Anda di halaman 1dari 19

Peran CSO Daerah dalam Membangun

Kapasitas pada Masa Pandemi dan


Strategi Penguatan Aksi Paska Pandemi
Sri Kusyuniati
Country Director Nutrition International
Lead SUN CSA Indonesia

Senin, 14 Desember 2020


Kerangka Diskusi
▪ CSO Daerah
▪ Membangun Kapasitas Edukasi, Advokasi,
Pelatihan pada masa pandemic Covid-19
▪ Strategi Penguatan Aksi masa Paska Pandemi
▪ Kesimpulan

2
CSO Daerah
▪ Dalam pertemuan CSO Global di Nepal, 2019 dimandatkan
bagi semua Koordinator CSO untuk mengorganisasikan CSO
sub-nasional.
▪ Dengan dukungan UNOPS, SUN CSA telah melakukan
pengorganisasian di Jawa Tengah dan Jawa Timur
bekerjasama dengan Bappeda Propinsi.
▪ Pada tahun 2020, sebanyak 65 CSO sub-national bergabung
dalam CSA .

3
Keanggotaan CSO
Keterlibatan CSO Sub-national Gender Base Engagement
70 65
60
50
40
30
20
20 17
7 9
10
-
- 71% of the members are
2019 N:24 2020 N:94 represented by women.
International National Subnational

4
Beberapa Karakter CSO Daerah
• CSO yang menjadi cabang dari CSO Nasional yang
menjadi anggota CSO Nasional namun sangat kuat diakar
rumput, misalnya Nasyiatul Aisyiyah, Fatayat NU, PKBI,
WALHI, Koalisi Perempuan Indonesia, dsb.
• CSO yang memang lahir bekerja didaerah, misalnya
LP2M, Lembaga Perlindungan Konsumen Lokal, , PIAR
Kupang, dsb.
• CSO daerah cabang LSM asing nasional, missal WVI
• CSO cabang keagamaan, dll

5
Kategorisasi CSO
CSO menurut Intervensi CSO menurut Gender

6
Kebutuhan CSO Daerah untuk Perbaikan Gizi
dan Pencegahan Stunting didaerahnya

7
Peran CSO Daerah dalam pemenuhan Gizi dan
Penurunan stunting
▪ Membuat evaluasi apakah kebijakan pusat diimplementasikan
didaerah.
▪ Advokasi kebijakan daerah dalam penurunan stunting: perda,
pergub, dll
▪ Apakah strategi nasional sudah diakomodasikan dalam
konteks lokal dan konteks lokal diakomodasikan dalam strategi
nasional.
▪ Advokasi strategi daerah dalam penurunan stunting

8
Penyediaan Anggaran
▪ CSO Daerah perlu kritis, apakah kebijakan yang dibuat oleh
pemda didaerahnya dilaksanakan dengan konsisten dengan
menyediakan anggaran yang memadai.
▪ Seberapa banyak ketersediaan anggaran dapat dipakai
untuk merealisasikan kebijakan penurunan stunting
▪ Anggaran yang tersedia sesuai dengan waktu yang
diperlukan

9
Membangun Kapasitas Edukasi, Advokasi, Pelatihan
• Agar tujuan diatas dapat dicapai, diperlukan kemampuan
dalam membuat Analisa, mencocokkan antara kebutuhan
dan realisasi, konsistensi antara program dan anggaran.
• Hasil temuan diatas perlu advokasikan kepada pembuat
kebijakan didaerah: memerlukan keahlian advokasi

10
Penyelenggaraan Workshop Pelatihan masa Pandemi
▪ Dilaksanakan secara on dan off-line
▪ Pelatihan on-line melalui platform zoom atau teams
▪ Pelatihan off-line dilaksanakan mengikuti prokes: test bagi
calon peserta sebelum latihan, hanya memakai separoh
kapasitas ruang agar memungkinkan untuk jaga jarak,
menggunakan masker, cuci tangan sesering mungkin, dsb

11
Pelatihan off-line dilaksanakan mengikuti
Protokol Kesehatan

12
Pembelajaran dan Sharing antar jaringan
selama Pandemi Covid-19
• Partisipasi aktif dalam nutrition clusters semasa Pandemi Covid-19 yang dipimpin kemenkes
dalam pengembangan pedoman-pedoman pelayanan gizi semasa Pandemi Covid-19.
• Berbagi pengalaman praktek-praktek pelayanan gizi semasa Pandemi Covid-19 misalnya Vit A,
TTD BUMIL, TTD REMATRI, ASI Eksklusif , serta berbagai kegiatan dukungan pelayanan gizi
tingkat akar rumput.
• Mendukung pengembangan Standard serta legislasi Fortifikasi Pangan sesuai rekomendasi
(Bersama dengan Devt. Partners, SBN dan Akademisi)
• Anggota SUN CSO berpartisipasi aktif mendukung pemerintah dalam menghadapi
pencegahan COVID-19 dengan titik perhatian pada perbaikan gizi ibu balita dan remaja putri,
ketahanan pangan, WASH, kesetaraan gender dan jaminan sosial.
• Mendorong Bappeda/Tim RAD pangan untuk inisiasi fungsi koordinasi multistakeholder
platform didaerah

13
Strategi Penguatan Aksi Paska Pandemi

14
Paska Pandemi : Kondisi
• Pada masa pandemi, sumber daya banyak dibutuhkan
untuk mengusir pandemi. Sumberdaya ini perlu
dikembalikan.
• Stunting, wasting masih menjadi persoalan sesudah
pandemi.
• Pertemuan off-line dimungkinkan masa paska-pandemi:
latihan, kunjungan, studi banding bisa dilaksanakan

15
Paska Pandemi : Prasyarat
Perlu mengejar ketertinggalan kegiatan yang tidak terlaksana
pada masa pandemi:
▪ koordinasi Aliansi CSO pusat dan daerah
▪ Bekerja sama dengan BAPPENAS untuk memberi mandat
BAPPEDA sebagai coordinator SUN didaerah. Ini untuk
memperkuat fondasi SUN Platform.
▪ implementasi 8 aksi terintegrasi dalam pelaksanaan Stranas
untuk nasional dan provinsi

16
Paska Pandemi : Enabling Environment
▪ Menyelenggarakan latihan dengan Modul 8 Aksi
Terintegrasi di provinsi yang belum dilatih
▪ Mencatat pembelajaran pendirian CSO Jateng dan Jatim
untuk melangkah ke provinsi lain
▪ Mematangkan fondasi organisasi Koalisi CSO provinsi:
kepengurusan, AD/ART, dll
▪ Mencari kemungkinan funding untuk sustainability
17
Paska Pandemi : Enabling Environment
▪ Untuk kegiatan diatas, diperlukan ‘goodwill’ pemda dan komitmen anggaran

▪ Hearing ke DPR, DPRD, Gubernur, Bupati untuk pemograman dan penganggaran


penurunan stunting dapat dilaksanakan.

▪ Pekerjaan Bersama CSO untuk pemenuhan TTD bagi bumil dan rematri dapat lebih
efektif ketika sekolah sudah masuk.

▪ Menyelenggarakan kegiatan terintegrasi antar CSO, misalnya menggerakkan ASI


eksklusif bersama semua CSO yang terlibat.

18
Terima Kasih

19

Anda mungkin juga menyukai