Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU KAPITA SELEKTA

“MENJELASKAN 3 PROGRAM PENINGKATAN KESEHATAN ANAK


SEKOLAH DAN REMAJA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Kapita Selekta

Dosen Pengampu : Dr. Ika Fitria Elmeida,S.Si.T,.M.Kes

Disusun oleh :

Lutfiatun Munawaroh (2015301019)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN KEBIDANAN PRODI STR KEBIDANAN TANJUNG KARANG

TINGKAT IV (REGULER 1) TAHUN AJARAN 2023/2024


Program Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah Dan Remaja meliputi :

1) BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)


BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) merupakan program kesehatan nasional yang meliputi pemberian
Imunisasi dan Skrining pada anak sekolah tingkat dasar (SD/MI). Pemerintah menyelenggarakan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan tujuan untuk melindungi terhadap penyakit Penyakit Yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) sampai usia anak sekolah (Menkes RI, 2020).

 Sasaran Imunisasi :
Imunisasi ini ditujukan kepada anak SD kelas 1, 2, dan 5 dengan ketentuan imunisasi TD diberikan
untuk siswa SD kelas 1, sedangkan imunisasi DT diberikan untuk siswa SD kelas 2 dan 5. Imunisasi
pada anak sekolah tingkat dasar dilakanakan satu kali dalam setahun setiap bulan agustus yaitu
imunisasi campak dan bulan november imunisasi DT dan Td.

 Tujuan pemberian imunisasi TD dan DT pada siswa SD adalah supaya siswa dapat mempertahankan
kekebalan tubuh serta memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi
dasar. Pemberian imunisasi atau vaksin kepada anak sekolah ini merupakan kebijakan pemerintah
pusat yang harus dilaksanakan di seluruh Indonesia.

 Wadah dan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Merupakan wadah dan program untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik sedini mungkin yang dilakukan secara terpadu (Kementerian Kesehatan RI, 2022). Hal
ini mendukung program imunisasi anak sekolah dalam mencapai target program dalam upaya
mengendalikan KLB penyakit PD3I (Kementerian Kesehatan RI, 2022). Kegiatan monitoring
dilakukan dengan sweeping/ pelacakan bagi siswa/i yang belum mendapatkan imunisasi saat
pelaksanaan dikarenakan sakit tidak masuk atau sebab lainnya, kemudian dijadwalkan ulang untuk
imunisasi di sekolah tersebut (Kementerian Kesehatan RI, 2017) (Kementerian Kesehatan RI, 2022).

2) PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)

a. Pengertian
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan oleh
remaja serta berkesan menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai,
menjaga rahasia, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatan remaja, serta efektif, efisien dan
komprehensif dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
b. Sasaran
Menurut World Health Organization (WHO) batasan usia remaja adalah 10-19 tahun, sedangkan
Kementeian Kesehatan menetapkan sasaran pengguna layanan PKPR meliputi remaja berusia 10-19
tahun tanpa memandang status pernikahan. Fokus sasaran layanan PKPR puskesmas adalah berbagai
kelompok remaja, antara lain :
1) Remaja sekolah, meliputi sekolah umum, madrasah, pesantren, dan sekolah luar biasa.
2) Remaja di luar sekolah, meliputi karang taruna, saka bakti husada, organisasi remaja, rumah
singgah, dan kelompok keagamaan.
3) Remaja putri sebagai calon ibu dan remaja hamil tanpa mempermasalahkan status pernikahan.
c. Ciri Khas atau Karakteristik Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
1) Kebijakan peduli remaja.

a) Memenuhi hak remaja sesuai kesepakatan internasional.


b) Tidak membatasi pelayanan karena kecacatan maupun dari etnik.

2) Prosedur pelayanan peduli remaja.

Pendaftaran dan pengambilan kartu yang mudah


dan dijamin kerahasiaannya.

a) Waktu tunggu yang pendek.

b) Dapat berkunjung sewaktu-waktu dengan atau tanpa perjanjian.

3) Petugas khusus yang peduli remaja.

a) Mempunyai perhatian dan memiliki kompetensi teknis.

b) Tidak bersikap menghakimi.

1. Pemberian Tablet Fe

Kondisi kekurangan sel darah merah di dalam tubuh atau yang dikenal dengan anemia bisa
dialami oleh siapa saja, termasuk anak remaja. Namun, dibandingkan remaja putra, remaja
putri berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Salah satu alasannya karena remaja putri
mengalami menstruasi setiap bulannya. Menstruasi bulanan menyebabkan para remaja putri
mudah mengalami anemia, yaitu kondisi dimana sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin
di dalamnya lebih rendah dari biasanya. Sehingga membuat tubuh lebih mudah lemas dan
mudah untuk pingsan. Remaja putri (rematri) yang memasuki masa pubertas mengalami
pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat serta diet yang kadang keliru
di kalangan rematri. Rematri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia saat hamil.

Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan
menyebabkan kematian ibu dan anak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di
Indonesia, maka pemerintah telah menetapkan kebijakan pemberian Tablet Tambah Darah
(TTD) pada rematri dilakukan setiap 1 kali seminggu.

Suplementasi TTD pada Rematri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
memenuhi asupan zat besi untuk mencegah anemia yang dapat menyebabkan :

1. Menurunnnya daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi


2. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya oksigen ke sel otot
dan sel otak sehingga sukar konsentrasi
3. Menurunnya prestasi belajar
4. Dalam jangka panjang jika rematri tersebut menjadi ibu hamil maka akan menjadi ibu
hamil yang anemia juga yang akan meningkatkan risiko persalinan, kematian ibu dan
bayi, serta infeksi penyakit.
Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia dan
meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh. Pemberian TTD dilakukan pada remaja
putri mulai dari usia 12-18 tahun di institusi Pendidikan (SMP dan SMA atau yang
sederajat) melalui UKS/M. Dosis pencegahan dengan memberikan satu tablet tambah darah
setiap minggu selama 52 (lima puluh dua) minggu.

Upaya pemberian tablet zat besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri ini
dilakukan untuk meminimalisiasi perempuan usia muda mengalami anemia. Jika seorang
remaja putri menderita anemia dan kemudian hamil maka akan berpotensi melahirkan
bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini
disebakan karena kurangnya supply oksigen dan makanan ke janin selama masa
kehamilan.

Agar konsumsi TTD dapat lebih efektif untuk mencegah anemia :

1. Harus disertai dengan penerapan asupan makanan bergizi seimbang, cukup protein
dan kaya zat besi
2. MinumTTD dengan air putih
3. Konsumsi buah buahan sumber vitamin (jeruk, pepaya, mangga, jambu biji,dll)
untuk meningkatkan penyerapan TTD lebih efektif

Efek samping mengkonsumsi tablet tambah darah :

 Nyeri/ perih di ulu hati

 Mual dan muntah

 Tinja berwarna hitam

Gejala diatas tidak berbahaya, untuk mengurangi gejala diatas, sebaiknya minum TTD
setelah makan (perut tidak boleh kososng) atau pada malam sebelum tidur. Bagi remaja
yang mempunyai gangguan lambung dianjurkan berkonsutasi kepada dokter dahulu
sebelum mengkonsumsi TTD.

Anda mungkin juga menyukai