Anda di halaman 1dari 8

Instrumen Penyusunan Draft Proposal

Program Holistik Pengembangan dan Pemberdayaan Desa

JUDUL
Judul singkat, spesifik, dan jelas memberi gambaran kegiatan yang diusulkan.
Duta Lima (Eduwisata Kalimaro)
Pusat Edukasi Dan Wisata Alam Sejarah Peninggalan Perang Dunia II Benteng Pendem
Kalimaro

LATAR BELAKANG MASALAH


1. Uraikan secara jelas potret, profil, dan kondisi masyarakat sasaran.
2. Uraikan kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial, ekonomi maupun lingkungan yang
relevan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Deskripsi kan hasil survei awal yang telah dilakukan, meliputi survei terhadap SDA, SDM,
kelembagaan dan sumber-sumber pendanaan.
Desa Bapangsari terdiri dari 8 dusun yaitu Joho, Sangkalan, Bapangan, Srapah,
Pucungan, Sudimoro, Kalimaro. Jumlah penduduk desa Bapangsari yang berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 1313 sedangkan perempuan berjumlah 1364. Mayoritas mata
pencaarian penduduk sebagai pengambil nira. Berdasarkan analisis ekonomi wilayah dalam
dokumen RT/RW Kabupaten Purworejo 2016-2020, Kecamatan Bagelen digolongkan
sebagai daerah dengan tipologi wilayah ekonomi maju, akan tetapi masyarakatnya belum
mampu mengelola sumber daya alam secara optimal. Hal ini dikarenakan adanya proyek
nasional Bandara New Yogyakarta International Airport yang mengubah arah perputaran
ekonomi dua provinsi yaitu DIY dan Jawa Tengah. Suatu daerah dikatakan tertekan oleh
pembangunan apabila daya dukung daerah belum siap untuk menyerap keuntungan dari
suatu traeger atau penopang ekonomi, seperti pembangunan bandara NYIA untuk Provinsi
DIY lebih siap dari pada Provinsi Jawa Tengah.
PHP2D Eduwisata Kalimaro ini terletak di Desa Bapangsari yang secara umum
kawasan bekas lahan pengerukan bukit. Dalam bentuk paket eduwisata sejarah berupa
benteng-benteng peninggalan Perang Dunia II, bumi perkemahan sebagai pemanfaatan
lahan sisa tambang dan juga wisata rekreasi berupa taman bunga nantinya dari kegiatan ini
dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Desa Bapangsari dan menjadikan
Desa Bapangsari sebagai desa yang mandiri karena mampu menggerakkan perekonomian
kreatif dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Hasil survey awal dari Kecamatan Bagelen yaitu kawasan ini mengalami tekanan
dimana infrastruktur ekonomi berupa sarana prasarana belum memadai, regulasi kebijakan
belum mendukung, lemahnya SDM dan daya dukung lingkungan yang kritis.

PERUMUSAN MASALAH
1. Rumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diselesaikan mengacu pada tema-tema
kegiatan yang telah ditetapkan.
2. Tunjukkan masalah yang menjadi prioritas dalam program yang akan dilaksanakan
Desa Bapangsari adalah salah satu desa di Jawa tengah yang masuk dalam ring satu
kawasan Bandara New Yogyakarta International Airport. Tekanan terhadap daya dukung
lingkungan khususnya semakin berat, di sisi lain masyarakat desa belum memiliki
kemampuan untuk melihat bahwa permasalahan tersebut adalah permasalahan darurat yang
harus dicarikan solusi sedini mungkin.
Di Desa Bapangsari ditemukan beberapa peninggalan sejarah Perang Dunia II
diantaranya Benteng Kalimaro yang terletak di Dusun Kalimaro. Akan tetapi masyarakat
Desa Bapangsari belum mampu mengelola peninggalan sejarah Perang Dunia II yang ada
secara optimal.

INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Keberhasilan program diketahui dengan membandingkan perubahan- perubahan indikator yang
terjadi sebelum dan sesudah pelaksanaan PHP2D. Indikator- indikator tersebut adalah:
1. Perubahan perilaku masyarakat (pengetahuan, sikap mental/kesadaran dan keterampilan).
Menguraikan dengan jelas perubahan perilaku masyarakat yang akan terjadi pasca PHP2D.
Jelaskan pula cara untuk mengukur perubahan tersebut.
2. Perubahan fisik. Mendeskripsikan dengan jelas perubahan-perubahan fisik yang akan terjadi
di masyarakat pasca PHP2D dan jelaskan cara mengukur perubahan fisik tersebut. Termasuk
perubahan pendapatan dari kelompok-kelompok masyarakat peserta program dan tumbuhnya
peluang-peluang ekonomi baru yang ada di masyarakat.
3. Terjalinnya kemitraan dengan berbagai pihak. Menggambarkan perencanaan kemitraan yang
akan dijalin selama pelaksanaan PHP2D dan pasca PHP2D, dilengkapi dengan peran masing-
masing mitra. Kemitraan dengan Pemda, Swasta, Dunia Usaha, atau Organisasi Masyarakat
perlu dirintis untuk kesinambungan program.
4. Terbentuknya kelembagaan lokal di masyarakat yang akan meneruskan dan mengembangkan
program.
5. Dihasilkannya rancangan program tindak lanjut pasca PHP2D.
6. Terjadinya proses implementasi mata kuliah di desa (korelasi antara mata kuliah dengan
kegiatan program di desa).
Dengan program DUTA LIMA ini diharapkan masyarakat Desa Bapangsari akan
lebih mengetahui dan paham tentang pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) di sekitarnya.
Kemudian kesadaran masyarakat juga meningkat terkait keadaan Sumber Daya Alam
(SDA) disekitarnya yang belum dikelola secara optimal.
Secara fisik pendapatan masyarakat akan mengalami kenaikan, dikarenakan
tumbuhnya UMKM yang ada di wilayah sekitar “DUTA LIMA” khususnya di dusun
Kalimaro, desa Bapangsari. Munculnya inisiatif warga untuk ikut serta dalam
pengembangan ekoeduwisata tersebut.
PHP2D DUTA LIMA menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder baik dari pra-
aplikasi dan pasca program. Pola kemitraan tersebut mengkonektivitaskan antara desa
(Pemdes, BUMDES, dan Masyarakat Desa Bapangasari), Pemerintah (Dinas Lingkungan
Hidup, BPBD Kabupaten Purworejo), Lembaga Swadaya Masyarakat nonprofit (LSM
QIBLAT “Quality Institute Balance Between Law and Trends in Society”) dan Akademisi
(Universitas Muhammadiyah Purworejo dan Kemenristekdikti). Konektivitas selama
PHP2D berlangsung diharapkan bisa mensinergikan kekuatan intelektual akademisi,
keahlian lembaga swadaya masyarakat, program pemerintah dan keinginan masyarakat.
Hal tersebut adalah pola ideal pembangunan desa guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa Bapangsari.
Diharapkan setelah adanya program PHP2D dan workshop pemerintah desa dan
organisasi masyarakat mampu membentuk usaha suatu lembaga badan pengelola yang di
khususkan untuk melanjutkan atau meneruskan sebagai pengelola ekoeduwisata “DUTA
LIMA”

MANFAAT
Jelaskan manfaat yang akan diperoleh bagi masyarakat sasaran dan pihak-pihak lain, dari berbagai
aspek, pada saat kegiatan berlangsung maupun setelah program selesai dilaksanakan.
Selama program berlangsung, masyarakat desa diharapkan dapat memperoleh
manfaat diantaranya: pemahaman dan pengetahuan pentingnya peninggalan sejarah guna
meningkatkan daya dukung lingkungan pedesaan khususnya peninggalan sejarah untuk
tempat wisata. Selain itu, Edusiwata Kalimaro merupakan langkah awal upaya rehabilitasi
kawasan benteng yang telah rusak. Lebih jauh setelah program selesai akan diintegrasikan
dengan kegiatan BUMDES Bapangsari, dimana Eduwisata Kalimaro akan menjadi objek
eduwisata yang dikelola BUMDES. Dengan demikian, Eduwisata Kalimaro ke depan akan
menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


1. Jelaskan mengenai kondisi awal masyarakat sasaran yang akan menerima kegiatan pengabdian
agar diuraikan secara faktual dengan dilengkapi data-data kuantitatif dan kualitatif yang cukup
(jumlah khalayak sasaran, jumlah orang yang terlibat, tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat,
jangkauan wilayah kegiatan, luas lahan, volume, jumlah kegiatan, karakteristik khalayak
sasaran, mitra, dll). Lokasi daerah sasaran ditunjukkan dengan media elektronik misalnya
google map.
2. Uraikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Kelompok masyarakat Desa Bapangsari yang diajak bekerjasama adalah BUMDES
Bapangsari beranggotakan 16 orang. Selain itu, tim PHP2D juga akan memberdayakan
Karang Taruna Desa Bapangsari sebagai peserta workshop dan orang lokal yang merintis
wisata sejarah Benteng Pendem Kalimoro. Desa Bapangsari sendiri terletak di Kecamatan
Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Desa Bapangsari dilewati jalur
jalan nasional rute 3 dan jalur rel kereta lintas selatan Pulau Jawa, Di desa ini banyak
terdapat bangunan-bangunan peninggalan Perang Dunia ke II, tepatnya berada di dusun
Kalimaro dan Pucungan. Mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar adalah bertani,
mengolah nira kelapa menjadi gula jawa, membuat kerupuk dari ketela.
Permasalahan yang dihadapi yaitu masyarakat yang masih pengetahuan akan
ekoeduwisata tersebut dan juga kesiapan mental masyarakat yang akan menghadapi
perubanhan yang akan terjadi, permasalahan lainnyaa yaitu akses yang akan jalan menuju
daerah tersebut cukup terjal dan sulit karena daerahnya jauh dari pemukiman masyarakat.
Permasalahan yang lainnya adalah adanya persaingan dari daerah sekitar yang menawarkan
wisata yang sama.

METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan mencakup 2 hal pokok yaitu metode pemberdayaan masyarakat desa dan
metode pelaksanaan kegiatan. Metode pemberdayaan masyarakat desa perlu ditetapkan karena
PHP2D Tahun 2020 berjalan dalam suasana pendemi sehingga memerlukan modifikasi proses
pemberdayaan. Terdapat 3 metode pemberdayaan masyarakat desa (metode komunikasi inovasi)
yaitu: 1. Pemberdayaan masyarakat desa dilaksanakan secara penuh di lapangan. 2. Pemberdayaan
masyarakat desa dilaksanakan kombinasi antara kegiatan lapangan (offline) dan online. 3. Kegiatan
pemberdayaan masyarakat desa dilaksanakan seluruhnya secara online. Dasar pertimbangan
pemilihan metode pemberdayaan masyarakat desa no (1), (2) dan (3) adalah tingkat pendemi yang
ada di lokasi kegiatan.
Adapun metode pelaksanaan kegiatan PHP2D berisi hal-hal berikut: 1. Menguraikan roadmap
kegiatan secara jelas dan sistematis. 2. Menjelaskan tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan yang
meliputi: a. Survei awal b. Identifikasi masalah; c. Analisis kebutuhan; d. Penetapan khalayak
sasaran e. Penyusunan program, f. Perumusan dan pengukuran indikator keberhasilan g.
Pelaksanaan Program; h. Strategi pembinaan khalayak sasaran i. Perintisan kemitraan j.
Monitoring dan Evaluasi berdasarkan indikator keberhasilan program; k. Lokakarya hasil dengan
menghadirkan stakeholder program; l. Pelaporan m. Pemutakhiran data sasaran 2 bulan pasca
program.

Metode pemberdayaan masyarakat yang digunakan Tim PP2D DUTA LIMA yaitu
kombinasi antara kegiatan lapangan (offline) dan online. Pemberdayaan masyarakat desa
akan dilakukan Tim PHP2D DUTA LIMA melalui beberapa kegiatan. Pertama berupa
pelantikan peningkatan kesadaran lingkungan alam untuk masyarakat Bapangsari. Kedua
ialah mentoring manajemen Eduwisata DUTA LIMA sebagai salah satu unit usaha
Bumdes di bidang pariwisata. Ketiga yaitu membantu pemasaran dan Branding secara
online melalui jejaring media social seperti instagram, facebook, channel youtube dan titik
lokasi G-maps.
Metode pelaksanaan yang akan dilakukan Tim PHP2D DUTA LIMA adalah sebagai
berikut:
Tahap awal aplikasi PHP2D DUTA LIMA adalah pra survei dan survei awal didesa
Bapangsari Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo. Survei ini dilakukan untuk
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan. Dari beberapa permasalahan yang ada
di Desa Bapangsari, diantaranya banyak Benteng yang tidak terawat dan tidak lagi di
gunakan, daya dukung lingkungan yang menurun dikarenakan ekosistem tidak terawat,
usaha Bumdes yang stagnan/berjalan di tempat sehingga tidak bisa menyumbang PAD
(Pendapat Asli Desa) dan tidak ada produk unggulan desa.
Program PHP2D akan secara langsung menyasar stakeholder yang langsung terkait
dengan akar masalah yaitu BUMDES BAPANGSARI MITRA SEJAHTERA. Pemdes
Bapangsari sebagai pemangku kebijakan dan warga desa khususnya ibu-ibu PKK.
Penyusunan kegiatan PHP2D DUTA LIMA dimulai sejak bulan mei minggu ke dua
sampai dengan November sampai dengan minggu kedua. Terdapat lima kegiatan utama
diantaranya sosialisasi workshop, pilot project eduwisata, pembuatan media promosi, loka
karya dan laporanpertanggung jawaban program. Tolak ukur keberhasilan kegiatan-
kegiatan diatas dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain keterlibatan masyarakat,
perubahan ekosistem desa kearah yang lebih baik sehingga meningkatkan daya dukung
lingkungan, muncul atau tidaknya produk unggulan desa, penyebar luasan publikasi baik
cetak maupun online & keberlanjutan DUTA LIMA sebagai eduwisata benteng.
Pada program ini perintisan kelembagaan sekaligus sebagai sustainabilitas
pembinaan kepada khalayak sasaran adalah dengan menjadikan DUTA LIMA sebagai unit
usaha dibawah BUMDES. Pola ini memungkinkan DUTA LIMA akan terus berkembang
karena dapat mendatangkan keuntungan dari kegiatan eduwisata benteng. Setelah pasca
program, tim PHP2D masih dapat memilih peran sebagai mentor dalam branding dan
pemasaran lewat internet. Monev intern dilakukan secara berkala oleh tim PHP2D baik
selama aplikasi maupun pasca program, sehingga pemustakhiran dan sasaran program terus
dilakukan. Perkembangan dan dinamika masyarakat terbaru setelah adanya PHP2D akan
menjadi kajian evaluasi dan dasar pertimbangan untuk rencana langkah pengembangan
selanjutnya. Diharapkan pula tim KEMENRISTEK DIKTI selama penyelenggaraan
PHP2D dapat berlangsung hadir ke lokasi DUTA LIMA di Desa Bapangsari untuk
monitoring dan evaluasi.
Tim PHP2D DUTA LIMA juga akan mengadakan lokakarya hasil dengan
menghadirkan stakeholder kabupaten yang ikut terkait dengan permasalahan pesisir.
Lokakarya akan diadakan di kampus Universitas Muhammadiya Purworejo. Harapannya,
semakin banyak lagi yang paham dan terlibat dengan usaha yang dilakukan tim PHP2D
DUTA LIMA di Desa Bapangsari Kabupaten Purworejo.

JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan harus rinci dan jelas meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan
dalam bentuk Bar-chart. Bar-chart memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan
tersebut.

Juli Agustus September Oktober November Desember


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Workshop
1
Eduwisata
Kalimaro
Pembangunan
2
Eduwisata
Kalimaro
Pilot Project
3
Eduwisata
Kalimaro
4 Media Promosi
Lokakarya
5 PHP2D
6 Luaran Program
Penyusunan
7
Laporan Akhir

RANCANGAN BIAYA
Pembiayaan program PHP2D terdiri dari:
1. Biaya maksimum untuk kegiatan program ini maksimal sebesar Rp 40.000.000,-
2. Bagi perguruan tinggi PTNBH dan BLU dana pendamping dari perguruan tinggi minimal 10%
dari dana bantuan.

Buatlah rancangan biaya secara lengkap, wajar, dan jelas peruntukannya dengan rekapitulasi biaya
terdiri atas:
1. Bahan habis pakai;
2. Peralatan penunjang, kecuali alat kesekretariatan; Perjalanan;
3. Seminar dan publikasi
4. Komponen yang tidak diperkenankan dalam rancangan biaya adalah:
a. Honorarium bagi tim pelaksana, dosen pendamping, ataupun tenaga pembantu lainnya.
b. Pembelian/sewa alat-alat kesekretariatan seperti laptop, kamera, sound sistem, dan lain-
lain.
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
No Item Kegiatan Vol Jmlh Satuan Harga Satuan Total
1 Workshop
Transportasi dan honor
2 orang/hari Rp 700.000,00 Rp 1.400.000,00
Narasumber
Transportasi peserta 50 orang/hari Rp 30.000,00 Rp 1.500.000,00
Konsumsi 50 orang/hari Rp 20.000,00 Rp 1.000.000,00
ATK 1 1 Paket Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Subtotal Rp 4.000.000,00
2 Pembangunan Benteng Pendem, Taman dan Bumi Perkemahan
Alih hak guna tanah desa 2 ha 1 1 Paket Rp 4.000.000,00 Rp 4.000.000,00
Papan nama sejarah 30 Buah Rp 45.000,00 Rp 1.350.000,00
Papan nama Benteng Pendem 2 2 Buah Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00
Tracking Rp 6.000.000,00
Tenaga persiapan lahan dan
10 6 orang/hari Rp 100.000,00 Rp 6.000.000,00
Bangunan
Cat dan Bambu 6 6 20 kg Rp 500.000,00 Rp 3.500.000,00
Subtotal Rp 21.850.000,00
3 Pilot Project Eduwisata
ATK 1 1 Paket Rp 200.000,00 Rp 200.000,00
Konsumsi Peserta 50 orang/hari Rp 20.000,00 Rp 1.000.000,
00
Subtotal Rp 1.200.000,
00
4 Media Promosi
Produk kaos 50 1 Orang Rp 75.000,00 Rp 3.750.000,
00
Produk liflet 250 1 Lembar Rp 1.000,00 Rp 250.000,00
Video profil Benteng 1 1 Paket Rp 300.000,00 Rp 300.000,00
Pendem
Subtotal Rp 4.300.000,
00
6 Menerbitkan buku Eduwisata DUTA LIMA
Penyusunan 1 1 Paket Rp 1.000.000,0 Rp 1.000.000,
0 00
Pencetakan 100 1 Exemplar Rp 45.000,00 Rp 4.500.000,
00
Subtotal Rp 5.500.000,
00
7 Lokakarya PHBD dan Bedah Buku Eduwisata DUTA LIMA
ATK 1 1 Paket Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Banner dan photo both 2 1 Pcs Rp 175.000,00 Rp 350.000,00
Konsumsi 100 1 Orang Rp 20.000,00 Rp 2.000.000,
00
Subtotal Rp 2.450.000,
00
8 Luaran Program
Instagram, Facebook,
1 1 Paket Rp 200.000,00 Rp 200.000,00
Channel Youtube
Subtotal Rp 200.000,00
9 Penyusunan Laporan Akhir
Laporan akhir 1 1 Paket Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Subtotal Rp 500.000,00
TOTAL Rp
40.000.000,00

INSTRUMEN PENDUKUNG
1. Logbook kegiatan
2. Form monitoring pasca program (Tim pengusul akan melakukan pemutakhiran data sasaran
pada saat 2 bulan pasca program).

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Biodata singkat ketua tim dan dosen pendamping. Biodata harus dilengkapi dengan tanda
tangan basah.
2. List (daftar) kegiatan yang pernah dilakukan oleh organisasi mahasiswa 2 (dua) terakhir.
3. Surat pernyataan kesediaan bekerja sama dengan pemerintah desa yang menjadi lokasi binaan.
4. Surat Pernyataan Pelaksana PHP2D (Lampiran 8)
5. Denah lokasi Bina Desa

Anda mungkin juga menyukai