Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 2

Perencanaan Program Pelayanan Sosial


Desa Mandiraja, Moga, Pemalang, Jawa Tengah.
Aditia Saputri
Nanda Agung Prasetyo
Nindi Nadia
Sabar Analisis Zega
Sulistiyani Febrianti
Tahap Pertama : Persiapan

Desa Mandiraja merupakan salah satu desa yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Moga,
Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Desa Mandiraja sudah ditetapkan sebagai Desa
Wisata oleh Bupati Pemalang pada tahun 2020. Karena Desa Mandiraja mempunyai destinasi
wisata, selain itu Desa Mandiraja memiliki potensi dalam bidang lingkungan yaitu dengan
adanya pertanian dan perkebunan. Maka dari itu dengan adanya potensi yang dimiliki oleh Desa
tersebut bisa menghasilkan keuntungan untuk masyakat sekitar. Kecamatan Moga di Kabupaten
Pemalang sedang menuju Smart City , yang merupakan gerakan bertahap sejak 2017 hingga
2019. Masterplan Pengembangan Smart City Kabupaten Pemalang memuat arahan kebijakan ,
termasuk di Kecamatan Moga. Berdasarkan Diskominfo Kabupaten Pemalang telah menyusun
dokumen Master Plan Smart City Kabupaten Pemalang yang aplikatif dan komprehensif
sehingga dalam perkembangan dunia teknologi menuntut masyarakat untuk beradaptasi
mengikuti perkembangan zaman , termasuk pengembangan konsep Smart City yang menjadi
salah satu fokus di Pemalang. Smart City adalah visi pembangunan kota untuk integrasi
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan Internet of things (IoT).
Kemudian ada pula penjelasan dari Kemenkominfo saat melakukan refleksi lapangan (field visit) untuk
menilai implementasi Smart City di Kabupaten Pemalang, termasuk di Kecamatan Moga. Maka dari itu
Kabupaten Pemalang menerapkan enam dimensi dari program Smart City dalam pengembangan Smart
City, yaitu :

1. Smart Governance , yang mencakup pelayanan publik yang efektif dan efisien , partisipasi
masyarakat dalam pengambilan keputusan , dan transparansi pemerintahan.
2. Smart Economy , yang mencakup pengembangan ekonomi berbasis teknologi, inovasi, dan
kewirausahaan.
3. Smart Environment, yang mencakup pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
4. Smart Living, yang mencakup kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat melalui pemanfaatan
teknologi.
5. Smart Mobility, yang mencakup transportasi yang efisien dan ramah lingkungan.
6. Smart People, yang mencakup pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta partisipasi
masyarakat dalam pengembangan Smart City
Peraturan Kebijakan Bupati Pemalang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Rencana Induk
Pengembangan Smart City Kabupaten Pemalang Tahun 2018-2028 :

1) Rencana induk ini bertujuan untuk mengembangkan kota cerdas di Kabupaten


Pemalang dalam 5-10 tahun ke depanRencana ini melibatkan kolaborasi antar
pemangku kepentingan seperti OPD, BUMD, dan Polres
2) Pengunaan teknologi juga disebutkan dalam rencana tersebut
3) Program ini merupakan bagian dari Gerakan Menuju 100 Smart City tahap kedua di
Indonesia
4) Rencana induk tersebut akan mencakup rencana pengembangan smart city di setiap
kabupaten dalam 5-10 tahun ke depan, dan setiap daerah akan memiliki program pintas
yang dapat dirasakan masyarakat dalam waktu satu tahun.
Kemudian berdasarkan kesiapan dari daerah ini pula terdapat point-point pedukung sebagai
berikut :

1. Kesiapan Culture: kesiapan budaya merujuk pada sejauh mana suatu masyarakat
telah mengembangkan dan mempertahankan aspek-aspek budaya yang beragam.
2. Kesiapan Nature: kesiapan alam mengacu pada upaya untuk menjaga dan memelihara
lingkungan alam serta meminimalkan dampak negatif aktivitas manusia terhadap eksosistem.
3. Kesiapan Struktur: kesiapan struktur berkaitan dengan keberadaan sistem yang kuat dan efisien
dalam masyarakat, termasuk sistem pemerintahan, hukum, dan administrasi publik.
4. Kesiapan Infrastruktur: kesiapan ini berhubungan dengan ketersediaan dan kualitas infrastruktur
fisik yang mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat seperti transportasi, listrik, air bersih,
komunikasi, dan fasilitas umum.
5. Kesiapan Suprastruktur: kesiapan suprastruktur mencakup aspek ekonomi, teknologi, dan
inovasi.
Desa Mandiraja juga memiliki struktrur atau tim untuk mengelola potensi yang
ada di Desa tersebut, berikut stuktur Desa Mandiraja :
Tahapan kedua : Visi dan Misi Lembaga

Dalam merencanakan program, tentu nya harus mempunyai visi dan misi agar sesuai, berikut visi dan misi
Desa Mandiraja sebagai berikut :

Visi : Meningkatkan Masyarakat


Desa Moga Sebagai Sentra
Perikaanan Air Tawar Misi : Berdasarkan Visi yang telah ditetepkan tersebut selanjutnya
dijabarkan kedalam Misi untuk mewujudkan Visi maka,
sebagaimana proses yang dilakukan Misi Desa Moga adalah:
1. Memanfaatkan Sumber Mata Air
2. Memanfaatkan Lahan Pekarangan
3. Memilih Bibit Unggul
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia
5. Meningkatkan Ketrampilan
6. Meningkatkan Fiskal
Tahap ketiga : Menilai Lingkungan

Desa Mandiraja mempunyai bentuk wilayah seperti cekungan dikelilingin bukit-bukit. Desa Mandiraja
mempunyai destinasi wisata curug Sipendok. Curug Sipendok dikenal dengan sebutan Curug Sidok,
curug ini merupakan salah satu destinasi wisata alam yang masih terpendam. Dari identifikasi awal
didapatkan beberapa potensi alam yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan pendapatan desa dan
pendapatan masyarakat desa antara lain dari potensi alam berupa curug sidok dengan keindahan
alamnya, hasil pertanian berupa cabai. Kedua potensi alam tersebut merupakan potensi yang dominan di
Desa Mandiraja namun dalam pengolahan dan pengelolaan menjadi suatu potensi untuk mendukung
pengembangan desa wisata yang harapannya akan meningkatkan pendapatan desa dan pendapatan
masyarakat desa masih belum maksimal dan masih perlu pendampingan dalam pemberdayaan potensi-
potensi yang ada.
Potensi Desa Mandiraja sebenarnya bisa dikatakan sangat baik jika saja di desa Mandiraja ini
digalakkan pemberdayaan industri rumah tangga atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Pengelompokkan UMKM dapat menjadikan UMKM tersebut berkembang. Permodalan dan pemasaran
dapat dilakukan dengan mudah. Namun, sampai saat ini pengelompokkan UMKM tersebut belum
terbentuk karena keengganan masing-masing UMKM tersebut iuntuk mengelompok. Potensi bidang
lingkungan (pertanian & perkebunan) di Desa Mandiraja didominasi pertanian Padi kurang lebih
sebesar 193 ha, kemudian disusul perkebunan Jagung yaitu kurang lebih sebesar 183 ha.
Selanjutnya, ketela pohon sebesar kurang lebih 5 ha. Tanaman sayur berupa cabe, tomat, dan kacang
panjang juga diberdayakan untuk mengisi lahan sawah saat musim kemarau. Sedangkan bidang peternakan;
ayam kampung, kambing dan bebek. Di bidang kehutanan terdapat hutan jati kurang lebih sebesar 2 ha,
kayu besi kurang lebih sebesar 5 ha, dan kayu albasia kurang lebih sebesar 45 ha.
Tahap keempat : Analisis SWOT

a. Strengths b. Weakness
Wisata Infrastruktur
Perkebunan Jalan
perternakan Air bersih
pengetahuan dan keterampilan

c. Opportunity d. Thearts
Kerjasama dengan pihak-pihak
yang terkait.
Perubahan iklim dan
Program pelatihan dan bencana alam
pendidikan
Tahap kelima : Melaksanakan Rencana Strategis

Dengan potensi yang dimiliki oleh desa tersebut, maka perencanaan program yang strategis yaitu :
1. Membuat dan mendukung UMKM yang ada di desa tersebut dengan sebuah pelatihan mengenai
pengolahan usaha, pelatihan pengemasan yang memiliki daya jual dan pelatihan pemasaran
2. Membuka akses internet untuk pengelolaan dan promosi wisata dengan pendampingan dalam
pengelolaan kelembagaan untuk pengelolaan curug Sidok sebagai potensi alam yang bisa
diberdayakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan desa dari kunjungan wisata
di curug Sidok tersebut.
Tahap keenam : Memantau dan Mengevaluasi

Langkah pertama dalam mengawasi dan memperbaharui perencanaan program strategis adalah melakukan
pengumpulan data tentang kondisi desa dan sumber daya yang tersedia. Data tersebut akan meliputi
informasi tentang jumlah penduduk, kondisi sosial ekonomi, kondisi infrastruktur, dan sumber daya alam
yang dimiliki desa. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data untuk menentukan kebutuhan dan
prioritas pembangunan di Desa Mandiraja. Langkah selanjutnya adalah perencanaan program strategis yang
sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia di Desa Mandiraja. Program strategis akan
mencakup kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian
masyarakat Desa Mandiraja. Program strategis tersebut akan diimplementasikan dengan melibatkan seluruh
stakeholder di desa, termasuk pemerintah desa, masyarakat, dan sektor swasta.
Dalam proses pengawasan dan pembaruan perencanaan program strategis, akan dilakukan evaluasi
secara berkala untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai dan menentukan langkah-langkah
perbaikan yang perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa program strategis yang
dirancang dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi
masyarakat Desa Mandiraja. Dalam kesimpulan, mengawasi dan memperbarui perencanaan program
strategis Desa Mandiraja, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah adalah yang penting
untuk meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat Desa Mandiraja. Dalam tugas ini,
dilakukan pengumpulan data, analisis data, dan perencanaan program strategis yang sesuai dengan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia di Desa Mandiraja. Program strategis yang dirancang akan
diimplementasikan dengan melibatkan seluruh stakeholder di desa dan akan dievaluasi secara berkala
untuk memastikan bahwa program strategis dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
TEORI SISTEM
Menurut Pincus & Minahan dalam Hermawati(2001:13) teory sistem adalah
mengaitkan orang dengan sistem yang dapat menyediakan sumber pelayanan dan
kesempatan yang dibutuhkan, dan meningkatkan kemampuan pelaksanaan sistem
tersebut secara efektif dan berperikemanusiaan. Teori Sistem adalah suatu rangkaian
komponen yang saling terikat dan mempunyai tujuan yang jelas. Komponen sebuah
sistem antara lain terdiri dari input, proses, output, outcome, dan dampak. Maka dari
itu komponen sistem ini dapat di uraikan berdasarkan perencanan program yang
relavan dari program Smart City di Kecamatan Moga, Pemalang sebagai berikut :
Input Proses
Output/Keluaran:
1)Pendanaan dari pemerintah dan sektor 1)Mengembangkan dan menerapkan solusi
1)Pengembagan ilmu
swasta kota pintar seperti transportasi pintar, energi
pengetahuan dan
2)Infrastruktur teknologi seperti internet pintar, dan pengelolaan limbah pintar
ketrampilan
berkecepatan tinggi dan sensor jaringan 2)Mengumpulkan data dari berbagai sumber
2)Solusi kota pintar seperti
terhubung seperti sensor, media sosial, dan umpan
sistem manajemen lalu
3)Up to date dalam pengumpulan data balik dari warga
lintas pintar, penerangan
primer, sekunder unutuk analisis data 3)Menganalisis data untuk mendapatkan jalan pintar, dan
4)Tenaga kerja yang terampil wawasan dan meningkatkan pengambilan pengumpulan sampah pintar
keputusan
3)Wawasan berbasis data
4)Berkolaborasi dan pengawasan kinerja untuk meningkatkan
dengan para pemangku kepentingan seperti pengambilan keputusan
lembaga pemerintah, perusahaan swasta,
4)Peningkatan kualitas hidup
dan masyarakat
warga melalui peningkatan
efisiensi dan keberlanjutan

Outcome/Hasil
1)Meningkatnya keterlibatan dan partisipasi Impact/Dampak
warga dalam proses pengambilan 1)Berkurangnya kemacetan lalu lintas dan
keputusan polusi udara
2)Peningkatan layanan publik seperti 2)Peningkatan efisiensi energi dan
transportasi dan pengelolaan limbah pengurangan emisi karbon
3)Peningkatan pertumbuhan ekonomi 3)Peningkatan eko wisata dan masyarakat
melalui peningkatan efisiensi dan inovasi madani
4)Peningkatan kesehatan masyarakat melalui
praktik pengelolaan limbah yang lebih baik
Thank
You
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, and includes icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai