Anda di halaman 1dari 12

HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil Kekurangan Energi


Kronis

Laelatul Rohmah 1

1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang , Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Puskesmas Karanganyar mempunyai cakupan BBLR tinggi. Hal ini berbanding lurus dengan ibu
Diterima 11 Juni 2020 hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), Bumil KEK di Puskesmas Karanganyar melampaui
Disetujui 1 Desember target (5%) hingga mencapai 20,3% (Bumil). Upaya perbaikan gizi ibu hamil KEK adalah dengan
2020 pemberian makanan tambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi
Dipublikasikan 30 program PMT di wilayah Kerja Puskesmas Kranganyar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
Desember 2020 dengan menggunakan metode kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan
________________ teknik purposive sampling dan snowball sampling. Penelitian ini dilaksankan pada bulan Oktober
Keywords:Pregnant sampai bulan November 2019. Teknik pengambilan data primer dengan wawancara mendalam
woman,Chronic Energy (indepht interview)untuk data sekunder dengan studi literature. Hasil penelitian menunjukkan dalam
Deficiency (CED), segi input, sasaran dan SDM belum sesuai dengan Juknis PMT. Dari segi proses sudah sesuai
Evaluation, Supplementary tetapi terdapat kendala akibat droping dari pusat yang tidak menentu, untuk pemantauan belum
Feeding Program sesuai dengan Juknis. Dari segi output, bayi dari ibu KEK yang menkonsumsi PMT, lahir dengan
____________________ normal, tidak mengalami BBLR. Simpulannya adalah dari tiga aspek, ada beberapa bagian yang
DOI: belum sesuai dengan Juknis.
https://doi.org/10.15294
/higeia.v4iSpecial%204/
37052
Abstract
____________________ ___________________________________________________________________
Puskesmas Karanganyar has high low birth weight coverage. This is directly proportional to the pregnant
mother of chronic energy deficiency (CED), CED in Puskesmas Karanganyar beyond the target (5%) Reaches
20.3% (Pregnant woman). The nutritional improvement efforts of CED pregnant women is by giving
additional food. The purpose of this research is to know the evaluation of Supplementary Feeding Program in
Kranganyar Clinic work area. The purpose of this research is to know the evaluation of Supplementary
Feeding Program in Kranganyar Clinic work area. This type of research is descriptive using qualitative
methods. The determination of informant is done using purposive sampling technique and snowball sampling.
The research Dilaksankan in October to November 2019. Primary data retrieval techniques with in-depth
interviews (INDEPHT interviews) for secondary data with literature studies. The results of the study showed in
terms of inputs, targets and human resources have not been in accordance with Juknis Pmt. In terms of the
process is appropriate but there are constraints due to the the of the uncertain center, for monitoring not in
accordance with Juknis. In terms of output, infants from CED mothers who consume Supplementary Feeding
Program, born normally, do not experience low birth weight. Its conclusion is that of three aspects, there are
some parts that do not conform to Juknis.
© 2020 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
p ISSN 1475-362846
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: laelatulrohmah97@gmail.com e ISSN 1475-222656

812
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

PENDAHULUAN tahun 2018 dari 37 Puskesmas di Kota


Semarang, menunjukkan di 23 Puskesmas
Sebagai negara berkembang masalah (62,16%) belum memenuhi target Renstra Kota
kekurangan gizi masih menjadi masalah utama Semarang (<5,3%) sedangkan hanya 14
di masyarakat Indonesia. Salah satu masalah Puskesmas (37,84%) sudah memenuhi target.
kekurangan gizi pada ibu hamil di Indonesia Tingginya prevalensi bumil KEK di 19
yaitu Kekurangan Energi Kronik(Pastuty, Puskesmas dari 23 puskesmas yang belum
2018).Penyebab terbesar kematian ibu selama memenuhi target, dapat disebabkan kurangnya
tahun 2010 sampai 2013 adalah pendarahan, pengetahuan ibu tentang gizi sehingga
hipertensi, infeksi, partus lama, dan abortus. mempengaruhi pola makan. Demikian pula
KEK dapat menyebabkan perdarahan pada ibu dengan faktor sosial ekonomi yang
hamil pada saat hamil dan bersalin, sedangkan mempengaruhi kemampuan ibu untuk
penyebab kematian ibu tertinggi masih mengkonsumsi makanan yang bergizi, status
disebabkan oleh perdarahan yaitu 30% dari gizi ibu pada saat remaja menjadi faktor resiko
jumlah kematian ibu setiap tahunnya(Silawati, terjadinya KEK.
2019). Upaya untuk meningkatkan gizi ibu
Ibu Hamil KEKadalah ibu hamil hamil yaitu denganPMT bagi ibu hamil
denganhasil pengukuran Lingkar Lengan sehingga kebutuhan gizi ibu selamakehamilan
Atas(LiLA) lebih kecil dari 23,5 cm. Kurang terpenuhi dan diharapkan ibu akan melahirkan
Energi Kronis merupakan keadaaan dimana ibu bayi yang tidak BBLR (Zulaidah, 2014).
penderita kekuarangan makanan yang Makanan Tambahan (MT) Ibu Hamiladalah
berlangsung menahun (kronis) yang suplementasi gizi berupa biskuitlapis yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan dibuat dengan formulasi khususdan difortifikasi
pada ibu. Masa kehamilan merupakan periode dengan vitamin dan mineralyang diberikan
penting pada 1000 hari pertama kehidupan kepada ibu hamil, danprioritas dengan kategori
sehingga memerlukan perhatian khusus. Ibu Kurang EnergiKronis (KEK) untuk mencukupi
hamil merupakan salah satu kelompok rawan kebutuhangizi(Kemenkes RI, 2019).Pemberian
gizi. Asupan energi dan protein yang tidak makanan tambahan khususnya bagi kelompok
mencukupi pada ibu hamil dapat menyebabkan rawan merupakan salah satu strategi
Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil dengan suplementasi dalam mengatasi masalah gizi.
KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir Bentuk makanan tambahan untuk ibu hamil
rendah (BBLR) juga dapat menjadi penyebab KEK menurut Peraturan Menteri Kesehatan
tidak langsung kematian ibu serta berdampak Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk
pada meningkatnya prevalensi stunting di Suplementasi Gizi adalah biskuit yang
Indonesia(Kemenkes RI, 2018). Untuk mengandung protein, asam linoleat,
mengeahui kualitas dari bayi yang baru lahir, karbohidrat, dan diperkaya dengan 11 vitamin
berat badan bayi ketika dilahirkan sangatlah dan 7 mineral(Kemenkes RI, 2018).
penting(Putri, 2019). Kekurangan gizi pada Dari penuturan pemegang program PMT
masa kehamilan juga dikaitkan dengan risiko di di Puskesmas Karanganyar yaitu bidan di
terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, bidang KIA, dalam pelaksanaan program
yaitu kegemukan, penyakit jantung dan pemberian makanan tambahan di Puskesmas
pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes. Karanganyar masih ditemukan permasalahan
Dari hasil wawancara disebutkan, seperti program tersebut belum terlaksana sesuai
pevalensi ibu hamil KEK di Kota Semarang prosedur dikarenakan droping PMT dari pusat
pada tahun 2018 (5,66%) mengalami penurunan tidak dapat dipastian kapan datangnya dan
dari tahun 2016 (6,89%). Target Renstra Kota mengakibatkan stok di puskesmas menjadi tidak
Semarang (<5,3%).Berdasarkan lapoaran menentu juga. Petugas tidak dapat memastikan
prevalensi ibu hamil KEK di Puskesmas pada apakah PMT tersebut dikonsumsi oleh ibu

813
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

hamil yang mengalami KEK atau tidak. Biskuit mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
yang diberikan tidak dikonsumsi seluruhnya terperinci, mempunyai pengambilan data yang
karena ibu hamil KEK tidak menyukai rasa mendalam dan menyertakan berbagai sumber
biskuit. informasi. Metode penelitian yang digunakan
Permasalahan tersebut dapat adalah wawancara mendalam (indepth interview).
menghambat pelaksanaan program pemberian Tempat dilaksanakan penelitian berada di
makanan tambahan dalam mencapai tujuan wilayah kerja Puskesmas Karanganyar Kota
yang telah ditentukan. Untuk mengetahui Semarang. Waktu yang digunakan dalam
pelaksanaan program pemberian makanan penelitian ini, yaitu dari penyusunan proposal
tambahan di Puskesmas Karanganyar apakah sampai dengan penyusunan laporan penelitian
sudah berjalan sesuai dengan pedoman yang yaitu dari bulan Mei sampai dengan bulan
ditetapkan maka perlu dilakukan evaluasi. Desember 2019.
Evaluasi ditujukan untuk melihat sebagian Sumber data yang digunakan dalam
kegagalan suatu kebijakan dan untuk penelitian ini diperoleh dari data primer dan
mengetahui apakah kebijakan yang telah data sekunder yang selanjutnya akan diolah
dirumuskan dan dilaksanakan dapat menjadi informasi sesuai yang dibutuhkan. Data
menghasilkan dampak yang diinginkan. Dalam primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
hal ini evaluasi program PMT diukur wawancara langsung secara mendalam kepada
berdasarkan pendekatan sistem berupa input pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program
(Sumber Daya Manusia/SDM, sumber dana, pemberian makanan tambahan (PMT) di
sarana dan prasarana, sasaran, bentuk Puskesmas Karanganyar Kota Semarang.
pelayanan, dan material/PMT), proses Penentuan informan dilakukan dengan
(perencanaan/persiapan, pelaksanaan, menggunakan teknik purposive sampling. Cara
pemantauan, penctatan/pelaporan) dan output pemilihan informan pada penelitian ini tidak
(Peningkatan status gizi ibu hamil KEK) dan diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan
dampak dari keberhasilan program ini adalah asaskesesuaian dan kecukupan. Kriteria untuk
penurunan stunting dan BBLR pada bayi. informan utama antara lain: Pelaksana program
Penelitian ini bertujuan untuk dalam program PMT ibu hamil KEK di
mengetahui evaluasi program pemberian Puskesmas Karanganyar, telah bekerja minimal
makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil satu tahun di Puskesmas Karanganyar, serta
KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar bersedia menjadi informan.Informan utama
Semarang. Perbedaan penelitian ini dengan dalam penelitian ini adalah:Kepala Puskesmas
penelitian yang lain adalah penelitian ini Karanganyar, Pemegang program PMT di
membahas bukan hanya pada satu aspek saja, Puskesmas Karaganyar yaitu bidan yang ada di
melainkan membahas secara menyeluruh Puskesmas Karanganyar, Nutrisionis di
berbagai aspek berdasarkan pendekatan sistem Puskesmas Karnganyar, Gasurkes di Puskesmas
baik dari segi input, proses serta outputnya. Karanganyar, Kepala Seksi Pemberdayaan
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat Masyarakat dan Gizi Dinas Kesehatan Kota
memberi masukan kepada pihak Puskesmas Seamarang. Informan triangulasi dalam
Karanganyar pada khususnya dan untuk penelitian ini adalah Ibu Hamil KEK yang
lembaga kesehatan lain maupun masyarakat menerima PMT. Data sekunder dalam
pada umumnya mengenai program PMT pada penelitian ini adalah literatur-literatur yang
ibu hamil yang mengalami KEK. relevan, buku-buku, atau data yang terkait
dengan topik penelitian seperti, data yang
METODE diperoleh dari Puskesmas Karanganyar Kota
Penelitian ini merupakan penelitian Semarang berupa jumlah bayi BBLR dan ibu
deskriptif. Desain penelitian yang digunakan hamil KEK, serta data geografis wilayah kerja
adalah studi kasus yaitu studi yang Puskesmas Karanganyar Kota Semarang.

814
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

Teknik pengambilan data primer pada Upaya untuk meningkatkan gizi ibu
penelitian ini adalah wawancara mendalam hamil yaitu dengan PMT bagi ibu hamil
(indepht interview). Sementara teknik sehingga kebutuhan gizi ibu selama kehamilan
pengambilan data sekunder penelitian ini ialah terpenuhi dan diharapkan ibu akan melahirkan
dengan studi literatur. Teknik analisis data bayi yang tidak BBLR(Zulaidah, 2014).
berupa: 1) Reduksi data, merupakan proses Program PMT pada Ibu Hamil KEK bertujuan
merangkum, memilih hal-hal untuk meningkatkan status gizi ibu hamil gizi
yangpokokdigunakan untuk menghasilkan kurang terutama dari keluarga miskin. Hal ini
hipotesis mengenai komposisi dari hasil sejalan dengan salah satu ketetapan Kemenkes
lapangan. Sehingga memberikan gambaran data RI mengenai acuan strategi penanggulangan
yang lebih jelas dan mempermudah untuk masalah gizi makro khususnya pada ibu hamil
melakukan pengambilan data selanjutnya; 2) dengan melakukan subsidi langsung berupa
Penyajian data, penyajian data yang digunakan PMT-P(Pastuty, 2018). PMT pada ibu hamil
adalah dengan teksyang bersifat naratifuntuk merupakan bentuksuplementasi gizi berupa
memudahkan memahami apa yang terjadi dan biskuit lapis yangdibuat dengan formulasi
merencanakan kerja selanjutnya; 3) Penarikan khusus dandifortifikasi dengan vitamin dan
kesimpulan dan verifikasi data, kesimpulan mineralyang diberikan kepada ibu hamil
awal yang dikemukakan masih bersifat dengankategori KEK untuk mencukupi
sementara, dan akanberubah bila tidak kebutuhangizi. Makanan tambahan ibu hamil
ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung inimengandung energi 270 kkal, 6 gram protein,
pada tahappengumpulan berikutnya. minimum 12 gram lemak. Makanan tambahan
ibu hamil diperkaya dengan 11 macam vitamin
HASIL DAN PEMBAHASAN (A, D, E, B1, B2, B3, B5, B6,B12, C, Asam
Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium,
Tercapainya kualitas hidup yang baik Natrium, Seng, Iodium,Fosfor, Selenium).
bagi keluarga sangat ditentukan oleh kesehatan Masa kedaluwarsa/waktu antara selesai
ibu dan anak (Silawati, 2019).Berdasarkan data diproduksi sampai batas akhirmasih layak
pemeriksaan kesehatan oleh bidan/kader dikonsumsi dari produkmakanan tambahan
posyandu, banyak ibu hamil yang terdeteksi yaitu 24 bulan. Setiap 3(tiga) biskuit lapis
mengalami masalah gizi terutama Anemia dan dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat
KEK tetapi masih kurang kesadaran untuk 60 gram). Setiap 7 (tujuh) kemasan primer
melakukan pemeriksaan/konsultasi gizi dikemas dalam 1(satu) kotak kemasan sekunder
lanjutan ke Puskesmas. Sehingga masalah gizi (berat 420 gram). Setiap 4 (empat) kemasan
tersebut baru akan terdeteksi ketika telah terjadi sekunderdikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier
masalah yang lebih serius(Mangalik, 2019). (Kemenkes RI, 2019).
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik Kegiatan evaluasi bertujuan untuk
(KEK) menggambarkan risiko yang menilai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
akandialami ibu hamil dan bayinya dalam masa sesuai tujuan yang diharapkan dan mengkaji
kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. masalahmasalah yang ada untuk perbaikan
Target presentase ibu hamil Kurang Energi program selanjutnya. Evaluasi yang perlu
Kronis (KEK) Indonesia pada tahun 2018 dilakukan mencakup aspek pengelolaan
adalah 19,7% dan tahun 2019 adalah 18,2%. makanan tambahan untuk dapat menjawab
KEK dapat menyebabkan perdarahan pada ibu apakah kegiatan pemberian MT telah berjalan
hamil pada saat hamil dan bersalin, sedangkan dengan baik dan dapat meningkatkan status gizi
penyebab kematian ibu tertinggi masih sasaran sesuai yang diharapkan. Evaluasi
disebabkan oleh perdarahan yaitu 30% dari didasarkan pada hasil monitoring yang telah
jumlah kematian ibu setiap tahunnya(Silawati, dilakukan secara berkala. Evaluasi dilaksanakan
2019). secara berjenjang dengan mempertimbangkan

815
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

ketersediaan sumberdaya yang ada di masing- Operasional Kesehatan (BOK)(Prawita,


masing tingkat administrasi. Hasil dari kegiatan 2017).Anggaran yang digunakan oleh
evaluasi ini digunakan sebagai bahan Puskesmas Karanganyar untuk program PMT
perencanaan kegiatan pada pelaksanaan ibu hamil KEK sudah sesuai dengan Juknis
pemberian makanan tambahan pada tahun PMT dari Kemenkes. Tetapi Dinas Kesehatan
berikutnya (Kemenkes RI, 2019). dan Puskesmas mereka tidak menyediakan
Evaluasi program dalam bidang input danalain selain produk siap makan berupa
diawali dengan sumber daya manusia. Sumber biscuit untuk program ini, karena sudah di
daya manusia akan sangat menentukan suatu droping dari pusat langsung. Apabila terjadi
keberhasilan program dengan esksistensi sumber kekosongan stok, Puskesmas tidak
daya manusia yang berkualitas dan sangat menganggarkan untuk membeli produk,
memadai, agar mereka bisa tanggap dalam melainkan hanya melakukan penyuluhan dan
melaksanakan suatu pekerjaan.Berdasarkan konseling sebagai penggantinya. Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh melalui hasil penelitian yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan petugas gizi Puskesmas wawancara, pendistribusian PMT tidak
Karananyar, Kepala Puskesmas dan Bidan, menentu waktunya, bahkan sampai bulan
bahwa Sumber Daya Manusia yang terlibat oktober tahun 2019 belum ada droping dari
dalam program PMT Ibu Hamil di Puskesmas pusat. Sehingga PMT tersebut tidak dapat
Karanganyaradalah petugas gizi dari Puskesmas diberikan kepada Ibu Hamil KEK yang
Karanganyar, bidan dan petugas KIA, serta membutuhkan.
Gasurkes yang bertugas di Puskesmas Sarana dan prasarana merupakan alat
Karanganyar. SDM untuk pendistribusian PMT penunjang untuk mencapai tujuan dari suatu
sudah sesuai dengan kapasitas petugas tetapi program. Untuk menjalankan tugas, tingkat
untuk pemantauan pemanfaatan PMT, kualitas hasilnya sangat ditentukan oleh sarana
puskesmas tidak mempunyai kader atau petugas dan prasarana. Alat kerja yang canggih disertai
khusus. Hal tersebut tidak sesuai dengan pedoman dan pelatihan penggunaannnya secara
ketentuan dari Juknis PMT dari Kementrian lengkap dan sempurna akan berpengaruh
Kesehatan yang menyatakan harus ada petugas terhadap produktifitas dan kualitas kerja yang
khusus atau kader untuk memantau optimal Sarana dan prasaran kesehatan meliputi
pengkonsumsian atau pemanfaatan PMT. seberapa banyak fasilitas-fasilitas kesehatan,
Dalam pemantauan pemanfaatan PMT, bidan konseling maupun pusat-pusat informasi bagi
dan Gasurkes hanya bertanya pada ibu hamil individu masyarakat.Berdasarkan pernyataan
KEK apakah biskuit dikonsumsi atau tidak. dari wawancara mendalam dengan narasumber
Anggaran adalah ungkapan keuangan tentang sarana dan prasarana, ketersediaan
dari program kerja untuk mencapai sasaran sarana dan prasarana di Puskesmas
dalam jangka waktu yang telah ditentukan Karanganyar dapat dipenuhi baik dari jenis
dapat juga diartikan suatu rencana yang disusun maupun jumlahnya. Sarana yang tersedia untuk
secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan menunjang kegiatan program PMT Ibu Hamil
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit seperti timbangan injak manual, pita ukur, meja
(kesatuan) moneter serta berlaku untuk jangka dan kursi, ANC, kelas ibu hamil, konseling dan
waktu (periode) tertentu yang akan datang. Juknis pelaksanaan program PMT. Dalam
Anggaran dana untuk program PMT Ibu Hamil pelaksanaan program PMT, Puskesmas
KEK berasal dari APBN, APBD, dan Karaganyar mempunyai juknis yang ada dan di
Perusahaan Swasta. Akan tetapi anggaran ini buat oleh pihak Puskesmas Karanganyar
sudah berupa produk yaitu biskuit siap makan sendiri.
yang di droping langsung dari pusat, dari Sasaran program pemberian
Kementrian Kesehatan. Pemberian Makanan makanantambahan ditujukan bagi ibu hamil
Tambahan (PMT) dibiayai dari dana Bantuan yangterdeteksi memiliki lingkar lengan

816
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

atas(LILA) < 23,5 cm dan diprioritaskan bagi kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan
ibudengan kondisi ekonomi yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan,
keluargarendah/kurang mampu(Mangalik, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta
2019).Sasaran program Pemberian Makanan kebijakan pemerintah daerah setempat. Salah
Tambahan ibu hamil KEK di Wilayah Kerja satu contoh pelayanan kesehatan adalah
Puskesmas Karanganyar adalah semua ibu pelayanan antenatal (Nisa, 2018).Bentuk
hamil yang mengalami KEK berdasarkan pelayanan dari Program PMT Ibu Hamil KEK
ukuran LILA<23,5 cm dan ibu hamil yang di Puskesmas Karanganyar yaitu pemberian
mengalami anemia.Hal ini berdasarkan PMT secara langsung kepada ibu hamil yang
ketentuan dari Juknis PMT yang dibuat oleh KEK serta pemeriksaan secara rutin pada
Puskesmas Karanganyar. Dalam suatu Antenatal Care (ANC), kelas ibu hamil,
penelitian menyatakan bahwa permasalahan penyuluhan, dan konseling.Hal tersebut sesuai
gizi pada ibu hamil tidak hanya KEK saja, ibu dengan penelitian Nisa pada tahun 2018 yang
hamil dengan anemia juga harus diperhatian menjelaskan bahwa pelayanan gizi pada ibu
gizinya karena ibu yang pada saat hamil hamil juga terintegrasi di dalam pelayanan
mengalami anemia, berisiko untuk melahirkan antenatal terpadu. Setiap ibu hamil mempunyai
bayi dengan BBLR. Ada interaksi antara status risiko mengalami masalah gizi terutama KEK,
anemia dengan pengaruh PMT terhadap berat hal tersebut yang mengharuskan semua ibu
lahir bayi. Hal ini menunjukan bahwa untuk ibu hamil menerima pelayanan antenatal yang
hamil yang mengalami anemia perlu komprehensif dan terpadu. Tujuan pelayanan
peningkatan PMT sehingga bayi yang antenatal terpadu salah satunya adalah
dilahirkan lebih besar berat lahirnya(Zulaidah, pengobatan dan penanganan gizi yang tepat
2014). terhadap gangguan kesehatan ibu hamil
Biasanya ukuran LILAakan diketahui termasuk masalah gizi terutama KEK.Ibu hamil
saat pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh ibu yang mengalami keluhan atau komplikasi saat
hamil. Ibu hamil dengan LILA<23,5 cm akan hamil maka mereka akan lebih waspada dan
didata dan diberi PMT apabila stok PMT masih lebih cermat dalam menjalani setiap proses
ada. Apabila stok PMT habis, maka akan diberi kehamiannya(Nisa, 2018).
penyuluhan dan konseling serta pengukuran Pemberian makanan tambahan atau
rutin perbulan. Hal tersebut sesuai dengan suplementasi gizi khususnya bagi ibu hamil dan
Juknis PMT tahun 2019 yang mmenjelaskan anak merupakan salah satu strategi peningkatan
bahwa pada ibu hamil KEK yang memiliki akses pangan bergizi untuk pemenuhan
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm kebutuhan anak dan ibu hamil dalam mengatasi
diberikanMT disertai konseling yang bertujuan masalah gizi. Karena berdasarkan data Survei
untukmeningkatkan status gizi ibu.Dengan Diet Total (SDT) tahun 2014 menunjukan
adanya penyuluhan dan konseling, diharapkan masih kurangnya konsumsi harian ibu hamil
pengetahuan ibu tentang gizi bertamah. dan anak dari kebutuhannya berdasarkan angka
Pengetahuan ibu yang baik kemungkinan kecukupan gizi.Pemberian MT pada ibu hamil
disebabkan ibu telah mendapatkan informasi dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi ibu
tentang gizi ibu hamil dari tenaga kesehatan selama kehamilan dengan tetap mengkonsumi
selama memeriksakan kehamilannya. Ibu yang makanan keluarga sesuai gizi seimbang.
berpengetahuan baik berdampak pada Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi
pemenuhan makanan ibu yang sesuai dengan dengan pelayanan Antenatal Care (ANC). Pada
kebutuhan gizi ibu selama kehamilan(Amirudin, ibu hamil KEK yang memiliki Lingkar Lengan
2011). Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm diberikan MT
Puskesmas sebagai unit pelayanan disertai konseling yang bertujuan untuk
kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam meningkatkan status gizi ibu. Jangka waktu
sistem pelayanan kesehatan, melakukan upaya pemberian MT pada ibu hamil KEK dapat lebih

817
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

dari 1 bulan. Ibu hamil harus menghabiskan MT program. Proses program PMT-P pada Ibu
yang diterima dan melakukan kunjungan ANC Hamil KEK dimulai dari perencanaan hingga
termasuk melakukan pemantauan pertambahan penilaian. Pada perencanaan diperlukan
berat badan sesuai standar kenaikan berat badan penetapan target/sasaran yang spesifik serta
ibu hamil dan atau LiLA.Pada kehamilan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga akan
trimester I diberikan 2 keping biskuit lapis per terbentuk format pelaksanaan program, cara
hari. Pada kehamilan trimester II dan III pengawasaan, sampai metode penilaian dari
diberikan 3 keping biskuit lapis per hari. Tiap program tersebut (Pastuty, 2018).
bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit Dari hasil wawancara dengan pihak
lapis (60 gram) (Kemenkes RI, 2019). Dinas Kesehatan dan Puskesmas Karanganyar,
Menurut asumsi peneliti dalam penelitian perencanaan program PMT Ibu Hamil di
yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Karanganyar dimulai dari sasaran
Curug Kabupaten Tangerang Tahun 2018, jumlah penduduk yang nanti menjadi target ibu
kenaikan berat badan pada ibu hamil KEK hamilnya dalam setahun berapa, jadi awal
sangat berpengaruh terhadap kenaikan LILA tahun nanti ditetapkan ibu hamil sekian bayi
sehingga status gizi ibu hamil dapat meningkat, baru lahir sekian, itu sebagai dasar
pemberain PMT pada ibu hamil KEK terutama perencananya lalu data tersebut dikirim ke dinas
pada trimester awal sangat penting dimana ibu dan pusat. Setelah data tersebut dikirim,
dan janin sangat membutuhkan nilai gizi lebih KEMENKES yang akan menentukan besaran
untuk kesehatan ibu dan bayi, dimana pada jumlah PMT yang akan diterima. Untuk
trimester awal pola makan ibu sangat menurun perencanaannya Puskesmas Karanganyar sudah
dikarenakan mual muntah sesuai dengan Juknis PMT dari Kemenkes yang
karenakehamilan(Silawati, 2019).Peningkatan menyatakan bahwa dalam hal perencanaan,
kebutuhan energi pada trimester I-III sebesar volume pengadaan MT balita dan ibu hamil
180-300 kkal per hari, protein 20 g per hari, ditetapkan menggunakan prevalensi ibu hamil
lemak 6-10 g per hari, karbohidrat 25-40 g per KEK yang bersumber dari data nasional.
hari(Nugrahini, 2014). Setelah persiapan program pemberian
Di Puskesmas Karanganyar apabila makanan tambahan telah selesai dibuat maka
terjadi kekosongan stok PMT, maka akan ada tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program.
penyuluhan, kelas ibu hamil dan konseling. Hal Pelaksanaan program dapat berjalan dan
tersebut dilakukan untuk memberi edukasi pada berhasil apabila ada persiapan yang baik.
ibu hamil KEK untuk tetap mengkonsumsi Pelaksanaan program pemberian makanan
makanan yang bergizi seimbang dan sebagai tambahan terdiri dari pendistribusian dan
bentuk penaggulangan masalah kehabisan stok konseling. Tujuan pelaksanaan program PMT
PMT yang terjadi di Puskesmas. Menurut adalah untuk memperbaiki status gizi dan
Prawita(2017),ibu yang telah diberikan kesehatan guna mengurangi kerentanan
konseling kesadaran gizi serta melakukan terhadap berbagai penyakit yang menyerang ibu
pemeriksaan rutin antenatal dapat hamil dan balita. Hal-hal yang perlu
meningkatkan perbaikan status gizi. Hal ini diperhatikan dalam melakukan proses yaitu
didukung oleh penelitian di Cina, bahwa menilai perencanaan program untuk
kepatuhan setidaknya untuk beberapa nutrisi mengetahui target sasaran dari program PMT,
yang direkomendasikan, dengan penekanan pelaksanan program serta pengawasaan
khusus pada pendidikan mengenai gizi dapat program apakah telah mencapai target yang
mengurangi kesenjangan status gizi yang terjadi. ditetapkan, serta mengidentifikasi kendala dan
Hal ini menunjukkan konseling dan penyuluhan masalah yang dihadapi dan
juga penting bagi ibu hamil KEK (Gao, 2013). pemecahannya(Pastuty, 2018).
Pada proses PMT pada Ibu hamil KEK Pendistribusian paket makanan tambahan
semua komponen mempengaruhi efektivitas pemulihan merupakan proses pemberian paket

818
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

makanan tambahan ke ibu hamil KEK. PMT melakukan pengecekan ke lapangan.


tersebut diberikan langsung kepada ibu hamil Selanjutnya, pemantauan dari Dinas Kesehatan
KEK yang datang ke puskesmas. Dalam Kota Semarang juga dilakukan dengan melihat
pelaksanaannya, droping PMT dari pusat tidak laporan setiap bulan, selain itu juga melakukan
menentu turunnya, dan jumlahnya telah di kunjungan ke puskesmas yang dilakukan pada
tentukan oleh pusat. Dalam penditribusiannya, tiga sampai enam bulan sekali (Kemenkes RI,
setelah Dinkes menerima dari pusat, maka 2019).
langsung di distribusikan ke masing-masing Pemantauan di Puskesmas Karanganyar
puskesmas. Apabila masih ada stok lebih, maka belum sesuai dengan Juknis PMT dari
akan di taruh di rumah gizi. Setelah diberikan Kemenkes karena pemantauan hanya dapat
PMT ibu hamil KEK juga diberikan edukasi dilakukan pada tahap distribusi saja, yaitu dari
tentang gizi. Setelah konseling diharapkan pusat ke puskesmas dan dari puskesmas ke ibu
individu dan keluarga mampu mengambil hamil KEK saja. Sedangkan untuk pemantauan
langkah-langkah untuk mengatasi masalahnya. pemanfaatanya baik dari pihak Dinkes maupun
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Puskesmas belum dapat melaksanakannya.
Mangalik pada tahun 2019 yang menjelaskan, Mereka tidak dapat memastikan apakah PMT
pendistribusian PMT dilakukan di Puskesmas tersebut dikonsumsi baik secara rutin maupuan
saat ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC tidak. Pihak puskesmas hanya menanyai apakah
terpadu, pada tahapan pemeriksaan gizi akan PMT dikonsumsi dan memberikan penyuluhan
dilakukan skrining gizi, konseling dan edukasi agar PMT benar-benar dikonsumsi. Hal ini
gizi terlebih dahulu kemudian diakhir dengan dikarenakan tidak adanya kader atau petugas
pemberian makanan tambahan. Bagi ibu hamil khusus untuk memantau pemanfaatan atau
yang terdeteksi dengan LILA < 23,5 cm tetapi pengkonsumsian PMT.
tidak bisa memeriksakan kesehatan ke Ada beberapa alasan ibu hamil KEK
Puskesmas maka tenaga pelaksana tidak menkonsumsi PMT secara rutin, dalam
gizi/pembina desa/kader akan melakukan keterangan yang didapat dari hasil wawancara,
kunjungan rumah untuk melakukan konseling rasa dari biskuit sangat mempengaruhi pola
dan edukasi gizi serta mendistribusikan pengkonsumsian PMT. Beberapa ibu hamil
makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. KEK menyebutkan rasa dari biskuit membuat
Lama waktu pemberian makanan tambahan eneg atau bosan, sehingga tidak dikonsumsi
dilaksanakan setiap 90 hari (3 bulan) sekali secara rutin. Dalam penelitian Mangalik pada
selama periode kehamilan bagi masing-masing tahun 2019 menyebutkan, menurut ibu hamil
ibu dengan jumlah pemberian 3 box (3 kemasn PMT yang diberikan rasanya terlalu manis
tersier), pemantauan berat badan dan LILA ibu sehingga mereka tidak suka konsumsi MT
hamil akan dilakukan setelah 30 hari pemberian dalam jangka waktu panjang seperti instruksi
PMT yang akan dipantau oleh pelaksana dari ahli giz/bidan/kader. Hal tersebut dapat
gizi/bidan desa/kader (Mangalik, 2019). berpengaruh pada output dari program PMT itu
Pemantauan merupakan komponen sendiri. Seperti yang di sampaikan oleh Silawati
penting dalam pengelolaan MT yang mencakup dalam penelitiannya pada tahun 2019,
distribusi MT dan pemanfaatan oleh sasaran. kesalahpahaman dalam konsumsi PMT-P
Kegiatan pemantauan merupakan proses untuk sebagai makanan utama telah disampaikan oleh
mengamati secara terus menerus pelaksanaan kader posyandu melalui kegiatan penyuluhan
kegiatan sesuai dengan pedoman atau rencana yang dilakukan pada saat pemantauan kader.
yang sudah disusun sebelumnya. Dengan Akan tetapi, kondisi penurunan BB dan tidak
dilakukan pemantauan nantinya akan diketahui adanya peningkatan BB ibu hamil pun masih
jika terjadi penyimpangan.Pemantauan yang dapat ditemukan dalam pelaksanaanPMT-P ini.
dilakukan oleh kepala Puskesmas Karanganyar Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor kurangnya
yaitu dengan melihat laporan bulanan dan

819
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

konsumsi ibu hamil karena rasa bosan dengan PPGBM entry PMT. Pada menu tersebut,
makanan serta rasa mual. keterangan menerima makanan tambahan
Pencatatan merupakan kegiatan yang melekat pada data masing-masing individu
dilakukan untuk mengetahui bagaimana seperti data penimbangan, pengukuran maupun
berjalannya program apakah dapat terlaksana pelayanan lainnya. Data sasaran balita dan ibu
dan dapat mencapai tujuan yang telah hamil penerima MT yang sudah diinput oleh
ditentukan sebelumnya. Pencatatan dapat puskesmas dapat diamati perubahan
dilakukan siapa saja yang ikut terlibat dalam pertumbuhan berat badan dan status gizi nya
pelaksanaan program atau petugas pelaksana setiap saat. Rekapitulasi dan pelaporan secara
program. Sedangkan pelaporan adalah otomatis dilakukan oleh sistem aplikasi, dan
pemberian hasil pencatatan yang telah umpan balik dapat dilakukan secara berjenjang
dilakukan oleh petugas kepada pihak yang pada waktu yang bersamaan sehingga lebih
berada diatasnya. Fungsi dari pencatatan dan efektif dan efisien (Kemenkes RI, 2019).
pelaporan adalah untuk mengetahui Di Puskesmas Karanganyar pencatatan
keberhasilan program dan sebagai bahan dan pelaporan menggunakan sistem atau online
evaluasi program. Evaluasi program akan dan juga manual. Pencatatan dimulai dari
digunakan sebagai masukan untuk pelaksanaan gasurkes, bidang gizi dan KIA. Untuk pelaporan
program yang akan datang supaya nantinya ke kepala puskesmas menggunakan laporan
program dapat berjalan lebih baik dari bulanan atau per tiga bulan. Sedangkan
sebelumnya. Pencatatan seluruh kegiatan pelaporan untuk ke Dinkes menggunakan email
distribusi makanan tambahan sampai ke sasaran dan sistem. Hal tersebut menunjukkan bahwa
yang bersumber dari Pengadaan Pusat maupun sistem pencatatan da pelaporan di Puskesmas
Pengadaan Daerah, dilakukan menggunakan Karanganyar sudah sesuai dengan Juknis PMT
formulir bantu manual yang selanjutnya diinput dari Kemenkes.
ke dalam aplikasi pencatatan dan pelaporan Status gizi merupakan indikator
elektronik sigiziterpadu yang dapat diakses kesehatan yang penting karena gizi ibu hamil
melalui alamat http: berhubungan dengan gizi bayinya. Program
//sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id (Kemenkes 1000 hari kehidupan dimulai sejak ibu hamil
RI, 2019). atau anak masih dalam kandungan. Ibu hamil
Pencatatan administrasi gudang atau Stoc rentan terhadap kesehatan gizi salah satunya
Opname MT dilakukan di Dinas Kesehatan adalah kekuranga energi kronis (KEK). Salah
Kabupaten/Kota dan Puskesmas menggunakan satu upaya peningkatan status gizi ibu hamil di
formulir stock opname makanan tambahan. wilayah kerja Puskesmas Karangannyar yaitu
Pengisian formulir pencatatan administrasi dengan mengadakan PMT ibu hamil.
gudang MT di puskesmas sama seperti di Hasil penilitian yang dilakukan
Dinkes Kabupaten/Kota. Pencatatan Puskesmas Karanganyar, pemberian makanan
administrasi gudang atau Stock Opname tambahan telah sesuai dengan prosedur apabila
selanjutnya diinput ke aplikasi sigiziterpadu stok masih ada. Tetapi untuk pemantauan
pada menu Distribusi PMT. Pada aplikasi ini dimakan atau tidak, itu belum dapat dipantau.
juga terdapat format BAST. Pencatatan Pengukuran LILA perbulan juga kadang tidak
distribusi dan konsumsi MT dilakukan pada dilakukan. Dan makanan apa saja yang
semua sasaran yang menerima MT. Pencatatan dimakan tidak diketahui oleh pihak puskesmas.
ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan Berdasarkan telaah dokumen tentang
jenis MT yang diterima dan dikonsumsi oleh cakupan pemberian makanan tambahan hanya
sasaran. Formulir Distribusi dan Konsumsi MT ada di tahun 2018. Sedangkan sampai bulan
pada sasaran dapat digunakan untuk ibu Oktober tahun 2019 belum dilakukan pemberian
hamildan balita. Formulir ini selanjutnya makanan tambahan karena stoknya belum ada,
diinput ke aplikasi sigiziterpadu pada modul e- dan tidak ada droping dari pusat.

820
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

Dari hasil wawancara dengan informan memiliki nilai p<0.01 yang berarti terdapat
pihak Dinas Kesehatan, peningkatan LiLA korelasi yang bermakna antara variabel yang
tidak dapat terjadi begitu cepat, butuh waktu diuji, sedangkan hubungan asupan energi dan
beberapa bulan. Dalam penelitian yang protein dengan status gizi normal memiliki nilai
dilakukan pada tahun 2018 menyebutkan, p>0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang
berdasarkan analisis data menunjukan bermakna antara variabel yang diuji.
perbandingan ukuran LILA sebelum PMT-P Kemungkinan penyebab yang lainnya adalah
pada ibu hamil dan setelah PMT-P diberikan sebagian besar porsi makan ibu hamil tetap.
selama 90 hari, menunjukan tidak ada ukuran Hasil wawancara mengungkapkan bahwa porsi
LILA ibu hamil yang berkurang setelah PMT-P. makan ibu hamil KEK masih sama dengan
Sebanyak 103 ibu hamil mengalami ketika sebelum hamil. Kebutuhan gizi ibu
pertambahan ukuran LiLA setelah PMT-P dan selama hamil meningkat, apalagi dibarengi
6 ibu hamil dengan tidak ada penambahan dengan keadaan KEK maka kebutuhan gizinya
ukuran LILA. Hasil Uji Wilcoxon menunjukan akan semakin banyak. Bila keadaaan ini tidak
nilai significancy 0,001 (p<0,05) dengan diimbangi dengan asupan makan yang banyak
demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan maka kondisi KEK pada ibu tidak akan teratasi.
yang bermakna ukuran LILA sebelum PMT dan Pola konsumsi makan ibuhamil juga kurang
setelah PMT pada Ibu Hamil KEK. Sebagian bervariasi sehingga mempengaruhikecukupan
kecil ibu hamil yang mendapatkan PMT tidak gizi yang dibutuhkanselama kehamilan,
mengalami perubahan pada ukuran LiLA demikian juga dengan asupan
selama mendapatkan PMT, hal ini makanannya(Nugrahini, 2014).
kemungkinan dikarenakan ibu yang tidak rutin Sedangkan menurut penelitian yang telah
mengkonsumsi makanan tambahan, ataupun di lakukan, ibu yang mengkonsumsi PMT lebih
asupan gizi pokok baik kuantitas maupun dari tiga bulan mengakibatkan bayi tumbuh
kualitas masih belum memenuhi standar asupan terlalu besar. Untuk saat ini lebih dipentingkan
gizi seimbang, ataupun faktor karakteristik ibu untuk perkembangan bayinya, jadi walaupn
berdasarkan usia serta gaya hidup ibu yang LILA nya ibu kecil, tapi kalau janinnya sudah
tidak sehat(Pastuty, 2018). sesuai berat dan sehatnya maka itu juga dapat
Hasil wawancara yang dilakukan menjadi acuan. Serta kelahiran bayi yang
diketahui bahwa terdapat faktor-faktor lain yang normal atau tidak terjadi BBLR pada ibu hamil
mempengaruhi perubahan status gizi ibu hamil yang KEK juga dapat dijadikan penigkatan
yaitu faktor pola makan, konsumsi makanan, status gizi ibu. Hal tersebut sejlan dengan
status ekonomi, status kesehatan dan faktor penelitian pada tahun 2018 yang menyebutkan,
internal yang meliputi pengetahuan dan beban output dari program PMT dilihat berdasarkan
kerja. Pola makan dan konsumsi makanan ibu pertambahan kenaikan berat badan ibu atau
selama hamil yang kurang baik serta kurangnya perubahan masa ini janin akan tumbuh dengan
keragaman konsumsi pangan, dapat sangat cepat dan terjadi penimbunan
mengakibatkan kebutuhan energi selama hamil lemak(Pastuty, 2018).
tidak tercukupi. Variasi makanan dan pemilihan Rerata berat lahir bayi pada kelompok
bahan pangan juga kurang diperhatikan oleh ibu perlakuan adalah 3.248 g dan pada kelompok
hamil karena berhubungan dengan daya beli. control adalah 2.974 g. Berdasarkan hasil
Ketersediaan bahan pangan di pasar juga tersebut diketahui bahwa rerata berat lahir bayi
mempengaruhi variasi makanan.Pola konsumsi pada kelompok perlakuan lebih tinggi
makan ibu hamil juga kurang bervariasi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan
sehingga mempengaruhi kecukupan gizi yang selisih atau beda rata-rata antara dua kelompok
dibutuhkan selama kehamilan, demikian juga sebesar 274 g (p=0,0002; 95%CI:131-416) yang
dengan asupan makanannya. Hubungan asupan berarti secara statistic ada pengaruh PMT
energi dan protein dengan status gizi tetap KEK terhadap berat lahir bayi. Hasil penelitian ini

821
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

menjawab hipotesis penelitian yaitu rerata berat Hamil, tapi kenyataanya untuk meningkatkan
lahir bayi pada kelompok yang diberi makanan ukuran LiLA butuh waktu yang tidak sebentar,
tambahan (kelompok PMT) lebih tinggi banyak ibu hamil KEK susah naik LiLAnya.
dibandingkan rerata berat lahir bayi pada Untuk output lain dapat dilihat dari kelahiran
kelompok yang tidak diberi makanan tambahan bayinya, apakah BBLR atau tidak. Di
(kontrol) (Zulaidah, 2014). Puskesmas Karangayar Ibu hamil yang
Berdasarkan hasil wawaancara dan mempunyai riwayat KEK tetapi menerima
penelitian, di Puskesmas Karanganyar sendiri, PMT banyak yang bayinya tidak BBLR.
ibu hamil yang KEK tidak tercatat bayinya Kelemahan dari penelitian ini adalah
BBLR. Hal tersebut dapat menjadi penanda berfokus pada Program PMT ibu hamil KEK,
peningkatan status gizi ibu hamil. terdapat beberapa faktor yang mungkin
berpengaruh pada status gizi ibu hamil KEK
PENUTUP tidak diteliti pada penelitian ini. Saran untuk
peneliti selanjutnya untuk menggunakan desain
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh dan metode yang berbeda serta dapat meneliti
kesimpulan bahwa:Input, sumber daya manusia variabel lain yang mungkin mempengaruhi
yang ada di Puskesmas Karanganyar masih status gizi ibu hamil agar dapat menghasilkan
kuranng terutama untuk kader/ petugas hasil yang lebih detail.
pemantauan pemanfaatan PMT ibu hamil KEK.
Dana pada program PMT Ibu Hamil hanya DAFTAR PUSTAKA
berupa PMT yang di dapat dari Dinkes atau
langsung dari pusat yang sudah berupa biscuit Amirudin, Z., Wijanarko, B., & Ineke, M. K. 2011.
siap makan. Sarana dan prasarana pada Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil di
program PMT Ibu Hamil di Puskesmas Kota Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan
Karanganyar dinilai sudah cukup. Sasarannya Indonesia Romosi, 6(2): 169–176.
mengikuti Juknis Puskesmas. Bentuk Gao, H., Stiller, C. K., Scherbaum, V., Biesalski, H.
pelayanannya berupa pemberian PMT, ANC, K., Wang, Q., Hormann, E., & Bellows, A. C.
2013. Dietary intake and food habits of
kelas ibu hamil, dan konseling. PMT nya berupa
pregnant women residing in urban and rural
biskuit lapis dan rasa manis dibungkus dalam
areas of Deyang city, Sichuan Province,
kemasan alumunium foil. Proses, China. Nutrients, 5(8): 2933–2954.
perencanaannya dimulai dari prevalensi ibu Kemenkes RI. 2018. PROFIL KESEHATAN
hamil KEK yang bersumber dari data nasional INDONESIA TAHUN 2017.Jakarta:
yang dikirim oleh puskesmas. Pelaksanaanya Kementrian Kesehatan RI.
dilapangan, waktu droping tidak menentu, Kemenkes RI. 2019. Petunjuk Teknis Pemberian
bahkan hampir setahun belum ada droping dari Makanan Tambahan (balita-ibu hamil-anak
pusat. Pemantauan dilakukan setiap sebulan sekolah). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Mangalik, G., Koritelua, R. T., Amah, M. W.,
sekali di puskesmas dan tiga bulan sekali dari
Junezar, R., Kbarek, O. P. I., & Widi, R.
Dinas Kesehatan Kota Semarang dan hanya
2019. PROGRAM PEMBERIAN
pemantauan ditribusi saja, pemantauan MAKANAN TAMBAHAN:STUDI KASUS
pemanfaatan belum dilakukan. Pencatatan dan PADA IBU HAMIL DENGAN KURANG
pelaporannya menggunkan manual dan online. ENERGI KRONIS DI PUSKESMAS
Untuk yang online menggunakan email atau CEBONGAN SALATIGA. Jurnal Ilmu
aplikasi yang langsung terhubung dengan pusat. Keperawatan Dan Kebidanan, 10(1): 111–115.
Output, pemberin PMT hanya dapat dipantau Nisa, L. S., Sandra, C., & Utami, S. 2018.
sampai pendistribusian kepada ibu hamil KEK, PENYEBAB KEJADIAN KEKURANGAN
ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL
tetapi untuk pemantauan penkonsumsian belum
RISIKO TINGGI DAN PEMANFAATAN
dilakukan. Penambahan ukuran LiLA
ANTENATAL CARE DI WILAYAH
merupakan output dari program PMT Ibu KERJA PUSKESMAS JELBUK JEMBER.

822
Laelatul, R / Program Pemberian Makanan/ HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(2): Prawita, A., Susanti, A. I., & Sari, P. 2017. Survei
136–142. Intervensi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik
Nugrahini, E. Y., Effendi, J. S., Herawati, D. M. D., (KEK) di Kecamatan Jatinangor Tahun 2015.
Idjradinata, P. S., Sutedja, E., Mose, J. C., JSK (Jurnal Sistem Kesehatan), 2(4): 186–191.
&Syukriani, Y. F. 2014. Asupan Energi dan Putri, A. W., Pratitis, A., Luthfiya, L., Wahyuni, S.,
Protein Setelah Program Pemberian Makanan & Tarmali, A. 2019. Faktor Ibu terhadap
Tambahan Pemulihan Ibu Hamil Kurang Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah. HIGEIA
Energi Kronik di. IJEMC (Journal Of Education (Journal of Public Health Research and
and Midwifery Care), 1(1): 41–48. Development), 3(1): 55–62.
Pastuty, R., KM, R., & Herawati, T. 2018. Silawati, V., & Nurpadilah. 2019. Pemberian Makanan
EFEKTIFITAS PROGRAM PEMBERIAN Tambahan dan Susu Terhadap Penambahan Berat
MAKANAN TAMBAHAN- PEMULIHAN Badan Pada Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi
PADA IBU HAMIL KURANG ENERGI Kronis) di Tangerang Tahun 2018. Jurnal Stikes
KRONIK DI KOTA PALEMBANG Siti Hajar, 1(2):79–85.
EFFECTIVENESS THE RECOVERY Zulaidah, Hana Shafiyyah Kandarina, I., & Hakimi,
PROGRAM OF FOOD SUPLEMENT M. 2014. Pengaruh pemberian makanan
TOWARDS PREGNANCY WOMEN tambahan ( PMT ) pada ibu hamil terhadap
WITH CHRONIC ENERGY DEFICIENCY berat lahir bayi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
IN PALEMBANG CITY PENDAHULUAN 11(02): 61–71.
kebut. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(3):
179–188.

823

Anda mungkin juga menyukai