PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari disusunnya laporan ini
yaitu:
Waktu yang tepat agar orangtua bisa menjadi sahabat anak adalah setiap
saat tapi tidak harus setiap hari orang tua menjadi sahabat bagi anak. Orang tua
harus bisa menempatkan diri saat harus menjadi orang tua dan sahabat baginya.
Cara komunikasi agar anak tidak kehilangan rasa hormat pada orang tua
adalah dimulai dari persahabatan antara orang tua dengan anak harus memiliki
kesepakatan batasan-batasan pergaulan dan interaksi antar orang tua dan anak.
Kesepakatan harus dijalankan bersama dengan serasi dan kompak.
Saat orang tua dan anak berinteraksi orang tua harus memberi rambu-
rambu pada anak “kapan anak boleh bercanda”, “saat keadaan seperti apa anak
boleh bercanda”. Begitupun pada orang tua “kapan anak bisa leluasa menceritakan
dirinya”.
Penyampaian melalui ekspresi wajah juga sangat diperlukan sehingga anak
tahu dan paham kapan “waktu-waktu” yang tepat saat orang tua menjadi teman,
sahabat dan saat orang tuanya harus didengar.
Bagaimana orangtua menjadi sahabat bagi anak yang broken home. Anak
yang “broken home” adalah anak yang diciptakan Allah dengan sangat istimewa
karena diberikan pelajaran tentang kehidupan dengan begitu keras yang mungkin
anak-anak lain tidak mampu membayangkan sanggup untuk melewatinya.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah konsentrasi Pendidikan
Keluarga Universitas Negeri Malang telah melaksanakan Kajian Praktek
Lapnangan (KPL) di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan KPL tidak dapat
dilakukan secara normal seperti biasanya, namun tanpa mengurangi rasa hormat,
jurusan Pendidikan Luar Sekolah tetap mengadakan kegiatan KPL bagi
mahasiswa Angkatan 2017 dengan system kombinasi yakni daring (dalam
jaringan) dan luring (luar jaringan). Hal tersebut disesuaikan dengan lembaga
yang dituju yakni lembaga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (DP3A) Kabupaten Malang serta tetap mematuhi protokol kesehatan yang
berlaku. Dalam pelaksanaan KPL tersebut, mahasiswa melakukan sebuah
kegiatan pembuatan brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku” yang akan
dipergunakan dalam acara parenting pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang.
Pembuatan brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku” merupakan
pembuatan brosur yang akan digunakan pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang dalam acara parenting. Di
dalam brosur ini terdiri dari beberapa materi yang sudah didesain agar mampu
menarik perhatian sasaran (orang tua) yang mengikuti acara parenting. Brosur ini
juga bertujuan untuk membantu orang tua agar tetap bisa berhubungan baik
dengan cara menjadi sahabat anak disaat musim pandemi seperti sekarang ini.
Pastinya anak-anak bosan ketika belajar harus dengan orang tua, dari hal tersebut
orang tua harus pintar-pintar memposisikan sebagai sahabat agar anak merasa
nyaman belajar dan bercerita bersama orang tua.
Brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku” ini berisi penjelasan
mengenai orang tua dan anak, bagaimana orang tua menjadi sahabat anak, kapan
waktu yang tepat orang tua menjadi sahabat anak, manfaat menjadi sahabat anak,
cara komunikasi agar anak tidak kehilangan rasa hormat pada orang tua, dan
bagaimana orang tua menjadi sahabat bagi anak yang broken home.
5.2 Saran
Dengan adanya pembuatan brosur dengan judul “Orangtuaku Sahabatku”
ini disarankan agar pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (DP3A) Kabupaten Malang memberikan masukan terhadap desain dan
materi yang ada dalam brosur ini. Mungkin sekiranya ada yang kurang tepat
ataupun menarik dalam penyusunan materi dan desain. Agar brosur yang dibuat
tepat sesuai dengan sasaran dan tujuannya.
Novita, D., Budiman, H.M. 2015. “Pengaruh Pola Pengasuhan Orangtua dan
Proses Pembelajaran Di Sekolah Terhadap Tingkat Kreativitas Anak
Prasekolah (4-5 Tahun)”. Jurnal Pendidikan. Vol. 16, No. 2:100-109