ANALISIS SITUASI
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang
meliputi analisis situasi ruangan, analisis SWOT, perumusan masalah, POA dan
penyelesaian masalah.
A. Analisis Situasi Rumah Sakit Dan Ruangan
1) Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya resmi dibuka pada tanggal 25
Mei 2002, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul
Awwal 1423 H) dengan moto yaitu "Kami Selalu Melayani dengan
Ramah, Senyum, Ikhlas, dan Salam". Rumah Sakit Islam Jemursari
Surabaya mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Islam terkemuka & terpercaya dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian
b. Misi
(1) Mengembangkan manajemen rumah sakit islami untuk mendukung
pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang berkualitas, profesional
& bersinergi.
(2) Meningkatkan kinerja, kompetensi & kesejahteran karyawan secara
berkelanjutan.
(3) Menyediakan sarana & prasarana rumah sakit yang mendukung
peningkatan mutu berkelanjutan.
(4) Meningkatkan kualitas dalam rangka menjamin kepuasan pemangku
kepentingan (Stake Holder)
Selain itu Rumah Sakit Islam Jemursari juga memiliki nilai dasar SYIFA yaitu
sebagai berikut :
S : Shiddiq dalam artian bahwa jujur dengan memiliki integritas dan
kemandirian.
Y : Yaqin dalam artian bahwa yakin terhadap potensi diri dan kesembuhan
pasien adalah berkat rahmat Allah SWT.
I : Iman dalam artian bahwa semua tindakannya dilandasi keimanan kepada
Allah, disertai ikhlas dalam pelayanan dan bersifat fleksible.
F : Fathanah dalam artian bahwa cerdas dalam menangkap peluang dan
selalu meningkatkan pengetahuan dan sikap.
A : Amanah dalam artian bahwa dapat diandalkan dan transparan dalam
menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Rumah Sakit Islam Jemursari merupakan salah satu dari 3 instansi
yang dikelola oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS). Dua
yang lainnya adalah Rumah Sakit Islam Surabaya Ahmad Yani dan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yarsis dan sekarang berubah nama
menjadi UNUSA.
Rumah Sakit Islam Surabaya Jemursari dibangun diatas lahan seluas
4.6 Ha dan bangunan seluas 22,203 m2. Konsep pembangunan rumah sakit
ini adalah sebagai garden hospital. Oleh karena itu, Rumah Sakit Islam
Surabaya Jemursari dikelilingi oleh taman seluas 33.042 m2.
Rumah Sakit ini terletak di Jalan Jemursari No. 51 - 57 Surabaya
yang merupakan salah satu jalan protokol Kota Surabaya, sehingga akses ke
rumah sakit ini mudah dan hanya membutuhkan waktu 15 menit dari
Bandara Internasional Juanda atau dari Terminal Bungurasih maupun dari
gerbang tol Waru.
Saat ini RS Islam Jemursari memiliki 199 tempat tidur yang terdiri
dari ruang bersalin, ruang neonates, ruang anak, dan ruang perawatan dewasa.
Saat ini dalam proses penambahan menjadi 300 tempat tidur. Dengan
dukungan sumber daya insane yang professional dan fasilitas alat kedokteran
baik untuk diagnostik maupun terapi modern yang dimiliki, RS Islam
Jemursari berusaha memberikan pelayanan prima menuju Standart Mutu
Pelayanan Internasional.
c. Mitra Kerja
Dalam perjalanannya yang mencapai lebih dari 10 tahun ini, RS
Islam Jemursari telah bekerjasama beberapa instalansi/asuransi, yang
meliputi :
1) ABDA Live
2) EKA Live
3) PT. PLN
4) PT. Telkom
5) PJB
6) Blue Dot
7) PT. Administrasi Medika
8) Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
9) PT. Asuransi Multi Artha Guna
10) PT. Asuransi Mega Life
11) PT. Equity Life Indonesia
12) PT. AJ. Central Asia Raya
13) PT. Winterthur life
14) Indonesia
15) PT. Unilever Indonesia tbk
16) PT. Walet Kencana Perkasa
17) PT. Surya Indo Mandiri
18) PT. Global Asistant Manajemen Ind
19) Pasific Internasioanal Indonesia Insurance
20) PT. Citra Internasional Underwrites
21) PT. Jamsostek
22) PT. Carrefour
23) PT. Pertamina
24) PT. Pal Indonesia
25) PT. Philip Indonesia
26) RS. Petro Graha Medika
27) PT. Bukti Jaya Abadi
28) BPJS
d. Pelayanan RS Islam Jemursari
1) Rawat Jalan
a) Poliklinik Umum
b) Poliklinik KB & KIA
c) Poliklinik Spesialis :
(1) Spesialis bedah umum
(2) Spesialis penyakit dalam
(3) Spesialis anak
(4) Spesialis obstetri dan ginekologi
(5) Spesialis mata
(6) Spesialis THT
(7) Spesialis saraf
(8) Spesialis Jantung dan pembuluh darah
(9) Spesialis Kulit dan kelamin
(10) Spesialis Kesehatan jiwa
(11) Spesialis paru
(12) Spesialis bedah orthopaedi
(13) Spesialis bedah saraf
(14) Spesialis bedah plastik
(15) Spesialis rehabilitasi medik
(16) Spesialis urologi
(17) Spesialis bedah mulut
(18) Spesialis orthodonsi
(19) Spesialis kesehatan gigi anak
(20) Spesialis konservasi / endodonsi
(21) Echocardiography
(22) Treadmill
d) Rawat Inap
1) Ruang Melati
2) Ruang Teratai
3) Ruang Mawar
4) Ruang Neonatus
5) Ruang Zahira
6) Ruang Azzara I
7) Ruang Azzara II
8) Ruang Dahlia
e) Rawat Khusus
1) IGD
2) Resusitasi dan ambulance
3) IBS
4) IPI
5) Hemodialisis
2) Penunjang Medik
a) Instalasi Laboratorium : 24 jam
b) Instalasi Radiologi (Fot X-Ray, CT-Scan): 24 jam
c) Rehabilitasi Medik
d) Instalasi Farmasi : 24 jam
e) Instalasi Gizi
f) Mammografi, USG
4) Pelayanan Pendukung Kesehatan
a) Senam pencegahan bagi penderita osteoporosis
b) Senam ibu hamil
c) Senam nifas
d) Pijat bayi
3) Terapi Pendukung Kesehatan
a) Terapi Wicara
b) Terapi Okupasi
c) Gymnasium
4) Struktur Organisasi
a) Dewan Pengurus
b) Direktur Utama: Prof. Dr .dr. Rochmad Romdhoni Sp. PD, Sp.JP(K),
FIHA
c) Wakil Direktur Umum dan Keuangan: Rohadi Kardianto, SE., MBA
d) Wakil Direktur Medis : dr. Dyah Yuniati, Sp.S
5) BOR Rumah Sakit Islam Jemursari Surabayadi Ruang Melati tahun 2017
sebagai berikut :
Parkir
4) Kamar Pasien 5) Tempat Penunggu 6) Teras
Pribadi
Yarsis Mart
PEMBIMBING
KLINIK / CE
S1/DIII
PJ SDM
PJ
Anggota
AlatAnggot
SHIFT PAGI SHIFT SORE SHIFT MALAM
a
PJ PJ PJ
4 PERAWAT
3 3 4 3
PELAKSANA
2 2 2
PERAWAT PERAWAT PERAWAT
PELAKSANA PELAKSANA PERAWAT
PELAKSANA 4
PELAKSANA
5 6 5
2 2
PERAWAT
Bagan PELAKSANA 5
PEKARYA
Bagan 3.1 Struktur Organisasi keperawatan di ruang Melati RS Islam Jemursari
Surabaya
2. Daftar Nama Tenaga Keperawatan di ruangMelati
Tabel 3.1 Tenaga Keperawatan di RuangMelatih RS Islam Jemursari Surabaya
No Nama Pendidika Jabatan Masa kerja Pelatihan yang pernah diikuti
. n
1. Tri Kurnia Indah S, S.Kep.,Ns S1 Kep Koordinator 16 thn 1. TB DOTs
2. PPGD
3. informe concent
4. Pelatihandasar PPI
5. In-Servise Training Phlebotomy
6. Training Of Trainer Safe Infusion Therapy
2. NurfaRosyadah, Amd. Kep D3Kep Katim 11 thn 1. BCLS
2. PPGD
3. Pelatihan CE
4. The First becoming Profesional Nursing
3. IndriaDwiKurnia D, S.Kep.,Ns S1 Kep Katim 7 thn 1. Becoming a profesional qualified nurse
2.Perawatanterkinipemberianterapicairanmelalui
iv perifercaraaman
4. Erma Yulianeta, Amd. Kep D3Kep Katim/ CE 7 thn 1. Becoming a profesional qualified nurse
2. Perawatanterkinipemberianterapicairanmelalui
iv perifercaraaman
3. Pelatianperawatanlukaterkini
4. PPGD
5. Yuli Laila, S.Kep.,Ns S1 Kep PJ/CE 6 thn PPGD
6. Lutiyanti, Amd. Kep D3Kep Katim 5 thn PPGD
7. Aminatus Solicha, S.Kep.,Ns S1 Kep Katim 5 thn PPGD
8. Hanum Tri Anggraeni, S1 Kep Katim 4 thn PPGD
S.Kep.,Ns
9. Kristin Ayu S, S.Kep.,Ns S1 Kep PJ/CE 4 thn PPGD
10. Anita Maisaroh, Amd. Kep D3 Kep Katim 12 thn PPGD
11. Dria Ambarina, S.Kep.,Ns S1 Kep Katim 4 thn 1. Merawatdanmendidikanakusiadinimelalui
proses menyusui
2. Palliative Care Nursing Update
3. Pelatihanpertolonganpertamagawatdaruratpada
korban kecelakaanlalulintas
4. PPGD
12. Evi May Perwitasari, Amd. D3 Kep Pelaksana 4 thn PPGD
Kep
13. Gilang Ayu Permatasari, S1 Kep Katim 4 thn 1. GELS
S.Kep.,Ns 2. ATLS
3. Ambulance Service
4. HypnoterapiIn Nursing
5. Vertical Rescue
14. Dewi Suciati, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 8 thn
15. Desi Yustiva, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 4 thn 1. GELS
2. Health Care Language Program
16. Sulistyaningsih, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn 1. GELS
17. Desy Wulandari, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
18. Lailatul Umamah, S.Kep., Ns S1 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
19. Isti Dwi Lailia, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn BTCLS
20. Roro Umi Farocha, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn BTCLS
21. Hikma Rosyida, S.Kep.,Ns S1 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
22. Nevy avik, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 5 thn PPGD
23. Pusva juwita, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 7 thn 1. PPGD
2. Public Speaking
24. Nur laila turahmi, S.Kep.,Ns S1 Kep Pelaksana 1 thn PPGD
25. Nafisah supriadi, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
26. Hilda jannatul F, S.Kep.,Ns S1 Kep Pelaksana 3 thn PPGD
27. Indah setyorini, Amd. Kep D3 Kep Pelaksana 9 thn PPGD
28. Limaylina D1 Kep Prakarya
3. Jumlah Tenaga di Ruang Melati
1) Berdasarkan kualifikasi pendidikan
Tabel 3.2 Tenaga keperawatan berdasarkan kualifikasi pendidikan di Ruang Melati RSI
Jemursari
No. Kualifikasi Jumlah Jenis
1. Profesi Ners 14 8 tetap
3 kontrak
1 honorer
2. D3 Keperawatan 13 10 tetap
5 kontrak
3. D1 Keperawatan 1 Tetap
Total 28 orang
2) Berdasarkan jumlah
Jumlah perawat di Ruang Melati: 14 orang S1 keperawatan = profesi ners, 13 orang D3
keperawatan dan 1 orang D1 keperawatan sebagai prakarya. Pengaturan ketenagaan
berdasarkan jumlah tenaga yang dibutuhkan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantuan pasien dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
(a) Perawat minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam
(b) Perawat intermediet memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam
(c) Perawat Maksimal/ total memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam
Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok menggunakan klasifikasi dan
tingkat criteria ketergantungan pasien berdasarkan Orem yaitu teori self care deficit, sedangkan
untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga menurut
Duoglas (1984).
Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien selama masa pandemic covid 19 ini
kelompok menggunakan perhitungan tenaga Depkes (2005), Stuffing Ratio dan WHO (2020).
Di era covid 19 ini ada penambahan dalam Corection sebesar 40 – 50%.
3) Kebutuhan Tenaga Perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien Ruang Melati (Keseluruhan
ruangan)
Berdasarkan data yang di kaji pada tanggal 08 Juni 2020 di dapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Tingkat ketergantungan pasien di ruangan Melati dinilai dengan menggunakan instrument
penilaian ketergantungan klien menurut Orem: Total, parsial, dan minimal care (Nursalam,
2012). Berdasarkan data yang dikaji pada tanggal 07 Juni 2020 didapatkan hasil sebagai berikut:
Tingkat Ketergantungan JumlahKebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah PAGI SORE MALAM
ketergantungan pasien
Minimal 1 1x0,17=0,17 1x0,14=0,14 1x0,07= 0,07
Parsial 35 35x0,27=9,45 35x0,15=5,25 35x0,10= 3,5
Total 0 0x0,36= 0,00 0x0,30= 0,00 0x0,20= 0,00
Jumlah 36 9,62 5,39 3,57
Pembulatan 10 5 3
Total tenaga perawat:
Pagi : 10 orang
Sore : 5 orang
Malam : 3 orang
Total perawat : 18 orang
Tenaga lepas dinas : 18 x 25% = 4,5 dibulatkan 4 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di ruang melati adalah 18 orang + 1 orang
struktural (kepala ruangan) + 4 orang lepas dinas. Jadi jumlah keseluruhannya 23 orang.
2. Tingkat ketergantungan pasien di ruang Melati saat masa pandemic covid 19 dinilai dengan
menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Depkes: Total, Parsial, dan
Minimal care (Nursalam, 2012). Berdasarkan data yang dikaji pada tanggal 08 Juni 2020
didapatkan hasil sebagai berikut:
Jumlah pasien = 36 orang
a. minimal = 18 orang
b. parsial = 13 orang
c. total 5 orang
Correction = 50%
Jumlah jam kerja perawat = 7 jam/hari
Jumlah libur tahunan = 86 hari/tahun
Jumlah kerja tahunan = 279 hari/tahun
a. Ketergantungan Minimal
Rumus:
jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien
A=
jumlah jam kerja perawat
jumlah hari libur per tahun
B= xA
jumlah hari kerja per tahun
C = (A + B) x 25%
Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19)
18 x 1
A= = 2, 57 = 2
7
86
B= x 2 = 0,61 = 1
279
C = (2 + 1) x 25% = 1,5 = 1
Total = 2 + 1 + 1 + koreksi 50% (covid 19)
= 4 + 50% = 6 perawat
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 6 perawat
b. Ketergantungan parsial
jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien
A=
jumlah jam kerja perawat
jumlah hari libur per tahun
B= xA
jumlah hari kerja per tahun
C = (A + B) x 25%
Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19)
13 x 4
A= = 7,42 = 7
7
86
B= x 7 = 2,15 = 2
279
C = (7 + 2) x 25% = 2,25 = 2
Total = 7 + 2 + 2 + koreksi 50% (covid 19)
= 11 + 50% = 16,5 = 16 perawat
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 16 perawat.
c. Ketergantungan Total
jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien
A=
jumlah jam kerja perawat
jumlah hari libur per tahun
B= xA
jumlah hari kerja per tahun
C = (A + B) x 25%
Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19)
5x6
A= = 4,28 = 4
7
86
B= x 4 = 1,23 = 1
279
C = (4 + 1) x 25% = 1,25 = 1
Total = 4 + 1 + 1 + koreksi 50% (covid 19)
= 6 + 50% = 9 perawat
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 9 perawat.
d. Stuffing Ratio Indonesia:
Pediatrik care = 1: 4
Koreksi = 50% (covid 19)
1. Isolasi = 2 tempat tidur
Pediatrik care = 1 : 4
= 2/4 = 0,5 : 2
Koreksi = (0,5 + 50%) : 2
= 0,75 (di bulatkan 1) : 2
= 1 perawat : 2 tempat tidur
2. VIP = 5 tempat tidur
Pediatrik care = 1 : 4
= 5/4 = 1,25 : 5
Koreksi = (1,25 + 50%) : 5
= 1,875 (di bulatkan 2) : 5
= 2 perawat : 5 tempat tidur
a. Moderate =1:3
= 18/3 = 6
= 6 perawat : 18 pasien
b. Heavy = 1 : 0,9
= 13/0,9 = 14,4 = 14
= 14 perawat : 13 pasien
c. Critical = 1 : 0,6
= 5/0,6 = 8,3 = 8
= 8 perawat : 3 pasien
3. Tenaga Medis
Tabel 3.3 Tenaga Medis Tetap di RS Islam Jemursari Surabaya
No. Kualifikasi Jumlah
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2
2. Dokter Spesialis Saraf 1
3. Dokter Spesialis Bedah 2
4. Dokter spesialis mata 2
5. Dokter spesialis obgyn 2
6. Dokter umum 2
7. Dokter THT 1
8. Dokter gigi 2
9. Dokter spesialis Urologi 1
TOTAL 15
Tabel 3.4 Tenaga medistamu yang ada di RSI Jemursari Surabaya
Material (M2) No. Kualifikasi Jumlah
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 6
Penerapan proses
2. Dokter Spesialis Paru 1
praktika pra profesi 3. Dokter Spesialis Jantung 1
4. Dokter Spesialis Saraf 2
ners keperewatan
5. Dokter Spesialis Bedah Saraf 2
mahasiswa program 6. Dokter Spesialis Orthopedi 1
7. Dokter Spesialis Bedah 2
studi S1
8. Dokter Spesialis Urologi 1
Keperawatan, 9. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 2
10. Dokter spesialis kandungan 6
mengambil tempat
11. Dokter spesialis anastesi 1
di Ruang Melati Rs. 12. Dokter spesialis kejiwaan 2
13. Dokter spesialis rehab medis 3
Islam Jemursari
14 Dokter spesialis radiologi 2
Surabaya. 15 Dokter spesialis bedah mulut 1
16 Dokter spesialis ortodonsi 1
Pengkajian data
17 Dokter konservasi gigi 1
awal dilakukan pada 18 Dokter spesialis gigi anak 1
19 Dokter konsultan metabolik 1
tanggal 8 juni 2020,
20 Dokter konsulta non kologi 1
adapun data yang 21 Dokter konsultan obgyn 1
22 Dokter spesialis THT 2
didapat adalah
23 Dokter konsultan pathologi 1
sebagai berikut : 24 Dokter spesialis anak 6
25 Dokter gigi 2
(a)
26 Dokter spesilais mata 3
Lokasi
TOTAL 53
dan Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada Ruang
Melati RSI. Jemursari Surabaya dengan uraian denah sebagai berikut:
Utara : Berbatasan dengan gedung kosong
Selatan : Berbatasan dengan ruang IRJ
Barat : Berbatasan dengan ruang IBS
Pasien masuk
IGD IRJ
TPPRI
R. Melati
8. Pendokumentasian
Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang (Potter dan Perry, 2002 didalam Olfah, 2016).
Pendokumentasian adalah suatu dokumen atau catatan yang berisi data
tentang keadaan pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan, akan tetapi
juga dilihat dari jenis, kualitas dan kuantitas dari layanan yang telah diberikan
perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien (Ali, 2010 didalam Olfah, 2016).
Pendokumentasian adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat dimulai dari proses pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
tindakan keperawatan dan evaluasi yang dicatat baik berupa elektronik maupun
manual serta dapat dipertanggung jawabkan oleh perawat (Olfah, 2016).
Adapun uraian lembar dokumentasi yang ada di Ruang Melati, adalah sebagai
berikut :
Sistem pendokumentasian yang dilakukan di Ruang Melati, adalah menggunakan sistem
SOR (Source Oriental Record) yaitu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai
sumber tenaga kesehatan, misalnya : dokter, perawat, ahli gizi dll serta diagnosis keperawatan
sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP dan saat perawat melakukan komunikasi dengan
tenaga medis lain baik via Whatsapp atau via telfon perawat mendokumentasikan menggunakan
sistem SBAR.
M4 – MONEY
TARIF (RP)
KELAS NAMA KAMAR FASILITAS
KAMAR
I 213,214,215 a. 2 TT pasien Rp. 750.000
b. AC, TV
c. Kamar mandi dalam
II 208,209,210,211,217 a. 3 TT pasien Rp. 525.000
b. AC, TV
c. Kamar mandi dalam
III 212A,212B a. 6 TT pasien Rp. 300.000
b. AC, TV
c. Kamar mandi dalam
VIP 201,203,204,205,206 a. 1 TT pasien dan TT Rp. 1.050.000
penunggu pasien
b. AC, TV
c. lemari es
d. Kamar mandi dalam
Isolasi 216 a. 2 TT pasien Rp. 750.000
anak b. AC, TV
c. Kamar mandi dalam
Tabel Tarif jasa dokter di ruang melati RSI Jemursari
Tarif Dokter
I Rp. 263.000
Visite Pasien II Rp. 225.000
III Rp. 188.000
VIP Rp. 300.000
Isolasi anak Rp. 263.000
M5 (Market)
1. Pemasaran
Pada masa pandemic seperti saat ini, sebagian besar pelanggan yang menggunakan jasa
pelayanan kesehatan di Ruang Melati Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya adalah
masyarakat Jawa Timur khususnya kota Surabaya dan sekitarnya, namun ada juga
sebagian berasal dari luar Jawa Timur. Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya adalah
rumahs sakit pendidikan tipa B dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang.
Perawat di sini tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung
untuk mencapai pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan. Perawat hanya
memberikan pelayanan secara paripurna, sehingga pelayanan di ruangan layak dan
patut dipromosikan sebagai bahan dan ajang pemasaran.
2. Mutu Pelayanan Keperawatan
Rumah sakit islam Jemursari Surabaya telah menerapkan mutu perawatan pasien,
beberapa aspek penilaian penting yang terdapat didalamnya, antara lain :
a. Meningkatkan mutu pelayanan
Dari pengukuran indicator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan
pada maret 2020 di ruang melati didapatkan hasil :
Kejadian flebitis tercatat yang terpasang intravena line (IVL). Bulan Juni 2020
yang terpasang IVL, didapatkan bahwa 95% pasien tidak mengalami flebitis
selama dalam masa perawatan terpasang infuse.
Kejadian kesalahan pemberian obat tidak pernah terjadi, pemberian obat
dilakukan secara benar, dari mulai benar obat, benar pasien, benar dosis, benar
waktu, benar cara pemberian, benar dokumentasi, dan sesuai dengan indikasi
yang diberikan oleh dokter.
3. Indikator mutu
a. Tingkat kepuasan pasien
Kepuasan pasien terhadap kinerja perawat dapat dilihat dengan dilaksanakannya
evaluasi menggunakan kuesioner yang berbentuk pertanyaan dengan terdiri dari 25
soal pilihan ganda. Pertanyaan mencakup pemberian penjelasan orientasi ruangan,
pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan, dan sikap perawatan selama
pemberian asuhan keperawatan. Jawaban pada pertanyan pilihan terdiri dari 4
jawaban “Sangat Tidak puas”, “Tidak Puas” , “Puas” dan “Sangat Puas”. Adapun
indicator berdasarkan kuesioner 25 pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi
nilai berdasarkan jawaban kemudian di total tiap-tiap responden dan dijumlah
secara keseluruhan. Dari hasil kuesioner yang di bgaikan ke 6 responden sebanyak
21% keluarga pasien mengatakan sangat puas dengan pelayanan yang diberikan
ruangan, 77% keluarga mengatakan puas dengan pelayanan ruangan, 2% kelurga
pasien mengatakan sangat tidak puas dengan pelayanan yang diberikan ruangan.
Seperti ketika paisen menggunakan bel perawat tidak segera datang sehingga
membunyikan bel 2 kali, dan ketika hendak pulang proses pelayanan sangat lama.
No. Kriteria Presentase %
1. Sangat puas 21 %
2. Puas 77%
3. Kurang puas 2%
Total 100%
b. Keamanan pasien
Dari pengukuran indicator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada
maret 2020 di ruang melati didapatkan hasil :
Kejadian flebitis tercatat yang terpasang intravena line (IVL). Bulan Juni 2020 yang
terpasang IVL, didapatkan bahwa 95% pasien tidak mengalami flebitis selama
terpasang infuse.
Kejadian kesalahan pemberian obat tidak pernah terjadi, pemberian obat dilakukan
secara benar, dari mulai benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara
pemberian, benar dokumentasi, dan sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter.
c. Perawatan diri
Dari hasil pengamatan yang di lakuakn di ruangan melati, perawatan diri pada pasien
minimal care yang terdapat keluarga dapat dilakukan sendiri oleh keluarga, namun
untuk pasien persial care dan total care dibantu oleh perawat dalam memenuhi personal
hygine pasien jika keluarga kesulitan atau tidak dapat memenuhinya. Dari perolehan
data yang di dapat diruangan terdapat sebanyak 100% keluarga pasien mengatakan
bahwa perawatan diri (personal hygine) sudah terpenuhi.
d. Kecemasan pasien
Karena ruang melati adalah ruang rawat inap untuk anak maka sebagian besar pasien
mengalami dampak hospitalisasi antara lain : ketika dokter visit dan pada saat
melakukan tindakan keperawatan pasien menangis ketakutan, pasien juga akan
mengalami rasa trauma secara psikologis untuk berobat lagi kerumah sakit.
e. Kenyamanan
Kenyamanan pasien yang dimaksud di ruang melati adalah terbebasnya pasien dari rasa
nyeri, intensitas nyeri tidak dapat dikaji dikarenakan pasien yang dirawat di ruangan
melati berusia 1-5 tahun
f. Pengetahuan pasien tentang perawatan penyakitnya
Setelah dikaji didapat sebagian besar orang tua memahami akan penyakit yang diderita
oleh anaknya. Hal ini dapat dibuktikan karena orangtua dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan perawat setelah dilakukannya health education atau pendidikan
kesehatan.
g. Kasus terbanyak
Berdasarkan kasus terbanyak selama bulan Jaanuari, Februari dan Maret 2020 di Ruang
Melati Rumah Sakit Jemursari Surabaya.
❑
No Nama Kasus Desember Janiuari Februari K
∑ ❑
❑
et
Jmlh % Jmlh % jmlh %
1 Diare Akut / 61 25,29 56 20,97 59 26,34 176
GEA
2 Broncopneu 43 16,73 32 11,99 46 20,54 121
monia
3 Dengue 21 10,89 33 12,36 22 9,82 76
Fever
4 Thyphoid 19 5,06 25 9,36 14 6,25 58
Feve
5 Urinary Tract 17 4,67 15 5,62 9 4,02 41
Infection
6 Acute 9 3,56 9 3,37 5 2,23 23
Pharingitis
7 Fever Uns 7 2,72 9 3,37 5 2,23 21
pecified
8 Acute 7 2,72 5 1,87 5 2,23 17
Amoebic
Dysentary
9 Acute 6 2,31 5 1,87 4 1,79 15
Tonsilitis
10 Nausea and 6 2,31 5 1,87 4 1,79 15
Viting
196 194 100 173 100 1,56
Total 3
Dari tabel diatas menunjukkan kasus trbanyak yang terjadi di ruangan melati penyakit pada
bulan Desember 2019, Januari sampai Februari 2020 yaitu Diare Akut (GEA) sebesar 176
dan kemudian kasus terbanyak kedua yaitu bronkopneumoni sebesar 121.
h. Kajian Indikator Mutu Ruangan
a) BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 08 bulan Juni 2020, didapatkan gambaran
kapasitas Tempat Tidur di Ruang Melati Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya yaitu
40 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut
Tabel 3.20 BOR Ruang Melati tanggal April 2020
BOR=
∑ ❑ hari perawatan X 100
∑ ❑tempat tidur x ∑hari persatuan waktu
TANGGAL Isolasi VIP Kelas 1 KELAS 2 KELAS 3 RUMUS HASIL
13 04 2020 2 5 6 12 15 36 90,72%
x 100%
40x1
c) TOI
TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ni memberikan gambaran tingkat
efisiensi pengunaan tempat tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan
tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Tabel 3.22 TOI Ruang Melati Kelas VIP
TOTAL 1 2,1
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity (Peluang)
1. Adanya kerja sama antara dokter dan perawat 0,4 3 1,2
2. Adanya peningkatan
pengetahuan dan kemampuan kerja 0,6 4 2,4
O–T
TOTAL 1 3,6 = 3,6 –
1,5
= 2,1
Treathened (Ancaman)
1. Makin tingginya resiko terpapar covid 19 0,5 1 0,5
2. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
professional
0,5 2 1
TOTAL 1 1,5
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
2 M2 (Material)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai. 0,3 3 0,9
2. Mampu menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana yang ada 0,4 4 1,6
dan mampu mengoperasikan SIM RS di komputer.
3. Terdapat administrasi penunjang (misal : format injeksi, format TT, 0,1 4 0,4
format observasi, dll) yang memadai. S–W
4. Tersedianya Nurse Station. 0,3 3 0,9
= 5,3 – 2
5. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana 0,3 3 0,9
= 3,3
penunang kesehatan sudah ada
6. Adanya penataan dokumen penunjang RM yang teratur 0,2 3 0,6
TOTAL 1,6 4,5
Weakness (Kelemahan)
1. Banyak peralatan linen yang tidak layak (misal sprei, sarung bantal, sarung 0,5 2 1
guling, dll)
2. Adanya keterbatasan antara peralatan dan kebutuhan pasien 0,5 2 1
TOTAL 1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity (Peluang)
1. prasarana yang rusak dari bagian pengadaan alat yang ada di ruang Melati 0,2 3 0,6
2. Diberinya kesempatan untuk menggunakan alat-alat yang berada dalam 0,3 3 0,9 O–T
ruangan = 3,1 – 2,1
3. Kemajuan teknologi membantu mempermudah input data pasien dan 0,4 4 1,6 =1
melapor keadaan pasien
TOTAL 0,9 3,1
Treathened (Ancaman)
1. Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan kualitas Rumah Sakit 0,7 3 2,1
2.
NO. ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1. M3 (Method)
1. MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Ruang Melati menerapkan model MAKP 0,19 3 0,55
metode tim
2) Mempunyai standart asuhan keperawatan 0,22 4 0,89
(SDKI, SLKI, SIKI)
3) Terdapat ketua tim dan anggota 0,22 4 0,89
4) Terlaksananya komunikasi yang adekuat: 0,15 4 0.6
perawat dan tim kesehatan lain
5) Pelaksanaan model MAKP metode tim sudah 0,22 3 0.66
disosialisasikan kepada perawat ruangan
TOTAL 1 3,59 S-W=
3,59 – 2,3 =
Weakness (Kelemahan) 1,29
1) Ketua tim dipilih berdasarkan lama kerja. Akan 0,4 2 0,8
tetapi, jika terdapat perawat dengan Pendidikan
terakhir yang lebih tinggi dan lebih cekatan
maka perawat tersebut dapat dipilih sebagai
ketua tim sehingga dapat memberikan
kesempatan bagi perawat tersebut untuk
menjadi ketua tim.
2) Ketua tim tidak hanya berfokus pada 0,6 2,5 1,5
perencanaan asuhan keperawatannya saja
tetapi semuanya.
TOTAL 1 2,3
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Oportunity (Peluang)
1) Kepercayaaan dari pasien dan masyarakat 1 3 3
terhadap pemberian pelayanan kesehatan yang
baik
TOTAL 1 3
2. Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Timbang terima merupakan kegiatan rutin 0,17 4 0,71
yang dilaksanakan 3x/hari
2) Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang 0,12 3 0,35
terima dari shift malam keshift pagi dan shift
pagi ke shift sore
3) Perawat yang akan menyampaikan laporan 0,12 3 0,35
sudah mempersiapkan hal-hal yang akan
disampaikan
4) Perawat berkeliling keruangan dari pasien satu 0,15 3 0,44
ke pasien lainnya untuk validasi diikuti dengan
kepala ruangan dan meningkatkan protokol
kesehatan dengan menggunakan APD tingkat 3
5) Timbang terima dilakukan mencakup diagnosa 0,17 4 0,71
medis, penatalaksanaan, keluhan pasien dan
intevensi yang belum dan yang sudah
dilakukan
6) Setelah timbang terima kepala ruangan 0,12 3 0,35
menutup dengan doa
7) Hasil dari timbang terima menggunakan SBAR 0,15 4 0,59
TOTAL 1 3,5 S–W=
3,5 – 1,26 =
Weakness (Kelemahan) 2,24
1) Sebagian perawat tidak ada interaksi dengan 0,27 2 0,53
pasien saat timbang terima berlangsung
2) Perawat kurang disiplin dalam timbang terima, 0,4 1 0,4
karena semakin perawat tidak tepat waktu
maka proses timbang terima akan semakin
lama
3) Perlunya buku timbang terima untuk 0,33 1 0,33
mempermudah perawat
TOTAL 1 1,26
3. Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Ruangan mundukung adanya kegiatan ronde 0,34 4 1,33
keperawatan
2) SDM mempunyai pengalaman yang banyak 0,33 3 1
dalam bidang keperawatan anak
3) Dengan adanya pandemic Covid-19 akan 0,33 3 1
langsung dilakukan ronde untuk mengurangi
rantai penyebaran Covid-19
TOTAL 1 3,33 S–W=
3,33 – 2 = 1,33
Weakness (Kelemahan)
1) Ronde keperawatan belum pernah 0,5 2 1
dilaksanakan di ruang melati
2) Sulitnya mengumpulkan tenaga medis ahli, 0,5 2 1
karena kesusahan untuk menyamakan jadwal
dari beberapa ahli.
TOTAL 1 2
Weakness (Kelemahan)
1) Keluarga tidak mendapatkan salinan obat yang 1 2 2
sudah diberikan oleh perawat
TOTAL 1 2
5. Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan 0,4 4 1,6
supervisi
2) Perubahan untuk setiap tindakan sesuai dengan 0,33 4 1,32
hasil perbaikan dari supervisi
3) Supervisi telah dilaksanakan secara rutin tiap 0,27 3 0,81
bulan atau ketika ada complain dari pasien.
TOTAL 1 3,73 S–W=
3,73 – 2 = 1,73
Weakness (Kelemahan)
1) Tidak ada pelaksanaan supervisi secara tidak 0,6 2 1,2
langsung di ruang melati
2) Jadwal supervisor dengan yang disupervisi 0,4 2 0,8
tidak sama
TOTAL 1 2
6. Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Tersedianya format discharge planning 0,21 4 0,84
diruangan untuk pasien pulang
2) Adanya surat kontrol berobat 0,17 4 0,68
3) Perawat memberikan HE kepada pasien 0,14 3 0,42
/keluarga selama dirawat
4) Perawat memahami tentang discharge planning 0,14 4 0,56
5) Dengan adanya pandemic ini tenaga kesehatan 0,17 3 0,51
lebih teliti dalam merencakan pasien pulang
6) Dengan adanya pandemic ini perawat juga 0,17 3 0,51
memberikan HE mengenai Covid-19 pada
pasien dan keluarga S–W=
TOTAL 1 3,51 3,51 – 1,27 =
2,24
Weakness (Kelemahan)
1) Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi 0,4 1 0,4
secara lengkap
2) Keterbatasan waktu perawat dalam 0,33 1 0,33
memberikan pendidikan kesehatan
3) Metode Discharge Planning yang digunakan 0,27 2 0,54
hanya dengan ceramah tanpa informasi tertulis
bagi pasien
TOTAL 1 1,27
8. Pendokumentasian
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (Kekuatan)
1) Tersedianya sarana dan prasarana seperti SIM 0,23 4 0,92
RS yang dapat dimaksimalkan dalam hal
pendokumentasian
pendokumentasian belum dilaksanakan secara (administrasi
optimalpenunjang)yang baku dari RS.
2) Sudah ada sistem pendokumentasian 1 0,29 4 2 1,16
TOTAL
terintegrasi.
3) Format asuhan keperawatan sudah ada. 0,29 4 1,16
b. Eksternal Faktor (EFAS)
4) Adanya kesadaran perawat tentang tanggung 0,19 3 0,57
Oportunity jawab
(Peluang)
dan tanggung gugat perawat
1) Kemajuan teknologi di TOTAL 1
bidang 1 3 3 3,81 S–W=
pendokumentasian (komputerisasi) 3,81 – 2 = 1,81
Weakness (Kelemahan) TOTAL 1 3
1) Respon pasien pasca tindakan kurang terpantau, 0,5 2 1 O–T=
Treathened sehingga
(Ancaman) belum semua tindakan perawat 3–2=1
1) Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan
didokumentasikan. 0,4 2 0,8
keluarga akan
2) Pengawasan tanggung jawab dan
terhadap tanggung
sistematika 0,5 2 1
gugat)
2) Adanya persaingan Rumah Sakit dalam 0,6 2 1,2
memberikan pelayanan keperawatan dan
pendokumentasian menggunakan
komputerisasi dan bisa mengoperasikan lebih
baik.
TOTAL 1 2
ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength (kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
1. Promosi di ruang melati tidak secara formal dilakukan seperti pemberian 0,5 3 1,5
leaflet dan brosur.
0,5 1,5
TOTAL
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity (Peluang)
0,3 3 0,9
1. Kerjasama yang baik antara perawat yang baik 0,25 2 0,5
2. Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi dan rumah sakit 0,25 2 0,5
3. Adanya kesempatan terhadap perawat ruangan utnuk meningkatkan
O–T
pelayanan kesehatan
= 1,9 – 1
0,8 1,9 = 0,9
TOTAL
Treathened (Ancaman)
1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi 0,25 2 0,5
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan 0,25 2 0,5
TOTAL 0,5 1
BOBOT x
No ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
6. M-6 (MACHINE)
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya alat-alat sesuai 0,3 2 0,6 S-W
kebutuhan di ruang Melati saat = 2,1 - 2
Covid-19. = 0,1
2. Terdapat SOP untuk 0,3 3 0,9
menggunakan alat-alat di ruang
Melati mengenai Covid-19.
3. Perawat ruangan mampu 0,3 2 0,6
mengoprasikan alat-alat yang
ada di ruangan Melati saat ada
pasien Covid-19.
TOTAL 1 2,1
WEAKNESS
1. Kesenjangan antara jumlah
pasien dengan peralatan yang 1 2 2
tersedia di ruangan Melati saat
Covid-19.
TOTAL 1 2