Anda di halaman 1dari 21

Laporan Tahunan_Tahun 2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi penanggulanagn HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi

resiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial

dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu

dan masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan

peran aktif multipihak baik pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi

dan terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat

dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi

dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.

Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran aktif dari

kelompok populasi kunci yaitu : (1) Orang-orang beresiko tertular atau rawan tertular karena

perilaku seksual beresiko yang tidak terlindung, bertukar alat suntik tidak steril; (2) Orang-

orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan , lingkungannya rentan terhadap

penularan HIV, seperti buruh migran, pengungsi dan kalangan muda beresiko; dan (3)

ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV.

Penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B adalah penyakit menular seksual yang dapat

berakibat kecacatan serta pembiayaan tinggi. Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu

ke Anak di Indonesia cukup tinggi yaitu 0,33%, 1,7% dan 2,5%, sehingga jumlah kasus HIV,

Sifilis dan Hepatitis B pada anak cenderung meningkat. Test HIV pada Bumil dan pemberian

ARV pada Bumil dengan HIV sejak trimester pertama kehamilan akan menurunkan jumlah

bayi lahir dengan HIV. Jika Ibu Hamil yang terinfeksi Sifilis tidak diobati dengan adekuat

maka 67% kehamilan akan berakhir dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital pada

neonatal. Infeksi Hepatitis B pada bayi meningkatkan resiko kematian pada dewasa muda.

Dalam menghadapi epidemilogi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan

penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi,

untuk menghasilkan program yang cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 1


Laporan Tahunan_Tahun 2021

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

Tujuan Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak adalah untuk

menurunkan angka kematian dan kecacatan, meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia dan menekan pembiayaan pelayanan kesehatan.

Tujuan khusus
- menemukan kasus baru penderita HIV, Sifilis atau Hepatitis B
- pencegahan penularan penyakit dari ibu ke anak
- meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan tertular
tentang HIV, Sifilis dan Hepatitis B

1.3 Ruang Lingkup

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada orang dengan resiko terinfeksi HIV

(partner notifikasi, warga binaan permasyarakatan, man sex man, waria, pengguna narkoba

suntik, pasien IMS, pasien TB, wanita penjaja sexs dan ibu hamil).

3.1 Mortalitas (Angka Kematian)

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian

kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga

dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan

program pembangunan kesehatan lainnya.

Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai

penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Secara umum kejadian kematian

pada manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari

gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri-

sendiri atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Angka kematian

pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 2


Laporan Tahunan_Tahun 2021
Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang

terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah ini.

3.1.1. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) adalah banyaknya bayi yang meninggal

sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Pentingnya mengetahui angka kematian bayi (AKB) adalah untuk mengetahui

gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Hal ini desebabkan oleh faktor-

faktor yang berkaitan dengan kematian bayi antara lain tingkat pelayanan ante natal, status

gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA-KB, serta lingkungan dan sosial ekonomi.

Grafik 3.1. Jumlah Kematian Bayi (per 1000 kelahiran)


Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2017 s/d 2021

25

20
Jumlah Kematian Bayi
15 Tahun 2016 s/d 2020
13,5
10
8,4 8,04 8,2 8,4 Kematian Bayi Per 1000
5 Kelahiran Hidup
7
4 4 5 5
0
2016 2017 2018 2019 2020

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 3


Laporan Tahunan_Tahun 2021
Sumber: Program KIA Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2021

.Tahun 2017 jumlah kelahiran hidup sebesar 515 orang dengan bayi mati berjumlah 7

orang dan angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup sebanyak 13,5. Tahun 2018 jumlah

kelahiran hidup sebesar 497 orang dengan jumlah bayi mati 4 orang dan angka kematian

bayi per 1000 kelahiran hidup sebanyak 8,04.dan Tahun 2019 jumlah kelahiran hidup

sebesar 608 orang dengan jumlah bayi mati 5 orang dan angka kematian bayi per 1000

kelahiran hidup sebanyak 8,2.Tahun 2020 jumlah kelahiran hidup sebesar 592 dengan

jumlah bayi mati 5 orang dan angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup sebanyak 8,4.

Tahun 2021 jumlah kelahiran hidup 515 dengan jumlah kematian bayi 6 orang.

3.1.2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA)

Angka Kematian Anak Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal

sebelum mencapai usia 5 tahun, yang dinyatakan dengan angka kematian anak balita per

1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan peluang terjadinya kematian pada fase

antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.

Manfaat dari indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak

dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal

termasuk pemeliharaan kesehatannya.

Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu

sangat tinggi dengan nilai >140, tinggi dengan nilai 71-140, sedang dengan nilai 20-70 dan

rendah dengan nilai < 20.

Grafik 3.2. Jumlah Kematian AKABA (per 1000 kelahiran hidup)


Puskesmas Sungai dareh Tahun 2016 s/d 2020

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 4


Laporan Tahunan_Tahun 2021

15
13
11
Jumlah Kematian Anak
9
Balita Tahun 2016 s/d
7 2020
5
3
1 1,6
1
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2021

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di

Puskesmas Sungai Dareh pada 5 (lima) tahun terakhir pada tahun 2016, 2017 dan 2018

tidak ada kematian anak balita.dan tahun 2021 angka kematian anak balita berjumlah

4orang dengan angka kematian anak balita per 1 000 kelahiran hidup sebesar 1,6.Tahun

2020 angka kematian anak balita juga tidak ada.

Jika dilihat pada nilai normatif yang ditetapkan dalam MDGs, AKABA pada 5 (lima)

tahun terakhir di Puskesmas Sungai Dareh dikategorikan rendah yaitu <20.

3.1.3. Jumlah Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu atau juga disebut Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah

satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI

menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait

dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus

insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)

tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 5


Laporan Tahunan_Tahun 2021
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.

Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama

kehamilan dan melahirkan.

Angka Kematian Ibu (AKI) Puskesmas Sungai Dareh per 100.000 kelahiran hidup

selama 5 (lima)tahun terakhir, ini dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

3.2. Status Gizi

Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara

umum. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain Bayi

dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) dan status gizi balita.

Cara paling mudah untuk mengetahui status gizi balita ialah dengan melihat status

berat badan mereka di Kartu Menuju Sehat (KMS).jika berat badan anak tersebut mengikuti

garis pertumbuhan (warna yang sama) atau berpindah ke warna yang ada diatasnya maka

status gizi anak tersebut bisa dipastikan dalam kondisi baik.atau melihat kenaikan Berat

Badan Minimal (KBM) anak setiap bulan. Standar KBM setiap bulan juga tercantum di KMS.

Akan tetapi, KMS hanya menggambarkan 1 (satu) indikator dari 3 (tiga) indikator

status gizi pada balita,yaitu hanya indikator BB/U (berat badan menurut umur),sedangkan

indikator lainnya seperti BB/TB (berat badan menurut tinggi badan) dan TB/U (tinggi badan

menurut umur) tidak dapat dicover oleh KMS. Ketiga indikator tersebut sangat penting

diketahui guna untuk mengidentifikasi secara mendalam penyebab dari masalah gizi yang

dialami oleh seorang balita,apakah kronis atau akut,sehingga memungkinkan seorang

tenaga kesehatan menetapkan rencana intervensi yang tepat.

Menghitung satus gizi dengan menghitung nilai Z-Score merupakan salah satu cara

dan paling sering digunakan dalam menghitung status gizi balita. Hingga saat ini telah

tersedia baku standar untuk ketiga indeks status gizi tersebut yang dikeluarkan oleh WHO.

Tabel 3.4
Klasifikasi Status Gizi Balita

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 6


Laporan Tahunan_Tahun 2021
Berdasarkan Hasil Penimbangan Massal
Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2020

STATUS GIZI (BB/U)

Kategori Frekuensi

Gizi Buruk 13

Gizi Kurang 58

Gizi Baik 743

Gizi Lebih 5

STATUS GIZI (TB/U)

Kategori Frekuensi

Gemuk 15

Pendek 106

Normal 700

STATUS GIZI (BB/TB)

Kategori Frekuensi

Kurus Sekali 2

Kurus 97

Normal 684

Gemuk 15

3.2.1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Grafik 3.8 Cakupan Bayi dengan BBLR


Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2016 s/d 2020

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 7


Laporan Tahunan_Tahun 2021

10

8
Cakupan
6 Bayi BBLR

4
2,5 2,8
2 2,2

0,6 0,6
0
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2020

Dari grafik di atas terlihat gambaran persentase bayi dengan BBLR di Puskesmas

Sungai Dareh pada tahun 2016 angka persentase bayi BBLR 2,5%. tahun 2017 presentase

bayi dengan BBLR turun menjadi 0,6 %. Dan tahun 2018 persentase bayi dengan BBLR

masih 0,6%.Tahun 2019 persentase bayi dengan BBLR naik sebesar 2,8%.Tahun 2020

persentase bayi dengan BBLR sebesar 2,2 %.

3.2.2. Jumlah Balita dengan Gizi Buruk dan yang mendapat perawatan

Cakupan penimbangan balita di Posyandu merupakan indikator yang berkaitan

dengan cakupan pelayanan gizi pada balita. Berdasarkan laporan dari Program Gizi

Puskesmas Sungai Dareh Jumlah kasus balita gizi buruk yang ditemukan dalam 5 (Lima)

tahun terakhir adalah tahun 2016 sebanyak 39 orang, sedangkan pada tahun 2017

berjumlah 26 orang. tahun 2018 menurun menjadi 23 orang. Dan tahun 2019 gizi buruk

yang mendapat perawatan 2 orang.Tahun 2020 sebanyak 2 orang. Dalam hal ini petugas

sangat diharapkan untuk melakukan pembinaan terhadap kader posyandu, keluarga dan

masyarakat bahwa pentingnya posyandu bagi balita guna memantau pertumbuhan dan

perkembangan balitanya setiap bulan.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 8


Laporan Tahunan_Tahun 2021

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, atau masyarakat serta swasta untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah

kesehatan.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah, atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta pencegahan dan menyembuhkan penyakit serta pemulihan kesehatan perorangan.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 9


Laporan Tahunan_Tahun 2021
Berikut diuraikan situasi upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas Sungai Dareh

Kecamatan Pulau Punjung.

1.1. Pelayanan Kesehatan

1.1.1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K4

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk

ibu selama masa kehamilan, sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan

pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan

dan perawat.

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. K1 dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil

yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dengan jumlah

sasaran ibu hamil yang ada dan K4 dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan antenatal minimal 4 kali sesuai dengan standar oleh tenaga

kesehatan dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada.

Tabel 4.1. Persentase Cakupan K1-K4


Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2016 s/d 2020

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 10


Laporan Tahunan_Tahun 2021

100
88,290,4 89,2 90,1
90
81,8 80,3 80,6
80 76,9 76,9
68
70
60
K1
50
40
K4
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat persentase cakupan K1 pada tahun 2016 persentase

cakupan k1 berjumlah 88,2%. tahun 2017 cakupan k1 mengalami penurunan sebesar 81,8%

sedangkan pada tahun 2018 cakupan K1 mengalami peningkatan menjadi 89,2 %. tahun

2019 persentase cakupan k1 meningkat menjadi 90,1 %.Tahun 2020 cakupan K1 sebesar

80,6 % dan cakupan K4 pada tahun 2016 cakupan k4 sebesar 90,4%. Sedangkan tahun

2017 cakupan K4 menurun menjadi 68 %. pada tahun 2018 cakupan K4 sebesar 76,9 %.

Tahun 2019 cakupan k4 meningkat sebesar 80,3%.Tahun 2020 cakupan k4 sebesar 76,9

%.

1.1.2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Periode persalinan merupakan periode yang berkontribusi besar terhadap angka

kematian ibu di Indonesia. Dalam target MDGs, salah satu upaya yang dilakukan untuk

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 11


Laporan Tahunan_Tahun 2021
meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang

aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan.

Pada grafik berikut dapat dilihat persentase jumlah persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan selama 5 ( lima ) tahun terakhir.

Grafik 4.2.
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2016 s/d 2020

100
90
80 82,4 84
78,5
70 72 70,3
60 Persentas
50 e Linakes
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2020

Dari grafik diatas memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan di Puskesmas Sungai Dareh pada Tahun 2016 berjumlah 78,5 %, dan tahun 2017

terjadi penurunan sebesar 72 % dan Tahun 2018 berjumlah 70,3 %. Tahun 2019 cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat menjadi 82,4 %.Tahun 2020

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 84 %.

1.1.3. Cakupan Pelayanan Nifas

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6

jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 12


Laporan Tahunan_Tahun 2021
Persentase pelayanan ibu nifas di Kabupaten Dharmasraya 3 (tiga) tahun terakhir

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Persentase Pelayanan Ibu Nifas


Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2016 s/d 2020

100 96,8

90 82,4 84
80 71,8 70,2
70
60
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2016 sebesar 96,8%. Tahun 2017

persentase pelayanan ibu nifas turun menjadi 71,8 %. Dan tahun 2018 sebesar 70,3

%.sedangkan tahun 2019 persentase pelayanan ibu nifas meningkat menjadi 82,4 %.Tahun

2020 persentase pelayanan ibu nifas sebesar 84 %.

1.1.4. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil

Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut

Clostridium tetani. Tetanus juga dapat menyerang bayi baru lahir (Tetanus neonatorum)

pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Tetanus merupakan salah satu penyebab

kematian bayi di Indonesia.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 13


Laporan Tahunan_Tahun 2021
Pada Puskesmas Sungai Dareh Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil

Tahun 2017 sebesar 29,9 %. Dan Tahun 2018 juga menurun menjadi 18,5 %.sedangkan

tahun 2019 persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil meningkat menjadi 84,4

%.Tahun 2020 persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil sebesar 17,7 %.

1.1.5. Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe

Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang

disebabkan karena kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut.

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia.

Penanggulangan masalah anemia saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah

darah (Fe) pada ibu hamil. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah

selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 4.4. Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe


Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2016 s/d 2020

100 88,290,4 89,3 90,2


90 81,8 76,9 80,3 80,676,9
80 67,7
70 FE 1
60
50 FE 3
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Program Gizi Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2020

Dari grafik diatas dapat dilihat pada tahun 2017 persentase ibu hamil yang mendapat

tablet tambah darah FE 1 81,8 % dan FE 3 67,7 %. Tahun 2018 persentase ibu hamil yang

mendapat tablet tambah darah FE 1 89,3 % dan FE 3 76,9 %. tahun 2019 persentase ibu

hamil yang mendapat tablet FE 1 dan FE 3 mengalami peningkatan sebesar FE 1 90,2 %

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 14


Laporan Tahunan_Tahun 2021
dan FE 3 80,3 %. tahun 2020 persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah

FE 1 sebesar 80,6 % dan FE 4 sebesar 76,9%.

1.1.6. Cakupan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus yang Ditangani

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan

Puskesmas, ibu hamil yang memiliki resiko tinggi dan memerlukan pelayanan kesehatan,

karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu

dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.

Neonatus resti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir,

BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatus resti/komplikasi

yang di tangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga

kesehatan yang terlatih.

Resti/Komplikasi adalah keadaan penyimpangan normal, yang secara langsung

menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Grafik di bawah ini memperlihatkan cakupan penanganan komplikasi kebidanan

menurut wilayah kerja Puskesmas pada tahun 2016,2017,2018,2019 dan 2020

Grafik 4.5. Persentase Bumil & Neonatal Resti/Komplikasi yang di Tangani


Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2016 s/d 202

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 15


Laporan Tahunan_Tahun 2021

99,8
100
91,3
90 87,1
80,3
80

70
Bumil Resti
60

50 Neonatal
40 36,3 Resti

30 27,2
21,6 23,2
20

10 5,6

0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Program KIA Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2020

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persentase bumil resti pada tahun 2016

sebesar 80,3 %,Tahun 2017 persentase bumil resti menurun drastis menjadi 36,3%. Tahun

2018 persentase bumil resti sebesar 87,1 %.Tahun 2019 persentase bumil resti meningkat

sebesar 119,8%.Tahun 2020 persentase bumil resti sebesar 91,3% Sedangkan Neonatal

resti yang dilayani tahun 2016 sebesar 99,8% sedangkan tahun 2017 neonatal resti menjadi

27,2%.Tahun 2018 menurun lagi menjadi 21,6 %. Tahun 2019 neonatal resti berjumlah 23,2

%.Tahun 2020 neonatal resti berjumlah 5,6%.

1.1.7. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas

(Bufas)

Tujuan pemberian kapsul vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan

mencegah kekurangan vitamin A. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah

kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan)

diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 16


Laporan Tahunan_Tahun 2021
A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI agar bayi memperoleh

vitamin A yang cukup melalui ASI.

Persentase cakupan pemberian vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas pada tahun

2016,2017,2018,2019 dan 2020 di Puskesmas Sungai Dareh dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.

Grafik 4.6. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita
Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2016 s/d 2020

100 99,6
96,5
100 90,9
100 86,2
90
86,5 83,3 93,2
80 72
70
Vit.A Bayi
60
50 Vit.A Anak
40 Balita
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Program Gizi Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2020

Dari grafik diatas terlihat cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita

tahun 2016 lebih dari 100% sedangkan Tahun 2017 cakupan pemberian vitamin A pada bayi

berjumlah 86,5% dan pada anak balita berjumlah 90,9%.Tahun 2018 cakupan pemberian

vitamin A pada Bayi menurun sebesar 72 %, pada anak Balita sebesar 83,3 %. Tahun 2019

cakupan pemberian vitamin A pada bayi berjumlah 86,2,pada anak balita sebesar 93,2

%.Tahun 2020 cakupan pemberian vitamin A pada bayi sebesar 96,5% dan pemberian

vitamin A pada anak balita sebesar 99,6%.

Grafik 4.5 Cakupan Pemberian Vitamin A Bufas dan FE Bufas


Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2016 S/d 2020

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 17


Laporan Tahunan_Tahun 2021
100 96,8
90 84,1
80,3
80 71,8 70,3
70
60
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan pemberian Kapsul Vitamin A Bufas

dan FE Bufas pada tahun 2016 cakupan pemberian Kapsul Vitamin A bufas dan FE Bufas

sebesari 96,8% dan tahun 2017 terjadi penurunan menjadi 71,8 %. Tahun 2018 cakupan

pemberian Kapsul Vitamin A bufas dan FE Bufas yaitu 70,3 %. Dan tahun 2019 cakupan

pemberian kapsul vitamin A bufas dan FE Bufas sebesar 80,3 %. Tahun 2020 cakupan

pemberian kapsul vitamin A bufas dan FE Bufas sebesar 84,1%

Meskipun secara keseluruhan di Puskesmas Sungai Dareh untuk Vitamin A bayi

sudah mencapai target namun tetap dilakukan upaya-upaya peningkatan distribusi melalui

promosi maupun penyuluhan dan kegiatan sweeping perlu terus dilakukan agar seluruh

sasaran tetap mendapat kapsul Vitamin A dan tablet FE.

1.1.8. Cakupan Kunjungan Neonatus

Pelaksanaan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan

pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Bayi

sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan

paling tinggi.

Grafik 4.9
Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 18
Laporan Tahunan_Tahun 2021
Cakupan Kunjungan Neonatus Puskesmas Sungai Dareh
Tahun 2016 s/d 2020

10099,8
100 99,2
99,8 100
90 99,8 98,2 99,3

80 80,6

70 77,3

60
KN 1 KN LENGKAP
50

40

30

20

10

0
2016 2017 2018 2019 2020

Pencapaian pelayanan kesehatan bayi yaitu cakupan kunjungan naonatus pertama

(KN1) pada tahun 2016 berjumlah 99,8% dan tahun 2017 sebanyak 80,6 %. Pada Tahun

2018 KN1 terjadi peningkatan sebesar 99,2 %. Tahun 2019 cakupan kunjungan naonatus

pertama (KN1) berjumlah 100%. tahun 2020 cakupan kunjungan naonatus pertama (KN1)

berjumlah 100% sedangkan cakupan kunjungan neonatus lengkap (KN Lengkap) tahun

2016 berjumlah 99,8%. Namun tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 77,7% dan

Tahun 2018 KN lengkap sebesar 98,2 %. Sedangkan tahun 2019 cakupan kunjungan

neonatus lengkap (KN Lengkap ) sebesar 99,3%.Tahun 2020 cakupan kunjungan neonatus

lengkap (KN Lengkap ) sebesar 99,8 %.

1.1.9. Cakupan Kunjungan Bayi

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 19


Laporan Tahunan_Tahun 2021
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan di

sarana pelayanan kesehatan seperti Polindes, Pustu, Puskesmas maupun Rumah Sakit.

Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar, deteksi dini

tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Pada tahun 2016

cakupan kunjungan bayi sebesar 97%, tahun 2017 cakupan kunjungan bayi sebesar 89,2%.

Tahun 2018 kunjungan bayi menjadi 69,8%. Tahun 2019 cakupan kunjungan bayi sebesar

82%. Tahun 2020 cakupan kunjungan bayi sebesar 87,8% seperti terlihat pada grafik

dibawah ini.

Grafik 4.10
Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2016 s/d 2020

97
100
89,2 87,8
90 82
80
69,8
70
60
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

BAB VI
PENUTUP

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 20


Laporan Tahunan_Tahun 2021

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Sungai Dareh ini menjadi paket sajian data dan

informasi yang sangat penting dan dapat digunakan baik oleh jajaran kesehatan, lintas

sektor,Lintas Program maupun masyarakat. Namun disadari pula bahwa data dan informasi

kesehatan dalam profil ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan sesuai yang diharapkan

berbagai pihak. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh

ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang kondisi

pembangunan kesehatan di Puskesmas Sungai Dareh serta dapat dipergunakan sebagai

media untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program

pembangunan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Dareh.

Hingga tahun 2020 ini berbagai peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah

dicapai sebagai hasil pembangunan kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum,

perbaikan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Sungai

Dareh.

Demikian penyajian profil kesehatan Puskesmas Sungai Dareh tahun 2020, semoga

narasi dan lampiran ini dapat memenuhi kebutuhan akan data dan informasi kesehatan

untuk melihat seberapa jauh perubahan yang telah dicapai dari tahun ke tahun terhadap

pembangunan kesehatan secara menyeluruh.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya 21

Anda mungkin juga menyukai