Sanksi Administratif:
Teguran Tertulis (Pasal 76 ayat (2a) UU PPLH)
Paksaan Pemerintah (Pasal 76 ayat (2b) dan 80 UU PPLH)
Pembekuan Izin (Pasal 76 ayat (2c) UU PPLH)
Pencabutan Izin (Pasal 76 ayat (2d) dan 79 UU PPLH)
Denda Administratif (Pasal 81 UU PPLH)
Serta sanksi lain yang dapat diatur dalam peraturan turunan maupun
peraturan di tingkat daerah
Jenis-Jenis Sanksi Administrasi 5
Melindungi LH dari pencemaran dan
perusakan LH
Pembekuan Pencabutan
Teguran Paksaan
Izin Izin
Tertulis Pemerintah
Lingkungan Lingkungan
Teguran Tertulis
(Warning Letter) [Ps. 76 ayat (2a) UU 32/2009]
Definisi
Sanksi yang diterapkan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
telah melakukan pelanggaran per-uuan dan persyaratan & kewajiban yang
tercantum dalam izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan LH
Namun pelanggaran tersebut baik secara tata kelola LH yang baik maupun secara
teknis masih dapat dilakukan perbaikan dan juga belum menimbulkan dampak
negatif terhadap LH
Definisi
Sanksi administratif berupa tindakan nyata untuk menghentikan
dan/atau memulihkan keadaan sebagaimana kondisi semula
Penerapan sanksi paksaan pemerintah dapat dilakukan terhadap
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dengan terlebih dahulu
diberikan teguran tertulis, atau tanpa didahului teguran tertulis khusus
bagi pelanggaran yang menimbulkan:
Ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;
Dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dan lebih
luas jika tidak segera dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya;
dan/atau
Kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera
dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.
Paksaan Pemerintah
(Coercive Action) [Ps. 76 ayat (2b) dan 80 UU 32/2009]
Bentuk Paksaan Pemerintah
Penghentian sementara kegiatan produksi
Pemindahan sarana produksi
Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
Pembongkaran
Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran
Penghentian sementara seluruh kegiatan
Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan
memulihkan fungsi lingkungan hidup
Pasal 91
Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan kelompok untuk
kepentingan dirinya sendiri dan/atau untuk kepentingan masyarakat
apabila mengalami kerugian akibat pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup
Syarat-syarat gugatan dapat diajukan apabila :
a. Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa
b. Kesamaan dasar hukum
c. Kesamaan jenis tuntutan di antara wakil kelompok dan anggota
kelompoknya
Legal Standing dalam UUPPLH
Pasal 92
Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan
untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup
20
20
7. Model pemberitahuan memuat:
– Uraian singkat tentang kasus dan kelompok
– Tata cara pemberitahuan (di mana dan dengan cara
apa)
– Tata cara “pernyataan keluar” bagi korban (anggota
kelas) yang tidak mau diwakili
Tata cara ini meliputi kapan dan bagaimana
pernyataan keluar dapat dilakukan
– Pemberitahuan dilakukan:
a. pada waktu gugatan dinyatakan sah
b. pada waktu pendistribusian ganti rugi
Pemeriksaan pokok perkara
21
21
Wakil Kelompok
(Penggugat aktif)
KORBAN/ 1,2 or 5 Kuasa
Penderita kerugian Hk/Lawyer
Anggota Kelompok
(Penggugat Pasif)
24
C. Hak Gugat LSM
Pasal 38 UU No. 23/1997
Mengapa?
Untuk mewakili lingkungan karena selama ini
kepentingan lingkungan tidak ada yang mewakili
LSM sebagai penjaga kepentingan lingkungan hidup
Syarat:
LSM berbentuk badan hukum atau yayasan
Dalam AD/ART-nya tercantum bahwa tujuan dari LSM
tersebut adalah untuk kepentingan pelestarian
fungsi lingkungan
LSM telah melakukan kegiatan sesuai AD/ART-nya
25
Yang boleh dituntut (petitum):
Tindakan tertentuyang boleh diminta dalam
gugatan, antara lain meminta:
Pengadilan memerintahkan tergugat untuk melakukan
tindakan hukum tertentu yang bertujuan melestarikan
fungsi lingkungan
Pengadilan menyatakan tergugat telah melakukan PMH
Pengadilan
memerintahkan tergugat memperbaiki instalasi
pengolahan limbah
Biaya riil yang telah dikeluarkan oleh LSM
misalnya apabila LSM tersebut telah melakukan pemulihan
atau pembersihan terhadap pencemaran yang dilakukan
tergugat
Jadi, jika LSM yang menggugat atas nama lingkungan hidup,
tidak boleh ada permintaan tentang ganti rugi
26
Citizen Law Suit
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) hanya dapat dikenakan apabila sanksi
administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali .
Penerapan Tanggung Jawab Mutlak (Strict
Liability) Untuk Perkara Pidana
PASAL 31 - PASAL 33
UU NO. 23 TAHUN 1997
32
PASAL 31
PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN DI
LUAR PENGADILAN DILAKUKAN SECARA
SUKARELA MELALUI PERUNDINGAN OLEH
PARA PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
33
TUJUAN
34
PASAL 32
PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN DI
LUAR PENGADILAN DAPAT MENGGUNAKAN
JASA PIHAK KETIGA:
36
PASAL 33
37
UU No. 32 tahun 2009
Pasal 84
1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh
melalui pengadilan atau di luar pengadilan.
Penjelasan: Ketentuan pada ayat ini dimaksudkan untuk
melindungi hak keperdataan para pihak yang bersengketa.
2) Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan hidup dilakukan
secara suka rela oleh para pihak yang bersengketa.
3) Gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila
upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dipilih
dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang
bersengketa.
Penjelasan: Ketentuan pada ayat ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya putusan yang berbeda mengenai satu
sengketa lingkungan hidup untuk menjamin kepastian
hukum. 38
Pasal 85
1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan
untuk mencapai kesepakatan mengenai:
a. bentuk dan besarnya ganti rugi;
b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan;
c. tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya
pencemaran dan/atau perusakan; dan/atau
d. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku terhadap tindak
pidana lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
3) Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat
digunakan jasa mediator dan/atau arbiter untuk membantu menyelesaikan
sengketa lingkungan hidup. 39
Pasal 86
1) Masyarakat dapat membentuk lembaga penyedia
jasa penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang
bersifat bebas dan tidak berpihak.
2) Pemerintah dan pemerintah daerah dapat
memfasilitasi* pembentukan lembaga penyedia
jasa penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang
bersifat bebas dan tidak berpihak.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga penyedia
jasa penyelesaian sengketa lingkungan hidup diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
41
HAL-HAL POKOK YANG DIATUR DALAM
PP NO. 54 TAHUN 2000
42
HAL-HAL POKOK YANG DIATUR DALAM
PP NO. 54 TAHUN 2000
LEMBAGA PENYEDIA JASA DAPAT DIBENTUK OLEH
PEMERINTAH DAN/ATAU MASYARAKAT
43
Peraturan Pemerintah No. 54 tahun 2000
tentang Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian
Sengekata Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan
▼
Kesepakatan yang dicapai melalui proses penyelesaian sengketa
dengan menggunakan mediator atau pihak ketiga lainnya
wajib dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis di atas
kertas bermeterai yang memuat antara lain:
nama lengkap dan tempat tinggal para pihak;
nama lengkap dan tempat tinggal mediator atau pihak
ketigalainnya;
uraian singkat sengketa;
pendirian para pihak;
pertimbangan dan kesimpulan mediator atau pihak ketiga lainnya;
isi kesepakatan:
bentuk dan besarnya ganti kerugian; dan/atau
melakukan tindakan tertentu guna menjamin tidak terjadinya
atau terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Pembiayaan atas tindakan tertentu ini dibebankan kepada
pelaku pencemaran
batas waktu pelaksanaan isi kesepakatan;
tempat pelaksanaan isi kesepakatan;
pihak yang melaksanakan isi kesepakatan.
46
▼
Kesepakatan ditandatangani oleh para pihak dan mediator atau
pihak ketiga lainnya.
▼
Dalam waktu paling lama 30 hari sejak tanggal penandatanganan
kesepakatan, lembar asli atau salinan otentik kesepakatan
diserahkan dan didaftarkan kepada Panitera Pengadilan
Negeri.
Penyerahan/pendaftaran ini dapat dilakukan oleh mediator atau
pihak ketiga lainnya atau salah satu pihak atau para pihak
yang bersengketa
47
Biaya
Penyedia jasanya Pemerintah:
Kesepakatan para pihak
Sumber lain yang tidak mengikat
Dibebankan kepada pemerintah
Penyedia jasanya masyarakat (swasta):
Kesepakatan para pihak
Sumber lain yang tidak mengikat
48
ADR pada UU 4/82; 23/97; 32/09
UU 4 Tahun 82 UU 23 Tahun 97 UU 32 Tahun 09
49