Anda di halaman 1dari 8

e-Journal W M M J

Warmadewa Minesterium Medical Journal


Vol. 1 No.3 | September 2022 | Hal. 68-75

E ISSN: 2828-6138
P ISSN: 2829-0127 Terbit: 28/09/2022

PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PERBAIKAN GIZI DI


BANJAR GADUNGAN, DESA BRESELA, KECAMATAN PAYANGAN
1
Komang Trisna Sumadewi, 2Saktivi Harkitasari, 3Asri Lestarini
1*
Bagian Anatomi-Histologi
2
Bagian Neurologi
3
Bagian Fisiologi-Biokimia
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
*
Email: drtriscel@gmail.com

Abstrak

Di Indonesia kekurangan gizi kronik menjadi salah satu fokus pemerintah. Stunting merupakan gangguan
tumbuh pada anak balita ditandai dengan anak terlalu pendek untuk usianya. Pada tahun 2019, angka
prevalensi kasus stunting pada balita di kabupaten Gianyar sebesar 12,1%. Hal ini menyebabkan perlunya
pembinaan pada desa dengan angka stunting yang cukup tinggi termasuk Desa Bresela. Berdasarkan
wawancara dan observasi, didapatkan minimnya pengetahuan mitra mengenai stunting, gizi seimbang dan cara
mengolah makanan untuk memenuhi gizi seimbang. Melalui program pengabdian kepada masyarakat
diharapkan terdapat peningkatan pengetahuan mitra mengenai stunting dan gizi seimbang serta cara mengolah
makanan untuk memenuhi gizi anak sesuai usianya. Metode yang digunakan adalah focus group discussion
(FGD) untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh mitra, dialog interaktif bertujuan memberikan
edukasi mengenai solusi permasalahan yang dihadapi oleh mitra serta pelatihan dan pendampingan dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam menyusun menu makanan yang dilakukan secara berkelanjutan
disertai monitoring dan evaluasi setiap bulannya. Program ini terlaksana dengan baik berdasarkan waktu
pelaksanaan, partisipasi dan kerjasama yang baik antara mitra dan tim pelaksana. Sarana yang dibutuhkan dan
bahan kegiatan juga tersedia dengan baik dengan jumlah yang memadai selama kegiatan. Kegiatan praktek
simulasi, pelatihan dan pendampingan pengolahan makanan juga berlangsung baik. Mitra terlihat sangat
antusias dan telah berpartisipasi aktif serta kehadiran 100% dalam setiap kegiatan. Peningkatan pengetahuan
mitra (100%) mengenai stunting dan pencegahannya dapat dilihat dengan peningkatan nilai posttest
dibandingkan nilai pretest. Dari hasil observasi, dapat disimpulkan adanya peningkatan keterampilan mitra
dalam menyusun menu makan anak.

Kata Kunci: Pencegahan, Stunting, Desa Bresela

Abstract
[Stunting Prevention Through Nutrition Improvement in Banjar Gadungan, Bresela Village,
Payangan District]
Stunting is a growth disorder in toddlers characterized by children being too short for their age. In 2019, the
prevalence of stunting in children under five in the Gianyar district was 12.1%, so it is necessary to guide
villages with high stunting rates, including Bresela Village. Based on interviews and observations, it was found
that the community lack knowledge about stunting, balanced nutrition, and how to process food to meet
balanced nutrition. Through the community service program, it is expected to be able to increase partners'
knowledge and skills regarding stunting and balanced nutrition and how to process food to meet children's
nutrition according to their age. The method to be used is focus group discussion (FGD) to investigate
problems faced by partners, interactive dialogue to provide information about handling partners problems, as
well as training and mentoring to improve partner skills in preparing food menus that are carried out
constantly accompanied by monthly monitoring and evaluation. This program was perfectly implemented and
rated by consistent time implementation of activities, involvement, and good cooperation from the partners.
Simulation practice activities, training, and assistance in food processing also went well. Partners look very
enthusiastic and have actively participated and 100% attendance in every activity. Increased knowledge of
partners (100%) about stunting and its prevention can be seen by increasing the posttest value compared to
the pretest value. From the results of observations, it can be concluded that there is an increase in partner
skills in preparing children's menus.

Keywords: prevention, stunting, Bresela Village

Hal. 68 Warmadewa Minesterium Medical Journal | Vol. 1 No.3 | September| 2022


Pencegahan Stunting melalui Perbaikan Gizi di Banjar Gadungan, Desa Bresela, Kecamatan Payangan

PENDAHULUAN berakibat pada kegagalan pertumbuhan dan


Desa Bresela merupakan salah satu desa perkembangan balita yang ditandai anak
yang berada di wilayah Kecamatan terlalu pendek untuk usianya. Stunting baru
Payangan, Kabupaten Gianyar, Propinsi tampak stelah anak berusia 2 tahun yang
Bali. Karakteristik penduduk Desa Bresela disebabkan oleh kekurangan gizi yang
berdasarkan pendidikan antara lain pada terjadi sejak dalam kandungan.(4)
kelompok usia pendidikan dasar 7 tahun s/d Menurut WHO tahun 2016, prevalensi
16 tahun yang belum pernah sekolah balita pendek menjadi masalah kesehatan
sebesar 3%, sedang mengikuti pendidikan masyarakat apabila didapatkan angka
90% dan sisanya 7% tidak bersekolah. prevalensinya 20% atau lebih. Prevalensi
Untuk kelompok usia di atas 16 tahun yang stunting di Indonesia pada tahun 2013
belum pernah sekolah 2%, sedang sebesar 37,2%, kemudian mengalami
mengikuti pendidikan 4% dan sisanya 47% penurunan pada tahun 2018 menjadi
tidak bersekolah lagi, baik pada tingkat 30,8%. Tahun 2019, prevalensi kembali
lanjutan dan perguruan tinggi. Karakteristik mengalami penurunan menjadi 27,7%.
pendidikan masyarakat memperlihatkan Meskipun mengalami penurunan, angka
kualitas sumber daya manusia di desa tersebut masih jauh dari taerget nasional
tersebut. Sebagian besar penduduk Desa yaitu 14% pada tahun 2024. Berdasarkan
Bresela bekerja di sector pertanian (50%), hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun
sedangkan lainnya bekerja di sector 2015, sebesar 29% balita Indonesia
perdagangan (2%), industri rumah tangga termasuk kategori pendek, dengan
dan pengolahan (40%), sektor jasa (2%) persentase tertinggi juga di Propinsi Nusa
dan sektor lainnya seperti pegawai negeri, Tenggara Timur dan Sulawesi Barat.(5)
karyawan swata dari berbagai sektor Prevalensi stunting di Bali tahun 2017
(1.5%). sekitar 19,1% dan di Kabupaten Gianyar
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, sebesar 22,5%.(6) Oleh karena itu,
angka prevalensi kasus stunting pada balita Kabupaten Gianyar menjadi fokus
di Kabupaten Gianyar cukup tinggi yaitu pemerintah propinsi Bali pada tahun 2019
12,1%.(1) Kasus stunting terjadi di beberapa dalam menuntaskan stunting. Kekurangan
desa di wilayah Kabupaten Gianyar, salah gizi pada awal kehidupan akan
satunya adalah di Desa Bresela.(2) Saat ini, meningkatkan risiko adanya gangguan
pemerintah menitikberatkan pada perkembangan dan pertumbuhan. Di masa
penanggulangan stunting sehingga anak-anak dan remaja.(6)
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak Berdasarkan data yang diperoleh dari
Indonesia dapat tercapai secara optimal. Puskesmas Pembantu yang terdapat di
Stunting terjadi sejak awal kehidupan yang Desa Bresela, salah satu masalah kesehatan
menggambarkan status gizi kurang yang balita yang paling menonjol di desa ini
bersifat kronis pada masa pertumbuhan dan adalah masih adanya balita dengan gizi
perkembangan. Beberapa faktor yang kurang atau berat badan balita tidak
mempengaruhi stunting antara lain status meningkat setiap bulannya. Menurut data
soasial ekonomi keluarga, status gizi ibu tahun 2018, terdapat 55 balita di Banjar
hamil, pendidikan orang tua, sanitasi Gadungan dan 2 diantaranya mengalami
lingkungan serta pengetahuan orang tua gizi buruk. Dari hasil wawancara dengan
mengenai gizi balita.(3) bidan desa dan beberapa orang tua balita
Di Indonesia, perkembangan masalah didapatkan beberapa masalah terkait
gizi menjadi perhatian khusus karena program pencegahan stunting antara lain:
terjadi masalah gizi ganda. Masalah gizi 1. Informasi yang didapatkan oleh kader
ganda yang dimaksud adalah keadaan balita dan orang tua yang memiliki balita
dengan gizi kurang (indeks BB/U kecil dari mengenai stunting masing kurang
-2SD) dan gizi lebih (indeks BB/U lebih seperti tanda, penyebab dan dampak
dari 2SD). Kekurangan gizi kronik dapat stunting serta bagaimana pencegahan
menyebabkan kejadian stunting yang stunting.

Warmadewa Minesterium Medical Journal | Vol. 1 No.3 | September | 2022 Hal. 69


Pencegahan Stunting melalui Perbaikan Gizi di Banjar Gadungan, Desa Bresela, Kecamatan Payangan

2. Penyuluhan mengenai stunting yang Payangan, Kabupaten Gianyar, bidan desa,


pernah dilaksanakan kurang mampu seta kader yang berhubungan dengan
menarik minat masyarakat untuk program pencegahan stunting. Hal-hal yang
hadir sehingga informasi tidak dapat didiskusikan antara lain tujuan, manfaat,
diserap dengan maksimal. metode dan alur kegiatan serta rencana
3. Kemampuan kader yang masih monitoring/evaluasi. Pada tahap persiapan
terbatas dalam mengelola kegiatan ini juga didiskusikan rencana lokasi
yang lebih bervariasi dan kreatif pelaksanaan, sarana dan prasarana yang
sehingga antusias masyarakat akan digunakan selama kegiatan
meningkat. berlangsung sesuai matrik perencanaan
4. Pengetahuan masyarakat mengenai program pada table 1.
gizi seimbang bagi balita masih Pelaksanaan kegiatan meliputi:
rendah. Hal ini didapatkan a. Dialog interaktif dilaksanakan kepada
berdasarkan hasil wawancara secara masyarakat (kader, ibu hamil dan
langsung terhadap kader dan orang tua yang memiliki balita)
masyarakat yang menunjukan kesan dengan topik stunting guna
pengetahuan masyarakat mengenai meningkatkan tumbuh kembang anak
gizi balita masih kurang terutama sehingga dapat mencapai potensi
dalam pemilihan dan pengolahan maksimal.
makanan pendamping ASI bagi anak. b. Pemberdayaan mitra dalam
Ibu cenderung memberikan makanan mengelola program dilakukan dengan
pendamping ASI yang tidak sesuai memberikan pelatihan dan
dengan usia balita, teksturnya yang pendampingan bagi kader mengenai
tidak sesuai usia dan tidak rancangan dan program pencegahan
beragamnya jenis makanan yang stunting di kalangan ibu hamil dan
diberikan. ibu yang memiliki balita. Pelatihan
5. Kurangnya keterampilan masyarakat dilakukan dengan memberikan materi
mengenai cara mengolah bahan -materi yang terkait dengan stunting,
makanan yang mudah didapat dan tenaga professional yang kompeten
sehat untuk memenuhi kebutuhan gizi untuk memberikan materi mengenai
balita. Masyarakat juga cenderung stunting, sarana dan prasarana yang
tidak memberikan kudapan sehat dibutuhkan. Pelatihan menggunakan
yang dapat dibuat menggunakan menggunakan media penyuluhan
bahan makanan sehat. Hal tersebut seperti flyer dan pamflet, dialog
terjadi karena masyarakat kurang interaktif, serta video session.
memiliki pengetahuan dan c. Pemberdayaan mitra dalam
keterampilan untuk mengolah bahan mencegah stunting dilakukan dengan
makanan. memberikan pelatihan bagi kader
Berdasarkan narasi diatas, terdapat 3 mengenai pengolahan MPASI yang
fokus pendampingan yang akan dilakukan lebih bervariasi namun tetap sesuai
bersama mitra yaitu peningkatan gizi seimbang.
pengetahuan mitra mengenai stunting, Pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh
pelatihan dalam pengolahan bahan pihak Kelian Banjar Gadungan, Desa
makanan sesuai gizi seimbang dan Bresela, Kecamatan Payangan, Kabupaten
penyusunan program pencegahan stunting Gianyar, bidan Desa Bresela, dan
berkelanjutan. Puskesmas Pembantu Desa Bresela dalam
hal koordinasi kegiatan dan pelaksanaan
METODE kegiatan. Evaluasi meliputi evaluasi
Kerangka Kerja Pengabdian kehadiran, partisipasi aktif mitra,
Persiapan dilakukan dengan membandingkan pengetahuan dan
berkoordinasi bersama pihak Kelian Banjar kemampuan kader dalam pencegahan
Gandungan, Desa Bresela, Kecamatan stunting, evaluasi kepuasan ibu, dan

Hal. 70 Warmadewa Minesterium Medical Journal | Vol. 1 No.3 | September | 2022


Pencegahan Stunting melalui Perbaikan Gizi di Banjar Gadungan, Desa Bresela, Kecamatan Payangan

keterampilan menyusun menu serta pretest dan posttest sesuai matriks


mengolah MPASI sesuai gizi seimbang. perencanaan program. Pretest dan posttest
dikerjakan oleh mitra dan peserta
Analisis Data penyuluhan lainnya sebelum dan setelah
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program. Disamping itu, untuk
program dan capaian kegiatan, metode menilai peningkatan keterampilan mitra
yang digunakan adalah menggunakan juga dilakukan observasi secara berkala.

Tabel 1. Matriks Perencanaan Program

Metode Frekuensi
No Komponen Tujuan Indikator Target
Pengukuran Pengumpulan
1 Dialog Meningkatkan • Kehadiran ≥85% Absensi 1 kali
interaktif pemahaman • Partisipasi ≥50% Pengamatan 1 kali
mengenai masyarakat aktif
pentingnya
pencegahan
dan
pengendalian
stunting
2 Pelatihan Meningkatkan • pengetahuan • peningkatan • Kuesioner 2 kali
mitra pengetahuan mitra tentang pengetahuan pre & post
dan hipertensi test
kemampuan • program • Observasi 1 kali
mitra dalam pencegahan dan
pencegahan dan evaluasi
stunting pengendalian
stunting
3 Pengenalan Meningkatnya • pengetahuan • peningkatan • Kuesioner 2 kali
gizi seimbang pemahaman mitra tentang pengetahuan pre & post
dan bahan mitra, gizi seimbang test
makanan masyarakat dan bahan • Observasi 1 kali
sehat banjar dan makanan dan
orang-orang di sehat evaluasi
sekitarnya
mengenai gizi
seimbang dan
bahan
makanan sehat
yang mudah
didapat
4 Demonstrasi Meningkatkan • Keterampilan • Peningkatan • Observasi 1 kali
mengolah pengetahuan mitra keterampilan dan
bahan untuk mengenai cara evaluasi
menghasilkan mengolah
MPASI yang bahan
sesuai gizi makanan sehat
seimbang dengan mudah
untuk
membuat
makanan
pokok dan
kudapan balita

Warmadewa Minesterium Medical Journal | Vol. 1 No.3 | September | 2022 Hal. 71


Pencegahan Stunting melalui Perbaikan Gizi di Banjar Gadungan, Desa Bresela, Kecamatan Payangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Nilai pre-test dan post-test


Kegiatan pencegahan stunting ini diawali
dengan berkoordinasi serta melakukan Mitra Nila Pre Nilai Post
sosialisasi kegiatan pada pihak terkait. test test
Koordinasi dan sosialisasi melibatkan pihak Mitra 1 7 10
-pihak yang akan berpartisipasi dan Mitra 2 6 10
berkontribusi dalam pencegahan stunting di
Banjar Gadungan, Desa Bresela. Mitra Mitra 3 6 10
yang dipilih adalah kader posyandu Mitra 4 7 10
sebanyak 10 orang. Disamping mitra,
kegiatan ini juga dihadiri oleh orang tua Mitra 5 8 9
yang memiliki anak balita di Banjar Mitra 6 7 10
Gadungan, Desa Bresela. Pada pertemuan
ini disampaikan mengenai tujuan dan Mitra 7 7 9
manfaat kegiatan pengabdian ini dalam Mitra 8 6 10
mencegah stunting, mekanisme kegiatan
pengabdian dan rencana monitoring dan Mitra 9 7 10
evaluasi kegiatan. Pada tahap persiapan Mitra 10 8 10
juga didiskusikan mengenai tempat
kegiatan edukasi dan pelatihan serta sarana Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
dan prasarana yang diperlukan. hasil penilaian pretest dan postest seluruh
Pelaksanaan kegiatan meliputi: mitra 100% mengalami peningkatan.
a. Pengarahan pendahuluan
Tahap ini meliputi presensi dan
pembagian silabus kegiatan serta
menjelaskan setiap poin kegiatan.
Kegiatan ini dihadiri oleh 10 kader
posyandu Tingkat kehadiran mitra
adalah 100%.
b. Pretest dan posttest
Penilaian pretest dan posttest
menggunakan pertanyaan yang terdiri
dari 15 soal mengenai stunting, deteksi Gambar 1. Pelaksanaan Pretest sebelum penyuluhan
dini stunting dan pencegahan stunting.
Pretest dilakukan sebelum pemberian c, Focus Group Discussion (FGD)
materi (gambar 1) sedangkan posttest Metode FGD dipilih untuk
dilaksanakan setelah seluruh mengidentifikasi masalah mitra sehingga
pemberian materi selesai. Hasil pretest terkumpul data yang dibutuhkan oleh
dan posttest seluruh mitra ditunjukkan tim pelaksana. Kegiatan ini berlangsung
pada tabel 2. selama 60 menit. Dalam FGD ini

Hal. 72 Warmadewa Minesterium Medical Journal | Vol. 1 No.3 | September | 2022


Pencegahan Stunting melalui Perbaikan Gizi di Banjar Gadungan, Desa Bresela, Kecamatan Payangan

dijelaskan mengenai stunting dan dengan memberikan uraian slide tentang


program pencegahannya, serta stunting meliputi definisi, gejala, deteksi
menelusuri fenomena, persepsi, dan dini dan pencegahan. Kegiatan ini
pandangan mitra mengenai peran terlaksana dengan baik sesuai rencana
posyandu, program posyandu dan peran dan dihadiri oleh seluruh mitra serta
serta kader dalam mencegah stunting. orang tua balita. Peserta berperan aktif
Pada pelaksanaan FGD didapatkan dengan melontarkan banyak pertanyaan
karakteristik mitra sesuai tabel 3. serta pendapat-pendapat yang muncul.
e. Demonstrasi mengolah bahan makanan
Tabel 3. Karakteristik Mitra untuk membuat MPASI yang sesuai
Usia Status dengan gizi seimbang (gambar 2).
No Mitra
(tahun) Pendidikan
1 27 SMA Mitra 1
2 30 SMA Mitra 2
3 45 SMA Mitra 3
4 39 SMA Mitra 4
5 35 SMA Mitra 5
6 36 D3 Mitra 6
7 31 D2 Mitra 7
Gambar 2. Demonstrasi pengolahan bahan makanan
8 40 D1 Mitra 8
9 37 D1 Mitra 9 f. Perancangan pelaksanaan program
pencegahan stunting
10 37 D1 Mitra 10 Perancangan jadwal pelaksanaan
d. Penyuluhan dan dialog interaktif tentang program pencegahan stunting
stunting dilaksanakan oleh kelompok mitra
Penyuluhan dilakukan kepada mitra dan kader posyandu di Banjar Gadungan
orang tua yang memiliki anak balita Desa Bresela dengan skema umum
yang mereka rancang sesuai tabel 4.

Tabel 4. Rancangan program pencegahan stunting oleh mitra


Jenis
No Program Kegiatan Teknis Pelaksanaan Sasaran
program
1. Posyandu rutin • Bekerjasama dengan puskesmas Balita Ikutan
mengadakan posyandu rutin.
• Di masa pandemic Covid-19, posyandu
dilaksanakan dengan sistem jemput bola
sesuai jadwal secara bergiliran
2. Penyuluhan mengenai • Memberikan penyuluhan secara Orang Komplementer
mengolah bahan bergiliran bersama dengan kegiatan tua balita
makanan untuk posyandu
membuat MPASI
sesuai gizi seimbang
secara rutin
3. Penyuluhan mengenai • Pola asuh berkaitan juga dengan Orang Rintisan
pola asuh kejadian stunting sehingga penyuluhan tua balita
mengenai pola asuh perlu dilakukan
• Penyuluhan mengenai pola asuh
dilakukan bersamaan dengan pengenalan
bahan makanan bergizi

Warmadewa Minesterium Medical Journal | Vol. 1 No.3 | September | 2022 Hal. 73


Pencegahan Stunting melalui Perbaikan Gizi di Banjar Gadungan, Desa Bresela, Kecamatan Payangan

g. Monitoring dan Evaluasi mampu menyusun makanan sesuai gizi


Monitoring dan evaluasi dilakukan seimbang serta mengolah makanan
berdasarkan partisipasi aktif para kader, pendamping ASI yang lebih bervariasi.
membandingkan nilai pre-test dan post- Mitra juga sudah mampu menyebarkan
test untuk mengevaluasi peningkatan informasi mengenai stunting dan
pengetahuan serta melakukan observasi melatih ibu-ibu lain di sekitar Banjar
untuk menilai keterampilan mitra dalam Gadungan untuk mengolah makanan
mengolah makanan. Kepuasan mitra yang lebih bervariasi namun tetap
terhadap pelaksanaan kegiatan serta memperhatikan komposisi gizinya.
keberlanjutan program kedepannya di Keberlanjutan program sangat
Banjar Gadungan, Desa Bresela juga diharapkan bisa terus berjalan pada
menjadi salah satu aspek yang wilayah mitra untuk menurunkan angka
diperhatikan dalam melaksanakan stunting di Kabupaten Gianyar.
monitoring dan evaluasi. Dari hasil Dengan adanya kegiatan program
monitoring dan evaluasi terhadap pengabdian dan pendampingan di Banjar
kegiatan pendampingan dan pelatihan Gadungan, Desa Bresela, maka tahapan
ini, dapat disimpulkan kegiatan telah kegiatan selanjutnya dapat dilihat pada
berjalan dengan baik. Mitra sudah tabel 5.

Tabel 5. Rencana Kerja Selanjutnya

No Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan


ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5

1. Posyandu 1 Posyandu 2 Posyandu 3 Posyandu 4 Follow up


pelaksanaan
program dan
perkembangan
orang tua balita
dalam mengolah
makanan
2. Penyuluhan Penyuluhan Penyuluhan Penyuluhan
bahan makanan bahan makanan bahan makanan bahan makanan
bergizi bergizi bergizi bergizi

3. Penyuluhan Penyuluhan Penyuluhan Penyuluhan


mengenai pola mengenai pola mengenai pola mengenai pola
asuh asuh asuh asuh

4. Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan


pengolahan pengolahan pengolahan pengolahan
bahan makanan bahan makanan bahan makanan bahan makanan

SIMPULAN dibandingkan dengan nilai pretest setelah


Mitra telah mampu melakukan kegiatan dilakukan penyuluhan dan pelatihan serta
program pencegahan stunting di Banjar pendampingan sebesar 100%. Dari hasil
Gadungan, Desa Bresela. Kelompok mitra observasi, dapat disimpulkan adanya
berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan peningkatan keterampilan mitra dalam
dengan persentase kehadiran 100%. menyusun menu makan anak.
Terdapat peningkatan nilai posttest bila
Hal. 74 Warmadewa Minesterium Medical Journal | Vol. 1 No.3 | September | 2022
Pencegahan Stunting melalui Perbaikan Gizi di Banjar Gadungan, Desa Bresela, Kecamatan Payangan

UCAPAN TERIMA KASIH 3. Ni’mah, K., Nadhiroh, S.R. 2015. Faktor


Ucapan terima kasih disampaikan yang Berhubungan dengan Kejadian
kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Stunting pada Balita. Media Gizi
Kesehatan Universitas Warmadewa, Indonesia. Vol 10(1): 13-19
seluruh aparat Desa Bresela dan mitra di 4. Kemenkes. 2018. Pemerintah Fokus
Banjar Gadungan, Desa Bresela, Cegah Stunting di 100 Kabupaten/Kota.
Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar Diakses pada: 25 Maret 2020. (http://
yang telah membantu dan mendukung www.depkes.go.id/article/
pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. view/18040700003/pemerintah-fokus-
cegah-stunting-di-100-kabupaten-
DAFTAR PUSTAKA kota.html)
1. Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) 2018. 5. Teja, M. 2022. Percepatan Penurunan
Badan Penelitian dan Pengembangan Prevalensi Stunting 14%. Info Singkat.
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. 14(13): 25-30
http://www.depkes.go.id/resources/ 6. Kamayana, P., Ani, L., Weta, W. 2021.
download/infoterkini_rakorpop_2018/ Kejadian dan Faktor Risiko Stunting
Hasil%20Riskesdas%202018.pdf pada Balita di Desa Taro, Kecamatan
(diakses pada 14 Maret 2020) Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Jurnal
2. Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Medika Udayana. 10(4): 3-5
Bali. 2019. Peran Desa Mengatasi
Stunting di Bali. https://
www.diskes.baliprov.go.id/peran-desa-
mengatasi-stunting-di-bali/ (Diakses
pada: 25 Januari 2020)

Warmadewa Minesterium Medical Journal | Vol. 1 No.3 | September | 2022 Hal. 75

Anda mungkin juga menyukai