Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman hayati atau biodiversity merupakan ungkapan pernyataan


terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat
pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis
dan tingkatan genetika. Pada dasarnya keragaman ekosistem di alam terbagi dalam
beberapa tipe, yaitu ekosistem padang rumput, ekosistem hutan, ekosistem lahan basah dan
ekosistem laut. Kanekaragaman tipe-tipe ekosistem tersebut pada umumnya dikenali dari
ciri-ciri komunitasnya yang paling menonjol, dimana untuk ekosistem daratan digunakan
ciri komunitas tumbuhan atau vegetasinya karena wujud vegetasi merupakan pencerminan
fisiognomi atau penampakan luar interaksi antara tumbuhan, hewan dan lingkungannya.

Sumber daya hayati bumi sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial
manusia. Akibatnya, muncul pengakuan yang berkembang bahwa keanekaragaman hayati
merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi sekarang dan
mendatang. Pada saat yang sama, ancaman terhadap spesies dan ekosistem tidak pernah
begitu besar seperti sekarang ini. Kepunahan spesies yang disebabkan oleh aktivitas
manusia berlanjut pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dengan hal ini, maka dilakukan
suatu konverensi untuk mengatasi masalah terancamnya suatu spesies yakni konverensi
keanekaagaman hayati atau Convention on Biological Diversity (CBD).

1.2 Tujuan

Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka tujuan
makalah ini adalah menjelaskan hal-hal mengenai konverensi untuk mengatasi masalah
terancamnya suatu spesies yakni konverensi keanekaagaman hayati atau Convention on
Biological Diversity (CBD).

1.3 Manfaat

Setelah membaca makalah ini kita dapat mengetahui mengenai konverensi untuk
mengatasi masalah terancamnya suatu spesies yakni konverensi keanekaagaman hayati
atau Convention on Biological Diversity (CBD).

1
BAB II

PEMBAHASAN

CONVENTION ON BIOLOGICAL DIVERSITY

2.1 Definisi Convention on Biological Diversity

CBD atau Convention on Biological Diversity yang dikenal sebagai Konvensi


Keanekaragaman Hayati, merupakan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum
yang diadopsi di Rio de Janeiro pada Juni 1992 yang diilhami oleh tumbuhnya komitmen
masyarakat dunia untuk pembangunan berkelanjutan. Ini menggambarkan langkah maju
yang dramatis dalam konservasi keanekaragaman hayati.

Konvensi memiliki tiga tujuan utama:

• Konservasi keanekaragaman hayati (atau keanekaragaman hayati);

• Pemanfaatan berkelanjutan komponen-komponennya

• Pembagian keuntungan yang adil dan merata yang timbul dari penggunaan sumber
daya genetik.

Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi nasional untuk
konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati. Hal ini sering dianggap
sebagai dokumen kunci tentang pembangunan berkelanjutan.

Konvensi diakui untuk pertama kalinya dalam hukum internasional bahwa


konservasi keanekaragaman hayati adalah "menjadi perhatian bersama umat manusia" dan
merupakan bagian integral dari proses pembangunan. Kesepakatan mencakup semua
ekosistem, spesies, dan sumber daya genetik. Ini link upaya konservasi tradisional untuk
tujuan ekonomi menggunakan sumber daya hayati secara lestari. Ini menetapkan prinsip-
prinsip yang adil dan merata pembagian keuntungan yang timbul dari penggunaan sumber
daya genetik, terutama mereka yang ditakdirkan untuk penggunaan komersial. Juga
mencakup berkembang pesat bidang bioteknologi melalui Cartagena Protocol on
Biosafety, membahas perkembangan teknologi dan transfer, manfaat-sharing dan biosafety
masalah. Penting lagi, Konvensi mengikat secara hukum; negara-negara yang bergabung
(pihak) yang wajib untuk menerapkan ketentuan-ketentuannya.

Konvensi mengingatkan para pengambil keputusan bahwa sumber daya alam yang
tidak terbatas dan menetapkan filosofi dari penggunaan yang berkelanjutan. Sementara

2
masa lalu konservasi upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi spesies dan habitat
tertentu, Konvensi mengakui bahwa ekosistem, spesies dan gen harus digunakan untuk
kepentingan manusia. Namun, hal ini harus dilakukan dengan cara dan pada tingkat yang
tidak mengarah pada jangka panjang penurunan keanekaragaman hayati.

Konvensi juga menawarkan bimbingan para pengambil keputusan didasarkan pada


prinsip kehati-hatian bahwa di mana ada ancaman signifikan menurunnya atau hilangnya
keanekaragaman hayati, kurangnya kepastian ilmiah penuh tidak boleh digunakan sebagai
alasan untuk menunda tindakan untuk menghindari atau memperkecil ancaman tersebut.
Konvensi mengakui bahwa diperlukan investasi besar untuk mengkonservasi
keanekaragaman hayati. Ini berpendapat, bagaimanapun, bahwa konservasi akan
membawa kita lingkungan yang signifikan, manfaat sosial dan ekonomi sebagai imbalan.

2.2 Sejarah Pembentukan Convention on Biological Diversity

Sebagai tanggapan atas adanya pengakuan yang berkembang bahwa


keanekaragaman hayati merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi
sekarang dan mendatang, maka United Nations Environment Programme (UNEP)
mendirikan Kelompok Kerja Ad Hoc Tenaga Ahli Keanekaragaman Hayati (Ad Hoc
Working Group of Experts on Biological Diversity) pada bulan November 1988 untuk
mengeksplorasi perlunya konvensi internasional tentangkeanekaragaman hayati. Segera
setelah itu, pada bulan Mei 1989 dibentuk Kelompok Kerja Ad Hoc Teknis dan Tenaga
Ahli Hukum (Ad Hoc Working Group of Technical and Legal Experts) untuk
mempersiapkan instrumen hukum internasional untuk konservasi dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati berkelanjutan. Para pakar itu untuk memperhitungkan “kebutuhan
untuk berbagi biaya dan manfaat antara negara maju dan berkembang” dan juga “cara-cara
dan sarana untuk mendukung inovasi oleh masyarakat setempat”.

Pada bulan Februari 1991, Kelompok Kerja Ad Hoc telah dikenal sebagai Komite
Negosiasi Antar Pemerintah. Tugasnya memuncak pada tanggal 22 Mei 1992 dengan
Konferensi di Nairobi untuk pengadopsian teks yang disetujui mengenai Konvensi
Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity).

Konvensi ini dibuka untuk ditandatangani pada tanggal 5 Juni 1992. Konferensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan (“KTT Bumi” Rio).
Konvensi ini tetap dibuka untuk ditandatangani hingga 4 Juni 1993, dan selama jangka

3
waktu itu telah menerima 168 tanda tangan. Konvensi ini mulai berlaku pada tanggal 29
Desember 1993, yang adalah 90 hari setelah ratifikasi ke-30. Sesi pertama Konferensi Para
Pihak telah dijadwalkan untuk 28 November - 9 Desember 1994 di Kepulauan Bahama.

Ditandatangani oleh 150 pemimpin pemerintahan di KTT Bumi Rio de Janeiro,


1992, Konvensi Keanekaragaman Hayati didedikasikan untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan. Dipahami sebagai alat praktis untuk menerjemahkan prinsip-
prinsip Agenda 21 menjadi kenyataan, Konvensi mengakui bahwa keanekaragaman hayati
tidak hanya sekedar mengenai tanaman, hewan dan mikro organisme beserta ekosistemnya,
namun juga mengenai manusia dan kebutuhan kita untuk ketahanan pangan, obat-obatan,
udara segar dan air, tempat berlindung, serta lingkungan yang bersih dan sehat untuk
hidup.

Adapun tujuan konvensi ini, seperti tertuang dalam ketetapan-ketetapannya, ialah


konservasi keanekaragaman hayati, pemanfaatan komponen-komponennya secara
berkelanjutan dan membagi keuntungan yang dihasilkan dari pendayagunaan sumber daya
genetik secara adil dan merata, termasuk melalui akses yang memadai terhadap sumber
daya genetik dan dengan alih teknologi yang tepat guna, dan dengan memperhatikan
semua hak atas sumber-sumber daya dan teknologi itu, maupun dengan pendanaan yang
memadai.

Prinsip dari konvensi ini yaitu: Sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa
dan azas-azas hukum internasional setiap Negara mempunyai hak berdaulat untuk
memanfaatkan sumber-sumber dayanya sesuai dengan kebijakan pembangunan
lingkungannya sendiri, dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di dalam yurisdiksinya atau kendalinya tidak akan menimbulkan kerusakan
terhadap lingkungan negara lain atau kawasan di luar batas yurisdiksi nasionalnya.

2.3 Alasan Pembentukan Convention on Biological Diversity

Sumber daya hayati bumi sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial
manusia. Akibatnya, muncul pengakuan yang berkembang bahwa keanekaragaman hayati
merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi sekarang dan
mendatang. Pada saat yang sama, ancaman terhadap spesies dan ekosistem tidak pernah
begitu besar seperti sekarang ini. Kepunahan spesies yang disebabkan oleh aktivitas
manusia berlanjut pada tingkat yang mengkhawatirkan.

4
Beberapa dari sekian banyak menangani masalah di bawah ini yang melatarbalakangi
konvensi ini meliputi:

• Langkah-langkah dan insentif bagi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan


keanekaragaman hayati.

• Diatur akses terhadap sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional, termasuk
Persetujuan Informasi Sebelum partai memberikan sumberdaya.

• Berbagi, dalam cara yang adil dan merata, hasil penelitian dan pengembangan dan
manfaat yang timbul dari perdagangan dan pemanfaatan lain genetik sumber daya
dengan Partai Kontraktor menyediakan sumber daya tersebut (pemerintah dan / atau
masyarakat lokal yang memberikan pengetahuan tradisional atau sumberdaya
keanekaragaman hayati dimanfaatkan).

• Akses dan transfer teknologi, termasuk bioteknologi, kepada pemerintah dan / atau
masyarakat lokal yang memberikan pengetahuan tradisional dan / atau sumber daya
keanekaragaman hayati.

• Kerjasama teknis dan ilmiah.

• Dampak penilaian.

• Pendidikan dan kesadaran publik.

• Penyediaan sumber daya keuangan.

• Pelaporan nasional pada upaya untuk melaksanakan komitmen perjanjian.

2.4 Tempat Berlangsungnya Convention on Biological Diversity

Konvensi ini dibuka untuk ditandatangani pada KTT Bumi di Rio de Janiero pada
tanggal 5 Juni 1992 dan mulai berlaku pada tanggal 29 Desember 1993. Tahun 2010
adalah Tahun Internasional Keanekaragaman Hayati. Sekretariat Konvensi
Keanekaragaman Hayati adalah titik fokus untuk Tahun Internasional Keanekaragaman
Hayati.

2.5 Anggota Convention on Biological Diversity

Convention on Biological Diversity ditandatangani oleh 168 negara dan saat ini
memiliki 193 anggota. Berikut ini merupakan daftar anggota CBD.

5
No. Negara 46. Democratic People’ Republic
of Korea
1. Afghanistan 47. Democrtaic Republic of the
2. Albania Congo
3. Algeria 48. Denmark
Andorra 49. Djibouti
4. Angola 50. Dominica
5. Antigua and Barbuda 51. Dominican Republic
6. Argentina 52. Ecuador
7. Armenia 53. Egypt
8. Australia 54. El Salvador
9. Austria 55. Equatorial Guinea
10. Azerbaijan 56. Eritrea
11. Bahamas 57. Estonia
12. Bahrain 58. Ethiopia
13. Bangladesh 59. European Community
14. Barbados 60. Fiji
15. Belarus 61. Finland
16. Belgium 62. France
17. Belize 63. Gabon
18. Benin 64. Gambia
19. Bhutan 65. Georgia
20. Bolivia 66. Germany
21. Bosnia and Herzegovina 67. Ghana
22. Botswana 68. Greece
23. Brazil 69. Grenada
24. Brunei Darussalam 70. Guatemala
25. Bulgaria 71. Guinea
26. Burkina Faso 72. Guinea-Bissau
27. Burundi 73. Guyana
28. Cambodia 74. Haiti Holy See
29. Cameroon 75. Honduras
30. Canada 76. Hungary
31. Cape Verde 77. Iceland
32. Central African Republic 78. India
33. Chad 79. Indonesia
34. Chile 80. Iran
35. China 81. Iraq
36. Colombia 82. Ireland
37. Comoros 83. Israel
38. Congo 84. Italy
39. Cook Island 85. Jamaica
40. Costa Rica 86. Japan
41. Cote d’Ivore 87. Jordan
42. Croatia 88. Kazakhtan
43. Cuba 89. Kenya
44. Cyprus 90. Kiribati
45. Czech Republic 91. Kuwait

6
92. Kyrgyzstan 139. Qatar
93. Lao People’s Democratic 140. Republic of Korea
Republic 141. Republic of Moldova
94. latvia 142. Romania
95. Lebanon 143. Russian Federation
96. Lesotho 144. Rwanda
97. Liberia 145. Saint Kitts and Nevis
98. Libyan Arab Jamahiriya 146. Saint Lucia
99. Liechtenstein 147. Saint Vincent and Grenadies
100. Lithuania 148. Samoa
101. Luxembourg 149. San Marino
102. Madagascar 150. Sao Tome and Principle
103. Malawi 151. Saudi Arabia
104. Malaysia 152. Senegal
105. Maldives 153. Serbia
106. Mali 154. Seychelles
107. Malta 155. Sierra Leone
108. Marshall Islands 156. Singapore
109. Mauritania 157. Slovakia
110. Mauritius 158. Slovenia
111. Mexico 159. Solomon Island
112. Micronesia 160. Somalia
113. Monaco 161. South Africa
114. Mongolia 162. Spain
115. Montenegro 163. Sri Lanka
116. Morocco 164. Sudan
117. Mozambique 165. Suriname
118. Myanmar 166. Swaziland
119. Namibia 167. Sweden
120. Nauru 168. Switzerland
121. Nepal 169. Syrian Arab Republic
122. Netherlands 170. Tajikistan
123. New Zealand 171. Thailand
124. Nicaragua 172. The former Yugoslav
125. Niger Republic of Macedonia
126. Nigeria 173. Timor-Leste
127. Niue 174. Togo
128. Norway 175. Tonga
129. Oman 176. Trinidad and Tobago
130. Pakistan 177. Tunisia
131. Palau 178. Turkey
132. Panama 179. Turkmenistan
133. Papua New Guinea 180. Tuvalu
134. Paraguay 181. Uganda
135. Peru 182. Ukraine
136. Philippines 183. United Arab Emirates
137. Poland 184. United Kingdom of Great
138. Portugal Britain and Northern Ireland

7
185. United Republic of Tanzania
United States of America
186. Uruguay
187. Uzbekistan
188. Vanuatu
189. Venezuela
190. Vietnam
191. Yemen
192. Zambia
193. Zimbabwe

8
2.6 Pelaksanaan Program CBD Untuk Tahun 2010

Konfrensi peserta (The Conference of the Parties) telah menetapkan tujuh program
kerja yang sesuai dengan beberapa biomassa utama di planet ini. Setiap program
mempunyai misi dan prinsip-prinsip dasar untuk memandu pekerjaan masa depan. Mereka
juga menentukan isu-isu kunci untuk dipertimbangkan, mengidentifiksasi outpu-output
yang potensial, dan menyarankan jadwal serta sarana untuk mencapainya. Pelaksanaan
program kerja bergantung kepada kontribusi dari anggota, secretariat, pemerintah terkait
dan organisasi lainnya. Secara periodic, para anggota (COP) dan SBSTTA untuk meninjau
program kerja. Adapun ketujuh program kerja adalah:

1. Keanekaragaman Pertanian

Keanekaragaman hayati pertanian tidak hanya menyediakan makanan dan


pendapatan, tetapi juga bahan baku untuk pakaian, tempat berteduh, obat-obatan,
pemeliharaan varietas baru, dan melakukan layanan lainnya seperti pemeliharaan
kesuburan tanah dan biota, serta konservasi tanah dan air, yang semuanya penting
untuk kelangsungan hidup manusia.

2. Keanekaragaman Lahan Kering dan Lembab

Keanekaragaman hayati lahan kering dan lembab menyediakan layanan


ekosistem kritis untuk mendukung dua miliar orang, 90% di antaranya hidup di
negara berkembang. Konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan dari
keanekaragaman hayati lahan kering dan lembab sangatlah penting bagi
pengembangan mata pencaharian dan pengentasan kemiskinan.

3. Keanekaragaman Kehutanan

Secara biologis hutan merupakan sistem beragam, yang mewakili beberapa


daerah biologis terkaya di bumi. Namun, keanekaragaman hayati hutan semakin
terancam sebagai akibat dari deforestasi, fragmentasi, perubahan iklim, dan tekanan
lain.

4. Keanekaragaman Air Tawar

9
Ekosistem perairan darat sering secara ekstensif dimodifikasi oleh manusia,
melebihi laut atau sistem terestrial, dan merupakan yang paling terancam dari semua
tipe ekosistem. Perubahan fisik, hilangnya habitat dan degradasi, penarikan air,
eksploitasi berlebihan, polusi dan invasi spesies asing adalah ancaman utama
ekosistem ini dan sumber daya hayati yang terkait.

5. Keanekaragaman Pulau

Pulau dan wilayah laut sekitar daerah pantai merupakan ekosistem yang unik
yang terdiri dari banyak spesies tanaman dan hewan yang endemic ditemukan di
tempat lain di bumi. Warisan sejarah evolusi yang unik, ekosistem ini adalah harta
tak tergantikan. Mereka juga menjadi kunci untuk kehidupan, ekonomi,
kesejahteraan dan identitas budaya dari 600 juta penduduk pulau (sepersepuluh dari
populasi dunia).

Island species are also unique in their vulnerability: of the 724 recorded animal
extinctions in the last 400 years, about half were island species. Spesies pulau juga
unik dalam kerentanan mereka: dari 724 kepunahan hewan yang tercatat, dalam 400
tahun terakhir, sekitar separuhnya adalah spesies pulau. Selama abad yang lalu,
keanekaragaman hayati pulau telah tunduk pada tekanan yang kuat dari invasi
spesies asing, perubahan habitat dan eksploitasi berlebihan, serta perubahan iklim
dan polusi. Tekanan ini juga sangat dirasakan oleh perekonomian pulau. Di antara
yang paling rentan dari negara-negara berkembang, pulau-pulau kecil berkembang
bergantung pada konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati
pulau untuk pembangunan berkelanjutan mereka.

6. Keanekaragaman Pesisir dan Laut

Lautan menempati lebih dari 70% dari permukaan bumi dan 95% dari biosfer.
Kehidupan di laut kira-kira 1000 kali lebih tua dari genus Homo. Ada pengakuan
bahwa belum pernah terjadi sebelumnya ancaman akibat perbuatan manusi dari
kegiatan industri seperti perikanan dan transportasi, dampak pembuangan limbah,
kelebihan nutrisi dari limpasan pertanian, dan pengenalan spesies eksotik. Jika kita
gagal untuk memahami baik kerentanan dan ketahanan hidup dari laut, sejarah
spesies manusia yang relatif singkat akan menghadapi nasib yang tragis.

7. Keanekaragaman Pegunungan
10
Gunung-gunung di dunia meliputi beberapa pemandangan paling spektakuler,
keragaman besar spesies dan tipe habitat, serta komunitas manusia yang khas.
Pegunungan terjadi pada semua benua, di semua zona lintang, dan dalam seluruh
jenis biome utama dunia. Pegunungan menyediakan air tawar bagi separuh
kehidupan manusia, dan di dapat dikatakan sebagai menara air dunia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

11
• Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan mengenai
beberapa hal, di antaranya:
• Keanekaragaman hayati atau biodiversity merupakan ungkapan pernyataan
terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang
terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem,
tingkatan jenis dan tingkatan genetika.
• Sedangkan CBD atau Convention on Biological Diversity yang dikenal sebagai
Konvensi Keanekaragaman Hayati, merupakan perjanjian internasional yang
mengikat secara hukum yang diadopsi di Rio de Janeiro pada Juni 1992 yang
diilhami oleh tumbuhnya komitmen masyarakat dunia untuk pembangunan
berkelanjutan.
• Tujuan utama dari konvensi ini adalah konservasi keanekaragaman hayati (atau
keanekaragaman hayati), pemanfaatan berkelanjutan komponen-komponennya, serta
pembagian keuntungan yang adil dan merata yang timbul dari penggunaan sumber
daya genetik.
• Jumlah anggota dari Convention on Biological Diversity saat ini berjumlah 193
negara.
• Ada tujuh program yang dicanangkan oleh CBD di tahun 2010 ini yaitu
Keanekaragaman Pertanian, Keanekaragaman Tanah Kering dan Lembab,
Keanekaragaman Kehutanan, Keanekaragaman Air Tawar, Keanekaragaman Pulau,
Keanekaragaman Pesisir dan Laut, Keanekaragaman Pegunungan.

3.2 Saran
Untuk bisa mencapai tujuan yang diharapkan dengan adanya Konvensi
Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity) ini, tentunya akan lebih
mudah apabila setiap orang turut berpartisipasi dalam proses pelaksanaan program dari
CBD ini. Oleh karenanya, mari kita mulai dari hal-hal terkecil untuk mendukung setiap
program yang dilakukan oleh CBD.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://www.cbd.int/convention/ (diakses tanggal 9 Maret 2010).

12
Anonim. http://en.wikipedia.org/ (diakses tanggal 9 Maret 2010).

13

Anda mungkin juga menyukai