Anda di halaman 1dari 19

MALPRAKTEK DAN

KELALAIAN
Cindy Novellisa (19334022)
TK 1 A

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Debby Silvia Dewi, M.Kep
MALPRAKTEK
PENGERTIAN
MALPRAKTEK

‡Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum


sifatnya dan tidak selalu berkonotasi yuridis. Secara
harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan
“praktek”mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”,
sehingga malpraktek berarti “pelaksanaan atau tindakan
yang salah”.
 Sedangkan difinisi malpraktek profesi kesehatan
adalah “kelalaian dari seseorang dokter atau perawat
untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu
pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang
lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang
terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama”
(Valentin v. Lasociety de Bienfaisance Mutuelle de Los
Angelos, California, 1956).
MALPRAKTEK HUKUM ATAU YURIDICAL
MALPRACTICE DIBAGI DALAM 3 KATEGORI SESUAI
BIDANG HUKUM YANG DILANGGAR, YAKNI :

1. Criminal malpractice:
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori
criminal mal practice manakala perbuatan tersebut
memenuhi rumusan delik pidana yakni :
a. Perbuatan tersebut (positive act maupun negative
act)merupakan perbuatan tercela.
b. Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea)
yang berupa kesengajaan(intensional), kecerobohan
(reklessness) atau kealpaan (negligence).
2. Civil malpractice :
Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil
malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tidak
memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati
(ingkar janji).
3.Administrative malpractice
Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan
administrative malpractice manakala tenaga perawatan
tersebut telah melanggar hukum administrasi. Perlu diketahui
bahwa dalam melakukan police power, pemerintah
mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan
dibidang kesehatan,misalnya tentang persyaratan bagi tenaga
perawatan untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja,
Surat Iurat ijin Praktek), batas kewenangan serta kewajiban
tenaga perawatan.
perawatan karena adanya mal praktek
diharapkan para perawat dalam menjalankan
tugasnya selalu bertindak hati-hati, yakni:
a.Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan
keberhasilan upayanya, karena perjanjian
berbentuk daya upaya(inspaning verbintenis)
bukan perjanjian akan berhasil (resultaat
verbintenis).
b. Sebelum melakukan intervensi agar selalu
dilakukan informed consent.
c. Mencatat semua tindakan yang dilakukan
dalam rekam medis.
Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan
civil malpractice antara lain:

a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya


wajib dilakukan.
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan tetapi
terlambat melakukannya.
c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan tetapi tidak sempurna.
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak
seharusnya dilakukan.
APABILA TUDUHAN KEPADA PERAWAT
MERUPAKAN CRIMINAL MALPRACTICE,MAKA
TENAGA PERAWATAN DAPAT MELAKUKAN :
a. Informal defence, dengan mengajukan bukti untuk
menangkis /menyangkal bahwa tuduhan yang
diajukan tidak berdasar atau tidak menunjuk pada
doktrin-doktrin yang ada.
b. Formal/legal defence,yakni melakukan pembelaan
dengan mengajukan atau menunjuk pada doktrin-
doktrin hukum, yakni dengan menyangkal tuntutan
dengan cara menolak unsur-unsur pertanggung jawaban
atau melakukan pembelaan untuk membebaskan diri
dari pertanggung jawaban, dengan mengajukan bukti
bahwa yang dilakukan adalah pengaruh daya paksa.
ADA JUGA TEORI YANG DAPAT DIJADIKAN PEGANGAN UNTUK
MENGADAKAN PEMBELAAN APABILA IA MENGHADAPI
TUNTUTAN MALPRAKTEK. TEORI-TEORI ITU ADALAH:

a. Teori Kesediaan Untuk Menerima Resiko (Assumption


Of Risk)
Teori ini mengatakan bahwa seorang tenaga kesehatan
akan terlindung dari tuntutan malpraktek, bila pasien
memberikan izin atau persetujuan untuk melakukan suatu
tindakan medik dan menyatakan bersedia memikul segala
resiko dan bahaya yang mungkin timbul akibat tindakan
medik tersebut. Teori ini mempunyai arti yang sangat
besar bagi seorang tenaga kesehatan, selama tindakan
tenaga kesehatan itu bertujuan untuk indikasi medis.
b. Teori Pasien Ikut Berperan Dalam Kelalaian
(Contributory Negligence) Adalah kasus dimana tenaga
kesehatan dan pasien dinyatakan oleh pengadilan sama-
sama.
Negligence (kelalaian)
Kelalaian ialah melakukan sesuatu dibawah standar yang
ditetapkan oleh aturan atau hukum guna melindungi
orang lain yang bertentangan dengan tindakan-tindakan
yang tidak beralasan dan berisiko melakukan kesalahan
(Keeton, 1984).

Kelalaian (Negligence) adalah salah satu bentuk


pelanggaran praktek keperawatan, dimana perawat
melakukan kegiatan prakteknya yang seharusnya mereka
lakukan pada tingkatannya, lalai atau tidak mereka
lakukan.
PEMBUKTIAN MALPRAKTEK DIBIDANG
PELAYANAN KESEHATAN
1. Pembuktian secara langsung
Oleh Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai
tolak ukur adanya 4 D yakni :

a. Duty (kewajiban)
 Dalam hubungan perjanjian tenaga perawatan
dengan pasien, tenaga perawatan haruslah
bertindak berdasarkan:
1) Adanya indikasi medis
2) Bertindak secara hati-hati dan teliti
3) Bekerja sesuai standar profesi
4) Sudah ada informed consent.
b.Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban)
Jika seorang tenaga perawatan melakukan asuhan
keperawatan menyimpang dari apa yang seharusnya atau
tidak melakukan apa
yang seharusnya dilakukan menurut standard
profesinya,maka tenaga
perawatan tersebut dapat dipersalahkan.
2. Pembuktian secara tidak langsung :
Cara tidak langsung merupakan cara pembuktian yang
mudah bagi pasien,yakni dengan mengajukan fakta-fakta
yang diderita olehnya sebagai hasil layanan perawatan
(doktrin res ipsa loquitur).

Pengertian kelalaian dapat bersifat


ketidaksengajaan,kurang teliti, kurang hati-hati, acuh tak
acuh, sembrono, tidak peduli terhadap kepentingan orang
lain tetapi akibat tindakan bukanlah tujuannya
c.Direct Causation (penyebab langsung)
d. Damage (kerugian)
 Tenaga perawatan untuk dapat dipersalahkan
haruslah ada hubungan kausal (langsung)
antara penyebab (causal) dan kerugian
(damage) yang diderita oleh karenanya dan
tidak ada peristiwa atau tindakan
diantaranya., dan hal ini haruslah dibuktikan
dengan jelas. Hasil (outcome) negatif tidak
dapat sebagai dasar menyalahkan tenaga
perawatan.
Jenis-Jenis Kelalaian Menurut Sampurno(2005)
1.Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang
menlanggar hukum atau tidak tepat/layak, misal:
melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang
memadai/tepat

2.Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan


keperawatan yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak
tepat, misal: melakukan tindakan keperawatan dengan
menyalahi prosedur
3.Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan
keperawatan yang merupakan kewajibannya, misal: pasien
seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak
dilakukan. Sampurno (2005), menyampaikan bahwa suatu
perbuatan atau sikap tenaga kesehatianggap lalai.

Anda mungkin juga menyukai