Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KULIAH KERJA NYATA


PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pengembangan Potensi Pertanian dan Perkebunan Desa Woro,


Kecamatan Kragan, Kabupeten Rembang, Jawa Tengah Menuju Desa
Wisata sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan

UNIT JT-084
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
RINGKASAN EKSEKUTIF

Tim Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM)


UGM Unit JT-084 berlokasi di Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang.
Pemilihan lokasi didasarkan pada: (1) Desa Woro termasuk dalam zona merah dimana
terdapat lebih dari 900 rumah tangga miskin dengan total penduduknya 4119 jiwa; (2)
Pemerintah Kabupaten Rembang, terutama BAPPEDA dan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan, serta Karang Taruna Wira Bhakti Desa Woro dengan antusias
menyambut itikad baik tim KKN UGM untuk turut membangun desa.
Desa Woro merupakan desa yang berada di antara pantai dan gunung, serta
berlokasi strategis tak jauh dari jalan arteri nasional pantai utara (Pantura) Jawa.
Terdapat tiga potensi utama yang ada di Desa Woro, antara lain: (1) Potensi alam
berupa pemandangan indah dan hasil perkebunan yang bervariasi; (2) Potensi
kesenian tradisional dan budaya lokal yang unik; (3) Masyarakat yang ramah dan
bergotong royong. Namun di saat yang sama, terdapat permasalahan utama antara
lain: (1) Kekeringan dan pengelolaan sampah; (2) Pemberdayaan masyarakat; (3)
Dana, sarana, prasarana. Adanya potensi yang perlu dikembangkan dan masalah yang
perlu ditangani ini memerlukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
mempercepat dan menciptakan inovasi baru dalam membangun desa.
Oleh karena itu, tim KKN UGM unit JT-084 yang terdiri atas 30 mahasiswa dari
klaster agrokompleks, sains dan teknologi, sosial humaniora, dan medika mengusung
tema "Pengembangan Potensi Pertanian dan Perkebunan Desa Woro, Kecamatan
Kragan, Kabupeten Rembang, Jawa Tengah Menuju Desa Wisata sebagai Upaya
Pengentasan Kemiskinan".
Kegiatan KKN yang berlangsung dari tanggal 23 Juni hingga 10 Agustus 2018.
Program yang dilaksanakan sejumlah 30 program dengan mitra LPPM UGM,
Pemerintah Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Karang Taruna dan
warga Desa Woro, PT PLN (Persero), Waroeng Spesial Sambal, Mangrove Digital
Printing, PT Kalbe Farma, PT INDMIRA, Keluarga Alumni Gadjah Mada, dan Lembaga
Yes I Do & PUPUK.
Tim KKN-PPM JT-084 di Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang
telah melaksanakan berbagai program yang telah direncanakan. Pelaksanaan program
berjalan sangat baik. Walaupun ditemui berbagai hambatan dan tantangan, namun hal
tersebut tidak terlalu menjadi penghalang yang berarti bagi keberlangsungan program
serta kegiatan. Diharapkan apa yang dilakukan semua pihak bukanlah sebagai akhir,
tetapi merupakan awal bagi Desa Woro untuk terus mengembangkan daerahnya.

2
3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan
KKN-PPM UGM tahun 2018 di Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang,
Jawa Tengah. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan selama kurang lebih dua bulan di Desa Woro.
Terlaksananya kegiatan KKN-PPM ini juga tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa terima kasih
kami kepada:
1. Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
2. Pimpinan LPPM UGM
3. Dosen Pembimbing Lapangan Unit JT-084
4. Pemerintah Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang
5. Karang Taruna dan warga Desa Woro
6. PT PLN (Persero)
7. Mitra Waroeng Spesial Sambal, Mangrove Digital Printing, PT Kalbe Farma, PT
INDMIRA
8. Keluarga Alumni Gadjah Mada
9. Lembaga Yes I Do & PUPUK
10. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Dengan terselesaikannya laporan ini, kami berharap kegiatan yang telah
dilaksanakan di Desa Woro dapat membawa manfaat bagi kita semua.

Penyusun,

Mahasiswa KKN-PPM UGM JT-084

4
DAFTAR ISI

Ringkasan Eksekutif.........................................................................................................2
Kata Pengantar.................................................................................................................3
Daftar Isi...........................................................................................................................4
Bab I Pendahuluan...........................................................................................................5
Bab II Deskripsi Kegiatan.................................................................................................8
Bab III Hasil dan Pembahasan.......................................................................................14
Bab IV Penutup...............................................................................................................36

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Amanat Presiden RI tanggal 15 Februari 1973 menegaskan bahwa universitas
memikul tanggung jawab untuk melahirkan tenaga-tenaga pemikir, yang dengan
pemikirannya itu mampu menunjukkan jalan dan dapat menggerakkan masyarakat
untuk pembangunan. Mengingat permasalahan pembangunan sangat kompleks dan
saling berkaitan, maka perlu penanganan secara pragmatis dan interdisipliner. Kuliah
Kerja Nyata (KKN) merupakan proses pendidikan untuk mengamalkan ilmu dengan
mendorong mahasiswa untuk tinggal dan bekerja di desa dalam jangka waktu tertentu
untuk membantu masyarakat memecahkan persoalan pembangunan.
Pemilihan lokasi KKN diperuntukkan kepada: (1) Daerah yang benar-benar
membutuhkan; (2) Pemerintah dan masyarakat bersedia berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pemberdayaan. Dari kriteria tersebut dipilihlah Desa Woro, Kabupaten
Rembang, Provinsi Jawa Tengah dengan alasan antara lain: (1) Desa Woro termasuk
dalam zona merah dimana terdapat lebih dari 900 rumah tangga miskin dengan total
penduduknya 4119 jiwa; (2) Pemerintah Kabupaten Rembang, terutama BAPPEDA dan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta Karang Taruna Wira Bhakti Desa Woro
dengan antusias menyambut itikad baik tim KKN UGM untuk turut membangun desa.
Desa Woro merupakan desa yang berada di antara pantai dan gunung, serta
berlokasi strategis tak jauh dari jalan arteri nasional pantai utara (Pantura) Jawa.
Terdapat tiga potensi utama yang ada di Desa Woro, antara lain: (1) Potensi alam
berupa pemandangan indah dan hasil perkebunan yang bervariasi; (2) Potensi
kesenian tradisional dan budaya lokal yang unik; (3) Masyarakat yang ramah dan
bergotong royong. Namun di saat yang sama, terdapat permasalahan utama antara
lain: (1) Kekeringan dan pengelolaan sampah; (2) Pemberdayaan masyarakat; (3)
Dana, sarana, prasarana. Adanya potensi yang perlu dikembangkan dan masalah yang
perlu ditangani ini memerlukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
mempercepat dan menciptakan inovasi baru dalam membangun desa.
Oleh karena itu, tim KKN UGM unit JT-084 yang terdiri atas 30 mahasiswa dari
klaster agrokompleks, sains dan teknologi, sosial humaniora, dan medika mengusung
tema "Pengembangan Potensi Pertanian dan Perkebunan Desa Woro, Kecamatan
Kragan, Kabupeten Rembang, Jawa Tengah Menuju Desa Wisata sebagai Upaya
Pengentasan Kemiskinan". Diharapkan dari kegiatan KKN yang berlangsung dari
tanggal 23 Juni hingga 10 Agustus 2018 ini, masyarakat Desa Woro lebih berdaya
dalam mengelola potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

6
1.2 Manfaat Kegiatan
Masing-masing kelompok sasaran memperoleh kemanfaatan berbeda sebagai
berikut.
A. Mahasiswa
1. Sarana pengabdian
2. Sarana pengaplikasian ilmu
3. Media belajar interdisipliner
4. Meningkatkan kerja sama, kepedulian, dan kreativitas
B. Perguruan Tinggi
1. Memperoleh umpan balik agar kurikulum dapat lebih disesuaikan dengan
tuntutan nyata dari pembangunan.
2. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan sebagai
contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan menemukan berbagai
masalah untuk pengembangan penelitian.
3. Memperoleh hasil kegiatan mahasiswa yang berguna bagi pengembangan ilmu,
teknologi dan seni.
4. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerja sama dengan instansi terkait
atau departemen lain melalui kerja sama mahasiswa yang melaksanakan kuliah
kerja nyata.
C. Masyarakat
1. Memperoleh pemikiran dan bantuan tenaga, ilmu pengetahuan teknologi dan
seni dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
2. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan
dan melaksanakan pembangunan.
3. Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan potensi swadaya
masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
4. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat
sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
D. Pemerintah
1. Mahasiswa dapat membantu melancarkan program-program yang telah
dicanangkan pemerintah
2. Mahasiswa dapat membantu pemerintah dalam memecahkan masalah,
mengembangkan, dan memajukan daerah tertinggal
3. Mahasiswa dapat memberikan bantuan pemikiran, tenaga, dan inovasi untuk
mengoptimalkan sumberdaya lokal
4. Pemerintah dapat menjalin hubungan lembanga perguruan tinggi sebagai mitra
kerja

7
E. Pelaku Usaha
1. Dapat membantu perusahaan melaksanakan niat baik dan tanggung jawab
sosial kepada masyarakat
2. Dapat mendukung strategi atau kebijakan pemasaran
3. Dapat memperluas pemasaran dan menambah pelanggan potensial untuk
produk perusahaan

8
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

N Permasalahan Program Alat & Barang yang Sumber


o dibutuhkan Dana/Barang
KLASTER AGROKOMPLEKS
Tujuan: Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam
1 Kurangnya Penyuluhan dan Proyektor, LCD, Mahasiswa,
pemahaman petani Pelatihan Laptop, Sound Balai
duku mengenai Teknis system Penyuluhan
teknis budidaya Budidaya Pertanian
tanaman yang baik Tanaman Duku Kragan
dan benar
2 Kurangnya Pelatihan Benih tanaman, Mahasiswa, PT
pemanfaatan lahan Penanaman media tanam, pupuk, East west Seed
pekarangan rumah Sayur pada tanah, polybag, botol
warga Polybag bekas, sekop,
ember.
3 Adanya potensi Penanaman Benih tanaman, Mahasiswa,
lahan di sekitar Tanaman Hias Media tanam, Karang Taruna
makam untuk di Area Sekitar Polybag, Sekop, Wira Bhakti
dioptimalisasi guna Wisata Religi Cangkul, Tanah,
meningkatkan daya Desa Woro Pupuk, Ember
tarik sebagai lokasi
wisata religi
4 Kurangnya Pelatihan Manga, nangka, Mahasiswa
pengolahan hasil Pembuatan pepaya, kompor, gas,
pertanian menjadi Produk Olahan pengukus, wajan,
produk inovatif Hasil Pertanian pisau, telenan, bahan
makanan lainnya
5 Penanganan pasca Sosialisasi Proyektor, LCD, Mahasiswa
panen secara benar Penanganan laptop, sound system
dan tepat masih Pasca Panen
belum dilakukan
6 Kurangnya Sosialisasi Proyektor, LCD, Mahasiswa
pemanfaatan penggunaan Laptop, Sound
teknologi dalam Desa Apps System
memecahkan sebagai sarana
permasalahan konsultasi
pertanian permasalahan
pertanian
7 Populasi ternak Sensus dan Alat tulis kantor, Mahasiswa
yang tidak diketahui Pemantauan Kertas, Papan jalan
secara pasti Kesehatan

9
Ternak
8 Kurangnya Sosialisasi Proyektor, Laptop, Mahasiswa, PT
pengetahuan Manajemen Tong, EM4, Tetes Kalbe Farma
tentang manajemen Kesehatan Tebu, Dedaunan
kesehatan hewan Ternak
ternak
KLASTER SAINS DAN TEKNIK
Tujuan: Pengembangan sarana penunjang pariwisata
9 Lahan pekarangan Edukasi dan Plastik bekas, media Mahasiswa
rumah tangga yang Cara Perawatan tanam,benih cabai
masih minim Tanaman Buah dan tomat
dimanfaatkan dalam Pot
(Tabulampot)
10 Lokasi Pemetaan Mobile Mahasiswa,
pengembangan Potensi Wisata Topography/GPS, Dinas
wisata belum Software Geography Pekerjaan
diidentifikasi Information System Umum dan
(GIS) Tata
Ruang
11 Belum adanya Perencanaan (1) Literatur dan Mahasiswa,
rencana Pariwisata dokumen berkaitan Badan
pembangunan untuk dengan Desa Woro Perencanaan
merintis Desa dan pariwisata, (2) Pembangunan
Wisata Woro alat komunikasi serta Daerah, Dinas
(3) sarana Kebudayaan
transportasi untuk dan Pariwisata,
bertemu dengan key Dinas
person Pendidikan
12 Pada malam hari Perencanaan ATK, Laptop Mahasiswa,
jalan beberapa jalan penerangan Dinas
di desa maupun jalan Perhubungan
yang menuju lokasi
wisata kurang
penerangan
sehingga dapat
membahayakan
pengguna jalan
serta rawan
kecelakaan
13 Kondisi jalan yang Perbaikan Cangkul, sabit, batu- Bantuan
rusak dan tidak rata akses jalan batu, peralatan Fakultas
pada akses jalan menuju lokasi pertukangan Teknik, Karang
menuju ke lokasi potensi wisata Taruna Wira
wisata Gunung Bhakti
Nganten dan kebuh
buah di Desa Woro

10
14 Calon daerah wisata Pembuatan Kayu, tambang, cat, Bantuan
belum memiliki sarana paku, bambu Fakultas
infrastruktur yang penunjang Teknik, Karang
menarik untuk akses menuju Taruna Wira
memfasilitasi lokasi potensi Bhakti
kegiatan wisatawan wisata
disana
15 Calon wisatawan Pemasangan Kayu, cat, paku, Bantuan
kurang mengetahui Plang penunjuk banner Fakultas
jalur menuju lokasi lokasi wisata Teknik, Karang
wisata Gunung Taruna Wira
Nganten dan kebun Bhakti
buah di Desa Woro.
16 Pengetahuan Pelatihan Laptop, proyektor, Mahasiswa,
perangkat desa Software untuk layar, microphone Pemerintah
terhadap software Warga Desa Woro
dasar masih perlu
dilatih untuk
keperluan
administrasi.
17 Kurangnya Pameran Pipa pralon ½ dim, Mahasiswa, SD
ketertarikan anak Edukasi Sains tutup pipa, 1,2,3 Woro
dalam bidang sains dan Teknologi sambungan pipa
ilmu pengetahuan di SD pralon T, botol minum
dan teknologi ½ liter, sedotan,
balon karet, plastisin,
kabel, baterai AA,
lampu LED, papan,
bohlam 5 watt,
lakban, karton, kaca,
cutter, gunting, lem
KLASTER SOSIO HUMANIORA
Tujuan: Pengembangan sumber daya manusia penggerak desa wisata
18 Masyarakat Desa Pendampingan LCD Proyektor, Mahasiswa
Woro kurang Pemasaran Laptop, Sampel
optimal dalam Hasil Pertanian Produk Kreatif
memasarkan hasil
pertanian
19 Minimnya wadah Woro Mencari Sound system, Mahasiswa
bagi anak-anak Bakat Laptop
untuk
mengekspresikan
bakat dan talenta
yang dimiliki dalam
bidang seni.
20 Selama ini acara Pembinaan Materi Mahasiswa

11
pertunjukan hanya Kelompok keorganisasian
sebatas di desa Kesenian di kelompok kesenian,
Woro karena Desa Woro alat tulis, contoh
keterbatasan proposal event
pengetahuan
mengenai
pembuatan
proposal, strategi
pemasaran, dan
kerjasama lembaga.
21 Belum tergalinya Program Sadar LCD Proyektor, Mahasiswa,
potensi desa wisata Wisata dan Bundel Materi Dinas Dinas
Manajemen Pariwisata Rembang, Kebudayaan
Desa Wisata Konsumsi Peserta, dan Pariwisata
Sound System,
Laptop
22 Dalam rangka MORO WORO Panggung, tenda, PT PLN
mendukung konsep 2018 sound system, (Persero),
Desa Wisata, lighting, meja, kursi, Karang Taruna
penting untuk turut backdrop, poster, Wira Bhakti,
mendatangkan baju tari tradisional, Keluarga
wisatawan ke Desa gamelan, wayang Alumni Gadjah
dengan cara Mada,
pameran atau expo Waroeng
Spesial Sambal
23 Data demografis Wara Wiri Woro Kertas, bolpoin Mahasiswa
yang tersedia di
desa tidak
diperbaharui
sehingga tidak
dapat memberikan
informasi yang
relevan mengenai
keadaan sosial dan
ekonomi
masyarakat saat ini.
24 Anak-anak kurang Dolan Bareng Tali rafia, sedotan, Mahasiswa
stimulasi bahasa baskom, karet
dan sosio gelang, kertas
emosional. Sifat
anak-anak yang
cenderung pemalu
menyebabkan
mereka kurang
berkembang dalam
interaksi sosial.

12
25 Perlunya pendidikan Baca Tulis Papan tulis,laptop, Mahasiswa,
dasar kepada anak Hitung speaker, video TPA di Desa
(Calistung) pembelajaran, Woro
Gayeng peralatan
menggambar dan
mewarnai, materi
penunjang membaca,
menulis,berhitung,
kesenian dan
kerajinan dan segala
perlengkapan lain
materi sesuai
kurikulum
26 Kurangnya Bersaing Laptop, speaker, Mahasiswa,
penguasaan (Belajar Bahasa video pembelajaran, TPA di Desa
Bahasa Inggris Inggris) materi penunjang Woro
pada anak-anak bahasa asing sesuai
kurikulum
27 Sebagian besar Gegayuhku Outfit berbagai jenis Mahasiswa, SD
anak-anak SD di (Motivasi profesi, peta dunia, 1,2,3 Woro
Desa Woro memiliki Pengenalan kertas buffalo dan
pandangan yang Jenis Profesi sticky notes, LCD,
terbatas mengenai Masa Depan Proyektor, materi
pilihan profesi, untuk Anak di sosialisasi, alas
hanya pada petani, Desa Woro)
peternak dan buruh
seperti kedua orang
tua mereka.
28 Angka pernikahan Sosialisasi CD, Proyektor, Snack Mahasiswa,
dini yang tinggi, Bahaya dan Minum Dinas Sosial
mayoritas Pernikahan Dini Kabupaten
dikarenakan Rembang,
keinginan dari NGO “Yes I Do
remajanya
29 Warga kurang Kelas Sosial LCD, proyektor, Mahasiswa
memahami Media laptop, modem
pemanfaatan TIK
berbasis digital dan
online sehingga
belum menunjang
produktivitas
KLASTER MEDIKA
Tujuan: Mewjudkan masyarakat sehat yang mandiri
30 Warga desa Woro Penyuluhan Jahe merah, alat-alat Mahasiswa
belum mengetahui Taman Obat pengolahan
bagaimana cara Keluarga

13
mengelola tanaman (TOGA)
obat sehingga bisa
bermanfaat untuk
kesehatan
31 Kurangnya Edukasi Proyektor, Makanan Mahasiswa
kesadaran Konsumsi Hasil jamuan
masyarakat Pertanian dan
mengenai gizi Perkebunan
seimbang dalam Yang Sehat
konsumsi hasil
perkebunan dan
pertanian
32 Masih banyaknya Konsultasi Gizi Leaflet dan makanan Mahasiswa,
ibu yang kurang jamuan Posyandu
mengetahui tentang
makanan gizi
seimbang pada bayi
dan balita
33 Masih banyak Pendataan Timbangan berat Mahasiswa,
ditemukan bayi Stunting Dan badan, alat ukur Posyandu
dengan gizi buruk Gizi Buruk tinggi badan
dan stunting
34 Kurangnya Edukasi Flipchart, ember, Mahasiswa, SD
pengetahuan anak- Kesehatan Gigi model gigi, sikat gigi, 1,2,3 Woro
anak desa woro Dan Pola Hidup pasta gigi
tentang cara Bersih & Sehat
menyikat gigi dan (PHBS)
menjaga kesehatan
mulut yang baik dan
benar, serta
minimnya
pemakaian sabun
saat mencuci
tangan.
35 Prevalensi penyakit Pemeriksaan Senter Mahasiswa,
demam berdarah Rumah Tangga Dinas
yang tinggi pada Bebas Jentik Kesehatan
saat musim hujan

14
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
KLASTER AGROKOMPLEKS
1. Penyuluhan dan Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Duku
Penanggung jawab: Panji Catur Anugrahtama (Budidaya Pertanian)

Program ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada


petani duku di Desa Woro perihal teknis budidaya tanaman, khususnya mengenai
perbanyakan dan pembibitan tanaman duku. Program dilaksanakan di sanggar budaya
Woro diikuti oleh masing-masing ketua kelompok tani beserta perwakilan anggotanya
dengan menghadirkan penyuluh pertanian dari Balai Penyuluhan Pertanian Kragan
sebagai salah satu pengisi materi.
Pelaksanaan program terbagi atas beberapa sesi, yaitu : penyuluhan mengenai
perbanyakan tanaman oleh penyuluh, praktek perbanyakan tanaman, dan diskusi
bersama mahasiswa. Penyuluhan dan pelatihan budidaya yang diberikan ke petani
difokuskan dalam perbanyakan tanaman duku dengan metode sambung pucuk. Metode
sambung pucuk membutuhkan bahan berupa bibit duku sebagai batang bawah dan
cabang duku Woro sebagai batang atas (entres) serta alat pisau dan tali plastik.
Program penyuluhan dan pelatihan ini dilaksanakan dengan harapan untuk
memberikan pengetahuan dan menginisiasi para petani duku untuk dapat
memperbanyak tanaman guna peremajaan tanaman duku yang telah berumur tua
dengan produktivitasnya yang semakin menurun.
2. Pelatihan Penanaman Sayur pada Polybag
Penanggung jawab: Nikke Indri Diahtuti (Budidaya Pertanian)

15
Pelatihan dan edukasi kebun sayur rumah tangga bertujuan untuk melatih agar
masyarakat tergerak membuat kebun sayur mini di rumah. Kebun mini ini digunakan
sebagai sumber pemasok sayur mayur bagi keluarga. Kebun sayur yang dibuat dapat
menjadi solusi sumber sayuran karena di Desa Woro mengalami kekeringan sehingga
air irigasi di sawah kering dan sawah tidak dapat dimanfaatkan. Pelatihan ini
dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2018 di rumah Bu Warmi dengan peserta yang
berasal dari RW 6. Jumlah peserta yang hadir adalah 19 orang ibu rumah tangga. Pada
pelatihan ini, ibu – ibu juga diajarkan cara penanaman sayur menggunakan teknik
vrtikultur. Vertikultur yang dipraktekkan memanfaatkan botol air mineral bekas. Peserta
pelatihan juga diajarkan cara penyemaian benih menggunakan cara perendaman benih.
Benih yang digunakan merupakan bantuan dari PT East west Seed sehingga peserta
mendapatkan benih secara gratis dan dapat menanam sayur dengan benih yang
dibagikan. Program ini merupakan program interdisipliner dengan klaster medika. Dari
medika, pada pelatihan ini menyampaikan tentang pentingnya makan sayur dan
manfaat sayur bagi kesehatan
3. Penanaman Tanaman Hias di Area Sekitar Wisata Religi Desa Woro
Penanggung jawab: Panji Catur Anugrahtama (Budidaya Pertanian)

Program ini dilaksanakan di area makam Mbah Janji dan Syeikh Abdurrahman
Asy Syatho yang merupakan salah satu lokasi yang berpotensi sebagai area wisata
religi. Penanaman tanaman hias berupa bibit bunga matahari ditanam di sepanjang
jalan menuju area makam. Pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan dilakukan oleh
mahasiswa dibantu oleh masyarakat setempat dan penjaga makam.

16
Tujuan dari penanaman tanaman hias di area makam ini untuk meningkatkan
keindahan dari makam, sehingga diharapkan akan semakin menarik minat wisatawan
untuk mengunjungi lokasi wisata religi ini.
4. Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Hasil Pertanian
Penanggung jawab: Alvia Devi Maulida (Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian)

Di Desa Woro memiliki hasil pertanian berupa durian, duku, mangga, sukun,
pepaya, dan nangka. Hasil pertanian tersebut belum diolah menjadi suatu produk yang
dapat dijual dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu dilakukan kegiatan
berupa pelatihan pembuatan produk olahan hasil pertanian. Produk yang dibuat
meliputi dodol pepaya, es krim nangka, pancake nangka, bolu kukus nangka dan
nugget gori. Kegiatan ini dilakuakn selam 2 hari pada tanggal 14-15 Juli 2018di
Sanggar Desa Woro dan dihadiri 21 ibu-ibu. Peserta sangat antusias dalam mengikuti
pelatihan tersebut.
5. Sosialisasi Penanganan Pasca Panen
Penanggung jawab:
1. Alvia Devi Maulida (Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian)
2. Sabrina Ceasy Anggraeni (Pendidikan Kedokteran Gigi)

Sebagian warga Desa Woro berprofesi sebagai petani. Hasil pertaniannya


meliputi duku, mangga, sukun, durian, cengkeh, pepaya, dan nangka. Banyaknya hasil
pertanian tidak didukung dengan cara penaganan pasca panen yang baik sehingga
masih banyak hasil pertanian seperti sukun dan pepaya yang tidak disimpan dan diolah

17
secara baik sehingga lebih cepat busuk dan hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Oleh sebab itu dilakukan sosialisai penanganan pasca panen yang dilaksanakan di
Balai Desa Woro yang dihadiri oleh 8 ibu-ibu PKK. Sosialisasi ini dilaksanakan pada
tanggal 20 Juli 2018. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi ibuibu PKK
bagaimana cara penaganan pasca panen yang baik seperti proses pembersihan,
penyortiran, penyimpanan, dan pengangkutan sehigga hasil pertanian dapat disimpan
lebih lama dan tidak cepat busuk.
6. Penyuluhan teknologi pengelolaan pasca panen hasil pertanian
Penanggung jawab: Galuh Friska Cahyani (Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian)

Sebagian warga Desa Woro memiliki mata pencaharian sebagai petani, baik itu
petani tanaman tahunan maupun tanaman musiman. Tanaman tahunan yang
berkembang di Desa Woro meliputi duku, mangga, sukun, durian, cengkeh, pepaya,
dan nangka. Sedangkan untuk tanaman semusim yang banyak dikembangkan adalah
padi, jagung, cabai, dan masih banyak lagi. Hasil pertanian yang melimpah ini tidak
didukung dengan cara penaganan pasca panen yang baik dan benar sehingga proses
penyimpanan dan pengolahan hasil pertanian tidak dilakukan secara baik dan lebih
cepat busuk. Acara ini sendiri dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2018 dengan target
anggota 8 PKK yang ada di setiap RW.
7. Sensus dan Pemantauan Kesehatan Ternak
Penanggung jawab: Zahrah Prawita Andarini (Kedokteran Hewan)

Sensus ternak di Desa Woro dari RW 1 – RW 8 berlangsung selama dua hari


dari tanggal 2- 3 Juli 2018 yang dilakukan secara door to door ke rumah warga Desa
18
Woro. Selama sensus, masyarakat sangat terbuka dalam pendataan ternak dan sangat
kooperatif dalam memberikan informasi terkait jumlah ternak, jenis kelamin, umur dan
penyakit yang sering menyerang ternak mereka. Sensus ternak dilakukan untuk
mengetahui jumlah ternak dan penyebaran penyakit, sehingga mempermudah dalam
melakukan program vaksinasi dan pengobatan ternak. Jumlah ternak yang ada di Desa
Woro terdapat 405 ekor ternak yang terdiri dari 146 ekor sapi dan 259 ekor kambing.
Petani peternak mempunyai jumlah ternak sapi dan kambing yang berjenis kelamin
betina lebih banyak dibanding jumlah ternak berjenis kelamin jantan. Jenis pakan yang
sering diberikan hanya hijauan berupa rambanan, rumput dan jerami. Mayoritas ternak
sapi dan kambing yang dipelihara oleh petani peternak di Desa Woro adalah Sapi jenis
Peranakan Ongole dan Kambing jenis Etawa. Sedangkan gejala penyakit yang sering
di alami oleh peternak pada desa Woro diantaranya adalah diare, demam, leher kaku,
dan gatal- gatal.
8. Sosialisasi Manajemen Kesehatan Ternak
Penanggung jawab: Yumna Amrina Rosyada (Kedokteran Hewan)

Warga Desa Woro banyak yang berprofesi sebagai peternak sapi dan kambing.
Masih kurangnya pengetahuan peternak mengenai variasi pakan ternak. Oleh karena
itu sosialisasi ini dilakukan dengan pemberian informasi mengenai cara-cara
pembuatan jerami fermentasi serta probiotik. Selain itu juga dilakukan pelatihan
pembuatan jerami fermentasi yang dibantu oleh perwkilan dari Balai Penyuluh
Pertanian Kecamatan Kragan. Kegiatan ini diikuti oleh 17 orang perwakilan dari tiap-tiap
kelompok tani.
KLASTER SAINS DAN TEKNIK
9. Edukasi dan Cara Perawatan Tabulampot (Tanaman Buah dalam Pot)
Penanggung jawab:
1. Avia Purnama Saputri (biologi)
2. Dina Maulidia (Biologi)

19
Warga Desa Woro banyak yang berprofesi sebagai Petani. Masih nampak
banyak sawah sebagai lahan pekerjaan para warga. Banyak warga yang
pekarangannya rimbun dengan pepohonan, namun tidak jarang juga warga yang lahan
pekarangannya masih kosong dan belum ditanami tanaman yang dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan sehari-hari. Anak-anak di desa Woro terbilang masih perlu dirangkul
untuk dilibatkan dalam bercocoktanam di pekarangan rumah bersama keluarga. Dalam
hal ini, edukasi sejak dini akan memberikan manfaat kepada anak-anak untuk belajar
mengoptimalkan lahan pekarangan rumahnya.
Tabulampot merupakan singkatan dari Tanaman Buah Dalam Pot, dimana dalam
hal ini tanaman yang digunakan adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai
kebutuhan sehari-hari seperti cabai, tomat, terong, jeruk nipis, dan sebagainya. Pada
program ini, benih yang digunakan terdiri dari cabai dan tomat. Setelah benih tumbuh
dilakukan perawatan tabulampot tersebut dimana anak-anak dilibatkan dalam proses
penanaman dan mengedukasi cara perawatan tanaman tersebut.
10. Pemetaan Potensi Wisata
Penanggung jawab: Rizka Kurnia Hardanti (Pembangunan Wilayah)

Hasil kegiatan pemetaan potensi wisata Desa Woro yaitu peta yang
menunjukkan lokasi dari tiga potensi pariwisata utama yang menjadi prioritas
pengembangan beserta arahan pengembangannya. Ketiga potensi utama tersebut

20
antara lain potensi wisata alam Gunung Nganten, potensi wisata budaya Sanggar Seni,
dan potensi wisata religi Makam Asy. Sato
11. Perencanaan Pariwisata
Penanggung jawab: Rizka Kurnia Hardanti (Pembangunan Wilayah)

Hasil kegiatan perencanaan pariwisata yaitu Buku “Merintis Desa Wisata Woro”
yang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: (1) Profil Desa Woro; (2) Inventarisasi Potensi
Wisata Alam, Budaya dan Religi; (3) Arahan Rencana Pengembangan Pariwisata Desa
Woro. Buku ini diserahkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas
Pariwisata, Pemerintah Desa Woro, dan Kelompok Sadar Wisata “Kanca Woro”.
12. Perencanaan penerangan jalan
Pengganggung jawab: Satrio Eko Wicaksono (Teknik Mesin)

Program ini membuat perencanaan penerangan dari RW 3 ke RW 5 yang


merupakan jalan menuju lokasi wisata Gunung Nganten dan Lokasi Wisata religi
makam Syeh Abdurahman Asy-Syato yang masih belum memiliki penerangan jalan.
Hal pertama yang dilakukan adalah survey lokasi dan pengukuran jalan. Panjang jalan
yang membutuhkan penerangan adalah 1,6 KM dengan lebar rata-rata jalan 3 meter.

21
Perencanaan dibuat dengan berdasarkan dasar teori dari IESNA dan Peraturan
Menteri Perhubungan. Dari perhitungan didapatkan kebutuhan unit penerangan jalan
umum. Dan juga dihitung biaya listrik perbulan dan biaya instalasi. Lalu dilakukan
konsultasi kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Rembang, hasil konsultasi
membuahkan hasil bahwa tidak dibutuhkan izin khusus dalam pembangunan unit
penerangan jalan dikarenakan seluruh jalan berada dalam wilayah administratif Desa
Woro, serta pembuatan penerangan harus sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan. Kemudian dari berbagai data dan hitungan yang telah didapat
perencanaan disusun dalam format laporan rancang bangun, bukan proposal
pengadaan.
Setelah perencanaan dibuat maka diserahkan ke kepala desa. Dari Respons dari
kepala desa positif, bahkan dengan memberikan peralatan untuk membuat penerangan
sementara di empat titik. Pemasangan sarana penerangan dilakukan oleh mahasiswa
KKN dan warga. Pemasangan penerangan sementara berlokasi pada titik yang memiliki
resiko tinggi yaitu didekat jurang.
Dengan demikian maka jalan menuju lokasi wisata dapa menjadi lebih aman untuk
dilalui pada malam hari.
13. Perbaikan akses jalan menuju lokasi potensi wisata
Penanggung jawab:
1. Timothy Gria Maharaja (Teknik Sipil)
2. Luthfi Afandi Sutrisno (Teknik Sipil)

Salah satu aspek penting dalam mendirikan suatu desa wisata adalah akses
yang baik untuk menuju ke lokasi wisata. Wisata kebun yang terdapat di Gunung
Nganten menjadi objek yang menarik apabila didukung dengan akses yang baik.
Melihat kondisi jalan di Gunung Nganten khususnya jalan menuju kebun buah duku
yang masih buruk menjadi alasan mengapa program ini perlu untuk dilakukan.

22
Program ini bertujuan untuk mempermudah para pengunjung dan pekebun untuk
bisa berjalan dan menikmati keindahan alam serta wisata kebun di Gunung Nganten.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah membangun jembatan
pada ruas jalan yang biasanya terendam air apabila terjadi musim penghujan. Hal ini
bertujuan agar pengunjung bisa menuju kebun buah meskipun sedang musim
penghujan. Tahap kedua adalah dengan merapikan dan membersihkan jalan-jalan
setapak di wilayah gunung dari rumput-rumput dan tanaman liar. Selain itu juga
dilakukan penataan batu di daerah pinggiran sungai agar jalan tersebut bisa dilewati
dengan aman dan tidak terjadi longsor.
14. Pembuatan sarana penunjang akses menuju lokasi potensi wisata
Penanggung jawab:
1. Riyan Octavian (Teknik Sipil)
2. Muhammad Ezra Fikriardhi (Teknik Mesin)

Program ‘Pembersihan Sarana Akses Parkiran Motor’ merupakan program


pembuatan dan pembersihan tempat parkir di lokasi kebun buah yang akan dijadikan
sebagai objek wisata. Program kerja ini diawali dengan survei penentuan lokasi parkir
dan perizinan lahan. Lahan parkir berukuran sekitar 7 x 12 m terletak diantara
perkebunan duku, sehingga pembuatan tempat parkir dimulai dari awal yaitu proses
pembersihan lahan. Setelah pembersihan lahan, dilakukan perataan tanah untuk
parkiran dan penataan lokasi parkir. Selain itu, dipasang juga papan penunjuk lokasi
parkir dan papan dekorasi untuk memperindah tempat parkir. Tujuan dari pembuatan
tempat parkir motor ini adalah agar para pengunjung dapat parkir di satu lokasi
sehingga lebih mudah dikoordinasikan dan menambah kenyamanan pengunjung.
Selain itu, kami juga sudah melakukan perencanaan penataan dan pengembangan
sarana penunjang lainnya yang dilaporkan kepada pihak desa dan Karang Taruna agar
bisa ditindaklanjuti oleh mereka.
Adapula pembuatan spot foto berupa kayu berukuran besar yang diukir menjadi
tulisan NGANTEN, dan pembuatan plang penanda memasuki daerah wisata. Alasan
kami membuat spot foto jenis seperti itu adalah agar siapapun pengunjung yang dating
baik warga desa maupun pendatang dapat mengingat hasi branding dari lereng

23
Gunung Nganten yang kami berikan dan menandakan bahwa kawasan tersebut
merupakan daerah wisata. Alhamdulillah semua telah terlaksana, meski begitu program
ini agak terlambat selesai waktu pengerjaannya dikarenakan jadwal yang bertabrakan
dengan program besar lainnya.
15. Pemasangan Plang penunjuk lokasi wisata
Penanggung jawab: Ahmad Arju Robbani (Teknik Mesin)

Program ini bertujuan untuk memudahkan wisatawan yang datang ke Desa Woro
dengan membuat dan memasan plang penunjuk arah menuju lokasi wisata Gunung
Nganten. Selain memasang plang penunjuk arah menuju lokasi wisata, tim juga
memasang plang di beberapa lokasi di dalam desa, sehingga memudahkan wisatawan
untuk mengenali fasilitas pendukung wisata seperti masjid, kelurahan, puskesmas
pembantu, dan lain-lainnya. Selain plang menuju Gunung Nganten, tim juga mmasang
plang menuju Makom Abdurrohman Asy-Satho, yang mana mrupakan salah satu obyek
wisata religi yang ada di Desa Woro.
16. Pelatihan Software untuk Warga
Pengganung jawab: Deva Agus Prakoso (Elektronika dan Instrumentasi)

24
Pengenalan software merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan
kempampuan dalam penggunaan komputer, khususnya untuk program aplikasi dasar.
Yang menjadi tujuan atau sasaran program adalah perangkat desa dan karang taruna.
Berdasarkan survei yang sebelumnya kami lakukan, ternyata memang kemampuan
penggunaan komputer masih minim, terutama untuk pemerintah desa sendiri yang
seharusnya sudah menguasai untuk pelayanan masyarakat. Untuk itu dilaksanakan
pelatihan software dasar sebanyak 3 kali dengan materi microsoft word, excel, dan
powerpoint yang dilaksanakan pada tanggal 16, 23, 24 Juli 2018.
Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan dengan pendampingan satu persatu oleh
tim kkn untuk setiap peserta di balai Desa Woro. Walaupun materi yang diberikan
masih dasar dan butuh waktu yang cukup lama, peserta terlihat antusias mengikuti
pelatihan. Program ini sejalan dengan program dari pemerintah daerah yang
mengharuskan desa menguasi software komputer.
17. Pameran Edukasi Sains dan Teknologi di SD
Penanggung jawab: Ridlo Surya Fitriyanto

Media belajar edukatif merupakan salah sarana pembelajaran yang dapat


digunakan oleh guru dalam memberikan ilmu pelajaran yang dapat diterima oleh siswa.
Media belajar sendiri dapat memiliki bentuk bermacam – macam sesuai kebutuhan dari
materi atau bidang kelimuan yang akan disampaikan. Media dapat berwujud sederhana
maupun komplek sesuai kebutuhaan. Jenis media dapat berupa media interaktif yang
memeberikan timbal balik langsung maupun bentuk sderhana dari perlengkapan yang
ada di masyarakat.
Pameran edukasi sains dan teknologi memiliki tujuan menambah wawasan
maupun kemampuan siswa sekolah dasar melalui alat – alat sederhana. Alat – alat
tersebut dibuat berdasarkan perlengkapan maupun bidang ilmu yang sesuai dengan
kurikulum pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam pemilihan alat peraga
media edukasi diadakan pembahasan dengan mengacu pada materi pembelajaran
sesuai bobot ilmu dengan mengacu pada materi sekolah dasar khususnya pada
pelajaran kelas empat, lima dan enam. Selain empat alat peraga yang di pamerkan,
dibuat tambahan permainan edukatif sehingga siswa sekolah dasar memiliki wawasan
lain.

25
Pelaksanaan pameran edukasi sains dan tekonologi dibagi menjadi tiga sub-
kelompok dalam satu kelompok. Pembagian tersebut dilakukan mengingat siswa di
Sekolah Dasar Negeri 1 Woro dan waktu yang perijinan dari sekolah. Selain itu,
berdasarkan jumlah alat peraga dengan bobot alat peraga yang berbeda antara lain,
periskop, kaca pembesar sederhana, rangkaian listrik sederhana dan diapragma. Selain
itu dengan penambahan roket air sebagai permainan edukatif.
KLASTER SOSIO HUMANIORA
18. Pendampingan Pemasaran Hasil Pertanian
Penanggung jawab: Paramita Kusuma Dewi (Ilmu Hukum)

Program ini dilaksanakan 2 kali tatap muka yaitu dengan materi strategi
pemasaran hasil pertanian dan materi P-IRT sebagai penunjang pemasaran. Sasaran
program ini yaitu ibu-ibu Desa Woro baik yang sudah mempunyai usaha rumahan
maupun yang belum mempunyai usaha rumahan. Tujuannya untuk mengedukasi
audiens terkait pemasaran hasil pertanian berupa olahanny agar mempunyai nilai jual
tinggi dan pangsa pasar yang luas.
19. Woro Mencari Bakat
Penanggung jawab:
1. Shinta Kusumastuti (Psikologi)
2. Paramita Kusuma Dewi (Ilmu Hukum)

26
Woro mencari bakat adalah serangkaian program yang diawali dari proses audisi
atau penyaringan bakat dalam bidang seni tari dan menyanyi pada kalangan anak-anak
dan bidang tari tradisional pada kalangan remaja putri. Setelah melalui tahapan audisi,
peserta yang telah diseleksi tersebut diasah melalui proses latihan secara rutin
seminggu dua kali. Peserta yang dilatih ini adalah yang nantinya akan ditampilkan
dalam acara puncak Moro Woro 2018.
20. Pembinaan Kelompok Kesenian di Desa Woro
Penanggung jawab:
1. Nurul Hidayah (Psikologi)
2. Punto Padmatantri (Sastra Inggris)

Desa Woro merupakan desa yang juga memiliki potensi budaya seperti
karawitan, wayang, dan kesenian tari. Hal tersebut amat disayangkan apabila tidak
dikembangkan dengan maksimal. Program ini memiliki tujuan untuk mendampingi
pelaku budaya dalam mengembangkan budaya/hasil kesenian agar dikenal oleh
masyarakat di luar Desa Woro. Disamping karawitan dan wayang, kesenian tari lah
yang menjadi sorotan utama dalam program ini. Kegiatan pendampingan untuk
kesenian tari dilakukan rutin sebanyak dua kali dalam seminggu. Seharusnya program

27
ini dapat berjalan lancar apabila sumber daya manusia mencukupi dan juga bersedia
untuk menerapkan disiplin. Akan tetapi, program ini tetap berjalan dengan baik
walaupun dengan peserta hanya 2 orang remaja perempuan. Pendampingan yang
telah dilakukan berhasil membuat peserta menampilkan tari kreasi dengan sangat baik.
Selain itu, keberhasilan program ini telah membuat peserta berhasil menampilkan tari
tersebut di luar Woro yang disaksikan oleh Bupati Rembang dan jajarannya. Untuk
karawitan dan wayang di Desa Woro sendiri sudah melambung naik. Pada akhirnya ke
tiga kesenian tersebut juga ditampilkan di acara Festival Moro Woro 2018 yang dihadiri
oleh Pemerintah Desa, Camat, dan Dinas Pariwisata.
21. Program Sadar Wisata dan Manajemen Desa Wisata
Penanggung jawab: Romadhon Falaqh (Ilmu Ekonomi)

Untuk mempersiapkan Desa Woro sebagai desa wisata, dibutuhkan salah satu
komponen untuk menangani manajemen pariwisata secara komprehensif. Nihilnya
kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di desa ini cukup menyulitkan manajemen
pariwisata yang seharusnya dapat dikoordinasikan dengan baik. Belum
terorganisasinya kepariwisataan desa di sini menumbuhkan ide Tim KKN untuk
menawarkan program pembentukan Pokdarwis yang ternyata begitu positif disambut
oleh warga, terutama dari kalangan karang taruna. Memakan waktu sekitar satu bulan
proses pembentukan itu hingga tepat 1 Agustus 2018, akhirnya Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Rembang mengukuhkan Pokdarwis Desa Woro
yang diberi nama Kanca Woro oleh para anggotanya. Pendampingan Tim KKN bermula
dengan pemberian fasilitas materi seputar sapta pesona dan desa wisata kepada para
bakal calon anggota Pokdarwis pada 9 Juli dengan bekerja sama dengan Disbudpar
Rembang. Agenda berlanjut dengan pemberian materi mendalam tentang Pokdarwis
menurut pedoman Kementerian Pariwisata. Atas inisiatif pemerintah desa, pada 25 Juli,
Tim KKN mendampingi proses pembentukan Pokdarwis sampai dengan terpilihnya
semua anggota masuk ke struktur kepengurusan. Sejak 26 Juli hingga 1 Agustus, Tim
KKN mendampingi setiap proses administrasi yang di antara adalah penyusunan Surat
Keputusan Kepala Desa agar selanjutnya Pokdarwis Kanca Woro dapat dikukuhkan
oleh Disbudpar Rembang. Adapun anggota Pokdarwis mencakup berbagai elemen

28
masyarakat, mulai dari karang taruna hingga para pemilik kebun yang berada di sekitar
lereng Gunung Nganten yang begitu potensial dijadikan agrowisata.
22. MORO WORO 2018
Penanggung jawab: Tifani Diahnisa Hardianti (Ilmu Hubungan Internasional)

Woro Moro 2018 menjadi program puncak tim KKN-PPM UGM JT-084 yang
merangkum seluruh program unggulan masing-masing klaster. Program ini dikemas
dalam bentuk Festival dan Pesta Rakyat yang diselenggarakan atas kerjasama
mahasiswa, perangkat desa, karang taruna, dan seluruh masyarakat pada umumnya.
Adapun isi dari kegiatan tersebut meliputi lomba pengolahan kuliner dari bahan-bahan
agro lokal seperti singkong, jagung dan pisang oleh ibu-ibu RW 1-8, lomba menyanyi
solo dangdut yang terbuka bagi masyarakat umum di luar Desa Woro, penampilan
bakat adik-adik dan remaja Desa dalam Woro Mencari Bakat, serta pertunjukkan
kesenian khas desa seperti Wayang, Karawitan, Barongan dan Pencak Dor. Dihadiri
oleh seluruh warga, tamu-tamu undangan seperti Pemerintah Kabupaten, Dinas-Dinas,
Pemerintah Kecamatan, hingga Pemerintah Desa sekitar, kegiatan ini berjalan dengan
sangat lancar dan berhasil menghadirkan masyarakat luar Desa Woro untuk
mengetahui, menikmati, serta mengonsumsi potensi Desa Woro yang sebelumnya telah
banyak didampingi oleh tim KKN.
23. Wara Wiri Woro
Penanggung jawab: Dyah Ayu Pitaloka (Ilmu Komunikasi)

Program ini memiliki tujuan untuk menginformasikan adanya tim KKN kepada
warga dan mengetahui permasalahan yang dirasakan oleh warga itu sendiri. Program

29
ini dilaksanakan sebanyak satu kali pada minggu pertama dengan mengunjungi rumah-
rumah warga dan perangkat desa. Pada saat pelaksanaan program, tantangan yang
dihadapi adalah keterbatasan waktu sehingga peserta/warga yang dapat ditemui
menjadi lebih sedikit dari target. Meskipun begitu, tujuan program ini tetap tercapai
dengan indikator warga mengetahui adanya kegiatan KKN di Desa Woro. Selain itu,
program ini juga menghasilkan rumusan masalah yang digunakan oleh tim KKN dalam
membuat solusi sesuai dengan bidang klaster masing-masing.
24. Dolan Bareng
Penanggung jawab: Dyah Ayu Pitaloka (Ilmu Komunikasi)

Program “Dolan Bareng” dilaksanakan dengan tujuan utama yaitu untuk menjalin
keakraban antara mahasiswa KKN dengan anak-anak di Desa Woro. Dengan
mempertimbangkan situasi bahwa kehadiran mahasiswa KKN dapat menimbulkan
sebuah kecanggungan dengan anak-anak, maka dari itu melalui program ini diharapkan
supaya kehadiran Tim KKN dapat diterima sepenuh hati khususnya oleh anak-anak.
Kegiatan yang dilakukan berupa berbagai macam permainan yang melibatkan
kemampuan motorik. Seperti kegiatan outbond yang terdiri dari 5 pos yaitu, meloloskan
diri dari tali rafia, estafet karet gelang dengan sedotan, mencari benda dengan mata
tertutup, tebak gaya, dan ditutup dengan permainan “bersihkan sampah sebelum
tertangkap zombie” sebagai pos besar. Selain kegiatan outbond, juga dilakukan
berbagai macam permainan tradisional seperti bekel, engklek, samparan, dll. Selain
sebagai sarana untuk mengakrabkan diri, program ini juga bertujuan untuk memberikan
gagasan permainan kepada anak-anak supaya mereka dapat lebih kreatif dan bermain
dengan aman. Karena perlu diketahui bahwa sebagian besar anak-anak di Desa Woro
gemar bermain petasan.
Program ini berhasil menjaring anak-anak untuk ikut berpartisipasi aktif.
Antusiasme mereka sangat baik di setiap pelaksanaan program Dolan Bareng. Mereka
mematuhi aturan permainan dengan baik dan juga menerima kehadiran Tim KKN
dengan senang hati.
25. Baca Tulis Hitung (Calistung) Gayeng
Penanggung jawab: Nurul Hidayah (Psikologi)

30
Calistung atau singkatan dari program baca tulis hitung adalah program dengan
sasaran anak-anak desa Woro dengan memanfaatkan jadwal TPA yang rutin dilakukan
oleh anak-anak desa setiap hari kecuali hari Jumat. Jumlah TPA yang berada di Woro
kurang lebih terdapat 4 tempat yang berbeda. Tim mengambil dua kali pertemuan tiap
TPA untuk diberikan kurikulum yang telah disusun berupa materi kaligrafi, membaca
dan belajar media bacaan elektronik dari Erlangga maupun berhitung dengan
mencongak. Program ini disambut baik oleh setiap guru pengajar dengan harapan
meteri yang sudah diberikan oleh tim dapat dilanjutkan sebagai kurikulum tambahan di
TPA.
26. Bersaing (Belajar Bahasa Inggris)
Penanggung jawab: Adelia Fatmawati Pradani – Sastra Inggris

Menyadari rendahnya kesadaran masyarakat Desa Woro dari segi pendidikan,


apalagi pendidikan bahasa asing membuat Tim KKN-PPM UGM 2018 memiliki inisiatif
untuk membuat sebuah program yang membantu masyarakat desa woro khususnya
anak-anak untuk lebih mudah mengenal dan memahami bahasa asing guna menunjang
kurikulum pembelajaran di usia mereka. Maka dari itu Tim KKN-PPM UGM klaster
sosial humaniora mencetuskan sebuah program berjudul Bersaing yang merupakan
kepanjangan dari Belajar Bahasa Inggris yang kemudian direalisasikan ke TPA-TPA
yang ada di desa Woro. Adapun TPA yang kami kunjungi untuk merealisasikan
program tersebut terdapat 4 TPA yang berada di Sumurtawang, RW 01, RW 07, dan
RW 05.

31
27. Gegayuhku (Motivasi Pengenalan Jenis Profesi Masa Depan untuk Anak di
Desa Woro)
Penanggung jawab: Tifani Diahnisa Hardianti (Ilmu Hubungan Internasional)

Mayoritas anak-anak di Desa Woro belum memiliki pilihan cita-cita masa depan
yang beragam selain dokter, guru, bahkan pekerjaan petani seperti kedua orang
tuanya. Berangkat dari hal tersebut, tim KKN berusaha untuk memberikan pilihan-
pilihan karir seperti ranah pemerintahan (presiden, duta besar, menteri, gubernur,
bupati hingga camat dan kepala desa), seni (desainer, penyanyi, aktris), olahraga
(atlet), sains dan teknologi (insinyur, ahli IT), kesehatan (jenis-jenis dokter). Beberapa
mahasiswa juga memakai outfit yang sesuai dengan masing-masing pekerjaan seperti
jas hitam, jas putih dokter, sampur nari, rompi dan helm proyek, dan sebagainya.
Program ini dilaksanakan di SD 1, 2, dan 3 Woro serta berjalan lancar dengan antusias
anak-anak yang besar.
28. Sosialisasi Bahaya Pernikahan Dini
Penanggung jawab:
1. Shinta Kusumastuti (Psikologi)
2. Nursyani Ekapermana (Pendidikan Kedokteran Gigi)

Data awal yang diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Rembang dan
pemaparan data oleh NGO “Yes I Do” menyatakan bahwa angka pernikahan pada
remaja usia dibawah 18 tahun di Desa Woro termasuk pada kategori yang cukup tinggi.
Setelah melakukan survey yang lebih dalam kepada beberapa tokoh masyarakat

32
setempat, diperoleh data bahwa faktor utama yang menyebabkan hal tersebut berasal
dari faktor remajanya, bukan karena faktor orangtuanya (penggunaan sistem
perjodohan pada umumnya). Dari dasar tersebut kami melakukan sosialisasi kepada
remaja putri terutama yang berasal dari RW 7 dan RW 8 Desa Woro yang merupakan
dua RW dengan angka pernikahan dini tertinggi di desa. Sosialisasi dilakukan dalam
dua kali pertemuan, tanggal 8 Juli sebagai pertemuan pertama dengan agenda
pemaparan bahaya pernikahan dini dari segi psikologis, ekonomis, perlindungan hukum
serta medikal. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 16 Juli dengan agenda
menonton film dan membuat life plan bersama.
29. Kelas Sosial Media
Penanggung jawab: Dyah Ayu Pitaloka (Ilmu Komunikasi)

Program ini memiliki tujuan untuk memberikan pelatihan dalam mengelola media
sosial kepada remaja-remaja di desa Woro. Secara spesifik, remaja-remaja akan
diarahkan untuk mengelola konten yang berguna untuk promosi wisata di Desa Woro.
Program ini berhasil dilaksanakan dalam empat kali pertemuan selama kurun waktu
dua minggu. Pada saat pelaksanaan program, tantangan yang dihadapi adalah
penyesuaian waktu dengan para peserta sehingga terjadi pergeseran jam dan tanggal
dari yang semula ditentukan. Meskipun begitu, tujuan program ini tetap tercapai dengan
indikator peserta dapat mempraktekkan hasil pelatihan melalui postingan di media
sosial yang mempromosikan adanya wisata di Desa Woro.
30. Penyuluhan Taman Obat Keluarga (TOGA)
Penanggung jawab: Nursyani Ekapermana Putri (Pendidikan dokter gigi)

33
Program ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat desa
Woro mengenai pengelolaan dan pemanfaatan TOGA. Program ini dilakukan
interdisipliner dengan klaster agro dimana tanaman yang dipilih adalah jahe merah.
Pada program ini kami memberitahukan mengenai pengelolaan, pemanfaatan, dan cara
penanaman jahe merah. Kami juga membagikan bibit secara gratis pada undangan
yang datang sehingga bisa menanamnya sendiri di rumah. Sasaran dari program ini
adalah ibu-ibu PKK dan program ini dilaksanakan di balai desa Woro.
KLASTER MEDIKA
31. Edukasi Konsumsi Hasil Pertanian Dan Perkebunan Yang Sehat
Penanggung jawab: Hidayah Oktiani (Farmasi)

Edukasi konsumsi hasil pertanian yang sehat bertujuan untuk meningkatkan


kesadaran masyarakat mengenai gizi seimbang dalam konsumsi hasil pertanian.
Sasaran program ini yaitu ibu-ibu Desa Woro yang terdiri dari perwakilan dari setiap
RW di Desa Woro. Dari setiap perwakilan tersebut diharapkan dapat menyampaikan
materi kepada warga-warga lain di RW nya. Program ini dilaksanakan di Balai Desa
Woro. Pelaksanaannya meliputi penyampaian materi dan tanya jawab dari warga.
32. Konsultasi Gizi
Penanggung jawab: Lusia Fitriani (Kebidanan)

34
Konsultasi gizi bertujuan untuk memberikan konsultasi informasi dan edukasi
tentang gizi seimbang balita: makanan sehat balita dan makanan pendamping ASI (MP-
ASI). Sasaran dari program ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita di RW
03 dan 07. Program ini dilakukan di Posyandu RW 03 tanggal 6 Juli 2018 dan
Posyandu RW 07 tanggal 13 Juli 2018. Konsultasi gizi dilakukan berupa pemberian
materi kepada ibu-ibu agar dapat memahami makanan sehat balita dan bayi. Program
ini dilaksanaan untuk menindaklanjuti ditemukannya gizi buruk pada balita di Desa
Woro.
33. Pendataan Stunting Dan Gizi Buruk
Penanggung jawab: Penanggung jawab: Lusia Fitriani (Kebidanan)

Pendataan stunting dan gizi buruk dilakukan untuk mengetahui jumlah bayi dan
balita dengan stunting dan gizi buruk di Desa Woro. Sasaran kegiatan ini yaitu bayi dan
balita di RW 07. Pendataan stunting dan gizi buruk dilakukan di Posyandu RW 07 pada
tanggal 13 Juli 2018.
34. Edukasi Kesehatan Gigi dan Pola Hidup Bersih & Sehat (PHBS)
Penanggung jawab: Sabrina Ceasy Anggraeni (Pendidikan dokter gigi)

35
Program ini bertujuan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman kepada
siswa-siswi SDN 1, 2, dan 3 Woro secara umum tentang bagaimana menjaga
kesehatan gigi dan mulut serta apa yang diakibatkan apabila kebersihan gigi dan mulut
tidak dijaga. Program ini juga mengajarkan cara mencuci tangan yang benar menurut
WHO dan cara menyikat gigi yang baik. Kegiatan dilaksanakan sebanyak dua kali, yang
pertama dilaksanakan di area lapangan SDN 1 dan 2 Woro pada tanggal 19 Juli 2018,
dan yang kedua dilaksanakan di SDN 3 Woro tanggal 24 Juli 2018 dengan target yang
dituju adalah siswa-siswi kelas III, IV, V, VI.
Kegiatan ini dibagi menjadi beberapa pos yang berkaitan dengan kesehatan gigi
dan mulut serta pola hidup bersih dan sehat, kemudian diakhiri dengan pemberian
plakat dan flipchart kepada kepala sekolah dan guru-guru di SDN 1,2, dan 3 Woro.
35. Pemeriksaan Rumah Tangga Bebas Jentik
Penanggung jawab: Felia Resha Wulandari (Pendidikan dokter gigi)

Program ini bertujuan untuk mencegah terjadinya demam berdarah. Demam


berdarah merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi saat musim hujan dan hal
ini menjadi keresahan warga desa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27
Juli 2018. Dalam setiap RW pemeriksaan dilakukan pada bak-bak penampungan air di
5 rumah yang dipilih secara acak. Pemilihan dilakukan oleh kader kesehatan pada
setiap RW. Pemberian abate dilakukan pada bak-bak penampungan air yang memiliki
jentik nyamuk, selain itu juga dilakukan edukasi 3M (menguras, mengubur, dan
menutup).

36
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Desa Woro memiliki banyak potensi yang bisa untuk dikembangkan. Mulai dari
wisata alam, wisata kebun, wisata religi, masyarakat, kebudayaan dan keseniannya.
Potensi yang ada tidak seharusnya membuat Desa Woro menjadi salah satu ‘Desa
Merah’ di Kecamatan Kragan.
Tim KKN-PPM JT-084 di Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang
telah melaksanakan berbagai program yang telah direncanakan. Pelaksanaan program
berjalan sangat baik, hal tersebut tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak seperti UGM, LPPM, KAGAMA, Mitra, Dinas Terkait dan Masyarakat Woro yang
turut serta berpartisipasi aktif dan menyukseskan program-program KKN kami.
Walaupun ditemui berbagai hambatan dan tantangan, namun hal tersebut tidak
terlalu menjadi penghalang yang berarti bagi keberlangsungan program serta kegiatan.
Kami berharap apa yang dilakukan semua pihak bukanlah akhir dari berkembangnya
Desa Woro, tetapi merupakan awal bagi Desa Woro untuk terus mengembangkan
daerahnya.

4.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut:
a. Saran untuk mahasiswa, hendaknya ketika melakukan survey lebih cermat dan
mendetail agar program-program yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan dapat berkelanjutan sehingga akan lebih bermanfaaat.
b. Saran kepada pemerintah setempat agar lebih proaktif dalam membangun desa
dan bersinergi dengan elemen masyarakat lainnya.
c. Saran kepada masyarakat Desa Woro, supaya melanjutkan program yang sudah
dilaksanakan mahasiswa KKN sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai
dengan baik.
d. Tetap menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan warga di Desa
Woro untuk memantau perkembangan setelah penarikan Tim KKN PPM UGM
JT-84.

38

Anda mungkin juga menyukai