Disusun Oleh :
Putri Bella Kharisma 160112160509
Ririn Fitri Pebriani 160112170018
Fitria Rahmah 160112170049
Lew Wei Ken 160112162527
Kerk Xi Zhe 160110132028
Pembimbing :
Dr. Dra. Cucu Zubaedah, MS.
Drg. Hendriek Tansil
PENYUSUN :
Putri Bella Kharisma 160112160509
Ririn Fitri Pebriani 160112170018
Fitria Rahmah 160112170049
Lew Wei Ken 160112162527
Kerk Xi Zhe 160110132028
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan
untuk memenuhi salah satu tugas departemen Ilmu Kesehatan Gigi Komunitas.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan dari
berbagai pihak, sehingga berbagai kesulitan yang dihadapi penulis dapat teratasi
dan laporan ini dapat diselesaikan. Penulis berharap kiranya Allah SWT berkenan
membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah bersedia membantu penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
belum sekolah dan tidak atau belum tamat SD, serta tamat SD yaitu sebanyak
29.424 jiwa. Kondisi ini berkaitan dengan penyampaian materi penyuluhan yang
jika tidak dilakukan secara sederhana, maka pola perilaku masyarakat tentang
kesehatan gigi dan mulut akan sulit berubah menjadi lebih baik. Pendidikan juga
penduduk miskin yang ada di wilayah kerja Puskesmas sebesar 13,087 jiwa.
Keadaan ini perlu mendapat perhatian lebih lanjut karena secara tidak langsung
mulut.
Tenaga kesehatan gigi hanya terdiri dari satu orang dokter gigi dan satu perawat
gigi. Jumlah rata-rata pasien yang datang ke poli gigi hanya 5-10 pasien per hari.
Prevalensi penyakit gigi dan mulut di UPT Puskesmas Ciumbuleuit periode Januari
1
2
hingga Desember 2017 yang tertinggi adalah penyakit pulpa dan jaringan periapikal
sebanyak 744 kasus. Gigi dengan penyakit pulpa dan jaringan periapikal seharusnya
penambalan yang tersedia cukup memadai, namun bahan penambalan gigi yang
tersedia hanya bahan tambal sederhana, yaitu GIC (Glass Ionomer Cement).
pasien yang datang kebanyakan mengalami penyakit pulpa dan jaringan periapikal.
Angka kejadian penyakit pulpa dan jaringan periapikal yang tinggi juga
sehingga fungsi utama dari Puskesmas untuk melakukan upaya promotif dan
preventif belum terlaksana dengan baik. Salah satu upaya peningkatan derajat
Data yang terdapat pada laporan tahunan menunjukkan bahwa jumlah UKGM
yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Ciumbuleuit sebanyak 40 UKGM, tetapi
hanya 6 UKGM yang sudah mendapatkan pembinaan. Keadaan ini terjadi karena
terhadap kader posyandu ini diharapkan dapat membantu dalam mengurangi beban
Puskesmas, pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja UPT
Ciumbuleuit dari 50% menjadi lebih besar dari 70% pada bulan Februari 2018.
BAB II
PEMBAHASAN
ditemukan beberapa masalah, yaitu program promosi kesehatan gigi dan mulut
belum terlaksana dengan baik, kurangnya tenaga kesehatan gigi, dan terbatasnya
tindakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Keadaan sumber daya manusia dan
masalah yang menjadi prioritas adalah program promosi kesehatan gigi dan mulut
Kurangnya program promosi kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja UPT
masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut, sehingga derajat kesehatan gigi
4
5
dan mulutnya terbilang rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kejadian
penyakit pulpa dan periapikal yang menempati urutan pertama dari penyakit gigi
terbanyak di UPT Puskesmas Ciumbuleuit dan juga tingginya rasio tambal dan
cabut gigi dewasa yang mencapai 1 : 2. Program promosi kesehatan gigi dan mulut
tenaga kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat
melalui UKGM diharapkan dapat membantu program promosi kesehatan gigi dan
mulut. Namun saat ini hanya 6 dari 40 UKGM yang baru terbina.
yang produktif secara sosial ekonomi. Oleh sebab itu, promosi kesehatan
sehingga visi promosi kesehatan dapat dirumuskan sebagai masyarakat mau dan
kesehatan. Secara umum misi promosi kesehatan ini, seperti yang termuat dalam
1. Advokat (Advocate)
berbagai tingkat, dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini
adalah meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan, bahwa
program kesehatan yang dijalankan tersebut penting. Oleh sebab itu, perlu
2. Menjembatani (Mediate)
antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Dengan perkataan
dan luas.
3. Memampukan (Enabling)
Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yakni masyarakat mau dan mampu
misi utama untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti, baik secara langsung
7
kesehatan.
2.1.2 Tujuan
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan. Menurut Green,1991
dalam Maulana (2009) tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
1. Tujuan Program
Refleksi dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang
akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
2. Tujuan Pendidikan
3. Tujuan Perilaku
tindakan.
8
2.1.3 Sasaran
secara khusus, rinci, dan jelas agar promosi kesehatan lebih efektif. Adapun
pemerintah/ lintas sektor/ politisi/ swasta dan petugas atau pelaksana program.
tatanan, antara lain tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan
mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari
Kegiatan ditujukan pada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Hal
ini berarti setiap kebijakan pembangunan dalam bidang apa pun harus
masyarakat.
atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil
Kesehatan, strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal, yaitu:
1. Advokasi
Dengan kata lain advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh
Menurut Effendi dan Makhfudli (2009), bina suasana yaitu penciptaan situasi
yang kondusif untuk memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku
hidup bersih dan sehat dapat tercipta dan berkembang jika lingkungan
mendukung hal ini. Dalam konteks ini lingkungan mencakup lingkungan fisik,
masyarakat.
sumber daya manusia, salah satu diantaranya pembangunan kesehatan gigi dan
pembangunan kesehatan gigi dan mulut dibutuhkan peran serta masyarakat sebagai
2012). Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) merupakan suatu pendekatan
kesehatan gigi dan mulut yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat atas dasar
2.2.2 Sasaran
RI, 2012) :
1. Kader kesehatan
2. Perawat gigi
3. Dokter gigi
polindes/poskesdes.
polindes/poskesdes.
4) Presentase kader kesehatan gigi dan mulut dan tenaga sukarela yang aktif
14
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor pengetahuan, sikap dan perilaku atau
tindakan dalam memelihara kesehatan gigi yang masih rendah. Perilaku pelihara
diri masyarakat terhadap kesehatan gigi dapat dilihat dari variabel menyikat gigi.
ke atas yang berkaitan dengan kebiasaan menggosok gigi, dan kapan waktu
hasil yang optimal, menggosok gigi yang benar adalah menggosok gigi setiap hari
pada waktu pagi hari sesudah sarapan dan malam sebelum tidur.
setiap hari pada waktu mandi pagi dan atau sore. Proporsi masyarakat yang
menggosok gigi setiap hari sesudah makan pagi hanya 12,6% dan sebelum tidur
organisasi yang tersusun dari bangunan pengetahuan dan pengembangan ilmu. Ilmu
dan sesuai dengan struktur sosial, ekonomi, budaya masyarakat, dan lingkungan
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tapi juga mau dan bisa melakukan
tindakan dan sikap sesuai dengan anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan.” Menurut Herijulianti, dkk (2000),
tujuan penyuluhan kesehatan gigi sendiri yaitu terjadi adanya perubahan perilaku
masyarakat yang optimal. Capaian target penyuluhan kesehatan gigi dibagi menjadi
tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Hasil yang
diharapkan dari penyuluhan kesehatan gigi dalam jangka pendek ialah tercapainya
yang akan mengubah perilaku masyarakat kearah perilaku sehat. Tujuan jangka
sehari-harinya.
dapat terdiri dari seseorang, beberapa orang maupun lembaga. Komunikasi yang
2. Sasaran adalah pihak yang menerima informasi dari pihak penyuluh. Penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut harus sesuai dengan tingkat kemampuan masing-
3. Pesan adalah informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh kepada
sasaran sesuai dengan pengetahuan yang jelas sumbernya baik berupa lisan
maupun tulisan.
4. Media adalah alat bantu pendidikan yang berguna untuk mempermudah sasaran
tindakan tertentu yang konsisten sesuai dengan tujuan yang telah dintentukan.
1. Persepsi, merupakan peningkatan daya tarik yang dimiliki oleh suatu hal
1. Persiapan
Persiapan yang harus dilakukan yaitu persiapan alat bantu peraga, materi yang
penyuluhan.
18
2. Sikap
memiliki pandangan yang luas sehingga dapat menguasai seluruh peserta dan tidak
hanya membaca bahan yang akan disampaikan. Penyuluh bersikap sabar, tidak
emosial dan diselingi humor agar suasana yang terbentuk lebih rileks dan tidak
tegang.
3. Suara
Suara pada saat memberikan penyuluhan harus terdengar cukup keras dan jelas
4. Alat peraga
Alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan materi penyuluhan yang akan
disampaikan. Semakin banyak alat peraga maka sasaran diharapkan dapat semakin
5. Evaluasi
metode akan baik bila digunakan secara tepat yaitu sesuai dengan kebutuhan.
Secara garis besar ada dua jenis metode dalam penyuluhan, yaitu :
Dalam metode didaktik, penyuluh harus aktif sedangkan pihak sasaran tidak
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Contoh dari metode ini yaitu
metode ceramah yang mana materi disampaikan secara lisan kepada sasaran yang
berjumlah banyak.
Dalam metode sokratik, terjadi komunikasi dua arah antara penyuluh dengan
bekerja sama saling memberikan keterangan. Contoh dari metode ini yaitu
melakukan suatu tindakan atau prosedur yang mana tujuan dari metode demonstrasi
ialah dapat meyakinkan sasaran bahwa mereka dapat melakukannya dan dapat
faktor. Faktor pertama yaitu faktor penyuluh, seperti kurang persiapan, menguasai
materi yang akan dijelaskan dan kurang jelas dalam menjelaskan materi. Kedua,
yaitu faktor sasaran, seperti tingkat pendidikan dan sosial ekonomi rendah, kondisi
lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.
Lalu ketiga adalah faktor proses dalam penyuluhan seperti waktu dan tempat
penyuluhan tidak sesuai, alat peraga dan metode yang kurang tepat dan bahasa yang
kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang
telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan
pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
Kartasapoetra dalam Setiana (2005), metode ini sangat efektif digunakan dalam
bimbingan khusus dari penyuluh. Namun, jika dilihat dari segi jumlah sasaran yang
ingin dicapai, pendekatan ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh
untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu serta akan lebih tepat
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian
2) Wawancara
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi
itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka
(2005), pendekatan ini dinilai cukup efektif dikarenakan sasaran yang dibimbing
dan diarahkan secara kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih
produktif berdasarkan kerja sama. Manfaat yang dapat diambil dalam pendekatan
bersangkutan yang mana pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi.
adanya umpan balik (feed back) dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil karena
22
efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang memiliki pendidikan tinggi maupun
adalah:
1) Persiapan
materi apa yang akan diceramahkan. Oleh karena itu penceramah harus
dan akan lebih baik jika disusun dalam diagram atau skema serta
2) Pelaksanaan
2. Seminar
23
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap
hangat di masyarakat.
Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah
Pendekatan ini tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
ekonomi, dan tingkat pendidikan yang disebabkan oleh sasaran yang bersifat umum
sehingga pesan kesehatan yang akan disampaikan harus disusun sedemikian rupa
agar dapat ditangkap oleh sasaran. Pada umumnya bentuk pendekatan massal
menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah
gigi dan mulut. Selain itu, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara
pasien dan petugas kesehatan, tulisan-tulisan dimajalah atau koran, bill board yang
kesehatan massa.
24
data laporan tahun 2016 dari UPT Puskesmas Ciumbuleuit yang didapatkan
preventif tidak berjalan sesuai dengan yang seharusnya karena pada kenyataannya
dan rehabilitatif. Hal ini terjadi karena kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
giginya secara rutin masih rendah sehingga fungsi utama puskesmas tidak berjalan
secara optimal.
Ciumbuleuit dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut melakukan suatu
upaya promotif dan preventif berupa kegiatan penyuluhan yang dilakukan kepada
para kader RW di wilayah kerja UPT Puskesmas Ciumbuleuit pada hari Jumat, 2
Februari 2018.
Materi Mempersiapkan
Instruksi persiapan
tersampaikan dan materi dan alat
kepada sasaran
dimengerti sasaran peraga
materi-materi dan demonstrasi cara menyikat gigi kepada kader yaitu Putri Bella,
Ririn, Fitria, Kerk dan Ken. Setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan di UPT
undangan kepada para kader di wilayah kerja puskesmas. Lalu, sasaran dan jumlah
Materi yang disediakan memiliki konten seperti cara sikat gigi yang benar dan
manfaatnya, urutan erupsi gigi geligi, pola makanan yang sehat, dan pola hidup
sehat. Alat peraga yang diperlukan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah power
26
point, model gigi untuk demonstrasi cara sikat gigi, dan leaflet untuk membantu
dilakukan evaluasi berupa pemberian soal post-test untuk memastikan sasaran telah
dilakukan.
PEMECAHAN MASALAH
27
28
2. Intervensi lingkungan
1) Pemasangan poster edukasi kesehatan gigi dan mulut di ruang tunggu UPT
Puskesmas Ciumbuleuit.
2) Pemutaran video edukasi kesehatan gigi dan mulut di ruang tunggu UPT
Puskesmas Ciumbuleuit.
dan mulut menggunakan media penyuluhan berupa power point, model gigi,
salah satu alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Untuk mendapatkan
prioritas jalan keluar, Cara memilih prioritas jalan keluar yang dianjurkan yaitu
Nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan angka
1 (paling tidak efektif) sampai dengan 5 (paling efektif). Kriteria tambahan yang
digunakan adalah:
masalah yang dapat diatasi, semakin tinggi masalah tersebut menjadi prioritas
jalan keluar.
Nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan 1 (paling
tidak efisien) sampai 5 (paling efisien), nilai efisiensi biasanya dikaitkan dengan
biaya (cost) yang diperlukan untuk menentukan jalan keluar. Makin besar biaya
menggunakan media penyuluhan berupa power point, model gigi, sikat gigi, dan
pada saat pelaksanaan program. Hal ini perlu dikaji untuk mencegah atau
1) Strength
Pemberi materi penyuluhan terdiri dari lima mahasiswa kedokteran gigi dengan
peserta yang terdiri dari beberapa kader posyandu sehingga materi yang
Ciumbuleuit.
2) Weakness
Partisipasi tidak menyeluruh dari para kader karena setiap kader memiliki
3) Opportunity
4) Threat
kader Posyandu.
Masalah kesehatan gigi dan mulut utama yang terjadi di UPT Puskesmas
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Kader posyandu sebagai pelaksana UKGM
2. Tujuan (What)
wilayah kerja UPT Puskesmas Ciumbuleuit dari 50% menjadi lebih besar dari 70%,
kepada masyarakat.
33
1) Penentuan lokasi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan di Aula UPT
Puskesmas Ciumbuleuit
2) Penentuan materi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk kader, dimana
materi dibuat semenarik mungkin dan dengan bahasa yang sederhana sehingga
mudah dimengerti oleh kader dan masyarakat lainnya. Materi yang disampaikan
antara lain:
3) Menentukan media penyuluhan berupa power point, model gigi, dan leaflet
6) Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada kader dengan power
point
1) Pelaksana Kegiatan : Dokter Gigi Muda dari FKG UNPAD sebanyak lima
orang.
Ciumbuleuit
35
2) Alokasi Dana
6. Tempat (Where)
8. Rencana Evaluasi
hasil pengisian soal pre-test dan post-test oleh kader posyandu yang hadir.
3.5 Pelaksanaan
penyuluhan pada kegiatan ini terdiri dari power point, model gigi dan leaflet. Kader
diberikan soal pre-test sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
Setelah proses penyampaian materi dan sesi tanya jawab selesai, kader diberikan
Padjajaran.
Evaluasi kegiatan ini terdiri dari evaluasi input, proses dan output. Evaluasi
input terdiri dari sumber daya yang terkait dengan kegiatan ini yang terdiri dari
Padjajaran serta alat dan bahan untuk mendukung kegiatan yang terdiri dari
proyektor, model gigi, leaflet, dan modul untuk para kader Posyandu.
Evaluasi proses untuk kegiatan ini adalah kegiatan berjalan sesuai dengan
rencana meskipun kegiatan mulai terlambat 30 menit dari jadwal yang telah
direncanakan, tetapi berakhir dengan tepat waktu. Selama kegiatan, para kader
37
sangat antusias terhadap materi yang disampaikan, sehingga banyak terjadi diskusi
kader Posyandu di wilayah kerja UPT Puskesmas Ciumbuleuit dari 50% menjadi
lebih besar dari 70% pada bulan Februari 2018 telah tercapai. Evaluasi lain untuk
kegiatan ini adalah jumlah perwakilan kader yang datang lebih dari 1 orang dari
setiap RW dimana hal ini tidak sesuai dengan jumlah kader yang telah ditetapkan
PENUTUP
4.1 Simpulan
terlaksana dengan baik. Hal ini salah satunya dapat disebabkan karena keterbatasan
tenaga kesehatan gigi dan mulut, sehingga cakupan pembinaan Upaya Kesehatan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan kader, lalu soal post-test setelah
penyuluhan mengenai pengetahuan dasar kesehatan gigi dan mulut, penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut serta cara menjaga kesehatan gigi
dan mulut kepada kader Posyandu kelurahan Ciumbuleuit dan Hegarmanah di Aula
38
39
dan mulut.
penyuluhan ini. Salah satu hambatan saat program ini berlangsung adalah jumlah
perwakilan kader yang datang lebih dari 1 orang dari setiap RW, dimana hal ini
tidak sesuai dengan jumlah kader yang telah ditetapkan yaitu 1 orang setiap RW
dan terdapat 1 perwakilan RW yang tidak hadir. Meskipun demikian, tujuan untuk
Ciumbuleuit dari 50% menjadi >70% pada bulan Februari 2018 telah tercapai.
4.2 Saran
1. Penyebaran informasi oleh para kader posyandu yang telah mengikuti penyuluhan
2. Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut diadakan kepada seluruh anggota
4. Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut diadakan dengan berbagai tema
yang spesifik.
promotif dan preventif kesehatan gigi, sehingga UKGM dan UKGS dapat
40
LAMPIRAN
41
42
Kegiatan Posyandu
Kegiatan UKGS
46