Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan yang sesungguhnya senantiasa menempatkan

manusia sebagai titik sentral pembangunan sebagai subjek yang berperan

aktif, sehingga pembangunan mempunyai ciri dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat.

Untuk itu pembangunan nasional seyogyanya diselenggarakan

melalui pemberdayaan yang ditujukan untuk meningkatkan partisipasi

dalam pembangunan.

Di Indonesia, terjadi pegeseran paradigma dan kebijakan

pembangunan, yakni dari pembangunan ke pemberdayaan. Tepatnya

pembangunan desa terpadu pada tahun 1970-an, bergeser menjadi

pembangunan masyarakat desa pada tahun 1980-an dan awal 1990-an,

kemudian bergeser lagi menjadi pemberdayaan masyarakat (desa) mulai

akhir 1990-an hingga sekarang. Kini, dalam konteks reformasi,

demokratisasi dan desentralisasi, wacana pemberdayaan mempunyai

gaung luas dan populer.

Kesejahteraan masyarakat diukur oleh Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) yang merupakan

indikator komposit terdiri atas tiga indikator sektor pembangunan yaitu

pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Indikator pendidikan ditentukan oleh

1|Laporan Individu KKU


angka rata-rata lama sekolah (RLS) dan angka melek huruf (AMH).

Indikator kesehatan diukur oleh angka harapan hidup (AHH) yaitu rata-

rata lama hidup yang mungkin dicapai oleh penduduk sejak usia satu

tahun yang dihitung dari angka kematian bayi (AKB). Sedangkan indikator

ekonomi ditentukan oleh daya beli masyarakat.

IPM Kabupaten Sumedang pada tahun 72,9, menduduki ranking

ke- dari kabupaten. Fakta ini menunjukkan makin merosotnya kualitas

hidup manusia di Kabupaten Sumedang.

Pemberdayaan masyarakat hendaknya didasarkan pada

pemberdayaan fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling

sempurna. Tujuan mendasar pemberdayaan masyarakat adalah

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Berdasarkan pemaparan diatas, maka perlu adanya wadah bagi

semua pihak yang mempunyai peran strategis dalam upaya peningkatan

kualitas SDM untuk menemukan solusi. Maka kegiatan Kuliah Kerja

Usaha (KKU) ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah bersatunya

semua pihak yang peduli dengan kemajuan Kabupaten Sumedang melalui

pengembangan sektor ekonomi antara lain melalui program Pembinaan

Kewirausahaan melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan

Usaha Ekonomi Masjid (UEM).

2|Laporan Individu KKU


1.2. Maksud dan Tujuan

Secara eksplisit tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja Usaha (KKU) di

STIE Sebelas April Sumedang adalah:

a. Memacu percepatan penanggulagan kemiskinan

melalui pengembangan Usaha Ekonomi Produktif

oleh mahasiswa dan dosen pembimbing dengan

IPTEK dan IMTAQ yang sesuai.

b. Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa

untuk hidup ditengah-tengah masyarakat sebagai

insan pembangunan yang potensial.

c. Membantu masyarakat dalam menanggulangi

masalah kemiskinan secara interdisipliner.

d. Meningkatkan jasa kewirausahaan melalui

pengembangan IPTEK dan IMTAQ yang disertai Etika

Bisnis.

e. Mendewasakan kepribadian mahasiswa dan

menambah wawasan empirik mahasiswa sebagai

bekal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara di Indonesia yang sedang

membangun.

f. Memperkokoh dan mendekatkan keberadaan STIE

Sebelas April Sumedang dengan masyarakat,

khususny masyarakat di lokasi Kuliah Kerja Usaha

(KKU).

3|Laporan Individu KKU


Adapun maksud disusunnya laporan ini adalah:

a. Untuk melatih mahasiswa dalam penulisan karya

ilmiah dan sebagai komponen penetapan nilai

prestasi mahasiswa dalam mata Kuliah Kerja

Usaha.

Sedangkan manfaat Kuliah Kerja Usaha Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Sebelas April Sumedang yaitu :

1. Bagi Mahasiswa

a Memperdalam pengertian bagi peserta KKU tentang cara berpikir

secara interdisipliner ilmu, sehingga mereka dapat menyadari

adanya ketergantungan atau keterkaitan dan pentingnya kerjasama

antara sektor.

b Memperdalam penghayatan dan pengertian peserta KKU tentang

kesulitan yang dihadapi masyarakat, khususnya peningkatan

kesejahteraan.

c Transformasi IPTEK yang dihadapi di STIE Sebelas April

Sumedang terhadap penempatan secara aktual di masyarakat,

khususnya bidang kewirausahaan yang berdasarkan kepada IPTEK

, serta Etika Bisnis.

d Memberikan pengalaman kerja, diharapkan dapat mengidentifikasi

permasalahan, sumber permasalahan, dan merumuskan alternatif

pemecahan.

4|Laporan Individu KKU


2. Bagi Masyarakat, Pengusaha Kecil dan Menengah, dan Pemerintah

Desa

a Memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, teknologi, dan seni

dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan

kesejahteraan Pengusaha Kecil Menengah, dan Masyarakat.

b Memperoleh pengalaman dalam menggali dan menumbuhkan

potensi ekonomi di masyarakat.

c Memperoleh gembaran ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan

yang berlandaskan ilmu pengetahuan, Teknologi, Seni, Iman dan

Taqwa yang selaras dengan Etika Bisnis.

3. Bagi Lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Memperoleh umpan balik (Feed back) sebagai hasil

pengintegrasian peserta KKU dengan proses peningkatan

kesejahteraan masyarakat di lingkungan desa, dengan kurikulum yang

berlaku dapat disesuaikan dengan tuntutan nyata di masyarakat.

Pelaksanaan KKU di STIE Sebelas April Sumedang memiliki fungsi

sebagai berikut :

1. Fungsi pembelajaran

Pelaksanaan KKU merupakan ajang atau kesempatan bagi

para mahasiswa STIE untuk belajar mengelola KUKM dan UEM

juga belajar mengidentifikasi permasalahan dengan encari

alternatif solusinya.

2. Fungsi motivasi

5|Laporan Individu KKU


Pelaksanaan KKU pada dasarnya merupaka wujud kegiatan Tri

Darma Perguruan Tinggi yang pada praktiknya memotivasi

khalayak sasaran untuk mensejahterakan dan menghapus

kemiskinan.

Pelaksanaan KKU berperinsip pada :

1. Kebersamaan

Tujuan akhir dari pelaksanaan KKU akan tercapai, jika adanya

kesamaan tindakan/langkah, misi, dan keinginan antara

personil pelaksanaan KKU Pimpinan STIE, Panitia pelaksanaan

KKU< pembimbing dan peserta KKU, pemerintah daerah dan

masyarakat selaku mitra kerja dalam melaksanakan program

KKU.

2. Keterkaitan

Program KKU yang merupakan panduan pelaksanaan untuk

mencapai tujuan KKU, harus mencerminkan keselarasan

dengan program pemerintah/dinas/instansi yang berorientasi

pada peningkatan kesejahteraan dan penghapusan kemiskinan.

3. Koordinasi

Program dari pelaksanaan KKU menuntut adanya kerjasama

antara pihak terkait dan antar disiplin keilmuan, sehingga dapat

terwujudnya program dan pelaksanaannya.

4. Keseimbangan

6|Laporan Individu KKU


Perencanaan program dan pelaksanaan KKU senantiasa

memperhitungkan kepentingan dimasa yang akan datang jika

layak sassran, serta dengan memperhitungkan program dan

pelaksanaan program sebelumnya.

5. Kaderisasi

Pelaksanaan KKU dapat meningkatkan fungsi dan peranan kader

pembangunan, baik dikalangan peserta KKU maupun masyarakat sebagai

khalayak sasaran.

7|Laporan Individu KKU


BAB II

POTENSI DAN PERMASALAHAN

2.1 Potensi Desa

Desa Padanaan yang terletak di wilayah bentangan Latitude S

60 47.3913 ,Longitude E1080 1.7388 Daratan kurang lebih 265 ha dan

bentangan Perbukitan kurang lebih 475 Ha dengan luas wilayah

803,140 Ha.

Wilayah batas Desa Padanaan

a. Sebelah Utara : Desa Padaasih Kec. Conggeang

b. Sebelah Timur : Desa Bugel Kec. Tomo dan Desa Babakan

Asem (Conggeang)

c. Sebelah Selatan : Desa Pasireungit dan Desa Wanakerta

d. Sebelah Barat : Desa Bongkok dan Desa Paseh Kidul

Penggunaan lahan

a.Tanah Bengkok/titisara : 1,965 Ha

b. Jalan Desa : 18,795 Ha

c.Tanah Milik Pemerintah : 132,350 Ha

d. Tanah Milik Rakyat : 645,940 Ha

8|Laporan Individu KKU


2.1.1 Profil Urusan Pemerintahan Desa

1. Urusan berdasarkan hak asal usul Desa

a. Pelaksanaan Kegiatan

Desa Padanaan termasuk desa yang strategis karena

dilalui jalan yang merupakan salah satu jalan utama

yang menghubungkan antara Jawa Barat dan Jawa

Tengah. Dan jalan tersebut merupakan sebuah sejarah

pembangunan yang dulunya digunakan untuk

transportasi utama di pulau Jawa. Rata-rata warga

Padanaan sekitar 60% bertani dan sebagainya dengan

berternak, membuat rumah produksi berupa makanan

dan meubeul.

b. Tingkat pencapaian

1). Pembangunan Politik

Masalah Politik di desa Padanaan tidak terlalu

menonjol tapi walau begitu kepengurusan Partai politik

sudah terbentuk kepengurusanya atau kordinator Desa

( KORDES ).

2). Pembangunan Ketertiban dan Keamanan

Pembangunan Fisik Sudah di bangun Pos Kamling di

tiap-tiap RT

Tujuanya untuk meningkatkan masalah keamanan di

Lingkungan masing-masing dan memberikan himbauan

kepada warga supaya masalah keamanan lebih di

9|Laporan Individu KKU


tingkatkan lagi untuk mengantisipasi dan

menghindarkan hal-hal yang tidak di harapkan dan

dapat merugikan warga.

3). Pemberdayaan Masyarakat

Membentuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (

LPM ) sesuai dengan Tugas dan Fungsinya dengan

tujuan untuk membantu Pemerintah Desa dalam

melaksanakan Pemerintahan Desa Khususnya dalam

bidang Pembangunan dan memperdayakan

Masyarakat.

4). Pembangunan kehidupan beragama

Pembangunan Sarana dan Prasarana keagamaan di

Desa Padanaan sudah terbangun dan di lingkungan

RT-RT juga telah terbangun Musholah mushoah

hampir di setiap RT sudah ada Musholah dan untuk

lebih meningkatkan lagi keimanan dan ketakwaan

Masyarakat terhadap Tuhan yang Maha Esa maka

ditiap-tiap mesji Jami atau Musholah sering diadakan

Siraman Rohani secara bergiliran dan di sesuaikan

dengan Jadwal yang telah ditentukan.

5). Pembangunan Kepemudaan

Di Desa Padanaan telah terbentuk sarana dan

Prasarana Olah Raga diantaranya telah di bangun

lapang Sepak bola dengan cara swadaya, dan untuk

10 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
meningkatkan persatuan dan kesatuan para pemuda /

pemudi yang ada di Desa Padanaan, maka telah di

bentuk Organisasi Kepemudaan atau Karang Taruna

Desa, untuk melaksanakan kegiatan kepemudaan

Khususnya dalam bidang Olah Raga dengan tujuan

meningkatkan Prestasi para Pemuda atau Karang

Taruna yang ada di Desa Padanaan.

6). Pembangunan Kesehatan.

Di Desa Padanaan telah di bangun Polingdes dan

Posyandu dengan tujuan untuk meningkatkan masalah

kesehatan warga dan alhamdulilah warga Desa

Padanaan bisa berobat di Polingdes dengan dilayani

oleh Bidan Desa , dan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan

maka sering dilaksanakan sosial tentang hidup sehat

pada masyarakat dan untuk mencegah Penyakit

malaria Pemerintah Desa Padanaan mengajak warga

sama-sama untuk melaksanakan Opsih tiap hari Jum,at

diantaranya membersihkan sampah-sampah dan

memperbaiki sarunan air supaya jangan tergenang.

2. Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Desa.

Segala Urusan Kepemerintahan yang diserahkan kepada

Desa dari Pemerintah Kabupaten , Provinsi atau

Pemerintah Pusat sepenuhnya telah dilaksanakan oleh

11 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
Pemerintah desa sesuai dengan Juklak terutama dalam

bidang pembangunan Fisik yang sumber dananya dari

Aokasi Dana Desa ( ADD )

3. Tugas Pembantuan

Di Desa Padanaan telah terbentuk Panitia Pembangunan

Desa agar dalam melaksanakan pembangunan bisa

berjalan lancar dan di sesuaikan dengan Tugas Pokok dan

Pungsinya ( TUPOKSI )

2.2 Data Potensi Usaha Desa

2.2.1 Bidang Pertanian

Desa Padanaan merupakan salah satu desa yang

memiliki potensi yang sangat baik di bidang pertanian.

Ditunjang dengan iklim yang cukup sejuk, maka tidak

menutup kemungkinan potensi di bidang pertanian sangat

memungkinkan untuk dikembangkan dan mata

pencahariannya pun kebanyakan bercocok tanam.

2.2.2 Bidang Usaha Makanan

Desa Padanaan memiliki berbagai potensi yang bisa

dikembangkan khususnya di bidang makanan atau

olahan. Cukup banyak ditemukan usaha-usaha kecil

maupun besar yang bisa ditemukan antara lain :

a. Kripik Pisang Nita Sari

12 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
Kripik Pisang Nita Sari didirikan pada tahun 2003 dengan

pemilik yang bernama ibu Nita dengan modal awal kurang

dari setarus ribu rupiah, dengan cara pemasaran

dititipikan ke warung-warung dan berjualan keliling, awal

usaha ini hanya mencoba-coba tetapi seiring berjalannya

waktu terutama pada tahun 2006 Kripik Pisang Nita Sari

banyak diminati oleh konsumen.

b. Kripik Singkong Cihuy

Keripik singkong ini berdiri pada tahun 2012 yang didirikan

oleh Ibu Cicih. Kirpik singkong cihuy sudah memiliki logo

halal, dan BPOM dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Sumedang.

2.3 Permasalahan

Didalam kegiatan pengembangan perekonomian warga Desa

Padanaan terdapat berbagai macam permasalahan. Adapun

masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa Padanaan dalam

rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan

indeks pembangunan masyarakat antara lain :

2.3.1 Usaha Ekonomi Masjid (UEM)

Identifikasi masalah yang dapat dikemukakan oleh penyususn

adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya pemahaman dan kepercayaan masyarakat

akan pentingnya usaha ekonomi berbasis komunitas

masjid.

13 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
c. Kurangnya tanggung jawab dan disiplin dari para

peminjam dana untuk mengembalikan dana yang

dipinjamnya.

d. Para remaja kurang berperan aktif dalam kegiatan

masjid.

e. Administrasi dikelola dengan masih sangat sederhana.

f. Kurangnya keterbukaan pengelola masjid kepada

masyarakat.

2.3.2 Pengmbangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

2.3.2.1 Usaha pembuat Kripik Pisang Nita Sari

Identifikasi masalah yang dapat dikemukakan oleh penyusun

diantaranya sebagai berikut :

1. Tidak memakai catatan pembukuan.

2. Apabila musim kemarau pemasok pisang kapas berkurang

2.3.2.2 Usaha Kripik Singkong Cihuy

Identifikasi masalah yang dapat dikemukakan oleh penyusun

diantaranya sebagai berikut :

1. Singkong kadang ada yang renyah dan kadang ada yang

tidak renyah

2. Pengemasan yang masih sederhana

3. Ruang lingkup pemasaran yang masih sempit.

14 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM

3.1. Realisasi Program

Berdasarkan potensi-potensi yang terdapat di Desa Padanaan

maka penulis semakin tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian

dalam rangka membantu warga masyarakat Desa Padanaan

sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan

pedoman pelaksanaan kegiatan KKU yang telah diberikan kepada

penulis sebagai surat keterangan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi dengan tujuan yaitu Mari Kita Tumbuhkan Jiwa

Enterpreunership dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan

Berbasis Usaha Ekonomi Masjid. Adapun kegiatan yang dilakukan

penulis adalah :

Tanggal 18-07-2017 : Program Kerja

Bidang Garapan 1. Pelepasan KKU

Tanggal 19-07-2017 : Program Kerja

Bidang Garapan 1. Membantu Karang Taruna dalam acara

peringatan HUT RI ke-72

Tanggal 20-07-2017 : Program Kerja

Bidang Garapan 1. Observasi ke Dusun Jeungjing

2. Membantu Karang Taruna dalam acara

peringatan HUT RI ke-72

15 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
Tanggal 27-07-2017 : Program Kerja

Bidang Garapan 1. Membantu Karang Taruna dalam acara

peringatan HUT RI ke-72

2. Observasi ke Desa Cibodas

Tanggal 03-08-2017 : Program Kerja

Rapat Bersama Karang Taruna

Tanggal 09-08-2017 : Program Kerja

Bidang Garapan 1. Kegiatan Sosial

Membantu Karang Taruna dalam

2. peringatan HUT RI ke-72 (Pesiapan Lomba

Keagamaan)

Tanggal 10-12 : Program Kerja

Agustus 2017 1. Membantu Pelaksanaan Lomba di MTs

Maarif Sidaraja.

Tanggal 15-08-2017 : Program Kerja

Bidang Garapan 1. Seminar Laporan Akhir KKU Kelompok 19

Desa Padanaan Kec. Paseh di Gor Desa

padanaan.

16 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
Tanggal 19-08-2017 : 1. Bazar Se-Paseh Dan Conggeang di Alun-

Bidang Garapan alun Conggeang.

17 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
18 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
BAB IV

19 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

meskipun program-program tersebut telah terlaksana dengan baik,

namun pada dasarnya tidak semua terlaksana sesuai matriks karena

adanya kendala-kendala yang tidak terprediksi sebelumnya dan diluar

jangkauan mahasiswa pada saat perencanaan program kegiatan.

Adapun kesimpulan lain yang dapat kami peroleh dari hasil

observasi adalah:

1. Desa Padanaan memiliki potensi UMKM yang terdiri dari: (a)

UMKM Keripik Singkong Cihuy, (b) UMKM Keripik Pisang Nita Sari,

(c) UMKM Bunga Dheas Flower

2. Dalam bidang UEM, Desa Padanaan memiliki potensi yang sangat

mendukung karena memiliki 9 buah masjid yang dapat digunakan

sebagai sarana UEM.

3. Jumlah penduduk di Desa Padanaan sebanyak 3.519 secara

kuantitatif sangat berpotensi dalam menjalankan program-program.

Hanya saja secara kualitatif, SDM di Desa Cigintung masih rendah

karena tingkat pendidikannya yang masih rendah.

4. Dalam pelaksanaan program UEM terdapat beberapa masalah

yang kami temukan baik dari segi sumber daya manusianya dan

permodalan.

5. Sebagian besar UMKM yang telah diobservasi, rata-rata sudah

melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam hal persyaratan

20 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
produk maupun administrasi atau pembukuan usahanya. Dalam

melakukan penjualan atau pemasarannya para pelaku UMKM

melakukannya sendiri. Modal yang diperoleh pengusaha didapat dari

modal sendiri.

6. Dalam pelaksanaan program Pembinaan Kewirausahaan melalui

UMKM terdapat beberapa masalah yang kami temukan baik dari segi

SDM, Pemasaran, Pembukuan, persediaan bahan baku, maupun

permodalan untuk pengembangan usaha.

7. Sebagai realisasi pelaksanaan program kami telah melaksanakan

sosialisasi mengenai UEM dan hasilnya pengurus DKM dan

masyarakat kurang antusias.

8. Pada program Pembinaan Kewirausahaan melalui UMKM sebagai

bentuk realisasinya kami melaksanakan sosialisasi inovasi pada label

dan kemasan masing-masing produk.

4.1. Saran dan Rekomendasi

Untuk pelaksanaan KKU STIE Sebelas April Sumedang agar lebih

baik dan sesuai dengan tujuan, perlu diperhatikan beberapa usulan

yang dapat kami berikan setelah melaksanakan KKU sebagai berikut:

4.1.1. Saran

a. Perlu ditingkatkan pemahaman mahasiswa terhadap pelaksanaan

KKU, sehingga tidak hanya mengejar jam dan program tanpa

berafiliasi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

21 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U
b. Perlu ditingkatkan pemahaman mahasiswa mengenai langkah-

langkah dan posisi mereka sebagai fasilitator, katalisator, dan

dinamisator program KKU pada saat pembekalan.

c. Hendaknya mahasiswa diberikan arahan dalam mencari sumber

dana eksternal untuk pendanaan kegiatan KKU pada saat

pembekalan.

d. Perlu adanya revisi pemahaman kepada masyarakat terhadap

fungsi sebenarnya dari Kuliah Kerja Usaha, sehingga persepsi

umum masyarakat bahwa KKU adalah pemberi dana dapat

diubah.

4.1.2. Rekomendasi

a. Perlu ditingkatkannya materi buku pedoman pelaksanaan KKU

sehingga lebih lengkap dan berkualitas.

b. Perlu ditingkatkannya pemahaman mahasiswa mengenai

bagaimana melakukan penilaian kebutuhan dan masalah serta

pemetaan sosial desa lokasi KKU dengan mengaplikasikan model

Precede/Proceed (Green dan Kreuter, 2005).

c. Perlu ditingkatkannya pemahaman mahasiswa mengenai

bagaimana melakukan lokakarya penyusunan program.

22 | L a p o r a n I n d i v i d u K K U

Anda mungkin juga menyukai