Anda di halaman 1dari 6

DOKUMEN PRAKTIK BAIK

KOLABORASI PEMERINTAH DENGAN FORPEMMA


DALAM MEMPERKUAT KELURAHAN MANDIRI BERKELANJUTAN

YAYASAN BAMBU NUSANTARA


TAHUN 2023

Penerbitan dokumen ini berkat dukungan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi
dari dokumen ini merupakan tanggung jawab Yayasan Bambu Nusantara (YBN) serta tidak sepenuhnya
mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat
KOLABORASI PEMERINTAH DENGAN FORPEMMA
DALAM MEMPERKUAT KELURAHAN MANDIRI BERKELANJUTAN

1. SITUASI:
A. Gambaran kondisi awal
Di tengah pandemi covid pada tahun 2019, Pemerintah Daerah dituntut untuk
berinovasi menciptakan iklim dunia usaha yang bagus. Di satu sisi pandemi covid-19
direm, di sisi lain roda ekonomi harus terus dijalankan. Program Lapak UMKM
berangkat dari anggaran Dana Insentif Daerah (DID) Rp 14.9 miliar dari pemerintah
pusat. Dana tersebut dipergunakan untuk penanganan Covid-19 dan percepatan
peningkatan perekonomian. Salah satunya, dengan pembangunan tempat berjualan
bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kelurahan.

Program Lapak UMKM ini akan terus dikembangkan di 27 kelurahan secara


bertahap dan berkelanjutan. Program Lapak UMKM ini sekaligus sebagai wujud
pemerataan pembangunan di Kota Madiun. Artinya, pembangunan tidak hanya di
tengah kota. Namun, sampai di tiap kelurahan. Di sini kelurahan dituntut untuk
kreatif mengembangkan potensi kelurahannya. Program Lapak Kelurahan Mandiri
hendaknya dikelola dengan baik sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat kelurahan secara keseluruhan. Pada pidato Walikota
madiun di acara musrenbangcam disebutkan bahwa program ini untuk semua
warga,tidak pilih pilih atau kepentingan segolongan tertentu, semua punya hak
sama untuk semua warga( hal itu sesuai dengan hak asasi manusia di bidang
ekonomi – Ecosoc dan sesuai dengan UUD 45

Seiring dengan terpilihnya Yayasan Bambu Nusantara (YBN) sebagai lead


partner USAID MADANI maka Pemkot Madiun memberikan mandat untuk
melakukan pendampingan pada lapak UMKM sebagai laboratorium sosial. Tentunya
Yayasan Bambu Nusantara tidak bekerja sendiri, maka bersama dengan learning
forum FORPEMMA yang telah terbentuk pada 21 Oktober 2020 melakukan analisis
awal (pre-eliminary) tentang kebutuhan dan kesiapan UMKM menuju Kelurahan
Mandiri. Beberapa hal yang penting dari hasil survey tergambar dalam diagram
berikut :

1. Sebanyak 82% masyarakat kelurahan belum paham tentang program lapak


UMKM kelurahan mandiri.

2. Sebanyak 89% kelompok rentan berminat untuk berpartisipasi dalam lapak


UMKM

3. Sebanyak 92% pelapak memiliki kebutuhan akan pendampingan

B. Alasan terkait praktik baik


Proses pendampingan terhadap pelapak dan pengelola pada tahun 2022
dilakukan sangat intens dengan memberikan pelatihan-pelatihan sebagai berikut :

 Pelatihan pembukuan sederhana


 Inovasi produk.
 Digital marketing
 Photo produk
 Pembuatan standar operasional prosedur
 Promosi

Tentunya masih banyak pelatihan lainnya untuk memberikan penguatan kapasitas


pelapak dan pengelola lapak/forum lapak.

Disamping isu pemulihan ekonomi, Yayasan Bambu Nusantara dan


FORPEMMA mengintegrasikan isu lainya (crosscutting issue) dengan OPD terkait
untuk mendukung perkembangan lapak :

a. Dinas Kesehatan untuk isu “Warung Stop Stunting” dan sanitasi hygiene
b. Dinas Lingkungan Hidup untuk isu pengelolaan sampah
c. Dinas Sosial sedang berproses bagaimana membangun lapak yang inklusi
(mainstream GEDSI).
d. Bakesbangpol melakukan pembinaan kepada pelapak dan pengelola lapak
dengan tema “UMKM digital berlandaskan Pancasila”

Langkah berikutnya dilakukan monitoring terhadap pelapak dan pengelola lapak


agar YBN dan FORPEMMA mendapatkan gambaran kemajuan pendampingan.

Monitoring dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan unsur pemerintah


(OPD terkait), Forpemma, Yayasan Bambu Nusantara, Lembaga pelatihan Ayostart.

2. TANTANGAN :
Tantangan dalam pendampingan diantaranya :

a. Program USAID MADANI bersifat stimulan, sehingga ada keterbatasan waktu


Yayasan Bambu Nusantara dan FORPEMMA dalam melakukan pendampingan.
b. Pendampingan yang kolaboratif dari Yayasan Bambu Nusantara bersama
FORPEMMA dan Dinas terkait sudah dilakukan secara maksimal, namun pelapak
maupun pengelola lapak tidak menerapkan sepenuhnya apa yang telah diberikan
oleh tim pendamping.

3. AKSI :
A. Gambaran/narasi desain program aksi
Program USAID MADANI akan berakhir pada bulan September 2023, tentunya
pendampingan yang dilakukan Yayasan Bambu Nusantara tidak intens terhadap lapak
UMKM. Hal ini telah dikoordinasikan kepada Bappeda Kota Madiun.

Pendampingan pemerintah bersama Yayasan Bambu Nusantara dan


FORPEMMA tidak berlangsung terus menerus. Diharapkan pelapak dan pengelola
lapak tetap bersemangat dan memiliki inovasi untuk meramaikan lapak sehingga
keberlangsungan lapak tetap terjaga.

B. Gambaran/narasi implementasi program aksi


Pemerintah Kota Madiun telah memiliki skema dalam pendampingan lapak UMKM
Kelurahan Mandiri. Beberapa langkah yang sudah direncanakan adalah :
a. Dalam PAK tahun 2023 telah dianggarkan kelanjutan pendampingan melalui
pelatihan-pelatihan menggunakan dana dari Bappeda.
b. Mempertimbangkan usulan dari Yayasan Bambu Nusantara untuk membiayai
beberapa SDM yang akan memonitoring dan melaporkan perkembangan lapak
UMKM di 27 Kelurahan yakni 3 orang per kecamatan untuk melakukan monitoring
9 kelurahan dan 1 orang koordinator yang membawahi 3 kecamatan.

Untuk menumbuhkan semangat pelapak dan pengelola lapak untuk keberlanjutan,


dilakukan monitoring lanjutan untuk mendapatkan gambaran perkembangan dan
masukan dari pengelola lapak. Beberapa masukan dari pengelola lapak :

a. Adanya regulasi dari pemerintah Kota Madiun yang mewajibkan OPD membeli di
lapak untuk konsumsi rapat atau pertemuan lainnya.
b. Memfasilitasi perijinan untuk pemenuhan persyaratan kemitraan dengan
pemerintah.
c. Diperlukan pelatihan bagi pengelola lapak, agar mampu mengelola lapak dengan
maksimal.

4. REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK:


Hasil dari proses pendampingan kolaboratif terhadap lapak UMKM Kelurahan Mandiri
sebagai berikut :

a. Meningkatnya pengetahuan pelapak dalam mengelola lapak.


b. Adanya crosscutting issue di lapak UMKM Kelurahan Mandiri.
c. Secara intens pelapak melakukan promosi di media sosial instagram, facebook,
tik tok dan grup WhatsApp.
d. Pelapak melakukan pemasaran melalui digital.

Dampak dari pendampingan pada lapak UMKM Kelurahan Mandiri :

a. Adanya kemitraan Lapak Pesona dengan Pengadilan Agama untuk menyediakan


kebutuhan aqua dan konsumsi rapat.
b. Dinas Lingkungan Hidup sudah melakukan pengelolaan limbah organik dari lapak
untuk dijadikan kompos dan dikelola oleh DLH untuk mendukung pertanian P2L
(Pekarangan Pangan Lestari) yang ada di masyarakat.
c. Adanya kerjasama dengan platform pemasaran digital yakni Go Food dan Grab
Food

Anda mungkin juga menyukai