BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memberikan dampak cukup banyak bagi masyarakat selaku pengguna teknologi baik
dampai positif maupun dampak negatif. Zamroni (2009) mengatakan bahwa setiap
kemajuan teknologi akan membawa dampak yang besar bagi masyarakat. Dampak positif
dari perkembangan teknologi adalah masyarakat akan lebih mudah dan cepat
adalah informasi yang tersaji tidak semuanya sesuai dengan nilai-nilai dan norma budaya
untuk mengakses informasi apapun dan di bidang apapun. Salah satunya dalam bidang
pertanian.
pertanian. Oleh karena itu informasi teknologi pertanian berperan penting dalam proses
karena peran yang harus dijalankan oleh penyuluh salah satunya adalah penyebaran
informasi teknologi kepada petani. Informasi yang disebarkan kepada petani biasanya
berupa teknologi pertanian sehingga hasil penelitian merupakan sumber utama materi
Peraturan Menteri Pertanian No. 16 Tahun 2013 yang mengatur tentang penerapan sistem
yang disebut dengan Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian yang terdiri atas
(Simluh) dan Program Sistem Informasi Petani dan Kelompok Tani (Simpoktan) dengan
tujuan untuk menyediakan materi/informasi pertanian, data penyuluh pertanian dan data
kelembagaan petani dan usaha tani yang dibutuhkan penyuluh, pelaku utama, pelaku
usaha dan masyarakat pertanian sesuai kebutuhan dan spesifik lokalita; mempercepat arus
informasi pertanian dari pusat sampai ke petani; dan membangun integritas materi
penyuluhan pertanian, data ketenagaan penyuluh pertanian dan data kelembagaan petani
internet, untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi
penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis bagi pelaku utama dan
pelaku usaha (Peraturan Menteri Pertanian No. 16 Tahun 2013). Cyber extension
pengembangan dan penyebar inovasi (yaitu pengawas), pelatih, petani, dan pemangku
kepentingan semuanya di satu tempat di mana setiap pihak yang terlibat mewujudkannya
kebutuhan khusus dari berbagai bentuk informasi dengan harapan bahwa mereka dapat
bekerja secara sinergis satu sama lain. Lebih jauh lagi, ekstensi cyber berfungsi sebagai
meneliti, dan mensinergikan inovasi pertanian pengembang pertanian mana yang perlu
Salah satu contoh dampak positif penggunaan cyber extension di Indonesia adalah
penggunaan cyber extension terbukti efektif dalam mendukung kegiatan pertanian, hal
tersebut tercermin dari kinerja penyuluh dalam menanggapi kebutuhan petani serta
kinerja petani dalam membangun pertanian mereka. Selain itu, cyber extension juga
sebagai salah satu pusat industri di Kalimantan Timur. Meskipun demikian, data BPS
tahun 2017 menunjukkan bahwa luas lahan sawah di Kota Samarinda seluas 2.201 Ha,
tegal/kebun seluas 5.610 Ha, dan lahan perkebunan seluas 2.821 Ha. Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa potensi pertanian di Kota Samarinda terbilang cukup
baik, hal tersebut sesuai dengan data jumlah petani yakni sejumlah 9.861 jiwa. Namun
jumlah penyuluh yang ada di Kota Samarinda hanya 56 jiwa sehingga masih belum
mampu menangani petani yang cukup banyak tersebut sehingga berdampak pada tingkat
motivasi dan kinerja penyuluh. Untuk itu dengan adanya cyber extension diharapkan
sehingga proses penyebaran informasi kepada petani dan sebaliknya menjadi lebih efektif
dan efisien. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Menjadi bahan informasi bagi pembaca atau peneliti terkait efektifitas kegiatan
3. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut pada
4. Sebagai bahan evaluasi bagi penyuluh guna perbaikan motivasi dan kinerja penyuluh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektifitas
pembangunan Hal ini hanya memungkinkan apabila program penyuluhan diwadahi oleh
dalam pembangunan pertanian, bisa dikondisikan melalui berbagai upaya seperti: (1)
berpihak petani dan (4) memotivas pribadi penyuluh untuik selalu meningkatkan prestasi
kerja (kinerja penyuluh) dan mengikuti perubahan lingkungan strategis yang ada.
hubungan sosial yang baik dan tindakan, berdasarkan indikator tersebut dapat
Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara tergolong cukup efektif, dimana nilai ratarata
perolehan data efektivitas komunikasi sebesar 3,20 terletak pada skala penilaian antara
B. Motivasi
Selain faktor kompetensi, faktor motivasi kerja mempunyai peranan yang penting
dalam hal menumbuhkan gairah dan semangat untuk bekerja secara optimal. PKB
(Penyuluhan Keluarga Berencana) yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan
motivasi kerja akan memberikan peningkatan yang sangat berarti bagi peningkatan
karena itu, motivasi kerja merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan PKB
organisasi kepadanya. Atas dasar itu, motivasi kerja juga diduga mempengaruhi kinerja
itu motivasi juga berakibat yang sama terhadap peningkatan keterampilan petani. Hal
tersebut dibuktian dengan penelitian Hanafiah (2013) yang menyebutkan bahwa dengan
intensitas pelatihan rendah, kompetensi yang sedang atau kurang kompeten dan tingkat
motivasi yang relatif cukup atau biasa saja serta proses penyuluhan yang dilakukan
seadanya tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai maka sudah dipastikan
nyata dengan produktivitas kerja penyuluh pertanian. Hal tersebut buktikan dengan nilai
Wicaksono (2016) yang menyebutkan bahwa hasil Koefisien direct effect penelitian
menunjukkan hasil bahwa motivasi terhadap kinerja sebesar 0,024 menyatakan bahwa
C. Kinerja
penyuluh. Kinerja penyuluh dipersepsikan oleh tingkat kepuasan petani yang menerima
jasa penyuluhan pertanian. Faktor internal yang diduga berpengaruh terhadap kinerja
berpengaruh terhadap kinerja penyuluh adalah karakteristik sistem sosial (yaitu aspek-
dipandang relevan dalam pembinaan penyuluh antara lain: (a) Memberikan kesempatan
(magang, workshop, seminar, studi banding, pelatihan). Hal ini dibutuhkan sebagai upaya
untuk mengembangkan fungsi penyuluhan pada masa yang akan datang sebagai
program, sehingga penyuluh merasa tertuntut menjadi seorang spesialis yang mampu
yang diembannya sangat penting dan dibutuhkan petani, serta memberikan manfaat bagi
orang lain.
Cianjur dan Garut belum menunjukkan manfaat yang signifikan dalam peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani. Kinerja penyuluh pertanian dapat optimal bila
dan peran penyuluh. Pemerintah pusat perlu mencanangkan kebijakan agar kelembagaan
penyuluhan mempunyai posisi yang mapan, dengan membangun struktur organisasi yang
tidak berubah-ubah, layak sebagai lembaga layanan inovasi dan informasi, sehingga
tenaga fungsional penyuluh dapat bekerja dengan baik, mampu menjangkau dan
D. Cyber Extension
Teknologi Informasi (TI) berbasis internet yang disebut dengan Sistem Manajemen
Informasi Penyuluhan Pertanian yang terdiri atas Website Cyber Extension, Program
Informasi Petani dan Kelompok Tani (Simpoktan) dengan tujuan untuk menyediakan
materi/informasi pertanian, data penyuluh pertanian dan data kelembagaan petani dan
usaha tani yang dibutuhkan penyuluh, pelaku utama, pelaku usaha dan masyarakat
pertanian sesuai kebutuhan dan spesifik lokalita; mempercepat arus informasi pertanian
10
dari puast sampau ke petani; dan membangun integritas materi penyuluhan pertanian,
data ketenagaan penyuluh pertanian dan data kelembagaan petani dan usaha tani yang
internet, untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi
penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis bagi pelaku utama dan
komunikasi cukup efektif dalam menyediakan informasi teknologi yang dapat diakses
secara cepat oleh petani maupun stakeholder lainnya untuk mendukung usaha pertanian
yang berkelanjutan, sebagaimana terlihat dari hubungan yang positif antara karakterstik
petani, interaksi petani dan persepsi petani terhadap efektivitas cyber extension maupun
BAB III
A. Kerangka Pemikiran
Perkembangan teknologi yang kian pesat memberikan dampak cukup banyak bagi
masyarakat selaku pengguna teknologi baik dampai positif maupun dampak negatif.
Salah satu dampaknya adalah masyarakat akan lebih mudah dan cepat mengakses
informasi apapun dan di bidang apapun. Salah satunya dalam bidang pertanian. Dengan
informasi teknologi pertanian dapat mempercepat kemajuan usaha pertanian. Oleh karena
itu informasi teknologi pertanian berperan penting dalam proses pembangunan pertanian.
No. 16 Tahun 2013 yang mengatur tentang penerapan sistem informasi penyuluhan
dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) berbasis internet yang disebut dengan
Extension.
Cyber Extension adalah sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet,
untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh
dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
Salah satu contoh dampak positif penggunaan cyber extension di Indonesia adalah di
efektif dalam mendukung kegiatan pertanian, hal tersebut tercermin dari kinerja penyuluh
dalam menanggapi kebutuhan petani serta kinerja petani dalam membangun pertanian
mereka. Selain itu, cyber extension juga memberikan kemudahan kepada petani untuk
12
memperoleh informasi terkait teknologi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif
singkat. Potensi pertanian di Kota Samarinda terbilang cukup baik, hal tersebut sesuai
dengan data jumlah petani yakni sejumlah 9.861 jiwa. Namun jumlah penyuluh yang ada
di Kota Samarinda hanya 56 jiwa sehingga masih belum mampu menangani petani yang
cukup banyak tersebut sehingga berdampak pada tingkat motivasi dan kinerja penyuluh.
Untuk itu dengan adanya cyber extension diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan
kepada petani dan sebaliknya menjadi lebih efektif dan efisien. Berdasarkan penjelasan
CYBER EXTENSION
PENYULUH
MOTIVASI KINERJA
EFEKTIFITAS
KEGIATAN
PENYULUHAN
B. Hipotesis
Hi : Tidak terdapat pengaruh nyata antara teknologi informasi berbasis cyber extension
BAB IV
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan berasal dari data primer yakni data hasil wawancara
sesuai dengan tujuan penelitian dan dilakukan kepada penyuluh dan petani di
Kota Samarinda. Data lain yang digunakan adalah data sekunder yakni berupa
Samarinda populasinya adalah kurang dari 100, maka dalam penelitian ini
𝑁
𝑛=
𝑁 (d)2 + 1
9.861
=
9.861 (15%)2 + 1
= 44,24
= 45 sampel
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
Samarinda di wilayah binaan kerja tiap BPP yang ada di Kota Samarinda yaitu
BPP Suluh Manuntung, BPP Suluh Sejahtera, dan BPP Mitra Tani.
16
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai
oleh seorang pegawai, dalam hal ini penyuluh dalam melaksanakan tugas
3. Motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat
5. Penyuluh pertanian adalah orang yang memiliki peran, tugas, atau profesi
8. Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, dalam hal ini
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang
motivasi dan kinerja penyuluh digunakan skala likert. Skala likert digunakan
orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
setiap jawaban yang tersedia diberikan skor yang berbeda. Pilihan A diberikan
cukup efektif, dan tidak efektif. Adapun untuk mengetahui interval kelas
𝑋𝑛 − 𝑋𝑖
𝐶=
𝑘
Keterangan :
C : Interval kelas
Xn : Skor Maksimum
Xi : Skor Minimum
K : Jumlah Kelas
(kriterium), bila dua atau lebih variable indeenden sebagai faktor predictor
Keterangan :
a = konstanta
X = variabel independen.
20
DAFTAR PUSTAKA