Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kajian Praktek Lapangan (KPL) merupakan salah satu sarana untuk


menerapkan tridharma perguruan tinggi serta sebagai sarana untuk melatih
mahasiswa agar mampu berkontribusi di sebuah perusahaan atau lembaga terkait.
Oleh karena itu, Kajian Praktek Lapangan (KPL) diwajibkan bagi mahasiswa
tingkat akhir dalam menempuh masa studinya sebagai salah satu persyaratan
kelulusan. Dengan melaksanakan KPL ini diharapkan mahasiswa mampu
berkontribusi melalui rencana kegiatan atau program yang telah disusun secara
efektif agar maksud dan tujuan dari dilakukannya KPL ini dapat diterima dengan
baik oleh lembaga yang dituju.
Mahasiswa yang akan melaksanakan KPL adalah mahasiswa jurusan
Pendidikan Luar Sekolah konsentrasi Pendidikan Keluarga Universitas Negeri
Malang. Dikarenakan pada saat ini terjadi pandemi Covid-19, maka pelaksanaan
KPL tidak dapat dilakukan secara normal seperti biasanya, namun tanpa
mengurangi rasa hormat, jurusan Pendidikan Luar Sekolah tetap mengadakan
kegiatan KPL bagi mahasiswa Angkatan 2017 dengan system daring (dalam
jaringan) dan luring (luar jaringan). Hal tersebut dapat disesuaikan dengan
lembaga yang dituju serta tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Berdasarkan latar belakang mahasiswa tersebut yakni berasal dari jurusan
pendidikan Luar Sekolah konsentrasi Pendidikan Keluarga, maka lembaga yang
dituju sebagai tempat dilaksanakan KPL yaitu Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang yang mana pemilihan tempat
KPL ini disesuaikan dengan konsentrasi yang telah ditempuh yakni konsentasi
Pendidikan Keluarga.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A)
merupakan sebuah lembaga yang terletak di Kabupaten Malang, tepatnya di
Jalan Nusa Barong No.13 Kasin, Kec. Klojen, Kota Malang. Lembaga ini
bergerak dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dengan
dibentuknya struktur organisasi dan penyusunan program diantaranya Program
Kualitas Hidup Perempuan dan Keluarga, Program Pengarusutamaan Gender
(PUG), Program Perlindungan Anak, serta Program perlindungan Hak
Perempuan yang dapat diselenggarakan dan ditujukan kepada masyarakat umum
untuk memberdayakan perempuan dan melindungi anak sekitar Kabupaten
Malang.
Adanya beberapa program yang telah disusun oleh pihak lembaga DP3A
Kabupaten Malang, dapat dijadikan sebagai referensi mahasiswa dalam
melakukan sebuah perencanaan program yang akan disusun dalam pelaksanaan
KPL.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa terdapat


rumusan masalah yaitu:
1) Bagaimana keikutsertaan dan kontribusi yang diberikan mahasiswa KPL
terhadap pihak lembaga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang dalam memberikan sebuah
pembelajaran kepada masyarakat sesuai dengan program yang telah
direncanakan?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari disusunnya laporan ini
yaitu:

1) Mengetahui keikutsertaan dan kontribusi yang diberikan mahasiswa KPL


terhadap pihak lembaga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang dalam memberikan sebuah
pembelajaran kepada masyarakat sesuai dengan program yang telah
direncanakan.

1.4 Manfaat Kegiatan KPL


1.4.1 Bagi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(DP3A) Kabupaten Malang khususnya Bidang Pemenuhan Hak dan
Partisipasi Anak
1) Menjadi sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antar instansi
dengan Universitas Negeri Malang dalam penyelenggaraan kegiatan
webinar

2) Menjadi sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di


Universitas Negeri Malang khususnya bagi bidang Pemenuhan Hak dan
Partisipasi Anak
3) Mengetahui kinerja dan tanggung jawab mahasiswa KPL dalam proses
penyusunan materi yang akan disajikan oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang dalam
kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang

1.4.2 Bagi Jurusan/Laboratorium PLS


1) Sebagai sarana bagi Jurusan/Laboratorium PLS untuk merekomendasi
lokasi KPL bagi peserta KPL selanjutnya
2) Sebagai sarana bagi pihak Jurusan/Laboratorium PLS dalam menjalin
kerjasama atau silaturrahmi dengan instansi terkait
3) Menjalin relasi yang baik bagi Jurusan/Laboratorium PLS dengan instansi
sekaligus mahasiswa KPL
4) Mengetahui kinerja mahasiswa KPL ketika menerapkan ilmu dalam proses
penyusunan materi webinar yang akan disajikan oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang bekerja
sama dengan Universitas Negeri Malang berdasarkan penilaian dari
instansi terkait

1.4.3 Bagi Mahasiswa


1) Menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan pada kegiatan
yang nyata selama kegiatan KPL berlangsung
2) Memperdalam dan meningkatkan kualitas keterampilan pribadi yang
sesuai dengan ilmu yang dimiliki
3) Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan kondisi
lingkungan kerja serta mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di masa yang akan datang.
4) Mampu menjalin kerjasama dengan pihak lembaga Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang serta
menambah wawasan terkait program yang telah diselenggarakan.
BAB II
KONDISI BIDANG PEMENUHAN HAK DAN PARTISIPASI ANAK

2.1 Gambaran Umum Bidang Pemenuhan Hak dan Partisipasi Anak


Berdasarkan Peraturan Bupati No. 42 Tahun 2016 Pasal 23 menjelaskan
bahwa Bidang Pemenuhan Hak dan Pasrtisipasi Anak memiliki tugas yakni:
1) Melaksanakan sebagian tugas Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak di bidang Pemenuhan hak dan Partisipasi Anak
2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya

2.1.1 Visi dan Misi


Visi:
Terwujudnya kesetaraan gender, perlindungan perempuan dan anak serta
meningkatkan kesejahteraan keluarga bagi aparat dan publik.
Misi:
1) Meningkatkan kapasitas lembaga di bidang pembangunan pemberdayaan
perempuan, anak, dan kesejahteraan keluarga (capacity building)
2) Membangun jaringan kerja di bidang pembangunan pemberdayaan
perempuan, anak, dan kesejahteraan keluarga (networking building)
3) Meningkatakn kesadaran masyarakat di bidang pembangunan
pemberdayaan perempuan, anak, dan kesejahteraan keluarga (public
awearness)

2.2 Struktur Organisasi


1) Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Partisipasi Anak
R. Ay. Sari Ratih Mala Dewi, SE
2) Kasi Pemenuhan Hak Anak
Pipit Firlana, SAP
 Tenaga Kontrak Kasi Pemenuhan Hak Anak
Putri Tishana Primandari, S.Si

3) Kasi Pengembangan Partisipasi Anak


Mastra Roossanthy, S.Sos
 Tenaga Kontrak Kasi Pengembangan Partisipasi Anak
Zarqasi Achmad Husain

2.3 Mekanisme Kerja


2.3.1 Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Partisipasi Anak
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati No. 42 Tahun 2016 Pasal
25 yang menyatakan bahwa Kepala Kasi berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Partisipasi Anak. Sehingga
dapat diketahui bahwa Kepala Bidang memimpin, menaungi, dan mengontrol
kinerja bawahannya dengan adil dan bertanggung jawab.
2.3.2 Kasi Pemenuhan Hak Anak
Adapun tugas Kasi Pemenuhan Hak Anak sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Bupati No. 42 Thaun 2016 Pasal 26 sebagai berikut:
1) Menyiapkan perumusan kebijakan pemenuhan hak anak
2) Menyiapkan forum koordinasi penyusunan kebijakan pemenuhan hak
anak
3) Menyiapkan perumusan kajian kebijakan pemenuhan hak anak
4) Menyiapkan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan
pemenhan hak anak
5) Menyiapkna fasilitas, sosialisasi dan distribusi kebijakan pemenuhan
hak anak
6) Menyiapkan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi
penerapan kebijakan pemenuhan hak anak
7) Menyiapkan pelembagaan pemenuhan hak anak pada lembaga
pemerintahan, nonpemerintahan, dan dunia usaha
8) Menyiapakna penguatan dan pengembangan lembaga penyedia
layanan peningkatan kualitas hidup anak
9) Memantau, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan
pemenuhan hak anak

2.3.3 Kasi Pengembangan Partisipasi Anak


Adapun tugas Kasi Pemenuhan Hak Anak sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Bupati No. 42 Thaun 2016 Pasal 27 sebagai berikut:
1) Menyiapkan perumusan kebijakan pengembangan partisipasi anak
2) Menyiapkan forum koordinasi penyusunan kebijakan di bidang
pengembangan partisipasi anak
3) Menyiapkan kajian kebijakan di bidang pengembangan partisipasi
anak
4) Menyiapkan koordinasi dan sinkronisasi penerapan pengembangan
partisipasi anak
5) Menyiapkan fasilitas, sosialisasi dan distribusi kebijakan
pengembangan partisipasi anak
6) Menyiapkan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi
penerapan kebijakan pengembangan partisipasi anak
7) Menyiapkan pelembagaan pemenuhan hak anak pada lembaga
pemerintah, nonpemerintah, dan dunia usaha di bidang
pengembnagan partisipasi anak

2.4 Prestasi Yang Pernah Dicapai


Terdapat beberapa prestasi yang di capai oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang:
1) Tahun 2019 Kabupaten Malang mendapatkan penghargaan
Kabupaten/Kota Layak Anak tingkat madya
2) Tahun 2018 Kabupaten Malang mendapatkan APE tingkat madya,
dari sebelumnya tingkat pertama dimana melekat di program kerja
DP3A
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan Mahasiswa KPL


Pelaksanaan kegiatan pembuatan brosur dengan judul “Orangtuaku
Sahabatku” dilaksanakan pada tanggal 07–21 September 2020 yang akan
dipergunakan dalam acara parenting pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang.
3.2 Landasan Teori
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang
memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-
anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap
dalam kehidupan bermasyarakat (Dian Novita dan Muman Hendra Budiman:
2015-102). Dalam UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 1 ayat
(1) menjelaskan bahwa anak merupakan seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Menurut Cahyadi Kurniawan: 2015 dalam artikelnya dijelaskan bahwa
mendidik anak harus dilakukan oleh kedua orang tua secara bersama-
sama. Suami dan istri harus bekerja sama dalam membimbing, mendidik, dan
mengarahkan anak-anak sampai mereka dewasa. Namun hendaknya seorang ibu
selalu berusaha menempatkan diri sebagai sahabat, partner, atau mitra bagi anak,
agar lebih akrab, lebih dekat dan lebih memahami keinginan dan harapan anak.
Selain itu disebutkan cara agar bisa menjadi sahabat anak yaitu : 1)
Menjadi sahabat bagi suami; 2) Terimalah anak dengan segala potensinya; 3)
Jadilah pendengar yang baik untuk anak; 4) Libatkan diri dalam kegiatan anak; 5)
Berikan penghargaan dan hukuman; 6) Berikan kepercayaan terhadap anak; 7)
Jadilah teladan bagi anak. Manfaat menjadi sahabat anak yaitu : 1) Mampu
memahami anak; 2) Memiliki komunikasi yang lancar dengan anak; 3)
Mendapatkan kepercayaan dari anak; 4) Memperkuat ikatan batin dengan anak; 5)
Mudah mengarahkan anak
Orang tua akan mendapatkan berbagai hal yang memudahkan mereka
dalam mendidik, membimbing, mengarahkan, dan membantu anak-anak menuju
kehidupan yang sukses di dunia dan akhirat. Anak-anak yang memberikan
keberkahan hidup bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
3.3 Hasil Kegiatan
Berdasarkan pemaparan pelaksanaan Kajian Praktik Lapangan (KPL)
maka dapat diketahui hasil kegiatan antara lain sebagai berikut:
Nama Kegiatan : Pembuatan Brosur dengan Judul “Orangtuaku
Sahabatku”
Jenis Kegiatan : Bahan Pembelajaran
Waktu Kegiatan : 07 - 21 September 2020
Tempat Kegiatan : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang
3.4 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
3.4.1 Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dari pembuatan brosur “Orangtuaku Sahabatku”
yaitu:
1) Mudah dalam mendapatkan materi untuk pembuatan brosur karena
tersedianya banyak referensi di internet.
2) Adanya fasilitas komputer dari pihak DP3A yang membantu dan
mempermudah dalam pembuatan desain brosur.
3) Tersedianya akses wifi di DP3A untuk memperlancar dalam mencari
materi serta desain brosur.
3.4.2 Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dari pembuatan brosur “Orangtuaku
Sahabatku” yaitu:
1) Kurangnya referensi desain brosur lipat tiga yang sesuai dengan tema yang
diberikan oleh pihak DP3A.
2) Sulit menentukan desain brosur yang sesuai dengan tema dan menarik.
3) Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembuatan brosur, karena
dalam pembuatan brosur dibutuhkan ketelitian yang ekstra.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembuatan brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku” merupakan


pembuatan brosur yang akan digunakan pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang dalam acara parenting. Di
dalam brosur ini terdiri dari beberapa materi yang sudah didesain agar mampu
menarik perhatian sasaran (orang tua) yang mengikuti acara parenting. Brosur ini
juga bertujuan untuk membantu orang tua agar tetap bisa berhubungan baik
dengan cara menjadi sahabat anak disaat musim pandemi seperti sekarang ini.
Pastinya anak-anak bosan ketika belajar harus dengan orang tua, dari hal tersebut
orang tua harus pintar-pintar memposisikan sebagai sahabat agar anak merasa
nyaman belajar dan bercerita bersama orang tua.
Brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku” ini berisi penjelasan
mengenai orang tua dan anak, bagaimana orangtua menjadi sahabat anak, kapan
waktu yang tepat orang tua menjadi sahabat anak, manfaat menjadi sahabat anak,
cara komunikasi agar anak tidak kehilangan rasa hormat pada orang tua, dan
bagaimana orang tua menjadi sahabat bagi anak yang broken home.
Orang tua adalah ayah, ibu atau wali yang bertugas memberikan kasih
sayang, memelihara, mengawasi dan melindungi serta membimbing anak-anak.
Orang tua merupakan sosok yang paling dekat dengan anak. Sedangkan anak
merupakan keturunan atau generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin
atau persetubuhan (sexual intercross) antara seorang laki-laki dan perempuan baik
dalam iktan perkawinan maupun diluar perkawinan.
Menjadi sahabat bagi anak merupakan salah satu bentuk pola pengasuhan
yang dapat diterapkan orang tua yang dapat dimulai dari rumah. Dalam
kesehariannya anak tidak hanya membutuhkan figur orang tua, mereka juga
membutuhkan sahabat yang dapat menjadi partner dalam memahami dunianya
sehingga menjadikan dirinya nyaman, bahagia baik dengan dirinya sendiri
maupun lingkungannya.
Bagaimana orang tua menjadi sahabat anak :
1) Memilih pola asuh yang bersahabat : Pola asuh akan sangat berpengaruh
dalam hubungan orang tua dengan anak. Pola asuh yang kaku dan penuh
dengan aturan akan membuat anak sulit untuk terbuka dengan orang tua.
Untuk menjadi sahabat anak orang tua harus selalu siap sedia mendengar
pendapat anak, jangan mengatakan kata “jangan” atau “tidak” sebelum
mendengar apa yang anak mau. Memberikan pendapat dan pemahaman yang
tepat yang bisa diterima anak jika orang tua memang tidak setuju dengan
pendapat anak.
2) Mengerti dan memahami karakter anak : Setiap orang tua harus memahami
karakter yang dimiliki anak sehingga orang tua dapat masuk dalam dunia
anak.
3) Menjadi pendengar yang baik bagi anak : Memberikan respon yang positif
pada saat anak bercerita dan ajukan sedikit pertanyaan tentang ceritanya tetap
jangan sampai membuat privasinya menjadi terganggu.
4) Melibatkan diri kita dalam kegiatan dan dunia anak : Menemani dan
mendampingi anak ketika bermain, memahami setiap kebiasaan anak
merupakan hal kecil yang dapat membantu orang tua dekat dengan anak.
Sebisa mungkin selalu ciptakan quality time dengan anak.
5) Berikan pujian dan teguran secara jujur : Ketika anak berbuat salah tegur
dengan sikap yang tidak menghakimi. Berikan pujian untuk setiap
keberhasilan agar anak merasa dihargai. Sebuah pujian dapat membuat anak
semakin termotivasi tetapi jangan sampai memuji secara berlebihan.

Waktu yang tepat agar orangtua bisa menjadi sahabat anak adalah setiap
saat tapi tidak harus setiap hari orang tua menjadi sahabat bagi anak. Orang tua
harus bisa menempatkan diri saat harus menjadi orang tua dan sahabat baginya.

Manfaat menjadi sahabat anak:


1) Orang tua memahami sifat dan watak anak, kekurangan dan kelebihan anak,
kebiasaan baik dan buruk anak, mengoptimalkan potensi anak, serta dapat
menerima dan memperbaiki kekurangan anak.
2) Terjalinnya komunikasi yang lancar dan harmonis antara orang tua dan anak.
3) Mendapat kepercayaan dari anak. Kepercayaan sangat penting sampai ia
dewasa nanti karena pada saat ia menghadapi masalah ia akan menjadikan
orang tua sebagai tempat curhat dan berbagi beban.
4) Mempererat hubungan dan memperkuat ikatan batin.

Cara komunikasi agar anak tidak kehilangan rasa hormat pada orang tua
adalah dimulai dari persahabatan antara orang tua dengan anak harus memiliki
kesepakatan batasan-batasan pergaulan dan interaksi antar orang tua dan anak.
Kesepakatan harus dijalankan bersama dengan serasi dan kompak.
Saat orang tua dan anak berinteraksi orang tua harus memberi rambu-
rambu pada anak “kapan anak boleh bercanda”, “saat keadaan seperti apa anak
boleh bercanda”. Begitupun pada orang tua “kapan anak bisa leluasa menceritakan
dirinya”.
Penyampaian melalui ekspresi wajah juga sangat diperlukan sehingga anak
tahu dan paham kapan “waktu-waktu” yang tepat saat orang tua menjadi teman,
sahabat dan saat orang tuanya harus didengar.
Bagaimana orangtua menjadi sahabat bagi anak yang broken home. Anak
yang “broken home” adalah anak yang diciptakan Allah dengan sangat istimewa
karena diberikan pelajaran tentang kehidupan dengan begitu keras yang mungkin
anak-anak lain tidak mampu membayangkan sanggup untuk melewatinya.

Tips menjadi sahabat untuk anak yang “broken home” :


1) “Jangan pernah menilai” karena sebuah penilaian dari kita mungkin tidak adil
untuk mereka, kita tidak pernah merasa dalam posisi yang mereka jalani.
2) “Tidak perlu membandingkan” mereka sedang mencoba memahami kondisi
yang dirasakannya. Kondisi anak yang broken home berbeda dengan kondisi
kita, mereka adalah anak-anak yang sangat spesial.

Dari pemaparan materi brosur “Orangtuaku Sahabatku” tersebut dapat


diketahui bahwa pembuatan brosur tersebut berdasarkan kebutuhan acara
parenting pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A)
Kabupaten Malang yang nantinya akan membantu sasaran (orang tua) disaat
kondisi pandemi seperti sekarang ini dengan tetap memprioritaskan peran orang
tua agar bisa menjadi orang tua sekaligus sahabat bagi anak yang menyenangkan.
Selain itu, anak juga dapat merasakan mempunyai sahabat yang bisa diajak belajar
dan bercerita bersama saat berada di rumah.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah konsentrasi Pendidikan
Keluarga Universitas Negeri Malang telah melaksanakan Kajian Praktek
Lapnangan (KPL) di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan KPL tidak dapat
dilakukan secara normal seperti biasanya, namun tanpa mengurangi rasa hormat,
jurusan Pendidikan Luar Sekolah tetap mengadakan kegiatan KPL bagi
mahasiswa Angkatan 2017 dengan system kombinasi yakni daring (dalam
jaringan) dan luring (luar jaringan). Hal tersebut disesuaikan dengan lembaga
yang dituju yakni lembaga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (DP3A) Kabupaten Malang serta tetap mematuhi protokol kesehatan yang
berlaku. Dalam pelaksanaan KPL tersebut, mahasiswa melakukan sebuah
kegiatan pembuatan brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku” yang akan
dipergunakan dalam acara parenting pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang.
Pembuatan brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku” merupakan
pembuatan brosur yang akan digunakan pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang dalam acara parenting. Di
dalam brosur ini terdiri dari beberapa materi yang sudah didesain agar mampu
menarik perhatian sasaran (orang tua) yang mengikuti acara parenting. Brosur ini
juga bertujuan untuk membantu orang tua agar tetap bisa berhubungan baik
dengan cara menjadi sahabat anak disaat musim pandemi seperti sekarang ini.
Pastinya anak-anak bosan ketika belajar harus dengan orang tua, dari hal tersebut
orang tua harus pintar-pintar memposisikan sebagai sahabat agar anak merasa
nyaman belajar dan bercerita bersama orang tua.
Brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku” ini berisi penjelasan
mengenai orang tua dan anak, bagaimana orang tua menjadi sahabat anak, kapan
waktu yang tepat orang tua menjadi sahabat anak, manfaat menjadi sahabat anak,
cara komunikasi agar anak tidak kehilangan rasa hormat pada orang tua, dan
bagaimana orang tua menjadi sahabat bagi anak yang broken home.
5.2 Saran
Dengan adanya pembuatan brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku”
ini disarankan agar pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (DP3A) Kabupaten Malang memberikan masukan terhadap desain dan
materi yang ada dalam brosur ini. Mungkin sekiranya ada yang kurang tepat
ataupun menarik dalam penyusunan materi dan desain. Agar brosur yang dibuat
tepat sesuai dengan sasaran dan tujuannya.

5.3 Rekomendasi untuk Peserta KPL Selanjutnya


Terdapat beberapa rekomendasi untuk peserta KPL selanjutnya antara lain
sebagai berikut: Mampu berkerjasama dan berkoordinasi dengan baik terhadap
pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A)
Kabupaten Malang agar dipercaya dalam pembuatan brosur dengan judul yang
berbeda dari sebelumnya serta memperdalam editing brosur agar desainnya bisa
menarik dan sesuai dengan sasaran dan tujuannya.
DAFTAR RUJUKAN

Novita, D., Budiman, H.M. 2015. “Pengaruh Pola Pengasuhan Orangtua dan
Proses Pembelajaran Di Sekolah Terhadap Tingkat Kreativitas Anak
Prasekolah (4-5 Tahun)”. Jurnal Pendidikan. Vol. 16, No. 2:100-109

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 1 ayat (1) tentang Perlindungan


Anak

Kurniawan, Cahyadi. 2015. “Smart Parenting : Menjadi Sahabat bagi Anak”,


(Online),
(https://www.kompasiana.com/pakcah/54f3540d745513972b6c70b6/smart-
parenting-menjadi-sahabat-bagi-anak, diakses 06 Oktober 2020)
Lampiran-lampiran

Penyusunan materi brosur yang berjudul “Orangtuaku Sahabatku”.


Pembuatan desain brosur di coreldraw.
Hasil pembuatan brosur yang berjudul “Orangtuaku Sahabatku” dalam
bentuk gambar.

Anda mungkin juga menyukai