Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

GAMBARAN CAKUPAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DAN INDIKATOR-


INDIKATOR KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DI JAWA BARAT

THE PERFORMANCE INDICATORS ACHIEVEMENT OF HEALTH SERVICES IN


WEST JAVA AND THE BASIC IMMUNIZATION COVERAGE

Mega Aryanti1, Samuel M. Simanjuntak2


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia E-
mail : megaaryanti72@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada


bayi dan anak dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat
zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Salah satu strategi untuk
meningkatkan pencapaian cakupan target imunisasi kepada anak di Indonesia
adalah dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas dengan sasaran utamanya adalah tersedianya sumber daya
manusia yang kompeten. Penilaian kinerja dan produktivitas di sektor publik
secara umum telah didefinisikan dengan mencakup efisiensi dan efektivitas.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelasional dengan populasi data yang mencakup pencapaian imunisasi
lengkap dan indikator kinerja pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Jawa Barat dari tahun 2008 sampai 2018. Data sekunder dianalisis dengan
menggunakan perangkat lunak STATA. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja pelayanan keseahtan
dengan cakupan imunisasi dasar balita di wilayah kerja dinas kesehatan Jawa
Barat. Kunjungan antenatal di balai pengobatan dan rumah sakit serta dana
sehat menjadi prediktor terhadap cakupan imunisasi polio, campak, hb dan
BCG. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara
sumber daya penyedia pelayanan kesehatan dengan tingkat cakupan imunisasi
dasar lengkap pada anak di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat. Diskusi: Dianjurkan melakukan kajian kualitatif kepada ibu dalam
melakukan imunisasi pada balita terkait kases pelayanan dan kunjungan
prenatal.

Kata Kunci : Pelayanan Kesehatan, Pencapaian Imunisasi Dasar

ABSTRACT JURNAL

Background: Immunization is an effort to provide immunity to infants


and children by introducing vaccines into the body so that the body
SKOLASTIK
makes anti-substances to prevent certain diseases. One of the KEPERAWATAN
strategies to increase the achievement of immunization target coverage VOL. 7, NO. 1
for children in Indonesia is by increasing public access to quality health Januari – Juni 2021
services with the main target being the availability of competent human
ISSN: 2443 – 0935
E-ISSN 2443 - 16990

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 7, No. 1 | Jan - Jun 2021 | 9


Mega
MegaAryanti,
Aryanti, Samuel
Samuel M.
M. Simanjuntak

resources. Performance and productivity appraisals in the public sector


have generally been defined to include efficiency and effectiveness.
Methods: The method used in this research is descriptive correlational
with a population of data that includes the achievement of complete
immunization and performance indicators of public health services in
the work area of West Java in 2008 to 2018. Secondary data were
analyzed using STATA software. Results: The results showed that
there was no significant relationship between the basic immunization for
children under five coverage with the the health department services
performance in the West Java health department. Antenatal visits
to medical centers and hospitals as well as health funds are predictors
of polio, measles, hb and BCG immunization coverage.Conclusion:
The results showed that there was no relationship between the
resources of health service providers and the level of complete basic
immunization coverage for children in the working area of the West
Java Provincial Health Office. Discussion: This study suggests to
conduct further qualitative assessment of the mothers perspectives in
immunizing children under five related to services accessibility and the
prenatal visits.

Keywords: Basic Immunization Coverage, Health Services

PENDAHULUAN pencapaiannya merupakan suatu tujuan


Vaksinasi menjadi salah satu faktor utama yang sangat penting.
dalam mencegah terjadinya 2,5 juta
kematian pada anak setiap tahun secara Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar
global (Black RE, Cousens S, Johnson HL, bahwa presentase anak-anak di Indonesia
Lawn JE, Rudan I, Bassani DG, et al., yang sudah mendapatkan imunisasi dasar
2010). Bahkan dengan vaksin yang tersedia lengkap pada tahun 2013 yaitu sebesar
saat ini saja, termasuk untuk penyakit 59.2%. Hasil cakupan data imunisasi
pneumokokus (penyebab pneumonia pada tersebut mengindikasikan bahwa
masa kanakkanak), rotavirus (penyebab pencapaian target cakupan imunisasi dasar
diare), dan hemofilus influenza (penyebab lengkap masih di bawah target kelurahan
pneumonia dan meningitis), tambahan 1,5 UCI yang di tetapkan yaitu minimal 80%
juta kematian anak dapat dicegah jika (Kemenkes RI, 2013). Penyebab belum
semua anak dapat dijangkau dan menerima tercapainya target cakupan imunisasi dasar
imunisasi rutin. Menurut WHO sekitar 1,5 lengkap menurut Koordinator Program
juta anak mengalami kematian tiap Imunisasi Dinas Kesehatan Aceh pada
tahunnya karena penyakit yang dapat tahun 2019 adalah adanya informasi yang
diccegah dengan imunisasi (WHO, 2010). berkembang dimasyarakat terkait kehalalan
Sedemikian pentingnya vaksin imunisasi. Pada 2018, terdapat
vaksinasi dalam kurang lebih 20 jutaan anak Indonesia tidak
memberikan harapan hidup kepada tunas mendapatkan imunisasi lengkap dan bahkan
muda bangsa maka tingkat ada anak yang tidak mendapatkan
imunisasi sama
Gambaran Cakupan Pemberian Imunisasi Dasar Dan Indikator-Indikator Kinerja Pelayanan Kesehatan di Jawa
Barat

sekali.. Situasi ini telah berdampak pada akan kesehatan, akan mengakibatkan
munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan.
penyakit yang dapat dicegah dengan Salah satu upaya mengantisipasi keadaan
imunisasi (PD3I) seperti difteri, campak, tersebut dengan menjaga kualitas
dan polio. pelayanan, sehingga perlu dilakukan upaya
terus menerus agar dapat diketahui
Imunisasi merupakan usaha memberikan kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan
kekebalan pada bayi dan anak dengan kesehatan.
memasukan vaksin ke dalam tubuh agar Semakin meningkatnya tuntutan
tubuh membuat zat anti untuk mencegah masyarakat akan kualitas pelayanan
terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah kesehatan, maka fungsi pelayanan perlu
bahan yang dipakai untuk dikaji berdasarkan
merangsang pembentukan produktivitasnya berdasarkan tujuan yang
zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh sudah dicanangkan oleh pemerintah
melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, mauoun organisasi kesehatan dunia. Selaras
Campak, dan melalui mulut seperti vaksin dengan hal tersebut, berdasarkan UU RI
polio (Alimul Hidayat, 2005). Kegiatan No. 36 Tahun 2009 pasal 1 ayat 11
imunisasi di Indonesia diselenggarakan pengertian upaya atau pelayanan kesehatan
sejak tahun 1956, kemudian pada tahun adalah ”setiap kegiatan dan atau
1977 kegiatan imunisasi diperluas serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
menjadi Program terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
Pengembangan Imunisasi (PPI). Program untuk memelihara dan meningkatkan
pengembangan imunisasi tersebut terdapat derajat kesehatan, pengobatan penyakit, dan
target cakupan imunisasi dasar lengkap yang pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan
harus dicapai, target kelurahan Universal atau masyarakat.
Child Immunization (UCI) yaitu harus
mencapai minimal 80% secara merata pada Penilaian kinerja atau produktivitas
bayi di seluruh desa/kelurahan pada tahun memungkinkan institusi pemerintah untuk
2014 (KemenKes RI, 2013). mengidentifikasi area masalah dan pada
saat tindakan korektif diambil, untuk
Beragam upaya pemerintah untuk endeteksi sejauh mana perubahan dan
meningkatkan pencapaian cakupan target perbaikan keadaan telah terjadi dan
imunisasi kepada anak di Indonesia. Salah dicapai.Produktivitas paling sering
satu strategi untuk mencapai misi Indonesia didefinisikan sebagai perbandingan antara
Sehat adalah dengan meningkatkan akses output terhadap input dalam suatu program
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan atau aktivitas.
yang berkualitas dengan sasaran utamanya
adalah tersedianya sumber daya manusia Dalam menerapkan definisi tersebut
yang kompeten di setiap desa, pelayanan dalam sektor layanan pemerintah
kesehatan di rumah sakit, puskesmas dan tertentu merupakan suatu upaya
jaringan memenuhi mutu (Saputra, 2010). yang kompleks dan sarat dengan
Meningkatnya kesadaran masyarakat kontroversi. Pengukuran produktivitas di

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 7, No. 1 | Jan - Jun 2021 | 11


sektor publik secara umum telah pembuat kebijakan di Turki. Berdasarkan
didefinisikan dengan mencakup efisiensi uraian di atas, penelitian ini ingin melihat
dan efektivitas. Efisiensi menunjukkan dan mendalami tingkat cakupan imunsasi
sejauh mana pemerintah menghasilkan berdasarkan sumberdaya pelayanan
output tertentu dengan penggunaan sumber kesehatan publik di wilayah kerja Dinas
daya sesedikit mungkin. Efektivitas Keshatan provinsi Jawa Barat. Hasil kerja
menunjukkan jumlah produk akhir, layanan ilmiah ini akan dijadikan suatu dasar
nyata kepada publik, yang disediakan oleh dalam memberikan masukan bahkan
pemerintah. Efektivitas mencakup konsep dalam merancang bangun pola pendekatan
kualitas dan tingkat layanan yang diberikan. yang diharapkan dapat meningkatkan
Tantangan dalam mengukur sebagian besar cakupan imunisasi bagi kelompok usia
sector layanan pemerintah adalah bahwa anak di dalam masyarakat.
ukuran jumlah pekerjaan yang dilakukan
belum cukup mencerminkan layanan METODE PENELITIAN
"nyata" yang disediakan kepada masyarakat Jenis penelitian yang akan digunakan dalam
(Hatry P. Harry). Namun demikian penilaian penelitian ini adalah deskriptif korelasional.
produktivitas merupakan hal yang perlu Penelitian ini merupakan penelitian
dilakukan sebagai salah satu upaya menilai terhadap data sekunder yang diperoleh di
kinerja dan pencapaian dalam peningkatan wilayah kerja pelayanan kesehatan publik
kualitas pelayanan kesehatan kepada di Jawa Barat. Pengumpulan data dari
masyarakat. penelitian ini dilakukan dari sumber yang
sudah ada yaitu data hasil pelaporan Riset
Azhar (1980) dan Tjandra Yoga Aditama kesehatan dasar pada tahun 2008 sampai
(2007) pengertian pelayanan kesehatan 2018. Sumber data sekunder pada
adalah setiap bentuk pelayanan atau penelitian ini dapat berupa dokumentasi,
program kesehatan yang ditujukan pada catatan, bukti serta laporan historis yang
perseorangan atau masyarakat dan dipublikasikan pada laman Kementrian
dilaksanakan secara perseorangan atau Kesehatan Republik Indonesia. Alat yang
secara bersama- sama dalam suatu digunakan dalam penelitian ini berupa
organisasi, dengan tujuan untuk memelihara analisa data cakupan dasar lengkap pada
ataupun meningkatkan derajat kesehatan kinerja pelayanan kesehatan yang
yang dipunyai. Andrew D Mitchell, dkk dilakukan dengan metode penelitian
(2008) melakukan penelitian yang observasi, dan studi pustaka atau
menunjukkan bahwa ada hubungan antara dokumentasi yang juga memerlukan alat
kepadatan HRH dan tingkat vaksinasi di bantu lainnya. Alat bantu atau instrument
Turki. yang dimaksud yaitu komputer, telepon
genggam, perangkat lunak statistik, pensil,
Temuan ini menunjukkan pemahaman ballpoint dan buku. Data sekunder dikelola
tentang hubungan antara HRH dan dan dianalisis dengan menggunakan
kesehatan yang akan berguna bagi perangkat lunak STATA.
Imunisasi Campak
HASIL
Berdasarkan hasil data Riskesdas 2018
(dalam Profil Kesehatan Indonesia,
Kemenkes RI) mengenai rekapitulasi
sumber daya manusia kesehatan
menurut jenis tenaga dan provinsi tahun
2018 menunjukkan bahwa Jawa Barat
memiliki jumlah seluruh tenaga
kesehatan sebanyak 92.971 dan tenaga
penunjang kesehatan sebanyak 37.372.
Maka jumlah total sumber daya
manusia kesehatan sebanyak 130.343 dan
secara keseluruhan jumlah total sumber
daya manusia di Jawa Barat termasuk
dalam urutan ke 2 terbanyak. Rasio tenaga
kesehatan dengan jumlah penduduk adalah
1:100.000. Terefleksi bahwa
distribusi sumberdaya
pelayanan kesehatan pada masyarakat di
wilayah kerja dinas kesehatan Jawa Barat
masih dalam jumlah rendah
melihat jumlah penduduk Jawa Barat yaitu
sebanyak 48.683.861, maka rasio tenaga
kesehatan dengan jumlah
penduduk adalah 1 : 373,5. Perlu
menjadi perhatian adalah data cakupan
imunisasi dasar lengkap pada anak umur
12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan
cakupan imunisasi sebesar
57,9%. Angka ini sedikit
menurun jika dibandingkan Riskesdas
2013 sebesar 59,2%.

Tabel 1. Distribusi Imunisasi


Kriteria Coefisien P>|t|
Imunisasi Polio

Kunjungan Bumil K1 -2,271897 0,002


Kunjungan Bumil K4 0,7391749 0,001

Imunisasi Polio
Rumah Sakit 4,844714 0,043

Balai Pengobatan dan -0,9414934 0,002


Klinik
Imunisasi Hb

Kunjungan Bumil K1 -1,626573 0,036


hamil pada pusat
Kunjungan Bumil K4 -1,295181 0,046
Imunisasi Campak
Dana Sehat 0,0018793 0,000
Imunisasi BCG
Dana Sehat 0,0023243 0,000

Target dari Renstra pada tahun


2018 yaitu 92%, dan pada hal ini
provinsi Jawa Barat masih
menduduki urutan ke
15. Hal ini menunjukkan provinsi
Jawa Barat masih dalam tingkat
rata-rata oleh karena masih
berdekatan dengan angka rata-rata
keseluruhannya yaitu 57,9%.
Hasil menunjukkan pencapaian
cakupan imunisasi dasar lengkap
pada anak di wilayah kerja dinas
kesehatan provinsi Jawa Barat
dalam tingkat menengah atau
rata-rata.

Tabel 1 merefleksikan hasil


analisis regresi linear sederhana
yang menganalisa hubungan
antara variabel pelayanan
kesehatan di wilayan kerja Dinas
Kesehatan Jawa Barat dengan
cakupan imunisasi pada rentang
pelaporan dari tahun 2008 hingga
2018. Hasil pada tabel tersebut
menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara
ketersediaan jumlah rumah sakit
serta balai pengobatan dengan
cakupan imunisasi polio pada anak
balita di kota Bandung dimana
nilai signifikansi rumah sakit
dengan p-value 0,043 dan balai
pengobatan dan klinik dengan p-
value 0,002.

Hasil analisis regresi tertera di


atas juga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara
kunjungan ibu hamil di berbagai
pusat pelayanan kesehatan dengan
cakupan imunisasi polio pada
anak balita di kota Bandung.
Kemudian hasil menunjukkan
terdapat hubungan yang
signifikan antara kunjungan ibu
pelayanan kesehatan dengan cakupan Sig. (2- .343
imunisasi Hb pada anak balita di kota tailed)
Bandung dengan p-value 0,036. Tabel
1 juga menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara cakupan imunisasi
campak dengan
kunjungan ibu hamil pada pusat pelayanan Berdasarkan hasil analisa data
kesehatan dengan p-value 0,046. menggunakan Uji Pearson maka didapati
bahwa secara keseluruhan tidak terdapat
Terindikasi pula bahwa terdapat hubungan korelasi antara distribusi sumber daya
yang signifikan antara ketersediaan dana pelayanan kesehatan terhadap cakupan
sehat dengan cakupan imunisasi campak imunisasi dasar lengkap pada anak di
pada anak balita di kota Bandung dengan wilayah kerja dinas kesehatan provinsi
p-value 0,000. Kemudian dapat dilihat Jawa Barat. Maka dari itu dapat
berdasarkan tabel di atas bahwa terdapat
disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha
hubungan yang signifikan antara
ditolak. Nilai α adalah 0,05, itu berarti r
ketersediaan dana sehat dengan cakupan
tabel menjadi 0.3291 yang dibulatkan jadi
imunisasi BCG pada anak balita di kota
0,330. Hasil uji korelasi pearson, r hitung
Bandung dengan p- value 0,000.
menunjukkan angka 0.168. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa r hitung < r tabel yang
Hasil data menunjukkan distribusi
artinya tidak adanya korelasi antara 2
sumberdaya pelayanan kesehatan pada
variabel tersebut.
masyarakat dalam tergolong rendah,
sedangkan hasil data dari cakupan
PEMBAHASAN
imunisasi dasar lengkap pada anak dalam
Distribusi sumberdaya pelayanan
kategori rata-rata.
kesehatan pada masyarakat di wilayah
kerja dinas kesehatan Jawa Barat rendah.
Hal yang melatarbelakangi distribusi
Tabel 2. Uji Korelasi Pearson
sumber daya pelayanan kesehatan di Jawa
Barat dapat dilihat dari jumlah fasilitas
SDM IMUNISASI
yankes sebanyak 1.779. Walaupun angka
fasilitas masih termasuk tinggi, namun
belum
SDM Pearson memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan
1 .168
Correlation jumlah penduduk di Jawa Barat. Namun,
terdapat faktor lain yang dapat
Sig. (2- mendukung distribusi sumber daya
.343
tailed) pelayanan kesehatan yang baik adalah
perencanaan dalam
N 34 34 SDM kesehatan.
IMUNISASI Pearson
Correlation .168 1 Perencanaan SDM kesehatan adalah
proses estimasi terhadap jumlah SDM
berdasarkan tempat, keterampilan dan
perilaku yang dibutuhkan untuk
Gambaran Cakupan Pemberian Imunisasi Dasar Dan Indikator-Indikator Kinerja Pelayanan Kesehatan di Jawa
Barat

memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini kesehatan yang memfasilitasi terjadinya


berarti kita memperkirakan tugas dan perilaku seseorang atau masyarakat.
keahlian seseorang serta kapan hal tersebut Kemudian, faktor yang terakhir adalah
dibutuhkan dan berapa jumlahnya (Ilyas, faktor penguat (reinforcing factors) yang
2000). Melihat pada pengertian di atas, meliputi faktor sikap dan perilaku para
perencanaan SDM puskesmas seharusnya petugas termasuk petugas kesehatan.
berdasarkan fungsi dan beban kerja Menurut Lawrence W. Green (1980),
pelayanan kesehatan yang akan dihadapi ketersediaan dan keterjangkauan sumber
di masa depan. Hal ini dimaksudkan agar daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan
fungsi puskesmas dapat berjalan dengan yang ada dan mudah dijangkau merupakan
baik, maka kompetensi SDM seharusnya salah satu faktor yang member kontribusi
sesuai dengan spesifikasi SDM yang terhadap perilaku sehat dalam mendapatkan
dibutuhkan puskesmas (Ilyas, 2004). pelayanan kesehatan.

Pencapaian cakupan imunisasi dasar Analisis data memperlihatkan bahwa tidak


lengkap pada anak di wilayah kerja dinas terdapat korelasi yang berarti di antara
kesehatan provinsi Jawa Barat masih dalam kedua variabel. Hal ini dapat
tingkat rata-rata. Hal ini dapat dilatarbelakangi oleh perbedaan nilai data
dilatarbalakangi oleh data provinsi dengan dari kedua variabel tersebut, dimana
nilai N tertimbang di bawah 50 sebanyak 16 berdasarkan Tabel. 1 distribusi sumber
dari 27 kabupaten/kota. Sedangkan, untuk daya pelayanan kesehatan dengan posisi
memenuhi nilai cakupan imunisasi dasar berada diurutan kedua, dan berdasarkan
lengkap yang baik N tertimbang harus Tabel 2 cakupan imunisasi dasar lengkap
berada di atas 50. Menurut Notoatmodjo pada anak pada posisi urutan ke 15. Hal ini
(2003) terdapat teori yang mengungkapkan bisa sada dipengaruhi oleh kesadaran
determinan perilaku berdasarkan analisis masyarakat terhadap perilaku kesehatan
dari faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, terutama dalam hal ini adalah
perilaku khususnya perilaku kesehatan. Di kesadaran dalam memenuhi cakupan
antara teori tersebut adalah teori Lawrence imunisasi dasar pada anak.
Green (1980), yang menyatakan bahwa
perilaku seseorang ditentukan oleh tiga Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku
faktor, yaitu faktor pemudah (presdiposing kesehatan (health behavior) adalah respon
factors) yang mencakup tingkat pendidikan seseorang terhadap rangsangan yang
ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, berhubungan dengan sehat-sakit, penyakit,
pendapatan keluarga, jumlah anak, dan dan faktor-faktor yang berpengaruh kepada
dukungan dari pihak keluarga. Lalu, faktor kesehatan, seperti lingkungan, makanan,
berikutnya adalah faktor pendukung minuman, dan pelayanan kesehatan.
(enabling factors) yang adalah fasilitas, Berdasarkan batasan tersebut perilaku
sarana dan prasarana atau sumber daya kesehatan dibedakan menjadi dua, yaitu
atau fasilitas yang pertama adalah perilaku sehat
(healthy behavior). Perilaku ini mencakup
perilaku terbuka dan tertutup (overt and

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 7, No. 1 | Jan - Jun 2021 | 15


covert behavior) dalam mencegah atau Mohamed OO, Mowlid AA and Kalkidan
menghindari penyakit. Lalu, perilaku
HA (2020) yang menunjukkan bahwa selain
pencarian pelayanan kesehatan (health
latar belakang pendidikan orangtua,
seeking behavior). Perilaku ini mencakup
berbagai tindakan seseorang atau besarnya keluarga, pembuat keputusan
keluarganya saat sedang terkena penyakit dalam keluarga, pelayanan informasi
untuk memperoleh tentang jadwal imunisasi, didapati bahwa
kesembuhan. pelayanan pemeriksaan kehamilan pada
fasilitas kesehatan merupakan faktor-faktor
Suatu penelitian yang dilakukan yang menentukan cakupan imunisasi pada
oleh Isna Nurul Khomariah pada balita.
tahun 2018 yang berjudul Analisis
Pelaksanaan Program Imunisasi Dasar
KESIMPULAN
Lengkap (IDL) Pada Bayi
Berdasarkan hasil analisa data dan statistik
Di Puskesmas Kota Semarang
hubungan antara sumberdaya penyedia
menyimpulkan baha ketersediaan SDM di
pelayanan kesehatan dengan tingkat
kedua Puskesmas masih kurang dan belum
cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak
sesuai dengan standar yang sudah
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi
ditentukan oleh pemerintah.
Jawa Barat dari tahun 2008-2018. maka,
Variabel kebijakan. Cakupan yang
peneliti mengambil kesimpulan sebagai
rendah masih menujukkan hasil yang belum
berikut:
optimal, hal ini dibuktikan dengan
1. Tingkat distribusi sumberdaya
keberadaan SOP yang sulit dijangkau oleh
pelayanan kesehatan pada masyarakat
bidan dikarenakan penyimpanan berkas-
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Jawa
berkas SOP yang tidak
Barat masih tergolong rendah.
terkoordinasi dengan baik.
2. Tingkat pencapaian cakupan imunisasi
dasar lengkap pada anak di wilayah
Berdasarkan analisis regresi kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
mengindikasikan bahwa kunjungan Barat dalam tingkat rata-rata.
pemeriksaan kehamilan (konsultasi 3. Tidak terdapat hubungan yang
antenatal) yang disediakan oleh balai signifikan antara sumberdaya penyedia
pengobatan dan rumah sakit serta dana sehat pelayanan kesehatan dengan tingkat
merupakan prediktor yang signifikan bagi cakupan imunisasi dasar lengkap pada
ibu dikemudian hari untuk memperoleh anak secara keseluruhan di wilayah
pelayanan imunisasi bagi anak mereka. kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Lebih lanjut data di atas juga menunjukkan Barat
4. Pemeriksaan kehamilan di balai
bahwa cakupan imunisasi polio menjadi
pengobatan dan rumah sakit, serta dana
jenis imunisasi yang lebih tinggi nilai sehat didapati menjadi penentu
cakupannya. Alasan valid yang mendasari terhadap tingkat cakupan imunisasi
hasil ini perlu dikaji lebih lanjut untuk polio, campak, hb dan BCG pada anak
melihat predictor utama dari fakta tersebut. balita di wilayah
Data ini selaras dengan penelitian
metaanalisis yang dilakukan di Etiopia oleh
Tahir YN, Alinoor MF, Omer MA,
kerja Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat.

SARAN diharapkan dapat menjadi bahan


Adapun saran-saran yang peneliti dapat masukan untuk pengembangan
berikan sebagai berikut: pemahaman pada mahasiswa
1. Bidang Pendidikan Masyarakat, keperawatan khususnya dalam bidang
diharapkan hasil penelitian ini dapat kesehatan ibu dan anak di dalam
memberikan informasi yang dapat masyarakat.
menjadi dasar dalam menetapkan 3. Bidang Penelitian Keperawatan,
strategi pelayanan antenatal yang aktif diharapkan peneliti ini akan menjadi
yang menjadi penentu dalam cakupan referensi untuk peneliti selanjutnya
seluruh jenis imunisasi bagi anak dalam melihat faktor-faktor yang
balita di masa ke depan di tanah air menjadi pencetus dalam penetapan
Indonesia. pilihan serta alasan pembentukan
2. Bidang Pendidikan Keperawatan, perilaku ibu dalam memberikan
hasil penelitian ini Imunisasi Dasar lengkap.

DAFTAR PUSTAKA Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan. Jakarta: Kementrian
Aditama, Tjandra Yoga. (2007). Kesehatan RI: 2009.
Manajemen Administrasi
Rumah Sakit. Jakarta:UI- Press. Green, Lawrence, 1980. Health Education:
A Diagnosis Approach, TheJohn
Adri Saputra, Sigid. (2010). Pengaruh Hopkins University, Mayfield
Kompensasi, Kepuasan Kerja, Publishing Co.
DanMotivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Bagian Hidayat, A. Aziz Alimul. (2005).
Akuntansi Pada Perusahaan Pengantar ilmu
Umum Di Surabaya Dan keperawatan anak, Edisi 2.
Sidoarjo. Skripsi STIE Perbanas Salemba.
Surabaya. Medika : Jakarta.
Black RE, Cousens S, Johnson HL, Lawn I. Khomariah, A. Suryoputro, and S. Arso,
JE, Rudan I, Bassani DG. et al. "Analisis Pelaksanaan
(2010). Child Health Program Imunisasi Dasar
Epidemiology Reference Group Lengkap (Idl) Pada Bayi Di
of WHO and UNICEF. Global, Puskesmas Kota Semarang
regional, and national causes of (Studi Kasus pada Puskesmas
child mortality in 2008: a Kedungmundu
systematic analysis. Lancet;
375:1969-1987. dan Puskesmas Candilama),"
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI. Undang- (Undip), vol. 6, no. 5, pp. 86 - 94,
Undang Republik Indonesia Oct. 2018. [Online].
Fakultas Kesehatan
Ilyas, Yaslis. (2000). Perencanaan Masyarakat, Universitas
Sumber Daya Manusia PT Indonesia.
(Teori, Metode danFormula).
Jakarta : Pusat Kajian Ekonomi Joseph S. Wholey, Harry P. Hatry, Kathryn
Informasi FKM-UI Depok. E. Newkomer. (2004). Handbook
of Practical Program Evaluation.
Ilyas. Yaslis, (2004). Perencanaan A Wiley Imprint. 989 Market
SDM Rumah Sakit: Teori, Street SanFrancisco, CA
Metoda dan Formula, Depok: 941031741.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Hasil Tahir YN, Alinoor MF, Omer MA,
Utama Riskesdas 2018. Mohamed OO, Mowlid AA and
Jakarta : Kemenkes RI. Kalkidan HA. Predictors of
immunization coverage among 12–
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil 23 month old children in Ethiopia:
Kesehatan Indonesia 2017. systematic review and metaanalysis.
Jakarta : Kemenkes RI. Nouret al. BMC Public Health
(2020) 20:1803
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Situasi
Imunisasi di Indonesia. Jakarta :
Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil


Kesehatan Indonesia 2018.
Jakarta: Kemenkes RI.

Notoatmodjo, S. (2003).
Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
World Health Organization. (2010).

Global Immunization Data. Diakses dari


:
https://www.who.int/immuniz
ation/newsroom/global_immuni
zation_data_english_may2010.
pdf

Anda mungkin juga menyukai