Diajukan Oleh:
AJI SANTOSA
A710170129
1. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan faktor penting bagi pendapatan daerah dan
negara, pembangunan ekonomi nasional pada abad ke-21 masih akan tetap
berbasis pertanian. Tahapan perkembangan ekonomi akan sejalan dengan
meningkatnya kegiatan jasa-jasa dan bisnis yang berbasis pertanian, yaitu
kegiatan agribisnis akan menjadi salah satu kegiatan unggulan pembangunan
ekonomi nasional dalam berbagai aspek yang luas.
Sebagian besar penduduk Indonesia saat ini bermata pencaharian sebagai
petani. Menurut (Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, 2021), jumlah
rumah tangga usaha pertanian bahkan mencapai 27,68 juta rumah tangga petani
yang terbagi ke dalam beberapa subsektor mulai dari padi, palawija, hortikultura,
perkebunan, kehutanan, peternakan sampai budidaya perikanan. Petani sebagai
pemeran penting dalam salah satu subsistem yaitu subsistem budidaya (on farm)
ini tentunya memiliki tugas dan fungsi sendiri di dalam suatu sistem pertanian.
Namun, pentingnya peran petani dalam sistem pertanian tidak berbanding lurus
dengan kesejahteraan petani itu sendiri, sebagaimana terlihat dari jumlah petani
yang merupakan rumah tangga pertanian pengguna lahan hanya menguasai
lahan sebesar kurang dari 0,5 hektar. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas
petani yang tergolong petani kecil mencapai 58,73 persen (Badan Pusat Statistik
Kabupaten Semarang, 2021)).
Ketika melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Pandean
Kecamatan Suruh Kabupaten, peneliti melihat bahwa para petani di daerah
tersebut sering mengalami beberapa masalah seperti, kurangnya edukasi petani
mengenai cara yang tepat untuk mengatasi masalah hama dan penyakit yang
menyerang tanaman yang mengakibatkan petani seringkali menggunakan
pestisida secara berlebihan yang berakibat pada kerusakan lingkungan. Permasa
petani Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang juga masih belum
mengalokasikan faktor-faktor produksi secara efisien dan efektif. Tidak adanya
koordinasi antar petani dan kurangnya edukasi bagi para petani membuat laju
perkembangan pertaninan kurang maksimal, kurangnya manajemen untuk para
petani dan tahap pasca panen, yaitu “Rangkaian kegiatan yang dimulai dari
pengumpulan hasil panen, proses penanganan pascapanen hingga produk siap
dihantarkan ke konsumen” PERMENTAN No.73/Permentan/OT.140/7/2013.
Hal-hal tersebut adalah masalah umum yang sering dialami oleh para petani di
Kecamatan Suruh. Hal ini di karenakan tidak adanya wadah untuk para petani
sebagai media diskusi dan berbagi informasi. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas petani dengan
membuat wadah sebagai media komunikasi sehingga permasalahan di budidaya,
pengendalian penyakit dan pascapanen. dapat teratasi.
Sistem Informasi E-Farming berbasis web merupakan salah satu bentuk
digitalisasi kegiatan usaha tani untuk meningkatkan produktivitas agar
keuntungan menjadi lebih tinggi. Produksi dan produktivitas tidak lepas dari
faktor-faktor produksi yang dimiliki petani untuk meningkatkan produksi hasil
panennya. Dengan konsep yang bisa diterapkan untuk memberikan informasi
berupa data variabel penunjang keputusan kelayakan produktifitas hasil
pertanian berupa data dalam bentuk digital. Menurut (Burhan 2018) . Menurut
(Burhan 2018) menjelaskan beberapa tantangan dalam pemanfaatan system
informasi untuk pengembangan pertanian adalah mengubah pembangunan
pertanian dari proses transfer teknologi ke proses memfasilitasi berbagai
komunikasi, informasi dan layanan, dengan tujuan akhir meningkatkan standar
hidup seluruh masyarakat pedesaan, kemudian layanan system informasi dapat
meningkatkan kondisi ekonomi penduduk yang berkontribusi pada ekonomi
pedesaan, dan meningkatkan produktivitas mereka dalam mengakses pasar
online, meningkatkan kekuatan negosiasi mereka melalui kontak langsung
dengan pembeli yang akan bermanifestasikan ke peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan.
Melalui pendekatan teknologi informasi, kondisi tersebut dapat dipenuhi
dengan adanya sistem informasi berbasis web yang memiliki fitur edukasi
sekaligus komunikasi antar petani agar para petani Kecamatan Suruh lebih
mudah dalam mengatasi permasalahan yang dialami. “AGROCARE” adalah
sebuah website berbasis komunitas yang memiliki fitur informasi edukasi SOP
penanaman dan pengolahan lahan, diskusi antar petani, penjualan produk hasil
panen, serta konsultasi kepada tenaga ahli pertanian mengenai hama dan
penyakit tanaman. Adanaya web ini diharapkan menjadi solusi bagi para petani
dalam menghadapi berbagai kendala yang selama in dihadapi sehingga
kesejahteraan dapat meningkat. Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk membangun sebuah system aplikasi berbasis web yang bernama
“AGROCARE” yang diharapkan mampu menjadi jawaban atas permasalahan
tersebut.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Tidak adanya wadah media komunikasi dan berbagi informasi bagi petani
di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
b. Kurangnya pemahaman petani di Kecamatan Suruh mengenai dampak
teknologi terhadap peningkatan hasil produksi pertanian.
3. Batasan Masalah
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam penelitian ini, permasalah akan
dibatasi sebagai berikut :
a. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan aplikasi sebagai wadah
diskusi dan pusat informasi pertanian.
b. Fitur yang ada di dalam aplikasi ini adalah informasi edukatif tentang
pertanian, diskusi antar petani, penjualan hasil panen, serta konsultasi
tentang masalah pertanian dengan para ahli.
c. Aplikasi yang disajukan berbentuk web.
4. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini diantaranya :
a. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman petani terhadap dunia teknologi
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Kecamatan Suruh?
b. Bagaimana membangun sistem informasi pertanian berbasis web yang dapat
menjadi wadah bagi para petani di Kecamatan Suruh?
5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui cara meningkatkan pemahaman petani terhadap dunia teknologi
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Kecamatan Suruh.
b. Menyediakan sebuah web sebagai wadah mencari dan berbagi informasi
untuk para petani dan menguji kelayakan website sebagai media pendorong
kemajuan pertanian di Kecamatan Suruh.
6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber teoritis
dalam bidang teknologi pertanian.
2) Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya khususnya
yang berkaitan dengan perancangan sistem teknologi informasi yang
bergerak di sector pertanian
3) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi,
pemikiran, dan ilmu pengetahuan kepada pihak lain yang
berkepentingan.
b. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini dapat digunakan dalam memadukan teknologi dan
pertanian di masa depan
2) Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi beserta wawasan bagi
pengembang baru untuk mendukung kemajuan pertanian Indonesia
dengan memanfaatkan teknologi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengembangkan sebuah system informasi berbasis website
adaptif yang menyesuaikan dengan device pengguna. Website berbasis
komunitas ini diperuntukkan sebagai media edukasi sekaligus sosialisasi yang
ditujukan untuk para petani di wilayah Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Pengembangan media ini berkaitan dengan penelitian terdahulu oleh M. Hamdan
Sobih (2009), dalam penelitian mengenai rancang bangun sistem informasi
pertanian bebrbasi web di kabupaten jombang. Hasil dari penelitian tersebut
adalah sistem mempunyai keunggulan pelayanan yaitu analisa pendapatan usaha
tani, dan pendapatan ramalan luas produksi hasil tani dari pranata, masatanam,
dan panen.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh (Wardhana et al., 2020) dalam
penelitian mengenai Perancangan Sistem Informasi E-Farming Berbasis Web
Untuk Mengetahui Tingkat Kelayakan Panen Pada Sektor Pertanian yang
berfokus pada pembuatan web yang memberikan layanan informasi berupa
sistem pengambilan keputusan petani dalam menentukan kelayakan hasil panen
mereka dengan melihat saat masa siklus produksi pertanian . Penelitian lain
dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1 Komparasi penelitian ini dengan penelitian terdahulu
C. Y. N. Norasma, at all
(2013) dengan judul “WEB-
Mengembangkan Penelitian ini berfokus
BASED DECISION
sistem pendukung pada masa pascatanam
SUPPORT SYSTEM FOR
pengambilan berupa sistem
PADDY PLANTING
keputusan berbasis pengambilan keputusan
MANAGEMENT”
web mengenai petani dalam
mengembangkan sistem
manajemen menentukan kelayakan
pendukung pengambilan
penanaman padi hasil panen.
keputusan berbasis web
untuk manajemen
penanaman padi
Perbedaan penelitian yang dibuat oleh penulis dalam penelitian ini adalah
system informasi yang tidak hanya berfokus pada pendataan siklus produksi
pertanian, namun system yang dikembangkan ini memberikan layanan system
informasi mengenai solusi hama & penyakit tanaman dengan data berupa
penilaian pakar untuk memberikan edukasi bagi para petani dalam mengatasi
hama & penyakit tanaman dengan cara berkonsultasi melalui menu chat, dan
pengelolaan pasca panen, dimana petani dapat mengunggah dan mnjual hasil
panen pada menu komunitas. Fitur yang disediakan dalam system ini berupa
gambar, data text, konsultasi dengan tenaga ahli pertanian, dan chat antar petani
untuk melakukan jual beli hasil panen atau sekedar berbagi informasi. Sitem ini
selanjutnya akan dikembangkan untuk membantu tata Kelola pertanian di
wilayah Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
2. Kajian Teori
a. Sistem Informasi
Menurut (Laudon. K.C, 2011), sistem informasi secara teknis merupakan
serangakaian komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan,
menyimpan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pengawasan di sebuah organisasi. Sistem
informasi juga membantu manajer dan karyawan dalam menganalisis
masalah, menggambarkan hal-hal yang rumit, juga menciptakan produk atau
inovasi baru. Sistem informasi berisi informasiinformasi penting berupa,
orang, tempat/lokasi, dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan
organisasi dan lingkungan luar organisiasi tersebut.
Sedangkan menurut (Leitch 2011) Sistem infromasi adalah suatu sistem
yang terdapat di dalam sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat managerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.
b. Web Komunitas
Dalam dunia teknologi yang pesat ini diperlukan suatu sistem yang bisa
memudahkan serta mempercepat penyampaian informasi secara luas, mudah,
dan cepat serta dapat diakses oleh siapapun. (Bekti 2015) berpendapat bahwa,
Website merupakan kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk
menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara,dan
atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-
masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.
Menurut (Rahmadi 2013) website adalah sejumlah halaman web yang
memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas
gambar, video atau jenis-jenis berkas lainnya.(Rahmadi 2013) membagi
website menjadi golongan kanan dan golongan kiri. Dalam website dikenal
dengan sebutan website dinamis dan website statis.
1) Website statis
Website statis adalah website yang mempunyai halaman konten yang
tidak berubah-ubah.
2) Website dinamis
Website dinamis merupakan website yang secara struktur ditujukan
untuk update sesering mungkin.
Pengertian komunitas menurut (Wahit 2005) ialah merupakan sekelompok
individu yang sama-sama tinggal pada wilayah tertentu, dan juga mempunyai
nilai-nilai keyakinan yang sama serta adanya minat yang juga relatif sama,
dan adanya saling interaksi antara yang satu dengan yang lain untuk mencapai
suatu tujuan bersama tertentu.
Dari uraian teori diatas peneliti menarik kesimpulan website komunitas
adalah sejumlah halaman web yang menjadi wadah untuk bersosialisasi
sekelompok individu yang memiliki kesamaan keyakinan, minat, dan wilayah
tinggal demi mencapai suatu tujuan tertentu bersama.
c. Agrocare
Agrocare sama dengan E-Farming (Elektronik Pertanian) merupakan
suatu konsep pengembangan dunia ICT yang secara garis besar sama dalam
peran di dunia pertanian. Farming atau lazimnya didefinisikan sebagai proses
kegiatan usaha dalam sektor pertanian mulai proses pratanam sampai dengan
pemasaran dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan lingkup
pertanian tersebut (Soekartawi, 2007)
AgroCare sendiri merupakan bentuk Sistem Informasi Pertanian yang
berisi database penilaian pakar mengenai hama & penyakit, informasi
pengolahan lahan, informasi nilai jual hasil pertanian, dan ruang interasksi
antar petani. Sistem informasi pertanian adalah sebuah system yang
memberikan informasi penting dan akurat di bidang pertanian yang ada pada
suatu daerah tertentu sebagai sistem penunjang bagi pengguna terutama
petani dalam menjalankan kegiatan di sektor pertanian.
4. Kerangka Berfikir
2. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan pada penelitian ini sesuai dengan
model DSDM Lifecycle terdiri dari 3 tahapan utama dan 5 sub tahapan. Yang
pertama adalah Tahap Sebelum Proyek (Pre-Project), tahap ini dilakukan untuk
menentukan keberhasilan proyek. Kedua adalah tahap Siklus Hidup Proyek
(Lifecycle Project), tahap ini merupakan realisasi pembuatan proyek yang
mencakup studi kelayakan untuk memberikan pemahaman sekaligus gambaran
kepada calon pengguna yang menjadi subjek penelitian. Selanjutnya melakukan
Studi Bisnis (Bussines Study) untuk menganalisa kebutuhan dan menentukan solusi
yang sesuai dengan kebutuhan petani di Kecamatan Suruh, Perulangan Model
Fungsional (Fuctional Model Iteration) tahap ini mencakup permodelan fungsional
sistem dan jadwal pengerjaan proyek, Perulangan Perancangan dan Pembuatan
(Design and Build Iteration) tahap ini mencakup perancangan dan pembuatan
produk, Implementasi (Implementation) pada tahap ini dilakukan pelatihan kepada
pengguna untuk mengoperasikan produk sistem yang telah dibuat dan menganalisa
kekurangan produk untuk dapat direncanakan perbaikan selanjutnya. Tahap
terakhir pembuatan produk adalah Fase Setelah Proyek (Post Project), dimana pada
tahap ini dilakukan perawatan, perbaikan, dan peningkatan fungsi hingga sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
a. Pengembangan Produk
Tahap-tahap pengembangan produk ini adalah sebagai berikut :
1) Tahap Sebelum Proyek (Pre-Project)
Fase ini dilakukan untuk menentukan kerberhasilan proyek yang akan
dibuat sehingga proyek harus disiapkan dengan baik dari awal. Yang
dilakukan pada tahap ini antara lain :
a) Membuat rencana studi kelayakan proyek
b) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi petani
kecamatan suruh terkait kegiatan pertanian yang berjalan
c) Menginventarisir sumber daya yang akan digunakan
1) Perangkat Lunak
Perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan aplikasi ini :
a) Sistem Operasi : Windows 8 atau diatas nya
b) Web Server : PhpMyAdmin
c) Bahasa Pemrograman : PHP dengan Code Ignitier
d) Browser : Google Chrome atau Mozilla Firefox
2) Perangkat Keras
Perangkat keras yang dibutuhkan dalam perancangan aplikasi ini
adalah ;
a) Processor : Intel(R)Core(TM) i3-4130 CPU 3.40GHz atau
setara/diatasnya
b) Memory : 4.00 GB atau diatasnya
c) Mouse : Optical Mouse
d) Keyboard
e) Monitor
Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. (2021). Kecamatan Suruh Dalam Angka. BPS
Kabupaten Semarang, 61–72.
Wardhana, A. C., Nurhadryani, Y., & Wahjuni, S. (2020). Knowledge Management System
Berbasis Web tentang Budidaya Hidroponik untuk Mendukung Smart Society.
Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 7(3), 619.
https://doi.org/10.25126/jtiik.2020732200