Penerbitan dokumen ini berkat dukungan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi
dari dokumen ini merupakan tanggung jawab Yayasan Bambu Nusantara (YBN) serta tidak sepenuhnya
mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat
KOLABORASI PEMERINTAH DENGAN FORPEMMA
DALAM MEMPERKUAT KELURAHAN MANDIRI BERKELANJUTAN
1. SITUASI:
A. Gambaran kondisi awal
Di tengah pandemi covid pada tahun 2019, Pemerintah Daerah dituntut untuk
berinovasi menciptakan iklim dunia usaha yang bagus. Di satu sisi pandemi covid-19
direm, di sisi lain roda ekonomi harus terus dijalankan. Program Lapak UMKM
berangkat dari anggaran Dana Insentif Daerah (DID) Rp 14.9 miliar dari pemerintah
pusat. Dana tersebut dipergunakan untuk penanganan Covid-19 dan percepatan
peningkatan perekonomian. Salah satunya, dengan pembangunan tempat berjualan
bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kelurahan.
a. Dinas Kesehatan untuk isu “Warung Stop Stunting” dan sanitasi hygiene
b. Dinas Lingkungan Hidup untuk isu pengelolaan sampah
c. Dinas Sosial sedang berproses bagaimana membangun lapak yang inklusi
(mainstream GEDSI).
d. Bakesbangpol melakukan pembinaan kepada pelapak dan pengelola lapak
dengan tema “UMKM digital berlandaskan Pancasila”
2. TANTANGAN :
Tantangan dalam pendampingan diantaranya :
3. AKSI :
A. Gambaran/narasi desain program aksi
Program USAID MADANI akan berakhir pada bulan September 2023, tentunya
pendampingan yang dilakukan Yayasan Bambu Nusantara tidak intens terhadap lapak
UMKM. Hal ini telah dikoordinasikan kepada Bappeda Kota Madiun.
a. Adanya regulasi dari pemerintah Kota Madiun yang mewajibkan OPD membeli di
lapak untuk konsumsi rapat atau pertemuan lainnya.
b. Memfasilitasi perijinan untuk pemenuhan persyaratan kemitraan dengan
pemerintah.
c. Diperlukan pelatihan bagi pengelola lapak, agar mampu mengelola lapak dengan
maksimal.