Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung
dan mulut dengan tissue, lengan baju, atau masker sehingga virus ataupun bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain. Kebersihan pernapasan dan etika
batuk adalah dua cara penting untuk mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.
Pemasalahan
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan didunia, termasuk di
negara-negara berkembang salah satunya Indonesia. Kondisi lingkungan dan budaya yang
ada juga sangat mempengaruhi tingginya kejadian infeksi, terutama penyakit infeksi
saluran pernapasan.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Intervensi dilakukan melalui penyuluhan kepada ibu yang sedang melakukan pemeriksaan
kehamilan dan penimbangan anak di posyandu.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan mengenai pentingnya etika batuk dan cara batuk yang benar
masker.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dan interaksi singkat mengenai pentingnya etika batuk, cara
batuk yang benar dan praktik secara langsung etika batuk yang benar.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan pada audience dan mempraktikan langsung etika
batuk.
3. Cuci tangan (PROMKES)
Latar belakang
Perilaku sehat cuci tangan pakai sabun yang merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS). Perilaku hygiene seperti mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air bersih yang tepat sebagai cara yang efektif untuk mencegah penyebaran berbagai
penyakit menular seperti penyakit diare dan infeksi saluran napas.
Pemasalahan
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun masih rendah.
penerapan perilaku mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang dianggap cukup
sederhana tetapi tidak selalu mudah dilakukan, terutama pada keluarga yang belum
terbiasa.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Intervensi dilakukan melalui penyuluhan kepada ibu yang sedang melakukan pemeriksaan
kehamilan dan penimbangan anak di posyandu.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dan interaksi singkat mengenai pentingnya cuci tangan,
cara cuci tangan, kapan harus melakukan cuci tangan dan praktik secara langsung cuci
tangan yang benar.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan pada audience dan mempraktikan langsung cuci
tangan yang benar.
4. Aktivitas Fisik ( PROMKES)
Latar belakang
Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energi (WHO, 2011). Aktivitas fisik sangat penting untuk
pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari.
Pemasalahan
Kurang aktivitas fisik merupakan faktor risiko terkemuka keempat kematian global yang
menyebabkan sekitar 3,2 juta kematian (World Health Organization, 2014). Secara global
6% dari kematian dikaitkan dengan ketidakaktifan fisik diikuti tekanan darah tinggi
(13%), penggunaan tembakau (9%) dan kadar glukosa darah yang tinggi (6%).
Ketidakaktifan fisik merupakan penyebab utama sekitar 21-25% dari kanker payudara dan
usus, 27% dari diabetes dan 30% dari beban penyakit jantung iskemik (WHO, 2014).
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Intervensi dilakukan melalui penyuluhan kepada ibu yang sedang melakukan pemeriksaan
kehamilan dan penimbangan anak di posyandu.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan mengenai definisi aktivitas fisik, manfaat aktivitas fisik,
macam aktifitas fisik, prinsip aktivitas fisik BBTT (Baik, benar, terukur, teratur), aktivitas
fisik yang dilakukan di era COVID-19.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi dilakukan melalui pengajuan pertanyaan pada audience.
5. Bias (KIA)
Latar belakang
Bulan imunisasi anak sekolah adalah imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang
dilaksanakan pada bulan tertentu. setiap tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1,2
dan 3 di seluruh Indonesia. Pemberian imunisasi campak secara rutin kepada anak sekolah
dasar kelas I SD pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Pemasalahan
Program imunisasi dasar merupakan program wajib dari pemerintah. Kenyataan yang
dapatkan di lapangan dan berbagai sumber bahwa masih banyak terdapat penyakit
campak, difteri dan beberapa kasus penyakit polio di Indonesia. Hal ini mungkin
dikarenakan para ibu berhenti membawa anaknya untuk diimunisasi setelah imunisasi
dasar terakhir. Dan ketika anak sudah memasuki usia sekolah, ibu tidak tahu bahwa ada
imunisasi ulangan, sehingga perlu di adakannya BIAS.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan melalui edukasi yang dilakukan pada orang tua murid kemudian
dilanjutkan dengan pemberian vaksin pada murid kelas 1
Pelaksanaan
Intervensi diawali dengan penyuluhan dan interaksi dengan orang tua murid mengenai
imunisasi, tujuan imunisasi, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, imunisasi
dasar dan imunisasi lanjutan, perawatan setelah imunisasi.Intervensi selajutnya dilanjutkan
dengan penyuntikan vaksin pada murid SD kelas 1.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada orang tua murid dan seluruh murid
telah melakukan vaksin dengan tertib.
6. Stunting (KIA)
Latar belakang
Stunting (pendek) merupakan salah satu masalah gizi yang dihadapi di dunia khususnya di
negara berkembang seperti Indonesia. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan
dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan, kematian, daya tahan tubuh yang
rendah, kurangnya kecerdasan, produktivitas yang rendah dan perkembangan otak
suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan
mental. Pemasalahan
Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting.
4 Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya berada di
bawah rata-rata.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada ibu hamil yang akan
melakukan pemeriksaan kehamilan dan ibu yang membawa anaknya untuk ditimbang.
Pelaksanaan
Intervensi berupa penyuluhan dan interaksi dengan orang tua murid mengenai definisi
stunting, pentingnya dampak stunting, pencegahan stunting.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan mengenai materi stunting yang telah dipaparkan
sebelumnya.
7. Diare pada Anak (KIA)
Latar belakang
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, bahkan dapat berupa air baik dengan maupun tanpa disertai lendir dan darah saja
dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari dan diare pada
bayi jika frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali.
Pemasalahan
Diare adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
negara-negara berkembang. Diare masih menjadi suatu problematika dan masalah bagi
kesehatan masyarakat di negara berkembang terutama di Indonesia. Angka mortalitas,
morbiditas dan insidennya cenderung meningkat
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada ibu hamil yang akan
melakukan pemeriksaan kehamilan dan ibu yang membawa anaknya untuk ditimbang.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dengan menjelaskan definisi diare, dehidrasi, penyebab
diare, pencegahan diare, pertolongan pertama diare.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada audience mengenai diare.
8. Anemia Pada Ibu hamil (KIA)
Latar belakang
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut
potensial membahayakan ibu dan anak. Oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian
serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan.
Pemasalahan
Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara
berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang
disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%.Tingginya pravalensinya
anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada ibu hamil yang akan
melakukan pemeriksaan kehamilan dan ibu yang membawa anaknya untuk ditimbang.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dengan menjelaskan definisi Anemia, Kriteria anemia pada
ibu hamil, gejala anemia, bahaya anemia, pencegahan anemia.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada audience mengenai Anemia.
9. Hipertensi (P2PTM)
Latar belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia baik negara maju maupun
negara berkembang. Hipertensi disebut juga “silent killer” karena pada sebagian kasus
tidak menunjukkan gejala apapun.
Pemasalahan
Secara global, hampir satu miliar orang memiliki tekanan darah tinggi, dua pertiga
diantaranya adalah masyarakat di negara berkembang. Menurut perkiraan, terdapat
sebanyak 1,56 miliar orang dewasa akan menderita tekanan darah tinggi pada tahun 2025.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada pengunjung posbindu
yang akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dengan menjelaskan definisi Hipertensi, Kriteria hipertensi,
bahaya hipertensi, pencegahan hipertensi.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada audience mengenai Hipertensi.
10. Diabetes Melitus (P2PTM)
Latar belakang
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus mengalami
peningkatan di dunia, baik pada negara maju ataupun negara berkembang, sehingga
dikatakan bahwa diabetes melitus sudah menjadi masalah kesehatan global di masyarakat.
Pemasalahan
Pada tahun 2015, diperkirakan 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh
diabetes. Hampir setengah dari semua kematian akibat glukosa darah tinggi terjadi
sebelum usia 70 tahun. WHO memproyeksikan diabetes akan menjadi penyebab kematian
ke tujuh di tahun 2030.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada pengunjung poli umum
yang akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dengan menjelaskan definisi diabetes melitus, jenis
diabetes melitus, Kriteria diabetes melitus, tanda dan gejala diabetes melitus, komplikasi
diabetes melitus, pencegahan komplikasi diabetes melitus.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada audience mengenai diabetes melitus.
11. TB (P2PTM)
Latar belakang
Penyakit TB Paru merupakan penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan
sumber penularan adalah pasien TB Paru BTA Positif. Sampai saat ini TB Paru masih
menjadi masalah kesehatan yang utama diberbagai Negara di dunia.
Pemasalahan
World Health Organization (WHO) memperkirakan antara tahun 2002- 2020 akan ada
sekitar satu miliar manusia terinfeksi TB Paru, jika dihitung pertambahan jumlah pasien
TB Paru, akan meninggal setiap tahun. World Health Organizatition (WHO) juga
menyatakan bahwa 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan 9,6 juta
orang sakit karena TB Paru, 1,5 Juta orang meninggal karena TB Paru.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada pengunjung posbindu
yang akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dengan menjelaskan definisi tb, tanda dan gejala tb,
pengobatan tb, pencegahan penularan tb.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada audience mengenai tb.
12. COVID-19 (P2PTM)
Latar belakang
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Memang masih banyak yang belum diketahui tentang virus penyebab COVID-
19, tetapi kita tahu bahwa virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan percikan
dari saluran napas orang yang terinfeksi (yang keluar melalui batuk dan bersin). Orang
juga dapat terinfeksi karena menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus ini lalu
menyentuh wajahnya (mis., mata, hidung, mulut).
Pemasalahan
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia/Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC) pada
tanggal 30 Januari 2020. Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat
dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai pada tanggal 23 Maret 2020, secara
global dilaporkan 338.724 kasus konfimasi di 192 negara, dengan rasio kematian 43,5%.
Di antara kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi
dan meninggal dunia.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada pengunjung posbindu
yang akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dengan menjelaskan definisi covid-19, tanda dan gejala
covid-19, pencegahan penularan covid-19 dilanjutkan dengan demo cara memakai masker
dengan benar, etika batuk, cuci tangan yang benar.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada audience mengenai covid dan meminta
masyarakat untuk mereview dan mempraktekan cara memakai masker, etika batuk dan
cuci tangan yang benar.
13. Gizi seimbang (Gizi)
Latar belakang
Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan produktifitas
kerja serta akan berakibat pada mortalitas dan morbiditas.
Pemasalahan
Sebagian penduduk Indonesia mengalami penyakit gizi kurang pada berbagai golongan
masyarakat terutama golongan anak yang berada pada masa peka akan kecukupan zat gizi
bagi tumbuh kembangnya, cara seseorang berfikir atau berpengetahuan dan berpandangan
tentang makanan yang akan dibuktikan dalam bentuk tindakan pemilihan makanan.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada pengunjung posyandu
yang akan melakukan pemeriksaan kehamilan dan penimbangan pada balita.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dengan menjelaskan definisi gizi seimbang, triguna gizi
seimbang, manfaat gizi seimbang, pedoman gizi seimbang.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada audience mengenai gizi seimbang.
14. Gizi seimbang (Gizi)
Latar belakang
Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan produktifitas
kerja serta akan berakibat pada mortalitas dan morbiditas.
Pemasalahan
Sebagian penduduk Indonesia mengalami penyakit gizi kurang pada berbagai golongan
masyarakat terutama golongan anak yang berada pada masa peka akan kecukupan zat gizi
bagi tumbuh kembangnya, cara seseorang berfikir atau berpengetahuan dan berpandangan
tentang makanan yang akan dibuktikan dalam bentuk tindakan pemilihan makanan.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada pengunjung posyandu
yang akan melakukan pemeriksaan kehamilan dan penimbangan pada balita.
Pelaksanaan
Intervensi melalui penyuluhan dengan menjelaskan definisi gizi seimbang, triguna gizi
seimbang, manfaat gizi seimbang, pedoman gizi seimbang.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan tertutup pada audience mengenai gizi seimbang.
15. Stunting (Gizi)
Latar belakang
Stunting (pendek) merupakan salah satu masalah gizi yang dihadapi di dunia khususnya di
negara berkembang seperti Indonesia. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan
dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan, kematian, daya tahan tubuh yang
rendah, kurangnya kecerdasan, produktivitas yang rendah dan perkembangan otak
suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan
mental. Pemasalahan
Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting.
4 Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya berada di
bawah rata-rata.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan pada ibu hamil yang akan
melakukan pemeriksaan kehamilan dan ibu yang membawa anaknya untuk ditimbang.
Pelaksanaan
Intervensi berupa penyuluhan dan interaksi dengan orang tua murid mengenai definisi
stunting, pentingnya dampak stunting, pencegahan stunting.
Monitoring dan evaluasi
evaluasi diajukan melalui pertanyaan mengenai materi stunting yang telah dipaparkan
sebelumnya.