Anda di halaman 1dari 8

1.

Artikel populer

Lilin Literasi: Menerangi Pelajar, Menghalau Narkoba

Muhammad Dzaky Al-Murtadho-Pelajar pada SMA Plus Liwaul Furqon Bogor


Harapan II Lomba Menulis Artikel Populer Hukum dan HAM Tingkat Pelajar
SMU/Sederajat Se-Jabodetabek untuk tema Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba di Kalangan Pelajar

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya telah


menjadibom waktu di negeri ini. Betapa tidak, peredaran barang haram ini sudah
sampai di tempat-tempat yang justru dianggap aman dari hal-hal negatif semacam
itu, seperti sekolah, kampus, bahkan rumah-rumah ibadah. Pada tahun 2015 saja,
tercatat 102 kasus penyalahgunaan narkoba yang diungkap oleh BNN.
Peredarannyapun dilakukan dengan berbagai macam cara, ada yang dijadikan
permen, dicampurkan ke dalam adonan cookies, dan ada juga yang disembunyikan
dalam bungkusan ikan asin.

Meskipun angka pecandu narkoba di Indonesia turun 0,6 % pada tahun


2015,m namun ancaman narkoba tetap saja sangat mengkhawatirkan. Indonesia
menjadi seperti surga bagi peredaran narkoba internasional. Tiap tahunnya, 15.000
jiwa meregang nyawa karena barang terlaknat ini. Pada tahun 2016 ini, pengguna
narkoba di Indonesia mencapai angka 5,1 juta orang. Lebih parahnya, sebagian
besarnya masih berusia pelajar.

Berbagai solusi pencegahannya mungkin sudah dicetuskan, namun upaya


itu belum juga mencapai hasil yang maksimal. Hukum Indonesia telah jelas
mengatur hukuman bagi pengedar narkoba lewat UU No.35 tahun 2009 dengan
penegakan hukumnya yang sudah cukup tegas. Badan Narkotika Nasional juga
telah mengadakan berbagai sosialisasi dengan banyak cara. Selain itu, para
pemuka agama dan tokoh nasional di Indonesia sudah sering kali menyampaikan
betapa berbahayanya narkoba bagi generasi muda. Kira-kira solusi apa lagi yang
bisa kita lakukan?

Dunia Literasi. Mungkin itu belum pernah terpikirkan sebelumnya. Tapi,


apa yang bisa dihasilkan lewat membaca dan menulis ? Apakah dunia literasi bisa
menjadi sarana pencegahan penyalahgunaan narkoba? Tentu jawabannya bisa.
Membaca dan menulis adalah kegiatan positif yang bisa dijadikan solusi dalam
upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Banyak pelajar yang memiliki hobi
membaca dan mengidolakan penulis-penulis terkenal. Sebut saja: Tere Liye,
Andrea Hirata, Dewi Dee Lestari, Asma Nadia, dan penulis terkenal lainnya.
Disinilah letak hubungan antara dunia tulis-menulis dan upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba khususnya dikalangan pelajar. Dengan minat baca yang
dimiliki pelajar, penulis bisa menyampaikan pesan-pesan anti narkoba tanpa
membuat pembaca bosan. Berikut diantara solusi yang mungkin bisa dilakukan
untuk mendorong generasi pelajar terhindar dari jerat penyalahgunaan narkoba :

1. Mendorong pelajar untuk hobi membac. Membaca dapat menjadi salah satu
kegiatan positif untuk menghindari hal- hal negatif yang dapat merusak pribadi
kita sebagai pelajar. Mulai dari pornografi, kebut-kebutan di jalan, dan juga
merokok yang menjadi jalan masuk narkoba. Membaca juga dapat menambah
wawasan para pelajar, sehingga seorang pelajar tidak hanya belajar di sekolah,
namun dimana saja. Membaca bisa menjadi ajang sosialisasi untuk pelajar agar
mengetahui bahaya narkoba. Semakin banyak yang mereka baca, semakin luaslah
pandangan para pelajar sehingga ia lebih berorientasi ke masa depan dan
menghindari hal-hal yang bisa merusak masa depan mereka.Selain itu, lewat
membaca remaja yang putus sekolah juga bisa tetap mendapat ilmu dan tidak
terjerumus dalam jurang pergaulan bebas yang menjadi gerbang utama bagi
peredaran narkoba.

Karena usia yang masih remaja, kebanyakan pelajar sering memiliki


masalah, baik di sekolah, di lingkungan keluarga, maupun masalah-masalah
lainnya. Betapa banyak pelajar yang menjadikan narkoba dan pergaulan bebas
sebagai pelariannya dari masalah. Hal ini jugalah yang harus menjadi perhatian
bersama. Membaca dan menulis juga bisa menjadi pelarian siswa dari masalah,
sehingga mereka bisa menjadikan hal-hal positif sebagai pelarian. Namun bagi
pelajar yang tidak menyukai dunia literasi, kegiatan positif lain yang sesuai
dengan hobinya juga tetap bisa menjadi pelarian, yang terpenting adalah
bagaimana agar kita bisa menjauhi hal-hal negatif yang akan menghancurkan masa
depan kita.

2. Mengajak penulis nasional untuk menyisipkan kampanye anti narkoba pada


tulisannya. Kebanyakan pelajar pada umumnya lebih menyukai bacaan fiksi
berbentuk narasi daripada bacaan ilmiah berbentuk persuasi maupun argumentasi.
Kita lebih menyukai alur cerita yang bagus, tokoh yang keren, atau tema imajinatif
yang ringan, seperti percintaan, persahabatan, atau petualangan yang sesuai
dengan dunia remaja. Hal ini menjadi tantangan bagi para penulis agar bisa
menghasilkan karya yang berbobot dan menjadi kampanye anti narkoba tanpa
harus menggurui. Misalnya saja membuat novel remaja dengan kisah sang tokoh
utama yang hidupnya hancur karena mengonsumsi narkoba. Mungkin dengan
novel itu, pelajar yang membacanya bisa mengambil nilai-nilai moral di dalamnya.
Kebanyakan pelajar memang malas membaca buku-buku yang lebih banyak teori
dan terkesan menggurui. Mereka lebih memilih membaca kisah fiksi sebagai
bentuk refreshing bagi otak disela-sela kegiatannya. Disinilah tugas mulia bagi
penulis yang bisa menyelamatkan pelajar Indonesia dari jerat haram narkoba.

3. Mengundang penulis-penulis terkenal dalam sosialisasi pencegahan


penanggulangan narkoba. Selain hobi membaca bukunya, para pelajar juga akan
mengidolakan sang penulis. Ketika kita menilai sebuah buku itu bagus dan
menarik, kita tentu akan tertarik pada penulisnya dan kemudian akan tertarik
membaca karya lain dari penulis itu. Setelah banyak pelajar yang mengidolakan
penulis-penulis itu, maka mudah saja kita mengajak pelajar untuk mengikuti
sosialisasi tentang bahaya narkoba dengan mengundang beberapa penulis nasional
yang menjadi idola para pelajar. Dari situ, penulis bisa menyampaikan tips-tips
mengisi masa muda dengan bermanfaat tanpa harus mengorbankan waktu belajar,
dan para pelajar terhindar dari penyalahgunaan narkoba.

4. Membentuk Komunitas “Penebar Manfaat” Apa yang kira-kira dilakukan


komunitas ini? Tentu saja komunitas ini bertugas menebarkan manfaat dengan
cara menulis. Dari pelajar yang memiliki hobi membaca, pasti akan ada yang hobi
menulis. Dengan komunitas “penebar manfaat” ini, kita bisa menyalurkan hobi
menulis tersebut dan memberikan inspirasi bagi pelajar lain agar menghindari
narkoba.

Bagaimana dengan yang tidak suka menulis? Kelompok penebar


manfaat juga bisa menjadi wadah untuk pelajar yang suka hobi lainnya, misalnya
melukis, desain grafis, futsal, ataupun basket. Mereka bisa menyampaikan pesan-
pesan anti narkoba dengan hobinya masing-masing. Komunitas penebar manfaat
bisa menjadi komunitas anti narkoba yang giat menyosialisasikan bahaya
penyalahgunaan narkoba. Dengan komunitas ini, pelajar dapat mengisi waktu
luangnya untuk berbagi manfaat pada teman-teman kita. Kita juga bisa saling
mengingatkan untuk tetap berada pada pergaulan yang sehat sehingga tidak
bersentuhan dengan dunia gelap narkoba.

5. Mengadakan event-event lomba. Solusi berikutnya adalah mengadakan event


perlombaan. Dengan event perlombaan, pelajar jadi memiliki wadah untuk
berkompetisi secara sehat. Event tersebut bisa diadakan oleh pemerintah maupun
komunitas-komunitas anti narkoba. Lomba yang diadakan pun bisa berupa lomba
menulis, melukis, film pendek ataupun kompetisi olahraga seperti futsal dan
basket, yang terpenting adalah bagaimana perlombaan tersebut menjadi wadah
yang positif bagi pelajar agar terhindar dari pelarian yang membawa penyesalan
serta dapat menyampaikan pesan anti narkoba kepada masyarakat luas.

Mungkin itulah solusi-solusi yang bisa kita lakukan bersama dalam upaya
pencegahan penyalahgunaan narkoba. Dunia literasi bisa mengambil andil yang
besar dalam upaya ini. Dengan menulis, pelajar bisa menebarkan manfaat, baik
bagi teman- temannya maupun untuk masayarakat umum. Sedangkan membaca
akan menjadikan pelajar lebih memiliki wawasan yang global.

Namun di samping semua itu, tetap ada sebuah PR besar bagi pemerintah
dalam upaya pencegahan ini. Pemerintah harus bahu-membahu dengan seluruh
lapisan masyarakat menghalau segala bentuk tindakan yang dapat menjadi celah
masuknya peredaran narkoba di kalangan pelajar. Selain pemerintah, peran
keluarga dan sekolah juga memiliki andil besar bagi kehidupan pelajar.
Lingkungan rumah dan sekolah harus kompak dalam melindungi generasi penerus
bangsa dan mendorong pelajar untuk menjadi pelajar yang bermanfaat. Jangan
sampai ada lubang sekecil apapun sehingga narkoba bisa masuk dalam kehidupan
pelajar.

Pemerintah harus berpartisipasi aktif dalam menyukseskan upaya-upaya


pencegahan penyalahgunaan narkoba misalnya dengan menyebarkan buku-buku
bacaan yang bermanfaat dan sesuai dengan usia pelajar atau mengadakan
perlombaan-perlombaan yang bisa meningkatkan kreatifitas pelajar. Pemerintah
juga harus melindungi pelajar yang sudah terlanjur menjadi korban dalam
penyalahgunaan narkoba dengan merehabilitasi mereka bukan dengan
memasukkan mereka ke dalam penjara.

Selain itu, kita sebagai pelajar harus membentengi diri dengan ilmu agama
yang kuat. Kita wajib mempelajari agama kita dengan sungguh-sungguh, karena
jika kita benar-benar memahami agama kita dan benar-benar dekat dengan Tuhan,
kita akan menghindari semua perbuatan yang tergolong perbuatan dosa dan
dibenci oleh Sang Pencipta. Ilmu agama juga akan menjadikan kita lebih terarah,
sehingga kita melakukan semua hal sesuai dengan ketentuan dari Tuhan, termasuk
menulis. Pelajar mesti bersungguh-sunguh dalam menuntut ilmu dan fokus pada
masa depannya juga masa depan bangsa.

Kita manfaatkan masa muda kita sebagai pelajar yang bermanfaat. Rajinlah
membaca karena membaca akan membuka pandangan kita. Menulislah! Karena
dengan menulis kita akan dikenang. Lakukanlah apa saja yang kita sukai selama
hal itu bersifat positif, namun tinggalkanlah yang negatif. Kembangkan seluruh
potensi yang kita miliki untuk menjadi pemimpin masa depan. Jangan pernah
menyiksa diri dengan menjadikan narkoba sebagai pelarian dari masalah. Jangan
jadi pelajar yang cengeng, jadikan masalah sebagai pemacu semangat untuk
berubah.

Kita sadar narkoba bukan lagi masalah sepele. Masalah narkoba sudah
mencapai titik paling merngerikan di negeri ini. Sebagai pelajar, kita haruslah
sadar bahwa kita diharapkan menjadi agen perubahan. Mari, sadarkan diri kita!
Kita adalah pelajar Indonesia. Kita akan melanjutkan pembangunan Indonesia.
Kita harus membawa nama baik Indonesia di mata internasional. Oleh karena itu,
kita harus bebas dari penyalahgunaan narkoba, karena narkoba adalah musuh
bersama yang menjadi pintu dari kejahatan lain dan akan menghancurkan negeri
kita tercinta.

Teruslah jadi pelajar yang menebarkan manfaat dengan menyalakan “lilin-


lilin literasi” yang mampu menghalau narkoba. Sebagaimana kita ketahui bahwa
sebaik- baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Mari teriakkan
dengan lantang “Kami Pelajar Indonesia, Kami Bukan Budak Narkoba!”

http://www.balitbangham.go.id/detailpost/lilin-literasi-menerangi-pelajar-
menghalau-narkoba diakses pada 30 April 2018 pukul 07.50
2. Artikel ilmiah

Analisis Kebutuhan Mahasiswa


Hermansyah (14050505050)
Abstrak
Artikel ini berisikan penggunaan uang oleh mahasiswa untuk memenuhi
kebutuhannya. Tujuan dari artikel ini untuk menjelaskan penggunaan uang oleh
mahasiswa serta kebutuhan dasar manusia. Penelitian ini dilakukan dengan
metode wawancara langsung dan kuisioner. Dari artikel ini dapat disimpulkan
bahwa banyak mahasiswa mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk biaya lain-
lain. Sehingga, masih banyak mahasiswa yang belum bisa mengatur keuangannya
dengan baik.Kata kunci : kebutuhan, mahasiswa, pengeluaran.

1. Pendahuluan

Banyak dari mahasiswa yang tinggal di indekos, biasanya diberi


kemandirian yang lebih dalam pengelolaan terhadap diri sendiri, termasuk
keuangan. Namun, sering kali mahasiswa tidak pandai dalam mengatur diri
sendiri termasuk keuangannya. Mereka tidak dapat membedakan antara kebutuhan
pokok dan kebutuhan karena keinginan. Mahasiswa biasanya berlebihan dalam
menggunakan uangnya untuk memenuhi keinginannya dibandingkan kebutuhan
pokoknya. Akibatnya mahasiswa menghabiskan uang bulanannya sebelum
mendekati akhir bulan. Oleh karena itu diteliti apa-apa saja kebutuhan pokok
mahasiswa dan seberapa besar uang yang dikeluarkan mahasiswa setiap bulan
untuk memenuhi kebutuhannya. Tujuan dari penelitian ini menjelaskan kebutuhan
pokok mahasiswa dan seberapa besar mereka mengeluarkan uangnya untuk
memenuhi kebutuhannya. Manfaat penelitian ini adalah agar mahasiswa dapat
membedakan antara kebutuhan dan keinginannya. Metode penelitian yang
digunakan adalah wawancara langsung dan menyebarkan kuisioner.

2. Pembahasan

Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh


barang dan jasa (Sadono Sukirno, 2013). Selanjutnya, ia menjelaskan barang yang
dibutuhkan manusia terutama terdiri dari benda yang dapat dilihat dan diraba
secara fisik-seperti baju, sepatu, makanan dan minuman. Di samping itu, ada juga
barang yang tidak dapat diraba dan dilihat seperti udara. Jasa bukanlah berbentuk
benda, sebab ia merupakan layanan seseorang atau suatu barang yang akan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Beberapa jenis jasa yang dibutuhkan
masyarakat antara lain adalah : kegiatan tukan pangkas, pelayanan di restoran,
kegiatan pengangkutan orang ataupun siaran radio dan televisi yang memberi
hiburan.

Data di kalkulasi perbulan dengan ketentuan 1 Bulan=30hari=4 minggu.

Jenis Penerima- Makanan Cemilan Bensin Pulsa Perlengkapan Biaya Tabungan


Kelamin an Pokok / Handphone Mandi dan Lain-
Ongkos Mencuci lain

PK 1.800.000 400.000 150.000 200.000 100.000 200.000 350.000 400.000

LK 2.000.000 900.000 400.000 200.000 125.000 50.000 225.000 100.000

LT 2.000.000 300.000 0 600.000 150.000 100.000 550.000 300.000

PT 750.000 300.000 0 200.000 100.000 0 0 150.000

PT 400.000 210.000 0 0 60.000 0 0 30.000


Keterangan :

PK : Perempuan tinggal di Indekos


LK : Laki-laki tinggal di Indekos
PT : Perempuan yang tidak tinggal di Indekos
LT : Laki-laki yang tidak tinggal di Indekos

Dari data yang diperoleh di atas, dapat diketahui pengeluaran mahasiswa


untuk kebutuhan pokok tergolong cukup. Dengan asumi makanan pokok (nasi,
lauk dan minuman), sekali makan berjumlah Rp. 13.000,00. Dari lima
narasumber, dua diantaranya mengeluarkan uang untuk biaya lain-lain cukup
besar, yaitu berkisar antara 18-27 % dari total uang yang diberikan. Biaya lain-
lain ini mencakup biaya-biaya yang tidak dapat dijelaskan oleh narasumber.
Menurut Gardner Murphy, bahwa kebutuhan dasar manusia juga mancakup
kebutuhan akan lingkungan alam (http://file.upi.edu). Kebanyakan mereka hanya
berekreasi seperti berkumpul dengan teman-temannya atau hiburan dari teknologi
saja. Sehingga banyak mahasiswa yang belum memenuhi kebutuhan dasar
manusia dengan baik.
3. Penutup

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa banyak mahasiswa yang
belum dapat mengatur kuangannya dengan baik. Karena, mereka mengeluarkan
uang untuk biaya lain-lain cukup besar.

Daftar Pustaka
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032
-TJUTJU_SOENDARI/Laporan/Laporan_bab__Asesmen_%26_Kebutuhan_.pdf.
2014 Diakses pada hari Senin, tanggal 1 Desember 2014 pukul 15:03 WIB.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar Ediri Ketiga. Jakarta
: RajaGrafindo Persada.

http://herman-march.blogspot.co.id/2015/10/contoh-artikel-ilmiah.html
diakses pada 30 April 2018 pukul 07.55

Anda mungkin juga menyukai