Anda di halaman 1dari 70

BAB 3

ANALISIS SITUASI

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang
meliputi analisis situasi ruangan, analisis SWOT, perumusan masalah, POA dan
penyelesaian masalah.
A. Analisis Situasi Rumah Sakit Dan Ruangan
1) Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya resmi dibuka pada tanggal 25
Mei 2002, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul
Awwal 1423 H) dengan moto yaitu "Kami Selalu Melayani dengan
Ramah, Senyum, Ikhlas, dan Salam". Rumah Sakit Islam Jemursari
Surabaya mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Islam terkemuka & terpercaya dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian
b. Misi
(1) Mengembangkan manajemen rumah sakit islami untuk mendukung
pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang berkualitas, profesional
& bersinergi.
(2) Meningkatkan kinerja, kompetensi & kesejahteran karyawan secara
berkelanjutan.
(3) Menyediakan sarana & prasarana rumah sakit yang mendukung
peningkatan mutu berkelanjutan.
(4) Meningkatkan kualitas dalam rangka menjamin kepuasan pemangku
kepentingan (Stake Holder)
Selain itu Rumah Sakit Islam Jemursari juga memiliki nilai dasar SYIFA yaitu
sebagai berikut :
S  : Shiddiq dalam artian bahwa jujur dengan memiliki integritas dan
kemandirian.
Y : Yaqin dalam artian bahwa yakin terhadap potensi diri dan kesembuhan
pasien adalah berkat rahmat Allah SWT.
I : Iman dalam artian  bahwa  semua tindakannya dilandasi keimanan kepada
Allah, disertai ikhlas dalam pelayanan dan bersifat fleksible.
F : Fathanah dalam artian bahwa cerdas dalam menangkap peluang dan
selalu  meningkatkan pengetahuan dan sikap. 
A : Amanah dalam artian  bahwa dapat diandalkan dan transparan dalam
menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Rumah Sakit Islam Jemursari merupakan salah satu dari 3 instansi
yang dikelola oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS). Dua
yang lainnya adalah Rumah Sakit Islam Surabaya Ahmad Yani dan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yarsis dan sekarang berubah nama
menjadi UNUSA.
Rumah Sakit Islam Surabaya Jemursari dibangun diatas lahan seluas
4.6 Ha dan bangunan seluas 22,203 m2. Konsep pembangunan rumah sakit
ini adalah sebagai garden hospital. Oleh karena itu, Rumah Sakit Islam
Surabaya Jemursari dikelilingi oleh taman seluas 33.042 m2.
Rumah Sakit ini terletak di Jalan Jemursari No. 51 - 57 Surabaya
yang merupakan salah satu jalan protokol Kota Surabaya, sehingga akses ke
rumah sakit ini mudah dan hanya membutuhkan waktu 15 menit dari
Bandara Internasional Juanda atau dari Terminal Bungurasih maupun dari
gerbang tol Waru.
Saat ini RS Islam Jemursari memiliki 199 tempat tidur yang terdiri
dari ruang bersalin, ruang neonates, ruang anak, dan ruang perawatan dewasa.
Saat ini dalam proses penambahan menjadi 300 tempat tidur. Dengan
dukungan sumber daya insane yang professional dan fasilitas alat kedokteran
baik untuk diagnostik maupun terapi modern yang dimiliki, RS Islam
Jemursari berusaha memberikan pelayanan prima menuju Standart Mutu
Pelayanan Internasional.
c. Mitra Kerja
Dalam perjalanannya yang mencapai lebih dari 10 tahun ini, RS
Islam Jemursari telah bekerjasama beberapa instalansi/asuransi, yang
meliputi :
1) ABDA Live
2) EKA Live
3) PT. PLN
4) PT. Telkom
5) PJB
6) Blue Dot
7) PT. Administrasi Medika
8) Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
9) PT. Asuransi Multi Artha Guna
10) PT. Asuransi Mega Life
11) PT. Equity Life Indonesia
12) PT. AJ. Central Asia Raya
13) PT. Winterthur life
14) Indonesia
15) PT. Unilever Indonesia tbk
16) PT. Walet Kencana Perkasa
17) PT. Surya Indo Mandiri
18) PT. Global Asistant Manajemen Ind
19) Pasific Internasioanal Indonesia Insurance
20) PT. Citra Internasional Underwrites
21) PT. Jamsostek
22) PT. Carrefour
23) PT. Pertamina
24) PT. Pal Indonesia
25) PT. Philip Indonesia
26) RS. Petro Graha Medika
27) PT. Bukti Jaya Abadi
28) BPJS
d. Pelayanan RS Islam Jemursari
1) Rawat Jalan
a) Poliklinik Umum
b) Poliklinik KB & KIA
c) Poliklinik Spesialis :
(1) Spesialis bedah umum
(2) Spesialis penyakit dalam
(3) Spesialis anak
(4) Spesialis obstetri dan ginekologi
(5) Spesialis mata
(6) Spesialis THT
(7) Spesialis saraf
(8) Spesialis Jantung dan pembuluh darah
(9) Spesialis Kulit dan kelamin
(10) Spesialis Kesehatan jiwa
(11) Spesialis paru
(12) Spesialis bedah orthopaedi
(13) Spesialis bedah saraf
(14) Spesialis bedah plastik
(15) Spesialis rehabilitasi medik
(16) Spesialis urologi
(17) Spesialis bedah mulut
(18) Spesialis orthodonsi
(19) Spesialis kesehatan gigi anak
(20) Spesialis konservasi / endodonsi
(21) Echocardiography
(22) Treadmill
d) Rawat Inap
1) Ruang Melati
2) Ruang Teratai
3) Ruang Mawar
4) Ruang Neonatus
5) Ruang Zahira
6) Ruang Azzara I
7) Ruang Azzara II
8) Ruang Dahlia
e) Rawat Khusus
1) IGD
2) Resusitasi dan ambulance
3) IBS
4) IPI
5) Hemodialisis
2) Penunjang Medik
a) Instalasi Laboratorium : 24 jam
b) Instalasi Radiologi (Fot X-Ray, CT-Scan): 24 jam
c) Rehabilitasi Medik
d) Instalasi Farmasi : 24 jam
e) Instalasi Gizi
f) Mammografi, USG
4) Pelayanan Pendukung Kesehatan
a) Senam pencegahan bagi penderita osteoporosis
b) Senam ibu hamil
c) Senam nifas
d) Pijat bayi
3) Terapi Pendukung Kesehatan
a) Terapi Wicara
b) Terapi Okupasi
c) Gymnasium
4) Struktur Organisasi
a) Dewan Pengurus
b) Direktur Utama: Prof. Dr .dr. Rochmad Romdhoni Sp. PD, Sp.JP(K),
FIHA
c) Wakil Direktur Umum dan Keuangan: Rohadi Kardianto, SE., MBA
d) Wakil Direktur Medis : dr. Dyah Yuniati, Sp.S
5) BOR Rumah Sakit Islam Jemursari Surabayadi Ruang Melati tahun 2017

No Bulan Umum BPJS Karyawan Asuransi/ Total BOR


. Instalansi
1. JAN 57 200 5 25 287 74,51%
2. FEB 48 161 7 41 257 78,57%
3. MAR 47 170 6 35 258 78,52%
4. APR 64 168 4 28 264 82,68%
5. MEI 58 158 6 27 249 79,94%
6. JUN 31 126 6 19 182 54,07%
7. JUL 27 142 2 17 188 48,70%
8. AGU 32 180 5 25 242 65,85%
9. SEP 50 178 7 29 264 72,03%
10. OKT 41 199 17 34 291 87,88%
11. NOV 54 180 9 29 272 80,00%
12. DES 49 205 14 33 301 78,05%
Total 558 2067 88 342 3055 73,4%

6) Fasilitas Umum di RS Islam Jemursari

Fasilitas Umum merupakan fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit Islam

Jemursari sebagai sarana non medis untuk melayani berbagai kebutuhan

pasien maupun pengunjung lainnya. Fasilitas - fasilitas tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Masjid 2) Loby 3) Tempat

Parkir
4) Kamar Pasien 5) Tempat Penunggu 6) Teras

Pribadi

7) Ruang Operasi 8) Ambulance 9)

Yarsis Mart

B. Gambaran Umum Ruang Melati


Ruang melati ini merupakan ruangandi RSI Jemursari Surabaya yang
telah diresmikan pada tanggal 05 Maret 2002 oleh Ketua Yayasan Rumah
Sakit Islam Surabaya yaitu Alm KH Zaki Gufron. Pada awalnya ruang
melati merupakan ruangan yang melayani pasien dewasa dan pasien anak.
Tetapi, mulai tahun 2003 ruang melati dikhususkan untuk ruang anak
saja.dengan banyak kasus seperti kasus – kasus bedah, interna, dimana
semua pasien dengan kasus – kasus tersebut bisa dirawat di ruangan melati.
Dan terdiri dari banyak pilihan ruang kelas antara lain VIP, kelas I, kelas II,
kelas III,dan Isolasi.
Batas – batas ruangan melati berada di Gedung D lantai 2 dengan
lokasi berada di area paling timur, di sebelah baratberbatasan dengan
ruangan IBS, sedangkan sebelah utara merupakan area gedung kosong,
disebelah selatan berbatasan dengan IRJ. Di ruangan melati terdapat 28
tenaga kerja yang terdiri dari 12 orang lulusan S1 keperawatan, 15 orang D3
keperawatan, 1 orang D1 keperawatan.
Jumlah kamar di ruangan melati terdiri dari 18 kamar dengan
kapasitas tempat tidur berjumlah 41 TT, yang terdiri dari VIP = 7 TT, kelas I
= 12 TT, kelas II = 9, kelas III = 13. Dalam setiap kamar terdiri dari bed,
kamar mandi, AC, TV, jemuran handuk, tempat sampah, jam dinding dan
masing – masing terdapat standart infus, 1 buah loker pasien dan kursi
penunggu. Selain itu di ruangan melati terdapat, 2 kamar mandi, 1 nurse
station, ruang dapur, ruang spoelhock dan ruang mahasiswa.
a. Karakteristik ruangan melati
1) Tata tertib ruangan Melati
Ruangan melati sudah mempunyai tata tertib. Berdasarkan
wawancara pada pasien dan keluarga pasien didapatkan perawat tidak pernah
mensosialisasikan tata tertib ruangan, tidak pernah memberikan kartu penunggu
pasien, saat pertama MRS perawat hanya menanyakan seputar keluhan yang
dirasa dan melakukan pemeriksaan TTV dan orentasi ruangan.
Tata tertib ruang Melati adalah sebagai berikut :
1. Administrasi pasien
a. Pada hari pertama perawatan dimohon untuk menyerahkan deposit
biaya rawat inap sebesar 10x biaya kamar perawatan.
b. Pasien yang akan menjalani operasi dimohon menyerahkan deposit
sebesar 50% dari perkiraan biaya operasi dan biaya operasi mengikuti
kelas tertinggi yang di tempati.
c. Setiap 2 – 3 hari akan diberikan surat pemberitahuan biaya rawat inap.
Dimohon untuk menambah deposit sesuai dengan biaya rawat inap
yang terjadi.
2. Waktu berkunjung
a. Pagi: pukul 10 .00 – 12.00 WIB
b. Sore: pukul 16.00 – 18.00 WIB
3. Penunggu pasien
a. Penunggu pasien max. 1 orang, dan harus memegang kartu tunggu.
b. Kartu tunggu sebagai bukti ijin menunggu dapat diperoleh perawat
jaga.
4. Keamanan
a. Mengingat berbagai kunjungan tamu di RS, dimohon untuk tidak
membawa barang – barang berharga atau menyimpan uang dalam
jumlah besar. Rumah sakit tidak ikut bertanggung jawab atas
kehilangan yang terjadi.
b. Tidak diperkenankan membawa anak kecil, karena beresiko terkena
infeksi nosokomial.
c. Dilarang merokok di lingkungan RS karena dapat mengganggu
kesehatan.
5. Ketertiban
a. Dilarang memakai tempat tidur pasien yang kosong.
b. Dilarang membawa tikar/alas tidur dari rumah.
c. Dilarang mecuci/menjemur pakaian di lingkungan RS.
6. Lain - lain
a. Dalam satu hari dokter akan berkunjung 1(satu) kali ke pasien.
b. Konsultasi dokter bisa dilakukan saat dokter visite, selesai visite di
ruangan, atau saat praktek di poli rawat jalan
b. Misi Keperawatan
1. Memberikan pelayanan jasa keperawatan secara prima dan islami menuju
standart mutu pelayanan internasional.
2. Melaksanakan manajemen keperawatan berdasarkan manajemen syariat
yang berstandart internasional.
3. Membangun SDI (Sumber Daya Insani) keperawatan yang berstandart
yang islami dengan diiringi integritas yang tinggi dalam pelayanan.
4. Menyediakan sarana prasaranan kegiatan untuk mewujudkan
implementasi pelayanan islami berstandart internasional.
c. Falsafah Keperawatan
1. Keperawatan adalah bentuk pelayanan prosefional berdasarkan budaya
SYIFAditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang
memiliki kebutuhan bio-psikososial-spiritual
2. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standart asuhan
keperawatan.
3. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus-
menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan
kesehatan
d. Tujuan Keperawatan
Tujuan Umum :
Meningkatkan asuhan keperawatan dalam menunjang tercapainya visi
Rumah sakit Islam jemursari Surabaya yang berstandart internasional.
Tujuan Khusus :
1. Terlaksananya asuhan keperawatan sesuai dengan standart yang telah
ditentukan.
2. Terciptanya iklim kerja kondusif, dinamis dan penuh kekeluargaan.
3. Memotivasi dan member kesempatan untuk mengembangkan tingkat
kemampuan professional.
4. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan
kesehatan.
5. Memberikan kesempatan proses belajar mengajar dalam kegiatan
pendidikan bagi perkembangan tenaga perawat.
Man (M1) :Ketenagaan
Analisis tenaga kerja di ruang Melati mencakup jumlah tenaga
keperawatan dan non keperawatan. Jumlah tenaga kerja di ruang Melati terdiri
dari 28 orang tenaga keperawatan yaitu 14 lulusan S1 Keperawatan-ProfesiNers,
13 lulusan D3 keperawatan dan 1 orang D1 asisten perawat. Sebagian besar
tenaga keperawatan telah mengikuti pelatihan-pelatihan dalam bidang
keperawatan.
1. Struktur Organisasi Ruang Melati

TRI KURNIA INDAH, S.Kep,.Ns

PEMBIMBING
KLINIK / CE

S1/DIII

PJ SDM
PJ
Anggota
AlatAnggot
SHIFT PAGI SHIFT SORE SHIFT MALAM
a

PJ PJ PJ

PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT


1
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
1 2 1 2
2 PERAWAT
2
PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PELAKSANA
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

4 PERAWAT
3 3 4 3
PELAKSANA
2 2 2
PERAWAT PERAWAT PERAWAT
PELAKSANA PELAKSANA PERAWAT
PELAKSANA 4
PELAKSANA
5 6 5
2 2
PERAWAT
Bagan PELAKSANA 5
PEKARYA
Bagan 3.1 Struktur Organisasi keperawatan di ruang Melati RS Islam Jemursari
Surabaya
2. Daftar Nama Tenaga Keperawatan di ruangMelati
Tabel 3.1 Tenaga Keperawatan di RuangMelatih RS Islam Jemursari Surabaya
No Nama Pendidika Jabatan Masa kerja Pelatihan yang pernah diikuti
. n
1. Tri Kurnia Indah S, S.Kep.,Ns S1 Kep Koordinator 16 thn 1. TB DOTs
2. PPGD
3. informe concent
4. Pelatihandasar PPI
5. In-Servise Training Phlebotomy
6. Training Of Trainer Safe Infusion Therapy
2. NurfaRosyadah, Amd. Kep D3Kep Katim 11 thn 1. BCLS
2. PPGD
3. Pelatihan CE
4. The First becoming Profesional Nursing
3. IndriaDwiKurnia D, S.Kep.,Ns S1 Kep Katim 7 thn 1. Becoming a profesional qualified nurse
2.Perawatanterkinipemberianterapicairanmelalui
iv perifercaraaman
4. Erma Yulianeta, Amd. Kep D3Kep Katim/ CE 7 thn 1. Becoming a profesional qualified nurse
2. Perawatanterkinipemberianterapicairanmelalui
iv perifercaraaman
3. Pelatianperawatanlukaterkini
4. PPGD
5. Yuli Laila, S.Kep.,Ns S1 Kep PJ/CE 6 thn PPGD
6. Lutiyanti, Amd. Kep D3Kep Katim 5 thn PPGD
7. Aminatus Solicha, S.Kep.,Ns S1 Kep Katim 5 thn PPGD
8. Hanum Tri Anggraeni, S1 Kep Katim 4 thn PPGD
S.Kep.,Ns
9. Kristin Ayu S, S.Kep.,Ns S1 Kep PJ/CE 4 thn PPGD
10. Anita Maisaroh, Amd. Kep D3 Kep Katim 12 thn PPGD
11. Dria Ambarina, S.Kep.,Ns S1 Kep Katim 4 thn 1. Merawatdanmendidikanakusiadinimelalui
proses menyusui
2. Palliative Care Nursing Update
3. Pelatihanpertolonganpertamagawatdaruratpada
korban kecelakaanlalulintas
4. PPGD
12. Evi May Perwitasari, Amd. D3 Kep Pelaksana 4 thn PPGD
Kep
13. Gilang Ayu Permatasari, S1 Kep Katim 4 thn 1. GELS
S.Kep.,Ns 2. ATLS
3. Ambulance Service
4. HypnoterapiIn Nursing
5. Vertical Rescue
14. Dewi Suciati, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 8 thn
15. Desi Yustiva, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 4 thn 1. GELS
2. Health Care Language Program
16. Sulistyaningsih, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn 1. GELS
17. Desy Wulandari, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
18. Lailatul Umamah, S.Kep., Ns S1 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
19. Isti Dwi Lailia, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn BTCLS
20. Roro Umi Farocha, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn BTCLS
21. Hikma Rosyida, S.Kep.,Ns S1 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
22. Nevy avik, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 5 thn PPGD
23. Pusva juwita, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 7 thn 1. PPGD
2. Public Speaking
24. Nur laila turahmi, S.Kep.,Ns S1 Kep Pelaksana 1 thn PPGD
25. Nafisah supriadi, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
26. Hilda jannatul F, S.Kep.,Ns S1 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
27. Indah setyorini, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 9 thn PPGD
28. Limaylina D1 Kep Prakarya
3. Jumlah Tenaga di Ruang Melati
1) Berdasarkan kualifikasi pendidikan
Tabel 3.2 Tenaga keperawatan berdasarkan kualifikasi pendidikan di Ruang Melati RSI
Jemursari
No. Kualifikasi Jumlah Jenis
1. Profesi Ners 14 8 tetap
3 kontrak
1 honorer
2. D3 Keperawatan 13 10 tetap
5 kontrak
3. D1 Keperawatan 1 Tetap
Total 28 orang

2) Berdasarkan jumlah
Jumlah perawat di Ruang Melati: 14 orang S1 keperawatan = profesi ners, 13 orang D3
keperawatan dan 1 orang D1 keperawatan sebagai prakarya. Pengaturan ketenagaan
berdasarkan jumlah tenaga yang dibutuhkan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantuan pasien dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
(a) Perawat minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam
(b) Perawat intermediet memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam
(c) Perawat Maksimal/ total memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam
Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok menggunakan klasifikasi dan
tingkat criteria ketergantungan pasien berdasarkan Orem yaitu teori self care deficit, sedangkan
untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga menurut
Duoglas (1984).
Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien selama masa pandemic covid 19 ini
kelompok menggunakan perhitungan tenaga Depkes (2005), Stuffing Ratio dan WHO (2020).
Di era covid 19 ini ada penambahan dalam Corection sebesar 40 – 50%.
3) Kebutuhan Tenaga Perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien Ruang Melati (Keseluruhan
ruangan)
Berdasarkan data yang di kaji pada tanggal 08 Juni 2020 di dapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Tingkat ketergantungan pasien di ruangan Melati dinilai dengan menggunakan instrument
penilaian ketergantungan klien menurut Orem: Total, parsial, dan minimal care (Nursalam,
2012). Berdasarkan data yang dikaji pada tanggal 07 Juni 2020 didapatkan hasil sebagai berikut:
Tingkat Ketergantungan JumlahKebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah PAGI SORE MALAM
ketergantungan pasien
Minimal 1 1x0,17=0,17 1x0,14=0,14 1x0,07= 0,07
Parsial 35 35x0,27=9,45 35x0,15=5,25 35x0,10= 3,5
Total 0 0x0,36= 0,00 0x0,30= 0,00 0x0,20= 0,00
Jumlah 36 9,62 5,39 3,57
Pembulatan 10 5 3
Total tenaga perawat:
Pagi : 10 orang
Sore : 5 orang
Malam : 3 orang
Total perawat : 18 orang
Tenaga lepas dinas : 18 x 25% = 4,5 dibulatkan 4 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di ruang melati adalah 18 orang + 1 orang
struktural (kepala ruangan) + 4 orang lepas dinas. Jadi jumlah keseluruhannya 23 orang.
2. Tingkat ketergantungan pasien di ruang Melati saat masa pandemic covid 19 dinilai dengan
menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Depkes: Total, Parsial, dan
Minimal care (Nursalam, 2012). Berdasarkan data yang dikaji pada tanggal 08 Juni 2020
didapatkan hasil sebagai berikut:
Jumlah pasien = 36 orang
a. minimal = 18 orang
b. parsial = 13 orang
c. total 5 orang
Correction = 50%
Jumlah jam kerja perawat = 7 jam/hari
Jumlah libur tahunan = 86 hari/tahun
Jumlah kerja tahunan = 279 hari/tahun
a. Ketergantungan Minimal
Rumus:
jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien
A=
jumlah jam kerja perawat
jumlah hari libur per tahun
B= xA
jumlah hari kerja per tahun
C = (A + B) x 25%
Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19)
18 x 1
A= = 2, 57 = 2
7
86
B= x 2 = 0,61 = 1
279
C = (2 + 1) x 25% = 1,5 = 1
Total = 2 + 1 + 1 + koreksi 50% (covid 19)
= 4 + 50% = 6 perawat
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 6 perawat
b. Ketergantungan parsial
jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien
A=
jumlah jam kerja perawat
jumlah hari libur per tahun
B= xA
jumlah hari kerja per tahun
C = (A + B) x 25%
Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19)
13 x 4
A= = 7,42 = 7
7
86
B= x 7 = 2,15 = 2
279
C = (7 + 2) x 25% = 2,25 = 2
Total = 7 + 2 + 2 + koreksi 50% (covid 19)
= 11 + 50% = 16,5 = 16 perawat
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 16 perawat.
c. Ketergantungan Total
jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien
A=
jumlah jam kerja perawat
jumlah hari libur per tahun
B= xA
jumlah hari kerja per tahun
C = (A + B) x 25%
Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19)
5x6
A= = 4,28 = 4
7
86
B= x 4 = 1,23 = 1
279
C = (4 + 1) x 25% = 1,25 = 1
Total = 4 + 1 + 1 + koreksi 50% (covid 19)
= 6 + 50% = 9 perawat
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 9 perawat.
d. Stuffing Ratio Indonesia:
Pediatrik care = 1: 4
Koreksi = 50% (covid 19)
1. Isolasi = 2 tempat tidur
Pediatrik care = 1 : 4
= 2/4 = 0,5 : 2
Koreksi = (0,5 + 50%) : 2
= 0,75 (di bulatkan 1) : 2
= 1 perawat : 2 tempat tidur
2. VIP = 5 tempat tidur
Pediatrik care = 1 : 4
= 5/4 = 1,25 : 5
Koreksi = (1,25 + 50%) : 5
= 1,875 (di bulatkan 2) : 5
= 2 perawat : 5 tempat tidur

3. Kelas 1 = 6 tempat tidur


Pediatrik care = 1 : 4
= 6/4 = 1,5 : 6
Koreksi = (1,5 + 50 %) : 6
= 2,25 (dibulatkan 2) : 6
= 2 perawat : 6 tempat tidur
4. Kelas 2 = 15 tempat tidur
Pediatrik care = 1 : 4
= 12/4 = 3: 12
Koreksi = (3 +50%) : 12
= 4,5 (dibulatkan 4) : 12
= 4 perawat : 12 tempat tidur
5. Kelas 3 = 15 tempat tidur
Pediatrik care = 1 : 4
= 15/4 = 3,75 : 15
Koreksi = (3,75 +50%) : 15
= 5,625 (dibulatkan 6) : 15
= 6 perawat : 15 tempat tidur
6. Tingkat ketergantungan pasien di ruang Melati saat covid 19 dinilai dengan
menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut WHO: Moderate, Heavy, dan
Critical. Berdasarkan data yang dikaji pada tanggal 08 Juni 2020 didapatkan hasil sebagai
berikut:
Jumlah pasien = 36 orang
Moderate = 18 orang
Heavy = 13 orang
Critical = 5 orang
perbandingan era covid 19
Moderate = 1 : 3
Heavy = 1 : 0,9
Critical = 1 : 0,6

a. Moderate =1:3
= 18/3 = 6
= 6 perawat : 18 pasien
b. Heavy = 1 : 0,9
= 13/0,9 = 14,4 = 14
= 14 perawat : 13 pasien
c. Critical = 1 : 0,6
= 5/0,6 = 8,3 = 8
= 8 perawat : 3 pasien

3. Tenaga Medis
Tabel 3.3 Tenaga Medis Tetap di RS Islam Jemursari Surabaya
No. Kualifikasi Jumlah
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2
2. Dokter Spesialis Saraf 1
3. Dokter Spesialis Bedah 2
4. Dokter spesialis mata 2
5. Dokter spesialis obgyn 2
6. Dokter umum 2
7. Dokter THT 1
8. Dokter gigi 2
9. Dokter spesialis Urologi 1
TOTAL 15
Tabel 3.4 Tenaga medistamu yang ada di RSI Jemursari Surabaya
Material (M2) No. Kualifikasi Jumlah
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 6
Penerapan proses
2. Dokter Spesialis Paru 1
praktika pra profesi 3. Dokter Spesialis Jantung 1
4. Dokter Spesialis Saraf 2
ners keperewatan
5. Dokter Spesialis Bedah Saraf 2
mahasiswa program 6. Dokter Spesialis Orthopedi 1
7. Dokter Spesialis Bedah 2
studi S1
8. Dokter Spesialis Urologi 1
Keperawatan, 9. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 2
10. Dokter spesialis kandungan 6
mengambil tempat
11. Dokter spesialis anastesi 1
di Ruang Melati Rs. 12. Dokter spesialis kejiwaan 2
13. Dokter spesialis rehab medis 3
Islam Jemursari
14 Dokter spesialis radiologi 2
Surabaya. 15 Dokter spesialis bedah mulut 1
16 Dokter spesialis ortodonsi 1
Pengkajian data
17 Dokter konservasi gigi 1
awal dilakukan pada 18 Dokter spesialis gigi anak 1
19 Dokter konsultan metabolik 1
tanggal 8 juni 2020,
20 Dokter konsulta non kologi 1
adapun data yang 21 Dokter konsultan obgyn 1
22 Dokter spesialis THT 2
didapat adalah
23 Dokter konsultan pathologi 1
sebagai berikut : 24 Dokter spesialis anak 6
25 Dokter gigi 2
(a)
26 Dokter spesilais mata 3
Lokasi
TOTAL 53
dan Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada Ruang
Melati RSI. Jemursari Surabaya dengan uraian denah sebagai berikut:
Utara : Berbatasan dengan gedung kosong
Selatan : Berbatasan dengan ruang IRJ
Barat : Berbatasan dengan ruang IBS

Denah Rumah Sakit RSI Jemursari


1. Data umum jumlah tempat tidur ruang melati
Ruang Melati merupakan ruang rawat inap dengan 40 tempat tidur, yang terdiri dari
Isolasi 2 TT, VIP 5 TT, Kelas I 6 TT, Kelas II 15 TT, Kelas III 12 TT.
2. Peralatan dan Fasilitas
a. Fasilitas untuk petugas kesehatan
Fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri atas ruang kepala ruangan, ruang injeksi,
ruang linen, ruang mahasiswa, ruang tindakan, ruang dapur, ruang dokter, dua kamar
mandi perawat/WC, nurse station berada ditengah ruangan di sebelah ruang perawat.
Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Dokter
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
1. AC dan remot 1 Laik
2. Meja Besar 2 Laik
3. Kursi beroda 2 Laik
4. Lampu bacaan 1 Laik
5. Tempat sampah injak 1 Laik
6. Stetoskop Riester 3 Laik
7. Stetoskop litmen 5 Laik
8. Gantungan baju 1 Laik
9. Jam dinding 1 Laik
10. Hand towel 1 Laik
11. Monitor Komputer 1 Laik
12. Cpu 1 Laik
13. Printer 1 Laik

Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Spoel Hock


No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Waskom Stenlis K 6 Laik
2. Waskom Stenlis S 33 Laik
3. Waskom Stenlis B 10 Laik
4. Rak tempat bascom Alumunium 1 Laik
134x44/130
5. Bak sampah besar 2 Laik
6. Meja kayu kecil 1 Laik
7. Gelas Huknah 1 Laik
8. Pispot 4 Laik
9. Urinal 3 Laik
9. Gelas ukur 1 Laik
10. Timba Sedang 1 Laik

Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Injeksi


No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Kipas angin dinding 1 Laik
2. Lemari Es 1 Laik
Thermometer lemari es 1
3. Tempat sampah injak 2 Laik
4. Keranjang plastic 1 Laik
5. Troly obat 2 Laik
6. Troly emergency 1 Laik

Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Keperawatan


No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Meja Stasion 1 Laik
2. Nurse call 1 Laik
3. Komputer 1 Laik
4. Printer 1 Laik
5. CPU 1 Laik
6. Kipas Angin Dinding 1 Laik
7. Rak Buku 1 Laik
8. Kursi Beroda 1 Laik
9. Kursi plastic kotak 2 Laik
10. Kursi Besi 1 Laik
11. Jam dinding 1 Laik
12. White board kecil 3 Laik
13. Lukisan Huruf arab 2 Laik
14. Kursi Lipat 8 Laik
15. White Board sedang 2 Laik
16. Meja kayu besar 8 Laik
17. Loker 1 Laik
18. Gantungan Baju 2 Laik
19. Pigora 11 Laik
20. AC 1 Laik
21. AC 1 Laik
22 Baju Hazmat 20 Laik
23 Face shield 20 Laik
24 Kaca mata google 5 Laik
25 Masker medis 1Box Laik
26 Masker N95 35 Laik

Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Dapur


No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Lemari kayu gantung 1 Laik
2. Rak piring plastic 1 Laik
3. Rak piring kotor 1 Laik
4. Dispenser 1 Laik
5. Kompor listrik 1 Laik
6. Panci 555 1 Laik
7. Sapu ijuk 1 Laik
8. Tempat sampah sedang 1 Laik
9. Lemari es Laik
10. Lemari kayu 1 Laik
11. Meja kecil 2 Laik
12. Lemari b3 Laik
13. Rak sepatu Laik
14. Loker 3 Laik

Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Koordinator


No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Lemari Kayu 1 Laik
2. Lemari Pasien 1 Laik
3. Meja Kayu 1 Laik
4. Meja Kayu Kecil 1 Laik
5. Lemari Es 1 Laik
6. Kipas Angin Dinding 1 Laik
7. Kursi Beroda 1 Laik
8. Kursi Plastik Bundar Kuning 1 Laik
9. Kursi Lipat 1 Laik
10. Pigora 1 Laik
11. Tempat Sampah Kecil 1 Laik

Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Linen


No. Nama alat Jumlah Kondisi
1 Dressing card 3 Laik
2. Kursi roda 2 Laik
3. Bed Stecher 1 Laik
4. Lemari sleeding besi 3 Laik
5. Bed transfer 1 Laik
6. Standart infus 13 Laik
7. Lemari Arsip 2 Pintu 1 Laik

Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Pasien


No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Tempat tidur pasien 40 Laik
2. Meja pasien 40 Laik
3. TV 15 Laik
4. Remot TV 15 Laik
5. AC 20 Baik
6. Remote AC 20 Laik
7. Standart infuse 40 Laik
8. Jam dinding 18 Laik
9. Pigora 16 Laik
10. Kursi 41 Laik
11. Tempat sampah 41 Laik
12. Jemuran 37 Laik

Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Mahasiswa


No Nama alat Jumlah Kondisi
1 AC 1 Laik
2. Kursi 7 Laik
3. Meja 2 Laik
4. Almari 4 Laik
5. Whiteboard 1 Laik
6. Jam 1 Laik
7. Karpet 2 Laik
8. Penghapus whiteboard 1 Laik

b. Fasilitas untuk pasien


Tabel Daftar Peralatan fasilitas untuk pasien di Ruang Melati RS Islam
Jemursari Surabaya
No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Tempat tidur 40 Laik
2. Spring bed 10 Laik
3. Meja 41 Laik
4. AC 20 Laik
5. Kursi roda 3 Laik
6. Brangchat 1 Laik
7. Jam dinding 20 Laik
8. Kamar mandi 19 Laik
9. Westafel 19 Laik
10. Kursi lipat 41 Laik

Berdasarkan data dari pengkajian diatas, sebagian besar peralatan di


ruang melati sudah sesuai dengan kebutuhan. Ada juga tambahan baju
Hazmat, Face shield, kaca mata google, masker medis, N95 Bertujuan
untuk menunjang keadaan pada saat ini yaitu pandemi covid-19. Agar
meminilmalisir penularan covid dari pasien ke perawat serta perawat ke
tenaga medis yang lain.
Denah Ruangan Melati
M3 (Method)
1. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Menurut Kron.T & Gray (1997) didalam Hidayah (2014) ada 4 metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan,
yaitu : model asuhan keperawatan profesional (MAKP) fungsional, model asuhan
keperawatan profesional (MAKP) kasus, model asuhan keperawatan profesional
(MAKP) primer, dan model asuhan keperawatan profesional (MAKP) Tim.
Berdasarkan hasil pengkajian yang pernah dilakukan di Ruang Melati
didapatkan hasil bahwa model asuhan keperawatan di Ruang Melati menggunkan
metode tim. Pada Ruang Melati yang terpilih menjadi KATIM (Ketua Tim) yaitu
berdasarkan lama kerja dari perawat tersebut di Ruang Melati. Ketua tim tidak
memegang pasien namun apabila perawat lain membutuhkan bantuan tindakan,
ketua tim akan membantu. Sedangkan yang tepilih menjadi KARU (Kepala
Ruangan) yaitu seorang yang memiliki latar belakang pendidikan S1 Keperawatan
yang berpengalaman. Kepala ruangan tidak memegang pasien namun bertanggung
jawab untuk memperkerjaan, mengembangkan dan mengevaluasi staf-stafnya.
Penerapan model asuhan keperawatan profesional (MAKP) juga dilatar belakangi
pendidikan perawat ruangan. Di Ruang Melati terdapat lulusan Ners 14 perawat,
lulusan D3 13 perawat, dan lulusan D1 1 asisten perawat. Di Ruang Melati untuk
pegawai tetap terdapat 26 perawat dan pegawai kontrak terdapat 2 perawat.
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga
diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Metode tim terdiri dari anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/group yang terdiri dari tenaga
profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya. Kelebihannya yakni
memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyuluruh, mendukung
pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim sehingga
konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim. Sedangkan
kelemahannya yakni komunikasi antar anggota tim tebentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk (Nursalam, 2002 didalam Hidayah, 2014).
2. Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas
sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2014).
Dari hasil pengkajian yang pernah dilakukan, terdapat hasil timbang
terima di Ruang Melati dilakukan cukup sesuai dengan teori yaitu kedua shift
dalam keadaan siap. Shift yang akan menyampaikan laporan sudah
mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan, menyampaikan operan, validasi
keliling ruangan pasien, dan kembali lagi ke nurse station dan setelah timbang
terima selesai, kepala ruangan menutup dengan doa. Berdasarkan dari observasi
yang pernah dilakukan di Ruang Melati, isi dari timbang terima mencakup
diagnosa medis, penatalaksanaan medis, keluhan pasien, dan intervensi yang
belum dan yang sudah dilakukan. Dan pelaksanaan timbang terima mencakup
penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis yang sudah dilakukan sesuai
instruksi dokter serta acara pasien pada hari itu. Dan hasil dari timbang terima
adalah SBAR yaitu mencakup Situasional (kondisi yang terjadi pada pasien),
Background (info terpenting yang berhubungan dengan kondisi pasien saat ini),
Assesment (hasil pengkajian dari pasien saat ini), dan Rekomendation (rencana
atau usulan yang akan dilakukan untuk mengenai permasalahan yang ada).
Pelaksanaan timbang terima yang di lakukan di Ruang Melati dilakukan
secara lisan dan tertulis dengan di lanjutkan ke pasien. Setiap timbang terima di
hadiri oleh perawat yang bertugas dan kepala ruangan kecuali shift sore ke shift
malam tanpa adanya kepala ruangan. Waktu pelaksanaan timbang terima di
Ruang Melati di lakukan 30 menit sebelum jam kerja. Dan waktu pelaksanaan
timbang terima di Ruang Melati dilakukan lima belas menit sebelum jam kerja
yaitu shift pagi jam 06.45, shift siang jam 13.45 shift malam jam 20.45.
dikondisi Covid-19 saat ini, dimodisikasikan pembagian dinas di Ruang
Isolasi, hal ini dituliskan karena terdapat 2 TT (tempat tidur) Isolasi pada Ruang
Melati. Untuk pembagian shift tetap dilakukan 3 shift pagi, sore dan malam. Dan
didalam shift terdapat 7-8 jam, maka hal tersebut dibagi menjadi dua periodik.
Dilakukan secara bergantian misalnya, pada ruangan terdapat 8 perawat, maka 4
perawat bisa masuk 3 perawat terlebih dahulu, yang 2 perawat adalah diantara,
kemudian yang 3 berikutnya adalah diperiodik berikutnya. Pembagian dinas pagi
pukul 07.30 – 11.30 dan periodik selanjutnya pukul 11.30 – 15.30. pembagian
dinas sore pukul 15.30-19.30 dan periodik selanjutnya pukul 19.30-23.30.
pembagian dinas malam pukul 23.30-03.30 dan periodik selanjutnya pukul 03.30-
07.30. (Hariyati, 2020 dalam Webinar Manajemen SDM dan Kepemimpinan
Caring dalam Pelayanan Keperawatan).
3. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan
tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian
konsep teori kedalam praktik keperawatan (Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
(Nursalam, 2014).
Menurut hasil wawancara yang pernah dilakukan di Ruang Melati,
didapatkan hasil ronde keperawatan di Ruang Melati, selama ini di Ruang Melati
belum pernah dilakukan dikarenakan tidak adanya kasus yang sesuai kriteria atau
kasus yang di anggap sebagai kasus kegawatan yang tidak kunjung ada perubahan
setelah dilakukan penanganan secara maksimal untuk dilakukan ronde
keperawatan.
Pada kasus-kasus biasanya perawat hanya membahas dengan dokter pada
saat visite atau operan dinas saja. Bentuk ronde keperawatan yang dimaksud
adalah secara informal, perawat ruang melati melakukan diskusi dan kolaborasi
mengenai masalah pasien. Dapat diambil kesimpulan bahwa ronde keperawatan
sudah cukup dikenal namun pelaksanaannya masih belum maksimal karena untuk
ronde keperawatan belum pernah dilakukan sebab tidak ada yang memenuhi
syarat untuk dilakukan ronde keperawatan.
Pada kondisi pandemi saat ini, seharusnya semua ruangan yang ada di
Rumah sakit melakukan ronde keperawatan, dikarenakan pada Virus Corona atau
Covid-19 ini adalah virus yang baru muncul di Dunia, di Indonesia sendiri
pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19 pada hari Senin, 02 Maret 2020.
Pada saat itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang Indonesia
positif terjangkit Virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibu berusia
64 tahun (Wahyono, 2020 didalam detikcom).
Pada kasus tertentu, ronde keperawatan harus dilakukan oleh perawat
primer dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2014).
Karakteristik antara lain sebagai berikut.
a. Pasien dilibatkan secara langsung.
b. Pasien merupakan fokus kegiatan.
c. PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama.
d. Konselor memfasilitasi kreativitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah (Nursalam, 2014).
4. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2014). Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai
salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam pola/alur yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dapat terkontrol oleh perawat sehingga resiko
kerugian baik secara material maupun secara non material dapat dieliminir
(Hidayah, 2014).
Menurut hasil wawancara yang pernah dilakukan di Ruang Melati
terdapat hasil, di Ruang Melati menggunakan setralisasi obat UUD (Unit Dose
Dispensing) yaitu pembagian obat secara dosis terbagi dalam 24 jam yang dikirim
dari farmasi untuk Ruang Melati, perawat melati hanya menyiapkan kebutuhan
obat sesuai advis dokter yang telah tertera dalam status pasien. Pada pelaksanaan
sentralisasi obat di Ruang Melati, semua obat disimpan dalam kotak obat pasien.
Prosedur sentralisasi obat dengan alur dari dokter kemudian diberikan perawat
dan resep diserahkan ke Farmasi. Setelah itu obat diantar ke ruangan oleh petugas
Farmasi. Sebagai pendokumentasian, perawat ruangan menggunakan format
khusus sentralisasi obat. Berdasarkan hasil observasi, perawat mengatakan bahwa
sentralisasi obat seluruhnya dilakukan oleh perawat dan sebelumnya keluarga
pasien telah dijelaskan untuk persetujuan sentralisasi obat kepada pasien/keluarga
pasien, jika obat telah diberikan kepada pasien maka keluarga/ pasien tanda
tangani sebagai bukti bahwa obat tersebut telah diberikan.
Hal tersebut menggunakan Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh
(sentralisasi) adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
pada pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian
obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Keluarga wajib mengetahui dan ikut
serta mengontrol penggunaan obat. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil
oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima
obat. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan
dalam kartu kontrol dan diketahui oleh keluarga/klien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan/bilamana obat
tersebut akan habis. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh
perawat kotak obat (Hidayah, 2014).
5. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan
tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Huber, 2000).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan
yang bermutu setiap saat (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil pengkajian yang pernah dilakukan di Ruang Melati
bahwa supervisi dilakukan selama satu bulan sekali atau ketika ada complain dari
pasien. Supervisi dilaksanakan oleh kepala ruangan, jika kepala ruangan
berhalangan maka di delegasikan kepada perawat penanggung jawab.
Pelaksana atau yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi adalah
atasan, yakni mereka yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Kelebihan yang
dimaksud sering dikaitkan dengan status yang lebih tinggi (supervisor) dan karena
itu fungsi supervisi memang dimiliki oleh atasan. Namun untuk keberhasilan
supervisi, yang lebih diutamakan adalah kelebihan pengetahuan atau keterampilan
(Nursalam, 2014).
6. Discharge Planning
Perencanaan pulang (Discharge Planning) merupakan suatu proses yang
dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan
untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial sebelum dan sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang
dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
menyiapkan pasien melakukan keperawatan mandiri dirumah. Perencanaan
pulang didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan profesional, pasien,
dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas
keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada
masalah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin
yang sebenarnya (Swenberg, 2000 didalam Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil pengkajian yang pernah dilakukan di Ruang Melati,
Discharge Planning di Ruang Melati sudah dilakukan hampir semua pasien yang
akan pulang sudah berjalan cukup optimal, diantaranya sudah terdokumentasi
dengan baik, dilakukan secara lisan dan tertulis. Format discharge planning sudah
ada diruangan dengan isi yang sesuai standart yaitu: identitas pasien, tanggal
kontrol, aturan diet, obat dan pemeriksaan yang dibawa pulang. Di Ruangan
Melati sudah di sediakan leaflet tentang kasus-kasus yang sering terjadi diruang
malati yang isinya tentang penyakit, pertolongan pertama, dan juga dietnya.
Discharge planning dilakukan tepat saat pasien dinyatakan boleh pulang oleh
dokter.

Pada pemulangan pasien dengan kasus pasien Covid-19 yang


terkonfirmasi : Suhu tubuh normal dalam minimal 24 jam, tidak ada gejala klinis
pneumonia, pemeriksaan swab SARS-CoV-2 menunjukkan hasil negatif dua kali
secara berturut-turut interval minimal 1 hari. Dan pada pasien yang mungkin
menderita penyakit pneumonia : Suhu tubuh normal dalam minimal 24 jam, tidak
ada gelaja klinis pneumonia, pemeriksaan swab SARS-CoV-2 pada hari ke-1 dan
hari ke-2 menunjukkan hasil negatif. Catatan : pasien yang pulang harus tetap
terisolasi di rumah selama 14 hari setelah timbulnya gejala (Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2020).
7. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan
pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan,
khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan pasien
baru, maka sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang, pengenalan
ketenagaan ners-medis, dan tata tertib ruang, serta penyakit (Nursalam, 2014).
Hasil observasi yang pernah dilakukan di Ruang Melati penerimaan
pasien baru di Ruang Melati sudah bagus, baik, dan cepat, pasien baru di Ruang
Melati datang dari poli, UGD, pendaftaran/TPPRI (Pasien bedah elektif), alur
penerimaan pasien baru dengan pasien baru di terima oleh Kepala Ruangan,
Kepala ruangan memberi tahu PP, dan PP menyiapkan kebutuhan pasien baru.
Pada saat ada pasien baru datang, perawat Ruang Melati dengan sendirinya
membagi tugas ada yang menerima pasien lalu mengantarkan ke ruangan dan juga
ada orperan dengan perawat yang mengantarkan, keluaraga pasien juga dilakukan
orientasi ruangan oleh perawat yang menerima pasien. Di Ruang Melati
mempunyai format khusus untuk menerima pasien baru yang dapat
memepermudah perawat untuk menjelaskan kepada keluarga pasien tentang apa
saja urutan yang dijelaskan mulai dari orientasi ruangan, dokter yang merawat,
perawat yang bertanggung jawab, jam berkunjung, dan peraturan rumah sakit.
ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU

Pasien masuk

IGD IRJ

TPPRI

R. Melati

Pulang APS Pulang Sembuh Pindah ruangan

8. Pendokumentasian
Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang (Potter dan Perry, 2002 didalam Olfah, 2016).
Pendokumentasian adalah suatu dokumen atau catatan yang berisi data
tentang keadaan pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan, akan tetapi
juga dilihat dari jenis, kualitas dan kuantitas dari layanan yang telah diberikan
perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien (Ali, 2010 didalam Olfah, 2016).
Pendokumentasian adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat dimulai dari proses pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
tindakan keperawatan dan evaluasi yang dicatat baik berupa elektronik maupun
manual serta dapat dipertanggung jawabkan oleh perawat (Olfah, 2016).
Adapun uraian lembar dokumentasi yang ada di Ruang Melati, adalah sebagai
berikut :
Sistem pendokumentasian yang dilakukan di Ruang Melati, adalah menggunakan sistem
SOR (Source Oriental Record) yaitu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai
sumber tenaga kesehatan, misalnya : dokter, perawat, ahli gizi dll serta diagnosis keperawatan
sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP dan saat perawat melakukan komunikasi dengan
tenaga medis lain baik via Whatsapp atau via telfon perawat mendokumentasikan menggunakan
sistem SBAR.
M4 – MONEY

1. Pengadaan dana untuk ruangan.


Dana bagi ruangan diperoleh sepenuhnya dari RS, misalnya dana untuk renovasi
ruangan dan bed pasien, pendanaan tersebut berdasarkan RKAT yang diajukan setiap
tahunnya.
2. Sumber dana operasional.
Dana operasional diperoleh juga dari RS yang dianggarkan sesuai dengan RKAT
tahunan.
3. Pendanaan alat kesehatan.
Pendanaan alat kesehatan, misalnya tabung oksigen dan suction pump juga dari RS
sesuai dengan RKAT tahunan, pemerintah, dan donatur.
4. Pendanaan fasilitas kesehatan bagi pasien.
Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS, Asuransi swasta, pasien umum dengan
biaya pribadi, dan pemerintah. Pendanaan fasilitas kesehatan misalnya oksigen,
nebulizer, dan lain-lain didapatkan dari rumah sakit.
5. Pendanaan bahan kesehatan.
Pendanaan bahan kesehatan yang habis pakai misalnya handscoon, masker, dan kassa
didapatkan dari stok logistik farmasi, bantuan pemerintah, dan donatur sesuai dengan
pemakaian bahan habis pakai yang sudah terpakai oleh pasien.
6. Pendanaan fasilitas kesehatan bagi petugas.
Karyawan rumah sakit seperti dokter, perawat, dan petugas RS lainnya mendapatkan
fasilitas kesehatan dari rumah sakit dan batuan dari pemerintah.
7. Daftar fasilitas dan alat kesehatan
Tabel: Daftar fasilitas dan alat kesehatan di ruang melati RSI Jemursari

No Jenis Tindakan Tarif Bpjs


1. Pasien isolasi Rp 75.000
2. Pasien kritis Rp 75.000
3. Konsultasi laktasi Rp 75.000
2. Injeksi Rp 30.000
3 Skin test Rp 30.000
4 Pasang infus anak Rp 60.000
5 Pasang infus dewasa Rp 38.000
6 Makan/minum per sonde Rp 30.000
7 Transfusi Rp 30.000
8 Transfuse tukar Rp 270.000
9 Leavement Rp 38.000
10 Persiapan operasi elektif Rp 60.000
11 Pemasangan kateter Rp 45.000
12 Kumbah lambung Rp 90.000
13 Rawat luka kecil Rp 23.000
14 Rawat luka besar Rp 38.000
15 Rawat luka khusus Rp 90.000
16 Pasang dambuis Rp 23.000
17 RJPO/Resusitasi Rp 90.000
18 Perawatan kemotherapi Rp 90.000
19 Regulasi insulin Rp 45.000
20 GDR/ Kali -
21 Perawatan jenazah Rp 60.000
22 VT/ Vagina Toucher Rp 45.000
Jahit luka Rp 135.000
23 Episiotoomy/Ruptur
24 Natal care Rp 135.000
25 Neonatal care Rp 38.000
26 Breast care Rp 60.000
27 Bagging Rp 90.000
28 Penghisapan lendir/secret Rp 60.000
29 Asisten intubasi Rp 90.000
30 Asisten double lumen Rp 90.000
31 Perawatan colostomy Rp 90.000
32 Setting Ventilator (ICU) Rp 90.000
33 ECG Rp 23.000
34 Total care Rp 90.000
35 Bayi isolasi/incubator Rp 75.000
36 Nebulizer Rp 60.000
37 Asisten operasi kecil Rp 180.000
38 Operasi asisten sedang Rp 360.000
39 Operasi asisten besar Rp 540.000
40 Asisten operasi khusus Rp 720.000
41 Pasien isolasi Rp 75.000
42 Pasien kritis Rp 75.000
43 Konsultasi laktasi Rp 75.000

Tabel: Daftar rawat inap di ruang melati RSI Jemursari

TARIF (RP)
KELAS NAMA KAMAR FASILITAS
KAMAR
I 213,214,215 a. 2 TT pasien Rp. 750.000
b. AC, TV
c. Kamar mandi dalam
II 208,209,210,211,217 a. 3 TT pasien Rp. 525.000
b. AC, TV
c. Kamar mandi dalam
III 212A,212B a. 6 TT pasien Rp. 300.000
b. AC, TV
c. Kamar mandi dalam
VIP 201,203,204,205,206 a. 1 TT pasien dan TT Rp. 1.050.000
penunggu pasien
b. AC, TV
c. lemari es
d. Kamar mandi dalam
Isolasi 216 a. 2 TT pasien Rp. 750.000
anak b. AC, TV
c. Kamar mandi dalam
Tabel Tarif jasa dokter di ruang melati RSI Jemursari

Tarif Dokter
I Rp. 263.000
Visite Pasien II Rp. 225.000
III Rp. 188.000
VIP Rp. 300.000
Isolasi anak Rp. 263.000
M5 (Market)
1. Pemasaran
Pada masa pandemic seperti saat ini, sebagian besar pelanggan yang menggunakan jasa
pelayanan kesehatan di Ruang Melati Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya adalah
masyarakat Jawa Timur khususnya kota Surabaya dan sekitarnya, namun ada juga
sebagian berasal dari luar Jawa Timur. Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya adalah
rumahs sakit pendidikan tipa B dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang.
Perawat di sini tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung
untuk mencapai pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan. Perawat hanya
memberikan pelayanan secara paripurna, sehingga pelayanan di ruangan layak dan
patut dipromosikan sebagai bahan dan ajang pemasaran.
2. Mutu Pelayanan Keperawatan
Rumah sakit islam Jemursari Surabaya telah menerapkan mutu perawatan pasien,
beberapa aspek penilaian penting yang terdapat didalamnya, antara lain :
a. Meningkatkan mutu pelayanan
Dari pengukuran indicator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan
pada maret 2020 di ruang melati didapatkan hasil :
 Kejadian flebitis tercatat yang terpasang intravena line (IVL). Bulan Juni 2020
yang terpasang IVL, didapatkan bahwa 95% pasien tidak mengalami flebitis
selama dalam masa perawatan terpasang infuse.
 Kejadian kesalahan pemberian obat tidak pernah terjadi, pemberian obat
dilakukan secara benar, dari mulai benar obat, benar pasien, benar dosis, benar
waktu, benar cara pemberian, benar dokumentasi, dan sesuai dengan indikasi
yang diberikan oleh dokter.
3. Indikator mutu
a. Tingkat kepuasan pasien
Kepuasan pasien terhadap kinerja perawat dapat dilihat dengan dilaksanakannya
evaluasi menggunakan kuesioner yang berbentuk pertanyaan dengan terdiri dari 25
soal pilihan ganda. Pertanyaan mencakup pemberian penjelasan orientasi ruangan,
pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan, dan sikap perawatan selama
pemberian asuhan keperawatan. Jawaban pada pertanyan pilihan terdiri dari 4
jawaban “Sangat Tidak puas”, “Tidak Puas” , “Puas” dan “Sangat Puas”. Adapun
indicator berdasarkan kuesioner 25 pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi
nilai berdasarkan jawaban kemudian di total tiap-tiap responden dan dijumlah
secara keseluruhan. Dari hasil kuesioner yang di bgaikan ke 6 responden sebanyak
21% keluarga pasien mengatakan sangat puas dengan pelayanan yang diberikan
ruangan, 77% keluarga mengatakan puas dengan pelayanan ruangan, 2% kelurga
pasien mengatakan sangat tidak puas dengan pelayanan yang diberikan ruangan.
Seperti ketika paisen menggunakan bel perawat tidak segera datang sehingga
membunyikan bel 2 kali, dan ketika hendak pulang proses pelayanan sangat lama.
No. Kriteria Presentase %
1. Sangat puas 21 %
2. Puas 77%
3. Kurang puas 2%
Total 100%

b. Keamanan pasien
Dari pengukuran indicator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada
maret 2020 di ruang melati didapatkan hasil :
 Kejadian flebitis tercatat yang terpasang intravena line (IVL). Bulan Juni 2020 yang
terpasang IVL, didapatkan bahwa 95% pasien tidak mengalami flebitis selama
terpasang infuse.
 Kejadian kesalahan pemberian obat tidak pernah terjadi, pemberian obat dilakukan
secara benar, dari mulai benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara
pemberian, benar dokumentasi, dan sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter.
c. Perawatan diri
Dari hasil pengamatan yang di lakuakn di ruangan melati, perawatan diri pada pasien
minimal care yang terdapat keluarga dapat dilakukan sendiri oleh keluarga, namun
untuk pasien persial care dan total care dibantu oleh perawat dalam memenuhi personal
hygine pasien jika keluarga kesulitan atau tidak dapat memenuhinya. Dari perolehan
data yang di dapat diruangan terdapat sebanyak 100% keluarga pasien mengatakan
bahwa perawatan diri (personal hygine) sudah terpenuhi.

d. Kecemasan pasien
Karena ruang melati adalah ruang rawat inap untuk anak maka sebagian besar pasien
mengalami dampak hospitalisasi antara lain : ketika dokter visit dan pada saat
melakukan tindakan keperawatan pasien menangis ketakutan, pasien juga akan
mengalami rasa trauma secara psikologis untuk berobat lagi kerumah sakit.
e. Kenyamanan
Kenyamanan pasien yang dimaksud di ruang melati adalah terbebasnya pasien dari rasa
nyeri, intensitas nyeri tidak dapat dikaji dikarenakan pasien yang dirawat di ruangan
melati berusia 1-5 tahun
f. Pengetahuan pasien tentang perawatan penyakitnya
Setelah dikaji didapat sebagian besar orang tua memahami akan penyakit yang diderita
oleh anaknya. Hal ini dapat dibuktikan karena orangtua dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan perawat setelah dilakukannya health education atau pendidikan
kesehatan.
g. Kasus terbanyak
Berdasarkan kasus terbanyak selama bulan Jaanuari, Februari dan Maret 2020 di Ruang
Melati Rumah Sakit Jemursari Surabaya.

No Nama Kasus Desember Janiuari Februari K
∑ ❑

et
Jmlh % Jmlh % jmlh %
1 Diare Akut / 61 25,29 56 20,97 59 26,34 176
GEA
2 Broncopneu 43 16,73 32 11,99 46 20,54 121
monia
3 Dengue 21 10,89 33 12,36 22 9,82 76
Fever
4 Thyphoid 19 5,06 25 9,36 14 6,25 58
Feve
5 Urinary Tract 17 4,67 15 5,62 9 4,02 41
Infection
6 Acute 9 3,56 9 3,37 5 2,23 23
Pharingitis
7 Fever Uns 7 2,72 9 3,37 5 2,23 21
pecified
8 Acute 7 2,72 5 1,87 5 2,23 17
Amoebic
Dysentary
9 Acute 6 2,31 5 1,87 4 1,79 15
Tonsilitis
10 Nausea and 6 2,31 5 1,87 4 1,79 15
Viting
196 194 100 173 100 1,56
Total 3
Dari tabel diatas menunjukkan kasus trbanyak yang terjadi di ruangan melati penyakit pada
bulan Desember 2019, Januari sampai Februari 2020 yaitu Diare Akut (GEA) sebesar 176
dan kemudian kasus terbanyak kedua yaitu bronkopneumoni sebesar 121.
h. Kajian Indikator Mutu Ruangan
a) BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 08 bulan Juni 2020, didapatkan gambaran
kapasitas Tempat Tidur di Ruang Melati Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya yaitu
40 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut
Tabel 3.20 BOR Ruang Melati tanggal April 2020

BOR=
∑ ❑ hari perawatan X 100
∑ ❑tempat tidur x ∑hari persatuan waktu
TANGGAL Isolasi VIP Kelas 1 KELAS 2 KELAS 3 RUMUS HASIL
13 04 2020 2 5 6 12 15 36 90,72%
x 100%
40x1

b) ALOS (Average long of Stay)


ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Secara umum nilai ALOS yang
ideal adalah antara 6-9 hari.
Tabel 3.21 ALOS Ruang Melati kelas VIP
jumlah lama perawatan
ALOS=
jumlah pasien keluar( hidup+mati)
ALOS ruang melati tanggal 8 Juni adalah
No Lama Perawatan Jumlah Rumus Hasil
Pasien keluar
1 30 hari 5 30 : 5 6 hari

c) TOI
TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ni memberikan gambaran tingkat
efisiensi pengunaan tempat tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan
tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Tabel 3.22 TOI Ruang Melati Kelas VIP

(Jumlah TT x hari dalam 1 bulan)– harirawat


TOI =
Jumlah pasien keluar (hidup +mati)

TOI ruang melati pada tanggal 8 bulan Juni 2020

No Jumlah TT Jumlah hari Jumlah pasien Jumlah Rumus Hasil


dirawat keluar hidup pasien keluar
mati
1 40 36 5 0 (40x1)-36 0,8 atau
5+0 dibulatkan
1hari

Dari hasil M5 (Market), dapat diketahui bahwa :


Tingkat kepuasan pasien mencapai 77%, sangat puas 21%, dan tidak puas hanya 2%. Health
education yang diberikan perawat nampaknya juga efektif dan mudah dipahami orangtua
pasien, terlihat dari evaluasi saat orangtua yang mampu menjawab pertanyaan perawat setelah
dilakukannya HE. Hasil perhitungan BOR, ALOS, dan TOI dalam masa pandemic ini juga
dalam rentan baik tidak ada lonjakan atau turunan yang berarti dari sebelum adanya
pandemic.
Machine (M6)

Daftar peralatan di Ruang Melati RSI Jemursari


No Jenis Alat Jumlah Keterangan
1. Ambubag anak 1 Ada , baik
2. Stetoskop bayi littman 1 Ada , baik
3. Bak instrument kecil 1 Ada , baik
4. Bak instrument besar 2 Ada , baik
5. Bengkok 3 Ada , baik
6. Com stenlis 2 Ada , baik
7. Set angkat jahitan 1 Ada , baik
8. Tromol besar 1 Ada , baik
9. Tromol kecil 1 Ada , baik
10. Tromol sedang 1 Ada , baik
11. Pinset anatomi 4 Ada , baik
12. Pinset serugi 4 Ada , baik
13. Gunting perban 3 Ada , baik
14. Korentang + set 2 Ada , baik
15. Tong spatle 7 Ada , baik
16. Metalin 1 Ada , baik
17. Tourniquet 2 Ada , baik
18. Glyserin spuit 1 Ada , baik
19 Humidifier 9 Ada , baik
20. Pen light 2 Ada , baik
21. Irrigator 2 Ada , baik
22. Troly tindakan 1 Ada , baik
23. Stetoskop anak littman 4 Ada , baik
24. Stetoskop dewasa littman - Di hibahkan ke VIP
25. Tensimeter dewasa 1 Ada , baik
26. Tensimeter anak 1 Ada , baik
27. Tensimeter elektrik -
28. Manset anak 3 Ada , baik
29. Thermometer raksa 1 2 pecah
30. Thermometer rectal 1 Ada , baik
31. Thermometer elektrik 3 Ada , baik
32.. Timbangan bayi 1 Ada , baik
33. Timbangan anak 1 Ada , baik
34. Timbangan dewasa 1 Ada , baik
35. Pispot 5 Ada , baik
36. Urinal 8 Ada , baik
37. Wwz 3 3 bocor ke logistic
38. Gelas ukur 2 Ada , baik
39. Lampu baca foto 1 Ada , baik
40. Nebulaizer devilbis 3 Ada , baik
41. Suction 1 Ada , baik
42. Syring pump 1 Ada , baik
43. Alat GDA terumo 1 Ada , baik
44. Standar infuse 31 Ada , baik
45. Tumbukan puyer 1 Ada , baik
46. Reflek hummer 1 Ada , baik
47. Thermometer Elektrik (GUN) 2 Ada, baik
Alat-alat lain yang dibutuhkan saat masa pandemi ini adalah
penambahan ventilator darurat, rapid test dan alat swab. Ventilator ini
diharapkan dapat membantu untuk menangani pasien covid-19, karena
semakin bertambahnya pasien covid-19, alat ini dibutuhkan untuk
membantu pernafasan pasien di ruangan tersebut. Sedangkan pemeriksaan
rapid test dilakukan dengan menggunakan sampel darah dan pemeriksaan
swab menggunakan sampel lendir. Serta alat pelindung diri yang
dibutuhkan perawat dalam masa pandemi ini adalah dengan menggunakan
APD lengkap yang terdiri dari : Masker medis/N95, Handscoon, Kacamata
Google, Face Sheild, Jas Hazmat dan Sepatu Boot.
RATING BOBOT X RATING
NO. ANALISIS SWOT BOBOT
1. M1 (Man)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Menerapan prosedur covid 19 sesuai anjuran pemerintah 0,35 4 1,4
2. Adanya dokter spesialis
3. Terdapat struktur organisasi 0,20 3 0,6
4. Pembagian shift secara tim 0,15 4 0,6
0,3 4 1,2
S–W
= 3,8 –
TOTAL 1 3,8
2,1
Weakness (Kelemahan)
= 1,7
1. Beban kerja perawat tinggi 0,3 2 0,6
2. Tidak menerima adanya mahasiswa praktik 0,3 3 0,9
3. Banyaknya perawat berpendidikan D3 keperawatan sebanyak
13 orang 0,3 2 0,6

TOTAL 1 2,1
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity (Peluang)
1. Adanya kerja sama antara dokter dan perawat 0,4 3 1,2
2. Adanya peningkatan
pengetahuan dan kemampuan kerja 0,6 4 2,4
O–T
TOTAL 1 3,6 = 3,6 –
1,5
= 2,1

Treathened (Ancaman)
1. Makin tingginya resiko terpapar covid 19 0,5 1 0,5
2. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
professional
0,5 2 1

TOTAL 1 1,5
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING

2 M2 (Material)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai. 0,3 3 0,9
2. Mampu menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana yang ada 0,4 4 1,6
dan mampu mengoperasikan SIM RS di komputer.
3. Terdapat administrasi penunjang (misal : format injeksi, format TT, 0,1 4 0,4
format observasi, dll) yang memadai. S–W
4. Tersedianya Nurse Station. 0,3 3 0,9
= 5,3 – 2
5. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana 0,3 3 0,9
= 3,3
penunang kesehatan sudah ada
6. Adanya penataan dokumen penunjang RM yang teratur 0,2 3 0,6
TOTAL 1,6 4,5
Weakness (Kelemahan)
1. Banyak peralatan linen yang tidak layak (misal sprei, sarung bantal, sarung 0,5 2 1
guling, dll)
2. Adanya keterbatasan antara peralatan dan kebutuhan pasien 0,5 2 1
TOTAL 1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity (Peluang)
1. prasarana yang rusak dari bagian pengadaan alat yang ada di ruang Melati 0,2 3 0,6
2. Diberinya kesempatan untuk menggunakan alat-alat yang berada dalam 0,3 3 0,9 O–T
ruangan = 3,1 – 2,1
3. Kemajuan teknologi membantu mempermudah input data pasien dan 0,4 4 1,6 =1
melapor keadaan pasien
TOTAL 0,9 3,1
Treathened (Ancaman)
1. Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan kualitas Rumah Sakit 0,7 3 2,1
2.
NO. ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1. M3 (Method)
1. MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Ruang Melati menerapkan model MAKP 0,19 3 0,55
metode tim
2) Mempunyai standart asuhan keperawatan 0,22 4 0,89
(SDKI, SLKI, SIKI)
3) Terdapat ketua tim dan anggota 0,22 4 0,89
4) Terlaksananya komunikasi yang adekuat: 0,15 4 0.6
perawat dan tim kesehatan lain
5) Pelaksanaan model MAKP metode tim sudah 0,22 3 0.66
disosialisasikan kepada perawat ruangan
TOTAL 1 3,59 S-W=
3,59 – 2,3 =
Weakness (Kelemahan) 1,29
1) Ketua tim dipilih berdasarkan lama kerja. Akan 0,4 2 0,8
tetapi, jika terdapat perawat dengan Pendidikan
terakhir yang lebih tinggi dan lebih cekatan
maka perawat tersebut dapat dipilih sebagai
ketua tim sehingga dapat memberikan
kesempatan bagi perawat tersebut untuk
menjadi ketua tim.
2) Ketua tim tidak hanya berfokus pada 0,6 2,5 1,5
perencanaan asuhan keperawatannya saja
tetapi semuanya.
TOTAL 1 2,3
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Oportunity (Peluang)
1) Kepercayaaan dari pasien dan masyarakat 1 3 3
terhadap pemberian pelayanan kesehatan yang
baik
TOTAL 1 3

Treathened (Ancaman) O–T=


1) Terdapat model MAKP metode tim di Rumah 0,5 1 0,5 3 – 1,5 = 1,5
Sakit lain yang sesuai dengan teori dan lebih
terstruktur.
2) Meningkatnya tuntutan masyarakat yang 0,5 2 1
semakin tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang lebih professional
TOTAL 1 1,5

2. Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Timbang terima merupakan kegiatan rutin 0,17 4 0,71
yang dilaksanakan 3x/hari
2) Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang 0,12 3 0,35
terima dari shift malam keshift pagi dan shift
pagi ke shift sore
3) Perawat yang akan menyampaikan laporan 0,12 3 0,35
sudah mempersiapkan hal-hal yang akan
disampaikan
4) Perawat berkeliling keruangan dari pasien satu 0,15 3 0,44
ke pasien lainnya untuk validasi diikuti dengan
kepala ruangan dan meningkatkan protokol
kesehatan dengan menggunakan APD tingkat 3
5) Timbang terima dilakukan mencakup diagnosa 0,17 4 0,71
medis, penatalaksanaan, keluhan pasien dan
intevensi yang belum dan yang sudah
dilakukan
6) Setelah timbang terima kepala ruangan 0,12 3 0,35
menutup dengan doa
7) Hasil dari timbang terima menggunakan SBAR 0,15 4 0,59
TOTAL 1 3,5 S–W=
3,5 – 1,26 =
Weakness (Kelemahan) 2,24
1) Sebagian perawat tidak ada interaksi dengan 0,27 2 0,53
pasien saat timbang terima berlangsung
2) Perawat kurang disiplin dalam timbang terima, 0,4 1 0,4
karena semakin perawat tidak tepat waktu
maka proses timbang terima akan semakin
lama
3) Perlunya buku timbang terima untuk 0,33 1 0,33
mempermudah perawat
TOTAL 1 1,26

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Oportunity (Peluang)
1) Adanya kerjasama antar perawat di ruangan 0,4 4 1,6
2) Proses timbang terima yang dilaksanakan 0,27 3 0,8
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
sehingga lebih efektif dan dapat meningkatkan
profesional perawat
3) Dengan adanya pandemic ini membuat perawat 0,33 4 1,33
lebih perhatian dengan pasien, sehingga dapat
meningkatkan hubungan BHSP
TOTAL 1 3,73 O–T=
3,73 – 2 = 1,73
Treathened (Ancaman)
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,29 2 0,57
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,29 2 0,57
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan
3) Adanya sistem timbang terima yang lebih 0,19 2 0,38
efektif dan efisien dari instansi lain.
4) Dengan adanya pandemic ini meningkatkan 0,23 2 0,48
rasa cemas pada semua warga di RS akan
terjadi kematian
TOTAL 1 2

3. Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Ruangan mundukung adanya kegiatan ronde 0,34 4 1,33
keperawatan
2) SDM mempunyai pengalaman yang banyak 0,33 3 1
dalam bidang keperawatan anak
3) Dengan adanya pandemic Covid-19 akan 0,33 3 1
langsung dilakukan ronde untuk mengurangi
rantai penyebaran Covid-19
TOTAL 1 3,33 S–W=
3,33 – 2 = 1,33
Weakness (Kelemahan)
1) Ronde keperawatan belum pernah 0,5 2 1
dilaksanakan di ruang melati
2) Sulitnya mengumpulkan tenaga medis ahli, 0,5 2 1
karena kesusahan untuk menyamakan jadwal
dari beberapa ahli.
TOTAL 1 2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Oportunity (Peluang)
1) Pada kasus Covid-19 adalah kesempatan bagi 0,6 4 2,4
katim dan anggotanya untuk mengadakan
ronde keperawatan dan dilakukan bersama
tenaga medis yang lainnya.
2) Kemudahan mengakses tentang prosedur ronde 0,4 4 1,6
keperawatan yang dapat dilakukan perawat
TOTAL 1 4
O–T=
Treathened (Ancaman) 4–2=2
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,4 2 0,8
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
yang lebih profesional
2) Dengan adanya Covid-19 membuat masyarakat 0,6 2 1,2
lebih khawatir akan stigma negative tentang
dirinya
TOTAL 1 2
4. Sentralisasi Obat
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Kebijakan Rumah Sakit mendukung kegiatan 0,22 4 0,88
sentralisasi obat
2) Perawat mampu untuk melakukan sentralisasi 0,19 4 0,76
obat
3) Sudah dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat 0,19 4 0,76
oleh perawat berkolaborasi dengan depo
farmasi S–W=
4) Adanya identitas pasien disetiap kotak obat 0,21 3 0,63 3,6 – 2 = 1,4
dan obat yang akan diberikan
5) Ruang Melati sudah menggunakan UDD dalam 0,19 3 0,57
sistem sentralisasi obat
TOTAL 1 3,6

Weakness (Kelemahan)
1) Keluarga tidak mendapatkan salinan obat yang 1 2 2
sudah diberikan oleh perawat
TOTAL 1 2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Oportunity (Peluang)
1) Adanya dukungan dari ruangan untuk 1 3 3
melaksanakan sentralisasi obat.
TOTAL 1 3
O–T=
Treathened (Ancaman) 3 – 1,27 = 1,73
1) Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan 0,27 2 0,54
pelayanan yang profesional
2) Adanya resiko kesalahan dalam pemberian 0,4 1 0,4
obat
3) Adanya kemampuan sentralisasiobat yang 0,33 1 0,33
lebih maksimal diinstansi lainnya.
TOTAL 1 1,27

5. Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan 0,4 4 1,6
supervisi
2) Perubahan untuk setiap tindakan sesuai dengan 0,33 4 1,32
hasil perbaikan dari supervisi
3) Supervisi telah dilaksanakan secara rutin tiap 0,27 3 0,81
bulan atau ketika ada complain dari pasien.
TOTAL 1 3,73 S–W=
3,73 – 2 = 1,73
Weakness (Kelemahan)
1) Tidak ada pelaksanaan supervisi secara tidak 0,6 2 1,2
langsung di ruang melati
2) Jadwal supervisor dengan yang disupervisi 0,4 2 0,8
tidak sama
TOTAL 1 2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Oportunity (Peluang)
1) Adanya dukungan dari ruangan melakukan 0,33 4 1,32
supervisi
2) Adanya teguran dari kepala ruangan bagi 0,34 4 1,36
perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan
baik. Sehingga bisa menjadi tolak ukur supaya
bisa meningkatkan kemampuan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara
profesional
3) Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai 0,33 4 1,32
pedoman untuk penilaian pegawai.
TOTAL 1 4 O–T=
4–2=2
Treathened (Ancaman)
1) Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk 0,27 2 0,54
mendapatkan pelayanan yang professional
2) Semakin banyakanya perawat yang tidak 0,4 2 0,8
kompeten dalam menjalankan tugas
3) Dengan adanya kasus negatif yang melibatkan 0,33 2 0,66
profesi perawat, klien semakin kritis dengan
segala tindakan asuhan keperawatan yang
diberikan dalam proses pelayanan
TOTAL 1 2

6. Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Tersedianya format discharge planning 0,21 4 0,84
diruangan untuk pasien pulang
2) Adanya surat kontrol berobat 0,17 4 0,68
3) Perawat memberikan HE kepada pasien 0,14 3 0,42
/keluarga selama dirawat
4) Perawat memahami tentang discharge planning 0,14 4 0,56
5) Dengan adanya pandemic ini tenaga kesehatan 0,17 3 0,51
lebih teliti dalam merencakan pasien pulang
6) Dengan adanya pandemic ini perawat juga 0,17 3 0,51
memberikan HE mengenai Covid-19 pada
pasien dan keluarga S–W=
TOTAL 1 3,51 3,51 – 1,27 =
2,24
Weakness (Kelemahan)
1) Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi 0,4 1 0,4
secara lengkap
2) Keterbatasan waktu perawat dalam 0,33 1 0,33
memberikan pendidikan kesehatan
3) Metode Discharge Planning yang digunakan 0,27 2 0,54
hanya dengan ceramah tanpa informasi tertulis
bagi pasien
TOTAL 1 1,27

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Oportunity (Peluang)
1) Ketersediaan pasien untuk mendengarkan 0,33 3 0,99
pendidikan kesehatan yang diberikan
2) Meningkatnya kesadaran masyarakat 0,34 4 1,36
pentingnya kesehatan, apalagi dengan adanya
pandemic meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya kesehatan dan menjaga
kebersihan
3) Dengan adanya pandemic ini membuat gaya 0,33 4 1,32
hidup masyarakat menjadi sehat
TOTAL 1 3,67 O–T=
3,67 – 2 = 1,67
Treathened (Ancaman)
1) Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,4 2 0,8
mendapatkan pelayanan keperawatan yang
professional
2) Persaingan antar rumah sakit yang semakin 0,6 2 1,2
ketat, karena proses Discharge Planning pada
rumah sakit lain dilakukan secara kolaboratif
dan lebih baik
TOTAL 1 2

7. Penerimaan Pasien Baru


a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) BHSP yang dilakukan antara perawat kepada 0,17 4 0,68
pasien meningkatkan kepercayaan pasien
terhadap pelayanan perawat, apalagi adanya
pandemic ini BHSP yang dilakukan antara
perawat dan pasien semakin meningkat
2) Sebelum pasien masuk keruangan dilakukan 0,17 3 0,51
pemeriksaan Rapid test dan Swap test
3) Perawat menggunakan APD tingkat 3 0,14 3 0,42
4) Sudah ada sistem/ lembar pengkajian pasien 0,14 4 0,56
baru
5) Perawat ruangan melakukan anamnesa dan 0,21 4 0,84
observasi lebih lanjut setelah timbang terima
dengan perawat UGD.
6) Perawat memperkenalkan dokter yang 0,17 3 0,51
menangani dan perawat yang sedang bertugas,
orientasi ruangan, perawat yang bertanggung
jawab, jam berkunjung dan peraturan rumah
sakit. S–W=
TOTAL 1 3,52 3,52 – 1,69 =
Weakness (Kelemahan) 1,83
1) Perawat tidak menjelaskan tata tertib Rumah 0,14 2 0,28
Sakit
2) Perawat tidak mengorientasi ruangan secara 0,17 2 0,34
keseluruhan
3) Perawat belum mengajarkan cuci tangan secara 0,14 1 0,14
optimal
4) Perawat belum menjelaskan kepada keluarga 0,17 2 0,34
akan keselamatan anak seperti menutup pagar
bed agar anak tidak jatuh
5) Perawat tidak memperkenalkan nama perawat 0,17 1 0,17
jaga yang bertugas
6) Dengan adanya pandemic ini ditakutkan pasien 0,21 2 0,42
baru datang secara berurutan
TOTAL 1 1,69

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Oportunity (Peluang)
1) Perawat memberikan edukasi secara baik 0,5 4 2
kepada keluarga pasien sehubungan dengan
update informasi dibidang akademik
2) Adanya rasa saling percaya antar pasien dan 0,5 4 2
perawat
TOTAL 1 4 O–T=
4 – 1,57 = 2,43
Treathened (Ancaman)
1) Semakin kritisnya masyarakat terhadap semua 0,18 2 0,36
tindakan yang diberikan kepada pasien
2) Persaingan dengan RS swasta yang semakin 0,21 2 0,42
ketat.
3) Tingkat kesadaran masyarakat tanggung jawab 0,21 1 0,21
dan tanggung gugat
4) Terdapat ruang perawatan pediatrik di rumah 0,18 2 0,36
sakit lain yang lebih terdekat
5) Dengan adanya pandemic ini masyarakat takut 0,22 1 0,22
untuk berobat di rumah sakit dikarenakan takut
tertular oleh virus corona atau Covid-19
TOTAL 1 1,57

8. Pendokumentasian
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Tersedianya sarana dan prasarana seperti SIM 0,23 4 0,92
RS yang dapat dimaksimalkan dalam hal
pendokumentasian
pendokumentasian belum dilaksanakan secara (administrasi
optimalpenunjang)yang baku dari RS.
2) Sudah ada sistem pendokumentasian 1 0,29 4 2 1,16
TOTAL
terintegrasi.
3) Format asuhan keperawatan sudah ada. 0,29 4 1,16
b. Eksternal Faktor (EFAS)
4) Adanya kesadaran perawat tentang tanggung 0,19 3 0,57
Oportunity jawab
(Peluang)
dan tanggung gugat perawat
1) Kemajuan teknologi di TOTAL 1
bidang 1 3 3 3,81 S–W=
pendokumentasian (komputerisasi) 3,81 – 2 = 1,81
Weakness (Kelemahan) TOTAL 1 3
1) Respon pasien pasca tindakan kurang terpantau, 0,5 2 1 O–T=
Treathened sehingga
(Ancaman) belum semua tindakan perawat 3–2=1
1) Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan
didokumentasikan. 0,4 2 0,8
keluarga akan
2) Pengawasan tanggung jawab dan
terhadap tanggung
sistematika 0,5 2 1
gugat)
2) Adanya persaingan Rumah Sakit dalam 0,6 2 1,2
memberikan pelayanan keperawatan dan
pendokumentasian menggunakan
komputerisasi dan bisa mengoperasikan lebih
baik.
TOTAL 1 2
ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength (kekuatan)

1. Dana operasional ruangan diperoleh dari RS. 0,3 4 1


2. Dana kesejahteraan pegawai diperoleh dari RS dan pemerintah. 0,2 3 0,75
3. Adanya pendapatan dari jasa medis. Untuk pasien dengan biaya 0,2 3 0,75
BPJS yang dapat di klaim setelah perawatan. S–W=
3,5 – 2,7 =
4. Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari RS dan pemerintah. 0,2 3 0,75
0,8
5. Adanya sumbangan fasilitas alat kesehatan dari masyarakat 0,1 2 0,25
untuk pelayanan covid-19
TOTAL 1 3,5
WEAKNESS (KELEMAHAN)
1. Tidak ada pendapatan seperti dari koperasi ruangan. 0,5 3 1,5
2. Pemeriksaan tes covid-19 sepenuhnya masih mengandalkan 0,5 4 2
laboratorium RS pusat.
TOTAL 1 2,7
B. EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) O–T=
OPPORTUNITY (PELUANG) 3–2=
1. Adanya kerjasama RS dengan instansi lain (Instansi Asuransi 1 3 3 1
dan BPJS).
TOTAL 1 3
TREATMENT (ANCAMAN)
1. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih 1 2 2
profesional dan terjamin sistem pelayanan covid-19
TOTAL 1 2

ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING


M5 (Market)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
0,25 4 1
1. BOR ruang melati pada tanggal 08 bulan Juni 2020 baik yaitu 90,72%
2. Kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan sebanyak 21% keluarga 0,25 4 1
pasien mengatakan sangat puas dan 77% mengatakan puas.
3. Tidak ditemukan adanya kesalahan dalam pemberian obat pada pasien di 0,3 4 1,2
ruang melati. S–W
= 3,2 – 1,5
TOTAL 0,8 3,2 = 1,7

Weakness (Kelemahan)
1. Promosi di ruang melati tidak secara formal dilakukan seperti pemberian 0,5 3 1,5
leaflet dan brosur.
0,5 1,5
TOTAL
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity (Peluang)
0,3 3 0,9
1. Kerjasama yang baik antara perawat yang baik 0,25 2 0,5
2. Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi dan rumah sakit 0,25 2 0,5
3. Adanya kesempatan terhadap perawat ruangan utnuk meningkatkan
O–T
pelayanan kesehatan
= 1,9 – 1
0,8 1,9 = 0,9
TOTAL
Treathened (Ancaman)
1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi 0,25 2 0,5
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan 0,25 2 0,5

TOTAL 0,5 1
BOBOT x
No ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
6. M-6 (MACHINE)
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya alat-alat sesuai 0,3 2 0,6 S-W
kebutuhan di ruang Melati saat = 2,1 - 2
Covid-19. = 0,1
2. Terdapat SOP untuk 0,3 3 0,9
menggunakan alat-alat di ruang
Melati mengenai Covid-19.
3. Perawat ruangan mampu 0,3 2 0,6
mengoprasikan alat-alat yang
ada di ruangan Melati saat ada
pasien Covid-19.
TOTAL 1 2,1

WEAKNESS
1. Kesenjangan antara jumlah
pasien dengan peralatan yang 1 2 2
tersedia di ruangan Melati saat
Covid-19.
TOTAL 1 2

b. Eksternal factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Banyak tersedia toko ALKES 1 3 3 O-T
yang menyediakan alat-alat = 3 - 2,4
untuk melengkapi alat medis = 0,6
di ruang Melati saat ada pasien
Covid-19.
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi
dari masyarakat untuk
melengkapi alat-alat medis di 0,3 2 0,6
ruang Melati saat ada pasien
Covid-19.
2. Tidak ada program pelatihan
khusus tentang pengoprasian 0,3 3 0,9
alat-alat mengenai Covid-19.
3. Banyak rumah sakit yang
menyediakan alat medis yang 0,3 3 0,9
lebih modern saat Covid-19.
TOTAL
1 2,4

Anda mungkin juga menyukai