PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Pembimbing :
Irsan Ibrahim, drg, M.Si
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT sehingga penulis dapat
pengarahan serta bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan
1. Yang terhormat, Prof. Dr. Budiharto, drg., SKM selaku dekan beserta jajaran
(Beragama).
2. Yang terhormat, tim komisi etik adalah Dr. Tjokro Prasetyadi, drg., Sp.Ort,
Prof. Dr. Budiharto, drg., SKM, Prof. Dr. Narlan Sumawinata, drg, Sp
KG(K), Dr. Paulus Januar, drg, MS, Roosje Rosita Oewen, Prof, Dr, drg., Sp.
KGA (K), dan Witriana Latifa, drg, Sp. KGA sebagai komisi etika penelitian
3. Yang terhormat, Irsan Ibrahim, drg. M.Si sebagai dosen pembimbing dan
Moestopo (Beragama), staf dan dosen yang telah banyak membantu penulis
5. Kedua orang tua penulis Ayah (H. Ilyas) dan Ibu (Hj. Hanipa) dan beserta
kakak penulis Herman, Farizal, Fikri dan Mentari serta keluarga besar penulis
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan doa dan
dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk
khususnya bagi para pembaca dan rekan-rekan sejawat pada Fakultas Kedokteran
Peneliti
Halaman
Gambar Halaman
Gambar Halaman
Tabel 5.1 Nilai rata-rata bahan cetak alginate sebelum dan sesudah
perendaman ..................................................................................
PENDAHULUAN
mendapatkan hasil cetakan yang meliputi gigi, jaringan keras dan jaringan lunak
sehingga didapatkan cetakan negatif dari jaringan rongga mulut untuk membuat
replika jaringan mulut. Cetakan positif diperoleh dari menuangkan dental stone
atau bahan lain sehingga didapatkan model dari gigi dan jaringan mulut.2
Bahan cetak yang banyak digunakan pada saat ini dapat diklasifikasikan
bahan cetak elastis dan non-elastis. Bahan cetak hydrocolloid irreversible salah
satu bahan kedokteran gigi yang banyak digunakan, dan yang paling sering
terjadi perubahan fasa dari kondisi cair ke kondisi padat. Perubahan fasa ini
disebut transformasi sol-gel dan tidak dapat kembali ke kondisi semula karena
proses kimia.3 Bahan cetak hydrocolloid atau yang biasa disebut alginate
bersih dan nyaman, ketiga harga murah, keempat bersifat hidrofilik dan kelima
aroma yang menyegarkan seperti permen karet untuk mengurangi reflek muntah
dari pasien.4
karena derajat keakuratan model tidak dituntut setinggi untuk pembuatan model
kerja. Selain itu alginate juga dipakai untuk pencetakan pada pembuatan geligi
tiruan sebagian lepasan. Akan tetapi, alginate tidak cukup akurat untuk
pembuatan crown dan bridge. Pada kasus ortodontik, alginate digunakan untuk
perawatan.5
alginate dapat mengalami sineresis yaitu menguapnya air bila terjadi kenaikan
suhu atau bila disimpan di udara terbuka dalam waktu tertentu sehingga cetakan
alginate akan mengalami kontraksi. Cetakan alginate juga bersifat imbibisi yakni
menyerap air bila berkontak dengan air dalam waktu tertentu sehingga akan
mengembang.6
Namun salah satu bahan alginate, yaitu kalsium alginat banyak ditemukan atau
digunakan di rumah sakit karena memiliki daya serap yang kuat, bentuk gel yang
penyembuhan luka, tidak menempel pada luka, mengurangi rasa sakit, dan dapat
berasal dari bahan cetak. Menurut berbagai penelitian, bahan cetak kedokteran
gigi menjadi salah satu agen penularan infeksi pada dokter gigi karena penyebaran
bakteri dari mikroorganisme seringkali tertular melalui darah dan air liur maka
saat mencuci bahan cetak dengan air mengalir hanya mampu menghilangkan
perubahan dimensi.3 Bahan disinfektan bahan cetak yang umum digunakan adalah
kurang nyaman, serta mempunyai efek langsung kepada pasien berupa rasa panas
pada kulit yang bersentuhan langsung. Tetapi saat ini telah banyak bahan herbal
mempunyai sifat bakterisid dan dapat menjadi disinfektan yaitu daun sambiloto.10
tanaman obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional yang dapat tumbuh
membuat rebusan langsung dari daun sambiloto ataupun dengan membeli produk
didalam.10
antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Kadek Ayu Wirayuni (2014) menyatakan bahwa ekstrak metanol daun sambiloto
dengan konsentrasi 40% dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans pada
plat resin akrilik heat cured secara in vitro. Waktu perendaman plat resin akrilik
heat cured selama 15 menit, 30 menit dan 60 menit, dalam ekstrak daun sambiloto
hambat rerata 13,75 mm.14 Pada penelitian yang dilakukan oleh Ruth Nova
ekstrak etanol daun sambiloto pada kosentrasi 25% dan 50%terhadap bakteri B.
alginate dalam larutan ekstrak daun sambiloto konsentrasi 40% selama 15 menit
sambiloto 40% tidak bisa digunakan untuk mendesinfektan bahan cetak alginate.15
penelitian disinfektan dengan ekstrak sambiloto konsentrasi 30%, 40% dan 50%.
dan sesudah perendaman dalam ekstrak sambiloto kosentrasi 30%, 40% dan 50%
perendaman larutan ekstrak sambiloto konsentrasi 30%, 40% dan 50% selama 10
selama 10 menit ?
ekstrak sambiloto kosentrasi 30%, 40% dan 50% terhadap perubahan dimensi
B. Bagi ilmu material dan teknologi kedokteran gigi agar penelitian ini
TINJAUAN PUSTAKA
prosedur pencetakan meliputi gigi, jaringan sekitarnya dan lengkung gigi pasien
dengan tepat dan persiapan untuk perawatan yang dibutuhkan untuk mencetak
gigi, serta juga bentuk jaringan keras dan jaringan lunak lainnya.1 Setelah
cetakan negatif dari jaringan rongga mulut untuk membuat replika jaringan mulut.
Cetakan positif diperoleh dari menuangkan dental stone atau bahan lain sehingga
Bahan cetak harus memenuhi syarat, salah satunya harus memiliki setting
time yang cukup sehingga operator dan pasien dapat melakukan pencetakan gigi
dengan baik.16 Bahan cetak juga harus memenuhi syarat seperti rasa dan bau yang
enak, tidak mengandung bahan beracun dan bahan yang dapat membuat iritasi,
die dan cast, stabilitas dimensi, tekstur dan konsistensi yang memuaskan,
mempunyai sifat yang elastis dan bebas dari perubahan bentuk yang permanen
setelah melewati peregangan, tidak mudah rusak bila dikeluarkan dari mulut,
mudah dimanipulasi dengan alat sederhana, kekuatan yang memadai dan juga
ekonomis.17
2.1.3 Klasifikasi Bahan Cetak
bahan cetak yaitu reversible dan irreversibel. Bahan cetak yang banyak digunakan
pada saat ini dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat elastik. Ada material cetak
elastis atau tidak elastis (Gambar 2.1). Istilah elastis digunakan untuk material
derajat elastis untuk kembali ke bentuk semula yang cukup setelah mengalami
suatu peregangan. Material ini mempunyai sifat seperti karet. Istilah tidak elastis
untuk mendeskripsikan sejumlah material yang tampak plastis tapi bersifat kaku
Polisulfida
Non Aqueous
Silikon
Elastomer
BAHAN Polieter
ELASTIS
Reversibel
(Agar)
Aqueous
Hydrocolloids
Ireversibel
(Alginat)
BAHAN CETAK
Cetak plaster
Cetak
kompoun
BAHAN NON Bahan Non
ELASTIS Elastis
Pasta oksida
seng eugenol
cetak malam
Salah satu bahan cetak elastis yang banyak digunakan di kedokteran gigi adalah
material yang dapat terjadi perubahan fasa dari kondisi cair ke kondisi padat.
Perubahan fasa ini disebut transformasi sol-gel dan tidak dapat kembali ke kondisi
Bahan cetak ini juga mudah ditolerir oleh pasien, cepat mengeras dan terdapat
aroma yang menyegarkan seperti permen karet untuk mengurangi reflek muntah
dari pasien.4
pertama untuk model belajar, kedua gigi tiruan lepasaran, ketiga sendok cetakan
khusus, keempat sendok cetak pemutih gigi, dan kelima mouth guards. Selain itu
digunakan sebagai bahan cetak crown dan bridge karena kurang akurat, dan
perlahan dalam melakukan pencetakan terhadap orang yang sangat sensitif pada
reflek muntah. 18
Bahan aktif utama dalam bahan cetakan alginate adalah bahan yang dapat
larut, seperti natrium, kalium, atau trietanolamina alginate. Selain itu bahan cetak
alginate juga mengandung baha sodium alginate, calcium sulfate, sodium
dan penggerasan, deformasi bentuk pada saat dikeluarkan dari mulut, fleksibilitas
pada saat menuangkan model atau die, kekuatan tekan, kompatibilitas dengan
b. Calsium sulfate
setting dari bahan pengisi cetakan (gips keras) dan membuat permukaan die
halus.
d. Sodium phospate
g. Aspartame
h. Pigments
Keakuratan dari bahan cetak pada kedokteran gigi sangat penting termasuk
cetak selama inersi kedalam mulut pasien, setting material, dan pelepasan cetakan
dari mulut pasien.9 Bahan cetak alginate adalah gel hidrokoloid yang banyak
mengandung air.2 Karena hidrokoloid ireversible tersusun atas 80% air maka
dari itu sering terjadi fenomenan imbibisi (absorbsi air) dan sinersi.19
Selain itu rentan terhadap distorsi yang disebabkan oleh ekspansi yang
Bila proses sineresis dan imbibisi terjadi dapat menyebabkan perubahan bentuk
atau dimensi hasil cetakan alginate. Oleh karena itu, cetakan alginate harus diisi
pada alginat terdapat ion-ion seperti Na, SO42-, PO43- sebagai potensial osmotik.
serat dengan air yang mengisi ruangan kapiler tersebut. Jika terjadi hanya sedikit
dan penyemprotan atau perendaman yang relatif singkat. Kesalahan yang bersifat
rasio bubuk dan air tidak tepat, alginate yang tidak tertekan alat cetak, tekanan
selama pencetakan atau gerakan melepas alginate dari cetakannya yang tidak
tepat. Selain itu metode desinfeksi dan kelembaban bahan cetak juga ikut
berpengaruh.22
a) Imbibisi
23
Proses bila gel ditempatkan di dalam air dan air akan diabsorbsi. Dan
bersifat menyerap air bila berkontak dengan air dalam waktu tertentu
b) Sineresis
sebagai hasil dari proses evaporasi dan sineresis. Menguapnya air bila terjadi
kenaikan suhu atau bila disimpan di udara terbuka dalam waktu tertentu
sehingga cetakan alginate akan mengalami kontraksi.6 Saat cetakan
hidrokoloid dikeluarkan dari mulut dan terkena udara pada suhu ruangan,
beberapa penyusutan yang terkait dengan sineresis dan evaporasi akan terjadi.
benar, dan menghasilkan konsistensi sampai halus dan lembut, serta tidak
terdapat butiran dalam waktu kurang dari 1 menit untuk pengaturan normal.
Waktu pengerasan alginate terdiri dari 2 tipe yang telah ditentukan oleh pabrikan
b. Tipe II : Normal
Waktu pengerasan : tidak kurang dari 2 menit atau lebih dari 4,5 menit.
Secara umum, waktu tidak lebih dari yang terdaftar oleh pabrikan dan
setidaknya 15 detik lebih lama dari waktu kerja yang dinyatakan.2 Karena
pengerasan terjadi sebagai akibat dari reaksi kimia, peningkatan suhu air dapat
mempersingkat waktu kerja dan jika peningkatan suhu sebesar 10° C akan
membuat laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat.18 Proporsi bubuk dan air juga
campuran pengaturan normal dari bahan alginate komersial adalah dari 2,5
hingga 5 menit.24
2.4.2 Sifat Kimia
pengerasan dari bentuk yang mengalir menjadi bentuk solid. Proses ini
dinamakan dengan fasa sol menjadi gel. Reaksi pembentukan gel ini dapat
digambarkan sebagai reaksi alginate yang dapat larut dengan ion kalsium yang
berasal dari kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang tidak larut.
Secara terstruktur, ion kalsium menggantikan ion natrium atau kalium dari dua
time yang cukup. Oleh karena itu, diberilah tambahan pada kalium alginat dan
kalsium sulfat yaitu a third water soluable salt (trinatrium fosfat) yang berguna
dengan alginate terlarut yang mula - mula bereaksi secara cepat menjadi lebih
lambat karena adanya penambahan trinatrium fosfat. Berikut ini merupakan reaksi
tersebut. 3
kalsium fosfat. Reaksi ini dapat memperlambat proses gelasi karena kalsium
sulfat akan bereaksi dengan garam tersebut terlebih dahulu sebelum bereaksi
time yang sesuai. Kadar retarder inilah yang berpengaruh terhadap setting time.
Semakin tinggi kadar retarder tersebut maka setting time akan semakin panjang.3
faktor yang dapat mempengaruhi seperti W/P rasio atau mixing time. Oleh karena
itu, waktu setting yang terbaik diatur oleh banyaknya jumlah retarder yang
2.5 Manipulasi
2) Takaran air yang tersedia dari pabrik digunakan untuk mengukur air
ke dalam mangkok karet yang telah terisi air sesuai takaran pabrik,
5) Setting time bahan cetak alginate diperiksa dengan cara sisa adonan
Lingkungan kerja dokter gigi terdapat banyak bakteri pathogen yang dapat
Tindakan untuk mencegah terjadinya hepatitis B, AIDS, dan juga herpes simplex
dapat dimulai di praktek dokter gigi. Salah satu pekerjaan dibidang kedokteran
dari mulut . 26
bahwa mencuci bahan cetakan dengan air ledeng hanya menghilangkan 40%
mencegah infeksi silang. Terdapata dua metoda disinfeksi bahan kedokteran gigi
sodium hipoklorit kosentrasi 10.000 ppm yang klorin selama 10 menit (larutan
pemutih rumah tangga 1 : 5 atau 1 : 10 sudah cukup memenuhi kriteria ini,
tergantung kosentrasi awal 5% atau 10%). Larutan pemutih yang tersisa harus
dicuci kemudian cetakan segera diisi dengan gypsum. Waktu perendaman selama
Menurut WHO, sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk
tanaman obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional yang dapat tumbuh
subur dan telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.28
dengan berbagai nama. Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur menyebutnya
Jawa Barat disebut dengan ki oray, takila, atau ki peurat. Dan di Bali lebih dikenal
asing sambiloto di antaranya chuan xin lian, yi jian xi, dan lan he lian (Cina),
kalmegh, kirayat, dan kirata (India), xuyen tam lien dan congcong (Vietnam),
(Inggris).29
Semua bagian tanaman sambiloto, seperti daun, batang, bunga, dan akar,
terasa sangat pahit jika dimakan atau direbus untuk diminum. Sebenarnya, semua
bagian tanaman sambiloto bisa dimanfaatkan sebagai obat, termasuk bunga dan
buahnya. Namun bagian yang paling sering digunakan sebagai bahan ramuan obat
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Gamopetale
Ordo : Personales
Famili : Acanthaceae
Subfamili : Acanthoidae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis Paniculata, Nees.
dipasarkan baik dalam sediaan tunggal atau gabungan dengan bahan alami lain
dalam bentuk tablet, yang masih tergolong sediaan jamu. Andrographis paniculata
organisme mikroba.31
adalah andrographolide, yang merupakan zat aktif utama dari tanaman ini. Di
keringnya. Pada tanaman sambiloto ini juga memiliki senyawa bahan aktif yaitu
komponen alkane, keton, aldehid, mineral (kalsium, natrium, kalium), asam kersik
dan damar. Untuk penyakit darah tinggi, kalium yang bersifat diuretik memang
diperlukan untuk membantu tubuh mengeluarkan air dan natrium agar bisa
hasil cetakan alginate diukur dengan kaliper digital. Setelah itu, hasil cetakan
waktu yang telah ditentukan adalah 10 menit kedalam larutan ekstrak sambiloto
kosentrasi 30%, 40% dan 50%. Hasil cetakan alginate yang telah didisinfektan
Bahan cetak alginate dimasukkan kedalam master die. Master die yang
digunakan dalam penelitian ini adalah master die stainless steel yang sesuai
perubahan dimensi linear yang terdiri dari ruled block, mold, dan riser.29
2.10 Kerangka Teori
Bahan cetak
Komposis Sifat
Agar Alginate
Perubahan
Hasil Cetakan Dimensi
Penyemprotan
Teknik
Perendaman
Larutan Desinfektan
Alami
Komposisi
Buatan
Keterangan :
: Tidak diukur
: Diukur
Gambar 2.3 Kerangka Teori
prosedur pencetakan meliputi gigi, jaringan sekitarnya dan lengkung gigi pasien
dengan tepat dan persiapan untuk perawatan yang dibutuhkan untuk mencetak
gigi, serta juga bentuk jaringan keras dan jaringan lunak lainnya.1 Bahan cetak
juga harus memenuhi syarat seperti rasa dan bau yang enak, tidak beracun dan
tidak dapat membuat iritasi, mudah untuk didesinfeksi, tidak mudah rusak bila
ireversibel. Bahan cetak yang banyak digunakan pada saat ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifat elastik. Ada material cetak elastis atau tidak
elastis.3 Bahan cetak elastis adalah Non Aqueous elastomer dan Aqueous
hydrocolloid. Contoh dari bahan cetak Aqueous hydrocolloid seperti Agar dan
Alginate.9
Bahan cetak memiliki sifat fisik yaitu perubahan dimensi bahan cetak.9
Bahan cetak alginate adalah gel hidrokoloid yang banyak mengandung air.2
Karena hidrokoloid irreversible tersusun atas 80% air maka dari itu sering terjadi
fenomenan imbibisi (absorbs air) dan sinersi.19 Bila proses sineresis dan imbibisi
terjadi dapat menyebabkan perubahan bentuk atau dimensi hasil cetakan alginate.
Bahan cetak alginate yang baru dikeluarkan dari mulut harus segera
Terdapat dua metode yang disarankan untuk mendesinfeksi bahan cetak yaitu
mempunyai sifat korosif, mempunyai bau yang kurang nyaman, serta mempunyai
efek langsung kepada pasien berupa rasa panas pada kulit yang bersentuhan
langsung. Tetapi saat ini telah banyak bahan herbal yang digunakan didalam
penelitian salah satunya adalah tumbuhan yang mempunyai sifat bakterisid dan
antioksidan, dan antijamur.dan rasa pahit yang timbul jika dimakan atau
direbus.10,30
BAB 3
Larutan ekstrak
sambiloto kosentrasi 30%
selama 10 menit
Larutan ekstrak
sambiloto kosentrasi 40%
selama 10 menit
Larutan ekstrak
sambiloto kosentrasi 50%
selama 10 menit
Larutan ekstrak
Perubahan dimensi hasil
sambiloto kosentrasi 40%
cetakan alginate
selama 10 menit
Terdapat pengaruh kosentrasi larutan ektsrak sambiloto 30%, 40% dan 50%
METODE PENELITIAN
4.3.1 Sampel
merupakan hasil dari alginate yang telah menggeras dan selanjutnya dikeluarkan
dari master die. Ukuran master die dari bahan besi yang akan digunakan sesuai
Federer.33
(t-1) (n-1) ≥ 15
Keterangan :
t : jumlah perilaku
n : jumlah sampel
(t-1) (n-1) ≥ 15
(3-1) (n-1) ≥ 15
(n-1) ≥ 15
n ≥ 8,5
sampel 10 buah untuk setiap kelompok hasil cetakan alginate untuk bisa mewakili
setiap sampel. Jadi total sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 30 sampel.
digital dengan ketelitian 0,01 mm. Pengukuran dilakukan pada diameter hasil
cetakan alginate yang dikeluarkan dari master die kemudian langsung diukur
dengan 40aramet digital. Dan dibandingkan dengan hasil cetakan alginate yang
2. Rubber bowl
3. Spatula
5. Stopwatch
6. Gelas ukur
7. Sendok takar
8. Timbangan
9. Lemari Penggering
10. Stoples
11. Blender
14. Aluminiumfoil
Corporation, Japan)
3. Air
4. Etanol
4. Maserat (1), (2), dan (3) disaring dengan kertas saring sehingga
diperoleh sari. Sari diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40C
2. Takaran air yang tersedia dari pabrik digunakan untuk mengukur air
42aramet.
kaliper digital.
2. Sepuluh hasil cetakan alginate yang telah dikeluarkan dari master die
kaliper digital.
3. Sepuluh hasil cetakan alginate yang telah dikeluarkan dari master die
kaliper digital.
master die kemuadian ukur dengan kaliper digital. Selanjutnya hasil cetakan
kosentrsi 30%, 40% dan 50% selama waktu 10 menit. Kemudian ukur kembali
menggunakan kaliper digital dengan ketelitian 0,01 mm. Kemudian ukuran hasil
cetak tidak boleh menunjukkan perubahan lebih dari 0,5% dari hasil cetakan
Hasil data yang telah didapat akan dianalisis dengan statisktik adalah data
dibandingkan dengan ukuran pada hasil cetakan alginate yang belum direndam.
Data tersebut terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui bahawa
sebaran data normal. Kemudian dilakukan uji varian untuk mengetahui apakah
data memmiliki varian data yang sama. Jika uji normalitas dan uji varian
terpenuhi maka baru dapat digunakan uji nonparametrik One Way Anova
HASIL PENELITIAN
turut adalah 0.00580 mm , 0.01300 mm dan 0.02110 mm. Dari data menunjukkan
mm % mm % mm %
Nilai rata-
0.00580 0,58 0.01300 1,3 0.02110 2,11
rata
Tabel 5.1 Nilai rata-rata diameter bahan cetak alginate sebelum dan sesudah
perendaman.
sedik demi sedikit pada setiap kelompok setelah direndaman dan yang paling
50%.
Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa perendaman cetakan alginate dalam
larutan ekstrak sambiloto kosentrasi 30%, 40% dan 50% selama 10 menit terjadi
rata-rata perubahan dimensi alginate semakin besar. Hal ini dapat dilihat dalam
1.5
1 2.11
1.3
0.5
0.58
0
Konsentrasi 30% Konsentrasi 40% Konsentrasi 50%
Hasil data yang telah didapat akan dianalisis dengan uji statisktik untuk
mengetahui apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak maka aka
dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas data yang digunakan
adalah uji Saphiro-Wilk karena hasil sampel yang didapatkan kurang dari 50
sampel.
Distribusi tidak
3. Konsentrasi 50% 0.033
normal
Keterangan :
Pada table 5.2.1 hasil uji normalitas dengan uji Saphiro Wilk diketahui
data terdistribusi normal dengan nilai p = 0,135 > 0,05 pada kelompok
50% dengan nilai p = 0,033 < 0,05 data terdistribusi tidak normal.
varian data yang sama. Uji varian yang digunakan adalah uji varian Homogenitas.
11.102 2 27 .000
Keterangan :
data yang didapat pada konsetrasi 30% terdistribusi normal, konsentrasi 40% data
homogen dengan nilai p = .000 < 0.05 (Lampiran 2) . Karena uji normalitas dan
uji varian tidak terpenuhi maka tidak dapat digunakan uji parametrik One Way
Kruskal Wallis.
Konsentrasi
Sambiloto
Total 20
Test Statistics
Selisih Perendaman
Chi-Square 3.912
df 2
Keterangan:
yang bermakna.
Pada tabel 5.4 dapat terlihat pada kolom Asym. Sig. diperoleh nilai p =
0.141 yang artinya hasil yang diperoleh p> 0.05, maka diperoleh bahwa H0
pengaruh konsentrasi larutan ektsrak sambiloto 30%, 40% dan 50% yang
10 menit.
BAB 6
PEMBAHASAN
ekstrak sambiloto kosentrasi 30%, 40% dan 50% terhadap perubahan dimensi
rendaman ekstrak sambiloto konsentrasi 30%, 40% dan 50%. Sampel 30 masing-
masing dibagi menjadi 3 kelompok untuk rendaman konsentrasi 30%, 40% dan
50%. Setelah cetakan alginate menggeras dikeluarkan dari master die lalu diukur
sambiloto konsentrasi.
bahwa 10 sampel pada rendaman konsentrasi 30% dengan nilai signifikansi 0.135
konsentrasi 40% dengan nilai signifikansi 0.179 (p>0,05) yaitu data terdistribusi
normal, dan pada 10 sampel rendaman konsentrasi 50% dengan nilai signifikasni
0.033 (p<0,05) yaitu data terdistribus tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji
data tidak homogen. Hal tersebut menyebabkan tidak terpenuhinya syarat uji
parametric One Way ANOVA. Maka analisa data yang digunakan uji non-
larutan ektsrak sambiloto 30%, 40% dan 50% yang signifikan terhadap
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eki
Santoso, dkk (2014) menyatakan bahwa terjadi perubahan dimensi bahan cetak
1% dengan nilai sekital 0-1,2%.6 Sedangkan pada penelitian ini larutan disinfektan
ekstrak sambiloto konsentrasi 30% dan konsentrasi 40% sebesar 0,58% dan 1,3%
masih batas toleransi klinik, akan tetapi pada konsentrasi 50% terjadi perubahan
dimensi dengan presentase sebesar 2,11% yang berarti melebihi toleransi klinik.
direndamn dalam larutan 0,5% sodium hypoclorite selama 3 menit, 5 menit dan
dengan teknik disemprot dapat mencegah terjadi infeksi silang tetapi dapat juga
terendam sehingga proses imbibisi dan sinesis lebih rentan terjadi karena alginate
telah diakui lebih efektif dapat menjangkau seluruh permukaan hasil cetakan pada
banyak mengandung air. Karena hidrokoloid ireversible tersusun atas 80% air
maka dari itu sering terjadi fenomenan imbibisi (absorbsi air) dan sinersi.2,19
Proses imbibisi yaitu bila gel ditempatkan di dalam air dan air akan
23
diabsorbsi. Dan bersifat menyerap air bila berkontak dengan air dalam waktu
cetakan alginate mungkin dapat berubah ukuran dari ukuran yang sebenernya.
Proses imbibisi yang signifikan dapat terjadi karena bahan cetak alginate
komposisi bahan cetak alginate akan terjadi reaksi esterifikasi, yaitu reaksi
pembentukan ester dan H2O dengan cara senyawa fenol berikatan dengan sebuah
disimpulkan adanya kandungan pada hasil reaksi tersebut dan sifat alginate yang
perubahan.
konsentrasi 30%, konsentrasi 40% dan konsentrasi 50% maka larutan disinfektan
dan ekstrak etanol adrographis paniculata memiliki aktivitas antimikroba .31 hasil
30%,40% dan 50% sehingga larutan disinfektan tersbut efektif untuk digunakan
sebagai disinfektan.
BAB 7
7.1 Kesimpulan
ekstrak sambiloto 30%, kosentrasi 40% dan 50% selama 10 menit dikarenakan
bahan cetak alginate memiliki sifat imbibisi dan sinersis karena senyawsa
fenol dalam larutan sambiloto berkontak dengan bahan cetak alginate akan
terjadi reaksi esterifikasi. Dan sebab terkait dengan penyerapan air dan
0.141 yang artinya hasil yang diperoleh p> 0.05, maka diperoleh bahwa H0
7.2 Saran
kosentrasi.
2. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi data awal untuk melakukan
alginate .
4. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat diterapkan bagi Ilmu Material dan
ekstrak sambiloto dengan ekstrak herbal yang lain untuk memanfaatkan bahan
herbal alami.
Lampiran 1
Lampiran 2
Uji Normalitas
Tests of Normality
Konsentrasi Ekstrak Daun Shapiro-Wilka
Sambiloto df Sig.
Selisih Perendaman Konsentrasi 30% 10 .315
Konsentrasi 40% 10 .179
Konsentrasi 50% 10 .033
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Total 30
Test Statisticsa,b
Selisih
Perendaman
Chi-Square 3.912
df 2
Asymp. Sig. .141
DOKUMENTASI PENELITIAN
Alat dan bahan
Konsentrasi 50%
Konsentrasi 40%
Konsentrasi 30%
1. Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. Dental Materials Clinical Applications for
Dental Assistants and Dental Hygienists. 3rd ed., USA: Elseiver, 2016:
244.
2. Powers JM, Wataha JC, Dental Materials Properties and Manipulation. 10th
ed., USA: Elseiver, 2013: 93.
4. Sari DF., Parnaadji RR., Sumono Agus. Pengaruh Teknik Desinfeksi Dengan
Berbagai Macam Larutan Disenfektan Pada Hasil Cetak Alginat
Terhadap Stabilitas Dimensional. Jurnal Pustaka Kesehatan
Universitas Jember, 2013;1(1):30.
10. Yanti YN, Mitika S. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) Terhadap Bakteri
Staphylococus Aureus. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2017;2(1):160.
12. Sikumalay A., Surhati N., Masri M. Efek Antibakteri Dari Rebusan Daun
Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) Dan Produk Herbal
Sambiloto Terhadap Staphylococcus Aureus. Jurnal Kesehatan
Andalas, 2016; 5(1): 196- 200.
13. Wirayuni KA. Waktu Perendaman Plat Resin Akrilik Heat Cured Selama 15
Menit, 30 Menit Dan 60 Menit Dalam Ekstrak Daun Sambiloto
(Andrographis Paniculata) 40 % Menurunkan Jumlah Koloni
Candida Albicans. [Tesis]. Denpasar: Universita Udayana, 2014.
14. Utami IW. Daya Hambat Ekstrak Daun Sambiloto (Andrograpis Paniculata)
Terhadap Jamur Candida Albicans Dengan Metode Difusi Disk
Cakram. Jurnal DINAMIS, 2016;2(12): 49.
15. Isna Rizkia. Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat Setelah Direndam
Dalam Larutan Ekstrak Daun Sambiloto 40%. [Skripsi]. Sumatera
Utara: FKGUSU, 2018.
16. Van Noort R. Introduction To Dental Materials. 3rd ed. London: Mosby,
2007; 186-2-8.
20. Walker MP., Burckhard Jason, Mitts DA., Williams KB. Dimensional
Change Over Time Of Extended-Stronge Alginate Impression
Materials. Angle Orthodontist. 2010; 80(6): 1110.
21. Kustantiningty AD., Afwardi CS. Efek Imbibisi Perendama Bahan Cetak
Hydrocolloid Irreversible Alginate Dalam Larutan Sodium
Hypochlorite. Cakradonya Dent J. 2016; 8(2); 92-97.
22. Parimata VN, Rachmadi P, Arya IW. Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan
Alginat Setelah Dilakukan Penyemprotan Infusa Daun Sirih
(Piper Crocatum Ruiz & Pav) 50% Sebagai Desinfektan. Dentino
jurnal kedokteran gigi. 2014; 2(1): 74-8.
23. Febriani M. Pengaruh Penambahan Pati Ubi Kayu Pada Bahan Cetak
Alginat Terhadap Stabilitas Dimensi. J Insisiva Dent. 2012; 1(1): 1-5.
24. Sakaguchi RL, Powers JM. Craig’s Restorative Dental Materials.13th ed.,
Philadelphia: Elsevier Mosby, 2012: 278.
25. Bhat, V. Shama, BT Nandish. Impression Materials. In: Sciene of Dental
Materials & Clinical Applications. New Delhi :CBS Publishers &
Distributors Pvt. Ltd, 2011:102-104.
26. American Dental Association. Infection Control Routine for Dental Office.
URL:http://www.healthmantra.com/hctrust/art 4.shtml. Akses pada 07
Januari 2019
27. Badrian H., Ghasem E., Khalighinejad N., Hosseini N. The Effect Of Three
Different Disinfection Materials On Alginate Impression By Spray
Method. International scholary research network 2012. 2012: 5.
30. Prapanza I., Marianto LM. Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit
Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta: PT Agromedia Pustaka. 2003: 3–
14.
31. Jayakumar T., Hsieh CY., Lee JJ., Sheu JR.
Experimental And Clinical
Pharmacology Of Andrographis Paniculata And Its Major Bioactive
Phytoconstituent Andrographolide. Evid Based Complement Alternat
Med. 2013:1-16.
32. Mishra US., Mishra A., Kumari R., dkk. Antibacterial Activity Of Ethanol
Extract Of Andrographis Paniculata. Indian J Pharm Sci. 2009; 71(4):
436-8.
33. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi.3rd ed, Jakarta:
Rajawali Pers, 2011:9.
34. Zeni MA, Kristiana D, Fatmawati DWA. Pengaruh Air Rebusan Daun Salam
(Eugienia Polyantha Wight) 100% dan Sodium Hipoklorit (NaOCL)
1% sebagai Desinfektan Terhadap Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan
Alginat. Stomatognatic J.K.G Unej. 2014; 11(1): 12-5.