Anda di halaman 1dari 60

HUKUM LINGKUNGAN

a.

ISTILAH:

MILLIEURECHT (BLD), ENVIRONTMENTAL LAW (ING), UMWELTHRECHT (JRMN) ,

DROIT LENVIRONMENT (PRNCS), HUKUM LINGKUNGAN (IND).


b. FUNGSI HUKUM LINGKUNGAN SEBAGAI:
- mengutip R.Pound hukum sebagai SARANA REKAYASA MASYARAKAT (law as

a tool of social engeenering)-pengaturan (Roscou Pound), maka Hk Lingkungan


merupakan SARANA HUKUM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (management act)manajemen/pengelolaan
- PERLINDUNGAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN- perizinan lingkungan dan

sanksi
- KONTROL SOSIAL (SOCIAL CONTROL) peran serta masyarakat terkait dengan

pengelolaan lingkungan.

HUKUM FUNGSIONAL
PEMBIDANGAN HUKUM:

ULPIANUS H.Privat dan H. Publik

Hukum Lingkungan-MERUPAKAN TEROBOSAN DARI BERBAGAI DISIPLIN


ILMU,
- SEMULA HANYA MENGANDUNG ASPEK HUKUM
PERDATA
- BERGESER KE ARAH HUKUM ADMINISTRASI TERKAIT
DENGAN KEBIJAKAN PENGUASA, DIANTARANYA
DITUANGKAN DALAM BESCHIKING/TUN
- HUKUM PIDANA HUKUM INTERNASIONAL, dll

KERUSAKAN LINGKUNGAN

MEADOWS:
- POPULASI MANUSIA TERUS MENINGKAT
- PERSEDIAAN BAHAN MAKAN MENIPIS
- SUMBER DAYA ALAM SEMAKIN BERKURANG
- INDUSTRIALISASI
- POLUSI

RACHEL CORZON THE SILENT SPRING - NO BIRD NO SING

KASUS MINAMATA

Akibat
- l789 (revolusi industri) 1900 - 1 spesies setiap 4 tahun
- 1900 -1975 - 1 spesies setiap 1 s/d 3 tahun
- jelang 2000 500.000 1000.000. spesies
- 2000 sekarang belum teridentifikasi

ADAM SMITH
JUMLAH MANUSIA TERUS BERTAMBAH - KEBUTUHAN MANUSIA TERUS MENINGKAT (DERET UKUR)
PERTAMBAHAN BAHAN MAKAN TIDAK MAMPU MENGIMBANGI (DERET HITUNG)

LANJUTAN
DRUPSTEEN- (hukum publik)

MOENADJAD D.

Klasik - used orientied law norma dan ketentuan hukum


lingkungan menjamin eksplorasi dan eksploitasi
lingkungan
Modern envirionment oriented law norma dan ketentuan

diarahkan pada perilaku manusia untuk melindungi


lingkungan, mencegah dan menanggulangi perusakan dan
pencemaran lingkungan

PERKEMBANGAN MASALAH
LINGKUNGAN

...................S/D REVOLUSI INDUSTRI 1789


MEADOWS:
- POPULASI MANUSIA TERUS MENINGKAT
- PERSEDIAAN BAHAN MAKAN MENIPIS
- SUMBER DAYA ALAM SEMAKIN BERKURANG
- INDUSTRIALISASI
- POLUSI
RACHEL CORZON THE SILENCE SPRING - NO BIRD NO SING

KASUS MINAMATA

Akibat
- l789 (revolusi industri) 1900 - 1 spesies setiap 4 tahun
- 1900 -1975 - 1 spesies setiap 1 s/d 3 tahun
- jelang 2000 500.000 1000.000. spesies
- 2000 sekarang belum teridentifikasi

ADAM SMITH
JUMLAH MANUSIA TERUS BERTAMBAH - KEBUTUHAN MANUSIA TERUS MENINGKAT (DERET UKUR) PERTAMBAHAN
BAHAN MAKAN TIDAK MAMPU MENGIMBANGI (DERET HITUNG)

KONDISI LINGKUNGAN AKTUAL


isu pemanasan global (global warming) / global climat change, dll
- pola hidup konsumtip (AC,Kulkas (cfc),dll)
- industrialisasi - polusi
- perusakan lingkungan (alih fungsi lahan, illegal loging, pencemaran dan
- green house effect (pemantulan sinar ultraviolet)

Akibatnya

ozon menipis
ultraviolet tidak terfilter
panas bumi meningkat
es kutub utara-selatan mencair
keseimbangan lingkungan terganggu
makluk hidup perlahan mati
ekosistem perlahan hancur

PERMASALAHAN LINGKUNGAN AKTUAL


a. KEPADATAN PENDUDUK
tingkat pendidikan rendah - perilaku buruk
- kemiskinan mengais ligkungan
- kultur rendah cenderung tidak patuh
-

b.PEMANFAATAN ALAM TAK TERKENDALI


eksplorasi
- eksploitasi
-

lanjutan
C. PEMANFAATAN TEKNOLOGI KURANG TEPAT
- industrialisasi teknologi tidak bersih, mesin-mesin out of date
- transportasi akses jalan, polusi dan kerusakan
- pertanian pupuk, insectisida.
- pariwisata pembangunan sarana dan prasarana (vila);
- perumahan, dll.
d. PROBLEM SOSIAL
- pembangunan tidak merata
- terpusat di kota besar
- urbanisasi
- pengangguran
- gepeng
- kriminalitas

PENANGANAN
KLASIK
R.MALTHUS UNTUK MENJAGA KESEIMBANGAN ALAM
- BENCANA ALAM
- WABAH PENYAKIT
- PEPERANGAN
MODERN
a. Multidisipliner : MEDIK, - PLANOLOGI, TEKNOLOGI, - TEKNIK
LINGKUNGAN, - EKONOMI, - HUKUM,DLL.

b.

Interdisipliner :

HTN, H.Pdt, H.Pdn, H.Pajak, H. Tata Ruang, H.Ac.Pid.


H.Ac.Pdt, H.Ac TUN, H.Intl. H.Adm. (yang Utama).
c. KEBIJAKAN : kependudukan, kali bersih, green and clean, pembatasan
penggunaan BBM, dsb.
d. HUKUM berbagai macam produk perundang-undangan di bidang lingkungan
hidup

KEBIJAKAN DAN PENGATURAN


a. Stimulasi Tidak Langsung
- Pendidikan Lingkungan masuk kurikulum?
- Penyuluhan peningkatan penyadaran lingkungan
- Penelitian Lingkungan penyebaran informasi hasil penelitian
- Meringankan bea masuk bagi alat-alat pencegahan pencemaran
b. Pengaturan Yang Bersifat Fisik
a. Larangan dan Kewajiban yang disertai ancaman sanksi Perda Sampah
b. Persyaratan produk yang mencemari secara masal, maka:
- pengaturan persyaratan;
- pemeriksaan berkala;
- petunjuk pemakaian, dll.

LANJUTAN
c.

Perizinan lingkungan - penetapan persyaratan perizinan


pedoman perusahaan
- untuk membatasi perilaku masyarakat

d.

untuk menyeleksi aktifitas masyarakat


membagi obyek izin yang sifatnya terbatas
melindungi obyek izin
mengawasi aktifitas masyarakat melalui persyaratan perijinan

Best practicable means-

- penggunaan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi


teknis, ekologis, maupun ekonomis perusahaan.
e.

Pengaturan Keuangan
insentif - stimulus bagi yang tidak mencemari
- disinsentif-pembebanan bagi yang mencemari

f.
Pajak tidak langsung pengenaan perbedaan tarif bagi teknologi
yang mencemari dan tidak mencemari lingkungan

Lanjutan
g.

Retribusi
pembayaran kembali terhadap upaya penjernihan oleh penguasa,
karena pekerjaan tersebut dianggap pelayanan jasa penguasa.

h.

Pajak pencemaran

i.

Bantuan keuangan dan Kemudahan Pajak

dikenakan secara progresif semakin


mencemari semakin tinggi pajaknya
pinjaman lunak, fasilitas fiscal, perlu pengaturan lebih lanjut.

- dalam bentuk subsidi,

ASAS PENGELOLAAN LINGKUNGAN


MENURUT UU 32 TH 2009
a. asas tanggung jawab negara

- negara menjamin pemanfaatan sumberdaya


alam akan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup
rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi
masa depan;
-negara menjamin hak warga negara atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat
- negara mencegah dilakukannya kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Asas kelestarian dan


keberlanjutan
Bahwa setiap orang memikul kewajiban dan
tanggungjawab terhadap generasi mendatang
dan terhadap sesamanya dalam satun
generasi dengan melakukan upaya
pelestarian daya dukung ekosistem dan
memperbaiki kualitas lingkungan hidup

LANJUTAN
h. ekoregion
i. asas keanekaragaman hayati

j. asas pencemar membayar (polluter pays


principle) asas prevention polluter pays
principle
k. asas partisipatif
l. asas kearifan lokal
m. asas tata kelola pemerintahan yang baik
n. asas otonomi daerah

TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


a.

melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pencemaran


dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. Menjamin kelestarian makluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d. Menjaga kelestarian lingkungan hidup;
e. Mencapai keselarasan fungsi lingkungan hidup;
f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa
depan;
g. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa
depan;
h. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup
sebagai bagian dari hak asasi manusia;
i. Mengendalikan pemnfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
j. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan;
k. Mengantisipasi isu lingkungan global.

Asas tanggung jawab


negara
a. negara menjamin pemanfaatan sumber daya
alam akan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup
rakyat, baik generasi masa kini maupun
generasi masa depan;
b. negara menjamin hak warga negara atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat;
Negara mencegah dilakukannya kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam yang
menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup.

BML

(Pasal 1 angka 13 UU No.32 Th 2009).

ukuran batas atau kadar makluk hidup, zat energi,


atau kompnen yang ada atau harus ada dan/atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya
dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.
(wujudnya angka-angka yang berfungsi sebagai
pedoman pengelolaan lingkungan hidup untuk
pencegahan dan penanggulangan pencemaran)

AMDAL
Pasal 1 angka 11 UU No.32 Th 2009

AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting


suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan

UKL-UPL (Pasal 1 angka 12 UU 32 Th 2009)


Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL adalah


pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.

PENCEMARAN LINGKUNGAN
(Pasa; 1 angka 14 UU No. 32 Th 2009)
Masuk atau dimasukkannya makluk hidup, zat,

energi, dan/atau kompunen lain ke dalam lingkungan


hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan

LANJUTAN ASAS
PENGELOLAAN
asas Kearifan lokal
asas tata kelola pemerintahan yang baik
asas Otonomi daerah

Catatan:
Asas pencemar membayar dalam penjelasannya bahwa setiap
penanggungjawab yang usaha dan/atau kegiatannya
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup wajib membayar biaya pemulihan lingkungan.
- The polluter pays principles mencemari dulu baru
kemudian membayar
- The preention poluter pays principles membayar dulu
untuk mencegah pencemaran

INSTRUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

- Perjanjian/Kesepakatan Internasional (Bali Summit,


Manila, Tokyo, dll)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Perizin Lingkungan
Instrumen Ekonomik
Baku Mutu Lingkungan (BML)
Audit Lingkungan
PRIORITAS Izin Lingkungan paling mampu
mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan
Bagi kegiatan yang menimbulkan dampak penting bagi
lingkungan izin lingkungan wajib didahului dengan
AMDAL yang merupakan bagian prosedur perijinan
lingkungan.

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN


- Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya

atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman


perilaku dalam lalulintas atau hubunganhubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
- a. ditinjau dari sudut subyeknya
- dalam arti luas, setiap subyek hukum yang tingkah perbuatanya
selalu mendasarkan pada norma/aturan yang berlaku di dalam masyarakat,
sehingga siapa saja terlibat dalam penegakan hukum
- dalam arti sempit, upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk
menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan,
aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya
paksa
b. ditinjau dari sudut obyeknya, yaitu dari segi hukumnya.
- dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pada nilai-nilai keadilan,
kepastian, dan kemanfaatan yang terkandung di dalam bunyi aturan formal
maupun nilai-nilai keadilan yang hidup di dalam masyarakat.
- dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan
peraturan yang formal dan tertulis saja

BENTUK dan SARANA PENEGAKAN


HUKUM LINGKUNGAN
- Preventif upaya yang dilakukan untuk mencegah
dan menaggulangi terjadinya peristiwa pelaggaran
hukum konkrit bentuknya pengawasan
instrumennya perijinan dilengkapi persyaratan
perijinan.
- Represif upaya yang dilakukan setelah adanya
pelanggaran- bentuknya adalah penindakan terhadap
pelaku pelanggaran hukum secara konkrit
instrumenya penjatuhan sanksi
Sarana Penegakan Hukum Lingkungan
- hukum administrasi (sarana utama)
- hukum kepidanaan (ULTIMUM REMEDIUM)
- hukum keperdataan

SARANA PENEGAKAN HUKUM


LINGKUNGAN

Sarana Hukum Administrasi dengan Instrumen sebagai berikut:


- peringatan tertulis;
- besturdwang
- dwangsom
- penghentian sementara kegiatan;
- penutupan lokasi;
- pencabutan izin;
- pembatalan izin;
- pembongkaran bangunan;
- denda administratif.

Sarana Hukum Keperdataan


- gugatan keperdataan - onrechtmatigedaad 1365 BW- ganti rugi dan denda liability based on
fault prinsip tanggung gugat atas pembuktian kesalahan penggugat diberkan kewajiban untuk
membuktikan dalil-dalil gugatanya unsur2 psal 1365 BW, apa yang dibuktikan
kesalahan;
Melanggar hukum;
Kerugian riil
casusalitas

Sarana Hukum kepidanaan


- tuntutan pidana
- biaya pemulihan lingkungan

SARANA HUKUM ADMINISTRASI (UU


NO.32 TH 2009)
PENGAWASAN DAN SANKSI ADMINISTRASI
Psl 71

(1) menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan


kewenangannya wajib melakukan pengawasan ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan atas
(2) menteri, gubernur, bupati/walikota dapat mendelegasikan
kewenangannya melakukan pengawasan kepada pejabat atau instansi
teknis yang bertanggung jawab .
Psal 72
menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya wajib
melakukan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap ijin lingkungan
Psl 73
menteri, gubernur, bupati/walikota melakukan pengawasan ijin
yang diterbitkan oleh pemerintah daerah jika .

SANKSI ADMINISTRASI DALAM UU NO.32 TH


2009
Psl 76 ayat (2)

teguran tertulis;
paksaan pemerintah;
pembekuan ijin lingkungan; atau
pencabutan ijin lingkungan.

Psl 78
Sanksi adminsitrasi sebagaimana dimaksud Psl 76 ayat (2) tidak
membebaskan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan untuk
membebaskan dari tanggung jawab pemulihan dan pidana.
Psl 79
Sanksi pembekuan dan/atau pencabutan ijin lingkungan hanya dapat
dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak
melaksanakan paksaan pemerintah

PAKSAAN PEMERINTAH
Psl 80

(1) paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf b berupa:
a. penghentian sementara kegiatan produksi
b. pemindahan sarana produksi
c. penutupan saluran pembangan air limbah atau emisi;
d. pembongkaran
e. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran.
g. tindakan lain yang bertjuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan
memulihkan fungsi lingkungan hidup
(2) Paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila pelanggaran
yang dilakukan menimbulkan:
a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup
b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran
dan/atau perusakannya;
c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup juka tidak dihentikan pencemaran
dan/atau perusakannya.

DENDA KETERLAMBATAN MELAKSANAKAN PAKSAAN


PEMERINTAH
Psl 81

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak

melaksanakan paksaan pemerintah dapat dikenai denda atas setiap


keterlambatan pelaksanaan sanksi paksaan pemerintah
Psl 82
(1) Menteri,gubernur,bupati/walikota berwenang memaksa penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pemulihan lingkungan

(2) Menteri,gubernur,bupati/walikota berwenang atau dapat menunjuk


pihak ketiga untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup ..atas
beban biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
Psl 83
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif diatur lebih lanjut
dalam Peratuan Pemerintah

SARANA KEPERDATAAN (PENYELESAIAN SENGKETA


LINGKUNGAN)
(1) penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau di luar pengadilan

(2) Pilihan penyelesaian sengketa dilakukan secara sukarela para pihak


(3) Gugatan melalui pengadilan hanya dapat dilakukan apabila penyelesaian di
luar pengadilan dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau kedua belah
pihak.
Psl 85
(1) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan bertujuan untuk mencapai
kesepakatan:
a. bentuk dan besarnya ganti rugi
b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
c. tindakan tertentu untuk menjamin tidak terulangnya pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan.
d. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan
(2) Penyelesaian sengketa lingkungan tidak berlaku untuk tindak pidana
lingkungan
(3) Penggunaan jasa pihak ketiga mediator atau arbitrair

PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN


Psl 87
(1)
Setian penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan melanggar hukum
menimbulan kerugian terhadap orang lain atau lingkungan wajib membayar ganti
rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu
(2)
Setiap perubahan yang melanggar hukum tdk melepaskan tanggungjawab
hukum dan/atau kewajiban badan usaha.
(3)
Pengadilan dapat menetapkan uang paksa thd setiap hari keterlambatan
pelaksanaan putusan pengadilan
(4) Besarnya uang paksa diputuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan

HAK GUGAT MASYARAKAT

Psl 91
(1)Masyarakat berhak mengajukan gugatan
perwakilan kelompok untuk kepentingan
sendiri dan/atau kepentingan masyarakat .
(2) Gugatan dapat diajukan apabila terdapat
kesamaan fakta atau pepristiwa, dasar
hukum, serta jenis tuntutan diantara wakil
kelompok dan anggota kelompoknya
(3) Ketentuan lebih lanjut diatur dengan
peraturan perundang-undangan

HAK GUGAT ORGANISASI LINGKUNGAN


(1) .organisasi lingkungan berhak untuk mengajukan
gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi
lingkungan hidup
(2) gugatan terbatas hanya untuk melakukan tindakan
tertentu tanpa disertai ganti rugi kecuali pengeluaran
riil
(3) syarat gugatan
a. berbentuk badan hukum
b. AD ada penegasan didirikan untuk kepentingan
pelestarian fungsi lingkungan hidup
c. telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai AD
minimal 2 tahun.

GUGATAN ADMINISTRATIF

setiap orang dapat mengajukan


gugatan thd keputusan tata usaha
negara apabila:
a. mengabaikan AMDAL pada hal wajib
AMDAL
b. menabaikan UKL/UPL pada hal wajib
c. tidak dilengkapi ijin lingkungan
(2) Tata cara mengacu pada HAPTUN
(1)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA


UU No. 4 Th.1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN KARAKTER:
- Basic Law akan diatur lebih lanjut
- Umbrella Provision - hukum lama dan hukum baru
- Konperehenship meliputi seluruh aspek lingkungan
- Represif

- tidak dapat berlaku secara efektif

Lanjutan
b. UUPLH 23 TAHUN l997
- menitik beratkan pada aspek pemanfaatan lingkungan
- Sentralistik
- Karakter perizinan sektoral
- Ada peran daerah tetapi bias/tidak jelas/overlapping
- Lekat dengan karakter represif
- Perizinan lingkungan terpadu tetapi rancu, karena ada tanggung jawab masing-masing
c. UU No. 32 Th. 2009 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
(PPLH)
- Keutuhan unsur-unsur manajemen
- Penguatan pada upaya pencegahan, tetapi masih menonjol karakter represifnya
- Pendayagunaan perizinan lingkungan sebagai upaya pencegahan, tetapi tidak jelas, bahkan
dalam penjelasan mencerminkan izin sektoral
- Mempertegas penegakan hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administasi
- Tidak terdapat Bab :penegakan hukum lingkungan

LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN


LINGKUNGAN
A. Landasan
a UUD l945 Pasal 33 ayat (3), bumi, dan air, dan .......
b Pasal 2 (1) UUPA penegasan dari hak menguasai negara atas bumi.....
c Pasal 2 ayat (2) UUPA
- wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan, dan pemeliharaan bumi, air, dan ruang angkasa;
- menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dengan bumi, air, dan ruang angkasa;
- menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orangorang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang
angkasa;
d. Undang Undang Lingkungan Hidup
B.
Jenis Wewenang (Psl 9 UUPPLH)
- Wewenang Pusat
- RPPLH NASONAL
- Wewenang Propinsi
- RPPLH PROPINSI
- Wewenang Kab./Kota - RPPLH KABUPATEN/KOTA

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN


LINGKUNGAN MENURUT UU 32/2009
Esensi Motivasi:
- Lingkungan hidup sebagai hak asasi pasal 28H
UUD l945
- Pembangunan berkelanjutan- SUISTAINABLE
ECODEVELOPMNET

- Otonomi daerah UU 22/99 jo. UU 32/2004 UU 23/2014


- Kualitas lingkungan hidup yang terus menurun
- Perubahan iklim global (GLOBAL CLIMATE CHANGE/issue
global warming)

- Menjamin kepastian hukum dan perlindungan


hukum terhadap hak setiap orang untuk
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat

ASAS PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
Asas tanggung jawab Negara:

- menjamin pemanfaatan sumber daya alam bagi kesejahteraan


dan mutu hidup rakyat, generasi masa kini dan yang akan
datang.
- jaminan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
- mencegah pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan
kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan.
Asas kelestarian dan keberlanjutan membebankan

kewajiban setiap orang untuk melestarikan daya dukung


ekosistem dan kualitas lingkungan hidup

Asas keserasian pemanfaatan lingkungan harus

memperhatikan berbagai aspek terkait seperti ekonomi,


social, budaya, perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan

Lanjutan
- Asas keterpaduan harus mengkaitkan dan memadukan
berbagai unsur terkait
-Asas manfaat - untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan harkat mansia
-Asas kehati-hatian menghindarkan dari ancaman
perusakan dan/atau pencemaran
lingkungan
-Asas keadilan -

mencerminkan keadilan yang


proporsional bagi setiap warga negara,
baik lintas daerah, lintas generasi, lintas
gender

Lanjutan
Asas ekoregion - memperhatikan karakteristik sumber daya alam, geografis, budaya
masyarakat setempat, kearifan lokal.
Asas keanekaragaman hayati - harus memperhatikan dan mempertahankan
keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam nabati
dan hewani
Asas pencemar membayar - kwajiban menanggung biaya pemulihan lingkungan
Asas partisipatif - menjamin setiap masyarakat berperan aktif dalam proses
pengambilan keputusan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan baik
secara langsung maupun tidak langsung
Asas kearifan lokal - memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalm masyarakat
Asas tata kelola pemerintahan yang baik - prinsip transparansi, akuntability, efisiensi,
dan keadilan
Asas otonomi daerah kekhususan karakter daerah masing-masing

PENCEGAHAN
MENURUT UU NO. 32 TH 2009
KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) Psl 15
TATA RUANG Psl 19
BML (BAKU MUTU LINGKUNGAN) Psl 20
KRITERIA BAKU MUTU KERUSAKAN Psl 21
AMDAL Psl 22
UKL-UPL - Psl 34
PERIZINAN Psl 36
INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN HIDUP Psl 42
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BERBASIS LINGKUNGAN

HIDUP Psl 44
ANGGARAN BERBASIS LINGKUNGAN HIDUP Psl 4
ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN HIDUP Psl 47
AUDIT LINGKUNGAN Psl 48
INSTRUMEN LAIN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN

WAJIB AMDAL
Pasal 22 UU 32 Th 2009

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak


penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal
(2) Dampak penting ditentukan berdasarkan criteria:
a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena
dampak
b. luas wilayah penyebaran dampak
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. banyaknya kompunen yang akan terkena dampak
e. sifat komulatif dampak
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak
g. kriteria lain sesuai perkembangan ilmu dan
teknologi

KEGIATAN YANG WAJIB AMDAL (Psl


23)
Ayat (1)

a. Perubahan bentuk dan bentang lahan


b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbarukan atau yang
tidak terbarukan
c. Proses dan kegiatan yang pontensial menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakan
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
lingkungan alam, buatan, sosial, budaya
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi
pelestarian konservasi SDA, cagar budaya
f. Introduksi tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
h. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan Negara
i. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai resiko besar
untuk mempengaruhi lingkungan hidup

Pasal 24
Dokumen Amdal sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 22 merupakan dasar penetapan


keputusan kelayakan lingkungan

MUATAN DOKUMEN AMDAL PSL25


Pengkajian mengenai dampak rencana usaha

dan/atau kegiatan;
Evaluasi kegiatan sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan;
Saran, masukan serta tanggapan masyarakat
terhadap rencana dan/atau kegiatan;
Prakiraan besaran dampak dan sifat penting dampak;
Evaluasi secara holistic terhadap dampak yang
terjadi;
Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup (RPL dan RPL).

PENYUSUNAN AMDAL PSL 26


Disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan

masyarakat;
Berdasarkan informasi yang transparan
sebelum kegiatan;
Masyarakat meliputi: yang terkena dampak,
pemerhati lingkungan, yang terpengaruh
dampak atas keputusan amdal;
Masyarakat dapat mengajukan keberatan
terhadap dokumen amdal.

KETENTUAN AMDAL
Ketentuan lebih lanjut mengenai Amdal akan diatur

dengan peraturan pemerintah (PP 29 th 1986/PP51 Th


1993/PP 27 Th 1999 dicabut dengan PP 27 Th 2012
Tentang Ijin Lingkungan)

PASAL 34 Usaha yang tidak Wajib amdal


Usaha yang tidak wajib amdal, wajib memiliki UKL, UPL;
Gubernur/Bupati menetapkan wajib UKL,UPL;
Perusahaan yang tidak wajib UKL,UPL membuat
pernyatan sanggup mengelola dan memantau
lingkungan.(SPPL)

PERIZINAN LINGKUNGAN PSL 36


Setiap usaha yang memiliki amdal atau

UKL,UPL wajib memiliki izin lingkungan; (ayat


1)
Izin dimaksud diterbitkan berdasarkan
keputusan kelayakan lingkungan; (ayat 2)
Izin wajib mencantumkan persyaratan
keputusan kelayakan lingkungan atau
UKL,UPL;(ayat 3)
Izin diberikan oleh Menteri, Gubernur, Bupati,
sesuai kewenanganya. (ayat 4)

Ijin lingkungan
Adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau

kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh ijin usaha dan/atau kegiatan
Siapa yang berwenang?

UU No. 23/2014 Psl 14 ayat (2) Penyelenggaraan urusan pemerintah bidang


kehutanan, kelautan, serta energi dan sumber daya mineral dibagi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah provinsi.
UU No. 32 Th 2009 Psl 36 ayat (4) Izin lingkungan diterbitkan oleh menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
PP No. 27 th 2012 Psl 42 ayat (1) permohonan ijin lingkungan diajukan secara tertulis
oleh pemrakarsa selaku penanggung jawab usaha kepada
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

PENOLAKAN IZIN PSL 37


Izin wajib ditolak apabila tidak dilegkapi AMDAL,

atau UKL-UPL;
Alasan penolakan:
a. tidak dilengkapi rekomendasi UKL-UPL;
b. mengandung cacat hukum, kekeliruan,
penyalahgunaan, ketidakbenaran/pemalsuan
data, dokumen, informasi;
b. tidak memenuhi syarat kelayakan
lingkungan/rekomendasi UKL-UPL;
c. kewajiban dalam amdal atau UKL-UPL
tidak dilaksanakan (apa mungkin)? Ironis
dengan hakekad perizinan.

PEMBATALAN IZIN
Izin lingkungan dapat dibatalkan melalui

keputusan pengadilan tata usaha Negara.


Pasal 39-Izin wajib diumumkan (sebagai
pencerminan asas keterbukaan informasi
memberi kesempatan untuk peran serta
masyarakat, inspraak, dll) Dst.
Pasal 40
Izin lingkungan merupakan persyaratan untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan;
Izin lingkungan dicabut, maka izin usaha
dibatalkan (bagaimana prosesnya)
Pasal 41 - akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah

HAK ATAS LINGKUNGAN HIDUP


Pasal 65
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan

sehat; (ayat 1)
Hak atas informasi lingkungan, akses partisipasi, akses
keadilan; (ayat 2)
Hak mengajukan usul atau keberatan atas rencana
usaha/kegiatan; (ayat 3)
Hak berperan; (ayat 4)
Hak pengaduan atas dugaan pencemaran; (ayat 5)
Akan diatur dengan peraturan menteri. (ayat 6)

Pasal 66
Memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan

sehat tidak dapat dipidana.

PERAN MASYARAKAT PSL 70


Hak dan kesempatan yang sama dan seluas-

lasnya untuk berperan aktif dalam


perlindungan dan pengelolaan lingkungan;
Peran masyarakat dapat berupa:
Pengawasan sosial;
Saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan;
Penyampaian informasi/laporan
(bagaimana caranya? Perlu diatur).

PENGAWASAN- PSL 70-71


Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota wajib

melaksanakan pengawasan;
Dapat didelegasikan kepada pejabat/instansi
teknis yang bertanggung jawab.

Pasal 76
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota menerapkan
sanksi administrative terhadap pelanggaran
persyaratan izin lingkungan;
Sanksi terdiri atas: teguran tertulis, paksaan
pemerintah, pembekuan izin, pencabutan izin.

BESTURDWANG PSL 81
Pasal 81 mengenai besturdwang
Penanggung jawab usaha yang tidak

melaksanakan paksaan pemerintah DAPAT


dikenai denda atas setiap keterlambatan
pelaksanaan sanksi paksaan pemerintah

PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau hubunganhubungan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau darui sudut subyeknya, penegakan hukum itu
dapat dilakukan oleh subyek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum itu
melibatkan semua subyek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan
normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma
aturan hukum yang berlaku, berarti menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit,
dari segi subyeknya, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum
tertentu untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut obyeknya, yaitu dari segi hukumnya.
Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan
hukum itu mencakup pada nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal
maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam arti sempit, penegakan hukum itu
hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. Oleh karena itu, penerjemahan
perkataanlaw enforcementke dalam bahasa Indonesia dalam penggunaan istilah penegakan
pukum dalam arti luas dapat pula digunakan istilah penegakan peraturan dalam arti sempit.
Pembedaan antara formalita aturan hukum yang tertulis dengan cakupan nilai keadilan yang
dikandungnya ini bahkan juga timbul dalam bahasa inggris sendiri dengan dikembangkannya
istilahthe rule of lawatau dalam istilah the rule of law and not of a manversus istilah the rule by
lawyang berartithe rule of man by lawDalam istilah the rule of lawterkandung makna
pemerintahan oleh hukum, tetapi bukan dalam artinya yang formal, melainkan mencakup pula nilainilai keadilan yang terkandung di dalamnya. Karena itu, digunakan istilah the rule of just law. Dalam
istilahthe rule of law and not of man,dimaksudkan untuk menegaskan, bahwa pada hakikatnya
pemerintahan suatu negara hukum modern itu dilakukan oleh hukum, bukan oleh orang. Istilah
sebaliknya adalahthe rule by lawyang dimaksudkan sebagai pemerintahan oleh orang yang
menggunakan hukum sekedar sebagai alat kekuasaan belaka.
Penegakan Hukum,http://www.solusihukum.com/artikel/artikel49.php, diakses tanggal 4 Januari 2011.
Ibid.

Soerjono Soekanto
Faktor-faktor tersebut adalah, sebagai berikut:
a. faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi
pada Undang-Undang saja;
b. faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang
membentuk maupun menerapkan hokum;
c. faktor sarana atau fasilitas yang mendukung
penegakan hukum;
d. faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana
hukum tersebut berlaku atau diterapkan;
e. faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya,
cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa
manusia di dalam pergaulan hidup.

Lawrence Friedmann
Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan
hukum
- legal aparatur aparat penegak hukum
- legalsubstance substansi hukum
- legal cultural budaya/kesadaran hukum
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai