Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Oleh:

M. FAJAR REZEKI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA
ACEH BESAR 2023
TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Kesatuan ruang dgn semua benda, daya, keadaan, dan mahluk

hidup (termasuk manusia dan perilakunya) yang mempengaruhi alam

itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia

serta mahluk hidup lain (Undang-Undang, 2009).

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energy dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu

yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai

peruntukannya (Undang-Undang no 32 tahun 2009)

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energy dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup

yang telah ditetapkan ((Undang-Undang no 32 tahun 2009)).

Sedangkan lingkungan menurut (Pailang, H. S., & Palar, 2012)

merupakan sebagai media atau areal, tempat atau wilayah yang

didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktivitas yang berasal

dari ornamen-ornamen penyusunnya. Maka dari itu, pencemaran

lingkungan adalah sebagai perubahan terhadap lingkungan yang

disebabkan oleh kegiatan manusia, jumlah organisme, tingkat radiasi

dan pola penggunaan energi sehingga terjadi penurunan kualitas


lingkungan dan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya

(SASTRAWIJAYA, Metty Karlina., n.d.) Pencemaran lingkungan

terjadi apabila ada penyimpangan dari lingkungan yang disebabkan

oleh pencemaran dan berakibat jelek terhadap lingkungan

(Sastrawijaya, 2009).

Pengertian lingkungan menurut (Amsyari, 1989) dibagi ke dalam

tiga kelompok yaitu lingkungan fisik, biologis dan sosial.

1. Lingkungan fisik adalah semua hal yang terdapat di sekitar

manusia. Wujud dari lingkungan fisik adalah benda mati,

seperti udara, air, cahaya, batu, rumah, dan lain sebagainya.

2. Lingkungan biologis dalam pengertian ini adalah semua

unsur yang ada di sekitar hidup manusia, yaitu enyerupai

organisme hidup, kecuali yang ada pada diri manusia itu

sendiri. Contohnya seperti tumbuhan dan hewan.

3. Lingkungan sosial adalah kehidupan sekumpulan manusia

yang ada di suatu lingkungan masyarakat. Di dalam

lingkungan sosial ini manusia saling berhubungan dengan

masyarakat.

2. Lingkungan Hidup Serta Permasalahannya

Lingkungan hidup adalah kondisi alam dan seisinya yang

saling mempengaruhi . Pengertian ini memiliki konteks yang lebih luas

yaitu termasuk ruang angkasa. Istilah lingkungan hidup berasal dari

bahasa inggris dengan sebutan Environment and Human Environment


atau pengunaan dalam pembuatan peraturan disebut lingkungan hidup

atau lingkungan hidup manusia(Undang-Undang, 2009) mendefiniskan

lingkungan hidup sebagai ruang dengan seisinya termasuk, benda,

daya, keadaan dan makluk hidup seperti manusia dan perilakunya yang

saling mempengaruhi.

Menurut (Undang-Undang, 2009) berbunyi : “lingkungan

hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain.”

3. Peran Pemerintah Dalam Mencegah Perusakan Lingkungan

Hidup

Pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup selalu

mengupayakan berbagai cara untuk mencegah terjadinya perusakan

lingkungan hidup agar tidak menjadi lebih parah lagi. Pengelolaan

sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu

untuk mengoptimalkan daya guna sumber daya alam dan memlihara

fungsi lingkungan yang memiliki kebijakan penataan, pemanfaatan,

pemeliharaan, pemulihan dan pengawasan, pengelolaan lingkungan

hidup diarahkan pada upaya mencegah terjadinya kerusakan

sumberdaya alam dan mencegah terjadinya penurunan kualitas

lingkungan serta meningkatkan daya dukung lingkungan sehingga

pembangunan yang berkelanjutan dapat dilaksanakan, agar


memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, yang

sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3)

menyebutkan bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Hal ini menunjukan bahwa Pemerintah mempunyai tujuan utama

mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat dan mempunyai

kewajiban dan tugas pemerintah untuk melindungi segenap sumber-

sumber insani serta sumber daya hayati dan nonhayati dalam

lingkungan hidup Indonesia guna kebahagian seluruh rakyat

Indonesia dan segenap umat manusia.

Dalam rangka untuk menyelamatkan lingkungan hidup

pemerintah berupaya melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berlaku

dalam perlindungan lingkungan hidup, Pencegahan yang dilakukan

dengan cara antara lain:

1. Setiap usaha atau kegiatan yang diperkirakan menimbulkan

dampak besar dan kecil wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL), untuk memperoleh izin melakukan usaha

atau kegiatan.

2. Setiap usaha atau kegiatan yang diperkirakan tidak

menimbulkan dampak besar dan kecil wajib memiliki upaya

pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan

(UPL), untuk memperoleh izin melakukan usaha atau kegiatan.


Tujuan pencegahan perusakan lingkungan hidup yaitu untuk

mengurangi penurunan kualitas lingkungan hidup, sebagai akibat dari

kegiatan manusia yang menimbulkan pencemaran. Pihak-pihak yang

memberikan kontribusi mencemari lingkungan hdiup seharusnya

melakukan identifikasi sehingga pencemaran yang timbul bukan

dalam bentuk perkiraan tetapi dalam bentuk data yang akurat. Untuk

mendapatkan data yang akurat, dilakukan pengujian sesuai standar

atau peraturan yang berlaku. Pengendalian yang dilakukan oleh

pemerintah dalam pencegahan pencemaran lingkungan hidup dengan

menetapkan aturan-aturan sebagai berikut:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang

Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup

yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan.


g. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan

Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Keikutsertaan pemerintah dalam kelestarian lingkungan hidup,

berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai berikut:

Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud maka

pemerintah mengatur beberapa langkah diantaranya:

a. Mengatur dan mengembangkan kebijakan dalam rangka

pengelolaan lingkungan hidup.

b. Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan

lingkungan hidup dan pemanfaatan kembali sumber daya alam

termasuk sumber daya alam genetika.

c. Mengatur system dan hubungan hukum antara perseorangan

dan atau subyek hukum lainnya. Serta perbuatan hukum terhadap

sumber daya alam, sumber daya buatan, sumber daya genetika.

d. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial.

e. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian lingkungan

hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu wewenang Pemerintah juga diatur dalam undang-

undang Pasal 9 yang berisikan bahwa:

a. Pemerintah menetapkan kebijakan nasional tentang pengelolaan

lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan


nilainilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam

masyarakat.

b. Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu

oleh instansi pemerintahan sesuai dengan bidang tugas dan tanggung

jawab masingmasing, masyarakat, serta pelaku pembangunan lain

dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan

kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup.

c. Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu

dengan penataan ruang, perlindungan sumber daya alam non hayati,

perlindungan sumber daya alam buatan, konservasi sumber daya

alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati

dan perubahan iklim.

4. Pengendalian Pencemaran Lingkungan

a. Pencegahan

Intsrumen Pencegahan terdiri dari :

 Kajian Lingkungan Hidup Straregis (KLHS)

 Tata Ruang

 Baku Mutu LH

 Kriteria baku kerusakan LH

 Amdal

 UKL – UPL

 Perizinan
 Instrumen ekonomi LH

 Peraturan PerUUan berbasis LH

 Anggaran berbasis LH

 Analisi resiko LH

 Audit LH

b. Penanggulangan

 Pemberian informasi Pencemaran/Kerusakan LH

 Pengisolasian

 Penghentian sumber pencemaran

 Cara lain yg sesuai dgn ilmu pengetahuan dan teknologi

c. Pemulihan

 Penghentian sumber pencemaran & pembersihan unsur pencemar

 Remidasi

 Rehabilitasi

 Cara lain yg sesuai dgn ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Zat-zat Pencemar Lingkungan

Pencemaran lingkungan terjadi akibat masuknya zat asing (polutan) ke

dalam suatu lingkungan sehingga lingkungan itu menjadi tercemar. Menurut

(Suyono, 2014) ada 3 jenis polutan, yaitu :

1. Stock pollutant. Polutan ini terjadi apabila lingkungan memiliki daya

serap sedikit atau tidak sama sekali, miasalnya bahan kimia sintesis

persisten dan logam berat sehingga akan terakumulasi dari waktu ke

waktu.
2. Fund pollutant. Polutan ini terjadi apabila lingkungan memiliki kekuatan

daya serap. Polutan ini tidak menyebabkan kerusakan lingkungan

kecuali jika. sudah melebihi daya serap si penerima. Polutan ini tidak

dapat dihancurkan, melainkan dikonversi menjadi zat yang kurang

berbahaya/tidak berbahaya.

3. Notable pollutant. Polutan ini sangat terkenal karena potensinya

mengganggu lingkungan hidup, misalnya logam berat, polutan organik

persisten, polisiklik aromatik hidrokarbon, volatil senyawa organik, dan

xenobiotik lingkungan.

6. Macam-macam Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan berdasarkan macamnya menurut Sastrawijaya

(2009) adalah pencemaran tanah, pencemaran udara dan pencemaran air. Uraian

tersebut, sebagai berikut :

a. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah ialah perubahan fisik atau kimiawi pada tanah

sehingga mengganggu kehidupan jasad yang hidup di dalam tanah

maupun di permukaan. Sumber-sumber pencemaran tanah adalah

sebagai berikut :

1. Pencemaran tanah oleh penggunaan pestisida atau insektisida

secara berlebihan

2. Pencemaran tanah oleh pembuangan limbah yang tidak dapat diolah

seperti plastik.
b. Pencemaran Udara

Pencemaran udara ialah jika udara diatmosfer dicampuri dengan

zat atau radiasi yang berpengaruh jelek terhadap organisme hidup.

Jumlah pengotoran ini cukup banyak sehingga tidak dapat

diabsorpsi atau dihilangkan. Sumber-sumber pencemaran udara

dapat digolongkan menjadi 3 bagian, sebagai berikut :

1. Pergesekan permukaan, yakni peng-gergajian, pengeboran atau

pengasahan barang-barang seperti kayu, minyak, aspel, dan

baja yang memberikan banyak partikel ke udara.

2. Penguapan, yakni uap-uap dari industri yang berhubungan

dengan cat, logam, bahan kimia.

3. Pembakaran, yakni pembakaran tidak sempurna misalnya jelaga

dan karbon monoksida.

C. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah kegiatan kontaminasi lingkungan

dengan adanya aktivitas manusia yang menghasilkan limbah

dan masuk kedalam air. Sumber limbah ini dapat berupa limbah

bahan baku/mentah, bahan kimia, sampah atau pupuk (Suyono,

2014). PP Nomor 82 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 11

mendefinisikan pencemaram air adalah masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau

komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga

kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan


air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Menurut

(Perdana, terry ap, 2015)air tercemar bila salah satu atau lebih

kondisi berikut ini terpenuhi yaitu :

1. Mengakibatkan naik turunnya keasaman air.

2. Akan terjadi perubahan sifat fisika air misalnya terjadi

perubahan warna, air menjadi keruh, berbau dan

perubahan suhu air.

3. Permukaan air tertutup oleh lapisan terapung, berupa

minyak, lemak dan bahan padat lainnya.

4. Peningkatan kandungan bahan-bahan organik maupun

dan anorganik dalam air.

5. Meningkatkan zat-zat tersuspensi dalam air. Menurut

Sastrawijaya (2009) bahwa air yang tercemar dapat dilihat

dari beberapa aspek, sebagai berikut :

1. Aspek Fisik, berikut beberapa indikator tercemar atau

tidaknya air, sebagai berikut :

1. Tingkat kekeruhan (turbiditas)

2. Warna

3. Suhu

4. Volume aliran

5. Tingkat keasaman (pH)


2. Aspek Biokimia Polusi Air, hal ini dapat dilihat dari

kadar oksigennya dengan melakukan pengujian BOD,

COD dan DO.

Parameter pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, sebagai berikut :


DAFTAR PUSTAKA

Amsyari, 1989. Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan: ( Studi Tentang

Banjir, Karakteristik Desa dan Kota). Makasar Ghalia Indones.

Pailang, H. S., & Palar, 2012. Membangun Spiritual Remaja Masa Kini

Berdasarkan Amsal 22: 6.10(1),. Jurnal Jaffray, 59–86.

PERDANA, TERRY AP, 2015. Identifikasi fitoplankton di perairan yang tercemar

Lumpur Lapindo, Porong Sidoarjo. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi

8.

SASTRAWIJAYA, Metty Karlina., n.d. PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR

UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung Tahun

Ajaran 2008-2009). 2009. Phd Thesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Suyono, 2014. Pencemaran Kesehatan Ligkungan. Jkt. EGC.

Undang-Undang, 2009. Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, no 32.

Anda mungkin juga menyukai