(UKM PENGEMBANGAN)
TUGAS MIDWIFERY V
Disusun Oleh:
1. PURWATININGSIH 1704097
2. CITRA PUTRI PRATAMA 1704076
LATAR BELAKANG
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan beratbadan
yang paling pesat dibanding dengan kelompok umur lain, masa ini tidak terulang
sehingga disebut window of opportunity, untuk mengetahui apakah balita tumbuh
dan berkembang secara normal atau tidak, penilaian tumbuh kembang balita yang
mudah diamati adalah pola tumbuh kembang fisik, salah satunya dalam mengukur
berat badan balita (Soetjiningsih, 2002).
Badan kesehatan dunia (WHO, 2011) memperkirakan bahwa 54%
kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Di Indonesia, saat ini
tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu balita di Indonesia mengalami gizi
kurang atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak
(Kemenkes,2012). Hasil Riskesdas (2010), menunjukkan pravelensi gizi kurang
menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4,9%, artinya kemungkinan besar sasaran
pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk
dapat tercapai (Depkes RI, 2010).
Kematian maternal atau kematian ibu hamil merupakan kematian wanita
sewaktu hamil, melahirkan atau dalam 42 hari setelah bersalin. Kematian maternal
(AKI) di bagi 2 yaitu kematian maternal secara langsung dan tidak lansung .
Kematian maternal langsung adalah kematian yang disebabkabkan akibat
langsung dari proses kehamilannya dan kematian maternal tidak langsung adalah
kematian yang disebabkan oleh sebab lain misal adanya penyakit penyerta pada
ibu hamil.Kematian maternal yang dikenal dengan angka kematian ibu ( AKI)
merupakan salah satu indikatoor yang peka dalam menggambarkan kesejahteraan
masyarakat dari suatu negara .
Salah satu yang menjadi permasyalahan kesehatan bagi perempuan
Indonesia adalah masih tingginya tingkat kematian ibu (AKI) akibat melahirkan
kendati demikian selama 5 th terakhir angka kematian terus menurun.
Berdasarkan Survai Demografi dan Kesehatan ( SDKI ) tahun 2012 Angka
lematian ibu di Indoneisia masih tinggi sebesar 359 per 100. 000 kelahiran hidup
.Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun 1999 , yaiti 390 per 100.000
kelahiran hidup Angka ini menurun walaupun tidak signifikan .Target global
MDGs (Millenium Development goals) ke 5 adalah menurunkan angka kematian
ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Mengacu
dari kondisi saat ini potensi untuk mencapai target MDGs ke 5 untuk menurunkan
AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk
mencapainnya
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui Puskesmas, seperti
penyuluhan pada Posyandu, kelas ibu hamil, iklan layanan masyarakat, namun
masih belum bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan ibu hamil. Cakupan kuantitas pelayanan ibu hamil di Puskesmas
cukup tinggi tahun 2013 ( 96,8% ) dengan Angka kematiuan ibu (AKI) 2 per
1324 kelahiran hidup, namun secara kualitas masih jauh dari Standar. Untuk
meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil yang memenuhi Standar di wilayah
kerja Puskesmas Karangtengah , maka pada tahun 2013 Puskesmas Karangtengah
membentuk Kegiatan penjaringandeteksi dini resiko tinggi ibu hamil di 17 desa
wilayah Puskesmas Karangtengah.
Dengan kegiatan penjaringan deteksi dini resiko tinggi, ibu hamil
termotovasi untuk memeriksakan kehamilannya secara lengkap sesuai dengan
standar pelayanan pada ibu hamil. Denga demikian angka kematian ibu, Bayi dan
Balita bisa ditekan terutama di wilayah Puskesmas Karangtengah.
Sejak diluncurkannya kegiatan penjaringan deteksi dini resiko tinggi
ini,ibu hamil lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatannya sesuai
standar yang telah di tentukan . Dengan demikian, cakupan pelayanan ibu hamil
yang sesuai standar di Puskesmas Karangtengah juga meningkat Dampaknya,
angka Kematian ibu,bayi dan balita turun.
Cakupan pelayanan ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Karangyengah
pada tahun 2013 (96,8%) dan tahun 2014 (97,78%) tahun 2015 (97,86) tahun
2016 (97,99) dan tahun 2017 (98,43%). Secara kuantitas pelayanan ibu hamil
sudah cukup tinggi akan tetapi pelayanan kesehatan ibu hamil secara kualitas
masih masih rendah, meskipun sudah dilakukan berbagai macam upaya untuk
meningkatkan cakupan pelayanan keshatan ibu hamil yang menenuhi standar,
seperti penyuluhan kepada masyarakat, iklan layanan masyarakat,peningkatan
SMD pada Bidan Praktek Mandiri, adanya Kelas ibu hamil di setiap desa namun
masih belum bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat terutama ibu hamil
untuk melaksanakan pemeriksaan kehamilan yang memenuhi standar.
Dampak dari rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya belum sesuai standar sangat berhubungan dengan angka kematian
ibu, ,bayi dan Balita. Semakin rendah Kualitas pelayanan , semakin tinggi angka
kematian ibu, bayi dan Balita.
Berbagai alasan yang melatar belakangi mengapa ibu tidak mau
memeriksakan kehamilannya ke fasilitas kesehatan yang memadai sesuai standar
yaitu kurangnya dukungan suami dan keluarga untuk turut serta menjaga
kesehatan ibu hamil, adat istiadat yang mengganggap masalah ibu hamil adalah
masalah yang biasa dialami oleh seorang wanita, jarak tempuh ke fasilitas
kesehatan yang memadai cukup jauh dari tempat tinggal ibu hamil, masalah biaya
yang perlu dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai standar.
Melihat hal tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa permasalahan
selama ini yang menjadi penyebab rendahnya cakupan pelayanan ibu hamil sesuai
standar adalah :
1. Kurangnya kesadaran dan motivasi dari ibu untuk memeriksakan kesehatan
kehamilannya sesuai standar.
2. Kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan kepada ibu hamil untuk
menjaga kesehatannya.
3. Informasi yang minim tentang pelayanan sesuai standar kepada ibu hamil dan
keluarga untuk mendapatkan informasi.
4. Masih kurangnya tenaga pemberi informasi .
Berawal dari rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil yang sesuai
standar di Puskesmas Karangtengah, maka diupayakan adanya kegiatan yang
diharapkan dapat menngkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai
standar.
Kegiatan tersebut difokuskan pada pengembangan kemampuan tenaga kesehatan
dan pelayanan terhadap ibu dan Balita. Sehingga muncullah ide sebuah gerakan
yang Bernama GEMPITA (Gerakaan Masyarakat Peduli Ibu dan Balita)
BAB II
UKM PENGEMBANGAN
Tujuan “Gempita”
1. Memberikan motivasi kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin sesuai dengan standar.
2. Memberikan motifasi kepada ibu hamil, suami dan keluarga untuk rutin
memeriksakan kesehatan
3. Memberikan dukungan agar ibu hamil menjaga keshatannya baik kesehatan
umum maupun kesehatan gigi dan mulutnya.
4. Memberi motivasi pada ibu hamil tengtang persalinan yang sehat.
5. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya ibu hamil ,bersalin
dan nifas
6. Memberi dukungan pada ibu hamil untuk bisa mempunyai kemampuan
memutuskan kesehatann sendiri tanpa harus menunggu keputusan dari suami
dan keluarga.
SUBYEK PELAKSANA
Di dalam program GEMPITA terbagi dalam 2 bagian utama yaitu Tenaga
kesehatan sebagai subyek pelksanaan dan masyarakat ibu dan balita sebagai
sasaran adapun subyek pelaksananya memiliki tahapan dalam pelaksanaan
GEMPITA sebagai berikut :
1. Pembentukan tim kerja. Tim kerja terdiri dari 10 orang karyawan Puskesmas
Karangtengah yang bertugas untuk mensukseskan pembentukan kegiatan
penjaringan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil
2. Sosialisasi rencana pembentukan Sosialisai GEMPITA kepada karyawan
Puskesmas Karangtengah , organisasi IBI Ranting, Bidan Praktik Mandiri,
PKK Kecamatan dan desa, Kepala desa, Ketua BPD, UPT Bapermas KB
karangtengah
3. Membangun komitmen mendukung kegiatan GEMPITA oleh stake holder
dengan penandatanganan komitmen mendukung Gempita.
4. Refresing kader kesehatan sewilayah Puskesmas Karngtengah
5. Pembentukan GEMPITA di Wilayah Karngtengah .
6. Membangun sistem kader pendamping ibu hamil,
7. Monitoring pada ibu hamil yang hasi pemeriksaannya di temukan resiko
tinggi. Tujuannya untuk memantau perkembangan ibu dan janin untuk
mempersiapkan persalinan yang sehat dan merujuk bila terjadi
kegawadaruatan dan tanda bahaya.
8. Penyediaan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan GEMPITA seperti ATK,
Buku KIA,Obat-obatan, Reagen, Stiek, bahan habis pakai, APD.
9. Home visite petugas kesehatan ke rumah ibu Hamil bila waktunya periksa ibu
hamil tidak periksa dan pada ibu hamil resiko tinggi. .
10. Monitoring dan Evaluasi kegiatan dengan kejadian Angka kematian ibu,bayi
dan balita/ AKI,AKB DAN AKBA.
Perencanaan dituangkan ke dalam bentuk tabel rencana aksi setiap tahunnya yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Karangtengah.
RENCANA AKSI
PUSKESMAS KARANGTENGAH
TAHUN 2016
RENCANA AKSI
PUSKESMAS KARANGTENGAH
TAHUN 2017
KETERLIBATAN
Sebuah inovasi program apapun membutuhkan sebuah kolaborasi yang
baik antar semua lini baik internal maupun eksternal, karena dengan keterlibatan
atau kolaborasi yang baik program dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu bayi dan balita , Puskesmas Puskesmas
Karngtengah menginisiasi pembentukan “Gempita” denga jemput bola dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan secara tim pada ibu hamil. Ibu hamil cukup
datang ke balai desa setempat bisa medapatkan pelayanan terpadu dan sesuai
standar.
Adapun sumber daya manusia yang terlibat dalam program ini adalah :
Tim kerja Puskesmas Karngtengah yang terlibat dalam pembentukan KP ASI
adalah Kepala Puskesmas sebagai Project leader, Ka Sub Bag TU, petugas
gizi, dokter, bidan koordinator, petugas sanitasi, asisten apoteker, bidan
puskesmas, bidan desa dan kepala desa di wialyah Puskesmas Karangtengah.
Camat menyarankan kepala desa untuk mendanai Gempita
Ketua TP PKK Kecamatan memobilisasi TP PKK desa untuk membantu dan
membiayai kegiatan tersebut
Kader dan bidan desa menjadi motivator
Ketua TP PKK desa penggerak kegiatan Gempita
Kepala desa menjadi penasehat dan pelidung..
DKK melalui sie Kesga menyelenggarakan
o AMP ( Audit Maternal Peonatal ) dengan mengungdang dokter
OBGIN sebagai fasilitator.
o Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA
o Adanya program Jamkesmas, Jampersal dan Jamkeda kab
o Pelatihan kegawat daruratan maternal dan Neonatal Dokter dan Bidan
o Pelatihan Poned Dokter dan Bidan
o Pelatihan kader Pendamping
UPT Bapermas KB Kecamatan dan SKD diminta mensosialisasikan Gempita
pada masyarakat.
Tokoh agama ikut mensosialisasikan asi eksklusif di pengajian
IBI ranting diminta komitmen mendukung Gempita dan memberikan
sosialisasi kepada anggota IBI Ranting
Bidan praktek mandiri diminta berperan serta untuk mendukung program
Gempita .
Ibu hamil, diberi edukasi dan konseling tentang Tanda bahaya ibu hamil
,bersalin, nifas dan bayi baru lahir dalam kelas ibu hamil
Suami dan keluarga ibu diberi edukasi tentang bahaya ibu hamil ,bersalin,
nifas dan bayi baru lahir.
Penempempelan Stiker P4K di rumah ibu hamil .
Kunjungan rumah pada ibu hamil resti.
Pendampingan rujukan pada ibu hamil Risti
Untuk memperoleh dukungan dari stake holder terkait, pada saat lokakarya
mini lintas sektoral, dipaparkan permasalahan yang ada di Puskesmas
Karngtengah dan sosialisasi kegiatan Gempita. Dengan dukungan dari Camat
Karangtengah , Kepala desa, TP PKK Kecamatan maupun desa, BPD, Bapermas
KB, PLKB, tokoh agama, tokoh masyarakat, disepakati pembentukan Gempita.
Sosialisasi tentang Gempita kepada masyarakat dilakukan oleh semua
pihak, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, kader kesehatan. Pihak swasta
seperti PT ,Sari Husada PT Nesle dan PT Frisian Flag juga turut memfasilitasi
Kegiatan Gempita, PT Sari husada memberikan materi tentang gizi ibu hamil dan
menyusui, PT Nesle memberi materi tentang 1000 hari pertama kehidupan dan
PT Frisian Flag member materi tengtang Perkembangan janin dam kandungan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak menyelenggarakan
1. AMP ( Audit Maternal Peonatal ) dengan mengungdang dokter OBSGIN
sebagai fasilitator.
2. Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
3. Adanya program Jamkesmas, Jampersal dan Jamkeda kab
4. Pelatihan kegawat daruratan maternal dan Neonatal Dokter dan Bidan
5. Pelatihan Poned Dokter dan Bidan
6. Pelatihan kader pendamping
7. Bintek Bidan desa.
Selain keterlibatan dari berbagi puhak, sebuah program tidaklah lepas dari
anggaran biaya yang dibutuhkan agar program GEMPITA bisa berjalan, yaitu
tertuang dalam kebutuhan sumber daya keuangan dan sumber daya teknis.
Sumber daya keuangan :
Kegiatan sosialisasi Kegiatan Gempita) dan pembentukan Kegiatan Gempita
merupakan acara di dalam lokakarya mini lintas sektor yang didanai dari dana
Oprasional Puskesmas.
Pelaksanaan Gempita yang di selenggarakan di balai desa di danai oleh
pemeritah desa yaitu sneck ibu hamil dan petugas.
Swadaya dari ibu hamil
Kegiatan Gempita pernah difasilitasi oleh PT Sari Husada,PT Nestle dan PT
Frisian Flag secara bergantian.
Alat dan obat difasilitasi oleh Puskesmas karangtengah
3. Keluarga ibu hamil kurang peduli terhadap ibu hamil, menganggap ibu hamil
adalah hal yang biasa terjadi pada seorang wanita
Solusi : - Keluarga diedukasi tentang kesehatan ibu
- Penyuluhan keshatan di setiap pertemuan
- Menepis mitos-mitos yang kurang mendukung keshatan
BAB III
RESUMA/KAJIAN
Inovasi adalah sebuah perubahan yang lebih baik setelah beberapa tahun di
laksanakan di Puskesmas Karangtengah ada perbedaan antara sebelum adanya
inovasi dan seduah adanya inovasi Program GEMPITA.
Sesudah inovasi :
Cakupan pelayanan ibu hamil meningkattahun 2013 (96,8%) dan tahun
2014 (97,78%) tahun 2015 (97,86) tahun 2016 (97,99) dan tahun 2017
(98,43%).
AKI tahun 2014,(0) tahun 2015,(0), tahun 2016,(0) tahun 2017,(2)
Tahun 2017 ada AKI 2 akan tetapi bukan murni ibu hamil di wilayah
Puskesmas Karangtengah, ibu hamil tersebut bertempat tinggal di luar
Puskemas Karngtengah akan tetapi secara administrasi KK dan KTP
wilayah Puskesmas Karngtengh.
Yang masih menjadi kesulitan bagi kami adalah Masalah pada ibu hamil
yang berkerja advokasi kepada perusahaan dimana mempunyai karyawan
perempuan, adanya larangan tidak diperbolehkan makan pada saat jam kerja, tidak
dipebolehkannya dan sulitnya minta ijin untuk mengikuti kegiatan kelas ibu
hamil saat jam kerja.
Dari pengalaman ini, pembelajaran yang dapat diambil adalah :
Masalah AKI,AKB dan AKBA bukan hanya urusan ibu. Seluruh masyarakat
dari berbagai kalangan harus mendukung program ini. Begitu pula institusi
swasta seperti pabrik.
Adanya kader pendamping di setiap posyandu agar ibu hamil terpapar dengan
pelayanan kesehatan ibu sesuai standar, ini sangat membantu dalam
penurunan AKI,AKB dan AKBA.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan waktu yang lama dan proses yang
panjang. Diperlukan kesabaran dan pantang menyerah dalam memfasilitasi
proses pemberdayaan.
Adanya mitos-mitos pemberitaan yang kurang bertanggung jawab.
Adanya budaya bahwa Ibu hamil bukan sebagai pengampbil keputusan
permasualahan kesehatan dirinya.
Masih dirasa cukup mahal untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan yang
sesuai setandar.
Rekomendasi :
Dinas Kesehatan menyelenggarakan
1. .AMP ( Audit Maternal Peonatal ) dengan mengungdang dokter
OBSGIN sebagai fasilitator
2. Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
3. Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
4. .Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
5. Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
6. Pelatihan ASPEKSIA
7. Pelatihan MTBM,MTBS.
8. Pelatihan kegawat daruratan maternal dan Neonatal Dokter dan Bidan
9. Pelatihan Poned Dokter dan Bidan
10. Pelatihan kader pendamping
11. Bintek Bidan desa.
Adanya program Jamkesmas, Jampersal dan Jamkeda kab
Pemda Kabupaten Demak membuat Perda tentang Mewajibkan
Persalinan persalinan di Fasilitas Kesehatan.
Pemda Kabupaten Demak membuat peraturan tentang kewajiban bagi camat
untuk berperan aktif dalam penurunan AKI,AKB,AKBA
Pemda Kabupaten Demak Jamkesda bagi ibu hamil yang di rujuk ke RS.
KEBERLANJUTAN
Pada tahun 2013,inovasi ini sudah direplikasi sejak tahun 2013 wilayah
kerja Puskesmas Karangtengah dengan kegiata Penjaringandeteksi dini resiko
tinggi ibu hamil ,sejak tahun 2015 kegiatan tersebut di beri nama “Gempita”
dengah tujuan mempermudah populritas kegiatan tersebaut. Pembentukan dan
sosialisasi Gempita tersebut dengan BOK Puskesmas Karngtenmgah
.Selanjutnya kegiatan Gempita dianggarkan oleh desa. dan suadaya dari ibu hamil
sampai sekarang masih berlanjut.
Rencananya di tahun 2018 untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan ibu hamil yang sesuai standar, kegiatan Gempita akan diadakan
Refresing kader untuk memudahkan pendataan dan pendampingan ibu hamil.
Melaksanakan MOU dengan Jejaring dan Jaringan di wilayah Karangtengah,
mulai tahun 2018 Transport petugas dari Puskesmas di danai oleh dana BOK.
Kedepan, Gempita bisa direplikasi di Puskesmas – Pusksesmas di
Kabupaten Demak, bahkan di seluruh Indonesia.