Karangasem
Latar Belakang
Desa Ababi, Kabupaten Karangasem, merupakan suatu wilayah yang memiliki potensi besar
dalam sektor peternakan, terutama ayam 'Pejantan' Bali. Namun, dalam perkembangannya,
desa ini menghadapi berbagai tantangan yang membatasi potensi pertumbuhannya. Data
kuantitatif menunjukkan bahwa jumlah khalayak tujuan di Desa Ababi mencapai 2.500
orang, dengan mayoritas terlibat dalam sektor pertanian dan peternakan.
Kepala desa di desa ababi, yakni I Wayan Siki menjelaskan bahwa pada tingkat partisipasi,
terdapat kurangnya keterlibatan pemuda desa dan mahasiswa dalam mendukung
pengembangan sektor ini. Sebagai contoh, hanya 20% pemuda desa yang terlibat aktif
dalam kegiatan pertanian, sedangkan mahasiswa yang terlibat dalam inisiatif desa hanya
mencapai 5%. Pemahaman teknologi digital di kalangan masyarakat desa masih terbatas,
menghambat optimalisasi pengelolaan peternakan. Data tersebut telah dikumpulkan melalui
wawancara secara langsung.
Dalam konteks luas wilayah kegiatan, Desa Ababi memiliki luas lahan peternakan sekitar 50
hektar, dengan sebagian besar digunakan untuk beternak ayam 'Pejantan' Bali. Meskipun
potensinya besar, volume produksi ayam 'Pejantan' belum mencapai tingkat optimal,
mempengaruhi ekonomi lokal. Karakteristik desa yang terpencil dan kurangnya konektivitas
digital menjadi hambatan utama dalam mendukung pertumbuhan sektor peternakan.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu warga yakni I Ketut
Semadiyasa, S.Pd. yang berprofesi sebagai peternak ayam pejantan bali dengan jumlah
ayam tertinggi saat ini, mengatakan bahwa di desa Ababi rata rata masyarakatnya bekerja di
bidang peternakan, terutama ayam bali. Tetapi mereka kesulitan melakukan ekport maupun
import ayam terutama ayam pejantan dikarenakan kurangnya koneksi atau informasi yang
bisa diakses dari luar dalam hal ecport maupun import ternak ayam pejantan.
Social project "SI SIAP: Sistem Komputerisasi Inventory Ayam 'Pejantan' Bali di Desa Ababi,
Kabupaten Karangasem" hadir sebagai solusi inovatif. Ide ini melibatkan penerapan
teknologi digital untuk membangun sistem komputerisasi yang dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas dalam pengelolaan peternakan ayam 'Pejantan' Bali. Google Maps
memperlihatkan lokasi Desa Ababi dan membantu memvisualisasikan jangkauan wilayah
kegiatan.
Sistem ini akan melibatkan kolaborasi antara mahasiswa, pemuda desa, dan masyarakat
setempat. Mahasiswa akan memberikan pelatihan terkait penggunaan sistem kepada
pemuda desa dan peternak lokal, menciptakan keterlibatan yang berkelanjutan. Dengan
memanfaatkan teknologi digital, social project ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi
pengelolaan peternakan, mempercepat proses identifikasi kebutuhan ayam, dan
mengoptimalkan pasokan pakan.
Pendekatan inovatif ini diharapkan dapat menjadi pembeda signifikan dari solusi tradisional.
Social project "SI SIAP" diarahkan untuk memberikan dampak positif pada pertumbuhan
ekonomi lokal, meningkatkan keterlibatan pemuda dan mahasiswa dalam sektor pertanian,
serta memberdayakan masyarakat desa dengan pengetahuan teknologi digital untuk
mendukung keberlanjutan sektor peternakan ayam 'Pejantan' Bali di Desa Ababi.
Identifikasi Permasalahan
Masyarakat Desa Ababi dihadapkan pada beberapa permasalahan utama yang menjadi
hambatan dalam pengembangan sektor peternakan ayam 'Pejantan' Bali. Pertama,
keterbatasan keterlibatan pemuda desa dan mahasiswa dalam kegiatan pertanian
menyebabkan kurangnya sumber daya manusia yang mendukung inovasi dan
pembaharuan di sektor tersebut. Hanya 20% pemuda desa yang aktif terlibat, sementara
mahasiswa yang berpartisipasi mencapai 5%. Keterlibatan mereka sangat penting untuk
membawa ide-ide segar dan pengetahuan baru yang dapat meningkatkan produktivitas
peternakan. Selain itu, kurangnya pemahaman teknologi digital di kalangan masyarakat
desa menjadi permasalahan krusial. Meskipun teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi
pengelolaan peternakan, pemahaman terbatas menghambat penerapan inovasi ini secara
optimal. Terakhir, karakteristik terpencil dan kurangnya konektivitas digital di desa
menciptakan kendala dalam akses terhadap informasi dan pelatihan yang dibutuhkan.
Semua permasalahan ini bersama-sama memberikan tantangan serius terhadap
pertumbuhan sektor peternakan di Desa Ababi.
adapun solusi dalam memecahkan masalah tersebut. solusi-solusi yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
Selain itu, adapun indikator keberhasilan yang ingin dicapai sejalan dengan proposal project
ini, yaitu sebagai berikut.
1. Peningkatan persentase pemuda desa yang terlibat dalam kegiatan pertanian dan
partisipasi mahasiswa dalam inisiatif desa.
2. Peningkatan tingkat pemahaman dan adopsi teknologi digital di kalangan
masyarakat desa, terutama dalam pengelolaan peternakan
3. Peningkatan volume produksi ayam 'Pejantan' Bali dan peningkatan ekonomi lokal
melalui pengelolaan yang lebih efisien
Usulan Solusi
berdasarkan permaslaahan serta gambaran umum project yang telah dipaparkan, maka
Usulan Solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut.
1. Masyarakat yang Mendapatkan Manfaat
Masyarakat yang mendapatkan manfaat untuk sosial project ini yaitu masyarakat
Desa Ababi. seluruh masyarakat desa ababi, dapat menggunakan sistem informasi
berupa jumlahnya ayam pejantan di desa tersebut, dimana membelu atau menjual
ayam pejantan serta melakukan perhitungan profit bagi peternak ayam yang menjual
ayamnya ke penduduk desa.
2. Jumlah Masyarakat yang Menerima Manfaat
Tentunya seluruh masyarakat desa ababi akan menerima manfaat ini dikarenakan
sistem ini digunakan untuk Desa Ababi itu sendiri. jumlah tersebut dapat dihitung
sekitar 2,500an orang. Akan tetapi dalam tahapan pelaksanaan sosial project akan
diambil beberapa orang untuk dilakukan sosialisasi secara langsung sesuai dengan
tahapan dan ketentuan dari sosial project ini.
3. Lokasi Sosial Project
LOkasi sosial project yakni dilakukan di kantor desa ababi, yaang beralamat sebagai
berikut:
Banjar DInas: Ababi
Kabupaten: Karangasem
Kecamatan: Abang
Provinsi: Bali
Koede Post: 80852
Geotagging: 8°24'14"S 115°35'13"E
Gambar Kantor Desa:
Langkah-Langkah Implementasi
Waktu yang akan dihabiskan untuk melakukan implementasi ke masyarkat secara langsung
yakni 1 bulan 20 hari. dengan waktu tersebut, dilakukan tahapan tahapan sebagai berikut.
1. Tahapan Observasi Lanjutan
Pada tahapan ini, kami sebagai tim sosial project akan melanjutkan observasi
mengenai tempat atau lingkungan implementasi yang akan dilakukan serta berbagai
tempat pengujian alat atau sistem yang sudah kami bangun. pada tahapan ini kami
akan memperoleh berbagai data selain tempat, yakni suasana kerja, sistem
kependudukan, jumlah penduduk yang berprofesi sebagai peternak dan lain
sebagainya.
2. Tahapan Pengumpulan Alat dan Bahan
Pada tahapan ini kami akan segera mengumpulkan bahan dan alat yang diperlukan
untuk membangun sistem berdasarkan sosial project yang kami usulkan. alat dan
bahan tersebut telah dilakukan list yang tertera di bagian cara pembuatan alat.
kesleuruhan alat dan bahan ini akan diimplementasikan sesuai dengan tahapan
pengembangan sistem yang telah dijelaskan sebelumnya.
5. Tahapan Sosialisasi
Jika tahap pengujian sudah selesai maka selanjutnya akan dialkukan sosialisasi
kepada masyarakat, masyarakat yang dipilih kurang lebih sekitar 20 orang.
sosialisasi dialkukan secara langsung di tempat implementasi yakni di kantor Desa
Ababi. sosialisasi ini nantinya juga melibatkan kepala desa secara langsung dan
beberapa penduduk desa yang memiliki usaha ternak ayam pejantan.
6. Perpisahan
pada tahap ini adalah tahap terakhir pelaksanaan sosial project di tempat
implementasi. pada tahapan ini akan dilakukan acara perpisahan, penyampaian
kesan dan pesan serta memberikan kenang kenangan kepada beberapa pihak yang
terlibat dan membantu melancarkan sosial project ini. Tidak lupa kami mengucapkan
undur diri kepada kepala desa dan masyarakat di Desa Ababi.
Proses Pelaksanaan
Pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat 4 jenis pengguna sistem. Pertama,
pengguna dapat melakukan pencarian informasi mengenai beberapa tempat peternak ayam
yang ada di desa ababi. Kemudian peternak juga dapat menghubungi perternak jika ingin
membeli ayam pejantan. Kemudian terdapat peternak yang dapat melakukan pemasukan
data berupa jumlah ayam yang diternak, jumlah ayam yang dijual, rating peternak serta
beberapa ulasan yang diinputkan oleh pengguna sebelumnya ketika telah menjual ayam
ternaknya.
Selain itu terdapat admin yang mengatur segala sistem, baik pemasukan ayam ternak ke
peternak dari luar desa, maupun data keluar yang dibeli oleh diluar desa. Dengan sistem
informasi ini, maka admin akan lebih mudah melakukan pemantauan transaksi yang
dilakukan secara ilegal di desa ababi. Ketika terdapat sumbangan ayam ternak dari
organisasi luar atau dari pemerintah. admin dapat melakukan persetujuan dengan kepala
desa dengan mengirimkan surat persetujuan.
Kemudian terdapat kepala desa yang disini hampir sama fungsinya dengan admin. akan
tetapi yang membedakannya adalah, kepala desa dapat memberikan persetujuan dengan
melakukan tanda tangan secara online terhadap kerjasama atau bantuan yang didapatkan
dari luar Desa Ababi. dengan adanya sistem seperti ini, kepala desa juga lebih mudah
dalam hal pemantauan penduduk desanya yang melakukan peternakan ayam pejantan.
Timeline Pelaksanaan
1 Observasi Lanjutan
2 Pengumpulan alat dan
bahan
3 Implementasi
4 Pengujian
5 Sosialisasi
6 Perpisahan
7 Penyusunan dan
pelaporan akhir
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 7 kegiatan yang dilakukan selama
tanggal 16 desember 2023 sampai dengan 16 February 2024. Pada keseluruhan kegiatan
tersebut dapat dijelaskan bahwa tahap observasu lanjutan akan dilakukan di bulan
desember secara langsung menuju lokasi soial project. Selanjutnya, akan dilakukan
pengumplan alat dan bahan yang dilakukan selama 1 minggu terhitung dari tanggal 24-29
Desember 2023. Kemudian dilakukan tahapan implementasi yang dilakukan selama 4
minggu, terhitung dari 24 Desember 2023 sampai dengan 24 Januari 2024.
Setelah itu dilakukan pengujian yang dilakukan selama 2 minggu terhitung dari 20 - 31
januari 2024. Kemudian, sosialisasi yang dilaksanakan di akhir januari yakni 31 Januari
2024 sampai dengan 7 February 2024. Selanjutnya dilakukan acara perpisahan selama 1
hari pada tanggal 8 February 2024. Dan terakhir dilakukan penyusunan serta pelaporan
akhir yang dimulai dari 31 Januari 2024hingga akhir jadwal sosial project yakni 16 Februari
2024
Manfaat Program
Program "SI SIAP: Sistem Komputerisasi Inventory Ayam 'Pejantan' Bali di Desa Ababi,
Kabupaten Karangasem" memberikan berbagai manfaat yang signifikan bagi masyarakat
dan lingkungan desa. Pertama, melalui implementasi sistem komputerisasi, program ini
membantu meningkatkan efisiensi pengelolaan peternakan ayam 'Pejantan' Bali, yang pada
gilirannya dapat menghasilkan peningkatan produksi dan pendapatan bagi peternak lokal.
Selain itu, pelatihan yang diberikan kepada pemuda desa dan peternak mengenai
penggunaan sistem menciptakan transfer pengetahuan dan keterampilan dalam
pemanfaatan teknologi digital. Ini memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk
memahami dan mengadopsi kemajuan teknologi, meningkatkan daya saing, serta membuka
peluang baru di sektor pertanian.
Solusi yang diimplementasikan melalui program "SI SIAP: Sistem Komputerisasi Inventory
Ayam 'Pejantan' Bali di Desa Ababi, Kabupaten Karangasem" memiliki aspek keberlanjutan
yang kuat dan berpotensi untuk menjadi program berkelanjutan di masa depan. Dengan
basis teknologi digital, sistem komputerisasi ini memberikan dasar yang solid untuk
pengembangan lebih lanjut sesuai dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut.
Adanya ruang untuk integrasi pembaruan perangkat lunak dan penambahan fitur baru
memastikan bahwa solusi ini dapat terus disesuaikan dengan kebutuhan peternakan dan
perkembangan industri pertanian di masa depan.
Pentingnya transfer pengetahuan kepada pemuda desa dan peternak lokal juga berperan
besar dalam keberlanjutan program. Dengan memperkuat kapasitas lokal, masyarakat Desa
Ababi dapat secara mandiri mengelola dan mengembangkan sistem ini lebih lanjut. Selain
itu, pendampingan yang dilakukan oleh tim proyek akan terus berlangsung untuk
memberikan dukungan teknis dan bimbingan, memastikan bahwa implementasi sistem
berjalan dengan baik dan memberikan manfaat maksimal. Keberlanjutan program tidak
hanya melibatkan faktor teknologi, tetapi juga melibatkan partisipasi dan pemahaman
berkelanjutan masyarakat. Dengan cara ini, program "SI SIAP" berpotensi menjadi model
yang dapat diterapkan di berbagai lokasi, memberikan manfaat yang lebih luas dan positif di
tengah-tengah masyarakat yang jauh lebih besar.
A. Investasi
B. Operasional
C. Lain-lain