Anda di halaman 1dari 4

2.

Luka Memar (Contusio)

1. Definisi

Kontusio terjadi karena tekanan yang besar dalam waktu yang singkat.

Penekanan ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil dan dapat

menimbulkan perdarahan pada jaringan bawah kulit atau organ dibawahnya. Kontusio

adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan sewaktu

orang masih hidup, dikarenakan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat kekerasan

benda tumpul (Vincent dan Dominick, 2001).

Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada

daerah dimana jaringan longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada orang lanjut

usia, maka luka memar yang tampak seringkali tidak sebanding dengan kekerasa,

dalam arti sering kali lebih luas; dan adanya jaringan longgar memudahkan

berpindahnya memar ke daerah yang lebih rendah berdasarkan gravitasi.

Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai

bentuk benda tumpul, ialah apa yang dikenal dengan istilah perdarahan tepi (marginal

haemorrhages), misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada

tempat yang terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan, kendaraan akan

menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk

celah antara kedua kembang ban yang berdekatan. Perubahan warna pada memar

berhubungan dengan waktu lamanya luka, namun waktu tersebut bervariasi

tergantung jenis luka dan individu yang terkena. Tidak ada standar pasti untuk

menentukan lamanya luka dari warna yang terlihat secara pemeriksaan fisik.

Luka memar dapat diklasifikasikan sebagai luka memar superfisial, luka

memar dalam (Deep), dan luka memar berbekas (patterned).

a. Luka memar superfisial


Luka memar superfisial dapat terjadi secara segera, disebabkan oleh akumulasi

darah secara subkutan.

b. Luka memar dalam

Luka memar dalam menandakan adanya akumulasi pendarahan lebih dalam

dari lapisan kulit subkutan.Biasanya jenis luka ini memerlukan 1 sampai 2 hari untuk

dapat terlihat dipermukaan kulit.

c. Luka memar berbekas

Luka memar berbekas disebabkan oleh penekanan pada tubuh, biasanya objek

yang menekan tubuh meninggalkan bekas pada permukaan kulit.Pada mayat waktu

terjadinya luka memar, kematian dan pemeriksaan menentukan juga karakteristik

memar yang timbul. Semakin lama waktu antara kematian dan pemeriksaan luka akan

semakin membuat luka memar menjadi gelap. Pemeriksaan mikroskopik adalah

sarana yang dapat digunakan untuk menentukan waktu terjadinya luka sebelum

kematian.Namun sulit menentukan secara pasti karena hal tersebut pun bergantung

pada keahlian pemeriksa.

Gambar 2.3. Luka memar pada bagian dada kiri.


Efek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya penurunan darah

dalam sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masif sehingga dapat

menyebabkan syok, penurunan kesadaran, bahkan kematian. Yang kedua adalah

terjadinya agregasi darah di bawah kulit yang akan mengganggu aliran balik vena

pada organ yang terkena sehingga dapat menyebakan saturasi oksigen menjadi rendah

sehingga kuman anaerob dapat hidup, kuman tersering adalah golongan clostridium

yang dapat memproduksi gas gangrene (Idries, 2006).

2. Patofisiologi

Kontusio terjadi akibat perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa ada

kerusakan kulit. Kontusio dapat juga terjadi di mana pembuluh darah lebih rentan

rusak dibanding orang lain. Saat pembuluh darah pecah maka darah akan keluar dari

pembuluhnya ke jaringan, kemudian menggumpal, menjadi Kontusio atau biru.

Kontusio memang dapat terjadi jika sedang stres, atau terlalu lelah. Faktor usia juga

bisa membuat darah mudah menggumpal. Semakin tua, fungsi pembuluh darah ikut

menurun.

Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami fagositosis dan

didaurulang oleh makrofaga. Warna biru atau ungu yang terdapat pada kontusio

merupakan hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut

bilirubin akan dikonversi menjadi hemosiderin yang berwarna kecoklatan.

Tubuh harus mempertahankan agar darah tetap berbentuk cairan dan tetap

mengalir dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi pembuluh
darah, jumlah dan kondisi sel darah trombosit, serta mekanisme pembekuan darah

yang harus baik. Pada purpura simplex, penggumpalan darah atau pendarahan akan

terjadi bila fungsi salah satu atau lebih dari ketiga hal tersebut terganggu.

Anda mungkin juga menyukai