Anda di halaman 1dari 25

PENANGANAN PERKARA SLAPP DALAM

PERMA NOMOR 1 TAHUN 2023 TENTANG


PEDOMAN MENGADILI PERKARA
LINGKUNGAN HIDUP
Dr. NANI INDRAWATI, SH., MHum.
HAKIM AGUNG KAMAR PERDATA - MA RI
HAK UNTUK MEMPEROLEH LINGKUNGAN
HIDUP YANG BAIK DAN SEHAT

1. Pasal 28 H UUD Negara RI 1945;


2. Pasal 9 ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang
HAM;
3. Pasal 65 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
HAK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UUD
NEGARA RI 1945
1. Pasal 28 ayat (2) : Setiap orang berhak untuk memajukan
dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara;
2. Pasal 28 F : Hak untuk berkomunikasi dan mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia;
3. Pasal 28 G ayat (1) : Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta
berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi;
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM HUKUM
INTERNASIONAL
• Article 19 DUHAM ( Universal Declaration of Human
Rights) : Everyone has the right to freedom of opinion
and expression, this right includes freedom to hold
opinions without interference and to seek, receive and
impart information and ideas through any media and
regardness off frontiers;
• Prinsip ke 10 Deklarasi Rio 1992 : Penanganan terbaik
isu-isu lingkungan hidup adalah dengan partisipasi
seluruh masyarakat yang berkepentingan dari berbagai
tingkatan yang relevan;
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UU NO. 32
TAHUN 2009 TENTANG PP LH
• Pasal 2 huruf k : Peran aktif masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan
dan pengelolaan LH;
• Pasal 65 : berhak mengajukan usul dan/atau keberatan,
berperan dalam perlindungan dan pengelolaan LH serta
melakukan pengaduan akibat dugaan
pencemaran/kerusakan LH;
• Pasal 70 : Peran masyarakat dapat berupa =
a. Pengawasan sosial;
b. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan,
pengaduan dan/atau penyampaian informasi/atau
laporan;
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PARTISIPASI MASYARAKAT
• Pasal 66 UU PP LH : menjamin perlindungan masyarakat
yang memperjuangkan hak atas lingkungan Hidup yang baik
dan sehat, tidak dapat dituntut pidana maupun digugat secara
perdata
• SK KMA Nomor 36/KMA/SK/II/2013 tentang Pemberlakuan
Pedoman Penanganan Perkara LH menyebut Pasal 66 UU
PPLH adalah Anti SLAPP;
KONSEP DAN PERKEMBANGAN ANTI SLAPP

✓Istilah SLAPP diperkenalkan oleh George W Pring dan


Penelope Canan (para dosen pada Law School of Denver
University Amerika Serikat) pada tahun 1996 dalam buku
mereka berjudul “Slapp’s Getting Sued for Speaking Out” ;
✓SLAPP menggunakan mekanisme peradilan untuk menyerang
target/korban;
✓Kebijakan Anti SLAPP selalu dikaitkan dengan perlindungan
hukum pihak-pihak yang berperan serta dalam perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup;
MODUS OPERANDI SLAPPER UNTUK MELAWAN
KORBAN/PEJUANG LINGKUNGAN HIDUP
✓Mengajukan gugatan perdata (konvensi atau rekonvens)
dengan dalil Perbuatan Melanggar Hukum (Pasal 1365
KUHPerdata);
✓Melaporkan korban/pejuang lingkungan hidup dengan
tuduhan perbuatan penghinaan, perbuatan tidak
menyenangkan, fitnah atau tindak pidana lainnya;
PERMA NOMOR 1 TAHUN 2023

✓ Ketentuan Umum Pasal 1 angka 17 : Perjuangan hak atas


lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah perbuatan-
perbuatan dalam bentuk antara lain, pernyataan pendapat lisan dan
tulisan di ruang publik atau privat serta upaya litigasi yang
dilakukan setiap orang, organisasi lingkungan hidup, atau
organisasi masyarakat dengan cara yang sesuai dengan hukum,
sebagaimana dijamin dalam Pasal 66 UU No.32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEJUANG
HAK ATAS LINGKUNGAN HIDUP
✓Perlindungan hukum diberikan kepada setiap orang yang
memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat;
✓Hakim pemeriksa perkara mengidentifikasi:
a. Hak untuk memperoleh kualitas lingkungan hidup sbg
bagian dari HAM;
b. Hak untuk mendapatkan akses informasi dan akses
partisipasi serta akses keadilan, dlm memenuhi hak atas
lingkungan hidup yg baik dan sehat;
c. Hak untuk mengajukan usul dan atau keberatan
terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diperkirakan menimbulkan dampak negatif terhadap LH;
d. Hak untuk berperan dalam perlindungan dan
pengelolaan LH sesuai dg peraturan perundang-undangan;
e. Hak untuk melakukan pengaduan akibat dugaan
pencemaran dan atau perusakan LH;
f. Hak untuk berperan aktif dalam pengelolaan LH berupa
pengawasan sosial, pemberian saran, pendapat, usul,
keberatan, pengaduan dan/atau penyampaian informasi
dan/atau laporan;
g. Bentuk perjuangan hak atau peran serta masyarakat yang
dilakukan sesuai dg peraturan perundangan;
h. Keterkaitan antara perkara pelanggaran terhadap Pasal 66
UU PPLH dan peran serta masyarakat dlm memperjuangkan
hak atas lingkungan hidup yg baik dan sehat;
i.Keterhambatan perjuangan hak ketika gugatan diajukan
terhadap Tergugat dan/atau Terlapor/Terdakwa dilaporkan atau
didakwa;
j. Keperluan dilakukannya perjuangan hak;
k. Proporsionalitas antara kepentingan publik yang
diperjuangkan dan gugatan yang diajukan terhadap Tergugat
dan/atau dugaan pelanggaran yang didakwakan;
• Perjuangan hak atas Lingkungan Hidup yang baik dan
sehat meliputi :
a. Penyampaian usulan atau keberatan mengenai
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup baik
secara lisan atau tertulis;
b. Penyampaian keluhan, pengaduan, pelaporan dugaan
tindak pidana, gugatan administrasi atau perdata atau
proses hukum lain yang berkaitan dengan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup;
c. Penyampaian pendapat, kesaksian atau keterangan di
persidangan;
d. Penyampaian pendapat di muka umum, lembaga pers,
lembaga penyiaran, media sosial, aksi unjuk rasa, mimbar
bebas atau forum lainnya, dan/atau;
e. Komunikasi baik lisan maupun tertulis lainnya kepada
Lembaga Negara dan/atau Lembaga Pemerintah terkait
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat;
• Perjuangan untuk mewujudkan hak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat dilakukan sesuai dengan hukum
yang berlaku, kecuali dapat dibuktikan bahwa :
a. Tidak ada alternatif lain atau pilihan tindakan lain selain
perbuatan yang telah dilakukan, dan
b. Perbuatan dilakukan dalam melindungi kepentingan
hukum yang lebih besar untuk kepentingan masyarakat
luas;
PERKARA PERDATA
• Dalam hal Tergugat mengajukan eksepsi disertai bukti awal
bahwa gugatan Penggugat merupakan pelanggaran terhadap
Pasal 66 UU PPLH, Hakim memberi waktu 7 (tujuh) hari sejak
eksepsi diterima kepada Penggugat untuk menanggapi
eksepsi;
• Paling lambat 30 hari sejak pengajuan eksepsi, Hakim
menjatuhkan putusan sela bila Tergugat mampu membuktikan
eksepsinya berdasarkan bukti awal ysng cukup bahwa
gugatan Penggugat melanggar Pasal 66 UU PPLH, maka
Hakim menjatuhkan putusan bahwa gugatan Penggugat
tidak dapat diterima;
• Bila indikasi pelanggaran Pasal 66 UU PPLH belum
terbukti, maka pemeriksaan terhadap pokok perkara
dapat dilanjutkan;
• Dalam pemeriksaan pokok perkara, bila terbukti adanya
pelanggaran terhadap Pasal 66 UU PPLH, maka gugatan
Penggugat ditolak dan dapat mengabulkan tuntutan
ganti rugi jika diminta oleh Penggugat dalam gugatan
rekonvensi;
PERKARA PIDANA
• Terhadap dakwaan Penuntut Umum, Hakim memberi
kesempatan kepada Terdakwa dan / atau Penasihat
Hukumnya untuk mengajukan keberatan guna
membuktikan bahwa Terdakwa adalah pejuang hak atas
LH yang baik dan sehat sebagaimana dimaksud Pasal 66
UU PPLH, kemudian Hakim memberi kesempatan dalam
waktu 7 (tujuh) hari sejak penyampaian keberatan
diterima kepada Penuntut Umum untuk memberi
tanggapan;
• Hakim Pemeriksa perkara dalam waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak pengajuan keberatan,
menjatuhkan putusan sela;
• Dalam hal Terdakwa dapat membuktikan keberatannya
berdasarkan bukti awal yang cukup, setelah mendengar
tanggapan Penuntut Umum, Hakim menjatuhkan putusan
akhir yang amarnya menyatakan penuntutan Penuntut
Umum tidak dapat diterima tanpa harus memeriksa
pokok perkara;
• Penuntut Umum dapat mengajukan upaya hukum kasasi;
• Dalam hal hakim menolak keberatan Terdakwa dan /atau
Penasihat Hukumnya, maka persidangan dilanjutkan
untuk pemeriksaan pokok perkara;
• Dalam hal setelah memeriksa pokok perkara Hakim
menyimpulkan bahwa perbuatan yang didakwakan
Penuntut Umum terbukti, tetapi Terdakwa terbukti pula
sebagai pejuang hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 UU PPLH,
Hakim menjatuhkan putusan lepas dari segala
tuntutan hukum;
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai