Anda di halaman 1dari 42

i

PEDOMAN
KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2019

PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2019

ii
DAFTAR ISI

Hal.

Halaman sampul ............ i


Daftar isi ............ iii
Kata pengantar ............ iv
Bab I. Pendahuluan ............ 1
Bab II. Pengelolaan KKN Tematik ............ 8
Bab III. Tahapan Kegiatan KKN Tematik ............ 15
Bab IV. Evaluasi Program KKN Tematik ............ 17
Lampiran
I. Jadwal Kegiatan KKN Tematik IPE ............ 20
2019
II. Rekapitulasi Kegiatan Individu ............ 22
(LOKBOOK)
III. Rekapitulasi Kegiatan Kelompok ............ 23
IV. Format Laporan Kelompok ............ 24
V. Pedoman IPE Komunitas Bagi ............ 25
Pembimbing Lapangan
VI. Kuesioner KKN TEMATIK 2019 ............ 34

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan Rahmat serta Ridho-Nya, sehingga penyusunan buku
“Pedoman KKN Tematik Interprofessional Education Berbasis
Pemberdayaan Keluarga Tahun 2019 Poltekkes Kemenkes
Pontianak” dapat diselesaikan dengan baik.
Buku pedoman ini memuat pedoman pelaksanaan KKN
Tematik dengan pendekatan “One Group One Family (OGOF)”,
pokok-pokok arahan untuk membentuk, membina dan
mengembangkan OGOF melalui KKN. Pelaksanaan KKN Poltekkes
Kemenkes Pontianak ini merupakan wujud dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi dalam pelaksanaannya dilakukan dengan
pendekatan multidisiplin keilmuan, artinya semua bidang ilmu yang
ada menyatu dalam satu lokasi untuk melakukan pengabdian kepada
masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
Besar harapan kami bahwa terdapat relevansi dan pengaruh
dengan kegiatan KKN sebelumnya, sehingga kesinambungan
program dapat dinikmati berbagai kalangan mulai dari stakeholder
hingga masyarakat desa. Keberlangsungan program akan dapat
senantiasa dilanjutkan dan mudah diaplikasikan sehingga diharapkan
ada perubahan status derajat kesehatan dan pola hidup sehat di
masyarakat ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Akhir kata, semoga kegiatan KKN Tematik Berbasis Keluarga
Tahun 2019 ini dapat bermanfaat serta meningkatkan kualitas
kegiatan dari tahun ke tahun dan membantu upaya peningkatan
kesehatan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
Amin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Pontianak, Maret 2019


Direktur

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Pasal 20 ayat
2 dinyatakan ”Perguruan Tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat”. Pada Pasal 24 ayat 2 disebutkan: ”Perguruan
tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan
tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian masyarakat”.
Program pengabdian kepada masyarakat
merupakan salah satu program yang wajib dilaksanakan,
baik oleh dosen maupun oleh mahasiswa, dengan
berlandaskan pada prinsip-prinsip: kompetensi akademik,
jiwa kewirausahaan (entrepreneurship), dan profesional,
sehingga dapat menghasilkan program pengabdian
kepada masyarakat yang bermutu, relevan, dan sinergis
dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu
bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan
oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan
kemitraan sebagai salah bentuk kegiatan Tri Dharma
perguruan tinggi. KKN juga merupakan salah satu bentuk
pendidikan interprofesi, yaitu dimana beberapa mahasiswa
dari berbagai profesi belajar tentang profesi lain, belajar
bersama satu sama lain untuk menciptakan kolaborasi
efektif dan pada akhirnya meningkatkan outcome
kesehatan yang di inginkan. Pendidikan interprofesi
merupakan tahap yang penting dalam upaya
mempersiapkan lulusan atau professional kesehatan yang
siap untuk bekerja di dalam tim dan melakukan praktek
kolaborasi dengan efektif untuk merespon atau
memecahkan masalah yang ada di masyarakat.
Seiring dinamika masyarakat, pemerintah daerah,
pemerintah pusat maupun dunia global, maka program
KKN di Poltekkes Kemenkes Pontianak diarahkan pada

1
pola KKN Tematik Interprofesional Education (IPE) dan
dan Interprofesional Colaboration (IPC) berbasis keluarga.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik berbasis keluarga
Poltekkes Kemenkes Pontianak ini merupakan wadah
untuk dapat menyumbangkan pengetahuan secara
langsung kepada masyarakat secara melembaga. Sebagai
kegiatan kelompok yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu,
KKN Tematik berbasis pemberdayaan keluarga ini
diharapkan mampu untuk memberikan solusi serta
membantu menangani masalah-masalah kesehatan yang
sifatnya mejemuk secara terpadu dan interdisipliner.
Kemajemukan disiplin ilmu kesehatan yang dimiliki
dan dikembangkan di Poltekkes Kemenkes Pontianak ini
sangat memungkinkan perguruan tinggi ini dapat
mengaplikasikan misi Tri Darma Perguruan Tinggi yang
dilaksanakan dengan kemampuan professional dengan
memposisikan diri sebagai agen pembaharu.
KKN Tematik berbasis keluarga merupakan model
KKN yang bertujuan untuk membentuk, membina dan
mengembangkan peran keluarga sebagai terobosan baru
dalam pemberdayaan masyarakat, mulai dari pemanfaatan
potensi SDM, SDA lokal dan upaya tercapainya tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan KKN Tematik berbasis keluarga dilakukan
secara ilmiah, sistematis dan berkesinambungan dengan
mendapatkan penduduk dan keluarga sebagai titik sentrum
pembangunan. KKN Tematik berbasis keluarga
mengarahkan masyarakat yang mandiri dalam rangka
terciptanya keluarga dan masyarakat yang sejahtera.

B. Pengertian
KKN tematik IPE berbasis keluarga, One Group
One Family (OGOF) merupakan keterpaduan dharma
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada
masyarakat. Program wajib yang bersifat co-kurikuler pada
semua jurusan/prodi (SYARAT WISUDA). Sebagai
kegiatan infrastruktur dilaksanakan dengan penempatan
mahasiswa dari suatu Tingkat studi tertentu dengan
kesatuan-kesatuan antardisiplin llmu pengetahuan

2
(interdisiplin) di wilayah yang meliputi sejumlah desa untuk
waktu tertentu selama masa KKN berlangsung. Misi
utama KKN IPE OGOF turut menggerakkan masyarakat
dalam pembangunan di bidang kesehatan melalui berbagai
kegiatan.

C. Prinsip Dasar dan Pelaksanaan KKN


1. Interdisipliner/IPE/IPC dan Lintas sektoral
2. Komprehensif
3. Berdimensi luas dan praktis
4. Partisipasi aktif masyarakat

D. Tujuan, Khalayak Sasaran dan Manfaat


1. Tujuan Umum
a) Mahasiswa, dosen dan semua yang terlibat
pengembangan diri pribadi di masyarakat dan
lingkungannya secara akademik
b) Penerapan kegiatan akademik di Poltekkes
Pontianak agar Iebih relevan pembangunan dan
pengembangan masyarakat khususnya di bidang
kesehatan.
c) Pengabdian pada masyarakat yang sedang
membangun, sehingga nantinya masyarakat itu
sendiri dapat lebih mandiri dan bukan untuk dilayani
d) Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) yang
diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada di
masyarakat.
e) Melatih dan mengembangkan softskills dan karakter
mahasiswa.
f) Melatih mahasiswa untuk memahami kondisi
masyarakat khususnya di lokasi KKN, sehingga
mahasiswa memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap masyarakat.
g) Menyiapkan calon pemimpin bangsa yang berpihak
kepada kejujuran, keadilan, dan kebenaran.

3
2. Tujuan Khusus
a) Memberi pengalaman mahasiswa menyiapkan diri
dalam menjalankan profesinya bekerjasama
dengan profesi lain dalam pemberdayaan
kehidupan bermasyarakat.
b) Mendewasakan kepribadian dan memperluas
wawasan mahasiswa dalam praktik kolaborasi
interprofesi (IPE)
c) Membekali mahasiswa kemampuan praktik
kolaborasi interprofesi (IPE) dalam pendekatan di
masyarakat (One Group One Family)
d) Meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa.
e) Melaksanakan terapan Ipteks, secara teamwork dan
interdisipliner (interprofessional education) kepada
masyarakat.
f) Melatih dan menanamkan nilai kepribadian
mahasiswa :
1) Nasionalisme
2) Keuletan, etos kerja dan tangung jawab
3) Kemandirian, kepemimpinan
4) Menanamkan jiwa peneliti
5) Eksploratif dan analisis
6) Mendorong learning community dan learning
society.
7) Melaksanakan interprofesional Education/
Colaboration
g) Melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah
pembangunan di masyarakat, serta menggali
berbagai kondisi masyarakat sebagai umpan balik
(feed back) bagi Poltekkes dalam pengembangan
tridharma perguruan tinggi.
h) Melatih mahasiswa dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi suatu program di
masyarakat secara Interprofesional
Education/Colaboration

4
3. Khalayak Sasaran
Sasaran KKN Tematik adalah masyarakat umum mulai
pranata sosial yang kecil (keluarga, RT, RW,
Lingkungan, dan desa/kelurahan), peran serta
masyarakat industri dan serta pemerintah daerah.

4. Manfaat
KKN Tematik IPE diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada mahasiswa, masyarakat dan
pemerintah daerah, perguruan tinggi sebagai berikut :
a. Mahasiswa
1) Memperdalam pengertian terhadap cara berfikir
dan bekerja secara interprofesional sehingga
dapat menghayati adanya ketergantungan
kaitan dan kerjasama antar sektor.
2) Memperdalam pengertian dan penghayatan
terhadap pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dipelajari bagi pelaksanaan
pembangunan.
3) Memperdalam pengertian dan penghayatan
mahasiswa terhadap seluk-beluk keseluruhan
dari masalah pembangunan dan perkembangan
masyarakat.
4) Mendewasakan cara berfikir serta
meningkatkan daya penalaran mahasiswa
dalam melakukan penelaahan, perumusan dan
pemecahan masalah secara pragmatis ilmiah.
5) Memberikan keterampilan kepada mahasiswa
untuk melaksanakan pembangunan dan
pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara
interdisilipliner atau antar sektor.
6) Membina mahasiswa menjadi motivator,
dinamisator dan problem solver.
7) Memberikan pengalaman belajar sebagai kader
pembangunan sehingga terbentuk sikap dan
rasa cinta terhadap kemajuan masyarakat
8) Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan

5
penelaahan, merumuskan dan memecahkan
masalah secara langsung akan lebih
menumbuhkan sifat profesionalisme pada diri
mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian,
tanggung jawab maupun rasa kesejawatan.

b. Masyarakat, Mitra dan Pemerintah Daerah


1) Memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam
merencanakan dan melaksanakan
pembangunan
2) Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan
untuk merencanakan, merumuskan dan
melaksanakan pembangunan
3) Memperoleh pengalaman dalam menggali serta
menumbuhkan potensi swadaya masyarakat
sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam
pembangunan
4) Terbentuknya kader-kader penerus
pembangunan di dalam masyarakat sehingga
terjamin kelanjutan upaya pembangunan
5) Memanfaatkan bantuan pemikiran mahasiswa
dalam melaksanakan program dan proyek
pembangunan yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
6) Memajukan institusi
7) Menjadikan dunia industri sebagai subyek
transfer knowledge melalui transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
8) Terbentuknya link and mach antara dunia
pendidikan tinggi dengan dunia usaha/industri
sebagai stakeholder.
9) Terciptanya sinergitas dalam penerapan inovasi
baru bagi kalangan dunia industri sebagai
alternatif dalam pemecahan masalah.
10) Dapat membantu dunia industri dalam
mengatasi masalah administratif maupun yang
bersifat managerial.
11) Mengembangkan dan memajukan industri.
6
c. Perguruan Tinggi
1) Memperoleh umpan baik sebagai hasil
pengintegrasian mahasiswanya dengan proses
pembangunan ditengah-tengah masyarakat
sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan
pembangunan ilmu pengetahuan yang diasuh
diperguruan tinggi dapat lebih disesuaikan
dengan tuntutan nyata dari pembangunan.
2) Memperoleh berbagai kasus yang berharga
yang dapat digunakan sebagai contoh dalam
memberikan materi perkuliahan dan
menemukan berbagai masalah untuk
pengembangan penelitian.
3) Memperoleh hasil kegiatan mahasiswa, dapat
menelaah dan merumuskan keadaan/ kondisi
masyarakat yang berguna bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta
dapat mendiagnosa secara tepat kebutuhan
masyarakat sehingga ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang diamalkan dapat sesuai
dengan tuntutan nyata
4) Meningkatkan, memperluas dan mempererat
kerjasama dengan instansi terkait atau
departemen lain melalui kerjasama mahasiswa
yang melaksanakan KKN.

7
BAB II
PENGELOLAAN KKN TEMATIK

A. Lembaga Pengelola
Penyelenggaraan KKN Tematik berada pada Pusat Penelitian
Pengabdian kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes
Pontianak. Pelaksanaannya dibentuk melalui kepanitian terdiri
dari Ketua dengan dibantu oleh Sekretaris, bendahara, dan
koordinator beserta anggotanya. Arahan kegiatan dipantau
langsung oleh penanggungjawab dalam hal ini Pembantu
Direktur I.

B. Tata Laksana Pengelolaan


1. Status dan Beban Akademik
KKN Tematik menjadi intrakurikuler pendidikan tinggi dan
merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa Program
(D3/D4). Status KKN Tematik di Poltekkes Kemenkes
Pontianak dalam satuan kurikulum dikategorikan sebagai
mata kuliah tersendiri yang dilaksanakan setelah mahasiswa
memperoleh sekurang-kurannya 118-120 SKS (Satuan
Kredit Semester).
Program KKN ini termuat dalam kurikulum program D3/D4
termasuk kelompok mata kuliah umum (MKU) dengan bobot
3 (1-2) SKS. Besarnya beban akademik ini diperoleh dari
perhitungan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
pelaksanaan KKN sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan/ Pembekalan(Setara 1 SKS)
Mahasiswa diwajibkan secara berkelompok mengikuti
pembekalan.
b. Tahap Pelaksanaan (Setara 2 SKS)
Mahasiswa diwajibkan melakukan semua kegiatan yang
direncanakan bersama-sama kelompok masyarakat atau
sasaran di lokasi KKN serta membuat laporan harian,
mingguan dan laporan akhir. Tahap pelaksanaan ini
sebesar 2 SKS dengan lama waktu pelaksanaan 256 jam

8
(2 SKS x 8 jam kerja per hari x 16 kali pertemuan) setara
selama 32 (tiga puluh dua) hari atau 4 (empat) minggu di
lokasi KKN. Namun demikian pelaksanaan kegiatan KKN
1 hari dihitung 2 kali pertemuan yaitu siang dan malam,
dengan proporsi 6 jam siang hari dan 2 jam malam hari,
sehingga pelaksanaan KKN membutuhkan waktu 2
Minggu (4 Minggu : 2)
2. Pelaksana
Pelaksana kegiatan KKN Tematik adalah sebagai berikut:
a. Ketua/Sekretaris KKN Tematik dibantu Koordinator.
b. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
c. Mahasiswa KKN Tematik
3. Persyaratan
Persyaratan bagi mahasiswa yang akan mengikuti KKN
Tematik antara lain :
a. Mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa pada jenjang
pendidikan D3/D4 semester Akhir.
b. Mahasiswa telah merencanakan KKN dalam KRS
c. Mahasiswa telah menempuh Sistem Kredit Semester
(SKS) minimal 118-120 SKS.

C. Pendekatan Pelaksanaan Program Kegiatan KKN Tematik


Pendekatan pelaksanaan program kegiatan KKN Tematik
Tahun 2019 adalah berbasis keluarga; dimana mahasiswa
melakukan pendekatan terhadap satuan keluarga untuk
mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan interdisipliner (multi
disiplin ilmu) untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
KKN Tematik IPE OGOF merupakan pengalaman ilmu
yang menuntun mahasiswa kepada pola pikir interdisiplin dan
komprehensif. Pola pikir yang dikembangkan melalui KKN
Tematik IPE dilandasi oleh kenyataan bahwa hampir setiap
masalah kehidupan setiap masyarakat selalu mempunyai kaitan
satu dengan yang lain, sehingga menjadi kompleks. Dengan
demikian pendekatan mono-disiplin menjadi kurang efektif,

9
sehingga usaha pemecahan masalah yang timbul dalam
kehidupan masyarakat dengan pendekatan interdisipliner
merupakan pengalaman belajar bagi para mahasiswa.
Oleh karena itu, KKN Tematik IPE OGOF, harus diarahkan
untuk bertindak menjadi pendekatan interdisipliner terhadap
masalah kesehatan yang sudah sedang dihadapi, atau yang
akan datang. Dari sisi pendekatan tersebut KKN Tematik IPE
OGOF,mempunyai tujuan dan falsafah yang berbeda dengan
PPL, praktek umum (PU), atau praktek kerja lapangan (PKL),
dimana mahasiswa selalu bertolak dari dan bergerak sebatas
disiplin ilmunya sekalipun hal itu bersifat ilmiah, namun
cenderung bersifat sempit dan terbatas dalam bidang ilmu
tertentu (mono-disipliner).

D. Program KKN Tematik


Program kegiatan KKN Tematik Poltekkes Kemenkes
Pontianak Tahun 2019 dititikberatkan pada upaya peningkatan
peran serta keluarga dalam membangun kesehatan, yaitu:
1. Kegiatan Pokok
Interprofessional education (multidisiplin)
1) Mampu berkomunikasi dengan profesi lain
2) Mampu bekerja sama dan membina hubungan saling
percaya dgn profesi lain
3) Mampu bersikap dan berperilaku baik dlm membina
hubungan dg profesi lain (RESPEK)
4) Mampu melaksanakan peran profesi dlm berkolaborasi
dg profesi lain

10
Gambar 1. Proses Kegiatan KKN Tematik Berbasis Keluarga

Kegiatan di lapangan :
a) Mahasiswa terbagi dalam group yang terdiri dari berbagai
jurusan atau prodi
b) Satu mahasiswa bertanggung jawab terhadap data
survey 10 keluarga di desa KKN
c) Data kemudian digabung dalam data survey desa yang
kemudian diolah untuk dijadikan dasar dalam membuat
POA dan data juga dikumpulkan kepada panitia dalam
bentuk aplikasi google form
d) Dari seluruh keluarga yang disurvey, dipilih satu keluarga
yang akan diintervensi secara bersama sama
interprofesional (IPE/IPC), dibuatkan Planning of Action
(POA)
e) Data dusun juga diolah dan dibuatkan Planning of action
(POA) secara IPE/IPC
f) POA keluarga dan masyarakat kemudian
dimusyawarahkan dengan pemuka masyarakat dan
Puskesmas dalam MMD ( Musyawarah Masyarakat
Desa)
g) Setelah disetujui dalam MMD, maka kegiatan dilakukan.
h) Semua kegiatan dilaporakan dalam laporan KKN

11
2. Kegiatan tambahan
Program Tambahan adalah program yang sangat dibutuhkan
masyarakat di luar bidang program yang telah disepakati.
Pada KKN kali ini program tambahan adalah:
a. Nutrition Goes To School (Edukasi Gizi Pada Anak
Sekolah, Pembinaan kantin sehat, kebun gizi)
b. Penyuluhan tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut
c. Penyuluhan Tentang Pencegahan Penyakit Menular
d. Penyuluhan sanitasi
e. Bakti sosial
f. dll

Catatan:
Total waktu yang digunakan untuk melaksanakan program
pokok dan pokok tambahan bagi setiap mahasiswa adalah
minimal 70% untuk program pokok dan maksimal 30% untuk
program tambahan (gambar 2).

Total waktu kerja efektif = 256 jam


Pembagian waktu kerja
Program pokok (70% x 256 jam) = 179,2 jam
Program tambahan (30% x 256 jam) = 76,8 jam

PROGRAM KERJA
MHS KKN
2 SKS (MIN 256 JAM)

PROGRAM POKOK PROGRAM TAMBAHAN


(70%) (30%)

Gambar 2. Skema persentase alokasi waktu kegiatan KKN Tematik.

12
C. Pendanaan
Dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan KKN
Tematik bersumber dari DIPA Poltekkes Kemenkes Pontianak.

D. Sosialisasi
1. Internal

Gambar 3. Tahapan Persiapan KKN Tematik

Dilakukannya sosialisasi pada dosen pembimbing ttg KKN


Tematik OGOF. Kemudian dilakukan Pembekalan KKN
Tematik IPE OGOF pada peserta KKN Mahasiswa.

2. Eksternal
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
tentang kegiatan KKN Tematik IPE OGOF kepada Pemda,
dan instansi lain maupun stakeholder lainnya yang akan
menjadi mitra kegiatan KKN Tematik agar dapat
mempersiapkan pelaksanaan KKN Tematik diwilayahnya.
Kerjasama ini meliputi tahap persiapan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.

13
E. Kerjasama
KKN Tematik hanya akan berhasil apabila ada kerjasama
yang baik antar intra Poltekkes Kemenkes Pontianak maupun
antara Poltekkes Kemenkes Pontianak dengan pihak Pemda
maupun instansi mitra lainnya. Kerjasama yang harmonis akan
membantu menciptakan kelancaran komunikasi dan penyelesaian
permasalahan yang menjadi bidang kegiatan KKN Tematik.
Kerjasama ini juga membuka jalan rintisan menuju tercapainya
tujuan dan sasaran KKN Tematik sebaik-baiknya. Kerjasama
diwujudkan dalam bentuk penandatanganan MoU antara
Poltekkes Kemenkes Pontianak / Pusat PPM dengan mitra kerja.
Diantara MoU yang akan ditandatangi antara Poltekkes
Kemenkes Pontianak dengan Mitra adalah :
1. Pemerintah Daerah (Porpinsi/Kabupaten/Kecamatan)
2. Bank
3. Institusi lain

14
BAB III
TAHAPAN KEGIATAN KKN TEMATIK

Adapun Kegiatan Pada tiap Komponen pada pendidikan


tenaga kesehatan di Poltekkes Kemenkes RI yang mendukung
kegiatan KKN Tematik ini adalah sebagai berikut:
A. Persiapan
1. Rapat pertemuan membahas pelaksanaan KKN Tematik
2019
2. Membentuk Panitia KKN Tematik 2019
3. Melakukan apersepsi kepada pihak Pemda Kab.Sambas,
tanggal 14-15 Maret 2019
4. Melakukan rapat panitia untuk menjelaskan tugas dan fungsi
dalam kegiatan KKN berlangsung serta menyiapkan semua
keperluan untuk mendukung pelaksanaan KKN
5. Melaksanakan rapat dengan DPL untuk menjelaskan cara
kerja DPL dalam membimbing mahasiswa dengan konsep
one group one family
6. Survei lokasi wilayah yang dijadikan tempat pelaksanaan
KKN Tematik 2019, yang bertujuan untuk kesiapan desa dan
mengetahui program kegiatan KKN serta dalam mambantu
penyiapan akomodasi untuk mahasisw, dilaksanakan
sebanyak 2 kali pada bulan Maret 2019
7. Pembekalan bagi DPL tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan DPL dalam membimbing
mahasiswa KKN dengan konsep IPE one group one family
dapat dengan baik yang akan dilaksanakan tanggal 10 April
2019.
8. Pembekalan materi KKN Tematik 2019 untuk mahasiswa
yang dilaksanakan selama 2 hari mulai dari tanggal 11,12
dan 15 April 2019.

15
B. Pelaksanaan
KKN Tematik 2019 dilkasanakan dari tanggal 22 April – 3 Mei
2019, dengan rincian kegiatannnya sebagai berikut:
1. Pemberangkatan peserta: 21 April 2019
2. Acara Pembukaan dan Koordinasi masing-masing kelompok:
22 April 2019
3. Pengumpulan data, pengolahan data dan perencanaan:
23 – 25 April 2019
4. Melaksanakan MMD pada masing-masing desa: 26 April 2019
5. Melaksanakan Intervensi (one group one family): 27 – 1 Mei
2019
6. Evaluasi dan Pelaporan (Presentasi) di Kecamatan: 2 Mei 2019
7. Penutupan: 3 Mei 2019

C. Penilaian
Oleh karena KKN Tematik ditetapkan sebagai mata kuliah
wajib intrakulikuler, maka penilaian terhadap mahasiswa dilakukan
secara akademik. Penilaian akademik meliputi tiga ranah yaitu
pengetahuan (cognitive), sikap (affective), dan keterampilan
(psychomotoric). Kegiatan KKN Tematik dilakukan dalam rangkaian
proses yang memiliki beberapa tahapan kegiatan, mulai dari
penyusunan proposal, pelaksanaan program, dan Laporan
Pelaksanaan. Adapun komponen penilaian, bobot komponen dan
nilai akhir diuraikan sebagai berikut :
Tabel 1. Komponen, Bobot Penilaian dan Penilai
Bobot
No Komponen Penilaian Penilai
Penilaian
1 a) Ketepatan waktu dan 20 % DPL
Kelengkapan data,
b) Pelaksanaan kegiatan
secara IPC 20 %
c) Penilaian laporan
d) Penilaian presentasi 20 %
e) Kehadiran dan Logbook 20 %
20 %

16
BAB IV
EVALUASI PROGRAM KKN TEMATIK
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting yang tidak
terpisahkan dari suatu pelaksanaan program. Dengan monitoring
dan evaluasi dapat diketahui berbagai hal kegiatan yang menyangkut
perencanaan, proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai maupun
dampak yang ditimbulkan.
Monitoring dan evaluasi sebagai bagian dari pengelolaan dan
pengembangan program KKN Tematik IPE dilakukan melalui
jaringan evaluatif dalam keseluruhan pengelolaan dan upaya
pengembangannya. Evaluasi perlu dilakukan pada setiap tahapan
pelaksanaan KKN Tematik IPE guna pengendalian dan pengarahan
agar pencapaian tujuan tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan. Sementara evaluasi terhadap hasil serta dampak yang
ditimbulkan berguna bagi penilaian program, yaitu mengenai tingkat
keberhasilan yang dicapai, faktor kendala dan pendukung yang ada,
efisiensi dan efektifitas program, serta pengaruh-pengaruh lain yang
ditimbulkan akibat pelaksanaan program KKN Tematik IPE.
A. Evaluasi Kegiatan KKN Tematik
Evaluasi Kegiatan KKN Tematik IPE dilaksanakan oleh
Tim Pusat Layanan KKN Tematik IPE. Kegiatan ini dilakukan
pada setiap akhir periode kegiatan KKN Tematik IPE dan pada
setiap akhir tahun akademik. Evaluasi ini meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan pengelolaan, pelaksanaan tahapan
kegiatan, termasuk penyusunan laporan dan penilaiannya. Hasil
evaluasi ini dapat digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan
dan dampak yang ditimbulkan baik terhadap mahasiswa
maupun terhadap masyarakat, yaitu perkembangan
kepribadiaan mahasiswa (personality development),
pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan
perkembangan kelembagaaan (institutional development) yang
terkait.

17
Bahan evaluasi dapat diperoleh dari laporan tertulis
sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah dan manajerial atas
semua kegiatan KKN Tematik IPE yang telah dilakukan.
Berdasarkan laporan itu, diketahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan KKN Tematik, kelayakan program, dan
besarnya partisipasi masyarakat baik dalam bentuk pemikiran,
tenaga dan dana.

B. Evaluasi Keberlanjutan Program KKN Tematik


KKN Tematik IPE merupakan bentuk pengabdian kepada
masyarakat yang melibatkan secara sinergis unsur mahasiswa,
masyarakat, dan kelembagaan yang diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi para pihak yang terlibat. Fungsi
evaluasi pada tahap ini adalah untuk menjaga, meneruskan, dan
menambah agar dampak positif tersebut dapat dikembangkan
dan dilestarikan serta meminimalisir dampak negatifnya.
Usaha-usaha tindak lanjut dalam bentuk pembinaan
terhadap semua hasil KKN Tematik IPE yang telah dicapai perlu
dilakukan pada daerah/wilayah/institusi yang pernah menjadi
lokasi KKN Tematik IPE. Masyarakat/institusi yang
bersangkutan diharapkan dapat meneruskan dan
mengembangkan program yang telah dirintis dan dibina
bersama mahasiswa KKN Tematik IPE.
Pembinaan kerjasama dengan instansi dan para pihak
yang terkait perlu dilakukan agar terbina kerjasama yang
sinergis dan harmonis sehingga pemberdayaan masyarakat
dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Evaluasi pada tahap ini dilakukan terhadap dampak hasil
kegiatan KKN Tematik melalui pertemuan-pertemuan secara
periodik dengan para pihak. Evaluasi dampak meliputi sarana,
prasarana, dan keluaran dari sistem proses KKN Tematik
dengan memperhatikan umpan balik dari keluaran, seperti
gambar 4 berikut :

18
SARANA &
PRASARANA M M
O O
N N
PERSIAPAN I I
Mahasiswa T MAHASISWA T
LPPM Masyarakat PELAKSANAAN O MASYARAKAT O
Mitra R MITRA R
PENILAIAN I I
N N
G G
LINGKUNGAN FISIK
LINGKUNGAN SOSIAL

TAHAP MASUKAN TAHAP PROSES TAHAP KELUARAN

19
Lampiran 1

Jadwal Kegiatan Harian KKN Tematik IPE 2019


Hari 1 Hari ke 2 Hari ke 3

1. Mahasiswa 1. Perkenalan ke 1. Melakukan survey


datang di lokasi Pemuka masyarakat, keluarga
2. Acara instansi terkait dan 2. Satu mahasiswa 10
pembukaan tetangga sekitar. (sepuluh) keluarga.
3. Berkemas 2. Mencari data 3. Saat turun ke
4. Konsolidasi sekunder di desa keluarga tidak boleh
internal 3. Konsolidasi internal sendiri tapi dianjurkan
kelompok utk berdua, untuk
pembagian validitas data
responden 4. Data dikumpulkan dan
4. Melakukan survey dikirim kepada panitia
data kesehatan dalam bentuk aplikasi
keluarga. google form
5. Data dikumpulkan
dan dikirim kepada
panitia dalam bentuk
aplikasi google form

Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 6 sampai ke


10
1. Lanjutan survey 1. Membuat Planning
keluarga of action (POA) 1. Implementasi
2. Merekap dan 2. Melakukan MMD Kegiatan
mengolah data (musyawarah a. keluarga binaan
sesuai template masyarakat desa), b. Masyarakat
3. Data dikumpulkan untuk menjelaskan desa
dan dikirim kepada 3. Permasalahan, POA
panitia dalam bentuk dan rencana
aplikasi google form implementasi.
4. Menentukan 4. Masukan dan saran
masalah kesehatan saat MMD
yang ada di dimasukkan dalam
dusun/desa dan perencanaan
keluarga yang akan
dijadikan focus
binaan

20
Hari ke 10 Hari ke 11 Hari ke 12

1. Implementasi 1.Implementasi Kegiatan 1.Presentasi tingkat


Kegiatan desa desa kecamatan
a. keluarga binaan a. keluarga binaan 2.Pamitan dengan
b. Masyarakat desa b. Masyarakat desa Seluruh Aparatur Desa,
2. Membuat laporan masyarakat dan
kegiatan Keluarga Kecamatan
dan Desa 3.Berkemas Pulang
3. Mempersiapkan
persentasi hasil
kegiatan tingkat
kecamatan

21
Lampiran 2

REKAPITULASI KEGIATAN INDIVIDU ( LOGBOOK)

Nama :
……………………………………………………………………………
Jurusan :
……………………………………………………………………………
Dusun :
……………………………………………………………………………

Sasaran Jumlah
Hari ke Nama Kegiatan Frekwensi
Kegiatan Sasaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

*Keterangan: Satu hari bisa lebih dari satu kegiatan

22
Lampiran 3
REKAPITULASI KEGIATAN KELOMPOK

Dusun : ……………………………………………………

Sasaran Jumlah
Hari ke Nama Kegiatan Frekwensi
Kegiatan Sasaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

*Keterangan: Satu hari bisa lebih dari satu kegiatan

23
Lampiran 4
FORMAT LAPORAN KELOMPOK

Bab I Pendahuluan
A. Gambaran Umum Desa (demografi, sarana kesehatan, infrastruktur)
B. Data Kesehatan Desa (Angka penyakit, status gizi, dll)
C. Latar belakang Masalah Keluarga Dan Desa (hasil survey yang
dilakukan)
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Kegiatan
F. Manfaat Kegiatan

Bab II Hasil Kegiatan & Pembahasan


A. POA
B. Hasil Kegiatan
C. Pembahasan
D. Rencana tindak Lanjut

Bab III Penutup


A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran:
1. Peta wilayah
2. dokumentasi
3. Rekapitulasi Kegiatan dengan format sebagai berikut:

24
Lampiran 5

PEDOMAN IPE KOMUNITAS BAGI PEMBIMBING LAPANGAN

A. Latar belakang
Setiap profesi kesehatan saat ini telah memiliki standar pendidikan dan
standar kompetensinya masing-masing. Standar pendidikan dan standar
kompetensi tersebut kemudian diterjemahkan oleh setiap institusi
pendidikan menjadi sebuah kurikulum yang berlaku di institusi tersebut.
Kurikulum didesain sedemikian rupa untuk memampukan peserta didik
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Salah satu kompetensi yang
mungkin belum tercantum secara eksplisit dalam standar kompetensi
maupun kurikulum institusi pendidikan profesi kesehatan adalah
kompetensi kolaborasi dan kerjasama dalam tim pelayanan kesehatan. Hal
ini menyebabkan belum tersedianya suatu program pendidikan interprofesi
yang terstruktur di semua institusi pendidikan profesi kesehatan. Oleh
karena itu, setiap institusi pendidikan diharapkan mengintegrasikan
pendidikan interprofesi ke dalam kurikulumnya masing-masing.
Tantangan dalam pendidikan interprofesi kesehatan merupakan hal
yang cukup alamiah mengingat perkembangan masing-masing profesi juga
cukup berbeda. Tantangan dalam pelaksanaan pendidikan interprofesi
meliputi substansi kebijakan dan teknis. Tantangan terbesar adalah aspek
substansi yang meliputi persepsi dan budaya kolaborasi diantara profesi
kesehatan (Weller, Barrow, & Gasquoine, 2011). Selain itu WHO (2010)
menyatakan bahwa aspek teknis pelaksanaan pendidikan juga merupakan
tantangan dalam penerapan pendidikan interprofesi.
Pendidikan interprofesi perlu dibuat dengan cerdas dan sistematis
karena metode pendidikan interprofesi memberikan banyak manfaat
terutama dalam hal pelayanan kolaboratif untuk pasien, memperkaya
keilmuan antar profesi yang berbeda serta meningkatkan kepuasan peserta
didik saat belajar dalam lingkungan kerja yang nyata. Namun bila tidak
dipersiapkan dengan baik, metode pendidikan interprofesi ini justru akan
memunculkan stereotypes, ketidakseimbangan kekuatan serta menurunkan
kerjasama antar tim kesehatan (Becker, Hanyok, & Walton-Moss, 2014).

25
B. Tujuan dan Sasaran Pembelajaran
Tujuan pelaksanaan pendidikan interprofesi adalah agar profesi
kesehatan dapat bekerja sama dan berkolaborasi secara sinergis dan efektif,
sesuai dengan peran dan tanggung jawab serta kompetensi spesifik masing-
masing profesi.

C. Uraian Topik Atau Materi Bahasan


Tabel 1. Jabaran Kompetensi, Capaian Pembelajaran Dan Tujuan
Pembelajaran Interprofesi
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
1. Komunikasi Kemampuan 1.Menjelaskan 1. Menerapkan 1. Memilih alat dan teknik
interprofesi peserta didik tentang sistem komunikasi komunikasi yang efektif,
untuk organisasi dan efektif antar termasuk sistem informasi
berkomunikasi komunikasi profesi kesehatan dan teknologi komunikasi,
dengan pasien, informasi dalam untuk memfasilitasi diskusi
keluarga, kepada pengelolaan dan interaksi yang
masyarakat, individu, masalah meningkatkan fungsi tim
dan profesional keluarga dan kesehatan. 2. Mengatur dan
kesehatan masyarakat 2. Mampu mengkomunikasikan
lainnya dengan serta anggota berkomunikasi informasi dengan pasien,
cara responsif tim dengan dengan anggota keluarga, dan anggota tim
dan jelas dan jika tim untuk kesehatan dalam bentuk
bertanggung mungkin mengklarifikasi yang dapat dimengerti serta
jawab dengan mencegah tanggung jawab menghindari terminologi
menggunakan discipline- masing-masing profesi yang spesifik bila
pendekatan tim specific anggota tim memungkinkan
untuk terminology. dalam melakukan 3. Mengungkapkan
pemeliharaan pengelolaan pengetahuan dan pendapat
kesehatan dan kesehatan kepada para anggota tim
pengobatan individu, keluarga yang terlibat dalam
penyakit. dan masyarakat. perawatan pasien dengan
3. Mampu keyakinan, kejelasan dan
mendengarkan rasa hormat
secara aktif, 4. Mendengarkan secara aktif
memberikan ide dan mendorong ide dan
dan opini serta opini dari anggota tim lain
umpan balik 5. Memberikan umpan balik
kepada anggota konstruktif, tepat waktu dan
tim. sensitif kepada orang lain
tentang kinerja tim mereka
serta menanggapi umpan
balik dari orang lain dengan
rasa hormat
6. Menggunakan bahasa yang
tepat untuk situasi yang
sulit, percakapan atau
konflik interprofesi

26
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
7. Memahami bahwa setiap
orang memiliki keunikan
tersendiri, termasuk tingkat
pengalaman, keahlian,
budaya, kekuasaan, dan
hierarki dalam tim
perawatan kesehatan,
sehingga dapat memberikan
kontribusi untuk
komunikasi yang efektif,
resolusi konflik, dan
hubungan kerja interprofesi
yang positif
8. Berkomunikasi secara
konsisten mengenai
pentingnya kerjasama pada
perawatan pasien berbasis
tim dan komunitas

2. Kolaborasi Kemampuan 1. Menerap 1. Mampu bekerja 1. Menjelaskan proses


interprofesi peserta didik kan prinsip secara kooperatif pengembangan melalui
untuk manajemen dengan penyedia peran dan praktik tim yang
menciptakan dan pelayanan efektif
hubungan kerja pengembangan kesehatan, 2. Mengembangkan
yang nyaman tim pasien/masyarakat konsensus mengenai
dan efektif interprofesi, yang menerima prinsip-prinsip etis untuk
serta saling termasuk pelayanan menjadi panduan bagi
menghargai kepemimpi kesehatan serta semua aspek perawatan
dengan nan pihak lain yang pasien dan kinerja tim
melibatkan 2. Mampu berkontribusi dalam 3. Melibatkan profesi
pasien/ mengintegrasi pencegahan kesehatan yang lainnya
klien/keluarga. kan penyakit dan sesuai dengan situasi
pengetahuan pelayanan pelayanan khusus yang
dan kesehatan. berpusat pada pasien
pengalaman 4. Mengintegrasikan
dari profesi pengetahuan dan
lain yang pengalaman profesi lain
sesuai dengan untuk perawatan yang
kondisi pasien spesifik
dan pelayanan 5. Menerapkan praktik
kesehatan kepemimpinan yang
masyarakat. mendukung praktik
kolaboratif dan kinerja tim
yang efektif
6. Melibatkan diri dan orang
lain untuk mengelola
perbedaan pendapat secara
kontruktif tentang nilai,
peran, tujuan dan tindakan,
yang timbul antara profesi
kesehatan dengan pasien
dan keluarga

27
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
7. Berbagi akuntabilitas
dengan profesi lain, pasien
dan masyarakat, terkait
pelayanan dan pencegahan
terhadap masalah kesehatan
8. Merefleksikan kinerja
individu dan tim serta
perbaikan kinerja tim
9. Menggunakan strategi
perbaikan untuk
meningkatkan efektivitas
kerja tim interprofesi dan
pelayanan berbasis
10. Menggunakan bukti yang
tersedia untuk menjadi
dasar kerjasama tim yang
efektif dan pelayanan
berbasis tim
11. Melakukan pengaturan
secara efektif terhadap tim
dan peran anggota tim yang
berbeda
3. Etika dan Kemampuan 1. Menerapkan 1. Menerapkan 1. Menempatkan kepentingan
Nilai untuk prinsip pelayanan pasien, keluarga dan
menerapkan keselamatan kesehatan masyarakat di tengah
prinsip etika pasien pada berbasis pemberian pelayanan
profesi, pelayanan kompetensi kesehatan interprofesi
profesionalis kesehatan dengan 2. Menghormati martabat dan
me, dan berbasis mempertimbangk privasi pasien, tetap
keselamatan kolaborasi. an sosial budaya menjaga kerahasiaan dalam
pasien pada 2. Mampu bekerja pelayanan berbasis tim
pelayanan secara tim 3. Merangkul keragaman
kesehatan interprofesi budaya dan perbedaan
berbasis dengan individu yang dimiliki oleh
kolaborasi. menerapkan pasien, keluarga dan tim
prinsip budaya, kesehatan
nilai, 4. Menghormati budaya yang
peran/tanggung unik, nilai, peran/tanggung
jawab, keahlian, jawab dan keahlian profesi
saling percaya kesehatan lainnya
dan dapat 5. Bekerjasama dengan
dipertanggungja mereka yang menerima
wabakan dari pelayanan, mereka yang
profesi kesehatan memberikan pelayanan dan
lain. lain-lain, yang
berkontribusi atau
mendukung penyediaan
pelayanan dan upaya
pencegahan kesehatan
6. Mengembangkan hubungan
saling percaya dengan

28
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
pasien, keluarga, dan
anggota tim lainnya
7. Menunjukkan standar
perilaku, etika dan kualitas
dalam memberikan
pelayanan berbasis tim
8. Mengelola dilema etik
tertentu pada pasien/klien
yang menerima pelayanan
berbasis kolaborasi
interprofesi
9. Bertindak dengan kejujuran
dan integritas dalam
hubungannya dengan
pasien, keluarga, dan
anggota tim lainnya
10. Mempertahankan
kompetensi spesifik
profesinya dalam lingkup
praktik yang relevan
4. Peran Profesi Kemampuan 1. Menjelas 1.Mengaplikasikan 1. Mengkomunikasikan peran
Kesehatan peserta didik kan peran nilai-nilai dan dan tanggung jawab profesi
untuk dan prinsip hubungan secara jelas kepada pasien,
memahami tanggung dari dinamika tim keluarga dan profesional
peran profesi jawab agar dapat berperan lainnya
masing- dari secara efektif untuk 2. Mengenali keterbatasan
masing dan masing- merencanakan dan profesi dalam
peran profesi masing memberikan keterampilan, pengetahuan
lain dan identitas pelayanan berpusat dan kemampuan
menggunakan profesi secara aman, 3. Melibatkan profesi
pengetahuan kesehatan efisien, efektif dan kesehatan yang beragam
tersebut . adil. dalam melengkapi keahlian
untuk 2.Mampu terlibat profesional, serta sumber
menjawab dalam daya terkait, untuk
kebutuhan pengembangan mengembangkan strategi
dan tujuan profesional dan agar memenuhi kebutuhan
perawatan interprofesi pasien
pasien/klien/k berkelanjutan untuk 4. Menjelaskan peran dan
eluarga dan meningkatkan tanggung jawab penyedia
komunitas kinerja tim layanan lain dan bagaimana
tim bekerjasama untuk
memberikan pelayanan.
5. Menggunakan lingkup
pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan yang
tersedia dari profesi
kesehatan untuk
memberikan pelayanan
yang aman, tepat waktu,
efisien, efektif dan adil.
6. Berkomunikasi dengan
anggota tim untuk

29
Capaian Pembelajaran
No Area
Definisi Pengetahuan Keterampilan Tujuan Pembelajaran
. Kompetensi
Khusus
mengklarifikasi tanggung
jawab setiap anggota dalam
melaksanakan komponen
dari rencana pelayanan atau
intervensi kesehatan.
7. Menjalin hubungan
ketergantungan dengan
profesi lain untuk
meningkatkan pelayanan
pasien
8. Terlibat dalam
pengembangan profesional
dan interprofesi
berkelanjutan untuk
meningkatkan kinerja tim
9. Menggunakan kemampuan
yang unik dan saling
melengkapi dari semua
anggota tim untuk
mengoptimalkan pelayanan
pasien
5. Pelayanan Kemampuan 1. Menjelask 1. Menerapkan 1. Menjelaskan pengelolaan
kesehatan peserta didik an prinsip prinsip kesehatan individu,
yang untuk kerjasama pendekatan keluarga dan masyarakat
berpusat mengenal, tim pada kesehatan dengan pendekatan
individu, berintegrasi, konteks individu, kolaborasi interprofesi.
keluarga dan menilai, patient- keluarga dan 2. Menerapkan pelayanan
masyarakat bertindak centered masyarakat yang kesehatan yang berpusat
sebagai rekan, dan meliputi pada komunitas
memberi communit perencanaan, 3. Memahami konsep dan
masukan dan y-focused. implementasi dan implementasi kedokteran
menjalin evaluasi program keluarga, komunitas dan
hubungan kesehatan masyarakat.
dengan berbasis 4. Mengelola informasi dan
pasien/klien/ke kerajsama tim melibatkan individu,
luarga/ interprofesi. keluarga dan masyarakat
komunitas dalam pengambilan
dalam keputusan pelayanan
merencanakan kesehatan tim interprofesi
dan
memberikan
pelayanan.

D. Strategi Pembelajaran, Metode dan Rencana Pengajaran


Pembelajaran berbasis praktik, di komunitas (community-based).
Pada tahap pembelajaran di klinik, peserta didik akan memperoleh
kesempatan untuk berlatih bekerja sama dan berkolaborasi dalam tim
pelayanan kesehatan yang sebenarnya. Kegiatan interprofesi saat ini

30
berfokus pada pengembangan kolaborasi di dalam
komunitas/masyarakat dalam bentuk PKL (Program Kerja Lapangan).
Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama dalam bentuk kolaborasi
antara dosen dan mahasiswa dari berbagai jenis program studi guna
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat
1. Learning from practice
Kegiatan seperti pertemuan, rapat, pembahasan kasus, memberi
kesempatan bagi tenaga kesehatan dari berbagai profesi
berberkolaborasi dan saling berbagai perspektif, beserta alternatif
solusi. Metode ini dapat meningkatkan pemahaman, kinerja,
pemikiran kritis serta motivasi tenaga kesehatan.
2. Learning as a team
Bekerja ‘sebagai’ tim dan bukan hanya ‘di dalam’ tim penting untuk
pendidikan berbasis interprofesi. Pada kesempatan ini tenaga
kesehatan diberikan kesempatan untuk menggali kapasitas diri dan
kemampuan yang berbeda dari tiap profesi, dalam melihat masalah
secara bersama-sama untuk kepentingan bersama.

E. Sistem Dan Metode Evaluasi


Tempat Penilaian Kompetensi
Komunitas a) Ketepatan waktu dan Kelengkapan data, Keterampilan
b) Pelaksanaan kegiatan secara IPC Sikap
c) Penilaian laporan
d) Penilaian presentasi
e) Kehadiran dan Logboo

F. Kegiatan
Program kegiatan KKN Tematik Poltekkes Kemenkes Pontianak
Tahun 2019 dititikberatkan pada upaya peningkatan peran serta keluarga
dalam membangun kesehatan, yaitu:
1. Kegiatan Pokok
a) Interprofesional education/colaboration (multidisiplin)
5) Mampu berkomunikasi dengan profesi lain
6) Mampu bekerja sama dan membina hubungan saling percaya
dgn profesi lain

31
7) Mampu bersikap dan berperilaku baik dlm membina hubungan
dengan profesi lain (RESPEK)
8) Mampu melaksanakan peran profesi dlm berkolaborasi dg
profesi lain

b) Kegiatan di lapangan :
1) Mahasiswa terbagi dalam group yang terdiri dari berbagai
jurusan atau prodi
2) Satu mahasiswa bertanggung jawab terhadap data 10 keluarga
di desa KKN
3) Data kemudian digabung dalam data survey desa yang
kemudian diolah dikumpulkan kepada panitia dalam bentuk
aplikasi google form
4) Dari seluruh keluarga yang disurvey, dipilih satu keluarga yang
akan diintervensi secara bersama sama interprofesional
(IPE/IPC), dibuatkan Planning of Action (POA)
5) Data dusun juga diolah dan dibuatkan Planning of action (POA)
secara IPE/IPC
6) POA keluarga dan masyarakat kemudian dimusyawarahkan
dengan pemuka masyarakat dan Puskesmas dalam MMD
(Musyawarah Masyarakat Desa)

32
7) Setelah disetujui dalam MMD, maka kegiatan dilakukan.
8) Semua kegiatan dilaporakan dalam laporan KKN

2. Kegiatan tambahan
Program Tambahan adalah program yang sangat dibutuhkan masyarakat
di luar bidang program yang telah disepakati. Pada KKN kali ini program
tambahan adalah:
a. Nutrition Goes To School (Edukasi Gizi Pada Anak Sekolah, Pembinaan
kantin sehat, kebun gizi)
b. Penyuluhan tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut
c. Penyuluhan Tentang Pencegahan Penyakit Menular
d. Penyuluhan sanitasi
e. Bakti sosial

33
Lampiran 6 Kuesioner KKN TEMATIK 2019

34
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai