PEDOMAN
KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2019
ii
DAFTAR ISI
Hal.
iii
KATA PENGANTAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Pasal 20 ayat
2 dinyatakan ”Perguruan Tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat”. Pada Pasal 24 ayat 2 disebutkan: ”Perguruan
tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan
tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian masyarakat”.
Program pengabdian kepada masyarakat
merupakan salah satu program yang wajib dilaksanakan,
baik oleh dosen maupun oleh mahasiswa, dengan
berlandaskan pada prinsip-prinsip: kompetensi akademik,
jiwa kewirausahaan (entrepreneurship), dan profesional,
sehingga dapat menghasilkan program pengabdian
kepada masyarakat yang bermutu, relevan, dan sinergis
dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu
bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan
oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan
kemitraan sebagai salah bentuk kegiatan Tri Dharma
perguruan tinggi. KKN juga merupakan salah satu bentuk
pendidikan interprofesi, yaitu dimana beberapa mahasiswa
dari berbagai profesi belajar tentang profesi lain, belajar
bersama satu sama lain untuk menciptakan kolaborasi
efektif dan pada akhirnya meningkatkan outcome
kesehatan yang di inginkan. Pendidikan interprofesi
merupakan tahap yang penting dalam upaya
mempersiapkan lulusan atau professional kesehatan yang
siap untuk bekerja di dalam tim dan melakukan praktek
kolaborasi dengan efektif untuk merespon atau
memecahkan masalah yang ada di masyarakat.
Seiring dinamika masyarakat, pemerintah daerah,
pemerintah pusat maupun dunia global, maka program
KKN di Poltekkes Kemenkes Pontianak diarahkan pada
1
pola KKN Tematik Interprofesional Education (IPE) dan
dan Interprofesional Colaboration (IPC) berbasis keluarga.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik berbasis keluarga
Poltekkes Kemenkes Pontianak ini merupakan wadah
untuk dapat menyumbangkan pengetahuan secara
langsung kepada masyarakat secara melembaga. Sebagai
kegiatan kelompok yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu,
KKN Tematik berbasis pemberdayaan keluarga ini
diharapkan mampu untuk memberikan solusi serta
membantu menangani masalah-masalah kesehatan yang
sifatnya mejemuk secara terpadu dan interdisipliner.
Kemajemukan disiplin ilmu kesehatan yang dimiliki
dan dikembangkan di Poltekkes Kemenkes Pontianak ini
sangat memungkinkan perguruan tinggi ini dapat
mengaplikasikan misi Tri Darma Perguruan Tinggi yang
dilaksanakan dengan kemampuan professional dengan
memposisikan diri sebagai agen pembaharu.
KKN Tematik berbasis keluarga merupakan model
KKN yang bertujuan untuk membentuk, membina dan
mengembangkan peran keluarga sebagai terobosan baru
dalam pemberdayaan masyarakat, mulai dari pemanfaatan
potensi SDM, SDA lokal dan upaya tercapainya tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan KKN Tematik berbasis keluarga dilakukan
secara ilmiah, sistematis dan berkesinambungan dengan
mendapatkan penduduk dan keluarga sebagai titik sentrum
pembangunan. KKN Tematik berbasis keluarga
mengarahkan masyarakat yang mandiri dalam rangka
terciptanya keluarga dan masyarakat yang sejahtera.
B. Pengertian
KKN tematik IPE berbasis keluarga, One Group
One Family (OGOF) merupakan keterpaduan dharma
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada
masyarakat. Program wajib yang bersifat co-kurikuler pada
semua jurusan/prodi (SYARAT WISUDA). Sebagai
kegiatan infrastruktur dilaksanakan dengan penempatan
mahasiswa dari suatu Tingkat studi tertentu dengan
kesatuan-kesatuan antardisiplin llmu pengetahuan
2
(interdisiplin) di wilayah yang meliputi sejumlah desa untuk
waktu tertentu selama masa KKN berlangsung. Misi
utama KKN IPE OGOF turut menggerakkan masyarakat
dalam pembangunan di bidang kesehatan melalui berbagai
kegiatan.
3
2. Tujuan Khusus
a) Memberi pengalaman mahasiswa menyiapkan diri
dalam menjalankan profesinya bekerjasama
dengan profesi lain dalam pemberdayaan
kehidupan bermasyarakat.
b) Mendewasakan kepribadian dan memperluas
wawasan mahasiswa dalam praktik kolaborasi
interprofesi (IPE)
c) Membekali mahasiswa kemampuan praktik
kolaborasi interprofesi (IPE) dalam pendekatan di
masyarakat (One Group One Family)
d) Meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa.
e) Melaksanakan terapan Ipteks, secara teamwork dan
interdisipliner (interprofessional education) kepada
masyarakat.
f) Melatih dan menanamkan nilai kepribadian
mahasiswa :
1) Nasionalisme
2) Keuletan, etos kerja dan tangung jawab
3) Kemandirian, kepemimpinan
4) Menanamkan jiwa peneliti
5) Eksploratif dan analisis
6) Mendorong learning community dan learning
society.
7) Melaksanakan interprofesional Education/
Colaboration
g) Melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah
pembangunan di masyarakat, serta menggali
berbagai kondisi masyarakat sebagai umpan balik
(feed back) bagi Poltekkes dalam pengembangan
tridharma perguruan tinggi.
h) Melatih mahasiswa dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi suatu program di
masyarakat secara Interprofesional
Education/Colaboration
4
3. Khalayak Sasaran
Sasaran KKN Tematik adalah masyarakat umum mulai
pranata sosial yang kecil (keluarga, RT, RW,
Lingkungan, dan desa/kelurahan), peran serta
masyarakat industri dan serta pemerintah daerah.
4. Manfaat
KKN Tematik IPE diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada mahasiswa, masyarakat dan
pemerintah daerah, perguruan tinggi sebagai berikut :
a. Mahasiswa
1) Memperdalam pengertian terhadap cara berfikir
dan bekerja secara interprofesional sehingga
dapat menghayati adanya ketergantungan
kaitan dan kerjasama antar sektor.
2) Memperdalam pengertian dan penghayatan
terhadap pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dipelajari bagi pelaksanaan
pembangunan.
3) Memperdalam pengertian dan penghayatan
mahasiswa terhadap seluk-beluk keseluruhan
dari masalah pembangunan dan perkembangan
masyarakat.
4) Mendewasakan cara berfikir serta
meningkatkan daya penalaran mahasiswa
dalam melakukan penelaahan, perumusan dan
pemecahan masalah secara pragmatis ilmiah.
5) Memberikan keterampilan kepada mahasiswa
untuk melaksanakan pembangunan dan
pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara
interdisilipliner atau antar sektor.
6) Membina mahasiswa menjadi motivator,
dinamisator dan problem solver.
7) Memberikan pengalaman belajar sebagai kader
pembangunan sehingga terbentuk sikap dan
rasa cinta terhadap kemajuan masyarakat
8) Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan
5
penelaahan, merumuskan dan memecahkan
masalah secara langsung akan lebih
menumbuhkan sifat profesionalisme pada diri
mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian,
tanggung jawab maupun rasa kesejawatan.
7
BAB II
PENGELOLAAN KKN TEMATIK
A. Lembaga Pengelola
Penyelenggaraan KKN Tematik berada pada Pusat Penelitian
Pengabdian kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes
Pontianak. Pelaksanaannya dibentuk melalui kepanitian terdiri
dari Ketua dengan dibantu oleh Sekretaris, bendahara, dan
koordinator beserta anggotanya. Arahan kegiatan dipantau
langsung oleh penanggungjawab dalam hal ini Pembantu
Direktur I.
8
(2 SKS x 8 jam kerja per hari x 16 kali pertemuan) setara
selama 32 (tiga puluh dua) hari atau 4 (empat) minggu di
lokasi KKN. Namun demikian pelaksanaan kegiatan KKN
1 hari dihitung 2 kali pertemuan yaitu siang dan malam,
dengan proporsi 6 jam siang hari dan 2 jam malam hari,
sehingga pelaksanaan KKN membutuhkan waktu 2
Minggu (4 Minggu : 2)
2. Pelaksana
Pelaksana kegiatan KKN Tematik adalah sebagai berikut:
a. Ketua/Sekretaris KKN Tematik dibantu Koordinator.
b. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
c. Mahasiswa KKN Tematik
3. Persyaratan
Persyaratan bagi mahasiswa yang akan mengikuti KKN
Tematik antara lain :
a. Mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa pada jenjang
pendidikan D3/D4 semester Akhir.
b. Mahasiswa telah merencanakan KKN dalam KRS
c. Mahasiswa telah menempuh Sistem Kredit Semester
(SKS) minimal 118-120 SKS.
9
sehingga usaha pemecahan masalah yang timbul dalam
kehidupan masyarakat dengan pendekatan interdisipliner
merupakan pengalaman belajar bagi para mahasiswa.
Oleh karena itu, KKN Tematik IPE OGOF, harus diarahkan
untuk bertindak menjadi pendekatan interdisipliner terhadap
masalah kesehatan yang sudah sedang dihadapi, atau yang
akan datang. Dari sisi pendekatan tersebut KKN Tematik IPE
OGOF,mempunyai tujuan dan falsafah yang berbeda dengan
PPL, praktek umum (PU), atau praktek kerja lapangan (PKL),
dimana mahasiswa selalu bertolak dari dan bergerak sebatas
disiplin ilmunya sekalipun hal itu bersifat ilmiah, namun
cenderung bersifat sempit dan terbatas dalam bidang ilmu
tertentu (mono-disipliner).
10
Gambar 1. Proses Kegiatan KKN Tematik Berbasis Keluarga
Kegiatan di lapangan :
a) Mahasiswa terbagi dalam group yang terdiri dari berbagai
jurusan atau prodi
b) Satu mahasiswa bertanggung jawab terhadap data
survey 10 keluarga di desa KKN
c) Data kemudian digabung dalam data survey desa yang
kemudian diolah untuk dijadikan dasar dalam membuat
POA dan data juga dikumpulkan kepada panitia dalam
bentuk aplikasi google form
d) Dari seluruh keluarga yang disurvey, dipilih satu keluarga
yang akan diintervensi secara bersama sama
interprofesional (IPE/IPC), dibuatkan Planning of Action
(POA)
e) Data dusun juga diolah dan dibuatkan Planning of action
(POA) secara IPE/IPC
f) POA keluarga dan masyarakat kemudian
dimusyawarahkan dengan pemuka masyarakat dan
Puskesmas dalam MMD ( Musyawarah Masyarakat
Desa)
g) Setelah disetujui dalam MMD, maka kegiatan dilakukan.
h) Semua kegiatan dilaporakan dalam laporan KKN
11
2. Kegiatan tambahan
Program Tambahan adalah program yang sangat dibutuhkan
masyarakat di luar bidang program yang telah disepakati.
Pada KKN kali ini program tambahan adalah:
a. Nutrition Goes To School (Edukasi Gizi Pada Anak
Sekolah, Pembinaan kantin sehat, kebun gizi)
b. Penyuluhan tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut
c. Penyuluhan Tentang Pencegahan Penyakit Menular
d. Penyuluhan sanitasi
e. Bakti sosial
f. dll
Catatan:
Total waktu yang digunakan untuk melaksanakan program
pokok dan pokok tambahan bagi setiap mahasiswa adalah
minimal 70% untuk program pokok dan maksimal 30% untuk
program tambahan (gambar 2).
PROGRAM KERJA
MHS KKN
2 SKS (MIN 256 JAM)
12
C. Pendanaan
Dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan KKN
Tematik bersumber dari DIPA Poltekkes Kemenkes Pontianak.
D. Sosialisasi
1. Internal
2. Eksternal
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
tentang kegiatan KKN Tematik IPE OGOF kepada Pemda,
dan instansi lain maupun stakeholder lainnya yang akan
menjadi mitra kegiatan KKN Tematik agar dapat
mempersiapkan pelaksanaan KKN Tematik diwilayahnya.
Kerjasama ini meliputi tahap persiapan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.
13
E. Kerjasama
KKN Tematik hanya akan berhasil apabila ada kerjasama
yang baik antar intra Poltekkes Kemenkes Pontianak maupun
antara Poltekkes Kemenkes Pontianak dengan pihak Pemda
maupun instansi mitra lainnya. Kerjasama yang harmonis akan
membantu menciptakan kelancaran komunikasi dan penyelesaian
permasalahan yang menjadi bidang kegiatan KKN Tematik.
Kerjasama ini juga membuka jalan rintisan menuju tercapainya
tujuan dan sasaran KKN Tematik sebaik-baiknya. Kerjasama
diwujudkan dalam bentuk penandatanganan MoU antara
Poltekkes Kemenkes Pontianak / Pusat PPM dengan mitra kerja.
Diantara MoU yang akan ditandatangi antara Poltekkes
Kemenkes Pontianak dengan Mitra adalah :
1. Pemerintah Daerah (Porpinsi/Kabupaten/Kecamatan)
2. Bank
3. Institusi lain
14
BAB III
TAHAPAN KEGIATAN KKN TEMATIK
15
B. Pelaksanaan
KKN Tematik 2019 dilkasanakan dari tanggal 22 April – 3 Mei
2019, dengan rincian kegiatannnya sebagai berikut:
1. Pemberangkatan peserta: 21 April 2019
2. Acara Pembukaan dan Koordinasi masing-masing kelompok:
22 April 2019
3. Pengumpulan data, pengolahan data dan perencanaan:
23 – 25 April 2019
4. Melaksanakan MMD pada masing-masing desa: 26 April 2019
5. Melaksanakan Intervensi (one group one family): 27 – 1 Mei
2019
6. Evaluasi dan Pelaporan (Presentasi) di Kecamatan: 2 Mei 2019
7. Penutupan: 3 Mei 2019
C. Penilaian
Oleh karena KKN Tematik ditetapkan sebagai mata kuliah
wajib intrakulikuler, maka penilaian terhadap mahasiswa dilakukan
secara akademik. Penilaian akademik meliputi tiga ranah yaitu
pengetahuan (cognitive), sikap (affective), dan keterampilan
(psychomotoric). Kegiatan KKN Tematik dilakukan dalam rangkaian
proses yang memiliki beberapa tahapan kegiatan, mulai dari
penyusunan proposal, pelaksanaan program, dan Laporan
Pelaksanaan. Adapun komponen penilaian, bobot komponen dan
nilai akhir diuraikan sebagai berikut :
Tabel 1. Komponen, Bobot Penilaian dan Penilai
Bobot
No Komponen Penilaian Penilai
Penilaian
1 a) Ketepatan waktu dan 20 % DPL
Kelengkapan data,
b) Pelaksanaan kegiatan
secara IPC 20 %
c) Penilaian laporan
d) Penilaian presentasi 20 %
e) Kehadiran dan Logbook 20 %
20 %
16
BAB IV
EVALUASI PROGRAM KKN TEMATIK
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting yang tidak
terpisahkan dari suatu pelaksanaan program. Dengan monitoring
dan evaluasi dapat diketahui berbagai hal kegiatan yang menyangkut
perencanaan, proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai maupun
dampak yang ditimbulkan.
Monitoring dan evaluasi sebagai bagian dari pengelolaan dan
pengembangan program KKN Tematik IPE dilakukan melalui
jaringan evaluatif dalam keseluruhan pengelolaan dan upaya
pengembangannya. Evaluasi perlu dilakukan pada setiap tahapan
pelaksanaan KKN Tematik IPE guna pengendalian dan pengarahan
agar pencapaian tujuan tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan. Sementara evaluasi terhadap hasil serta dampak yang
ditimbulkan berguna bagi penilaian program, yaitu mengenai tingkat
keberhasilan yang dicapai, faktor kendala dan pendukung yang ada,
efisiensi dan efektifitas program, serta pengaruh-pengaruh lain yang
ditimbulkan akibat pelaksanaan program KKN Tematik IPE.
A. Evaluasi Kegiatan KKN Tematik
Evaluasi Kegiatan KKN Tematik IPE dilaksanakan oleh
Tim Pusat Layanan KKN Tematik IPE. Kegiatan ini dilakukan
pada setiap akhir periode kegiatan KKN Tematik IPE dan pada
setiap akhir tahun akademik. Evaluasi ini meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan pengelolaan, pelaksanaan tahapan
kegiatan, termasuk penyusunan laporan dan penilaiannya. Hasil
evaluasi ini dapat digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan
dan dampak yang ditimbulkan baik terhadap mahasiswa
maupun terhadap masyarakat, yaitu perkembangan
kepribadiaan mahasiswa (personality development),
pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan
perkembangan kelembagaaan (institutional development) yang
terkait.
17
Bahan evaluasi dapat diperoleh dari laporan tertulis
sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah dan manajerial atas
semua kegiatan KKN Tematik IPE yang telah dilakukan.
Berdasarkan laporan itu, diketahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan KKN Tematik, kelayakan program, dan
besarnya partisipasi masyarakat baik dalam bentuk pemikiran,
tenaga dan dana.
18
SARANA &
PRASARANA M M
O O
N N
PERSIAPAN I I
Mahasiswa T MAHASISWA T
LPPM Masyarakat PELAKSANAAN O MASYARAKAT O
Mitra R MITRA R
PENILAIAN I I
N N
G G
LINGKUNGAN FISIK
LINGKUNGAN SOSIAL
19
Lampiran 1
20
Hari ke 10 Hari ke 11 Hari ke 12
21
Lampiran 2
Nama :
……………………………………………………………………………
Jurusan :
……………………………………………………………………………
Dusun :
……………………………………………………………………………
Sasaran Jumlah
Hari ke Nama Kegiatan Frekwensi
Kegiatan Sasaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
22
Lampiran 3
REKAPITULASI KEGIATAN KELOMPOK
Dusun : ……………………………………………………
Sasaran Jumlah
Hari ke Nama Kegiatan Frekwensi
Kegiatan Sasaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
23
Lampiran 4
FORMAT LAPORAN KELOMPOK
Bab I Pendahuluan
A. Gambaran Umum Desa (demografi, sarana kesehatan, infrastruktur)
B. Data Kesehatan Desa (Angka penyakit, status gizi, dll)
C. Latar belakang Masalah Keluarga Dan Desa (hasil survey yang
dilakukan)
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Kegiatan
F. Manfaat Kegiatan
24
Lampiran 5
A. Latar belakang
Setiap profesi kesehatan saat ini telah memiliki standar pendidikan dan
standar kompetensinya masing-masing. Standar pendidikan dan standar
kompetensi tersebut kemudian diterjemahkan oleh setiap institusi
pendidikan menjadi sebuah kurikulum yang berlaku di institusi tersebut.
Kurikulum didesain sedemikian rupa untuk memampukan peserta didik
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Salah satu kompetensi yang
mungkin belum tercantum secara eksplisit dalam standar kompetensi
maupun kurikulum institusi pendidikan profesi kesehatan adalah
kompetensi kolaborasi dan kerjasama dalam tim pelayanan kesehatan. Hal
ini menyebabkan belum tersedianya suatu program pendidikan interprofesi
yang terstruktur di semua institusi pendidikan profesi kesehatan. Oleh
karena itu, setiap institusi pendidikan diharapkan mengintegrasikan
pendidikan interprofesi ke dalam kurikulumnya masing-masing.
Tantangan dalam pendidikan interprofesi kesehatan merupakan hal
yang cukup alamiah mengingat perkembangan masing-masing profesi juga
cukup berbeda. Tantangan dalam pelaksanaan pendidikan interprofesi
meliputi substansi kebijakan dan teknis. Tantangan terbesar adalah aspek
substansi yang meliputi persepsi dan budaya kolaborasi diantara profesi
kesehatan (Weller, Barrow, & Gasquoine, 2011). Selain itu WHO (2010)
menyatakan bahwa aspek teknis pelaksanaan pendidikan juga merupakan
tantangan dalam penerapan pendidikan interprofesi.
Pendidikan interprofesi perlu dibuat dengan cerdas dan sistematis
karena metode pendidikan interprofesi memberikan banyak manfaat
terutama dalam hal pelayanan kolaboratif untuk pasien, memperkaya
keilmuan antar profesi yang berbeda serta meningkatkan kepuasan peserta
didik saat belajar dalam lingkungan kerja yang nyata. Namun bila tidak
dipersiapkan dengan baik, metode pendidikan interprofesi ini justru akan
memunculkan stereotypes, ketidakseimbangan kekuatan serta menurunkan
kerjasama antar tim kesehatan (Becker, Hanyok, & Walton-Moss, 2014).
25
B. Tujuan dan Sasaran Pembelajaran
Tujuan pelaksanaan pendidikan interprofesi adalah agar profesi
kesehatan dapat bekerja sama dan berkolaborasi secara sinergis dan efektif,
sesuai dengan peran dan tanggung jawab serta kompetensi spesifik masing-
masing profesi.
26
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
7. Memahami bahwa setiap
orang memiliki keunikan
tersendiri, termasuk tingkat
pengalaman, keahlian,
budaya, kekuasaan, dan
hierarki dalam tim
perawatan kesehatan,
sehingga dapat memberikan
kontribusi untuk
komunikasi yang efektif,
resolusi konflik, dan
hubungan kerja interprofesi
yang positif
8. Berkomunikasi secara
konsisten mengenai
pentingnya kerjasama pada
perawatan pasien berbasis
tim dan komunitas
27
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
7. Berbagi akuntabilitas
dengan profesi lain, pasien
dan masyarakat, terkait
pelayanan dan pencegahan
terhadap masalah kesehatan
8. Merefleksikan kinerja
individu dan tim serta
perbaikan kinerja tim
9. Menggunakan strategi
perbaikan untuk
meningkatkan efektivitas
kerja tim interprofesi dan
pelayanan berbasis
10. Menggunakan bukti yang
tersedia untuk menjadi
dasar kerjasama tim yang
efektif dan pelayanan
berbasis tim
11. Melakukan pengaturan
secara efektif terhadap tim
dan peran anggota tim yang
berbeda
3. Etika dan Kemampuan 1. Menerapkan 1. Menerapkan 1. Menempatkan kepentingan
Nilai untuk prinsip pelayanan pasien, keluarga dan
menerapkan keselamatan kesehatan masyarakat di tengah
prinsip etika pasien pada berbasis pemberian pelayanan
profesi, pelayanan kompetensi kesehatan interprofesi
profesionalis kesehatan dengan 2. Menghormati martabat dan
me, dan berbasis mempertimbangk privasi pasien, tetap
keselamatan kolaborasi. an sosial budaya menjaga kerahasiaan dalam
pasien pada 2. Mampu bekerja pelayanan berbasis tim
pelayanan secara tim 3. Merangkul keragaman
kesehatan interprofesi budaya dan perbedaan
berbasis dengan individu yang dimiliki oleh
kolaborasi. menerapkan pasien, keluarga dan tim
prinsip budaya, kesehatan
nilai, 4. Menghormati budaya yang
peran/tanggung unik, nilai, peran/tanggung
jawab, keahlian, jawab dan keahlian profesi
saling percaya kesehatan lainnya
dan dapat 5. Bekerjasama dengan
dipertanggungja mereka yang menerima
wabakan dari pelayanan, mereka yang
profesi kesehatan memberikan pelayanan dan
lain. lain-lain, yang
berkontribusi atau
mendukung penyediaan
pelayanan dan upaya
pencegahan kesehatan
6. Mengembangkan hubungan
saling percaya dengan
28
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
pasien, keluarga, dan
anggota tim lainnya
7. Menunjukkan standar
perilaku, etika dan kualitas
dalam memberikan
pelayanan berbasis tim
8. Mengelola dilema etik
tertentu pada pasien/klien
yang menerima pelayanan
berbasis kolaborasi
interprofesi
9. Bertindak dengan kejujuran
dan integritas dalam
hubungannya dengan
pasien, keluarga, dan
anggota tim lainnya
10. Mempertahankan
kompetensi spesifik
profesinya dalam lingkup
praktik yang relevan
4. Peran Profesi Kemampuan 1. Menjelas 1.Mengaplikasikan 1. Mengkomunikasikan peran
Kesehatan peserta didik kan peran nilai-nilai dan dan tanggung jawab profesi
untuk dan prinsip hubungan secara jelas kepada pasien,
memahami tanggung dari dinamika tim keluarga dan profesional
peran profesi jawab agar dapat berperan lainnya
masing- dari secara efektif untuk 2. Mengenali keterbatasan
masing dan masing- merencanakan dan profesi dalam
peran profesi masing memberikan keterampilan, pengetahuan
lain dan identitas pelayanan berpusat dan kemampuan
menggunakan profesi secara aman, 3. Melibatkan profesi
pengetahuan kesehatan efisien, efektif dan kesehatan yang beragam
tersebut . adil. dalam melengkapi keahlian
untuk 2.Mampu terlibat profesional, serta sumber
menjawab dalam daya terkait, untuk
kebutuhan pengembangan mengembangkan strategi
dan tujuan profesional dan agar memenuhi kebutuhan
perawatan interprofesi pasien
pasien/klien/k berkelanjutan untuk 4. Menjelaskan peran dan
eluarga dan meningkatkan tanggung jawab penyedia
komunitas kinerja tim layanan lain dan bagaimana
tim bekerjasama untuk
memberikan pelayanan.
5. Menggunakan lingkup
pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan yang
tersedia dari profesi
kesehatan untuk
memberikan pelayanan
yang aman, tepat waktu,
efisien, efektif dan adil.
6. Berkomunikasi dengan
anggota tim untuk
29
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
mengklarifikasi tanggung
jawab setiap anggota dalam
melaksanakan komponen
dari rencana pelayanan atau
intervensi kesehatan.
7. Menjalin hubungan
ketergantungan dengan
profesi lain untuk
meningkatkan pelayanan
pasien
8. Terlibat dalam
pengembangan profesional
dan interprofesi
berkelanjutan untuk
meningkatkan kinerja tim
9. Menggunakan kemampuan
yang unik dan saling
melengkapi dari semua
anggota tim untuk
mengoptimalkan pelayanan
pasien
5. Pelayanan Kemampuan 1. Menjelask 1. Menerapkan 1. Menjelaskan pengelolaan
kesehatan peserta didik an prinsip prinsip kesehatan individu,
yang untuk kerjasama pendekatan keluarga dan masyarakat
berpusat mengenal, tim pada kesehatan dengan pendekatan
individu, berintegrasi, konteks individu, kolaborasi interprofesi.
keluarga dan menilai, patient- keluarga dan 2. Menerapkan pelayanan
masyarakat bertindak centered masyarakat yang kesehatan yang berpusat
sebagai rekan, dan meliputi pada komunitas
memberi communit perencanaan, 3. Memahami konsep dan
masukan dan y-focused. implementasi dan implementasi kedokteran
menjalin evaluasi program keluarga, komunitas dan
hubungan kesehatan masyarakat.
dengan berbasis 4. Mengelola informasi dan
pasien/klien/ke kerajsama tim melibatkan individu,
luarga/ interprofesi. keluarga dan masyarakat
komunitas dalam pengambilan
dalam keputusan pelayanan
merencanakan kesehatan tim interprofesi
dan
memberikan
pelayanan.
30
berfokus pada pengembangan kolaborasi di dalam
komunitas/masyarakat dalam bentuk PKL (Program Kerja Lapangan).
Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama dalam bentuk kolaborasi
antara dosen dan mahasiswa dari berbagai jenis program studi guna
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat
1. Learning from practice
Kegiatan seperti pertemuan, rapat, pembahasan kasus, memberi
kesempatan bagi tenaga kesehatan dari berbagai profesi
berberkolaborasi dan saling berbagai perspektif, beserta alternatif
solusi. Metode ini dapat meningkatkan pemahaman, kinerja,
pemikiran kritis serta motivasi tenaga kesehatan.
2. Learning as a team
Bekerja ‘sebagai’ tim dan bukan hanya ‘di dalam’ tim penting untuk
pendidikan berbasis interprofesi. Pada kesempatan ini tenaga
kesehatan diberikan kesempatan untuk menggali kapasitas diri dan
kemampuan yang berbeda dari tiap profesi, dalam melihat masalah
secara bersama-sama untuk kepentingan bersama.
F. Kegiatan
Program kegiatan KKN Tematik Poltekkes Kemenkes Pontianak
Tahun 2019 dititikberatkan pada upaya peningkatan peran serta keluarga
dalam membangun kesehatan, yaitu:
1. Kegiatan Pokok
a) Interprofesional education/colaboration (multidisiplin)
5) Mampu berkomunikasi dengan profesi lain
6) Mampu bekerja sama dan membina hubungan saling percaya
dgn profesi lain
31
7) Mampu bersikap dan berperilaku baik dlm membina hubungan
dengan profesi lain (RESPEK)
8) Mampu melaksanakan peran profesi dlm berkolaborasi dg
profesi lain
b) Kegiatan di lapangan :
1) Mahasiswa terbagi dalam group yang terdiri dari berbagai
jurusan atau prodi
2) Satu mahasiswa bertanggung jawab terhadap data 10 keluarga
di desa KKN
3) Data kemudian digabung dalam data survey desa yang
kemudian diolah dikumpulkan kepada panitia dalam bentuk
aplikasi google form
4) Dari seluruh keluarga yang disurvey, dipilih satu keluarga yang
akan diintervensi secara bersama sama interprofesional
(IPE/IPC), dibuatkan Planning of Action (POA)
5) Data dusun juga diolah dan dibuatkan Planning of action (POA)
secara IPE/IPC
6) POA keluarga dan masyarakat kemudian dimusyawarahkan
dengan pemuka masyarakat dan Puskesmas dalam MMD
(Musyawarah Masyarakat Desa)
32
7) Setelah disetujui dalam MMD, maka kegiatan dilakukan.
8) Semua kegiatan dilaporakan dalam laporan KKN
2. Kegiatan tambahan
Program Tambahan adalah program yang sangat dibutuhkan masyarakat
di luar bidang program yang telah disepakati. Pada KKN kali ini program
tambahan adalah:
a. Nutrition Goes To School (Edukasi Gizi Pada Anak Sekolah, Pembinaan
kantin sehat, kebun gizi)
b. Penyuluhan tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut
c. Penyuluhan Tentang Pencegahan Penyakit Menular
d. Penyuluhan sanitasi
e. Bakti sosial
33
Lampiran 6 Kuesioner KKN TEMATIK 2019
34
36
37
38