Anda di halaman 1dari 69

KEBIJAKAN PELAYANAN

KESEHATAN PEDULI REMAJA DAN


INTEGRASI DENGAN PROGRAM HIV
PADA REMAJA

Subdit Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja - Kemenkes


Pada Orientasi MTPKR di Kota Samarinda, tgl 27 - 28 September 2018
Masalah Kesehatan Remaja Indonesia

Kebijakan dan Strategi

HIV Dalam Program PKPR

Pengenalan Penggunaan MTPKR


MASALAH KESEHATAN REMAJA INDONESIA
Remaja :
53 juta penduduk Indonesia
-WHO: 10-19 thn
adalah remaja (BPS, 2010)
-Permenkes No 25/2014: 10-18 thn

Faktor yg mempengaruhi perilaku beresiko remaja :


- Keterbatasan akses kepada fasilitas
- Pengetahuan dan kurangnya akses terhadap informasi kesehatan yang valid
- Kemudahan akses informasi
- Faktor lingkungan :
1.Kemiskinan
2.Turunnya moral dan nilai sosial dalam masyarakat
3.Pengaruh teman sebaya
4.Substansi, bahan bacaan dan media tontonan yang merugikan mudah didapat
 terpapar informasi salah

Undang-Undang 36 th 2009 tentang Kesehatan psl 137 : “ Pemerintah berkewajiban


menjamin agar remaja dapat memperoleh edukasi, informasi dan layanan kesehatan
remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab”
PERILAKU BERESIKO
SEKS PRANIKAH 2007 2012 REMAJA
Remaja laki-laki 3,7% 4,5%
Remaja putri 1,3% 0,7%

ALASAN MELAKUKAN SEKS PRANIKAH


70
Remaja laki-laki Penasaran/ingin tahu 57,5% 70

58
Remaja putri a. Terjadi begitu saja 38% 60

b. Dipaksa oleh 12,6% 50


42
pasangan 40
39 <20
34 33 20-29
31 31
30-39
30
25
Alkohol remaja di usia < 15 thn 24-28 % 40-49

18 17
20
13 14

Napza remaja 15-19 thn 2,8% 10

Pernah melahirkan remaja pi 15-19 thn 7% 0


NMR PNMR IMR U5MR
Riskesdas 2012
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA

Remaja Remaja
Pengetahuan Kespro (15-19 thn) laki-laki (%) putri (%)

Tahu bahwa perempuan dapat hamil 31,2 35,3


dgn 1x berhubungan seksual
Tahu bahwa penularan HIV dapat 55,3 41,2
dikurangi dengan setia pd 1 orang
pasangan yang tidak memiliki
pasangan lain
Tahu bahwa penularan HIV dapat 60,8 46
dikurangi dengan kondom
Memiliki pengetahuan komprehensif 10,6 10
mengenai HIV AIDS
Mengetahui satu/lebih gejala PMS 6,1 15,3
pada perempuan PIK KKR 10,9 11,8
Mengetahui adanya tempat layanan 5,4 7,2 PKRR-PIKER / PKPR 2 4,2
informasi dan konseling kespro remaja Tidak tahu/tdk ingat 48,5 54,4
HP dan
internet

Online
Social network
storage
Potensi Pornografi (facebook,
(yahoo,
Instagram, live
gmail, dll) Anak Usia Sekolah dan chat, video chat
Remaja Indonesia dll)

Lifesytle, pengawasan
orangtua, BLAST (Bored,
Lonely, Angry-Afraid,
Stress, Tired)
JUMLAH HIV DAN AIDS YANG DILAPORKAN PER TAHUN,
sd. MARET 2017

Sumber : Ditjen P2P, Maret 2017


SEPULUH PROVINSI YANG MELAPORKAN
JUMLAH HIV DAN AIDS TERBANYAK , JAN – MARET 2017

HIV AIDS

Sumber : Ditjen P2P, Maret 2017


PERSENTASE HIV DAN AIDS YANG DILAPORKAN
MENURUT KELOMPOK UMUR
JANUARI – MARET 2017

5-14 15-19 20-24 15-19 20-29 30-39

HIV AIDS

Sumber : Ditjen P2P, Maret 2017


JUMLAH KUMULATIF AIDS YANG DILAPORKAN
MENURUT PEKERJAAN, 1987 – MARET 2017

Sumber : Ditjen P2P, Maret 2017


PUSKESMAS TERLATIH PPIA
329

Sumber: Dit Bina kesehatan Ibu tahun 2013


CAKUPAN PUSKESMAS PKPR TAHUN 2017
CAPAIAN PKPR PER KAB/KOTA TAHUN 2017

No Provinsi Kab/Kota Absolut Capaian


1b Bali Kota Denpasar 11 100 %
2 Jawa Barat Kota Cirebon 22 100 %
3 Banten Kota Tangerang 33 100 %
4 Jawa Tengah Kab. Pati 29 100 %
5b Jawa Tengah Kab. Tegal 29 100 %
6b Kepulauan Riau Batam 17 100 %
7b DI Yogyakarta Kota Yogyakarta 10 55.56 %
8 Kalimantan Timur Kota Samarinda 0 0%
9 Jawa Timur Kota Malang 9 23,08 %
10b Sulawesi Selatan Makassar 5 11 %
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
DASAR
HUKUM PP 61 / 2014 TENTANG
KESEHATAN REPRODUKSI
UUD 1945
PERMENKO PMK 1
TAHUN 2018 TENTANG
RAN KES USEKREM 2017-
2019
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja diberikan dengan
menggunakan penerapan pelayanan kesehatan peduli remaja

Penguatan akses dan kualitas pelayanan


kesehatan yg komprehensif bagi anak
usia sekolah dan remaja
KEBIJAKAN NASIONAL PPIA (1)
(Permenkes No. 51 tahun 2013 )
1. Layanan PPIA terintegrasi dengan layanan KIA,
KB dan konseling remaja, melibatkan peran
swasta dan LSM
2. Setiap perempuan yang datang ke layanan KIA-
KB dan remaja harus mendapat informasi
mengenai PPIA.
Psl 10 Promosi Psl 11:
Kesehatan : Promosi kesehatan yg
(5) Populasi kunci terintegrasi pd pelayanan
meliputi : pengguna kesehatan diutamakan
napza suntik, wanita pada pelayanan : a)
pekerja seks (WPS) Kesehatan peduli remaja,
langsung maupun tidak b) Kesehatan reproduksi
langusng, dan KB, c) Pemeriksaan A. Tim Teknis Sub Pokja Pemberdayaan, Pencegahan dan Dukungan Berbasis Masyarakat, Termasuk
Kelompok Dukungan Sebaya

pelanggan/pasangan asuhan antenatal, d) IMS


seks WPS, gay, waria dan rehabilitasi napza, e)
laki pelanggan/pasangan tuberkulosis
seks dengan sesama laki
(LSL) dan warga binaan
lapas/rutan
SPM Bidang Kesehatan
PMK No. 43/2016
KELOMPOK
USIA
REMAJA
RPJMN, RENSTRA dan SPM Bidang Kesehatan
Untuk Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
TARGET
DOKUMEN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
Perpres no 2/ 2015 Persentase Puskesmas yang melaksanakan 30% 40% 50% 55% 60%
RPJMN 2015-2019 penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I,
VII, dan X
Kepmenkes No. Persentase Puskesmas yang melaksanakan 50% 55% 60% 65% 70%
HK.02.02/Menkes/52 penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I
/2015 Renstra Persentase Puskesmas yang melaksanakan 30% 40% 50% 55% 60%
Kemenkes 2015- penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas
2019 VII, dan X
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan 25% 30% 35% 45%
kegiatan kesehatan remaja 40%
Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet 10% 15% 20% 25% 30%
Tambah Darah (TTD)
Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 5,4%
18 tahun
Kepmenkes No. Persentase Peserta Didik kelas I dan VII 100%
43/2016 tentang Mendapatkan penjaringan kesehatan
SPM Kesehatan
HIV DIDALAM PROGRAM PKPR
CONTINUUM OF CARE PPIA
•ART
• Kespro remaja (PKPR)
•Penyiapan pengungkapan status HIV
• Konseling: Gizi
HIV/AIDS,NAPZA dll
• ABAT • ART
• Terapi • Pemantauan
Pelayanan bagi anak
ARV (ART) pertumbuhan &
• Konseling Kespro SD
• KIE Kespro Catin Pelayanan bagi anak SMP/A Pelayanan bagi perkembangan
• Pelayanan KB & remaja balita • PMT
• Perencanaan kehamilan
Pelayanan Pelayanan bagi bayi
PUS & WUS
Lansia
Pemeriksaan Persalinan, nifas &
Kehamilan neonatal • Pemberian makanan pada
bayi: ASI eksklusif
• Imunisasi dasar lengkap • Kualitas
• Persalinan aman: • ARV profilaksis • Hambat
• ANC terpadu (gizi, ATM, PTM, partus normal/SC • Kotrimoksasol profilaksis Degeneratif
IMS, imunisasi) • ART • Diagnosis HIV
• Tes HIV (TIPK) • Konseling menyusui • ART
• ART (manajemen laktasi)
• Konseling persalinan aman, • IMD
pemberian makanan pada bayi, • ASI eksklusif
KB pasca persalinan • KB pasca persalinan
Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja

Klinik Rujukan Remaja (RSCM,


RS Sayang Rakyat Kab. Maros Sulsel)

Tk PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA


Rujukan PEMBINAAN PUSKESMAS KE SEKOLAH, LKSA, LAPAS, dll

Manajemen PKPR
Tk SN PKPR
Puskesmas Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja
Modul Konselor Sebaya dll
Tk Kader Kesehatan Remaja
UKS/M :
Masyarakat • Pendidikan Kesehatan
• Pelayanan Kesehatan Saka Bhakti Husada
• Pembinaan Lingkungan
Sekolah Sehat
Posyandu Remaja
JENIS KEGIATAN
PAKET PELAYANAN PKPR
1. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (meliputi Pemberian Informasi dan Edukasi
infeksi menular seksual/IMS, HIV-AIDS) termasuk
seksualitas dan pubertas
Pelayanan Klinis Medis (termasuk
2. Pencegahan dan penanggulangan kehamilan remaja
pemeriksaan penunjang & rujukan)
3. Pelayanan Gizi (anemia, kekurangan dan kelebihan
gizi) termasuk konseling dan edukasi
4. Tumbuh kembang remaja Konseling
5. Skrining status imunisasi (TT) pada remaja
6. Pelayanan kesehatan jiwa remaja meliputi masalah Pendidikan Keterampilan Hidup
psikososial, gangguan jiwa, dan kualitas hidup
Sehat (PKHS)
7. Pencegahan dan penanggulangan Napza
8. Deteksi dan penanganan kekerasan terhadap remaja Partisipasi Remaja melalui
9. Deteksi dan penanganan tuberculosis Pembinaan Konselor Sebaya
10. deteksi dan penanganan kecacingan
Pelayanan Rujukan Medis, Sosial
dan Hukum IMAI
CONTOH ALUR PELAYANAN PKPR (1 Pintu, one stop service)
KLINIK PKPR Klien datang ( sendiri/rujukan/kunjungan ulang)
Integrasi Program

Anamnesis Rujukan Intern Rujukan luar


Algoritma Utama
Utama Keluhan Utama
(Pemeriksaan Fisik dan • RS
Lab) • KIA
• LSM
• KB • Sosial
• Lab ISR, • Hukum (LBH),
IMS, HIV UPPA
• P2TP2A (Pusat
Anamnesis Keluhan Lain/ Keluhan
• GIZI Pelayanan Terpadu
Algoritma Allternatif
HEEADSSS yang ditemukan (Pemeriksaan Fisik dan • Poliklinik Perlindungan
Lab) Perempuan dan
lainnya Anak)

Tatalaksana/ Rujuk
Pengobatan, Konseling Perlu /tidak dirujuk
Tidak

1.Klien penyakit tertentu dilayani  prosedur tetap penanganan penyakit tersebut


Daftar melalui loket khusus 2.Petugas poliklinik umum, gigi, KIA, dan poliklinik lainnya  mampu menggali masalah psikososial yg berpotensi
PKPR atau masalah khusus remaja, bila ada-poliklinik remaja untuk di konseling.
di loket umum dengan catatan 3.Petugas poliklinik yg menjaring remaja, termasuk petugas loket dan lab  harus menjaga kerahasian klien remaja.
register dipilah umur 10- 19 4.Petugas PKPR hrs menjaga kelangsungan pelayanan lengkapi rekam medik, catat hasil rujukan kasus per kasus, 25
tahun simpan dlm lemari terkunci.
Kegiatan PKPR di Luar Gedung
Promotif Preventif Kuratif Rehab
Panti/ Lembaga • Kader Kesehatan Remaja/ Konselor • Srining/Penjaringan Kesehatan/ Pemeriksaan
Kesejahteraan Sebaya, berkala, I • Layanan Rujukan
Sosial Anak • KIE / Penyuluhan Sanitasi, Napza, higiene • munisasi, Tablet Tambah Darah, ke Puskesmas
perorangan, PHBS, Kespro, Gizi, NAPZA, • PKHS,
HIV/AIDS), Konseling Sebaya, Kesling • Pemantauan penyediaan makanan (higienis,
(Pengolahan sampah, kantin, PSN) sesuai kebut energi dan nutrisi),---koordinasi
• Pemantauan kebersihan lingkungan (kamar tidur,
kamar mandi, dapur)--koordinasi

Lapas/ Rutan/ • Kader Kesehatan Remaja • Skrining Kes Andikpas baru, Pemeriksaan • Klinik Lapas, • Koord Klinik
Lembaga • KIE Sanitasi & higiene perorangan Berkala andikpas, • Pelayanan • Rehabilitasi fisik,
Pembinaan • Olahraga Rutin dan kompetisi • Imunisasi andikpas perempuan, kesehatan mental, NAPZA,
Kesejahteraan • Pencegahan NAPZA, HIV AIDS • Konseling, Tablet Tambah Darah, perorangan, perilaku seksual
Anak • PKHS • Pemantauan penyediaan makanan (higienis, • Layanan Rujukan beresiko
sesuai kebut energi dan nutrisi), ke Puskesmas
• Survei penyakit menular,
• Pemantauan pemeliharaan kesling (km tidur, km
mandi, dapur)

Posyandu • Kader Kesehatan Remaja / konselor • Skrining kesehatan termasuk pengisian • Layanan Rujukan
Remaja sebaya. kuesioner kecerdasan majemuk. ke Puskesmas
• KIE kesehatan reproduksi, jiwa dan NAPZA, • Skrining masalah psikososial remaja
gizi, aktivitas fisik pada remaja, PKHS, • Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Tekanan
penyakit tidak menular, pencegahan Darah, LILA, pengecekan tanda anemia
kekerasan pada remaja. • Pengecekan gula darah atau kolesterol jika
• Senam atau peregangan. tergolong obesitas / riwayat keluarga Diabetes
• Konseling sebaya Melitus
• Pemberian Tablet Tambah Darah.
Pelayanan Kesehatan di Panti/ LKSA, Lapas

Pemberian Informasi dan


PKPR
Edukasi

Pelayanan Klinis Medis


(termasuk pemeriksaan
Pelayanan penunjang & rujukan)
luar gedung
Rujukan
PANTI: 238.726 Konseling
LAPAS/RUTAN ANAK: 3992
JALANAN: 16.290
Anak Terlantar: 3,3 juta Pendidikan Keterampilan
Sumber kemensos 2017 dan
smslap.ditjenpas.go.id 2018 Hidup Sehat (PKHS)

Partisipasi Remaja melalui MEDIS


Pembinaan Konselor Sebaya
Pelayanan <<<
dalam gedung PSIKOSOS
Pelayanan Rujukan Medis, Sosial
dan Hukum
Sasaran Kegiatan:
POSYANDU REMAJA • Remaja usia 10-18 tahun
Struktur Organisasi
- salah satu bentuk Upaya • Ditetapkan dalam musyawarah
Kesehatan Bersumber Daya • Setiap satu kecamatan memiliki wadah untuk
Masyarakat (UKBM) kader Posyandu Remaja dari setiap kelurahan
-Jumlah kader remaja
- dikelola dan diselenggarakan Ada 8 materi utama pada meja minimal 5 orang
dari, oleh, untuk dan bersama penyuluhan: Kesehatan Reproduksi -Jumlah anggota maksimal
masyarakat termasuk remaja Remaja, Jiwa/NAPZA, Gizi, Aktivitas fisik, 50 remaja  apabila
dalam penyelenggaraan PKHS, PTM, Pencegahan Kekerasan pada terdapat >50 orang dapat
pembangunan kesehatan Remaja dan Penyuluhan terkait isu membentuk Posyandu
kesehatan saat itu. Remaja lainnya
- guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan
kemudahan dalam Menggunakan sistem 5 langkah :
memperoleh pelayanan (1) pendaftaran, (2) pengukuran, (3) pencatatan, (4) pelayanan
kesehatan bagi remaja kesehatan, (5) KIE (seperti penyuluhan, pemutaran film, bedah
- untuk meningkatkan buku, pengembangan ketrampilan / soft skill, olahraga, dll)
derajat kesehatan dan
keterampilan hidup sehat Dilaksanakan satu
remaja kali sebulan di
tempat yang mudah
dijangkau remaja.
28
PERUBAHAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS KRIDA BINA
SBH : KRIDA BINA KELUARGA SEHAT KELUARGA SEHAT

SKK LAMA : (6)


SKK BARU : (7)

1. SKK Kesehatan SKK Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir


Ibu

2. SKK Kesehatan SKK Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah


Anak

3. SKK Kesehatan SKK Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja


Remaja

4. SKK Kesehatan SKK Kesehatan Lanjut Usia


Lanjut Usia
SKK Kesehatan Kerja
5. SKK Kesehatan dan Olahraga
Gigi dan Mulut SKK Kesehatan Reproduksi

6. SKK Kesehatan
SKK Kesehatan Jiwa
Jiwa
MENDAPATKAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS
KRIDA BINA KELUARGA SEHAT

 Diadakan di Kwartir Ranting dan Cabang  Kelulusan mendapat Surat


Pendaftaran  Materi diberikan Pamong/Instruktur pernyataan Kelulusan SKK

Pelantikan
 Dewan Saka bertugas mengorganisir kegiatan dan TKK
 Pemberian TKK pd saat
Upacara
 1 SKK maksimal 2x pertemuan @2jam  Pramuka yg sudah lulus
Proses  pada pertemuan ke 3 ujian SKK wajib mengaplikasikan
belajar  Frekuensi latihan minimal 1x per minggu kecakapannya kepada
 Lokasi : di tempat yang sudah disepakati bersama masyarakat
mengajar

 Penguji oleh pamong atau instruktur


 Ujian perorangan
Ujian  1 kali pelaksanaan uji TKK untuk 1 macam TKK
mendapat  2 jenis uji SKK : uji langsung (lisan, tulisan), uji tidak langsung (penyuluhan, penugasan)
 Bahan uji dari buku SKK
TKK  Suasana ujian informal dan interaktif
 Lokasi : di tempat yang sudah disepakati
MANAJEMEN MUTU (STRATIFIKASI)

Pencapaian pelaksanaan PKPR di


Puskesmas/ FKTP di stratifikasi.
Puskesmas stratifikasi minimal memenuhi
syarat
• Memiliki tenaga terlatih/terorientasi PKPR,
• memiliki buku pedoman PKPR,
• memberikan pelayanan konseling.
Penyelarasan ?
Hasil penilaian Instrumen Pemantauan Terbatas
Standar Nasional PKPR
• PKPR strata minimal capaian penilaian SNKPR
< 60 %
• PKPR strata optimal hasil penilaian Instrumen
SN PKPR 60-79,99 %
• PKPR strata paripurna hasil penilaian
Instrumen SN PKPR ≥ 80 %
Bentuk integrasi PKPR dan HIV-AIDS
---- penguatan promotif dan preventif----

1.missed opportunity remaja yang datang ke Puskesmas


2.Melakukan HEEADSSS (Home-Education/Employment-
Eating-Activity-Drugs-Suicide-Safety-Sexuality)
3.Pelayanan konseling remaja
4.Pembinaan Kader Kesehatan Remaja/KKR
5.Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala (anak
dalam dan luar sekolah)
Buku ini berfungsi untuk membentuk pola atau alur pikir dalam menangani masalah kesehatan
remaja yang sering datang dengan satu masalah atau satu keluhan, namun terdapat berbagai
permasalahan lain di belakangnya (multiple reasons).
KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI
1. Pola makan gizi seimbang
2. Aktivitas fisik
3. Pubertas (pada laki-laki dan perempuan)
4. Aktivitas seksual
5. Kestabilan emosional
6. Penggunaan alkohol, tembakau dan zat lainnya
7. Cedera yang tidak disengaja
8. Kekerasan dan penganiayaan
9. Pencegahan kehamilan dan kontrasepsi
10. HIV
11. Rekomendasi imunisasi (IDAI)
LAMPIRAN
1. Status pasien remaja
2. Chart IMT berdasarkan umur
3. Grafik Tinggi Badan (TB) berdasarkan umur
4. Skala Tanner
5. Daerah endemik malaria
6. Status berhenti merokok
7. Kuesioner adiksi nikotin (Fagerstrom)
8. Surat izin praktik bidan dan surat ijin kerja bidan
9. Kewenangan dokter, perawat, bidan
10. Informed Consent
11. Lembar penolakan tindakan medis
PENDAHULUAN PENGGUNAAN MTPKR

36
• Merupakan rujukan praktis untuk
MTPKR menangani kesehatan remaja.

• Memberikan pelayanan yang lebih


Tujuan efektif dan sensitif terhadap remaja.

• Petugas Kesehatan di FKTP


Sasaran 1. Dokter umum,
2. Perawat dan bidan dengan
pelimpahan wewenang
Penggunaan •Penggunaan mirip dengan MTBS

Tidak memuat panduan klinis semua penyakit  bila tidak terdapat dalam
buku ini, merujuk panduan praktik klinis bagi dokter FKTP (Permenkes No 5 Thn
ALUR
PENGGUN
AAN BUKU
MTPKR

38
Algoritma
I. IDENTIFIKASI :
1. TANYA-LIHAT/RASA/DENGARMEMILAH berdasarkan
gejala
2. KLASIFIKASI dalam tiga kelompok warna;
II. TATALAKSANA, tindakan sesuai dengan klasifikasi:
1. RUJUK  keterbatasan sarana & prasarana; kompetensi &
ke-ilmuan (~ KONSULTASI);
2. Pencegahan (Nasihat, Konseling);
3. Pengobatan;
4. Koordinasi  jejaring kerja (NetWorking): lintas program,
lintas dinas, org prof/masy., institusi masy. dll.
III. PEMANTAUAN: kontrol, kapan harus segera kembali.
ALUR
PENGGUNAAN
ALGORITMA
Atasi
Remaja Atasi masalah
yang
datang keluha
dengan ditemuka
n Anamne n melalui
masalah utama sis pendekat
denga dengan an
Lihat
n HEEADSS
algoritma pendeka S dengan
yang sesuai algorit tan
: TANYA dan konseling
Tanya LIHAT /
ma HEEADS dan
dan gali RASA / yang SS algoritma
keluhan DENGAR sesuai yang
utama sesuai
Alur Penggunaan Tabel Algoritma

1. Kolom 2. Kolom 5. Kolom


LIHAT/ 3. Kolom 4. Kolom PEMANTAUAN
TANYA TATALAKSANA
RASA/DENGAR KLASIFIKASI
Arti warna dalam KOLOM-KOLOM
algoritma
• Merah: kondisi gawat darurat, harus segera dirujuk
ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan
(FKRTL)
• Kuning: masalah dapat ditangani oleh fasilitas
kesehatan di tingkat pertama dengan observasi
dan/atau tindak lanjut
• Hijau: tergolong kondisi normal ATAU masalah dapat
diselesaikan secara tuntas di fasilitas kesehatan di
tingkat pertama
SKRINING ANAMNESA HEEADSSS

44
Fenomena Gunung Es Pada
Tanpa HEEADSSS pasien hanya
Status Kesehatan Remaja diagnosa yang tertangkap hanya
dispepsia dan cephalgi-nya saja !!!
Dan Manfaat Skrining
HEEADSSS
Nyeri ulu hati Sakit kepala

Pola makan Sering melihat


tdk teratur konten pornografi
di hp
Merasa cemas
berlebih Merasa tidak
dimengerti orangtua

Rendah diri karena Rendah diri,


putus sekolah dan sulit mengambil
diajak menikah dini keputusan
Pendekatan HEEADSSS dilakukan untuk
mendeteksi masalah kesehatan remaja
yang sering tidak diungkapkan bila tidak
digali dengan baik.
APA itu Jika tidak bertanya, maka remaja tidak
ANAMNESA akan menjawab

Membina rapport dgn klien remaja


HEEADSSS
Tatalaksana HEEADSSS adalah :
?? 1. penanaman PKHS (pendidikan
ketrampilan hidup sehat) melalui
konseling dan
2. algoritma kesehatan remaja yg sesuai
dgn masalah kesehatan yg ditemukan46
Skrining anamnesis HEEADSSS

Pendekatan HEEADSSS

masalah di rumah/anggota keluarga/kerabat yang serumah


(sekolah/pendidikan)/ Employment (tempat kerja/pekerjaan)
pola makan
aktivitas sehari-hari
penggunaan rokok, alkohol, narkoba
aktivitas seksual
dorongan bunuh diri, termasuk masalah depresi pada remaja
keselamatan
Anamnesa HEEADSSS wajib dilakukan kepada pasien remaja. Bila pada kunjungan pertama, Anamnesa
HEEADSSS baru dilaksanakan sebagian, mintalah persetujuan pasien untuk melakukan kunjungan ulang
HOME
• Remaja dalam keluarga
terpecah/komunikasi
antar anggota keluarga
minimal  gangguan
emosi dan kesehatan
mental
Tiga hal utama yang perlu digali
Punya pihak
Tingkat pendukung Hal yang umumnya terjadi di rumah yang
O kenyamana
n di
dirumah
(remaja merasa
bisa menjadi “warisan” perilaku berisiko

M rumah/tem
aman, bisa
bicara secara
pat tinggal terbuka serta
E meminta tolong
pada orang
Seksualitas Drug abuse Kekerasan
tersebut)
EDUCATION AND
D EMPLOYMENT
U
C
A
T
I
O
Hal utama yang perlu digali
N
/
E Tingkat kenyamanan di sekolah/tempat
M kerja
P
L Punya pihak pendukung di sekolah/tempat kerja (remaja
O merasa aman, bisa bicara secara terbuka serta meminta tolong pada orang
ini)
Y
M Hal yang umumnya terjadi di sekolah/tempat kerja yang bisa
E menjadi “warisan” perilaku berisiko (kekerasan, penggunaan alkohol dan
N penggunaan obat terlarang, dan seksualitas)
T
EATING & EXERCISE
Bentu
k
tubuh

Pola
A Depr makan Perca petugas memeriksa kemungkinan remaja
T esi tidak ya diri memiliki masalah terkait kebiasaan/pola makan
I
sehat
N
G Psikol
ogi
Hal utama yang perlu digali
1. Kebiasaan makan Perubah Persepsi
2. Jenis makanan yang an remaja
dikonsumsi terkait tentang
3. Perilaku makan terkait berat tubuhny
dengan stress badan a
ACTIVITY

Hal yang dilakukan


remaja untuk
C menghabiskan
petugas waktu luangnya
T
memeriksa
I kemungkinan Hal utama yang Hubungan dengan
V remaja memiliki perlu digali teman-teman (teman
masalah terkait dekat, sebaya)
I aktivitas
T
Y Persepsi terhadap diri
dan teman-teman
DRUGS petugas memeriksa kemungkinan
remaja memiliki masalah terkait
risiko penyalahgunaan NAPZA

R Hal utama yang perlu


U digali
G
S

Adanya lingkungan
Perilaku konsumsi
sekitar remaja yang
NAPZA pada
mengkonsumsi
remaja
NAPZA
SEXUALITY
E
X
U Merupakan bagian paling sensitif
A karenanya perlu persetujuan dan
L
pendekatan khusus
I
T Petugas memeriksa kemungkinan
Y Hal utama yang remaja memiliki masalah terkait
perlu digali risiko terkait aktivitas seksual

Kemungkinan
Kemungkinan Kemungkinan
Adanya perilaku kekerasan
kehamilan IMS
seksual pra nikah seksual
atau perilaku
seksual berisiko
SAFETY
petugas memeriksa
kemungkinan remaja
memiliki masalah terkait
dengan keselamatan
A Hal utama yang perlu
F
digali
E
T
Y

Rasa aman remaja Rasa aman remaja


Rasa aman remaja
saat berada di saat berada di
saat berada di jalan
keluarga lingkungan (sekolah,
raya
masyarakat)
SUICIDE AND DEPRESSION

petugas memeriksa
kemungkinan remaja
memiliki masalah terkait
risiko bunuh diri dan
depresi
U
I
Hal utama yang perlu digali
C
I
D Adanya keinginan/
Kecenderungan, pola Kecenderungan, pola
E kecenderungan
dan perilaku remaja dan perilaku remaja
remaja untuk apabila sedang apabila sedang
menyakiti diri merasa sedih merasa cemas
sendiri
FORMULIR PKPR
Lembar Pencatatan
PKPR

Lembar Informed
Consent

Lembar Laporan
Bulanan
LEMBAR PENCATATAN PKPR
PENGISIAN LEMBAR PENCATATAN PKPR

123.67/18 1 5/5/18 Nadia

Puskesmas Kota T. Selor

Sinta Suriani

14 tahun / Jakarta, 20 Juni WNI


Jln. Kapuk No 5, T.Selor

02188776655 1 1
Nenek

SMPN 1 8 Pelajar

(-) SD (-) TKW


Sinta Suriani P 14 123.67/18 1 5/5/18 v

Keputihan gatal, warna putih, banyak, bau (-),


Keputihan hilang timbul ±1 bulan nyeri perut (-), seksual aktif
Abd : supel, tym,
An -/-, SI -/-, Cor dbn, pulmo dbn BU +N, NT- 40.5 150 18 Normal Normal

120/65 70 20 37

Genitalia PL : vulva tampak kemerahan


PD tidak dilakukan
Informed consent lisan (+)
(-) (-) (-)

Vaginitis kemungkinan vaginosis bakterialis dan atau trichomoniasis (Algoritma Kespro MTPKR hal 55)

Gunakan tabel pengobatan IMS MTPKR hal 64 Tawarkan tes HIV dan sifilis

Konseling IMS
Yatim, ibu TKW, tinggal dgn nenek, jarang tak
komunikasi, Nyaman tinggal dirumah, KtA (-)

tak Kerja sampingan sebagai PSK krn ingin


punya hp bagus, kondom (-), KtA (-)
Makan 2x/hr, dgn ikan/indomie, tak
sayur buah jarang
Merasa rendah diri, diri kotor, cemas
tak bila di sekolah atau dijalan krn takut ketahuan
profesi sampingannya, riwayat ingin bunuh diri (-)

Merasa cemas ditempat umum, berdebar-debar

PF dbn
Catat apa yang
Curiga gangguan cemas (Algoritma keswa hal 94) Anda kerjakan,
penyimpanan
Konseling, manajemen stress, tehnik relaksasi, obat antidepresan
form PKPR
Konseling keswa, penanaman PKHS ---- Kunjungan ulang tgl 12/5/18 terpisah
LEMBAR INFORMED CONSENT
Landasan Hukum :
1. Pasal 45 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Pasal 68 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Permenkes No 290 Tahun 2008. Tindakan medis yang beresiko
tinggi merupakan tindakan medis yang berdasarkan tingkat
probabilitas tertentu dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan

Bentuk informed consent :


a. Lisan --- tindakan non invasif
b. Tertulis --- tindakan invasif
a. Informasi / penjelasan yang cukup pada pasien dan keluarga yang
mendampinginya tentang hasil pemeriksaan : diagnosis, tatacara tindakan
medis, tujuan tindakan medis yang akan dilakukan, alternatif tindakan lain dan
resikonya, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis, perkiraan
biaya
b. Penjelasan dicatat dalam rekam medis pasien dengan mencantumkan tanggal,
waktu, nama dan tanda tangan keluarga pendamping dan saksi dari petugas
lainnya.
c. Informed Consent diberikan oleh keluarga dekat : ayah / ibu kandung atau
saudara kandung yang telah dewasa, kepala lapas (Anak Berhadapan Hukum),
kepala panti (anak di panti)
d. Dalam kondisi emergensi, pasien harus segera menerima tindakan medis dan
pasien tidak didampingi oleh keluarga, maka penjelasan dan Informed Consent
dapat diberikan kepada pasien tersebut untuk menyelamatkan jiwa pasien.
(harus disertai saksi)
LEMBAR
LAPORAN BULANAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai