Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI UPAYA KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

(UKM PENGEMBANGAN)

DOSEN : ZULY D ULFA, S.ST. M.K

TUGAS MIDWIFERY V

Disusun Oleh:

1. PURWATININGSIH 1704097
2. CITRA PUTRI PRATAMA 1704076

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


SEKLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan beratbadan
yang paling pesat dibanding dengan kelompok umur lain, masa ini tidak terulang
sehingga disebut window of opportunity, untuk mengetahui apakah balita tumbuh
dan berkembang secara normal atau tidak, penilaian tumbuh kembang balita yang
mudah diamati adalah pola tumbuh kembang fisik, salah satunya dalam mengukur
berat badan balita (Soetjiningsih, 2002).
Badan kesehatan dunia (WHO, 2011) memperkirakan bahwa 54%
kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Di Indonesia, saat ini
tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu balita di Indonesia mengalami gizi
kurang atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak
(Kemenkes,2012). Hasil Riskesdas (2010), menunjukkan pravelensi gizi kurang
menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4,9%, artinya kemungkinan besar sasaran
pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk
dapat tercapai (Depkes RI, 2010).
Kematian maternal atau kematian ibu hamil merupakan kematian wanita
sewaktu hamil, melahirkan atau dalam 42 hari setelah bersalin. Kematian maternal
(AKI) di bagi 2 yaitu kematian maternal secara langsung dan tidak lansung .
Kematian maternal langsung adalah kematian yang disebabkabkan akibat
langsung dari proses kehamilannya dan kematian maternal tidak langsung adalah
kematian yang disebabkan oleh sebab lain misal adanya penyakit penyerta pada
ibu hamil.Kematian maternal yang dikenal dengan angka kematian ibu ( AKI)
merupakan salah satu indikatoor yang peka dalam menggambarkan kesejahteraan
masyarakat dari suatu negara .
Salah satu yang menjadi permasyalahan kesehatan bagi perempuan
Indonesia adalah masih tingginya tingkat kematian ibu (AKI) akibat melahirkan
kendati demikian selama 5 th terakhir angka kematian terus menurun.
Berdasarkan Survai Demografi dan Kesehatan ( SDKI ) tahun 2012 Angka
lematian ibu di Indoneisia masih tinggi sebesar 359 per 100. 000 kelahiran hidup
.Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun 1999 , yaiti 390 per 100.000
kelahiran hidup Angka ini menurun walaupun tidak signifikan .Target global
MDGs (Millenium Development goals) ke 5 adalah menurunkan angka kematian
ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Mengacu
dari kondisi saat ini potensi untuk mencapai target MDGs ke 5 untuk menurunkan
AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk
mencapainnya
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui Puskesmas, seperti
penyuluhan pada Posyandu, kelas ibu hamil, iklan layanan masyarakat, namun
masih belum bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan ibu hamil. Cakupan kuantitas pelayanan ibu hamil di Puskesmas
cukup tinggi tahun 2013 ( 96,8% ) dengan Angka kematiuan ibu (AKI) 2 per
1324 kelahiran hidup, namun secara kualitas masih jauh dari Standar. Untuk
meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil yang memenuhi Standar di wilayah
kerja Puskesmas Karangtengah , maka pada tahun 2013 Puskesmas Karangtengah
membentuk Kegiatan penjaringandeteksi dini resiko tinggi ibu hamil di 17 desa
wilayah Puskesmas Karangtengah.
Dengan kegiatan penjaringan deteksi dini resiko tinggi, ibu hamil
termotovasi untuk memeriksakan kehamilannya secara lengkap sesuai dengan
standar pelayanan pada ibu hamil. Denga demikian angka kematian ibu, Bayi dan
Balita bisa ditekan terutama di wilayah Puskesmas Karangtengah.
Sejak diluncurkannya kegiatan penjaringan deteksi dini resiko tinggi
ini,ibu hamil lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatannya sesuai
standar yang telah di tentukan . Dengan demikian, cakupan pelayanan ibu hamil
yang sesuai standar di Puskesmas Karangtengah juga meningkat Dampaknya,
angka Kematian ibu,bayi dan balita turun.
Cakupan pelayanan ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Karangyengah
pada tahun 2013 (96,8%) dan tahun 2014 (97,78%) tahun 2015 (97,86) tahun
2016 (97,99) dan tahun 2017 (98,43%). Secara kuantitas pelayanan ibu hamil
sudah cukup tinggi akan tetapi pelayanan kesehatan ibu hamil secara kualitas
masih masih rendah, meskipun sudah dilakukan berbagai macam upaya untuk
meningkatkan cakupan pelayanan keshatan ibu hamil yang menenuhi standar,
seperti penyuluhan kepada masyarakat, iklan layanan masyarakat,peningkatan
SMD pada Bidan Praktek Mandiri, adanya Kelas ibu hamil di setiap desa namun
masih belum bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat terutama ibu hamil
untuk melaksanakan pemeriksaan kehamilan yang memenuhi standar.
Dampak dari rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya belum sesuai standar sangat berhubungan dengan angka kematian
ibu, ,bayi dan Balita. Semakin rendah Kualitas pelayanan , semakin tinggi angka
kematian ibu, bayi dan Balita.
Berbagai alasan yang melatar belakangi mengapa ibu tidak mau
memeriksakan kehamilannya ke fasilitas kesehatan yang memadai sesuai standar
yaitu kurangnya dukungan suami dan keluarga untuk turut serta menjaga
kesehatan ibu hamil, adat istiadat yang mengganggap masalah ibu hamil adalah
masalah yang biasa dialami oleh seorang wanita, jarak tempuh ke fasilitas
kesehatan yang memadai cukup jauh dari tempat tinggal ibu hamil, masalah biaya
yang perlu dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai standar.
Melihat hal tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa permasalahan
selama ini yang menjadi penyebab rendahnya cakupan pelayanan ibu hamil sesuai
standar adalah :
1. Kurangnya kesadaran dan motivasi dari ibu untuk memeriksakan kesehatan
kehamilannya sesuai standar.
2. Kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan kepada ibu hamil untuk
menjaga kesehatannya.
3. Informasi yang minim tentang pelayanan sesuai standar kepada ibu hamil dan
keluarga untuk mendapatkan informasi.
4. Masih kurangnya tenaga pemberi informasi .

Berawal dari rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil yang sesuai
standar di Puskesmas Karangtengah, maka diupayakan adanya kegiatan yang
diharapkan dapat menngkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai
standar.
Kegiatan tersebut difokuskan pada pengembangan kemampuan tenaga kesehatan
dan pelayanan terhadap ibu dan Balita. Sehingga muncullah ide sebuah gerakan
yang Bernama GEMPITA (Gerakaan Masyarakat Peduli Ibu dan Balita)
BAB II
UKM PENGEMBANGAN

Program inovasi “GEMPITA” yaitu Gerakaan Masyarakat Peduli Ibu dan


Balita, yang dikembangkan oleh Puskesmas Karangtengah diawali dari sebuah ide
yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan di Puskesmas Karangtengah yang
didukung oleh stake holder seperti Camat, Kepala desa, Ketua TP PKK desa dan
Kecamatan, Bapermas KB, pelayanan untuk ibu hamil dan balita akan lebih
terencana,terarah dan berkualitas. Karena dukungan stakeholder sangat
dibutuhkan sebagai wujud dai sebuah kebersamaan dalam mengembangkan
sebuah inovasi.
Kegiatan GEMPITA sendiri melalui pendekatan strategis diawali dengan
loka karya mini lintas sektoral tahun 2015. Puskesmas Karangtengah memaparkan
masalah yang dihadapi yaitu masih tingginya Angka Kematian ibu, bayi dan
balita di wilayah puskesmas Karangtengah dan strategi untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan dan memaksimalkan
Kegiatan penjaringan deteksi dini resti tinggi ibu hamil yang sudah dilakukan
selama 2 tahun terakhir ini dengan pemberian nama
Persiapan Pelaksanaan Gempita sebagai berikut :
1. Mengundang kepala desa sewilayah Puskesmas Karangtengah, sebagai
pelindung dan penanggung jawab kegiatan yang akan dilaksanakan di desa.
Pelatihan kader kesehatan sebagai penghubung terhadap ibu hamil yang ada
di desanya dan sosialisasi kepada masyarakat.
2. Untuk membekali tenaga yang akan terjun di lapangan, Puskesmas
melaksanakan rapat lintas Program dengan Dokter, Dokter Gigi, Petugas
Gizi,Petugas Anali, Petugas Farmasi ,Petugas ,P2P, bidan desa ,Bikor, Bipus,
yang ada di Puskesmas Karangtengah, untuk pelaksanaan Kegiatan
penjaringan Deteksi dini resiko tinggi ibu hamil ( Gempita).
3. Menjadwalkan kegiatan tersebut dengan menyesuaikan jadwal dengan
kegiatan di masing-masing program.
4. Sosialisasi kepada masyarakat melaui bidan desa, kader keshatan ,toma toga
yang ada didesa. Untuk memberikan informasi yang tentang pentingnya
kegiatan Gempita kepada ibu hamil,keluarganya dan masyarakat. Diharapkan
ibu hamil mendapatkan dukungan bukan hanya dari suami dan keluarga
melainkan seluruh komponen masyarat bahwa permasalahan ibu hamil
merupakan masalah kita bersama.

Tujuan “Gempita”
1. Memberikan motivasi kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin sesuai dengan standar.
2. Memberikan motifasi kepada ibu hamil, suami dan keluarga untuk rutin
memeriksakan kesehatan
3. Memberikan dukungan agar ibu hamil menjaga keshatannya baik kesehatan
umum maupun kesehatan gigi dan mulutnya.
4. Memberi motivasi pada ibu hamil tengtang persalinan yang sehat.
5. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya ibu hamil ,bersalin
dan nifas
6. Memberi dukungan pada ibu hamil untuk bisa mempunyai kemampuan
memutuskan kesehatann sendiri tanpa harus menunggu keputusan dari suami
dan keluarga.

BENTUK INOVASI DAN IMPLEMENTASI GEMPITA


Gempita menjadi kegiatan inovasi yang cukup unik karena ibu hamil tidak perlu
mendatangi fasilitas kesehatan yang memadai namun secara aktif petugas
Puskemas Karngtengah dengan tim Gempitanya mendatangi ibu hamil di desa
sesuai dengan jadwal sudah ditetapkan.
Keunikannya, murah karena hanya cukup tatang ke balai desa sudah
mendapat pelayanan terpadu dan sesuai standar.Yang terdiri dari
1. Pelayanan dokter umum sehubungan dengan penyakit penyerta pada ibu hamil
2. Pelayanan dokter Gigi sehubungan dengan kesehatan gigi pada ibu hamil
3. Pemeriksaan kehamilan oleh Bidan sesuai standar 10 T
(1)Tinggi badan dan Timbang.
(2)Tekanan Darah
(3)Lila
(4) TFU
(5)Terbawah Janin dan DJJ
(6) TT
(7) Tamblet Tambah Darah
(8) Test Laborat.
(9) Temu wicara
(10) Tata laksana pengobatan .
4. Pemeriksaan laboratorium oleh Analis ( Gol darah, Hemoglabin/HB

Test HIV AIDS, HBSAg, Protein urin, GDS)


5. Pemberian obat oleh asisten apoteker.
6. Penyuluhan kesehatan oleh promkes.
Bentuk implementasi GEMPITA di puskesmas Karangtengah antara lain :
1. Kader mendata ibu hamil yang ada di wilayah desanya dan diserahkan pada
bidan desa..
2. Keder menyampaikan data ibu hamil pada bidan besa
3. Bidan desa melaporkan data ibu hamil ke Puskesma
4. Ka TU membuat surat pemberitahuan pada kepala desa.
5. Kepala desa membuat Undangan pada ibu hamil .
6. Kader menyampaikan undangan ke ibu hamil
7. Kader Kesehatan dan pengurus PKK mempersiapkan tempat.
8. Petugas kesehatan mempersiapkan sarana dan prasarana.

SUBYEK PELAKSANA
Di dalam program GEMPITA terbagi dalam 2 bagian utama yaitu Tenaga
kesehatan sebagai subyek pelksanaan dan masyarakat ibu dan balita sebagai
sasaran adapun subyek pelaksananya memiliki tahapan dalam pelaksanaan
GEMPITA sebagai berikut :
1. Pembentukan tim kerja. Tim kerja terdiri dari 10 orang karyawan Puskesmas
Karangtengah yang bertugas untuk mensukseskan pembentukan kegiatan
penjaringan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil
2. Sosialisasi rencana pembentukan Sosialisai GEMPITA kepada karyawan
Puskesmas Karangtengah , organisasi IBI Ranting, Bidan Praktik Mandiri,
PKK Kecamatan dan desa, Kepala desa, Ketua BPD, UPT Bapermas KB
karangtengah
3. Membangun komitmen mendukung kegiatan GEMPITA oleh stake holder
dengan penandatanganan komitmen mendukung Gempita.
4. Refresing kader kesehatan sewilayah Puskesmas Karngtengah
5. Pembentukan GEMPITA di Wilayah Karngtengah .
6. Membangun sistem kader pendamping ibu hamil,
7. Monitoring pada ibu hamil yang hasi pemeriksaannya di temukan resiko
tinggi. Tujuannya untuk memantau perkembangan ibu dan janin untuk
mempersiapkan persalinan yang sehat dan merujuk bila terjadi
kegawadaruatan dan tanda bahaya.
8. Penyediaan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan GEMPITA seperti ATK,
Buku KIA,Obat-obatan, Reagen, Stiek, bahan habis pakai, APD.
9. Home visite petugas kesehatan ke rumah ibu Hamil bila waktunya periksa ibu
hamil tidak periksa dan pada ibu hamil resiko tinggi. .
10. Monitoring dan Evaluasi kegiatan dengan kejadian Angka kematian ibu,bayi
dan balita/ AKI,AKB DAN AKBA.

PERENCANAAN NYATA GEMPITA

Perencanaan dituangkan ke dalam bentuk tabel rencana aksi setiap tahunnya yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Karangtengah.

RENCANA AKSI
PUSKESMAS KARANGTENGAH
TAHUN 2016

N KEGIATAN SASARAN SATUA Target Target tribulan Pencapaian K


O N Tahun et
1 Minilokakarya Karyawan 47 orang 12 X Tri bulan 1 3 3
Program Puskesmas Tri bulan 2 3 3
Karngtengah Tri bulan 3 3 3
Tri bulan 4 3 3
Minilokakarya Muspika , Ka 30 0rang 4x Tri bulan 1 1 1
Program Lintas UPTD. Kepala Tri bulan 2 1 1
Sektoral Desa Tri bulan 3 1 1
Tri bulan 4 1 1
3 Pelatihan kader Kader 69 orang 4x Tri bulan 1 1 1
keshatan keshatan Tri bulan 2 1 1
wilayah Tri bulan 3 1 1
Puskesmas Tri bulan 4 1 1
Karngtengah
4 Pelayanan ibu Ibu hamil 1359 100% Tri bulan 1 25% 28,2%
sesuai standar orang Tri bulan 2 50% 51,2%
Tri bulan 3 75% 75,8 %
Tri bulan 4 100% 97,99%
5 Pelayanan ibu Ibu bersalin 1255 100% Tri bulan 1 25% 23,2%
bersalin Tri bulan 2 50% 52,1%
Tri bulan 3 75% 73,5%
Tri bulan 4 100% 99,1%
6 Pelayanan Neonatal 11242 100% Tri bulan 1 25% 23,3%
Neonatal Tri bulan 2 50% 52,6%
Tri bulan 3 75% 80,6%
Tri bulan 4 100% 100%
7 Pelayanan Balita Balita 4557 100% Tri bulan 1 25% 23,8%
Tri bulan 2 50% 51,8%
Tri bulan 3 75% 78,3%
Tri bulan 4 100% 99,3%

RENCANA AKSI
PUSKESMAS KARANGTENGAH
TAHUN 2017

N KEGIATAN SASARAN SATUA Target Target tribulan Pencapaian K


O N Tahun et

1 Minilokakarya Karyawan 47 orang 12 X Tri bulan 1 3 3


Program Puskesmas Tri bulan 2 3 3
Karngtengah Tri bulan 3 3 3
Tri bulan 4 3 3
Minilokakarya Muspika , Ka 30 0rang 4x Tri bulan 1 1 1
Program Lintas UPTD. Kepala Tri bulan 2 1 1
Sektoral Desa Tri bulan 3 1 1
Tri bulan 4 1 1
3 Pelatihan kader Kader 69 4x Tri bulan 1 1 1
keshatan keshatan orang Tri bulan 2 1 1
wilayah Tri bulan 3 1 1
Puskesmas Tri bulan 4 1 1
Karngtengah
4 Pelayanan ibu Ibu hamil 1317 100% Tri bulan 1 25% 25,4%
sesuai standar orang Tri bulan 2 50% 51,3%
Tri bulan 3 75% 78.1 %
Tri bulan 4 100% 98,4%
5 Pelayanan ibu Ibu bersalin 1236 100% Tri bulan 1 25% 23,2%
bersalin orang Tri bulan 2 50% 51,2%
Tri bulan 3 75% 78,2%
Tri bulan 4 100% 99,1%
6 Pelayanan Neonatal 1239 100% Tri bulan 1 25% 24,1%
Neonatal Bayi Tri bulan 2 50% 51,8%
Tri bulan 3 75% 77,3%
Tri bulan 4 100% 99,9%
7 Pelayanan Balita Balita 4557 100% Tri bulan 1 25% 23,8%
Balita Tri bulan 2 50% 52,3%
Tri bulan 3 75% 78,3%
Tri bulan 4 100% 987%

KETERLIBATAN
Sebuah inovasi program apapun membutuhkan sebuah kolaborasi yang
baik antar semua lini baik internal maupun eksternal, karena dengan keterlibatan
atau kolaborasi yang baik program dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu bayi dan balita , Puskesmas Puskesmas
Karngtengah menginisiasi pembentukan “Gempita” denga jemput bola dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan secara tim pada ibu hamil. Ibu hamil cukup
datang ke balai desa setempat bisa medapatkan pelayanan terpadu dan sesuai
standar.
Adapun sumber daya manusia yang terlibat dalam program ini adalah :
 Tim kerja Puskesmas Karngtengah yang terlibat dalam pembentukan KP ASI
adalah Kepala Puskesmas sebagai Project leader, Ka Sub Bag TU, petugas
gizi, dokter, bidan koordinator, petugas sanitasi, asisten apoteker, bidan
puskesmas, bidan desa dan kepala desa di wialyah Puskesmas Karangtengah.
 Camat menyarankan kepala desa untuk mendanai Gempita
 Ketua TP PKK Kecamatan memobilisasi TP PKK desa untuk membantu dan
membiayai kegiatan tersebut
 Kader dan bidan desa menjadi motivator
 Ketua TP PKK desa penggerak kegiatan Gempita
 Kepala desa menjadi penasehat dan pelidung..
 DKK melalui sie Kesga menyelenggarakan
o AMP ( Audit Maternal Peonatal ) dengan mengungdang dokter
OBGIN sebagai fasilitator.
o Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA
o Adanya program Jamkesmas, Jampersal dan Jamkeda kab
o Pelatihan kegawat daruratan maternal dan Neonatal Dokter dan Bidan
o Pelatihan Poned Dokter dan Bidan
o Pelatihan kader Pendamping
 UPT Bapermas KB Kecamatan dan SKD diminta mensosialisasikan Gempita
pada masyarakat.
 Tokoh agama ikut mensosialisasikan asi eksklusif di pengajian
 IBI ranting diminta komitmen mendukung Gempita dan memberikan
sosialisasi kepada anggota IBI Ranting
 Bidan praktek mandiri diminta berperan serta untuk mendukung program
Gempita .
 Ibu hamil, diberi edukasi dan konseling tentang Tanda bahaya ibu hamil
,bersalin, nifas dan bayi baru lahir dalam kelas ibu hamil
 Suami dan keluarga ibu diberi edukasi tentang bahaya ibu hamil ,bersalin,
nifas dan bayi baru lahir.
 Penempempelan Stiker P4K di rumah ibu hamil .
 Kunjungan rumah pada ibu hamil resti.
 Pendampingan rujukan pada ibu hamil Risti

Untuk memperoleh dukungan dari stake holder terkait, pada saat lokakarya
mini lintas sektoral, dipaparkan permasalahan yang ada di Puskesmas
Karngtengah dan sosialisasi kegiatan Gempita. Dengan dukungan dari Camat
Karangtengah , Kepala desa, TP PKK Kecamatan maupun desa, BPD, Bapermas
KB, PLKB, tokoh agama, tokoh masyarakat, disepakati pembentukan Gempita.
Sosialisasi tentang Gempita kepada masyarakat dilakukan oleh semua
pihak, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, kader kesehatan. Pihak swasta
seperti PT ,Sari Husada PT Nesle dan PT Frisian Flag juga turut memfasilitasi
Kegiatan Gempita, PT Sari husada memberikan materi tentang gizi ibu hamil dan
menyusui, PT Nesle memberi materi tentang 1000 hari pertama kehidupan dan
PT Frisian Flag member materi tengtang Perkembangan janin dam kandungan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak menyelenggarakan
1. AMP ( Audit Maternal Peonatal ) dengan mengungdang dokter OBSGIN
sebagai fasilitator.
2. Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
3. Adanya program Jamkesmas, Jampersal dan Jamkeda kab
4. Pelatihan kegawat daruratan maternal dan Neonatal Dokter dan Bidan
5. Pelatihan Poned Dokter dan Bidan
6. Pelatihan kader pendamping
7. Bintek Bidan desa.

Selain keterlibatan dari berbagi puhak, sebuah program tidaklah lepas dari
anggaran biaya yang dibutuhkan agar program GEMPITA bisa berjalan, yaitu
tertuang dalam kebutuhan sumber daya keuangan dan sumber daya teknis.
Sumber daya keuangan :
 Kegiatan sosialisasi Kegiatan Gempita) dan pembentukan Kegiatan Gempita
merupakan acara di dalam lokakarya mini lintas sektor yang didanai dari dana
Oprasional Puskesmas.
 Pelaksanaan Gempita yang di selenggarakan di balai desa di danai oleh
pemeritah desa yaitu sneck ibu hamil dan petugas.
 Swadaya dari ibu hamil
 Kegiatan Gempita pernah difasilitasi oleh PT Sari Husada,PT Nestle dan PT
Frisian Flag secara bergantian.
 Alat dan obat difasilitasi oleh Puskesmas karangtengah

Sumber daya teknis :


 Menggunakan Buku KIA dalam memantau Kesehatan ibu hamil.
 Menggunakan Kohort untuk bidan dan Blangko SIP untuk Kader Kesehatan.
 Menggunakan kamera pada waktu kegiatan kunjungan ke rumah ibu hamil.
 Menggunakan sarana dan prasarana yang terdiri dari
 Peralatan medis Tensi, Stetoskop
 Peralatan Kebidanan Linek/Doopler, Metelin, timbangan,
pengukur tinggi bahan .
 Peralatan Laborant alat HB & steak ,alat GDS dan steak,steak
Protein urin Reagen Golda dll
 Bahan habis pakai seperti Tissue, Jilly, alcohol,
hanskoon,kapas,spuit,masker, safety bok.
 Obat-obatan
 ATK
 Menggunakan laptop,LCD proyektor untuk sosialisasi dan penkes saat
pelaksanaan Gempita

OUTPUT PROGRAM GEMPITA

Dengan adanya inovasi ini, masyarakat menjadi termotivasi untuk selalu


memeriksakan kesehatan kehamilannya sesuai standar pelayanan pada ibu hamil.
Dalam pelaksanaan Gempita ini perlu adanya keras, kesabaran, ketelatenan untuk
memotifasi ibu hamil agar selalu menjaga kesehatan kehamilannyan. Demikian
pula dengan dukungan dari keluarga dan orang-orang disekitar ibu hamil menjadi
meningkat karena melihat betapa pentingnya pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.
Sehingga apabila terdapat Resiko tinggi pada ibu hamil segera tertangani
tertangani dengan demikian AKI,AKB AKABA turun.
Outputnya :
1. Meningkatknya cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil berkualitas
2. Menurunnya angka kematian AKI,AKB,KABA.
3. Semua ibu hamil mendapat pelayanan sesuai standar
4. Adanya Dukungan dari semua pihak.
MONITORING DAN EVALUASI
Tim Puskesmas Karangtengah melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanan GEMPITA dan laporan hasil pelaksanaan GEMPITA . Yang
dipantau dalam pelaksanaan GEMPITA adalah :
1. Cakupan ibu hamil yang sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
2. Ibu hamil yang resiko tinggi teridetifikasi
3. Kesadaran ibu hamil, suami dan keluarga untuk selalu memeriksakan diri
sesuai standar.
4. Peran serta masyarakat terhadap ibu hamil.
5. Angka kejadian AKI, AKB DAN AKBA.

Alat yang digunakan untuk melakukan monitoring dan evaluasi adalah :


 Buku KIA
 Kohort
 PWS
 Laporan bulanan bidan desa.

PROBLEM DAN SOLUSI

1. Kesibukan dari para anggota tim dengan pekerjaan pokok masing-masing.


Solusi :- Koordinasi yang baik antar anggota tim dalam pembuatan
jadwal kegiatan.
- Komunikasi lewat BBM atau whatsapp
- Anggota tim saling mendukung, sehingaa apabila ada anggota yang
berhalangan melaksanakan tugas, anggota lain menggantikan
- Efisiensi waktu kegiatan dan menjadwal ulang kegiatan
- Melakukan pertemuan untuk membahas kendala-kendala yang
dihadapi.
2. Kelompok sasaran yaitu ibu hamil suaminya tidak bisa mengikuti kelas ibu
dan mendampingi ibu hamil saat periksa karena bekerja.
Solusi : - Kelas ibu diadakan hari minggu
- Penkes kepada suami dan keluarga, pemasangan P4K di rumah ibu
hamil.
- Rujukan bersama .
- Kunjungan rumah pada ibu hamil resiko tinggi.

3. Keluarga ibu hamil kurang peduli terhadap ibu hamil, menganggap ibu hamil
adalah hal yang biasa terjadi pada seorang wanita
Solusi : - Keluarga diedukasi tentang kesehatan ibu
- Penyuluhan keshatan di setiap pertemuan
- Menepis mitos-mitos yang kurang mendukung keshatan

BAB III
RESUMA/KAJIAN

Secara umum GEMPITA merupakan program yang layak dipakai oleh


tenaga kesehatan karena manfaat utama dari Gempita ini adalah masyarakat jadi
tergerak untuk berperan aktif dalam menjaga kesehatan pada ibu hamil, ibu hamil
.suami dan keluarga turut serta memperhatikan dan menjaga kesehatan ibu hamil.
Pemerintah desa dan PKK menganggarkan pelaksanaan kelas ibu hamil, bahkan
ada desa yang telah menyediaakan Ambulan desa untuk kepentingan
kegawadaruratan pada ibu hamil. . Dengan pelayanan yang berkualitas resiko
tinggi ibu hamil bisa ditekan sehingga akngka kematian ibu,bayi dan balita turun.
dampak dari inovasi Gempita adalah :
 Cakupan Pelayanan ibu hamil sesuai standar meningkat.
 Pengetahuan ibu hamil meningkat
 Kesadaran ibu hamil untuk selau menjaga keshatan meningkat.
 Ibu hamil mempunyai kemampuan untuk memutuska kesehatanya.
 Peran serta masyarakat meningkat
 Desa siaga meningkat.
 Cakupan deteksi dini Resiko tinggi oleh masyarakat meningkat
 Resiko tinggi cepat terdeksi dan terlayani
 AKI,AKB ,AKBA turun

Inovasi adalah sebuah perubahan yang lebih baik setelah beberapa tahun di
laksanakan di Puskesmas Karangtengah ada perbedaan antara sebelum adanya
inovasi dan seduah adanya inovasi Program GEMPITA.

Sebelum inovasi, masyarakat belum tergerak untuk berperan serta memamtau


keadaan ibu hamil di wilayahnya. Setelah adanya inovasi, masyarakat turut serta
memantau keadaan ibu hamil yang ada di wilayahnya sehingga cakupan Deteksi
dini resiko tinggi ibu hamil meningkat, ibu hamil tergerak untuk selalu
memeriksakan diri ke fasilitas keshatan yang memadai dan sessuai standar. Kalau
dulu ibu hamil yang penting perisa tidak memperhatikan pemeriksannya sesuai
srandar atau tidak, dan merasa enggan untuk datang ke faskes yang memadai
sesuai standar yang jaraknya jauh dari tempat tinggal dan biaya yang cukup
mahal.
Data sebelum inovasi :
 AKI di Puskesmas Karangtengah 2 per 1324 kelahiran hidup
 AKB di Puskesmas Karangtengah 9 per 1324 kelahiran Hidup :

Sesudah inovasi :
 Cakupan pelayanan ibu hamil meningkattahun 2013 (96,8%) dan tahun
2014 (97,78%) tahun 2015 (97,86) tahun 2016 (97,99) dan tahun 2017
(98,43%).
 AKI tahun 2014,(0) tahun 2015,(0), tahun 2016,(0) tahun 2017,(2)
Tahun 2017 ada AKI 2 akan tetapi bukan murni ibu hamil di wilayah
Puskesmas Karangtengah, ibu hamil tersebut bertempat tinggal di luar
Puskemas Karngtengah akan tetapi secara administrasi KK dan KTP
wilayah Puskesmas Karngtengh.

Permasalahan AKI,AKB dan AKBA merupakan masalah nasional yang


sulit teratasi, untuk mengatasi perlu dukungan dari berbagai pihak secara
bersungguh-sunggh. Peran serta masyarakat dan stake holden sangat berperan
penting untuk turut serta menurunkan AKI,AKB dan AKBA. Berbagai masalah
yang melatar belakangi tingginya AKI,AKB dan AKBA mulai dari masalah
ekonomi,pengetahuan social budaya dan peran serta keluarga dan mayarakat.
Dengan pembentukan Gempita di Puskesmas Karangtengah diharapkan
dapat segera menurun AKI ,AKB dan AKBA di wilayah Karngtengah. Untuk
mendapatkan tujuan tersebut diatas berbagai upaya telah dilakukan Puskesmas
Karangtengah diantaranya mengadakan AMP di tingkat Puskesmas,pelatihan
kader pendamping,pemantauan resiko tinggi ibu hamil,pemantauan ibu nifas
resiko tinggi, pemantauan Neonatal resiko tinggi, pelaksanan kelas ibu hamil,
pelaksanaan ibu bayi dan balita di posyandu..
1. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79,131,133.136.137 dan
139
2. .UU Nomor 23 tahun 2014 tengtang peraturan daerah.
3. Undang-undang Nomor 9 tahun 2015 tentang perubaha Undang-Ungang
Nomor 23 tahun 2013 (Lembaran Survai Demografi Kesehatan Indonesia
4. Undand-undang Nomor 9 tahun 2015 tentang perubaha Undang-Ungang
Nomor 23 tahun 2013 (Lembaran Survai Demografi Kesehatan Indonesia)
5. Peraturan Menteri Kesehatann Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak
6. Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2562/menkes/per/XII/2011
Juknis jampersal.
7. Peraturan Menteri Kesehatann Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak

Yang masih menjadi kesulitan bagi kami adalah Masalah pada ibu hamil
yang berkerja advokasi kepada perusahaan dimana mempunyai karyawan
perempuan, adanya larangan tidak diperbolehkan makan pada saat jam kerja, tidak
dipebolehkannya dan sulitnya minta ijin untuk mengikuti kegiatan kelas ibu
hamil saat jam kerja.
Dari pengalaman ini, pembelajaran yang dapat diambil adalah :
 Masalah AKI,AKB dan AKBA bukan hanya urusan ibu. Seluruh masyarakat
dari berbagai kalangan harus mendukung program ini. Begitu pula institusi
swasta seperti pabrik.
 Adanya kader pendamping di setiap posyandu agar ibu hamil terpapar dengan
pelayanan kesehatan ibu sesuai standar, ini sangat membantu dalam
penurunan AKI,AKB dan AKBA.
 Pemberdayaan masyarakat memerlukan waktu yang lama dan proses yang
panjang. Diperlukan kesabaran dan pantang menyerah dalam memfasilitasi
proses pemberdayaan.
 Adanya mitos-mitos pemberitaan yang kurang bertanggung jawab.
 Adanya budaya bahwa Ibu hamil bukan sebagai pengampbil keputusan
permasualahan kesehatan dirinya.
 Masih dirasa cukup mahal untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan yang
sesuai setandar.
Rekomendasi :
 Dinas Kesehatan menyelenggarakan
1. .AMP ( Audit Maternal Peonatal ) dengan mengungdang dokter
OBSGIN sebagai fasilitator
2. Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
3. Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
4. .Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
5. Mengadakan kegiatan DTPS KIBLA ( Distrik Tem Problem Solving
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
6. Pelatihan ASPEKSIA
7. Pelatihan MTBM,MTBS.
8. Pelatihan kegawat daruratan maternal dan Neonatal Dokter dan Bidan
9. Pelatihan Poned Dokter dan Bidan
10. Pelatihan kader pendamping
11. Bintek Bidan desa.
 Adanya program Jamkesmas, Jampersal dan Jamkeda kab
 Pemda Kabupaten Demak membuat Perda tentang Mewajibkan
Persalinan persalinan di Fasilitas Kesehatan.
 Pemda Kabupaten Demak membuat peraturan tentang kewajiban bagi camat
untuk berperan aktif dalam penurunan AKI,AKB,AKBA
 Pemda Kabupaten Demak Jamkesda bagi ibu hamil yang di rujuk ke RS.

KEBERLANJUTAN
Pada tahun 2013,inovasi ini sudah direplikasi sejak tahun 2013 wilayah
kerja Puskesmas Karangtengah dengan kegiata Penjaringandeteksi dini resiko
tinggi ibu hamil ,sejak tahun 2015 kegiatan tersebut di beri nama “Gempita”
dengah tujuan mempermudah populritas kegiatan tersebaut. Pembentukan dan
sosialisasi Gempita tersebut dengan BOK Puskesmas Karngtenmgah
.Selanjutnya kegiatan Gempita dianggarkan oleh desa. dan suadaya dari ibu hamil
sampai sekarang masih berlanjut.
Rencananya di tahun 2018 untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan ibu hamil yang sesuai standar, kegiatan Gempita akan diadakan
Refresing kader untuk memudahkan pendataan dan pendampingan ibu hamil.
Melaksanakan MOU dengan Jejaring dan Jaringan di wilayah Karangtengah,
mulai tahun 2018 Transport petugas dari Puskesmas di danai oleh dana BOK.
Kedepan, Gempita bisa direplikasi di Puskesmas – Pusksesmas di
Kabupaten Demak, bahkan di seluruh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai