Anda di halaman 1dari 26

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERTANIAN BERBASIS

WEB ‘AGROCARE’ SEBAGAI MEDIA EDUKASI DAN SOSIALISASI


PETANI KECAMATAN SURUH

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika

Diajukan Oleh:

AJI SANTOSA
A710170129

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MARET 2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan faktor penting bagi pendapatan daerah dan
negara, pembangunan ekonomi nasional pada abad ke-21 masih akan tetap
berbasis pertanian. Tahapan perkembangan ekonomi akan sejalan dengan
meningkatnya kegiatan jasa-jasa dan bisnis yang berbasis pertanian, yaitu
kegiatan agribisnis akan menjadi salah satu kegiatan unggulan pembangunan
ekonomi nasional dalam berbagai aspek yang luas.
Sebagian besar penduduk Indonesia saat ini bermata pencaharian sebagai
petani. Menurut (Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, 2021), jumlah
rumah tangga usaha pertanian bahkan mencapai 27,68 juta rumah tangga petani
yang terbagi ke dalam beberapa subsektor mulai dari padi, palawija, hortikultura,
perkebunan, kehutanan, peternakan sampai budidaya perikanan. Petani sebagai
pemeran penting dalam salah satu subsistem yaitu subsistem budidaya (on farm)
ini tentunya memiliki tugas dan fungsi sendiri di dalam suatu sistem pertanian.
Namun, pentingnya peran petani dalam sistem pertanian tidak berbanding lurus
dengan kesejahteraan petani itu sendiri, sebagaimana terlihat dari jumlah petani
yang merupakan rumah tangga pertanian pengguna lahan hanya menguasai
lahan sebesar kurang dari 0,5 hektar. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas
petani yang tergolong petani kecil mencapai 58,73 persen (Badan Pusat Statistik
Kabupaten Semarang, 2021)).
Ketika melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Pandean
Kecamatan Suruh Kabupaten, peneliti melihat bahwa para petani di daerah
tersebut sering mengalami beberapa masalah seperti, kurangnya edukasi petani
mengenai cara yang tepat untuk mengatasi masalah hama dan penyakit yang
menyerang tanaman yang mengakibatkan petani seringkali menggunakan
pestisida secara berlebihan yang berakibat pada kerusakan lingkungan. Permasa
petani Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang juga masih belum
mengalokasikan faktor-faktor produksi secara efisien dan efektif. Tidak adanya
koordinasi antar petani dan kurangnya edukasi bagi para petani membuat laju
perkembangan pertaninan kurang maksimal, kurangnya manajemen untuk para
petani dan tahap pasca panen, yaitu “Rangkaian kegiatan yang dimulai dari
pengumpulan hasil panen, proses penanganan pascapanen hingga produk siap
dihantarkan ke konsumen” PERMENTAN No.73/Permentan/OT.140/7/2013.
Hal-hal tersebut adalah masalah umum yang sering dialami oleh para petani di
Kecamatan Suruh. Hal ini di karenakan tidak adanya wadah untuk para petani
sebagai media diskusi dan berbagi informasi. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas petani dengan
membuat wadah sebagai media komunikasi sehingga permasalahan di budidaya,
pengendalian penyakit dan pascapanen. dapat teratasi.
Sistem Informasi E-Farming berbasis web merupakan salah satu bentuk
digitalisasi kegiatan usaha tani untuk meningkatkan produktivitas agar
keuntungan menjadi lebih tinggi. Produksi dan produktivitas tidak lepas dari
faktor-faktor produksi yang dimiliki petani untuk meningkatkan produksi hasil
panennya. Dengan konsep yang bisa diterapkan untuk memberikan informasi
berupa data variabel penunjang keputusan kelayakan produktifitas hasil
pertanian berupa data dalam bentuk digital. Menurut (Burhan 2018) . Menurut
(Burhan 2018) menjelaskan beberapa tantangan dalam pemanfaatan system
informasi untuk pengembangan pertanian adalah mengubah pembangunan
pertanian dari proses transfer teknologi ke proses memfasilitasi berbagai
komunikasi, informasi dan layanan, dengan tujuan akhir meningkatkan standar
hidup seluruh masyarakat pedesaan, kemudian layanan system informasi dapat
meningkatkan kondisi ekonomi penduduk yang berkontribusi pada ekonomi
pedesaan, dan meningkatkan produktivitas mereka dalam mengakses pasar
online, meningkatkan kekuatan negosiasi mereka melalui kontak langsung
dengan pembeli yang akan bermanifestasikan ke peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan.
Melalui pendekatan teknologi informasi, kondisi tersebut dapat dipenuhi
dengan adanya sistem informasi berbasis web yang memiliki fitur edukasi
sekaligus komunikasi antar petani agar para petani Kecamatan Suruh lebih
mudah dalam mengatasi permasalahan yang dialami. “AGROCARE” adalah
sebuah website berbasis komunitas yang memiliki fitur informasi edukasi SOP
penanaman dan pengolahan lahan, diskusi antar petani, penjualan produk hasil
panen, serta konsultasi kepada tenaga ahli pertanian mengenai hama dan
penyakit tanaman. Adanaya web ini diharapkan menjadi solusi bagi para petani
dalam menghadapi berbagai kendala yang selama in dihadapi sehingga
kesejahteraan dapat meningkat. Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk membangun sebuah system aplikasi berbasis web yang bernama
“AGROCARE” yang diharapkan mampu menjadi jawaban atas permasalahan
tersebut.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Tidak adanya wadah media komunikasi dan berbagi informasi bagi petani
di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
b. Kurangnya pemahaman petani di Kecamatan Suruh mengenai dampak
teknologi terhadap peningkatan hasil produksi pertanian.
3. Batasan Masalah
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam penelitian ini, permasalah akan
dibatasi sebagai berikut :
a. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan aplikasi sebagai wadah
diskusi dan pusat informasi pertanian.
b. Fitur yang ada di dalam aplikasi ini adalah informasi edukatif tentang
pertanian, diskusi antar petani, penjualan hasil panen, serta konsultasi
tentang masalah pertanian dengan para ahli.
c. Aplikasi yang disajukan berbentuk web.
4. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini diantaranya :
a. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman petani terhadap dunia teknologi
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Kecamatan Suruh?
b. Bagaimana membangun sistem informasi pertanian berbasis web yang dapat
menjadi wadah bagi para petani di Kecamatan Suruh?
5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui cara meningkatkan pemahaman petani terhadap dunia teknologi
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Kecamatan Suruh.
b. Menyediakan sebuah web sebagai wadah mencari dan berbagi informasi
untuk para petani dan menguji kelayakan website sebagai media pendorong
kemajuan pertanian di Kecamatan Suruh.
6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber teoritis
dalam bidang teknologi pertanian.
2) Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya khususnya
yang berkaitan dengan perancangan sistem teknologi informasi yang
bergerak di sector pertanian
3) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi,
pemikiran, dan ilmu pengetahuan kepada pihak lain yang
berkepentingan.
b. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini dapat digunakan dalam memadukan teknologi dan
pertanian di masa depan
2) Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi beserta wawasan bagi
pengembang baru untuk mendukung kemajuan pertanian Indonesia
dengan memanfaatkan teknologi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengembangkan sebuah system informasi berbasis website
adaptif yang menyesuaikan dengan device pengguna. Website berbasis
komunitas ini diperuntukkan sebagai media edukasi sekaligus sosialisasi yang
ditujukan untuk para petani di wilayah Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Pengembangan media ini berkaitan dengan penelitian terdahulu oleh M. Hamdan
Sobih (2009), dalam penelitian mengenai rancang bangun sistem informasi
pertanian bebrbasi web di kabupaten jombang. Hasil dari penelitian tersebut
adalah sistem mempunyai keunggulan pelayanan yaitu analisa pendapatan usaha
tani, dan pendapatan ramalan luas produksi hasil tani dari pranata, masatanam,
dan panen.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh (Wardhana et al., 2020) dalam
penelitian mengenai Perancangan Sistem Informasi E-Farming Berbasis Web
Untuk Mengetahui Tingkat Kelayakan Panen Pada Sektor Pertanian yang
berfokus pada pembuatan web yang memberikan layanan informasi berupa
sistem pengambilan keputusan petani dalam menentukan kelayakan hasil panen
mereka dengan melihat saat masa siklus produksi pertanian . Penelitian lain
dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1 Komparasi penelitian ini dengan penelitian terdahulu

Penelitian yang Kelemahan dan


Penelitian terdahulu
dikembangkan kekurangan penelitian

Ariq Cahya Wardhana, Yani Pada pengembangan


Mengembangkan
Nurhadryani, Sri Wahjuni sistem ini, pakar hanya
Knowledge
(2018) dengan judul dapat menambahkan
Management System
“KNOWLEDGE materi atau berbagi
berbasis web
MANAGEMENT SYSTEM pengetahuan dalam
mengenai
BERBASIS WEB bentuk teks yang
TENTANG BUDIDAYA pengetahuan budidaya membuat sistem terasa
HIDROPONIK UNTUK hidroponik membosankan.
MENDUKUNG SMART
SOCIETY”
mengembangkan Knowledge
Management System
berbasis web untuk
meningkatkan meningkatkan
pengetahuan budidaya
hidroponik

Nasir Suruali (2010) dengan


judul “PERANCANGAN
SISTEM INFORMASI e-learning harus
PEMBELAJARAN terlebih dahulu
Mengembangkan
BUDIDAYA RUMPUT didownload kemudian
aplikasi e-learning
LAUT DENGAN dibuka dengan aplikasi
berbasis web tentang
MULTIMEDIA BERBASIS lain yang membuat
budidaya rumput laut
WEB” mengembangkan sistem ini kurang
sistem informasi efisien.
pembelajaran mengenai
budidaya rumput laut.

Ariska Rosadi Al Rasyid Pada penelitian ini


Shodiq, Wahyu Budi Mengembangkan sistem masih dalam
Priatna, dan Nunung sistem informasi tahap perancangan dan
Kusnadi (2018) dengan agribisnis kedelai belumlah
judul “PERANCANGAN berbasis web di diimplementasikan.
SISTEM INFORMASI Kabupaten Grobogan Sehinnga pengaruh
AGRIBISNIS KEDELAI Jawa Tengah terhadap petani belum
BERBASIS WEB DI dapat dirasakan.
KABUPATEN
GROBOGAN, JAWA
TENGAH” mengembangkan
sistem informasi agribisnis
kedelai berbasis web untuk
petani Kabupaten Grobogan
Jawa Tengah

Diki Airlangga (2019)


dengan judul “SISTEM
Pada penelitian ini
INFORMASI KOMODITI
Mengembangkan substansi informasi
TANAMAN PANGAN
sistem informasi sistem kepada hal-hal
KABUPATEN KUANTAN
komoditi tanaman yang menjadi
SINGINGI BERBASIS
pangan berbasis web kebutuhan para pelaku
WEB” mengembangkan
di Kabupaten Kuantan usaha tani tanaman
sistem informasi berbasis
Singingi pangan masih sangat
web mengenai komoditi
kurang.
tanaman pangan di
Kabupaten Kuantan Singingi

Nabi Hasan (2012) dengan


Pada penelitian ini
judul “WEB-BASED
sistem yang dibangun
AGRICULTURAL
Mengembangkan berkonsep perpustakaan
INFORMATION
sistem informasi digital dengan referensi
SYSTEMS AND
perpustakaan data buku-buku dari Riset
SERVICES UNDER
Sistem Riset Pertanian Nasional
NATIONAL
Pertanian Nasional sehingga sistem ini
AGRICULTURAL
India berbasis web . lebih cocok digunakan
RESEARCH SYSTEM”
oleh para akademisi
mengembangkan sistem
untuk keperluan riset.
informasi berbasis web yang
menyediakan repositori data
badan Sistem Pertanian
Nasional India.

Penelitian ini berfokus


pada pembuatan web
yang memberikan
Francisco Javier Orellana,
layanan informasi
José del Sagrado , dan Isabel
berupa sistem
María del Águila (2011)
pengambilan keputusan
dengan judul “A WEB-
Mengembangkan petani dalam
BASED SYSTEM FOR
Knowledge menentukan kelayakan
INTEGRATED
Management System hasil panen mereka
PRODUCTION OF OLIVE
berbasis web dengan melihat saat
CULTIVATION”
mengenai budidaya masa siklus produksi
mengembangkan sistem
terpadu tanaman tanaman zaitun.
informasi berbasis web
zaitun. Artinya, sistem ini
mengenai budidaya zaitun
hanya berfokus pada
untuk meningkatkan
masa paskatanam dan
produktivitas tanaman
tidak menyelesaikan
zaitun.
permasalahan pasca
panen yang sering
dihadapi petani.

Gunawan Budiyanto, at all Pada penelitian ini,


(2018) dengan judul “WEB Mengembangkan sistem yang
BASED EXPERT SYSTEM sistem pakar diagnose dikembangkan untuk
FOR DIAGNOSING hama penyakit mendiagnosa hama
DISEASE PEST” tanaman pisang pernyakit pada tanaman
mengembangkan sistem berbasis web pisang didasarkan pada
pakar berbasis web untuk gejala-gejala umum,
diagnose dini hama penyakit sehingga kurang efisien
pada tanaman pisang. karena terkadang
tanaman terserang
penyakit dengan tanpa
gejala umum.

C. Y. N. Norasma, at all
(2013) dengan judul “WEB-
Mengembangkan Penelitian ini berfokus
BASED DECISION
sistem pendukung pada masa pascatanam
SUPPORT SYSTEM FOR
pengambilan berupa sistem
PADDY PLANTING
keputusan berbasis pengambilan keputusan
MANAGEMENT”
web mengenai petani dalam
mengembangkan sistem
manajemen menentukan kelayakan
pendukung pengambilan
penanaman padi hasil panen.
keputusan berbasis web
untuk manajemen
penanaman padi

Khdega A.Yosef Galala Pada penelitian ini,


(2019) dengan judul “WEB- sistem yang
BASED EXPERT SYSTEM Mengembangkan dikembangkan untuk
FOR DIAGNOSIS OF sistem pakar diagnosa mendiagnosa hama
DATE PALM DISEASES” penyakit tanaman pernyakit pada tanaman
mengembangkan sistem kelapa sawit berbasis kelapa sawit didasarkan
pakar berbasis web untuk web pada gejala-gejala
diagnose dini penyakit pada umum, sehingga kurang
tanaman kelapa sawit efisien

Perbedaan penelitian yang dibuat oleh penulis dalam penelitian ini adalah
system informasi yang tidak hanya berfokus pada pendataan siklus produksi
pertanian, namun system yang dikembangkan ini memberikan layanan system
informasi mengenai solusi hama & penyakit tanaman dengan data berupa
penilaian pakar untuk memberikan edukasi bagi para petani dalam mengatasi
hama & penyakit tanaman dengan cara berkonsultasi melalui menu chat, dan
pengelolaan pasca panen, dimana petani dapat mengunggah dan mnjual hasil
panen pada menu komunitas. Fitur yang disediakan dalam system ini berupa
gambar, data text, konsultasi dengan tenaga ahli pertanian, dan chat antar petani
untuk melakukan jual beli hasil panen atau sekedar berbagi informasi. Sitem ini
selanjutnya akan dikembangkan untuk membantu tata Kelola pertanian di
wilayah Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

2. Kajian Teori
a. Sistem Informasi
Menurut (Laudon. K.C, 2011), sistem informasi secara teknis merupakan
serangakaian komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan,
menyimpan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pengawasan di sebuah organisasi. Sistem
informasi juga membantu manajer dan karyawan dalam menganalisis
masalah, menggambarkan hal-hal yang rumit, juga menciptakan produk atau
inovasi baru. Sistem informasi berisi informasiinformasi penting berupa,
orang, tempat/lokasi, dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan
organisasi dan lingkungan luar organisiasi tersebut.
Sedangkan menurut (Leitch 2011) Sistem infromasi adalah suatu sistem
yang terdapat di dalam sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat managerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.

b. Web Komunitas
Dalam dunia teknologi yang pesat ini diperlukan suatu sistem yang bisa
memudahkan serta mempercepat penyampaian informasi secara luas, mudah,
dan cepat serta dapat diakses oleh siapapun. (Bekti 2015) berpendapat bahwa,
Website merupakan kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk
menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara,dan
atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-
masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.
Menurut (Rahmadi 2013) website adalah sejumlah halaman web yang
memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas
gambar, video atau jenis-jenis berkas lainnya.(Rahmadi 2013) membagi
website menjadi golongan kanan dan golongan kiri. Dalam website dikenal
dengan sebutan website dinamis dan website statis.
1) Website statis
Website statis adalah website yang mempunyai halaman konten yang
tidak berubah-ubah.
2) Website dinamis
Website dinamis merupakan website yang secara struktur ditujukan
untuk update sesering mungkin.
Pengertian komunitas menurut (Wahit 2005) ialah merupakan sekelompok
individu yang sama-sama tinggal pada wilayah tertentu, dan juga mempunyai
nilai-nilai keyakinan yang sama serta adanya minat yang juga relatif sama,
dan adanya saling interaksi antara yang satu dengan yang lain untuk mencapai
suatu tujuan bersama tertentu.
Dari uraian teori diatas peneliti menarik kesimpulan website komunitas
adalah sejumlah halaman web yang menjadi wadah untuk bersosialisasi
sekelompok individu yang memiliki kesamaan keyakinan, minat, dan wilayah
tinggal demi mencapai suatu tujuan tertentu bersama.

c. Agrocare
Agrocare sama dengan E-Farming (Elektronik Pertanian) merupakan
suatu konsep pengembangan dunia ICT yang secara garis besar sama dalam
peran di dunia pertanian. Farming atau lazimnya didefinisikan sebagai proses
kegiatan usaha dalam sektor pertanian mulai proses pratanam sampai dengan
pemasaran dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan lingkup
pertanian tersebut (Soekartawi, 2007)
AgroCare sendiri merupakan bentuk Sistem Informasi Pertanian yang
berisi database penilaian pakar mengenai hama & penyakit, informasi
pengolahan lahan, informasi nilai jual hasil pertanian, dan ruang interasksi
antar petani. Sistem informasi pertanian adalah sebuah system yang
memberikan informasi penting dan akurat di bidang pertanian yang ada pada
suatu daerah tertentu sebagai sistem penunjang bagi pengguna terutama
petani dalam menjalankan kegiatan di sektor pertanian.

3. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan


Spesifikasi produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah website berbasis
HTML untuk petani di wilayah Kecamatan Suruh. Adapun spesifikasi produk
yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
a. Produk yang dikembangkan adalah aplikasi web PHP.
b. Informasi pada website adalah solusi masalah hama penyakit tanaman dari
tenaga ahli pertanian dan nilai jual hasil panen dalam satu siklus masa
tanam.
c. Website ini berisi :
1) Informasi mengenai hama penyakit tanaman dari tenaga ahli
pertanian.
2) Halaman konsultasi kepada tenaga ahli pertanian.
3) Informasi nilai jual hasil panen dalam satu siklus masa tanam
sebagai penunjang pengelolaan pasca panen.
4) Halaman komunitas sebagai media komunkasi antar petani.
d. Alur sistem ini adalah sebagai berikut :
Alur media pembelajaran yang berbasis website yang mana, jika user
belum memiliki akun maka dia harus mendaftar terlebih dahulu, namun
jika memiliki maka user perlu login terlebih dahulu. Website ini secara
garis besar berisi informasi pertanian dari masa sebelum tanam hingga
pasca panen, user yang telah login dapat mengakses segala informasi dan
melakukan konsultasi kepada tenaga ahli yang akan dijawab 1x24 jam.
Tenaga ahli adalah sukarelawan yang merupakan alumni pascasarjana
Universitas Gadjah Mada. Pada menu komunitas, antar pengguna dapat
berkomunikasi untuk berbagi pengalaman ataupun ilmu dengan topik
tertentu.

4. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


Sistem informasi pertanian berbasis website dapat mempermudah proses
transfer informasi karena dengan memanfaatkan jaringan, sebuah informasi
dapat diakses dari mana saja. Sebuah platform haruslah bersifat user friendly
yang artinya mudah untuk digunakan oleh pengguna baru. Permasalahan di
dunia pertanian seperti hama dan penyakit, setiap user tidak bisa dipukul rata
karena masalah tersebut merupakan factor yang tidak pasti. Maka dari itu menu
konsultasi diperlukan agar user mendapatkan solusi yang spesifik sesuai
permasalahan yang dihadapi. Sebuah platform pertanian yang menyediakan
sebuah wadah bagi para user untuk saling berkomunikasi memiliki kelebihan
tersendiri, hal ini dikarenakan setiap user dapat saling berbagi ilmu dan
pengalaman sehinggs platform tersebut akan lebih hidup dan lingkup infromasi
yang dihasilkan lebih luas. Kondisi tersebut akan memudahkan komunikasi antar
petani yang diharapkan mampu meminimalisir permasalahan yang selama ini
dihadapi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (R&D). Pengembangan penelitian ini akan diterapkan
kepada beberapa petani dan kepada masyarakat umum.

1) Model dan Pengembangan


Dalam penelitian ini, pembuatan aplikasi system informasi pertanian berbasis
web akan mengimplementasikan tahapan-tahapan yang ada pada metode Dynamic
System Development Method (DSDM). DSDM merupakan penyempurnaan dari
metode James Martin Rapid Aplication Development Method (JMRAD). DSDM
mencoba memasukkan unsur disiplin ke dalam JMRAD. DSDM dikembangkan
oleh konsorsium DSDM di Eropa yang dibentuk tahun 1994 (S. Tumini, 2020)

Gambar 3.1 DSDM Lifecycle


Dynamic Systems Development Method (DSDM) merupakan sebuah metode
yang dapat digunakan dalam membangun atau megembangkan perangkat lunak
secara berulang dan bertahap dengan melibatkan kerjasama antara pengguna dan
pengembang (L. Rusdiana, 2018). Dynamic Systems Development Method
menyediakan framework untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu
yang terbatas dengan menggunakan prototipe incremental dalam lingkungan
terbatas (W. Nyunando, 2020)
Berdasarkan konsep DSDM seperti pada Gambar 3.1, maka pengembangan
dilakukan dalam sebuah kerangka kerja yang awalnya didasarkan pada
pengembangan aplikasi cepat (RAD), menggunakan metode pengembangan
berulang dan bertahap dengan memprioritaskan perubahan pengguna dan
partisipasi pengguna yang berkelanjutan.

2. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan pada penelitian ini sesuai dengan
model DSDM Lifecycle terdiri dari 3 tahapan utama dan 5 sub tahapan. Yang
pertama adalah Tahap Sebelum Proyek (Pre-Project), tahap ini dilakukan untuk
menentukan keberhasilan proyek. Kedua adalah tahap Siklus Hidup Proyek
(Lifecycle Project), tahap ini merupakan realisasi pembuatan proyek yang
mencakup studi kelayakan untuk memberikan pemahaman sekaligus gambaran
kepada calon pengguna yang menjadi subjek penelitian. Selanjutnya melakukan
Studi Bisnis (Bussines Study) untuk menganalisa kebutuhan dan menentukan solusi
yang sesuai dengan kebutuhan petani di Kecamatan Suruh, Perulangan Model
Fungsional (Fuctional Model Iteration) tahap ini mencakup permodelan fungsional
sistem dan jadwal pengerjaan proyek, Perulangan Perancangan dan Pembuatan
(Design and Build Iteration) tahap ini mencakup perancangan dan pembuatan
produk, Implementasi (Implementation) pada tahap ini dilakukan pelatihan kepada
pengguna untuk mengoperasikan produk sistem yang telah dibuat dan menganalisa
kekurangan produk untuk dapat direncanakan perbaikan selanjutnya. Tahap
terakhir pembuatan produk adalah Fase Setelah Proyek (Post Project), dimana pada
tahap ini dilakukan perawatan, perbaikan, dan peningkatan fungsi hingga sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
a. Pengembangan Produk
Tahap-tahap pengembangan produk ini adalah sebagai berikut :
1) Tahap Sebelum Proyek (Pre-Project)
Fase ini dilakukan untuk menentukan kerberhasilan proyek yang akan
dibuat sehingga proyek harus disiapkan dengan baik dari awal. Yang
dilakukan pada tahap ini antara lain :
a) Membuat rencana studi kelayakan proyek
b) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi petani
kecamatan suruh terkait kegiatan pertanian yang berjalan
c) Menginventarisir sumber daya yang akan digunakan

2) Siklus Hidup Proyek (Lifecycle Project)


Siklus hidup proyek terdiri dari lima (5) sub tahapan, yaitu :
a) Studi Kelayakan (Feasibility)
Tahapan ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara
pengguna dan pengembang untuk membahas tentang rencana proyek
yang akan dibuat terkait aplikasi tentang sistem informasi pertanian
berbasis web yang akan dibuat. Hasil dari studi kelayakan adalah
menentukan kebutuhan lebih lanjut terkait sistem yang akan dibuat, serta
masa depan dari kelanjutan aplikasi yang direncanakan di masa depan.
Termasuk didalamnya adalah ditetapkannya tujuan dari pembuatan
aplikasi ini adalah untuk membuat sistem informasi pertanian berbasis
web yang cepat, tepat dan efisien yang dapat membantu para petani di
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dalam mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pertanian.
b) Studi Bisnis (Bussines Study)
Untuk mengetahui lingkup alur proses sistem dan kebutuhan sistem
informasi apa yang dibutuhkan dalam tiap prosesnya. Ada beberapa hal
yang dilakukan pada tahapan ini, yaitu :
1) Menggambarkan Business Proces Dengan Menggunakan Usecase
Diagram.
Dalam sistem yang akan dibuat ini terdapat 3 macam level
pengguna yang akan berinteraksi dengan sistem yaitu: Admin,
Tenaga Ahli, dan Petani. Setiap level pengguna memiliki interaksi
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berikut ini adalah usecase
diagram dari masing-masing level pengguna :

Gambar 3.2 Use Case Diagram

Gambar 3.3 Use Case Diagram


Gambar 3.4 Use Case Diagram

2) Menggambarkan system process flow dengan menggunakan activity


diagram.
a) Activity Diagram Sign Up dan Login

Gambar 3.5 Activity Diagram SignUp dan Login

b) Activity Diagram Melihat Artikel


Gambar 3.6 Activity Diagram Menampilkan Artikel

c) Activity Diagram Membuat Postingan

Gambar 3.7 Activity Diagram Membuat Postingan


d) Activity Diagram Konsultasi

Gambar 3.8 Activity Diagram Konsultasi

e) Activity Diagram Chatting

Gambar 3.8 Activity Diagram Chatting


f) Activity Diagram Menambah Artikel

Gambar 3.9 Activity Diagram Menambahkan Artikel

c) Perulangan Model Fungsional (Fuctional Model Iteration)


Tahapan ini dilakukan untuk menggambarkan model fungsional
dan model statis yang dibutuhkan. Pada tahap ini, selain dapat
menghasilkan model fungsional, non fungsional, time box plan, dan
functional model review records.
Model fungsional dalam sistem ini antara lain login, register,
menambahkan data artikel, menambahkan postingan, menambahkan
komentar pada postingan, chat antar user, konsultasi antara petani dan
tenaga ahli, melihat artikel.
Sedangkan untuk model non fungsional antara lain : pencarian data
user, fungsi pencarian, mengelola data artikel, dan mengelola data
user tenaga ahli.
d) Perulangan Perancangan dan Pembuatan (Design and Build
Iteration)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk menyempurnakan prototipe
fungsional agar memenuhi persyaratan non fungsional agar aplikasi
yang dibuat memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam pembuatan
aplikasi ini menggunakan Cascading Style Sheet (CSS) yang terdapat
dalam software Visual Studio Code. Struktur navigasi yang digunakan
dalam pembuatan aplikasi adalah struktur navigasi campuran.

Pada tahap pembuatan interface program menggunakan bahasa


pemrograman PHP dan MYSQL yag dituangkan kedalam software
Visual Studio Code dengan menggunakan XAMPP sebagai web
server.
e) Penerapan (Implementation)
Fase implementasi dilakukan setelah program yang dirancang
selesai dibuat. Pada tahapan ini dilakukan pelatihan penggunaan
program aplikasi yang dibuat kepada pengguna. Hal ini perlu
dilakukan agar pengguna dapat meningkatkan kemampuan dan
menggunakan program aplikasi sesuai dengan tujuan pembuatan.
Selain itu pada tahapan ini juga akan dilihat hasil penggunaaan
aplikasi oleh pengguna terdapat eror pada system, sehingga dapat
direncanakan perbaikan untuk selanjutnya.
Berdasarkan rancangan system, maka aplikasi ini dibuat dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MYSQL yang
dituangkan kedalam software Visual Studio Code dengan
menggunakan XAMPP sebagai web server. Bahasa pemrograman
PHP dipilih dan digunakan dalam perancangan aplikasi ini karena
PHP dapat terintegrasi dengan baik dengan database MySQL dan juga
PHP dapat berjalan lancar diberbagai platform Operating System (OS)
(multiplatform).
Agar aplikasi yang dirancang dapat berjalan dengan baik, maka
dibutuhkan spesifikasi minimal perangkat keras dan perangkat lunak
yang mendukung sebagai berikut :

1) Perangkat Lunak
Perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan aplikasi ini :
a) Sistem Operasi : Windows 8 atau diatas nya
b) Web Server : PhpMyAdmin
c) Bahasa Pemrograman : PHP dengan Code Ignitier
d) Browser : Google Chrome atau Mozilla Firefox
2) Perangkat Keras
Perangkat keras yang dibutuhkan dalam perancangan aplikasi ini
adalah ;
a) Processor : Intel(R)Core(TM) i3-4130 CPU 3.40GHz atau
setara/diatasnya
b) Memory : 4.00 GB atau diatasnya
c) Mouse : Optical Mouse
d) Keyboard
e) Monitor

3) Fase Setelah Proyek (Post Project)


Setelah setiap tahapan pada siklus hidup proyek DSDM dilakukan
berulang-ulang hingga aplikasi yang di rancang selesai dibangun sesuai
dengan kebutuhan sistem dan pengguna dan dapat diimplementasikan,
perlu adanya perawatan, perbaikan dan peningkatan fungsi pada aplikasi.
Hal tersebut dapat dilakukan bersamaan dengan penggunaan aplikasi
oleh pengguna, sehingga dapat terlihat apakah aplikasi yang sudah dibuat
dan diimplementasikan sudah sesuai dengan yang direncanakan pada
tahap awal proyek atau perlu dilakukan pengembangan selanjutnya agar
aplikasi dapat lebih baik lagi sesuai dengan tahapan yang ada pada
DSDM, yaitu perulangan dan pertambahan.
b. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang menunjang penelitian ini maka penulis
melakukan pengumpulan data dengan metode kualitatif dan kuantitatif.
Metode kuantitatif yaitu dengan memberikan wawancara mendalam, kepada
para petani dan ahli pertanian, dan observasi lapangan.
1) Wawancara Mendalam
Peneliti mengadakan kegiatan untuk mengumpulkan dan
mengidentifikasi permasalahan yang menjadi bahan kajiannya. Di sini
peneliti akan melakukan wawancara mendalam kepada 30 orang
petani di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Sebelum
melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri
dan menjelaskan mengenai apa tujuan penelitian dan kegunaan
penelitian. Setelah petani mempercayai peneliti, maka akan dilakukan
wawancara dengan memberikan beberapa pertanyaan yang
dibutuhkan untuk menunjang penelitian.
Selain melakukan wawancara dengan petani, peneliti juga akan
melakukan wawancara mendalam dengan dua orang tenaga ahli yang
pada penelitian ini merupakan dua alumni Pascasarjana Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada. Wawancara ini dilakukan untuk
mengetahui tanggapan atau persepsi dan kesediaan narasumber untuk
ikut terlibat dalam penelitian.
2) Observasi Lapangan
Peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati kegiatan petani
dalam melakukan kegiatan pertanian agar dapat menggali lebih dalam
mengenai kebutuhan dan solusi yang tepat dalam mengatasi masalah
yang dihadapi petani.
Sedangkan pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan meminta
masukan, kritik, maupun saran berkaitan dengan website yang telah
dikembangkan.
DAFTAR PUSATAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. (2021). Kecamatan Suruh Dalam Angka. BPS
Kabupaten Semarang, 61–72.

L. Rusdiana. (2018). Dynamic Systems Development Method


dalam membangun Aplikasi Data Kependudukan Pada Kelurahan Rantau Pulut.
Jurnal Transformasi, 16, 64.

Laudon. K.C, L. (2011). Essentials of management information systems. J.P.

S. Tumini, S. S. (2020). Penerapan Dynamic System Development Method Pada Sistem


Monitoring Status Gizi Balita. InformaticsDigit, 2.

Soekartawi, S. (2007). E-Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Seminar Nasional Aplikasi


Teknologi Informasi (SNATI).

W. Nyunando, W. N. (2020). Implementasi Agile Dynamic System Development Method


Berbasis Web Pada Sistem Penggajian. Jurnal Mahasiswa Teknologi Komuputer
Dan Informatika, 2, 33–38.

Wardhana, A. C., Nurhadryani, Y., & Wahjuni, S. (2020). Knowledge Management System
Berbasis Web tentang Budidaya Hidroponik untuk Mendukung Smart Society.
Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 7(3), 619.
https://doi.org/10.25126/jtiik.2020732200

Anda mungkin juga menyukai