Abstract:
mHealth Based on Smartphone in Diarrhea Management in Children under five years old. Diarhhea always
become the first leading cause of death on children under five years old. The management to eradicate
the said problem continuously done with every possible solutions namely environment modification and
health educaton. The recent strategies sugested as the potential proposal to manage diarrhea on children
under five years old is the use of smartphone technology. This literature review aimed to identify the
urgency of smartphone application in under five years old children’s diarrhea management. Thus, in order
to achieve the objective, few sources had been reviewed to analyze the potential application in Indonesia.
The research result show that there were challenges and supportsin the application of mHealth technology
on diarrhea management in Indonesia. The challenges namely varied demographic and enourmous health
sattus gap. Supports namely easily and largely use of smartphone and the parents involvement in the
program. Basically, smartphone based diarrhea management to children under five could be implemented
in Indonesia with the consideration of parent or care giver involvement.
Abstrak:
mHealth Berbasis Smartphone Dalam Manajemen Diare Pada Anak Balita. Diare selalu menjadi penyebab
kematian terbesar pada balita. Penanganan diare terus menerus dilakukan dengan berbagai cara meliputi
modifikasi lingkungan dan pemberian penyuluhan kesehatan. Cara terbaru yang dinilai menjadi potensi dalam
meningkatkan perbaikan lingkungan untuk mencegah angka kesakitan diare adalah melalui pemanfaatan
teknologi komunikasi sepertti smartphone. Tujuan kajian literatur ini adalah untuk mengidentifikasi perlunya
aplikasi berbasis smartphone untuk manajemen diare pada anak balita. Beberapa sumber telah ditelaah
untuk mengidentifikasi potensi penggunaan smartphone utnuk manajemen diare pada balita secara spesifik
terhadap penerapannya di Indonesia. Hasil kajian ini ditemukan bahwa terdapat beberapa tantangan dan
dukungan dalam penerapan manajemen diare berbasis mHealth di Indonesia.Tantangan tersebutmeliputi
tantangan demografi dan kesenjangan kesehatan yang besar di Indonesia. Dukungan meliputi: penggunaan
smartphone yang mudah dan luas serta keterlibatan orang tua dalam manajemen diare pada anak akan
semakin aktif. Pada intinya, aplikasi berbasis smartphoneuntuk manajemen diare dapat diterapkan di
Indonesia dengan memperhatikan keterlibatan keluarga terutama orang tua atau care giver.
9
10 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019
Riskesdas tahun 2013 hingga sebesar 12,3% anak ke dalam mHealth (Niksch, 2015). Oleh
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, karenanya, perlu diteliti sejauh mana peran
2018b). Meskipun mengalami penurunan, teknologi mHealth berbasis smartphone dalam
diare tetap menjadi penyebab kematian balita penatalaksanaan diare pada anak balita dan
tertinggi di antara penyakit lainnya. apakah penerapannya urgen bagi penurunan
kejadian diare di Indonesia.
Kematian balita akibat diare disebabkan
oleh kondisi dehidrasi yang sebenarnya dapat
KAJIAN LITERATUR
dicegah dengan solusi sederhana seperti
pelayanan kesehatan meliputi imunisasi Diare merupakan penyakit yang dapat
dan pengobatan serta sanitasi dan air menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
bersih(UNICEF, 2018). Selain itu partisipasi dan perkembangan serta kematian dengan
aktif petugas kesehatan termasuk perawat menurunkan cairan tubuh pada anak balita
dalam pencegahan diare melalui promosi (CDC, 2018). Diare merupakan penyakit
kesehatan harus ditingkatkan. Di Indonesia hal yang dapat dicegah namun menjadi penyebab
ini menjadi sulit karena tingginya beban kerja kematian kedua setelah pneumonia pada balita,
perawat mengakibatkan kurangnya pendidikan membunuh 525.000 balita setiap tahun dengan
kesehatan bagi orang tua untuk mencegah jumlah angka kesakitan 1,7 miliar per tahun
diare (Arbianingsih, Rustina, Krianto, & di seluruh dunia(WHO, 2017). Di Indonesia
Ayubi, 2018). sendiri, prevalensi kejadian diare balita
Salah satu cara untuk menjembatani pada tahun 2018 sebesar 12, 3% mengalami
tantangan keterbatasan pemberian penyuluhan penurunan dari tahun 2013 yakni sebesar
kesehatan untuk mencegah diare ini adalah 18,5% (Kementerian Kesehatan Republik
dengan pemanfaatan teknologimobile health Indonesia, 2018a).
berbasis smartphone yang dapat digunakan Faktor risiko terjadinya penyakit diare
oleh orang tua dan anak dalam memanajemen pada balita di Indonesia adalah ketersediaan
diare secara mandiri. air bersih dan sanitasi, pembuangan limbah
Telepon genggam memiliki potensi untuk dan jamban serta kondisi rumah (Adisasmito,
meningkatkan pengiriman informasi yang 2007). Pada tahun 2018, persentasi cara
cepat dan akurat kepada petugas kesehatan serta penanganan tinja balita dengan penggunaan
meningkatkan koordinasi tindak lanjut untuk jamban menempati posisi tertinggi yakni
masalah diare yang dialami anak (Rabbani & sebesar 37,8% namun pembuangan tinja
Zahidie, 2016). Manajemen diare pada balita balita di sembarangan tempat berada pada
dengan menggunakan teknologi mobile health posisi kedua dengan prevalensi yang cukup
(mHealth) memerlukan keterlibatan orang tua tinggi yakni sebesar 33,5% (Kementerian
dan petugas kesehatan dalam menerjemahkan Kesehatan Republik Indonesia, 2018a). Hal ini
kebutuhan anak kepada pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa usaha penanganan diare
yang sesuai. Tantangan pelaksanaan melalui modifikasi faktor risiko di lingkungan
manajemen diare berbasis mHealth meliputi a) harus dilakukan untuk memberikan dampak
pemberian asuhan oleh orang tua kepada anak signifikan terhadap penurunan angka kesakitan
harus dilakukan berkelanjutan baik di rumah diare.
maupun di PAUD (pendidikan anak usia Penanganan diare pada balita yang
dini) dan TKK (Taman Kanak-kanak) serta efektif bagi negara berkembang seperti
rumah sakit; b)model perilaku pediatrik belum Indonesia dapat dilakukan dengan pendekatan
diintegrasikan ke dalam fitur aplikasi sehingga komunitas. Intervensi berbasis komunitas
menyulitkan penerjemahan data kesehatan ini meliputi intervensi kesehatan anak yang
Danal, Mhealth Berbasis Smartphone Dalam Manajemen Diare Pada Anak Balita 11
terdiri dari pemberian ASI, imunisasi dan were high. In introducing the application,
pemberian suplemen makanan tambahan); nontechnical challenges were more difficult to
perubahan perilaku individu dan keluarga solve than technical challenges.\nConclusion
melalui kebiasaan mencuci tangan dan; Introducing an mHealth application at primary
perbaikan sanitasi dan ketersediaan air bersih health care for routine collection of health data
(Rabbani & Zahidie, 2016). Selain itu faktor relevant to maternal health at a small scale
risiko diare juga dapat berasal dari orang tua was feasible. Nonetheless, implementing a
atau care giver meliputi pengetahuan dan system of assigning unique and consistent
perilaku hygiene (Adisasmito, 2007) yang patient identifier, standardization of health
dapat menjadi kebiasaan rumah tangga. services, and improving mobile network
coverage would be prerequisites for scaled-
Inetrvensi terhadap pengetahuan dan
up usage of such an application.\nObjectives
perilaku hygiene keluarga dapat dilakukan
Feasibility assessment of mobile health
dengan pemberian pengetahuan kesehatan
(mHealth. Penggunaan smartphone yang
kepada keluarga
berguna dalam kehidupan sehari-hari petugas
Intervensi diare balita ini memiliki kesehatan dan dalam bekerja dapat membuat
hambatan dalam kaitannya dengan hubungan pekerjaan menjadi lebih nyaman. Pemanfaatan
antara care giver, petugas kesehatan dasar smartphone untuk manajemen penyakit
dan lanjut seperti ketepatan waktu rujukan dapat dikenal dengan nama Mobile Health
dan komunikasi serta monitoring yang (mHealth). Pemanfaatan inovatif mHealth
komprehensif (Rabbani & Zahidie, 2016). Oleh telah berkontribusi dalam meningkatkan
karenanya, pemanfaatan teknologi komunikasi kesehatan pada beberapa negara berkembang
dapat meningkatkan koordinasi antar petugas seperti Pakistan, India, Bangladesh dan
kesehatan untuk ketepatan waktu pelaporan Botswana (Rabbani & Zahidie, 2016).
kasus dan tindak lanjut (Rabbani & Zahidie,
Klien dewasa dengan masalah
2016). Salah satu teknologi komunikasi yang
diare diketahui memerlukan penggunaan
dapat digunakan adalah smartphone yang
aplikasi smartphone kesehatan untuk
tidak dipungkiri menjadi alat komunikasi
memantau kondisi kesehatan mereka dengan
utama masyarakat.
memperhatikan keamanan data dan efisiensi
Pada tahun 2018 diperkirakan terdapat waktu(Zia, Le, Munson, Heitkemper, &
100 juta pengguna aktif smartphone di Indonesia Demiris, 2015). Salah satu aplikasi deteksi
dan menjadikan negara pengguna smartphone diare yang telah diteliti adalah aplikasi
keempat terbesar di dunia(Rahmayani, 2015). Gastroentericheck yakni aplikasi android
Tuntutan penggunaan smartphone dalam yang mampu mendeteksi gastroenteritis baik
melakukan pekerjaan bagi petugas kesehatan tanpa dehidrasi hingga dehidrasi berat pada
meningkat karena dapat memastikan klien dewasa (Saputri, Isnanto, & Windasari,
kecepatan transaksi informasi dan komunikasi 2017). Aplikasi ini belum diujicobakan pada
serta untuk meningkatkan kualitas layanan klien anak tetapi memiliki potensi dengan
terutama menangani penyakit yang dapat memperhatikan kebutuhan khusus klien anak
dicegah seperti pneumonia, malaria, dan memperhitungkan keterlibatan orang tua
malnutrisi, diare dan lainnya (Medhanyie et atau care giver.
al., 2015)but they got used to them easily. Beberapa aplikasi dalam manajemen
Over 6 months, all health workers completed diare balita meliputi Arbicare dan Ambica.
a total of 952 patient records using the forms Arbicare adalah aplikasi game interaktif bagi
on smartphones. Health workers’ acceptability anak pra sekolah agar dapat melakukan kegiatan
and demand for the application and forms mencuci tangan yang baik dan benar sebagai
12 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019