PEDOMAN MENGADILI PERKARA LINGKUNGAN HIDUP Dr. NANI INDRAWATI, SH., MHum. HAKIM AGUNG KAMAR PERDATA - MA RI HAK UNTUK MEMPEROLEH LINGKUNGAN HIDUP YANG BAIK DAN SEHAT
1. Pasal 28 H UUD Negara RI 1945;
2. Pasal 9 ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM; 3. Pasal 65 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; HAK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UUD NEGARA RI 1945 1. Pasal 28 ayat (2) : Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara; 2. Pasal 28 F : Hak untuk berkomunikasi dan mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia; 3. Pasal 28 G ayat (1) : Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi; PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM HUKUM INTERNASIONAL • Article 19 DUHAM ( Universal Declaration of Human Rights) : Everyone has the right to freedom of opinion and expression, this right includes freedom to hold opinions without interference and to seek, receive and impart information and ideas through any media and regardness off frontiers; • Prinsip ke 10 Deklarasi Rio 1992 : Penanganan terbaik isu-isu lingkungan hidup adalah dengan partisipasi seluruh masyarakat yang berkepentingan dari berbagai tingkatan yang relevan; PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UU NO. 32 TAHUN 2009 TENTANG PP LH • Pasal 2 huruf k : Peran aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan LH; • Pasal 65 : berhak mengajukan usul dan/atau keberatan, berperan dalam perlindungan dan pengelolaan LH serta melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran/kerusakan LH; • Pasal 70 : Peran masyarakat dapat berupa = a. Pengawasan sosial; b. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan dan/atau penyampaian informasi/atau laporan; PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT • Pasal 66 UU PP LH : menjamin perlindungan masyarakat yang memperjuangkan hak atas lingkungan Hidup yang baik dan sehat, tidak dapat dituntut pidana maupun digugat secara perdata • SK KMA Nomor 36/KMA/SK/II/2013 tentang Pemberlakuan Pedoman Penanganan Perkara LH menyebut Pasal 66 UU PPLH adalah Anti SLAPP; KONSEP DAN PERKEMBANGAN ANTI SLAPP
✓Istilah SLAPP diperkenalkan oleh George W Pring dan
Penelope Canan (para dosen pada Law School of Denver University Amerika Serikat) pada tahun 1996 dalam buku mereka berjudul “Slapp’s Getting Sued for Speaking Out” ; ✓SLAPP menggunakan mekanisme peradilan untuk menyerang target/korban; ✓Kebijakan Anti SLAPP selalu dikaitkan dengan perlindungan hukum pihak-pihak yang berperan serta dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; MODUS OPERANDI SLAPPER UNTUK MELAWAN KORBAN/PEJUANG LINGKUNGAN HIDUP ✓Mengajukan gugatan perdata (konvensi atau rekonvens) dengan dalil Perbuatan Melanggar Hukum (Pasal 1365 KUHPerdata); ✓Melaporkan korban/pejuang lingkungan hidup dengan tuduhan perbuatan penghinaan, perbuatan tidak menyenangkan, fitnah atau tindak pidana lainnya; PERMA NOMOR 1 TAHUN 2023
✓ Ketentuan Umum Pasal 1 angka 17 : Perjuangan hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah perbuatan- perbuatan dalam bentuk antara lain, pernyataan pendapat lisan dan tulisan di ruang publik atau privat serta upaya litigasi yang dilakukan setiap orang, organisasi lingkungan hidup, atau organisasi masyarakat dengan cara yang sesuai dengan hukum, sebagaimana dijamin dalam Pasal 66 UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEJUANG HAK ATAS LINGKUNGAN HIDUP ✓Perlindungan hukum diberikan kepada setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; ✓Hakim pemeriksa perkara mengidentifikasi: a. Hak untuk memperoleh kualitas lingkungan hidup sbg bagian dari HAM; b. Hak untuk mendapatkan akses informasi dan akses partisipasi serta akses keadilan, dlm memenuhi hak atas lingkungan hidup yg baik dan sehat; c. Hak untuk mengajukan usul dan atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak negatif terhadap LH; d. Hak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan LH sesuai dg peraturan perundang-undangan; e. Hak untuk melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan atau perusakan LH; f. Hak untuk berperan aktif dalam pengelolaan LH berupa pengawasan sosial, pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan dan/atau penyampaian informasi dan/atau laporan; g. Bentuk perjuangan hak atau peran serta masyarakat yang dilakukan sesuai dg peraturan perundangan; h. Keterkaitan antara perkara pelanggaran terhadap Pasal 66 UU PPLH dan peran serta masyarakat dlm memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yg baik dan sehat; i.Keterhambatan perjuangan hak ketika gugatan diajukan terhadap Tergugat dan/atau Terlapor/Terdakwa dilaporkan atau didakwa; j. Keperluan dilakukannya perjuangan hak; k. Proporsionalitas antara kepentingan publik yang diperjuangkan dan gugatan yang diajukan terhadap Tergugat dan/atau dugaan pelanggaran yang didakwakan; • Perjuangan hak atas Lingkungan Hidup yang baik dan sehat meliputi : a. Penyampaian usulan atau keberatan mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup baik secara lisan atau tertulis; b. Penyampaian keluhan, pengaduan, pelaporan dugaan tindak pidana, gugatan administrasi atau perdata atau proses hukum lain yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; c. Penyampaian pendapat, kesaksian atau keterangan di persidangan; d. Penyampaian pendapat di muka umum, lembaga pers, lembaga penyiaran, media sosial, aksi unjuk rasa, mimbar bebas atau forum lainnya, dan/atau; e. Komunikasi baik lisan maupun tertulis lainnya kepada Lembaga Negara dan/atau Lembaga Pemerintah terkait hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; • Perjuangan untuk mewujudkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku, kecuali dapat dibuktikan bahwa : a. Tidak ada alternatif lain atau pilihan tindakan lain selain perbuatan yang telah dilakukan, dan b. Perbuatan dilakukan dalam melindungi kepentingan hukum yang lebih besar untuk kepentingan masyarakat luas; PERKARA PERDATA • Dalam hal Tergugat mengajukan eksepsi disertai bukti awal bahwa gugatan Penggugat merupakan pelanggaran terhadap Pasal 66 UU PPLH, Hakim memberi waktu 7 (tujuh) hari sejak eksepsi diterima kepada Penggugat untuk menanggapi eksepsi; • Paling lambat 30 hari sejak pengajuan eksepsi, Hakim menjatuhkan putusan sela bila Tergugat mampu membuktikan eksepsinya berdasarkan bukti awal ysng cukup bahwa gugatan Penggugat melanggar Pasal 66 UU PPLH, maka Hakim menjatuhkan putusan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima; • Bila indikasi pelanggaran Pasal 66 UU PPLH belum terbukti, maka pemeriksaan terhadap pokok perkara dapat dilanjutkan; • Dalam pemeriksaan pokok perkara, bila terbukti adanya pelanggaran terhadap Pasal 66 UU PPLH, maka gugatan Penggugat ditolak dan dapat mengabulkan tuntutan ganti rugi jika diminta oleh Penggugat dalam gugatan rekonvensi; PERKARA PIDANA • Terhadap dakwaan Penuntut Umum, Hakim memberi kesempatan kepada Terdakwa dan / atau Penasihat Hukumnya untuk mengajukan keberatan guna membuktikan bahwa Terdakwa adalah pejuang hak atas LH yang baik dan sehat sebagaimana dimaksud Pasal 66 UU PPLH, kemudian Hakim memberi kesempatan dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak penyampaian keberatan diterima kepada Penuntut Umum untuk memberi tanggapan; • Hakim Pemeriksa perkara dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak pengajuan keberatan, menjatuhkan putusan sela; • Dalam hal Terdakwa dapat membuktikan keberatannya berdasarkan bukti awal yang cukup, setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum, Hakim menjatuhkan putusan akhir yang amarnya menyatakan penuntutan Penuntut Umum tidak dapat diterima tanpa harus memeriksa pokok perkara; • Penuntut Umum dapat mengajukan upaya hukum kasasi; • Dalam hal hakim menolak keberatan Terdakwa dan /atau Penasihat Hukumnya, maka persidangan dilanjutkan untuk pemeriksaan pokok perkara; • Dalam hal setelah memeriksa pokok perkara Hakim menyimpulkan bahwa perbuatan yang didakwakan Penuntut Umum terbukti, tetapi Terdakwa terbukti pula sebagai pejuang hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 UU PPLH, Hakim menjatuhkan putusan lepas dari segala tuntutan hukum; TERIMA KASIH