Anda di halaman 1dari 12

BUSINES PLAN

kripik caisim

Oleh: Kukuh widianto NIM 3.22.09.2.13


Program Studi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Tahun 2011

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sawi merupakan sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadangkadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Kelurahan Bandungan terletak di Kecamatan Bandungan, kabupaten Semarang. Warga di daerah ini banyak yang membudidayakan sawi dalam hal ini Caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia terutama di daerah Bandungan. Sebagian besar hasil panen Caisim di daerah Bandungan ini langsung dikirim ke pasar tanpa diolah terlebih dahulu. Padahal jika warga mampu mengolahnya, pendapatan mereka bisa bertambah. Apalagi daerah ini jaraknya tidak terlalu jauh dengan pasar Ungaran, hal ini akan memudahkan distribusi hasil olahan Caisimnya. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Selain itu sawi Sawi mampu menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker serta menghindarkan ibu hamil dari anemia. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Berdasarkan data diatas, sangat disayangkan jika masyarakat hanya mengkonsumsi tanaman ini dalam bentuk ditumis, atau sebagai pelengkap mie bakso, mie ayam atau gado- gado. Padahal dengan mengolah Caisim ini lebih baik masyarakat mampu memanfaatkannya secara optimal. Fenomena inilah yang menjadi peluang bagi warga Bandungan untuk mampu mengolah tanaman Caisim untuk meningkatkan pendapatan warganya. Oleh sebab itulah, kami ingin melakukan suatu program pengembangan tidak hanya keterampilan berwirausaha dan mentalitas jiwa wirausaha penduduknya, tetapi juga terhadap keinginan masyarakat Kelurahan Bandungan untuk bisa mengolah Caisim yang diharapkan dapat menjadi produk berupa keripik. Produk ini diharapkan menjadi makanan khas di daerah ini, karena daerah ini mempunyai prospek bagus untuk menjadi daerah wisata. Berdasarkan pengamatan terhadap hal-hal terkait, maka pada Program Kreativitas Mahasiswa ini mengambil judul Pelatihan Pembuatan Keripik Caisim Pada Masyarakat Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan ulasan tersebut di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi, yaitu : 1. Bagaimana cara mengolah Caisim yang cukup banyak di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana melatih masyarakat Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dalam pembuatan Keripik Caisim? 3. Bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha pada masyarakat Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dalam pembuatan keripik Caisim? C. Tujuan Program Tujuan yang ingin dicapai dalam usaha ini adalah : 1. Mengolah Sayur Caisim yang cukup banyak di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. 2. Membekali masyarakat Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dalam pembuatan keripik Caisim 3. Mengembangkan mentalitas wirausaha penduduk Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dalam pembuatan keripik caisim. D. Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari terealisasikan program ini adalah untuk memberikan bekal keterampilan dan motivasi dalam pengembangan jiwa wirausaha pada penduduk Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Sebagai hasil olahan, keripik Caisim merupakan produk yang direncanakan dan akan diproduksi. Di samping itu,peningkatan motivasi diharapkan akan menjadi pemantik munculnya kesadaran berwirausaha. Hal ini dilakukan agar penduduk setempat tidak terlalu menggantungkan diri pada hasil panen saja tapi dapat merintis jiwa wirausaha untuk kehidupan yang lebih baik terutama bagi ibu rumah tangga yang berada disana. Dan pada akhirnya program ini dapat memberikan fasilitas kepada masyarakat Bandungan dalam upaya mengoptimalkan manfaat Caisim menjadi produk yang mempunyai nilai jual tinggi. E. Kegunaan Program Manfaat yang diharapkan dari terlaksananya kegiatan ini adalah : 1. Terciptanya lapangan kerja dalam bentuk home industri di Kelurahan Bandungan. 2. Terlatihnya masyarakat dengan ketrampilan pembuatan Keripik Caisim 3. Merupakan cara mengabdi kepada masyarakat dengan jalan memfasilitasi masyarakat Bandungan untuk membuka kesempatan berwirausaha

I.

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Program Pengabdian Masyarakat ini akan dilaksanakan di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Kelurahan Bandungan letaknya cukup dekat dengan Pasar Ungaran dan akses ke Universitas Negeri Semarang yang berlokasi di Sekaran pun tidak terlalu jauh. Sehingga kelak distribusi produknya pun akan lebih mudah. Ide ini bermula dari banyaknya tanaman yang berada di daerah Bandungan yang tidak di olah dengan baik. Petani disana hanya menjual tanaman tersebut dalam keadaan mentah. Walaupun hal ini tidak salah, hanya saja ini akan berdampak pada minimnya pendapatan yang akan diterima oleh warga karena tidak Mengcreate terlebih dahulu sehingga tidak memiliki nilai jual yang tinggi. Masyarakat yang mengolahnyapun hanya sekedar ditumis, atau menjadi bahan pelengkap mie ayam, mie bakso dan gado-gado. Oleh karena itu permintaan masyarakat terhadap caisim ini normal- normal saja. Untuk itu, sebagi wujud pengabdian masyarakat, kami menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan keripik Caisim di daerah ini. Karena dengan olahan tersebut tidak hanya warga Bandungan saja yang memperoleh manfaat tapi masyarakat lain mendapatkannya juga. Bentuk manfaat tersebut adalah kemudahan masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran sehat yaitu caisim sehingga khasiat Caisim juga bisa diserap secara optimal.

II. METODE PENDEKATAN Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode sosialisasi dan penyuluhan penyuluhan kepada warga desa Piyoto kelurahan Bandungan. III. PELAKSANAAN PROGRAM A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program ini dilaksankan mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2009. Tempat pelaksanaan di Desa Piyoto Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. B. Tahapan Pelaksanaan Tiga tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Persiapan Kegiatan a.Persiapan Tempat Tempat kegiatan yang tepat adalah tempat yang memudahkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Dari hasil pengamatan, tempat ini cocok untuk melaksanakan program ini. Untuk memudahkan kegiatan, maka akan digunakan salah satu rumah warga untuk melakukan pelatihan. Pada saat sosialisasi akan dibahas kesepakatan tempat. b. Persiapan Alat

Persiapan alat dilakukan dengan melakukan pembelian semua peralatan yang diperlukan dalam proses pembuatan seperti oven dan sebagainya. c.Kerjasama Kerjasama dijalin dengan pihak Kelurahan Bandungan. Kemudian, setelah program ini mendapat persetujuan dari penyedia dana kegiatan, akan dilakukan kerjasama dengan sasaran program yaitu beberapa penduduk. Dari kerjasama ini diharapkan dapat membantu kelancaran program ini dan dapat bermanfaat bagi masyarkat. 2. Pelaksanaan Kegiatan a. Sosialisasi Sosialisasi program segera dilaksanakan segera setelah ada izin dari perangkat Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Selanjutnya ada temu akrab dengan calon warga yang akan mengikuti pelatihan program ini. b. Pengadaan Bahan Dasar dan Bahan Penunjang Bahan baku yang dipersiapkan berupa caisim diperoleh dari hasil panen di masyarakat setempat. Bahan penunjang dipersiapkan dengan cara membeli barang-barang yang diperlukan. Daftar bahan baku dan bahan penunjang antara lain : - Caisim - Tepung Beras - Tepung kanji - Minyak Goreng - Bawang Putih - Merica - Kemiri - Kencur - Garam c. Penyuluhan Penyuluhan kepada penduduk yang akan diajak untuk selanjutnya dilatih. Hal ini merupakan semacam pemberian teori pelatihan sebagai stimulus motivasi dan membangkitkan jiwa wirausaha. d. Praktik Pelatihan Proses pembuatan dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1. Pilih bahan baku yang baik dan segar 2. Bersihkan Caisim dengan cara merendam Caisim dengan garam selama 10 menit kemudian dibilas dengan air yang mengalir hal ini dilakukan untuk mengurangi pestisida yang berbahaya bagi tubuh. 3. Potong daun Caisim 4. Haluskan bawang putih, merica, kemiri, kencur dan garam secukupnya

5. Campurkan dalam mangkok besar bumbu, tepung beras dan tepung kanji 6. Aduk sampai tidak bergumpal, tambahkan air jika terlalu kental 7. Panaskan minyak lalu celupkan Caisim yang sudah dipotong ke dalam adonan tepung. 8. Goreng dalam minyak sampai matang dan krispi 9. Produk di kemas dan Siap dipasarkan e.Evaluasi Kegiatan Pengevaluasian kegiatan dilakukan untuk mengetahui tingkat minat dan masyarakat Kelurahan Bandungan untuk memproduksi keripik Caisim, mengevaluasi pendapat-pendapat dari masyarakat, menganalisisnya dan memperbaiki hasil program f. Penyusunan Laporan Penyusunan laporan direncanakan akan dilakukan setelah kegiatan berakhir untuk melaporkan rangkaian dan hasil pelaksanaan kegiatan secara institusi kepada penyedia dana program ini. JADWAL KEGIATAN KETERANGAN 1 2 BULAN Ke3 4 5 6

A. Persiapan 1. Survei Lapangan XXXX 2. Perizinan XX 3. Persiapan alat dan bahan XX B. Pelaksanaan Program 1. Sosialisasi XX 2. Pengadaan Bahan XXX 3. Penyuluhan XX 4. Praktik Pelatihan pembuatan keiripik Caisim XX XXXX C. Monitoring XX XXXX D. Evaluasi XX E. Penyusunan laporan 1. Pembuatan Draft Laporan XXXX 2. Penyusunan laporan akhir XX 3. Pengiriman Laporan XXXX

C. Pelaksanaan a. Tahap Persiapan Dalam program pengabdian masyarakat ini memfokuskan pada masyarakat RW 06 desa Piyoto Kelurahan Bandungan kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Persiapan yang dilakukan tim PKMM ini antara lain : Tanggal 19 Februari 2009 Survei lapangan Tanggal 6 Maret 2009 Sosialisasi pelaksanaan program dan perijinan pelaksanaan program Tanggal 21 April 2009 Persiapan tempat, alat dan bahan untuk pelaksanaan program b. Tahap Pelaksanaan Program 1. Sosialisasi Dosen KWU melakukan sosialisasi kepada warga Rw 06 Desa Piyoto Kelurahan Bandungan mengenai pembuatan keripik yang berasal dari Caisim atau yang sering disebut sawi. Rincian pelaksanaan program ini sebagai berikut : Hari, Tanggal : Jumat, 6 Maret 2009 Waktu : Pukul 09.00 s.d 11.30 WIB Tempat : Kantor kelurahan Bandungan Peserta : Ibu-ibu PKK Kelurahan Bandungan Pemateri : Ulfatul Istofiyah Materi :Pemaparan tentang pelatihan pembuatan keripik caisim Acara : Sosialisasi Pelaksanaan program Hasil yang dicapai : 1. Peserta mengetahui tentang pemanfaatan Sawi yang bisa dibuat menjadi produk keripik. 2. Pelatihan Pembuatan Keripik Caisim Dosen KWU memberikan pelatihan pembuatan kripik caisim kepada Ibu-ibu warga Desa Piyoto RW 06 Kelurahan Bandungan dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut : Hari, Tanggal : Sabtu, 25 April 2009 Waktu : Pukul 13.00 s.d 15.30 WIB Tempat : SD Impres Desa Piyoto Peserta : Warga rw 06 Desa Piyoto Pelatih : dosen KWU Materi : Praktek Pembuatan kripik caisim Acara : 1. Pembukaan (pengenalan program) 2. Sambutan Ketua rw 06 3. Pemaparan Bahan Pembuatan Kripik caisim 4. Praktek Pelatihan Pembuatan Kripik caisim

5. Penutup Hasil yang dicapai : 1. Peserta mengetahui olahan baru yang berasal dari caisim 2. Peserta mengetahui cara pembuatan kripik caisim 3. Peserta antusias untuk langsung praktek membuat kripik caisim c. Monitoring 1. Monitoring I Hari, Tanggal : Minggu, 10 Mei 2009 Waktu : Pukul 13.00 s.d 17.00 WIB Tempat : Rumah Ibu Sri Rw 06 Desa Piyoto Kelurahan Bandungan Peserta : Kelompok Ibu Sri Pemonitor : Ria Yulia C. dan Yeni Ari S. Hasil monitoring : Sebagian besar mata pencaharian warga Rw 06 adalah petani sayur yang waktunya dihabiskan untuk berada di kebun dan di pasar sehingga tindak lanjut program ini belum optimal 2. Monitoring II dan Pelatihan Kewirausahaan Hari, Tanggal : Sabtu, 23 Mei 2009 Waktu : Pukul 13.00 s.d 17.00 WIB Tempat : Rumah Ibu Sri Rw 06 Desa Piyoto Kelurahan Bandungan Peserta : Warga rw 06 Desa Piyoto Pemonitor : Ria Yulia C. dan Yeni Ari S. Pemateri : Ibu Ngesti pengusaha Torakur di Bandungan Hasil monitoring : Warga mengikuti training kewirausahaan dengan seksama, dan diharapkan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan peserta. 3. Monitoring III Hari, Tanggal : Minggu, 2009 Waktu : Pukul 13.00 s.d 17.00 WIB Tempat : Rumah Ibu Sri Rw 06 Desa Piyoto Kelurahan Bandungan Peserta : Kelompok Ibu Sri Pemonitor : Riayulia C. dan Ulfatul Istofiyah Hasil monitoring : Kelompok Ibu Sri Mulai membuat produk untuk dijadikan usaha

Tahap Evaluasi Evaluasi kemajuan program bisnis plan ini adalah pelaksanaan program sudah cukup berjalan dan membuahkan hasil meskipun mengalami beberapa kendala. Hal yang telah diperoleh dari pelaksanaan program ini yaitu respon masyarakat yang cukup baik mengenai program ini. Namun dalam pelaksanaan program bisnis plan ini ada beberapa kendala yang dihadapi antara lain sebagai berikut : 1. Jarak yang jauh dari tim bisnis plan sehingga tim bisnis plan kurang maksimal dalam memonitoring peserta 2. Sebagian besar mata pencaharian warga rw 06 Desa Piyoto adalah petani sayuran sehingga tindak lanjut dari program ini kurang optimal 4. Instrumen Pelaksanaan Pelaksanaan program ini menggunakan instrumen berupa modul dan peralatan- peralatan yang dibutuhkan dalam membuat kripik Caisin.

d.

5. O Nama

Rancangan & Realisasi Biaya

LAPORAN REALISASI DANA BISNIS PLAN


Harga Satuan TOTAL PEMASUKAN DANA 1 Biaya habis pakai Rp. 30.000 Kertas HVS/A4 Bolpoint Rp. 1.500 Rp. 1.000 Stofmap Amplop Rp. 15.000 Rp. 20.000 Tinta Hitam Tinta Warna Rp. 25.000 Jumlah Peralatan Penunjang Rp. 50.000 ATK Pengetikan Rp. 50.000 Rp. 500 Print Install Rp. 25.000 Rp. 100 Penggandaan/fotocopy Penjilidan Rp. 2.000 Map file Service Printer Flashdisk 1 GB Sewa kamera digital 3 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp 15.000 25.000 80.000 500.000 300.000 Frekuensi 3 rim 1 Pak 30 buah 1 pak 2 pak 2 pak Jumlah Rp. 4.950.000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 90.000 15.000 30.000 15.000 40.000 50.000 240.000 50.000 50.000 50.000 25.000 60.000 Rp. 20.000 45.000 25.000 80.000 500.000

100 Lembar 1 kali 600 Lembar 10 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 buah

Rp. Rp. Rp. Rp.

bulan Banner Jumlah Pelaksanaan Studi Pendahuluan Transportasi Komunikasi Internet Jumlah Tahap Pelatihan Dan Penyuluhan Transportasi (sewa

Rp 300.000 Rp.1.205.000 Rp. Rp. Rp. Rp. 200.000 150.000 20.000 370.000

Rp. Rp. Rp.

200.000 50.000 4.000

3 5 jam

Rp. 500.000

Rp.

500.000

kendaraan) Komunikasi Peralatan Bahan (caisim dan lainnya) Spanduk Fotocopy materi pelatihan Snack pelatihan Kenang-kenangan Jumlah Tahap Pendampingan dan Monitoring Monitoring 1 Transportasi Komunikasi Jumlah Monitoring 2 dan Training Kewirausahaan Transportasi Komunikasi Snack peserta Snack pembicara Kenang-kenangan Jumlah Monitoring 3 Transportasi Komunikasi Jumlah Total Pengeluaran Saldo

Rp.

50.000

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

150.000 250.000 200.000 100.000 90.000

Rp. Rp. Rp. Rp.

100.000 3.000 3.000 50.000

1 buah 30 lembar 50 buah 3

Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 1.530.000

Rp. 100.000 Rp. 50.000

2 1

Rp. 200.000 Rp. 50.000 Rp. 250.000

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

100.000 50.000 3.000 10.000 50.000

4 1 30 peserta 3 1

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp Rp. Rp.

400.000 50.000 90.000 30.000 50.000 620.000 200.000 50.000

Rp. 200.000 Rp. 50.000

1 1

Rp. 250.000 Rp. 4.465.000 Rp. 485.000

IV.

HASIL DAN PEMAHASAN Beberapa hasildari program adalah : 1. Peserta yang mengikuti acara sekitar 30 orang. Dan karena keterbatasan waktu yang dimiliki peserta sehingga yang melanjutkan untu dijadikan usaha sekitas 3 0rang

2. Analisis Produksi V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Sawi merupakan sayuran yang biasanya dimanfaatkan untuk pelengkap makanan dan banyak tumbuh di tempat yang tinggi seperti Bandungan. Untuk itu perlu adanya pemanfaarn yang optimal yaitu dengan membuat kripik sawi. 2. Saran a. Produk ini diharapkan mampu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Bandungan b. Pelatihan sebaiknya dilakukan kepada warga yang tidak hanya petani saja. Karena pada umumnya waktu luang yang dimiliki petani lebih sukar dibandingkan dengan pofesi lain.

Anda mungkin juga menyukai