in cases occurred in KedumulyoVillage which has an independent
posyandu. So this study aims to evaluate the implementation of the PMT-P program in
terms of process.
Method : Type of research is qualitative that used case study with a explanatory approach.
Nine informants were selected through by purposive sampling. Data analysis was used
descriptive analysis.
Result : In terms of implementation, it is still lacking because the distribution has not been
given according to HMA. In terms of monitoring, there are family members who also con-
sume the package. The aspect of recording and reporting is still lacking because mothers
under five do not carry out simple notes and cadres and midwives have not reported in
accordance with the activity reporting form.
Conclution : The PMT-P program at the intermediate and independent posyandu has not
been efficient in increasing the weight of the target children under five because there are still
obstacles in the implementation of the program.
Correspondence Address: pISSN 2798-4265
Universitas Negeri Semarang, Indonesia. eISSN 2776-9968
Email : ekamaysalama127@students.unnes.ac.id
337
Eka May Salama Putri, Bambang Budi Rahardjo / Program Pemberian Makanan/ IJPHN (1) (3) (2021)
338
Eka May Salama Putri, Bambang Budi Rahardjo / Program Pemberian Makanan / IJPHN (1) (3) (2021)
339
Eka May Salama Putri, Bambang Budi Rahardjo / Program Pemberian Makanan/ IJPHN (1) (3) (2021)
Petunjuk teknis merupakan aspek pendataan yang dilalui dari tingkat posyandu
penting yang harus ada dalam proses baik pada posyandu dengan strata madya
pelaksanaan program PMT Pemulihan agar maupun mandiri sampai memperoleh umpan
program dapat berjalan sebagaimana mestinya. balik dari puskesmas ke bidan desa untuk
Petunjuk pelaksaan dapat berupa buku melanjutkan ke tahap berikutnya sudah
panduan atau petunjuk pelaksanaan (juklak) dilakukan sesuai dengan panduan pelaksanaan
program PMT. Adanya petunjuk teknis akan pemberian makanan tambahan pemulihan
mempermudah persepsi antara dinas kesehatan Kemenkes RI, 2011.
kabupaten sebagai koordinator program Pemilihan makanan dilakukan oleh
dengan puskesmas sebagai pihak pelaksana tenaga pelaksana gizi dan bidan desa.
sehingga standar yang digunakan pun sama. Pemberian MT diperuntukkan bagi semua
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa umur atau disamaratakan dan disesuaikan
Puskesmas Sukolilo 1 menggunakan panduan dengan kebutuhan anak pada umumnya.
penyelenggaraan PMT Pemulihan bagi balita Posyandu madya memberikan tambahan
gizi kurang (BOK). Oleh karena itu, penelitian berupa gula, minyak, dan telur yang ditentukan
ini menggunakannya sebagai pedoman dalam oleh bidan desa sendiri sedangkan posyandu
evaluasi program. mandiri tidak ada.
Pertama yaitu aspek persiapan, dimana Penentuan paket berasal dari anggaran
merupakan penentu dalam proses pencapaian dana desa yang dialokasikan untuk program
tujuan yang akan berpengaruh pada PMT-P. Posyandu Madya Desa Sukolilo
keberhasilan pelaksanaan PMT Pemulihan memberikan PMT-P berupa makanan
(Alita & Ahyanti, 2013). Persiapan yang perlu pabrikan dan makanan lokal yang dimasak
dilakukan yakni mencakup penetapan balita langsung oleh kader posyandu dan atau bidan
sasaran penerima MT Pemulihan, penentuan desa. Pembuatan makanan lokal oleh posyandu
paket yang akan diberikan, pembentukan madya dilakukan selama 2 minggu sekali dalam
kelompok ibu balita sasaran, dan pelaksanaan satu bulan pelaksanaan PMT-P.
sosialisasi dan penyuluhan terhadap orang Sedangkan dana BOK dialihkan untuk
tua balita. Penentuan balita sasaran dan alur memenuhi kebutuhan operasional kegiatan
340
Eka May Salama Putri, Bambang Budi Rahardjo / Program Pemberian Makanan / IJPHN (1) (3) (2021)
seperti transport petugas puskesmas atau kader selama 30 hari karena ketetapan yang ditentukan
posyandu dan biaya pelatihan kader. ADD oleh Bidan Desa menyesuaikan dana dari
Sukolilo untuk alokasi PMT-P balita dengan desa. Masalah tersebut sama ditemukan pada
masalah gizi sejumlah 900 ribu/per anak jumlah penelitian Ratna Indriati, dkk (2015) bahwa
ini lebih besar dibandingkan Desa Kedumulyo tidak semua anak yang masuk daftar balita
yang menganggarkan 400 ribu/anak. Anggaran kurang gizi dan memperoleh paket makanan
dana yang lebih tinggi memberikan paket tambahan pemulihan selama 90 hari dan hanya
makanan tambahan pemulihan yang berbeda diberikan 30 hari sebab adanya keterbatasan
dari segi jumlah dan keberagaman makanan. paket yang ada (Indriati & Dkk, 2015). Namun
Pemberian MT Pemulihan yang tidak beragam pelaksanaan di Posyandu Madya Desa Sukolilo
akan mempengaruhi pada konsumsi yaitu dan Posyandu Madiri Desa Kedumulyo hanya
masalah kebosanan balita terhadap paket dilakukan selama 30 hari karena ketetapan yang
makanan tambahan pemulihan yang diterima ditentukan oleh Bidan Desa menyesuaikan
(Sugiyanti, 2017:222). Dibentuknya kelompok dana dari desa.
tersebut akan memberikan kemudahan dalam Intensitas pemberiannya pada posyandu
melakukan koordinasi langsung baik oleh madya Desa Sukolilo pemberian paket
bidan desa maupun petugas kesehatan lainnya. diberikan tiga kali dalam sebulan sedangkan
posyandu madya Desa Sukolilo dan posyandu posyandy mandiri Desa Kedumulyo hanya
mandiri Desa Kedumulyo belum membentuk sekali pemberian dalam sebulan. Pelaksanaan
kelompok ibu balita sasaran. pemberian paket PMT-P dilakukan door to door
Sosialisasi dan penyuluhan dilakukan yang artinya bidan desa besama kader posyandu
oleh bidan desa dengan pelaksanaannya mengunjungi langsung ke rumah balita sasaran.
bersamaan dengan jadwal posyandu. namun Pemberian paket PMT-P menggunakan hari
pelaksanaannya belum rutin satu bulan sekali. lain diluar jadwal posyandu. Hal ini berguna
sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan untuk menghindari timbulnya kecemburuan
biasanya tentang gizi dan program pemberian sosial antar ibu balita karena tidak semua balita
makanan tambahan. Materi yang disampaikan yang menjadi peserta posyandu mendapatkan
yaitu tentang makanan tambahan dan gizi paket PMT pemulihan.
umum sedangkan informasi tentang kebutuhan Konseling merupakan sebuah proses
gizi balita tidak disampaikan secara rinci untuk menetapkan tujuan dan kemandirian
kepada ibu balita sasaran, sementara tujuan individu masyarakat dalam melakukan
PMT selain meningkatkan gizi dari makanan rangkaian kegiatan pemberian makanan
tambahan yang dikonsumsi oleh balita pun tambahan pemulihan (Joanne & et al, 2010: 880;
menanamkan perilaku pemberian makanan Indriati & Dkk, 2015:24). Konseling program
gizi seimbang. dilakukan bertepatan ketika pemberian
Pembelian makanan tambahan paket makanan tambahan tepatnya setelah
pemulihan tersebut dilakukan oleh tenaga dilakukan pengukuran dan penimbangan pada
pelaksana gizi kemudian dibawa ke Puskesmas balita sasaran. Selain itu, konseling terkadang
Sukolilo 1. Selanjutya, paket diambil oleh dilakukan bersamaan dengan posyandu.
bidan desa untuk dibawa ke rumah bidan atau Berkaitan dengan kegiatan konseling dalam
dibalai desa. Paket makanan yang diambil pelaksanaan PMT-P, materi konseling perlu
bidan desa untuk kebutuhan satu bulan. Hal diperluas bukan hanya masalah gizi dan paket
tersebut sudah sesuai dengan konfirmasi kader PMT tetapi perlu ditambahkan juga tentang
posyandu dan ibu balita bahwa paket makanan materi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
hanya diterima satu bulan. Akan tetapi Sehat) sesuai dengan buku panduan pemberian
bertolakbelakang dengan panduan pemberian makanan tambahan pemulihan.
makanan tambahan, dimana PMT Pemulihan Pemantauan program berfungsi
harus diberikan selama HMA yaitu 90 hari untuk mengetahui perkembangan dalam
atau 3 bulan bertutut-turut. pelaksanaan di pencapaian target yang telah ditetapkan
Posyandu Madya Desa Sukolilo dan Posyandu sebelumnya dan memastikan sasaran sasaran
Madiri Desa Kedumulyo hanya dilakukan yang direncanakan sebelumnya sesuai
341
Eka May Salama Putri, Bambang Budi Rahardjo / Program Pemberian Makanan/ IJPHN (1) (3) (2021)
degan pelaksanaan saat ini (Indriati & Dkk, berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan dan
2015:25). pemantauan yang dilakukan meliputi sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelaksanaan program, pemantauan berat program. Di kedua posyandu orang tua balita
badan balita setiap bulan dan bimbingan teknis sasaran belum melakukan pencatatan terhadap
kepada kader posyandu. Dalam penelitian pola makan dan daya terima MT Pemulihan.
ini, menemukan jika pemantauan komsumsi Menurut bidan desa Sukolilo dan Kedumulyo
paket makanan tambahan dan pengukuran tersebut disebabkan orang tua merasa terlalu
antropometri seperti penimbangan berat diberatkan untuk mencatat setiap penerimaan
badan, pengukuran panjang/tinggi badan paket dan makanan yang dikonsumsi anaknya.
yang dipantau melalui KMS sesuai dengan Pencatatan oleh kader mengenai perkembangan
usia anak waktu ditimbang untuk melihat status gizi balita dilakukan pada waktu yang
apakah mengalami kenaikan atau penurunan. bertepatan dengan pelaksanaan posyandu atau
Kader posyandu madya menyebutkan bahwa saat kunjungan atau home visit.
pengukuran dan penimbangan dilakukan saat Setelah kegiatan pencatatan selesai, hasil
posyandu maupun ketika ada kunjungan ke tersebut dilaporkan kepada tingkatan yang
rumah orang tua balita sasaran. Sedangkan lebih atas. Pelaporan dilakukan selama sekali
kader posyandu mandiri menyebutkan dalam satu bulan. Pertama dilakukan oleh kader
kegiatan tersebut dilakukan saat posyandu saja. posyandu ke bidan desa kemudian dari laporan
Diketahui jika terdapat anggota keluarga yang tersebut puskesmas melalui TPG menerima dan
ikut menghabiskan paket makanan tambahan merekap laporan. Setelah itu, tenaga pelaksana
pemulihan yang seharusnya dikonsumsi oleh gizi puskesmas Sukolilo 1 melaporkan
balita gizi kurang. hasil pencatatan ke pihak Dinas Kesehatan
Bimbingan teknis dilakukan oleh bidan Kabupaten Pati melalui formulir bantu dan juga
desa memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan dengan sistem digital yaitu e-PPGBM. Namun
dan kemandirian para kader mengingat peran pelaporan oleh kader posyandu dan bidan
kader posyandu penting dalam pelaksanaan desa belum mengacu pada petunjuk teknis
pemantauan, pasalnya seluruh kegiatan sehingga tidak ada keseragaman pelaporan
bidan yang berkaitan dengan posyandu antara posyandu madya Desa Sukolilo dan
melibatkannya. Bidan Desa Sukolilo dan posyandu mandiri Desa Kedumulyo. Penelitian
Kedumulyo, kader posyandu ikut andil dalam oleh Ratna Indriati, dkk (2015) di puskesmas
pengukuran berat badan dan panjang/tinggi Se-Kabupaten Wonogiri ketidaksesuaian
badan balita sasaran dan pemberitahuan jadwal pelaporan disebabkan tidak adanya format
pelaksanaan program baik PMT-P maupun baku untuk pencatatan dan pelaporan yang
posyandu dilakukan dengan baik oleh kader ditetapkan oleh pihak puskesmas (Indriati &
posyandu. Dkk, 2015:25).
Pemantauan perkembangan balita Pencatatan dan pelaporan mengenai
sasaran juga dilakukan oleh tenaga pelaksana gizi kendala selama pelaksanaan program yaitu
puskesmas. Petugas gizi puskesmas melakukan adanya fluktuasi dana desa juga berpengaruh
kunjungan ke rumah balita yang dilaporkan pada paket makanan tambahan pemulihan
gizi kurang dan melakukan konseling serta bagi balita gizi kurang. Dalam kondisi ini
pengukuran ulang. Kepala puskesmas juga kinerja kader dan bagaimana kaderisasi
melakukan pemantauan program PMT-P oleh bidan desa terhadap kader posyandu
di posyandu. Kepala puskesmas memantau menunjukkan bahwa Desa Sukolilo memiliki
dalam bentuk laporan dari bidan desa dan kader dengan kemandirian yang lebih
melakukan pengecekan langsung ke lapangan. dibandingkan Desa Kedumulyo. Hal tersebut
Terdapat ketidaksesuaian dalam konsumsi ditunjukkan sistem pencatatan dan pelaporan
paket makanan, dimana anggota keluarga ikut kader posyandu madya desa sukolilo setelah
mengonsumsi paket tersebut. Hal tersebut pelaksanaan penimbangan dan pengukuran
dapat dijadikan sebagai kendala tercapainya saat posyandu maupun kunjungan rumah
keberhasilan program. langsung diserahkan kepada bidan desa dan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di akhir bulan tetap memberikan laporan
342
Eka May Salama Putri, Bambang Budi Rahardjo / Program Pemberian Makanan / IJPHN (1) (3) (2021)
343
Eka May Salama Putri, Bambang Budi Rahardjo / Program Pemberian Makanan/ IJPHN (1) (3) (2021)
344
Eka May Salama Putri, Bambang Budi Rahardjo / Program Pemberian Makanan / IJPHN (1) (3) (2021)
345