Penyusun :
Tria Latifah Hani
P032213411119
2C Gizi
Dosen Pengajar:
Dewi Erowati, S.Gz.,M.P.H.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Sebagai upaya penanggulangan anemia berdasarkan rekomendasi WHO.
1.2.2 Menurunkan kejadian anemia pada remaja putri dan meningkatkan kepatuhan
konsumsi TTD.
1.3 Sasaran Program
Remaja putri
2
2.1 Perencanaan
Pelaksanaan program penanggulangan anemia melalui program TTD berlandaskan
kepada kemitraan dan pendekatan keluarga. Hal ini berkaitan dengan upaya dari berbagai
sektor selain sektor kesehatan dan mengimplementasikan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah menetapkan dosis pemberian TTD pada remaja putri adalah 1 tablet setiap
minggunya sepanjang tahun. Pencegahan kejadian anemia dapat dilakukan dengan adanya
pemberian TTD ini dimana sasarannya adalah anak usia sekolah dengan tingkatan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Penelitian Diana menyatakan bahwa pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi
program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur
(WUS) dengan memprioritaskan pemberian TTD 1 tablet setiap minggu untuk mengurangi
50% prevalensi anemia pada remaja putri dan WUS di tahun 2025.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau dari tahun
2015-2017 mengalami peningkatan menjadi 27% 10. Provinsi Riau sendiri memulai program
pemberian tablet tambah darah remaja putri pada tahun 2018. Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Riau bahwa cakupan remaja putri yang mendapat TTD di tahun 2018
sebesar 13,57% dan cakupan remaja putri yang mendapat TTD di 2019 sebesar 18,07% 11.
Target pencapaian ini mengacu pada harapan target RPJMN 2015-2019 dimana untuk
pelayanan kesehatan remaja pada tahun 2018 sebesar 20% dan tahun 2019 sebesar 25%.
Dilihat dari pencapaiannya, Provinsi Riau belum mencapai target harapan untuk program
TTD Rematri. Rendahnya angka capaian ini dikarenakan belum semua wilayah kabupaten
dan kota di Provinsi Riau yang maksimal dalam menjalankan program TTD Rematri ini, dan
juga belum semua dari puskesmas menyanggupi untuk menjalankan program ini dikarenakan
masih kurangnya tenaga kesehatan gizi dan masih sulitnya menjalin kerjasama lintas sektor
dan juga kepada pihak sekolah.
Maulida, F., Setiarini, A., Alhamda, S., Kesehatan, F. I., Gizi, S., Mohammad, U., & Bukittinggi, N. (2023).
Nomor 2 Halaman 75-81 Juli. 4, 2797–5894. https://doi.org/10.37887/jgki.v2i4